BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL PENELITIAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATERI AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 SD TERBITAN TIGA SERANGKAI SKRIPSI

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) A. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SATUAN PENDIDIKAN (SKL-SP)

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa,

PEMBELAJARAN MENULIS KARYA ILMIAH BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. penelitian yang dirumuskan dari deskripsi temuan penelitian dan pembahasan

ANALISIS TUJUAN MATA PELAJARAN Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam. Ranah Kompetensi K A P

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-undang nomor 20 tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. generasi penerus. Karakter itu penting, karena banyak masyarakat memiliki

BAB I PENDAHULUAN. cinta kasih, dan penghargaan terhadap masing-masing anggotanya. Dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. secara terus-menerus. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya manusia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2017 TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

HAKIKAT PEMBELAJARAN IPS.

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

KONTRUKSI KARAKTER KERJA KERAS DAN RELA BERKORBAN DALAM FILM BIDADARI-BIDADARI SURGA UNTUK KEPERLUAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PENANAMAN NILAI-NILAI KARAKTER BANGSA DALAM PEMBELAJARAN

I. PENDAHULUAN. Upaya pemerintah dalam menanamkan kembali nilai-nilai karakter (luhur) dilatar

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DALAM PEMBELAJARAN SMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dikenal sebagai satu wadah untuk membangun dan

Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

PERAN MUSEUM SEBAGAI SUMBER BELAJAR DAN SARANA PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik. Oleh Karena itu, pendidikan secara terus-menerus. dipandang sebagai kebutuhan yang mendesak.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu kelompok masyarakat maupun bangsa sekalipun. Peradaban suatu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB II LANDASAN TEORI

Siaran Pers Kemendikbud: Penguatan Pendidikan Karakter, Pintu Masuk Pembenahan Pendidikan Nasional Senin, 17 Juli 2017

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia.

PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21

K. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SDLB AUTIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan aspek penting bagi setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)

BAB I PENDAHULUAN. dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang. negara, dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Perilaku-perilaku yang

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari semua pembahasan yang telah dipaparkan maka melahirkan sebuah. kesimpulan sebagai berikut:

Farida Nurhasanah. Universitas Sebelas Maret Surakarta 2011

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm. 6. 2

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PERSEPSI GURU TENTANG PENILAIAN SIKAP PESERTA DIDIK DALAM KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI

ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. kewibawaan guru di mata peserta didik, pola hidup konsumtif, dan sebagainya

PROGRAM STUDI S1 BAHASA INGGRIS SIKAP

I. PENDAHULUAN. tercantum dalam UU Sisdiknas No. 20 (2003:4): Bahwa Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini merupakan penjabaran dari sebuah pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam

PEMBINAAN DISIPLIN ANAK TUNA GRAHITA DI SEKOLAH. (Studi Kasus di SLB Pelita Bangsa Kesamben Jombang) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya mencapai kedewasaan subjek didik yang mencakup segi intelektual, jasmani dan rohani, sosial maupun emosional. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan pendidikan nasional ialah mengembangkan potensi subjek didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian, dan akhlak mulia. Amanah tujuan pendidikan itu bermaksud membentuk insan cerdas juga berkepribadian atau berkarakter sehingga lahir generasi bangsa yang berbudaya. Pembentukan karakter bangsa dimulai pribadi menjadi masyarakat akhirnya menjadi karakter bangsa. Menurut Budimansyah (2010: 3) karakter bangsa Indonesia berlandaskan Pancasila sebagai kepribadian jadi diri bangsa. Kemajuan negara Republik Indonesia harus didukung oleh karakter bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, berbudi luhur, toleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi iptek, yang dijiwai iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sistem Pendidikan Nasional dalam UU No. 20 tahun 2003 Pasal 3 mengamanahkan perlu diberikannya pendidikan karakter dimulai dari tingkat SD sebagai materi pelajaran muatan lokal. Hal ini dimaksudkan sebagai pemberian landasan yang kokoh bagi pembentukan karakter siswa. Menurut Arismantoro (2008: 31): 1

