alami maupun buatan. Perancangan wisata alam memerlukan ketelitian dalam memilih objek wisata yang akan dikembangkan.

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

BAB V PRINSIP PENGEMBANGAN

LAPORAN IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI OBYEK WISATA ALAM DI KARANGTEKOK BLOK JEDING ATAS. Oleh : Pengendali EkosistemHutan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI

Lampiran 1. Peraturan Pendakian

BAB I PENDAHULUAN. negara/wilayah baik alam maupun budaya ini, kini semakin berkembang pesat

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

persepsi pengunjung yang telah dibahas pada bab sebelumnya. VIII. PROSPEK PENGEMBANGAN WISATA TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung memiliki letak geografis yang sangat menguntungkan, letaknya sangat strategis karena berada di ujung Pulau Sumatera

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia terdiri dari pulau-pulau dan berbagai macam suku dengan

Lampiran 7: Pertanyaan Kuesioner dan Wawancara

POTENSI SUMBER DAYA ALAM DI GUNUNG MERAPI

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS)

BAB I PENDAHULUAN. II/1999 seluas ha yang meliputi ,30 ha kawasan perairan dan

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata itu sendiri, tetapi juga lokal eksposur dan advokasi serta membantu membentuk

PENDAHULUAN. didarat masih dipengaruhi oleh proses-proses yang terjadi dilaut seperti

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi

BAB V PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK

BAB I PENDAHULUAN. multi dimensional baik fisik, sosial, ekonomi, politik, maupun budaya.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Fisik dan Topografi Kota Bandarlampung

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,7 persen (Tempo.co,2014). hal

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Menurut Badan Pusat Statistik (2012), Kota Bandar Lampung merupakan

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perencanaan kebun agrowisata Sindang Barang adalah kebun produksi tanaman budidaya IPB untuk

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan

HOTEL RESORT BINTANG DUA DAN PUSAT KEBUGARAN PENDAHULUAN

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa

BAB IV RENCANA PENGEMBANGAN

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

V. GAMBARAN UMUM Bujur Timur dan antara Lintang Selatan. Batas wilayah. 19 sampai dengan 162 meter.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

IV. KEADAAN UMUM KOTA BANDAR LAMPUNG. Kota Bandar Lampung pintu gerbang Pulau Sumatera. Sebutan ini layak untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN SIMPUL CURUG GEDE DI KAWASAN WISATA BATURADEN

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan jumlah wisatawan internasional (inbound tourism) berdasarkan perkiraan

Lampiran 1. Kuesioner untuk Pengunjung Kawasan Danau Linting

BAB I PENDAHULUAN. penunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Taman Nasional Kerinci Seblat

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. daerah transit kegiatan perekonomian antara Pulau Sumatera dan Jawa, B. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Barat

BAB III POTENSI OBYEK WISATA BATU SERIBU. A. Lokasi Obyek Wisata Batu Seribu. Kota Sukoharjo. Secara geografis sebagian besar merupakan wilayah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. alam yang sangat berbeda dengan ibukota atau daerah-daerah yang lain, luar Jakarta bahkan dari mncanegara.

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II DESKRIPSI TEMPAT WISATA Sejarah Taman Wisata Alam Mangrove Pantai Indah Kapuk. lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. berkembangnya pembangunan daerah. Provinsi Lampung merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. 1. Tingginya Mobilitas Penggunaan Jalan di Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat di seluruh wilayah Indonesia. Pembangunan-pembangunan

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Analogy pergerakan air laut, dimana tema

PENDAHULUAN. lebih pulau dan memiliki panjang garis pantai km yang merupakan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. devisa bagi negara, terutama Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) bagi daerah

III. METODE PENELITIAN. atau menggambarkan sesuatu hal, misalnya keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (2.392 meter) dan Gunung Lamongan (1.600 meter), serta di bagian Selatan

BAB IV. GAMBARAN UMUM. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. Luas daratan Indonesia hanya meliputi 1,32% dari seluruh luas daratan

BERWISATA BAHARI MENYUSURI SEGARA ANAKAN

Batu City Tour. Jatim Park 1 dikelilingi hawa pegunungan yang segar, banyak permainan dan hiburan yang dapat dipilih.

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya.

