PERKEMBANGAN MULA-MULA SEBELUM PENJAJAHAN BELANDA Kehidupan perbankan dan lembaga-lembaga keuangan/pembiayaan mulai sejak VOC beroperasi di bumi

dokumen-dokumen yang mirip
PERBANDINGAN BANK INDONESIA DENGAN BANK NEGARA LAIN DI ASEAN

SISTEM DAN KEBIJAKAN PERBANKAN DI INDONESIA

Bank Indonesia : Apa, Siapa dan Bagaimana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN BANK & LEMBAGA KEUANGAN 1

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. menimbulkan munculnya gagasan pendirian bank sirkulasi untuk Hindia Belanda.

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah perbankan di Indonesia tidak terlepas dari zaman penjajahan Hindia

Guna mewujudkan visi API dan sasaran yang ditetapkan,

PENDAHULUAN. Dilihat dari sejarah berdirinya Bank Indonesia pada tahun 1960-an dimana

Program implementasi API dilaksanakan secara bertahap

BAB II KEDUDUKAN BANK INDONESIA DALAM SISTEM KEUANGAN NEGARA. Menurut Undang-Undang Pokok Perbankan Nomor 10 Tahun 1998

Indonesia Menghadapi Globalisasi Kellangan

Membangun Fundamental Perbankan yang Kuat 1

ekonomi Kelas X BANK SENTRAL DAN OTORITAS JASA KEUANGAN KTSP & K-13 A. Pengertian Bank Sentral Tujuan Pembelajaran

Universitas Sumatera Utara

Untuk mewujudkan perbankan Indonesia yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan yang sangat pesat disertai dengan tingkat

KEBIJAKAN MONETER DAN DEREGULASI PERBANKAN INDONESIA

Bagaimana Nasib Perbankan Kita Setelah Ditinggal IMF 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Perusahaan PT. Bank Mandiri Tbk

Bab 6 MATERI SIP-6 1 LATAR BELAKANG ARSITEKTUR PERBANKAN INDONESIA (API) VISI API TUJUAN SASARAN API SISTEMATIKA API

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian dunia dewasa ini ditandai dengan. semakin terintegrasinya perekonomian antar negara. Indonesia mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga yang memiliki peranan penting dalam. perekonomian suatu negara baik sebagai sumber permodalan maupun sebagai

BAB VI ARSITEKTUR PERBANKAN INDONESIA (API)

BAB I PENDAHULUAN. pesat di Indonesia. Dalam Undang-Undang No.10 Tahun 1998, bank didefinisikan. dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB I PENDAHULUAN. jangka waktu yang pendek dan jangka waktu yang panjang. Investasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri menyebabkan perubahan tata perekonomian dalam negeri yang

BAB V KESIMPULAN. faktor yang mempengaruhi didirikannya Bank Indonesia. Faktor yang paling

BAB I PENDAHULUAN. eksternal sehingga mampu bersaing pada tingkat global dengan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan keuangan serta melakukan berbagai transaksi

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERBANKAN. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 juncto Undang-Undang Nomor 10 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah kredit melalui perbankan. penyediaan sejumlah dana pembangunan dan memajukan dunia usaha. Bank

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Hindia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Ilmu Ekonomi Bank Sentral dan Kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi individu dan masyarakat secara keseluruhan, tetapi juga berperan

BAB II PT. BNI (PERSERO) CABANG MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. perbankan merupakan urat nadi perekonomian dalam suatu negara. Sektor

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya, perbankan Indonesia telah mengalami pasang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Profil Bank Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia

BAB I PENDAHULUAN. terintegrasinya perekonomian antar negara. Indonesia mengikuti perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja perekonomian suatu negara umumnya diukur oleh beberapa

Ruang Lingkup Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. dalam sistem keuangan di Indonesia. Pengertian bank menurut Undang-Undang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata Bank dalam kehidupan sehari-hari bukanlah merupakan hal yang asing lagi.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

Sejarah Dan Kegiatan Bank

BAB I PENDAHULUAN. suatu bank adalah untuk pencapaian profitabilitas yang maksimal, maka perlu

II. LANDASAN TEORI. atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Upaya membangun suatu unit usaha bank mikro yang melayani. masyarakat golongan kecil memerlukan suatu cara metode berbeda dengan