2 Pendidikan karakter mendorong terbentuknya anak-anak yang baik. Anak-anak yang berkarakter baik tumbuh dengan kapasitas dan komitmennya untuk melakukan berbagai hal yang terbaik dan melakukan segalanya dengan benar, dan cenderung memiliki tujuan hidup. Pendidikan karakter yang efektif, ditemukan dalam lingkungan sekolah yang memungkinkan semua peserta didik menunjukkan potensi mereka untuk mencapai tujuan yang sangat penting. Pendidikan karakter dilakukan secara terintegrasi dalam proses pembelajaran, maksudnya pengenalan dan internalisasi nilai-nilai ke dalam tingkah laku peserta didik dilakukan melalui proses pembelajaran, baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas. Pada dasarnya proses pembelajaran bertujuan untuk menjadikan peserta didik menguasai kompetensi (materi) yang ditargetkan, menjadikan peserta didik mengenal, menyadari/peduli, menginternalisasi nilai-nilai, dan sebagai dasar berperilaku. Pendidikan karakter berhasil apabila anak menunjukkan perilaku yang baik. Hal ini memerlukan waktu, kesempatan, dan tuntunan yang kontinu. Perilaku yang berkarakter muncul, berkembang, dan menguat pada diri anak bila anak mengetahui, merasakan, dan memiliki sikap positif, serta terbiasa melakukannya. Pendidikan karakter ditanamkan melalui cara yang logis, rasional, dan demokratis. Aspek-aspek pendidikan karakter diungkapkan oleh Megawangi (2009: 44) sebagai berikut: Cinta Tuhan, alam semesta beserta isinya; Tanggung jawab, Kedisiplinan, dan Kemandirian; Kejujuran; Hormat dan Santun; Kasih Sayang, Kepedulian, dan Kerjasama; Percaya Diri, Kreatif, Kerja Keras, dan Pantang Menyerah; Keadilan dan Kepemimpinan; Baik dan Rendah Hati; serta Toleransi, Cinta Damai, dan Persatuan. Nilai karakter secara religius tercermin dalam pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang. Intinya didasarkan pada nilai-nilai Ketuhanan dan/atau

3 ajaran agamanya. Nlai karakter secara pribadi tercermin dalam sikap jujur, bertanggung jawab, bergaya hidup sehat, disiplin, kerja keras, percaya diri, berjiwa wirausaha, berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, mandiri, punya sifat ingin tahu, dan cinta ilmu. Nilai karakter secara sosial tercermin dalam kesadaran akan hak dan kewajiban diri dan orang lain, patuh pada aturanaturan sosial, menghargai karya dan prestasi orang lain, santun, dan demokratis. Nilai karakter dalam secara nasional tercermin dalam nasionalisme dan kebangsaan yaitu peduli pada nilai kebangsaan, nasionalis, dan menghargai keberagaman dari segi fisik, sifat, adat, budaya, suku, dan agama. Pendidikan karakter lebih tepat diberikan secara terintegrasi (termuat) dalam mata pelajaran yang sudah ada dalam kurikulum, termasuk mata pelajaran Bahasa Indonesia. Menurut Nurgiyantoro (2010: 26): Ada banyak cara dan bahan yang dapat dikreasikan untuk mendidik, memupuk dan mengembangkan, serta membentuk karakter peserta didik. Cara yang dimaksudkan adalah proses dan strategi, sedang bahan adalah bahan ajar. Pembentukan karakter tidak diajarkan secara mandiri sebagai sebuah bahan ajar seperti mata pelajaran yang lain, melainkan termuat dalam pembelajaran berbagai mata pelajaran tersebut baik dalam proses dan strategi pembelajaran. Pendidikan karakter juga dapat secara inklusif dimasukkan dalam bahan ajar. Jadi, pendidikan karakter dapat masuk dalam pembelajaran agama, kesenian, bahasa dan sastra Indonesia, sejarah, matematika, dan lainlain. Pengembangan bahan ajar merupakan bagian dari kompetensi pedagogik yang wajib dimiliki seorang guru (Mandiri, 2006:7). Setelah melaksanakan pengembangan bahan ajar berarti bahwa guru telah menyediakan rangsangan bagi siswa untuk belajar secara aktif, sebagai suatu