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN. aksesibilitas dan mobilitas di daerah tersebut yang sebaliknya akan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Secara harfiah arti kata Boom sama dengan Haven dalam bahasa Belanda atau

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. sebagai pusat kegiatan pemerintahan, politik, pendidikan, kebudayaan,

BAB I PENDAHULUAN. Tempat-tempat rekreasi serta tempat-tempat wisata yang bersaing saat ini sudah

KETENTUAN PRASARANA DAN SARANA MINIMAL

TINJAUAN PULO CANGKIR

PENYUSUNAN PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI DAN PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN GUNUNG PULOSARI PEGUNUNGAN AKARSARI

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, JABODETABEK adalah wilayah dengan kepadatan penduduk yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

Pantai-ku, Pulau-ku Kesayanganku, Harta Terindahku Oleh : Yasinta Larasati Galuh Nindyasari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Deskripsi Judul

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Timur Provinsi Lampung. Desa ini memiliki luas hektar. Desa yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata pada saat ini, menjadi harapan bagi banyak negara termasuk

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar 6.2. Konsep Pengembangan Fungsi Pendidikan

PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA PANTAI TANJUNG PAPUMA JEMBER

V. KONSEP Konsep Dasar Pengembangan Konsep

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. Fristiawati, 2015 PENGEMBANGAN TAMAN RA. KARTINI SEBAGAI RUANG REKREASI PUBLIK DI KOTA CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. tempat ini ramai dikunjung oleh wisatawan baik dari dalam maupun dari luar

I. PENDAHULUAN. kulinernya banyak orang menyebutkan bahwa Indonesia adalah surga dunia yang

WISATA AGRO BUNGA SEBAGAI PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA SUKUH PERMAI DI NGARGOYOSO KARANGANYAR

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan pariwisata menduduki posisi yang sangat penting setelah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yaitu budaya, lingkungan hidup, sosial, ilmu pengetahuan, peluang dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seminar Tugas Akhir 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PERENCANAAN LANSKAP. Tata Ruang Wisata Budaya

Universitas Sumatera Utara

Transkripsi:

23 1. Potensi Wisata Gunung Sulah Potensi wisata merupakan segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata baik alami maupun buatan. Perancangan wisata alam memerlukan ketelitian dalam memilih objek wisata yang akan dikembangkan. Objek tersebut diusahakan mempunyai keunikan dan kekhasan tertentu sehingga mempunyai daya tarik dan berkesan bagi para pengunjung. Potensi wisata yang memiliki keindahan yang tinggi dan masih alami memiliki prospek yang baik untuk dilakukan kegiatan pengembangan wisata karena salah satu faktor pendukung keberhasilan suatu kegiatan ekowisata adalah keindahan dan kealamian suatu objek wisata. Potensi wisata yang ditawarkan di Bukit Gunung Sulah terdiri dari pemandangan alam laut, pemandangan pusat kota, terdapat area flying fox, dan memiliki kondisi vegetasi yang baik sehingga masih terdapat satwa yang hidup disana antara lain monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), burung elang gunung, burung kutilang, burung emprit, dan bajing. Fasilitas yang tersedia di Bukit Gunung Sulah adalah terdapatnya masjid didaerah sekitar dan terdapat areal perkemahan, namun fasilitas yang ada tersebut belum cukup untuk menunjang kegiatan pengembangan wisata di Bukit Gunung Sulah, untuk itu diperlukan penangganan lebih lanjut untuk mengembangkan potensi wisata alam di Bukit Gunung Sulah. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan di Bukit Gunung Sulah, terdapat beberapa potensi wisata yang menarik. Adapun potensi wisata ini antara lain:

24 a. Pemandangan Alam Pemandangan alam merupakan keadaan alam yang indah dipandang oleh indra penglihatan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2011). Bukit Gunung Sulah memiliki banyak potensi keindahan alam yang dapat dinikmati oleh pengunjung. Dari Tabel 4 dapat dilihat beberapa potensi wisata alam yang terdapat di Bukit Gunung Sulah, yaitu Pemandangan Alam Laut. Pemandangan alam laut merupakan pemandangan berupa objek laut yang dapat dilihat dari suatu tempat atau lokasi. Pemandangan alam laut dari bukit Gunung Sulah dapat dilihat dari sebelah kiri bukit Gunung Sulah pada titik koordinat x (529870), y(9404213) dengan ketinggian (216 mdpl). Pada titik ini dapat dilihat pemandangan Laut Teluk Lampung, berupa hamparan laut yang tenang dan beberapa gunung. Keindahan pemandangan laut ini akan terlihat jelas bila cuaca cerah di kawasan Gunung Sulah. Pemandangan alam lain yang dapat dipandang di lokasi ini adalah Pemandangan pusat kota dan pemukiman penduduk. Pemandangan Pusat kota merupakan suatu kegiatan yang kegiatannya melihat objek yang berupa pusat kota. Pemandangan pusat kota di bukit gunung sulah ini dapat dilihat pada titik koordinat x(529881), y(9404217),dan dengan ketinggian (208 mdpl). Keindahan pusat kota dapat dilihat dari lokasi ini adalah pemandangan pusat kota Bandar Lampung, pemukiman penduduk dan Gedung-gedung yang berdiri pada pusat kota Bandar Lampung.

