BAB III PROSEDUR PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Nyamuk merupakan salah satu golongan serangga yang. dapat menimbulkan masalah pada manusia karena berperan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebabkan oleh virus dengue dari genus Flavivirus. Virus dengue

LAMPIRAN I DOKUMENTASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan. salah satu masalah kesehatan lingkungan yang cenderung

BAB 1 PENDAHULUAN. sejak lama tetapi kemudian merebak kembali (re-emerging disease). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. hingga tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat Indonesia

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhage Fever (DHF) banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Di awal atau penghujung musim hujan suhu atau kelembaban udara umumnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SKRIPSI PERBEDAAN PENGETAHUAN DAN SIKAP JUMANTIK KECIL SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN PELATIHAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI MIN KETITANG

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tropis. Pandangan ini berubah sejak timbulnya wabah demam dengue di

ANALISIS FAKTOR RISIKO PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN HELVETIA TENGAH MEDAN TAHUN 2005

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian,

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran epidemiologi..., Lila Kesuma Hairani, FKM UI, 2009 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu

HASIL DAN PEMBAHASAN. Identifikasi Nyamuk

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan

I. PENDAHULUAN. aegypti. Penyakit ini dapat menyerang semua orang dan dapat. kejadian luar biasa atau wabah (Satari dkk, 2005).

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh. virus Dengue yang ditularkan dari host melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.

BAB I PENDAHULUAN. penyebarannya semakin meluas. DBD disebabkan oleh virus Dengue dan

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia, salah satunya penyakit Demam

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DI RW III DESA PONCOREJO KECAMATAN GEMUH KABUPATEN KENDAL ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever

Penularan DBD terjadi melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti betina yang telah membawa virus Dengue dari penderita lainnya. Nyamuk ini biasanya aktif

BAB I PENDAHULUAN. banyak penyakit yang menyerang seperti dengue hemoragic fever.

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh virus dengue. Virus dengue merupakan famili flaviviridae

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara. Terdapat empat jenis virus dengue, masing-masing dapat. DBD, baik ringan maupun fatal ( Depkes, 2013).

YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DI DESA BANTAR WILAYAH KERJA PUSKESMAS JATILAWANG KABUPATEN BANYUMAS

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit demam berdarah dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. tropis dan subtropis di seluruh dunia. Dalam beberapa tahun terakhir terjadi

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue

BAB I PENDAHULUAN. berbahaya ini cenderung menurun bersamaan dengan terus membaiknya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengue adalah penyakit infeksi virus pada manusia yang ditransmisikan

II MODEL MATEMATIKA PENYEBARAN PENYAKIT DBD

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorhagic Fever

HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOYOLALI I

BAB I PENDAHULUAN. telah menjadi masalah kesehatan internasional yang terjadi pada daerah tropis dan

BAB III METODE PENELITIAN. No.103, Pekanbaru. Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan yaitu pada bulan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hari berikutnya hujan lagi. Kondisi tersebut sangat potensial untuk

BAB IV METODE PENELITIAN. Berdasarkan jenisnya penelitian ini adalah penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Haemorraghic Fever

BAB I PENDAHULUAN. Serangga selain mengganggu manusia dan binatang. melalui gigitannya, juga dapat berperan sebagai vektor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II KERANGKA TEORI

BAB IV PENGGUNAAN METODE SEMI-PARAMETRIK PADA KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI PULAU JAWA DAN SUMATERA

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus dengue yang tergolong Arthropod Borne Virus, genus

BAB I PENDAHULUAN. yang ditularkan lewat gigitan nyamuk. Penyakit Chikungunya disebakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. mempercepat persebaran penyakit perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti

SIARAN RADIO TANGGAL 3 OKTOBER 2011 MATERI PENYAKIT DEMAM BERDARAH NAMA DR. I GUSTI AGUNG AYU MANIK PURNAMAWATI, M.KES

BAB 1 PENDAHULUAN. nasional karena upaya memajukan bangsa tidak akan efektif apabila tidak memiliki

Bagaimanakah Perilaku Nyamuk Demam berdarah?

