2015 PERANAN PROGRAM ADIWIYATA DALAM MEMBINA KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN SISWA DI SMP NEGERI 6 BANDUNG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Septi Rotari, 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Isu tentang lingkungan hidup merupakan salah satu perhatian utama dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dan nyaman untuk kegiatan belajar mengajar di sekolah. Karim (2012:5) menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini akan diuraikan latar belakang, identifikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. kewibawaan guru di mata peserta didik, pola hidup konsumtif, dan sebagainya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dikenal sebagai satu wadah untuk membangun dan

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan untuk memanfaatkan sumber daya alam yang terkandung di

BAB I PENDAHULUAN. Akhlak sebagai potensi yang bersemayam dalam jiwa menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lingkungan hidup merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. diwujudkan sebagai bentuk kebersamaan antara dunia pendidikan dan

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai makhluk hidup manusia dituntut memiliki perilaku yang lebih baik dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lingkungan hidup sebagai sumber kehidupan saat ini mendapat perhatian

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHLUAN. A. Latar Belakang Masalah. Isu tentang lingkungan hidup merupakan salah satu perhatian utama dunia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber

PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mendapatkan pekerjaan yang baik. Sekolah harus mampu mendidik peserta didik

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. diciptakan, firman Allah dalam surat Al Baqarah ayat 117:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara etimologi, istilah karakter berasal dari bahasa latin character, yang

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu kelompok masyarakat maupun bangsa sekalipun. Peradaban suatu

BAB I PENDAHULUAN. produktif secara sosial dan ekonomis. Masyarakat berperan serta, baik secara perseorangan

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia ini. Setiap hari selalu mendapatkan berita-berita tentang kerusakan

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Raden Roby Maulidan, 2014 Kesiapan Warga Kampus UPI Menuju ECO-Campus

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan terdiri dari tiga definisi yaitu secara luas, sempit dan umum.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. PBB tentang lingkungan hidup pada bulan Juni Pemerintah Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan hidup merupakan semua benda, dan kondisi yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan, karena

BAB I PENDAHULUAN. didik. Tujuan yang diharapkan dalam pendidikan tertuang dalam Undang-undang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting bagi manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran, kerusakan lingkungan serta sumber daya dan konservasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses pembelajaran, guru

BAB I PENDAHULUAN. menciptakaniklim budaya sekolah yang penuh makna. Undang-Undang

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sangat pesat dari waktu ke waktu. Sehingga saat ini. semakin maju taraf hidup dan kesejahteraan penduduknya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan suatu lembaga khususnya disekolah. Di Indonesia sendiri

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan lingkungan hidup. Afandi (2013) mengatakan bahwa pendidikan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2017 TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

DWIJACENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan metode pengajaran yang efektif dan efisien, kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. asusila, kekerasan, penyimpangan moral, pelanggaran hukum sepertinya sudah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui. pasal 4 tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

I. PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kota-kota seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Nilai karakter merupakan sebuah istilah yang semakin hari semakin

BAB I PENDAHULUAN. tonggak majunya suatu negara. Diera globalisasi ini pendidikan semakin

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 87 TAHUN 2008 TENTANG

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. nasional sedang menggalakan pendidikan berbasis karakter. Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Venty Fatimah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi pendidikan merupakan hal yang sangat fundamental bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa, dan negara. Pasal 4 menjelaskan pula bahwa. warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. dijelaskan secara jelas pada uraian berikutnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. semangat dalam praksis pendidikan di Indonesia. Sejak awal kemerdekaan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neni SUharjani, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah mengungkapkan Pancasila sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia,

PENANAMAN ETIKA LINGKUNGAN MELALUI SEKOLAH PERDULI DAN BERBUDAYA LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang tercantum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. urgensinya belum dimaksimalkan seperti zaman modernisasi sekarang. Undang-