25 Pemandangan alam laut dan pusat kota tersebut dapat dilihat pada Gambar 3 dan 4. Gambar 3. Pemandangan Pusat Kota Bandar Lampung Gambar 4. Pemandangan ke arah Teluk Lampung Areal lokasi pemandangan laut dan pemandangan pusat kota ini sangat baik apabila dibuat pondok-pondokan. Pondok-pondokan tersebut akan

26 bermanfaat bagi para pengunjung yang datang ke bukit gunung sulah untuk melepas lelah dengan bersantai di pondok yang telah disediakan dan dengan menikmati pemandangan yang ada disekitarnya. b. Perkemahan Bukit Gunung Sulah memiliki keindahan alam yang menarik, yang dapat dinikmati oleh pengunjung, salah satunya yang sangat indah bila dinikmati pada malam hari. Namun areal yang ada untuk pengunjung melakukan perkemahan untuk menikmati keindahan kota belum optimal, sehingga perlu dibuatnya areal perkemahan yang layak, agar pengunjung merasa nyaman melakukan perkemahan di Bukit Gunung sulah. Kegiatan perkemahan ini dapat menambah potansi wisata yang ada di Bukit Gunung Sulah, Sehingga pengunjung lebih tertarik untuk berwisata ke Bukit Gunung Sulah dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5. Lokasi Areal Perkemahan

27 c. Areal Flying Fox Tempat wisata alam banyak menawarkan kegiatan flying fox, kegiatan ini biasanya dilakukan oleh pengunjung yang ingin mengguji keberanian. Kegiatan ini dapat menambah motivasi pengunjung untuk datang ke tempat wisata, sehingga dapat meningkatkan potensi dari suatu objek wisata. Pengembangan potensi wisata di Bukit Gunung Sulah yang merupakan daerah berbentuk bukit sangat memungkinkan untuk dibangun wisata flaying fox, dimana tingkat kelerengan pada Bukit Gunung Sulah tidak terlalu curam. Dengan adanya pengembangan tersebut dapat menjadi nilai tambah dari wisata di Bukit Gunung Sulah. d. Wisata Primata Bukit Gunung Sulah memiliki kondisi vegetasi yang cukup baik, kondisi vegetasi yang cukup baik ini menjadikan Bukit Gunung Sulah sebagai salah satu habitat bagi monyet ekor panjang (Macaca fascicularis). Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) merupakan salah satu primata yang dilindungi keberadaannya oleh pemerintah. Jenis pohon yang terdapat di Gunung Sulah antara lain jambu (Augenia equea), jengkol (Pithelebium lobatum), nangka(artocarpus integra), mangga (Mangifera indica). Lokasi wisata primata terletak pada koordinat x(529745), y(9404272).

28 Gambar 6. Potensi Wisata Primata Gambar 7. Monyet ekor panjang di pohon e. Pengamatan Burung (Bird watching) Bird watching atau Birding (pengamatan burung) adalah suatu kegiatan studi dan observasi burung-burung dengan mata telanjang menggunakan

29 alat bantu visual seperti binokuler atau teropong (Wikipedia, 2007). Lokasi pengamatan burung (birdwacthing) ada beberapa titik salah satunya terletak pada kordinat x (529993), y (9404150), di lokasi ini pengunjung dapat menikmati berbagai jenis burung yang terdapat di Bukit Gunung Sulah seperti burung kutilang, buring emprit, burung elang gunung. 2. Fasilitas Fasilitas yang terdapat di Bukit Gunung Sulah antara lain : a. Fasilitas Ibadah Fasilitas ibadah yang terdapat di sekitar Bukit Gunung Sulah adalah Masjid Miftahul Ulum letak masjid ini berada di jalan menuju Bukit Gunung sulah sekitar 5 menit dari lokasi. Gambar 8. Masjid Miftahul Ulum di Kelurahan Gunung Sulah b. Tempat Peristirahatan (Shelter) Perjalanan wisata menuju puncak Bukit Gunung Sulah dapat ditempuh selama 45 menit perjalanan. Perjalanan menuju puncak ini belum cukup