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU KELUARGA TERHADAP KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KELURAHAN PANCORAN MAS ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi oleh setiap bangsa dan negara. Termasuk kewajiban negara untuk

PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK TEMU LAWAK (Curcuma xanthorrhiza) TERHADAP JUMLAH NYAMUK Aedes aegypti YANG HINGGAP PADA TANGAN MANUSIA

I. PENDAHULUAN. Diantara kota di Indonesia, Kota Bandar Lampung merupakan salah satu daerah

HUBUNGAN SIKAP DAN UPAYA PENCEGAHAN IBU DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GUNTUNG PAYUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit menular

BAB 1 PENDAHULUAN. dan di 436 kabupaten/kota dari 497 kabupaten/kota sebesar 88%. Angka kesakitan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia (Achmadi, 2010). melakukan kegiatannya, oleh karena itu perlu dikelola demi kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan penyakit yang cepat, dan dapat menyebabkan. kematian dalam waktu yang singkat (Depkes R.I., 2005). Selama kurun waktu

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sejenis nyamuk yang biasanya ditemui di

5. TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PEMBERANTASAN PENYAKIT DBD (Studi Kasus Kabupaten Indramayu)

BAB III METODE PENELITIAN. jumlah tempat perindukan nyamuk yang mempengaruhi populasi larva Aedes

BAB I : PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus dengue, virus ini ditularkan melalui

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU TERHADAP DEMAM BERDARAH PADA MASYARAKAT DI CIMAHI TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah salah. satu penyakit yang menjadi masalah di negara-negara

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI PASEBAN BARAT JAKARTA PUSAT TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN DEMAM BERDARAH DENGUE

PEMBAHASAN. A. Perilaku Pencegahan Demam Berdarah Dengue Sebelum Penyuluhan. memiliki skor penilaian perilaku pencegahan demam berdarah dengue sebelum

BAB I PENDAHULUAN. kepadatan penduduk. Menurut WHO (2009), Sekitar 2,5 miliar penduduk dunia

BAB I PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang menyebar

BAB 1 PENDAHULUAN. jenis penyakit menular yang disebabkan oleh virus Chikungunya (CHIK)

DOSEN MUDA ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI DESA MOJOSONGO KABUPATEN BOYOLALI

BAB II TINJAUAN UMUM AEDES AEGYPTI DAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

BAHAN DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Penelitian Pengamatan Tempat Perindukan Aedes

BAB I PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan di Indonesia. Pertama kali DBD terjadi di Surabaya pada tahun

PENYELIDIKAN KEJADIAN LUAR BIASA DI GIANYAR. Oleh I MADE SUTARGA PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2015

Transkripsi:

BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Koentjaraningrat (1994:7) bahwa Metode adalah cara atau jalan, sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut cara kerja untuk dapat memahami obyek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei yaitu suatu penyelidikan yang dilakukan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejalagejala yang ada dan mencari keterangan secara faktual, baik mengenai institusi sosial, ekonomi, politik dari suatu kelompok atau daerah dan hal ini dapat dilakukan melalui sensus ataupun sampel (Yunus 2010 :310). Metode survei dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui kriteria-kriteria setiap lingkungan persebaran penderita DBD yang tidak dapat diwakilkan oleh lingkungan lain. Kasus demam berdarah dengue dipengaruhi oleh kedaan rumah yang mendukung untuk berkembangbiaknya nyamuk Aedes Aigypti, lingkungan sekitar rumah yang kurang memperhatikan kesehatan, kebiasaan hidup masyarakat yang buruk dan kontribusi lingkungan lain yang menyebabkan masyarakat terkena demam berdarah dengue. Daerah yang terkena demam berdarah dengue di Kecamatan Tarogong Kidul sebanyak 5 desa dari 12 desa, maka desa-desa yang terjangkit demam berdarah dengue dijadikan dasar untuk meneliti pengaruh diatas. Atas dasar penyebaran demam berdarah dengue di desa-desa maka penelitian ini cocok untuk menggunakan metode survey. B. Definisi Operasional Dalam sebuah penelitian perlu dihindari adanya salah penafsiran, untuk memahami dan menghindari terjadinya kesalahan dalam penafsiran kata-kata, di bawah ini ada beberapa penjelasan mengenai konsep yang digunakan dalam penulisan skripsi ini, yaitu definisi dari kata persebaran dan definisi dari kata penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)