BAB V PENUTUP. Dari rangkaian pembahasan yang telah dipaparkan di atas,

2015 PENERAPAN METODE TIMED PAIR SHARE UNTUK MENUMBUHKAN SIKAP DEMOKRATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lingkungan hidup merupakan segala sesuatu yang berada di bumi, yang terdiri dari komponen biotik maupun abiotik. Lingkungan hidup abiotik terdiri dari tanah, air, udara dan matahari. Adapun yang dimaksud lingkungan hidup biotik yaitu terdiri dari makhluk hidup seperti tumbuhan, hewan dan manusia. Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009, tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Bab 1 Pasal 1 dirumuskan bahwa: Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Menurut Otto Soemarwoto dalam (Nursid Sumaatmadja, 2012, hlm. 80) menyatakan bahwa: Environment adalah istilah Inggris untuk lingkungan. Di Indonesia banyak digunakan istilah lingkungan hidup atau lingkungan. Yang dimaksud dengan lingkungan suatu organisasi hidup ialah segala sesuatu di sekeliling organisme itu yang berpengaruh pada kehidupannya. Lingkungan hidup erat kaitannya dengan manusia, karena ia memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Lingkungan hidup selain menjadi tempat tinggal bagi manusia, ia juga digunakan sebagai pemuas kebutuhan manusia, misalnya pohon ditebang untuk diolah menjadi barang-barang rumah tangga. Pemanfaatan lingkungan hidup bagi kebutuhan manusia harus diimbangi dengan pengelolaan yang baik, maka akan tercipta keseimbangan dalam kehidupan. Keseimbangan antara keberadaan lingkungan hidup dan aktivitas manusia dapat menciptakan kehidupan yang harmoni. Kehidupan harmoni berarti adanya keselarasan antara lingkungan hidup sebagai tempat tinggal manusia dengan

2 kualitas udara, air dan tanah yang baik bagi manusia, serta aktivitas manusia yang ramah terhadap lingkungan dan pengelolaannya. Apabila keseimbangan ini dapat berlangsung dengan baik, maka idealnya lingkungan hidup memiliki kualitas tinggi, misalnya tanah subur, udara sejuk, air berlimpah, hutan hijau, dan keanekaragaman spesies tanaman dan hewan akan terhindar dari kepunahan. Lingkungan hidup berkualitas hanya dapat tercipta apabila manusia sebagai makhluk hidup yang memiliki kelebihan dari makhluk hidup lainnya dapat menjaga dan mengelolanya dengan baik. Pengelolaan dan penjagaan tersebut dapat dilakukan apabila manusia memiliki kesadaran akan pentingnya lingkungan hidup sebagai penyeimbang kehidupan. Sebagaimana dikemukakan oleh Mellyana dkk. (2013, hlm. 4-5) bahwa kesadaran lingkungan adalah perubahan dalam diri seseorang atau kelompok orang yang terwujud dalam pemikiran, sikap dan tingkah laku yang bertanggung jawab dalam pemanfaatan lingkungan. Kesadaran lingkungan dapat diperoleh salah satunya melalui pendidikan di lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah merupakan segala sesuatu yang berada di sekolah, baik bangunan, tanaman, udara, tanah, air dan lain sebagainya. Unsur-unsur lingkungan sekolah saling mempengaruhi satu sama lain dalam proses pendidikan. Lingkungan dalam dunia pendidikan didefinisikan oleh Ngalim Purwanto (2009, hlm. 63) yang mengungkapkan bahwa Dalam pendidikan, lingkungan merupakan setiap pengaruh yang terpancar dari orang-orang lain, binatang, alam, kebudayaan, agama, adat istiadat, iklim dan sebagainya, terhadap diri manusia yang sedang berkembang. Penjelasan tersebut mengungkapkan bahwa lingkungan hidup tidak dapat dipisahkan dari pendidikan, karena keduanya merupakan satu kesatuan utuh salah satunya dapat berupa pendidikan lingkungan hidup. Nurjhani dalam (Lendrawati dkk, 2013, hlm. 24) mengemukakan bahwa Pendidikan lingkungan hidup dibutuhkan dan harus diberikan kepada anak sejak dini agar mereka mengerti dan tidak merusak lingkungan. Hal ini dipengaruhi beberapa aspek antara lain: (a) Aspek Kognitif, pendidikan lingkungan hidup mempunyai fungsi untuk meningkatkan pemahaman terhadap permasalahan lingkungan. (b) Aspek Afektif, pendidikan lingkungan hidup berfungsi meningkatkan penerimaan, penilaian dalam