30 baik karena belum tersedianya tempat yang memadai untuk beristirahat (shelter) untuk pengunjung beristirahat. Pembuatan shelter sangat diperlukan untuk meningkatkan kenyaman dan memudahkan pengunjung dalam melakukan perjalalan wisata. c. Tempat Pembuangan Sampah Fasilitas pembuangan sampah di Bukit Gunung Sulah belum tersedia, sehingga sampah ditinggalkan pengunjung disembarang tempat yang mengakibatkan berkurangnnya keindahan alam. Tempat pembuangan sampah (kotak sampah) perlu di buat, untuk menjaga kebersihan dan keindahan di Bukit Gunung Sulah. d. Suplai Jaringan Air Pasokan air untuk wisata alam di Bukit Gunung Sulah diambil dari PDAM yang ada dibukit Gunung Sulah yang dialirkan ke empat titik agar wisatawan tidak harus turun untuk mencari sumber air. Selanjutnya air tersebut dialirkan melalui selang menuju ke bak penampungan air ditempat yang sudah disediakan. 3. Promosi Wisata Promosi merupakan kegiatan yang penting dalam pengembangan pariwisata yang dapat dilakukan oleh pemerintah maupun swasta, kegiatan promosi ini dapat dilakukan dengan memasang iklan, maupun memberikan insentif misalnya potongan tiket masuk. Bentuk promosi terhadap suatu objek wisata yang dilakukan oleh pengunjung antara lain dilakukan dengan

saling tukar menukar informasi, berbagai pengalaman dari mulut ke mulut kepada orang-orang disekitarnya. 31 Bukit Bukit Gunung Sulah terletak dikelurahan Gunung Sulah Kecamatan Sukarame Bandar Lampung. Bukti Gunung Sulah memiliki potensi alam yang relatif masih alami, seluruh lereng dan permukaan bukit dipenuhi vegetasi yang masih alami. Bukit Gunung Sulah memiliki banyak potensi wisata yang dapat dikembangkan, namun belum ada pengelolaan sehingga banyak wisatawan yang belum mengetahui potensi wisata Bukit Gunung Sulah, oleh karena itu diperlukannya promosi wisata agar banyak wisatawan baik dari propinsi Lampung itu sendiri maupun wisatawan dari luar Propinsi Lampung yang mengetahui tentang objek wisata Bukit Gunung Sulah dan berminat untuk mengunjungi Bukit Gunung Sulah. 4. Aksesibilitas Aksebilitas merupakan fungsi dari jarak atau tingkat kemudahan untuk mencapai daerah wisata dengan berbagai daerah tujuan wisata. Tingkat kemudahan pencapaian ke arah wisata tersebut akan mempengaruhi perkembangan daerah wisata. Bukit Gunung Sulah mempunyai aksesibilitas yang mudah dicapai karena berada di pusat kota Bandar Lampung. Perjalanan ke Bukit Gunung Sulah dapat ditempuh dengan menggunakan sarana transportasi darat, sebagai berikut:

32 Dari Pusat Kota Bandar Lampung menuju ke Bukit Gunung Sulah dengan menggunakan angkutan umum jurusan: a. Dari Tanjung Karang menggunakan angkutan umun jurusan Sukarame Permata Biru kemudian berhenti di jalan Danau Toba, dengan waktu tempuh kurang lebih 30 menit. b. Dari terminal Raja Basa ke Bukit Gunung Sulah menggunakan angkutan umum jurusan Rajabasa, kemudian berhenti di lampu merah Urip Sumoharjo dan meneruskan lagi dengan angkutan umum jurusan Kedaton Sukarame, perjalanan dari terminal Rajabasa dapat di tempuh dalam waktu lebih kurang 45 menit. c. Dari Pelabuhan Bakauheni (Lampung Selatan) menggunakan angkutan umun jurusan Bakauheni Rajabasa, kemudian berhenti di lampu merah Urip Sumoharjo dan dilanjutkan kembali dengan angkutan umum jurusan Kedaton Sukarame, dengan waktu tempuh kurang lebih 3 jam. 5. Wawancara Tabel 7. Persepsi masyarakat tentang rancangan wisata Bukit Gunung Sulah No Uraian Jumlah Responden ( ) 1 Apakah anda tahu status kepemilikan Bukit Gunung Sulah? a. Ya b. Tidak 36 62 Persentase (%) 36,73 63,27 2 Siapakah pemilik Bukit Gunung Sulah? a. Perorangan b. Perusahaan/PT, CV, dll c. Pemerintah 62 36 63,27 36,73