33 1. Persebaran Persebaran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Amat (2008:5) adalah proses atau perbuatan berdasarkan informasi, material, dan sebagainya menjalar melalui sesuatu populasi. Dalam penelitian ini berkaitan dengan persebaran penderita DBD yang terjadi di Kecamatan Tarogong Kidul. 2. Demam Berdarah Dengue Menurut Nadesul (2007 : 1) Demam berdarah dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan perdarahan-perdarahan. D. Variabel Penelitian Menurut Sugiyono (2011 : 2) Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat, atau nilai, dari orang, obyek, atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Di dalam suatu penelitian terdapat beberapa variabel yang harus ditetapkan dengan jelas oleh seorang peneliti sebelum memulai pengumpulan data diantaranya adalah variabel bebas dan variabel terikat. Dimana variabel bebas (X) adalah variabel yang mempengaruhi dan variabel terikat (Y) adalah variabel yang dipengaruhi. Variabel bebas dalam penelitian yaitu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi persebaran penderita DBD di Kecamatan Tarogong Kidul dan Variabel terikat atau Variabel terpengaruh yaitu persebaran penderita demam berdarah dengue di Kecamatan Tarogong Kidul. Variabel bebas (X) 1. Kondisi Tempat Tinggal Penderita. 2. Kondisi lingkungan sekitar rumah penderita. 3. Kebiasaan penderita. 4. Kontribusi lingkungan lain Variable Terikat (Y) Demam Berdarah Dengue Di Kecamatan Tarogong Kidul

34 E. Populasi dan Sampel Menurut Nawawi (1993:141) Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuhtumbuhan, gejala-gejala, nilai test atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian.sampel secara sederhana diartikan sebagai bagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya dalam suatu penelitian. Dengan kata lain sampel adalah sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi ( Nawawi 1993 : 144). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang terdapat di Kecamatan Tarogong Kidul yaitu : Tabel 3.1 Jumlah Penderita DBD di Kecamatan Tarogong Kidul No Tahun Jumlah Penderita 1 2009 356 2 2010 196 3 2011 121 Jumlah 673 Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Tahun 2009, 2010, 2011. Untuk penarikan sampel tidak ada ketentuan angka yang pasti mengenai besarnya jumlah yang harus diambil, yang penting adalah sampel refresentatif, artinya bisa mewakili populasi. Adapun sampel dalam peneltian ini adalah Sampel penduduk. Sampel ini diambil dengan cara purposive sampling menurut Nasution (2003 :98) yaitu dilakukan dengan mengambil orang-orang yang terpilih oleh peneliti menurut ciri-ciri spesifik. Dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah 76 orang berdasarkan masyarakat penderita DBD dengan alamat yang lengkap. Jumlah sampel ini diambil dari tahun 2009,2010, dan 2011 yang diambil dari data yang terdapat di puskesmas-puskesmas di Kecamatan Tarogong Kidul. Dari 76 sampel ini diambil secara keseluruhan untuk dijadikan sampel sehingga dapat ditarik pernyataan tentang kondisi penderita dan lingkungannya di Kecamatan Tarogong Kidul. Adapun sampelnya seperti yang terlihat pada tabel 3.2. :

35 Tabel 3.2. Jumlah Pasien yang beralamat lengkap No Desa Jumlah Penderita Beralamat Lengkap (Jiwa) 1 Sukagalih 3 2 Jayawaras 16 3 Haurpanggung 25 4 Jayaraga 26 5 Pataruman 6 Total 76 Sumber : Data Puskesmas Haur Panggungg dan Puskesmas Pembangunan tahun 2010 dan 2011 F. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu teknik observasii, teknik quisioner, teknik dokumentasi dan teknik studi literature. Penjelasan untuk setiap teknik yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Teknik observasi. Menurut Riduwan (2010 : 57) Teknik observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan apabila objek penelitian bersifat perilaku dan tindakan manusia, fenomen alam (kejadian-kejadian yang ada di alam sekitar) proses kerja dan penggunaan responden. Dalam hal ini peneliti mendatangi langsung daerah yang persebaran penderita demam berdarah dengue dan mengumpulkan data yang diperlukan. 2. Teknik Quisioner Quisioner adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respons (responden) sesuai dengan permintaan pengguna (Riduwan 2010 : 52). Dalam penelitian ini quisioner merupakan daftar pertanyaan yang akan diajukan kepada penderita DBD untuk mengetahui informasi yang diperlukan.