3 menata kehidupan dalam kesalarasan dengan alam. (c) Aspek Psikomotorik, pendidikan lingkungan hidup berperan meniru, memanipulasi dalam upaya meningkatkan budaya mencintai lingkungan. Secara umum, lingkungan hidup merupakan suatu pengaruh dalam proses perkembangan manusia. Proses perkembangan manusia dapat dilakukan di keluarga sebagai elemen utama pembentuk kepribadian seseorang, sekolah dan masyarakat. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memegang peranan penting dalam proses perkembangan manusia dengan cara mengembangkan dan membina potensi, minat serta karakter siswa sehingga dapat menghasilkan sumber daya manusia yang bermakna bagi pembangunan nasional. Pembangunan nasional dan pendidikan yang berkualitas akan muncul dari sekolah yang menyeimbangkan antara pengembangan ilmu pengetahuan dengan pembinaan karakter siswa. Adapun yang dimaksud dengan karakter dikemukakan oleh Dharma Kusuma dkk (2012, hlm. 11) bahwa suatu nilai yang diwujudkan dalam bentuk perilaku anak itulah yang disebut karakter. Definisi lain secara khusus diungkapkan oleh Zaenul, F (2012, hlm. 20-21) bahwa Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan, yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat. Pembinaan karakter merupakan suatu proses berkelanjutan yang dilakukan seseorang sebagai suatu identitas diri. Pembinaan karakter diperoleh melalui proses pendidikan baik secara formal dan informal, secara langsung melalui proses pembelajaran, pengalaman hidup dan tempat tinggal. Pembinaan karakter dalam pendidikan dijelaskan pula dalam Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1, yang menyatakan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Zaenul, F (2012, hlm. 20) menyatakan bahwa dalam

4 penjelasan tujuan pendidikan nasional salah satunya adalah kepribadian, karena dalam kamus Psikologi, arti karakter adalah kepribadian ditinjau dari titik tolak etis atau moral. Karakter yang baik dapat dimiliki dengan pembinaan yang dilakukan sejak usia dini. Pembinaan karakter yang dilakukan di sekolah dapat diberikan kepada siswa melalui berbagai cara baik melalui pengintegrasian dengan setiap mata pelajaran, maupun aktivitas di luar pembelajaran seperti pembiasaan di lingkungan sekolah. Karakter yang perlu dimiliki oleh siswa terdiri dari 18 nilai karakter yang dikembangkan di sekolah. Berikut merupakan 18 nilai karakter yang harus dikembangkan disekolah dijelaskan oleh Zaenul, F (2012, hlm. 40) yaitu, religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat atau komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggung jawab. Salah satu dari nilai karakter adalah karakter peduli lingkungan. Karakter peduli lingkungan sangat penting dimiliki oleh siswa. Pada dasarnya sekolah merupakan suatu sistem sosial dimana siswa melakukan interaksi sosial dengan guru, teman sebaya, dan lingkungan hidup. Dengan demikian lingkungan hidup tidak dapat dipisahkan dari aktivitas siswa. Sebagaimana dikemukakan oleh Andriana Marsianti (2014) yang dilansir dalam http://www.rakyatpos.com bahwa Karakter peduli lingkungan yaitu suatu sikap yang dimiliki seseorang untuk memperbaiki dan mengelola lingkungan secara benar dan bermanfaat sehingga dapat dinikmati secara terus menerus tanpa merusak keadaannya, turut menjaga dan melestarikan sehingga ada manfaat yang berkesinambungan. Kepedulian lingkungan merupakan sikap yang dimiliki seseorang dalam bertindak terhadap lingkungannya seperti mengelola, menjaga dan melestarikan. Pembinaan karakter peduli lingkungan dibentuk melalui pengetahuan, sikap dan tindakan. Namun, pada kenyataannya hingga saat ini karakter kepedulian siswa belum menunjukan karakter yang baik. Aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari masih belum mencerminkan kepedulian lingkungan, misalnya seperti