BAB I PENDAHULUAN. menopang hampir seluruh program-program pembangunan ekonomi. Peranan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Nama Bank Total Asset (triliun) Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan pembangunan ekonomi nasional. Bank berfungsi. menghimpun dana dari masyarakat (to receive deposit) dan kemudian

BAB I PENDAHULUAN. bertindak sebagai perantara keuangan (financial intermediary), melakukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Singkat Bank Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. lainnya pada saat zaman penjajahan Belanda dengan adanya Vereenidge Oost

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya, perbankan Indonesia telah mengalami pasang surut.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Sistem Moneter Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian uang merupakan bagian yang integral dari kehidupan kita. sehari-hari. Ada yang berpendapat bahwa uang merupakan darahnya

Perkembangan Perbankan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi inilah yang lazim sebagai intermediasi keuangan (financial intermediary

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. penentuan perusahaan di Indonesia milik Belanda yang dinasionalisasi. Salah satu

BAB II TINJAUAN UMUM BANK SENTRAL DI INDONESIA. Menurut penjelasan Pasal 4 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 3 Tahun

PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan diperbaharui dengan Undang-undang No. 10 Tahun 1998.

IV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan kemudahan untuk mendirikan bank, cukup dengan setor modal

I. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan Bank Sentral,

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perbankan Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini telah. mengalami perkembangan yang cukup pesat, ini dibuktikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. menurut pasal 29 ayat 2 Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 tahun

Kegiatan- kegiatan tersebut dapat dijelaskan pada gambar berikut:

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usaha tanpa adanya kepercayaan dari masyarakat. yang setia dan menguntungkan pihak bank. Dengan demikian, pihak bank

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perbankan sangat bertumpu kepada kepercayaan masyarakat (fiduciary

SEKTOR MONETER, PERBANKAN DAN PEMBIAYAAN BY : DIANA MA RIFAH

BAB II GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA.

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7 / 36 / PBI / 2005 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI GUBERNUR BANK INDONESIA,

2016, No /17/PBI/2013 tentang Transaksi Swap Lindung Nilai Kepada Bank Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Ban

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kemerosotannya. Hal ini terlihat dari nilai tukar yang semakin melemah, inflasi

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 1/ 5 /PBI/1999 TENTANG KREDIT LIKUIDITAS BANK INDONESIA DALAM RANGKA KREDIT PROGRAM PADA MASA PERALIHAN

BAB I PENDAHULUAN. hancur akibat krisis multi dimensi yang berkepanjangan. Salah satu usaha

INDEPENDENSI BANK INDONESIA SEBAGAI BANK SENTRAL NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. adequacy ratio), batas maksimum pemberian kredit (legal lending limit), kualitas aktiva

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perbankan berperan dalam mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi dan

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 3/2/PBI/2001 TENTANG PEMBERIAN KREDIT USAHA KECIL GUBERNUR BANK INDONESIA,

Perekonimian Indonesia

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. penentuan perusahaan di Indonesia milik Belanda yang dinasionalisasi. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara, peranan bank sangatlah penting. Pembangunan ekonomi di suatu

SISTEM MONETER DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. melambatnya pertumbuhan ekonomi domestik negara-negara di dunia termasuk

BAB I PENDAHULUAN. mengalokasikan dana dari pihak yang mengalami surplus dana kepada pihak yang

I. PENDAHULUAN. nasional sangatlah diperlukan untuk mengejar ketertinggalan di bidang ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Dunia bisnis senantiasa berjalan secara dinamis untuk mendukung

SMA/MA IPS kelas 10 - EKONOMI IPS BAB 6. LEMBAGA KEUANGAN BANK, BUKAN BANK dan SISTEM PEMBAYARANLatihan Soal 6.2

Peran Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam Pengawasan Lembaga Keuangan

Transkripsi:

PERKEMBANGAN MULA-MULA SEBELUM PENJAJAHAN BELANDA Kehidupan perbankan dan lembaga-lembaga keuangan/pembiayaan mulai sejak VOC beroperasi di bumi Nusantara, VOC disamping fungsinya yang pokok sebagai lembaga perdagangan, juga melaksanakan fungsi lembaga keuangannya sendiri. Banyak fungsinya yang kemudian hari berkembang menjadi fungsi-fungsi yang dijalankan oleh bank-bank umum/ dagang atau bank yang khusus membiayai perkebunan.