36 3. Teknik Studi Dokumentasi Menurut Riduwan (2010 : 58) Dokumentasi adalah suatu teknik yang ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi bukubuku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, dan data yang relevan dengan penelitian. Teknik ini adalah cara mengumpulkan data yang dilakukan dengan katagorisasi dan klasifikasi bahan-bahan tertulis yang berhubungan dengan masalah penelitian, baik dari sumber dokumen maupun buku-buku, koran, majalah dan lain-lain. Dalam hal ini peneliti mengumpulkan data-data dari buku yang relevan tentang demam berdarah, data jumlah penderita DBD yang di ambil dari Dinas Kesehatan, dan data jumlah penduduk dari Kecamatan Tarogong Kidul. 4. Teknik Studi Literatur Menurut Sumaatmaja dalam Amat (2008 : 33) bahwa, Penelitian yang memenuhi syarat, tidak dapat dilakukan tanpa mengetahui teori, prinsip konsep, dan hukum-hukum yang berlaku pada bidang geografi dan ilmu pengetahuan. Peneliti mencari secara literatur data-data geografis daerah penelitian baik data fisik maupun data sosial dan juga data mengenai teori yang relevan dengan penelitian, guna memecahkan masalah yang terdapat dalam penelitian ini. Data yang diperoleh berupa data sekunder yang berkaitan dengan kajian penelitian ini, baik itu buku referensi, laporan kajian-kajian tentang persebaran DBD di Kecamatan Tarogong Kidul. G. Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini dilakukan beberapa langkah untuk menganalisis data diantaranya yaitu : 1. Menyeleksi Data Langkah ini dilakukan agar kelengkapan data yang terkumpul melalui instrumen penelitian yang berupa hasil dari pedoman wawancara ataupun data yang lainnya dapat mendukung pembahasan dalam penelitian ini.

37 2. Mengklasifikasi Data Dalam penelitian ini dilakukan pengklasifikasian data yaitu berupa pengelompokan data yang diperoleh dari responden dan dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang frekuensi jawaban dari responden. Penulis melakukan tabulasi data dan memasukan data yang ada ke dalam tabel korelasi yang mana data tersebut pada akhirnya akan menjelaskan rumusan masalah. 3. Analisis Data Teknik Analisis data yang digunakan adalah persentase yang bertujuan untuk menguji untuk mengetahui kecenderungan responden dan fenomenafenomena di lapangan. Analisis persentase ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar kecenderungan antara faktor-faktor penyebab DBD dengan persebaran penderita DBD di Kecamatan Tarogong Kidul. Analisis persentase yang digunakan dalam penelitian ini digunakan untuk menguji dua variabel seberapa besar pengaruh antara satu variabel dependen dan satu variabel independen dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Keterangan : p = Persentase f = Frekuensi Jawaban n = Jumlah Responden 4. p = x 100% Adapun kriteria penilaian skor yang digunakan berdasarkan pada kriteria menurut Arikunto, 1996 : 57 (Agustina, 2011 : 37) dapat dilihat pada tabel 3.3. Tabel 3.3. Tabel Persentase No Persentase Keterangan 1 0% Tidak ada 2 1% - 24% Sebagian kecil 3 25% - 49% Hampir setengahnya 4 50% Setengahnya 5 51% - 74% Sebagian besar 6 75% - 99% Hampir seluruhnya 7 100% Seluruhnya

38 Teknik analisis data lain yang digunakan untuk melengkapi penelitian ini adalah regresi yang bertujuan untuk menguji pengaruh antara variabel satu dengan variabel lain (Endrayanto 2012 : 59). Analisis regresi ini digunakan untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara faktor-faktor penyebab DBD dan berapa besar kontribusi pengaruh tersebut terhadap persebaran penderita DBD di Kecamatan Tarogong Kidul. Analisis regresi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu regresi linear sederhana yang digunakan untuk menguji dua variabel apakah ada pengaruh antara satu variabel dependen dan satu variabel independen dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Keterangan : Y : Subjek dalam variabel dependen yang di prediksi a : harga Y ketika harga X = 0 (Harga konstan) b : Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada perubahan variabel independen. Bila (+) arah garis naik, dan bila (-) maka arah garis turun. X : Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu. ( ) ( )( ) ( ) ( ) ( ) Se =