5 membuang sampah tidak pada tempatnya, penggunaan teknologi canggih yang tidak ramah lingkungan, pemakaian kendaraan bermotor yang mengakibatkan polusi, serta penebangan hutan yang dilakukan terus menerus, sehingga mengakibatkan hutan menjadi gundul. Aktivitas-aktivitas tersebut mengakibatkan kondisi lingkungan hidup yang semakin memprihatinkan. Menurut I Gusti Putu Diva Awatara (2011, hlm. 105) menyatakan bahwa kerusakan lingkungan yang terjadi saat ini juga bersumber dari kesalahan perilaku manusia terhadap cara pandang dan kesalahan eksplorasi sumber daya alam. Hasil dari sebuah penelitian dalam buku Islamic Green Living (2011, hlm. vi) mengungkapkan bahwa akibat dari aktivitas transportasi yang ada di kota-kota besar Indonesia pada tahun 90-an saja telah menunjukan angka yang sangat memprihatinkan. Menurut penelitian tersebut, di kota Jakarta misalnya telah menyumbang pencemaran CO sebesar 98,80% yang berasal dari kendaraan bermotor. Aktivitas manusia yang tidak memiliki karakter kepedulian lingkungan, menimbulkan suatu permasalahan lingkungan hidup secara global yang kompleks, yang kini sedang menjadi perhatian masyarakat dunia yaitu pemanasan global. Hal ini diperkuat dari hasil Konferensi Tingkat Tinggi yang berlangsung pada 1-5 September 2002 di Johannesburg mengenai WSSD (World Summit on Sustainable Development). Dimana hasil dari konferensi tersebut mengungkapkan bahwa lingkungan global terus mengalami kerusakan (Siahaan, 2007, hlm. 120). Kerusakan lingkungan hidup global berupa pemanasan global bila tidak dilakukan upaya-upaya penanggulangan akan berakibat buruk baik dalam jangka waktu pendek maupun panjang bagi generasi muda selanjutnya. Sebuah jurnal penelitian oleh Syahri (2010, hlm. 13) menyatakan bahwa: Dampak pemanasan global dalam jangka pendek; di Indonesia kurang lebih 70% pencemaran udara disebabkan oleh emisi kendaraan bermotor. Perubahan iklim yang terjadi akibat pemanasan global akan meningkatkan berbagai macam penyakit terhadap manusia, juga akan berpengaruh langsung terhadap ketahanan pangan, karena tumbuhan terganggu. Adapun beberapa dampak utama pemanasan global dalam jangka panjang diungkapkan sebagai berikut:

6 Beberapa dampak pemansan global dalam jangka panjang antara lain sebagai berikut: tenggelamnya pulau dan kota, secara perlahan air laut naik kedarat setinggi 1 meter. Kenaikan permukaan air laut berpotensi menenggelamkan 50 meter daratan dari garis pantai kepulauan Indonesia. Dampak dari pemanasan global apabila dibiarkan, akan berakibat buruk bagi kelangsungan hidup generasi selanjutnya. Dengan demikian diperlukan upaya-upaya untuk mengatasi permasalahan lingkungan hidup, baik berupa preventif maupun upaya penanggulangan. Upaya preventif dapat dilakukan melalui pendidikan di sekolah dengan pembinaan karakter kepedulian siswa terhadap lingkungan. Upaya pembinaan karakter kepedulian lingkungan siswa selaras dengan program sekolah adiwiyata yang merupakan hasil kesepakatan bersama antara Kementerian Lingkungan Hidup dengan Departemen Pendidikan Nasional melalui KEPMEN 07/MENLH/06/2005 dan Nomor: 05/VI/KB/2005. Adiwiyata merupakan sebuah penghargaan yang diberikan kepada sekolah yang berbudaya dan berwawasan lingkungan. Dari penyataan tersebut maka dapat dikatakan bahwa sekolah Adiwiyata merupakan sekolah yang peduli terhadap lingkungan yang bersih, sehat dan juga indah. Diwujudkan dengan aktivitas pembinaan siswa untuk dapat memiliki kepedulian dalam memelihara dan melestarikan lingkungannya. SMP Negeri 6 Bandung termasuk sekolah yang telah menerapkan program adiwiyata. Sekolah ini memiliki visi yang salah satu nilainya adalah peduli lingkungan. Dalam mewujudkan visi tersebut melalui program Adiwiyata dilakukan melalui pembinaan berkelanjutan, seperti pengintegrasian dalam setiap mata pelajaran, budaya saling mengingatkan, ekstrakurikuler Sispeling, LISAP (Lihat Sampah Pungut), one day without waste, kegiatan Road Show Event, lomba kebersihan kelas, bank sampah, pengolahan limbah sampah, pemisahan sampah organik dan anorganik, GPS (Gerakan Pungut Sampah) serta LDKS (Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa) yang merupakan rangkaian kegiatan dalam mensosialisasikan kepedulian lingkungan kepada seluruh warga sekolah.