PERKEMBANGAN PERBANKAN, KREDIT DAN SISTEM PEMBAYARAN Dalam perkembangannya, VOC mengalami kebangkrutan dan selanjutnya pemerintah Hindia Belanda mengambil alihnya, pada masa berlakunya sistem mekanisme pasar, masa sistem tanam paksa, maupun pada masa kebijakan penanaman modal asing. Selama periode sistem tanam paksa serta sebelumnya dimana para petani bekerja secara bebas atas dasar mekanisme paksa, unsur pembiayaan tidak begitu tampak dan sukar dikembangkan.

Sebelum pertengahan abad ke-19, perbankan di Hindia Belanda sebagian besar dilakukan oleh De Javasche Bank(JB) dan Nederlansche Handel Maatschappij(NHM) yang merupakan bank-bank resmi yang memberikan kredit uang muka kepada pemborong-pemborong pemerintah. Perkembangan ekspor hasil-hasil perkebunan membutuhkan pembiayaan, lalu didirikan Escompto Bank, Rotterdamsche Bank(RB) dan Internatio, serta beberapa bank swasta dan dua cabang bank Inggris.

Semenjak permulaan abad ke-20, JB mulai menarik diri dari perdagangan umum dan mulai berspesialisasi menjadi The Banker s Bank, yaitu banknya bank-bank lain. Agar Jb berspesialisasi mengatur keadaan ekonomi, menjaga kestabilan nilai rupiah dan sebagainya maka seaiknya bank ini bespesialisasi sebagai bank sentral. Sehingga JB diambil alih oleh pemerintah Hindia Belanda.

KREDIT PRODUKTIF USAHA GOLONGAN KECIL Perekonomian kita sejak dahulu didasarkan pada satuan usaha kecil. Untuk mengembangkan usaha kecil,sejak pertengahan abad ke-19 dan awal abad ke- 20, didirikan Algemene Volkrediet Bank(AVB) atau Bank Rakyat yang berbeda tujuannya dari Jawatan Pegadaian yang umumnya memberikan kredit untuk tujuan konsumtif dan meniadakan lintah darat. Tujuan AVB membantu memajukan kegiatan usaha rakyat kecil yang produktif.

LEMBAGA-LEMBAGA PERBANKAN DAN PERKREDITAN PERIODE TAHUN 1960-1966 Pada awal kemerdekaan, lembaga keuangan dan perbankan masih mewarisi keadaan jaman penjajahan yang didominasi oleh bank-bank swasta milik Belanda dan beberapa bank asing lain. Sesudah itu, dilakukan nasionalisasi atas bank-bank tersebut. Hanya satu bank yang bukan merupakan hasil nasionalisasi yaitu BNI 1946 dan sempat menjadi bank sirkulasi selama pendudukan. JB menjadi Bank Indonesia sebagai bank sentral NHM menjadi bank Rakyat Indonesia Escompto menjadi Bank Umum Negara

PERKEMBANGAN KEBIJAKAN EKONOMI MONETER DAN PERBANKAN Kebijakan dan struktur perkreditan yang merupakan bagian dari kebijakan ekonomi dan pembangunan mengalami perkembangan. Hal ini dapat dibedakan menjadi tiga periode : a. Periode pertama (sejak tahun 1950-1959) selama periode pertama, kebijakan ekonomi dan pembangunan banyak bersifat liberal disertai dengan usaha memperkuat kegiatan ekonomi nasional pribumi yang umumnya meruapakn golongan ekonomi lemah.

b. Periode kedua (sejak tahun 1959-1965) Periode kedua ditandai oleh etatisme yang tercermin dalam periode sosialisme Indonesia, dengan ciri berupa banyaknya pengaturan dan campur tangan langsung oleh negara di bidang produksi dan distribusi termasuk perkreditan. Campur tangan dibidang ekonomi termasuk perkreditan dan moneter menyebabkan penyelewengan dan penyalahgunaan.

c. Periode ketiga (sejak tahun 1966-sekarang) Pemerintah orde baru sejak tahun 1966 mulai merasionalkan fungsi perbankkan serta kebijakan ekonomi dan pembangunan, mempercayakn pada mekanisme pasar dan mendorong efisiensi. Lalu kemudian dilakukan penataan kembali sistem moneter, perbankan dan perkreditan. Tingkat suku bunga deposito dan pinjaman yang ditentukan sangat rendah dan tidak rasional telah dinaikkan secara dramatis pada pertengahan tahun 1968. Tindakan moneter ini juga merupakan bagian dari program anti inflasi yang dilancarkan pada waktu itu. Kebijakan penetapan besarnya bagian kredit likuiditas bank Indonesia untuk selanjutnya merupakan inti kebijakan kredit dan perbankan