39 Sb = ( ) T hitung = Teknik analisis lain yang digunakan peneliti adalah dengan menggunakan teknik overlay yaitu overlay yaitu teknik yang dibentuk melalui penggunaan secara tumpang tindih suatu peta yang masing-masing mewakili faktor penting linkungan. H. Pengembangan instrumen Untuk menjaring data dari responden maka dalam penelitian ini dilakukan pengajuan beberapa pertanyaan. Pertanyaan tersebut dikembangkan dari variabel : Tabel 3.4. Pengembangan Instrumen No. Variabel Uraian Variabel Sumber Instrumen 1. Kondisi Tempat Tinggal Penderita Kepadatan Rumah Jumlah air yang tertampung Nyamuk Aedes Aigypty adalah jenis nyamuk yang gemar hidup di dalam rumah. Transmisi virus Dengue mungkin juga terjadi apabila seekor nyamuk yang sedang menghisap darah pasien Dengue terganggu, dan nyamuk itu segera menggigit orang lain lagi (Wiradharma 1999 : 89) Nyamuk demam berdarah bukan tergolong nyamuk yang rakus, ia hanya menggigit pada jam-jam tertentu saja. Itu pun hanya nyamuk betina yang menggigit. Darah manusia dibutuhkannya untuk bertelur. Nyamuk Aedes Aegypti menggigit pada pagi dan pada sore hari. Diluar jam itu nyamuk betina hinggap di air jernih tergenang untuk bertelur 1. Berapakah kepadatan rumah yang anda tempati? Luas Jumlah rumah anggota keluarga... m 2... orang 2. Berapa jumlah air tertampung yang terdapat di rumah anda?

40 Jumlah tanaman hias ( Nadesul 2007 :2). Lingkungan biologi yang mempengaruhi penularan DBD terutama adalah banyaknya tanaman hias dan tanaman pekarangan, yang mempengaruhi kelembapan, pencahayaan di dalam rumah, merupakan tempat yang disenangi nyamuk untuk hinggap dan beristirahat (Fatmawati 2012 : 39). 3. Berapa jumlah tanaman hias yang terdapat di rumah anda? Jumlah akuarium/ kolam ikan Nyamuk Aedes Aeypti memiliki pemangsa yaitu kelelawar dan burung, sementara larva atau jentik nyamuk dimangsa oleh burung air, serangga, dan ikan (Nadesul 2007 : 123). 4. Berapakah jumlah akuarium atau kolam ikan yang terdapat di rumah anda? Ruangan terkena matahari yang sinar Nyamuk Aedes Aegypti lebih menyukai tinggal di ruangan rumah yang sejuk, lembap dan 5. Apakah setiap ruangan dirumah anda sering terkena sinar matahari? gelap (Soedarto 2009 : 178 ) Kelembaban Rumah Nyamuk Aedes Aegypti lebih menyukai tinggal di ruangan 6. Berapa kelembaban rumah penderita DBD? rumah yang sejuk, lembap dan gelap (Soedarto 2009 : 178 ) Ketinggian Tempat Penyakit ini banyak ditemukan didaerah-daerah termasuk di 7. Berapa ketinggian tempat rumah penderita DBD? seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut (Teddy 2005 :42) Suhu Udara Nyamuk dapat bertahan hidup pada suhu rendah, tetapi metabolismenya menurun atau 8. Berapa suhu udara didalam rumah penderita DBD?

41 bahkan terhenti bila suhunya turun sampai dibawah suhu kritis. Pada suhu yang lebih tinggi dari 35 C juga mengalami perubahan dalam arti lebih lambatnya proses-proses fisiologis. Menurut Hakim ( 2012 : 45) Warna Cat Nyamuk Aedes Aegypti lebih menyukai tinggal di ruangan 9. Bagaimana warna cat didalam rumah penderita? rumah yang sejuk, lembap dan gelap (Soedarto 2009 : 178 ) 2 Kondisi Lingkungan penderita Jarak Rumah Antar Berbagai penelitian penyakit menular membuktikan bahwa kondisi perumahan yang 10. Berapa jarak antar rumah di lingkungan sekitar penderita DBD? berdesak- desakan dan kumuh mempunyai kemungkinan lebih besar terserang penyakit (Fatmawati 2012 : 1). Jumlah Genangan Air Nyamuk Aedes Aegypti menggigit pada pagi hari dan pada sore hari. Diluar jam itu 11. Berapa jumlah genangan air yang terdapat di lingkungan sekitar penderita DBD? nyamuk betina hinggap di air jernih tergenang untuk bertelur (Nadesul 2007 :2) Aliran sungai Nyamuk Aedes Aegypti menggigit pada pagi hari dan pada sore hari. Diluar jam itu nyamuk betina hinggap di air jernih tergenang untuk bertelur (Nadesul 2007 :2) 12. Apakah aliran sungai yang melewati lingkungan anda sering mengalir? Suhu lingkungan udara Nyamuk dapat bertahan hidup pada suhu rendah, tetapi metabolismenya menurun atau 13. Berapa suhu udara di lingkungan sekitar penderita DBD? bahkan terhenti bila suhunya turun sampai dibawah suhu kritis. Pada suhu yang lebih tinggi dari 35 C juga mengalami