7 Dari hasil observasi awal, kegiatan pembinaan di SMP Negeri 6 Bandung tersebut cukup memberikan dampak terhadap karakter kepedulian lingkungan siswa. Melalui berbagai kegiatan peduli lingkungan, siswa merasa semakin terarah untuk memiliki pemahaman, kepedulian dan tanggung jawab yang tinggi terhadap lingkungan di sekitarnya, yang diwujudkan melalui perilaku membuang sampah ditempatnya, menjaga lingkungan hidup disekitarnya, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Oleh karena itu, program Adiwiyata ini dijadikan upaya mengurangi kerusakan lingkungan dengan penyadaran dan pembinaan karakter peduli lingkungan. Program Adiwiyata sesuai dengan hasil dari pertemuan para pakar lingkungan di New York pada tahun 1987, yang memunculkan sebuah hipotesis yang belum pernah terfikirkan sebelumnya. Pertemuan ini merupakan evaluasi dari pertemuan sebelumnya yang diselenggarakan di Stockholm pada tahun 1972, menyebutkan bahwa yang memberikan kontribusi besar dalam upaya pelestarian lingkungan adalah moral atau karakter serta agama (Ziaulhaq, 2011, hlm. vi). Hasil jurnal penelitian yang dilakukan oleh Syahri (2010, hlm. 9) juga mengungkapkan bahwa masalah lingkungan hidup merupakan masalah moral, persoalan perilaku manusia. Selain itu, juga diperkuat pendapat yang dikemukakan oleh Kepala Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Kota Bandung, Ahmad Rekotomo (2012) yang dilansir dalam http://www.pikiranrakyat.com mengungkapkan bahwa Sekolah harus meningkatkan perannya dalam membentuk karakter peduli lingkungan kepada siswa. Pasalnya saat ini permasalahan lingkungan menjadi isu dunia dan tidak dapat diselesaikan hanya dengan upaya teknis semata. Yang terpenting adalah perubahan paradigma dan perilaku secara bertahap dan berkesinambungan dan pembinaan perilaku ini adalah hal strategis yang harus dilakukan sekolah dengan cara yang menyenangkan Berdasarkan uraian tersebut maka yang perlu ditekankan disini dalam penanganan permasalahan lingkungan hidup adalah pembentukan moral dan karakter manusia dalam memperlakukan lingkungan hidupnya. Dengan demikian hal ini sesuai dengan salah satu tujuan dari pengembangan pendidikan karakter yang dilakukan melalui upaya program Adiwiyata.