4 upaya penting dalam meningkatkan keefektifan pembelajaran sekaligus dapat meningkatkan kualitas. Materi ajar, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang dirumuskan di dalam silabus pada dasarnya ditujukan untuk memfasilitasi peserta didik menguasai standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD). Menurut Patimah (2011: 2): Upaya memfasilitasi terjadinya pembelajaran yang mengembangkan karakter, setidak-tidaknya perlu dilakukan perubahan pada tiga komponen silabus berikut: yaitu 1. Penambahan dan/atau modifikasi kegiatan pembelajaran sehingga ada kegiatan pembelajaran yang mengembangkan karakter 2. Penambahan dan/atau modifikasi indikator pencapaian sehingga ada indicator yang terkait dengan pencapaian peserta didik dalam hal karakter 3. Penambahan dan/atau modifikasi teknik penilaian sehingga ada teknik penilaian yang dapat mengembangkan dan/atau mengukur perkembangan karakter Penambahan dan atau adaptasi kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian, dan teknik penilaian harus memperhatikan kesesuaiannya dengan SK dan KD yang harus dicapai oleh peserta didik. Kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian, dan teknik penilaian yang ditambahkan dan/atau hasil modifikasi tersebut harus bersifat lebih memperkuat pencapaian SK dan KD tetapi sekaligus mengembangkan karakter. Pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Struktur materi pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan

5 berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek: mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis (Puskur, 2006: 16). Berdasarkan standar komptensi di atas, pembelajaran bahasa Indonesia pada standar kompetensi membaca erat kaitannya dengan pembentukan karakter cukup dekat dengan pembentukan sikap dan perilaku. Buku materi ajar yang berjudul Gemar Berbahasa Indonesia 2 untuk kelas II SD terbitan Tiga Serangkai merupakan materi ajar yang dirancang dan disusun sedemikian rupa sehingga selaras dengan struktur materi kelas II SD. Hal ini dapat dilihat dari materi pada kompetensi dasar membaca yang menuntut siswa mampu membaca teks pendek dengan lancar. Berikut ini potongan teks materi membaca: Bu Wulan nama guruku Bu Wulan sabar dan baik sekali Aku jadi rajin belajar Aku juga gemar membaca Aku ingin menjadi guru Kalimat yang mengandung nilai pendidikan karakter adalah: (1) Bu Wulan sabar dan baik sekali; (2) Aku jadi rajin belajar; (3) Aku juga gemar membaca. Jika dikaji struktur kalimatnya adalah sebagai berikut: 1) Bu Wulan sabar dan baik sekali S P (2) Aku jadi rajin belajar S P Pel (3) Aku juga gemar membaca S P Pel Kajian semantik dari kata sabar adalah orang yang tidak mudah marah, baik, dan lemah lembut. Makna dari kata rajin belajar adalah selalu belajar

6 dengan tekun, sedangkan gemar membaca adalah menganjurkan anak-anak untuk selalu belajar membaca. Pendidikan karakter dalam materi ajar dapat disajikan melalui tokohtokoh dalam dongeng, puisi atau cerita sederhana. Seperti dongeng tikus dan tupai yang dimuat dalam Buku Materi Ajar kelas II SD yang berjudul Gemar Berbahasa Indonesia 2, merupakan gambaran tokoh-tokoh yang memiliki berbagai watak dan budi pekerti. Tokoh-tokoh tersebut dibekali sifat, sikap, dan watak yang menyerupai manusia biasa. Muatan pendidikan karakter dalam dongeng tersebut adalah anak dapat belajar tentang berbagai aspek kehidupan lewat apa yang diperankan oleh tokoh tersebut. Berdasarkan uraian di atas, menarik untuk dilakukan penelitian dengan judul: Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Pada Materi Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 SD Terbitan Tiga Serangkai. B. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dapat diidentifikasi beberapa permasalahan yang berkaitan dengan pendidikan karakter. Agar penelitian lebih fokus, maka permasalahan yang diteliti dibatasi sebagai berikut: 1. Pendidikan karakter pada siswa kelas II SD adalah pendidikan budi pekerti yang melibatkan pengetahuan, perasaan, dan tindakan. Pendidikan karakter mengembangkan beragam perilaku seperti moral, sopan santun, berperilaku baik, sehat, kritis, sukses, sesuai dan / atau diterima secara makhluk-sosial.