BASEL CORE PRINCIPLES The Basel Committee on Banking Supervision adalah sebuah komite otoritas pengawas perbankan yang didirikan oleh gubernur bank sentral dari negaranegara G-10 pada tahun 1975. Lembaga ini terdiri dari wakil-wakil senor dri otoritas pengawas perbankan dan bank sentral dari negara-negara anggota G-10, dan juga telah mencari cara untuk menguatkan stabilitas keuangan selama bertahuntahun baik baik secara langsung maupun melali kerjasamanya dengan pengawas perbankan di seluruh dunia.

Komite ini teah menyusun 2 jenis dokumen yaitu: 1. Paket lengkap core priciples for effective banking supervision 2. Compendium( akan diperbaharui secara periodik) terhadap semua rekomendasi, pedoman dan standar yang telah dikeluarkan oleh Basel Committee ang sebagian besar saling berkaitan dengan core principles.

The Basel Core Principles terdiri dari 25 prinsip dasar yang perlu ada bagi terwujudnya sistem pengawasasn yang efektif. Prinsip-prinsip tersebut berkatan dengan: 1. Prasyarat bagi pengawasan perbankan yang efektif (1) 2. Perizinan dan struktur (2-5) 3. Peraturan prinsip kehati-hatian (6-15) 4. Metode pengawasan perbankan terusmenerus (16-20) 5. Informasi (21) 6. Wewenang formal pengawas (22) 7. Pernankan lintas negara (23-25)

API merupakan suatu kerangka dasar pengembangan sistem perbankan Indonesia yang bersifat menyeluruh untuk rentang waktu 5-10 tahun ke depan. Visi API: menciptakan perbankan sehat, kuat dan efisien demi kestabilan keuangan dan pertumbuhan.

Deregulasi perbankan Mulai 1980-an Krisis Ekonomi Mulai 1997 Kebutuhan Stabilitas Keuangan Internasional Basel Committee Upaya Penyehatan Perbankan Nasional API Basel Principles 1997 Sistem perbankan yang sehat, kat, dan efisien Kestabilan sistem keuangan Pertumbuhan ekonomi nasional

Sistem perbankan sehat, kuat, dan efisien guna menciptakan kestabilan sistem keuangan dalam rangka membantu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Pilar 1 Struktur perbankan yang sehat Pilar 2 Sistem pengaturan yang efektif Pilar 3 Sistem Pengawasan Independen dan efektif Pilar 4 Industri Perbankan yang kuat Pilar 5 Infrastruktur Pendukung yang mencukupi Pilar 6 Perlindungan konsumen

1. Pertumbuhan kredit perbankan yang masih rendah 2. Struktur perbankan yang belum optimal 3. Pemenuhan kebutuhan layanan perbankan yang masih kurang 4. Pengawasan bank yang masih perlu ditingkatkan 5. Kapabilitas perbankan yang masih lemah 6. Profitabilitas dan efisien bank yang tidak mampu bertahan 7. Perlindungan nasabah yang masih harus ditingkatkan 8. Perkembangan teknologi informasi

Pelaksanaan keenam pilar API dijabarkan lebih rinci oleh Bank Indonesia dalam program kegiatan pada rentang waktu 10 tahun(2004-2013). Prpogram tersebut adalah: 1. Program penguatan struktur perbankan nasional 2. Program peningkatan kualitas pengaturan perbankan 3. Program peningkatan fungsi pengawasan 4. Program peningkatan kualitas manajemen dan operasional perbankan 5. Program pengembangan infrastruktur perbankan 6. Program peningkatan perlindungan nasabah

Mengingat panjangnya rentang waktu implementasinya dan untuk menjaga agar pencapaian target lebih dapat termonitor, program implementasi API dilaksanakan secara bertahap dan dimulai tahun 2004: 1. Panguatan struktur perbankan nasional 2. Peningkatan kualitas pengaturan perbankan 3. Peningkatan fungsi pengawasan 4. Peningkatan kualitas manajemen dan operasional perbankan 5. Pengembangan infrastruktur perbangkan 6. Peningkatan perlindungan nasabah