8 Karakter kepedulian lingkungan berkaitan erat dengan pendidikan kewarganegaraan, karena hakikatnya sumber karakter bangsa Indonesia adalah Pancasila. Sebagaimana diungkapkan oleh Qomaruzzaman, B (2011, hlm. 88) bahwa Pancasila sebagai sumber karakter. Pancasila terdiri dari sila-sila yang menjadi pedoman dalam kehidupan bangsa Indonesia. Dari pedoman Pancasila, apabila dilaksanakan dengan baik, tingkah laku warga negara dalam bertindak baik terhadap diri sendiri, masyarakat dan lingkungan akan mencerminkan karakter Pancasila. Menurut Qomaruzzaman, B (2011, hlm. 89-90) menyatakan bahwa Sebagai makhluk sosial, manusia berkarakter adalah memberikan perbaikan bagi kehidupan bersama dengan mentalitas berkelimpahan. Sebagai warga negara, manusia berkarakter berarti dapat mengutamakan persatuan dan kesatuan serta mengupayakan penyelesaian masalahmasalah kebangsaan dengan cara-cara yang menjamin persatuan dan kesatuan. Dengan demikian, karakter peduli lingkungan berasal dari ideologi bangsa, Pancasila. Karakter peduli lingkungan berdasarkan nilai Pancasila diimplementasikan dalam partisipasi warga negara, karena warga negara yang baik adalah warga negara yang taat hukum dan turut berpartisipasi dalam upaya menyelesaikan masalah-masalah kebangsaan, salah satunya adalah masalah lingkungan hidup. Pada dasarnya, karakter warga negara yang baik merupakan tujuan utama dalam Pendidikan Kewarganegaraan yaitu to be good citizen. Menurut Wahab dan Sapriya dalam (Nur Ilmi S, 2013, hlm. 2) mengemukakan mengenai warga Negara yang baik sebagai berikut: Lebih lanjut dikemukakan pula bahwa warga negara yang baik adalah warga negara yang mematuhi dan melaksanakan hukum serta aturan dan ketentuan perundang-undangan dengan penuh rasa tanggung jawab, tidak merusak lingkungan, tidak mencemari air dan udara sekitarnya serta memelihara dan memanfaatkan lingkungannya secara bertanggung jawab. Dari penjelasan di atas warga negara yang baik salah satunya adalah warga negara yang memiliki kesadaran akan pentingnya lingkungan hidup dalam keseimbangan kehidupan serta memelihara dan memanfaatkan dengan sebaikbaiknya dengan penuh rasa tanggung jawab.

9 Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dengan mengangkat judul skripsi Peranan Program Adiwiyata dalam Membina Karakter Peduli Lingkungan Siswa di SMP Negeri 6 Bandung. B. IDENTIFIKASI MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka penulis dapat mengidentifikasikan masalah, yaitu: 1. Kondisi lingkungan hidup yang semakin memprihatinkan, kerusakan lingkungan bersumber dari perilaku manusia yang tidak mempedulikan lingkungan 2. Adanya Keputusan Menteri Lingkungan Hidup KEPMEN 07/MENLH/06/2005 dan Nomor: 05/VI/KB/2005 tentang program Adiwiyata, menuntut sekolah untuk dapat menerapkan kepedulian lingkungan hidup di lingkungan sekolah 3. Belum semua sekolah menerapkan program Adiwiyata di lingkungan sekolah 4. Sekolah yang telah mampu menerapkan program Adiwiyata masih perlu diteliti lebih lanjut bagaimana penerapan pembinaan karakter kepedulian lingkungan siswa C. RUMUSAN MASALAH Secara umum penelitian dirumuskan: Bagaimana Peranan Program Adiwiyata dalam Membina Karakter Peduli Lingkungan Siswa di SMP Negeri 6 Bandung?. Adapun secara khusus dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana perencanaan program Adiwiyata di SMP Negeri 6 Bandung? 2. Bagaimana proses pembinaan karakter peduli lingkungan pada siswa di SMP Negeri 6 Bandung? 3. Hambatan apa saja yang selama ini ditemukan dalam melakukan pembinaan karakter peduli lingkungan melalui program Adiwiyata di SMP Negeri 6 Bandung serta bagaimana upaya dalam mengatasi hambatan tersebut? D. TUJUAN PENELITIAN