7 2. Materi ajar bahasa Indonesia kelas II SD adalah bahan pembelajaran yang dapat dipertanggungjawabkan dari sudut kebenaran ilmu dan tidak melanggar tata norma yang berlaku. Salah satu wujud dari bahan ajar/materi bahan ajar adalah buku pelajaran. Dalam penelitian ini materi ajar yang diteliti adalah buku pelajaran Bahasa Indonesia yang berjudul Gemar Berbahasa Indonesia 2 terbitan PT. Tiga Serangkai di Surakarta tahun 2006. C. Perumusan Masalah Perumusan masalah adalah bagian terpenting yang harus ada dalam penulisan karya tulis ilmiah. Oleh karena itu, sebelum melakukan penelitian harus mengetahui terlebih dahulu permasalahan yang ada. Permasalahan yang jelas maka proses pemecahannya akan terarah dan terfokus. Berdasarkan pembatasan masalah maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Nilai-nilai pendidikan karakter apa sajakah yang ada dalam materi ajar Bahasa Indonesia kelas 2 SD yang berjudul Gemar Berbahasa Indonesia 2 terbitan Tiga Serangkai tahun 2006 pada kompetensi mendengarkan dongeng, puisi, dan cerita sederhana? 2. Bagaimanakah klasifikasi isi buku materi ajar bahasa Indonesia kelas 2 SD yang berjudul Gemar Berbahasa Indonesia 2 terbitan Tiga Serangkai Tahun 2006 yang mengandung nilai-nilai pendidikan?

8 D. Tujuan Penelitian Tujuan adalah bagian dari upaya untuk merealisasikan aktivitas yang dilaksanakan sehingga dapat dirumuskan secara jelas. Pada penelitian ini, perlu adanya tujuan yang berfungsi sebagai acuan pokok terhadap masalah yang akan diteliti. Tujuan penelitian ini digunakan sebagai pedoman agar dapat bekerja secara terarah dalam mencari data sampai langkah pemecahannya. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Nilai-nilai pendidikan karakter apakah yang ada dalam materi ajar Bahasa Indonesia kelas 2 SD yang berjudul Gemar Berbahasa Indonesia 2 terbitan Tiga Serangkai tahun 2006 pada kompetensi mendengarkan dongeng, puisi, dan cerita sederhana? 2. Klasifikasi isi buku materi ajar bahasa Indonesia kelas 2 SD yang berjudul Gemar Berbahasa Indonesia 2 terbitan Tiga Serangkai Tahun 2006 yang mengandung nilai-nilai pendidikan. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat atau Kegunaan Teoretis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi dan masukan yang berguna bagi mahasiswa mengenai pendidikan karakter dalam materi ajar bahasa Indonesia b. Memberi sumbangan pengetahuan dan informasi kepada mahasiswa Universitas maupun masyarakat mengenai pentingnya pendidikan karakter, khususnya bagi siswa sekolah dasar.

9 2. Manfaat atau Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini bermanfaat dalam tahap penyusunan buku materi ajar untuk memasukkan unsur-unsur pendidikan karakter sebagai tauladan bagi siswa. F. Sistematika Penulisan Sistematika dalam penelitian ini adalah: Bab I Pendahuluan, berisi yang meliputi Latar Belakang Masalah, Pembatasan Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan. Bab II Tinjauan Pustaka berisi landasan teori yang memaparkan tinjauan penelitian terdahulu, pendidikan karakter dan materi ajar bahasa Indonesia. Bab III metode penelitian meliputi bentuk penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. Bab IV Hasil Penelitian, berisi hasil analisis untuk mendapatkan jawaban atas permasalahan. Bab V Penutup, berisi kesimpulan dan saran.