42 perubahan dalam arti lebih lambatnya proses-proses fisiologis. Menurut Soegijanto (2006 : 245) Kelembaban Lingkungan Kelembaban udara yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan. keadaan rumah menjadi basah 14. Berapa kelembaban di lingkungan sekitar penderita DBD? dan lembab yang memungkinkan berkembangbiaknya kuman atau bakteri penyebab penyakit. Kelembaban yang baik menurut widiyanto (2007 : 33) berkisar antara 60 % - 70%. Penyinaran Matahari Kebiasaan istirahat nyamuk aedes aigypti lebih banyak didalam rumah pada benda- 15. Bagaimana penyinaran matahari di lingkungan sekitar penderita DBD? benda yang bergantung, berwarna gelap, dan tempattempat lainnya yang terlindungi dari sinar matahari (Soegijanto 2006 : 250) 3 Kebiasaan Penderita Kebiasaan menggantungkan pakaian Menurut Soedarto (2009: 178) Hinggapnya bukan di dinding melainkan pada barang-barang 16. Apakah anda sering menggantung pakaian di dalam kamar? yang bergelantungan di kamar Kebiasaan berdiam diri pada pukul 06.00- Darah manusia dibutuhkannya untuk bertelur. Nyamuk Aedes Aegypti menggigit pada pagi 17. Apakah anda sering berdiam diri pada saat pukul 06.00-09.00? 09.00 hari pukul 06.00-09.00 dan pada sore hari pukul 15.00-17.00. Diluar jam itu nyamuk betina hinggap di air jernih tergenang untuk bertelur ( Nadesul 2007 :2) Kebiasaan berdiam diri pada pukul 15.00- Darah manusia dibutuhkannya untuk bertelur. Nyamuk Aedes Aegypti menggigit pada pagi 18. Apakah anda sering berdiam diri pada saat pukul 15.00-17.00?

43 17.00 hari pukul 06.00-09.00 dan pada sore hari pukul 15.00-17.00. Diluar jam itu nyamuk betina hinggap di air jernih tergenang untuk bertelur ( Nadesul 2007 :2) 4 Kontribusi Lingkungan Mobilitas Penderita penyakit demam berdarah dengue menyebar ke darahdaerah pedesaan dikarenakan adanya mobilitas yang tinggi dan interaksi antara penduduk desa dan penduduk kota semakin meningkat dan memudahkan penularan penyakit demam berdarah dengue (Soedarmo 1988 : 15) 19. Apakah setiap hari anda sering bepergian meninggalkan rumah? Kebiasaan Menguras mandi. bak Menurut Soegijanto ( 2006 : 255) Disini dapat digunakan beberapa cara antara lain dengan 20. Apakah anda sering melakukan 3M aktivitas menguras bak mandi? dengan mencegah nyamuk kontak dengan manusia yaitu memasang kawat kasa pada lubang ventilasi rumah, jendela, dan pintu. Dan yang sekarang digalakan oleh pemerintah yaitu gerakan 3M yaitu : 1) menguras tempat-tempat penampungan air dengan menyikat dinding bagian dalam dan dibilas paling sedikit seminggu sekali Kebiasaan Menguras mandi bak Menutup rapat tempat penampungan air sedemikian rupa sehingga tidak dapat 21. Apakah anda sering melakukan 3M aktivitas menutup tempat penampungan air? diterobos oleh nyamuk dewasa Tempat dikunjungi penderita yang Tempat-tempat potensial untuk terjadinya penularan DBD adalah tempat-tempat umum 22. Apakah anda sering tidak berada di rumah setiap hari? yang merupakan tempat

44 berkumpulnya orang-orang yang datang dari berbagai wilayah sehingga kemungkinan terjadinya pertukaran beberapa tipe virus dengue cukup besar (Rusdijas 2005 : 33) Kebiasaan Penderita Lamanya sakit waktu 23. Berapa lama anda menderita sakit DBD? Selama DBD