10 Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan pada penelitian ini maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran bagaimana peranan program Adiwiyata dalam membina karakter peduli lingkungan siswa di SMP Negeri 6 Bandung. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengidentifikasi perencanaan program Adiwiyata di SMP Negeri 6 Bandung b. Untuk mengidentifikasi proses pembinaan karakter peduli lingkungan hidup pada siswa di SMP Negeri 6 Bandung c. Untuk mengidentifikasi hambatan dan upaya apa saja yang selama ini ditemukan dalam melakukan pembinaan karakter peduli lingkungan melalui program Adiwiyata di SMP Negeri 6 Bandung E. MANFAAT PENELITIAN Dari informasi yang ada, diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat secara: 1. Teoritis Informasi yang diperoleh dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dan sarana informasi bagi dunia pendidikan mengenai pentingnya pengembangan pendidikan yang berbasis pada wawasan lingkungan, yang dimulai dari kesadaran tiap individu khususnya para siswa. 2. Praktis a. Penulis Bagi penulis penelitian berguna sebagai sarana dalam memperluas wawasan keilmuan lingkungan melalui sekolah Adiwiyata dilengkapi dengan

11 pengetahuan mengenai pembinaan karakter siswa sebagai komponen masyarakat yang peduli lingkungan. b. Sekolah 1) Sekolah dengan program Adiwiyata dapat menjadi sekolah percontohan untuk sekolah yang lain dalam menerapkan sekolah berbasis budaya dan berwawasan lingkungan dan menjadi kesan yang baik bagi masyarakat pada umumnya. 2) Sekolah dapat menjadi wadah dalam membina karakter siswa sebagai warga negara Indonesia melalui program Adiwiyata, sehingga siswa memiliki kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan hidup disekitarnya. c. Guru Guru diharapkan mampu membina karakter siswa melalui program Adiwiyata, dengan menjadikannya alternatif dalam pembelajaran yang ingin menonjolkan keaktifan, rasa tanggung jawab, dan kepedulian siswa yang dapat diintegrasikan dengan materi mata pelajaran. d. Siswa Siswa dapat lebih aktif, bertanggung jawab, memperoleh pemahaman lingkungan dan peduli terhadap lingkungan. Kepedulian ini kemudian menjadi suatu kebiasaan baik, baik di lingkungan sekolah itu sendiri maupun di lingkungan masyarakat dalam menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan hidup. F. SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika penulisan pada bagian awal berisikan judul yaitu, Peranan Program Adiwiyata dalam Membina Karakter Peduli Lingkungan Siswa di SMP Negeri 6 Bandung, pernyataan mengenai maksud karya ilmiah yaitu diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kewarganegaraan, nama dan kedudukan tim pembimbing, pernyataan tentang keaslian karya ilmiah, kata pengantar, abstrak yang menjelaskan secara singkat isi skripsi, daftar isi, daftar tabel, daftar bagan, dan daftar lampiran.

12 Sistematika penulisan penelitian ini meliputi lima bab, BAB I yaitu pendahuluan. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, Identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Pada BAB II yaitu kajian pustaka. Pada bab ini diuraikan dokumendokumen atau data-data yang berkaitan dengan fokus penelitian serta teori-teori yang mendukung penelitian penulis. Pada BAB III membahas mengenai metodologi penelitian. Pada bab ini penulis menjelaskan pendekatan yang digunakan, metodologi penelitian, teknik pengumpulan data, serta tahapan penelitian yang digunakan dalam penelitian yang penulis teliti. Pada bab ini pula penulis menentukan subjek penelitian yang diperlukan dalam proses pengumpulan data. Pada bagian BAB IV berisi hasil penelitian dan pembahasan. Dalam bab ini penulis menganalisis hasil data tentang Peranan Program Adiwiyata dalam Membina Karakter Peduli Lingkungan Siswa di SMP Negeri 6 Bandung. Selanjutnya, pada BAB V yaitu kesimpulan dan saran. Dalam bab ini penulis berusaha mencoba memberikan kesimpulan dan saran sebagai penutup dari hasil penelitian dan permasalahan yang telah diidentifikasi dan dikaji dalam skripsi. Di bagian akhir penulisan, penulis melampirkan daftar pustaka dan lampiran-lampiran lain yang mendukung selama penelitian berlangsung, disertai pula riwayat hidup penulis sebagai identitas diri.