33 3 Apakah anda mengetahui bahwa Bukit Gunung Sulah merupakan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di kota Bandar Lampung? a. Ya b. Tidak 37 61 37,76 62,24 4 Bagaimana Pendapat anda tentang kondisi pohon dan tanaman (vegetasi) di Bukit Gunung Sulah? a. Baik b. Rusak 92 6 93,88 6,12 5 Bagaimana pendapat saudara tentang keberadaan Bukit Gunung Sulah bagi lingkungan? a. Berpengaruh b. Tidak berpengaruh 6 Apakah anda setuju jika Bukit Gunung Sulah dijadikan wisata alam di kota Bandar Lampung? a. Ya b. Tidak 98 0 87 11 100 0 90,82 11,22 Persepsi masyarakat terkait dengan keberadaan Bukit Gunung Sulah dapat dilihat pada Tabel 7. Pada tabel tersebut menunjukkan bahwa dari 98 kuisioner yang telah disebarkan, tidak banyak pengunjung yang mengetahui status kepemilikan Bukit Gunung Sulah, dan sekitar (36,73%) mengetahui bahwa bukit tersebut milik pemerintah. Masyarakat yang terdapat di sekitar Bukit Gunung Sulah umumnya bekerja sebagai wirausahawan. Hanya sedikit dari mereka yang memanfaatkan Bukit Gunung Sulah sebagai mata pencaharian sehari-hari seperti mencari bambu. Bukit Gunung sulah merupakan salah satu Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang ada di kota Bandar Lampung, hal ini dapat terlihat jelas dari masih

34 alaminya vegetasi yang ada di dalamnya. Dari 98 kuisioner yang telah disebarkan, sekitar (37,76%) masyarakat mengetahui bahwa Bukit Gunung Sulah merupakan salah satu Ruang Terbuka Hijau yang ada di kota Bandar lampung, sedangkan sebagian besar (62,24%) masyarakat tidak mengetahui, akan tetapi sebagian besar (93,88%) masyarakat mengetahui dengan pasti bahwa Bukit Gunung Sulah memiliki kondisi pohon dan tanaman (vegetasi) yang masih cukup baik. Hasil dari 98 kuisioner yang telah disebar, mereka menyatakan bahwa keberadaan Bukit Gunung Sulah sangat berpengaruh bagi lingkungan di sekitar Bukit Gunung Sulah. Sebagian dari masyarakat berpendapat bahwa dengan banyaknya pepohonan yang terdapat di bukit Gunung Sulah, maka memberikan banyak manfaat bagi lingkungan sekitarnya, antara lain dapat menyimpan cadangan air, mencegah longsor, serta membuat udara menjadi sejuk. Sedangkan dilihat dari pola perancangan wisata di Bukit Gunung Sulah, sebagian besar masyarakat dan pengunjung (90,82%) setuju agar Bukit Gunung Sulah dijadikan sebagai objek wisata, karena dapat menambah nilai ekonomi masyarakat. Sedangkan sebagian kecil masyarakat sekitar (11,12%) tidak setuju Bukit Gunung Sulah untuk dikembangkan menjadi objek wisata. Hal ini dikarenakan masyarakat berpendapat bahwa Bukit Gunung Sulah tidak memiliki potensi yang layak untuk dapat dikembangkan menjadi objek wisata.

B. Model Perancangan Objek Wisata Alam Terbuka Areal Bukit Gunung Sulah 35 Bukit Gunung Sulah memiliki keanekaragaman hayati yang dapat dikembangkan sebagai objek wisata berbasiskan alam, dimana konsep pengembangan wisata diarahkan kepada nilai ekologis dari ekosistem di Bukit Gunung Sulah yang dapat meningkatkan nilai ekonomi dari Bukit Gunung Sulah itu sendiri. Selain dikembangkan sebagai objek wisata komersil, Bukit Gunung Sulah dapat dijadikan sebagai objek wisata pendidikan. Sehingga dapat meningkatkan nilai keberadaan dari Bukit Gunung Sulah. Berdasarkan pendekatan tersebut, maka dibuatlah suatu perencanaan terhadap potensi wisata di Bukit Gunung Sulah, dengan tujuan sebagai alternatif pengembangan wisata alam di Kota Bandar Lampung.

36

37 Perancangan adalah suatu pendekatan kemasa depan terhadap suatu tapak atau daerah (Laurie, 1986). Menurut Simonds (1983) adalah suatu kemampuan untuk memahami dan menganjurkan adanya perubahan dari sesuatu yang mungkin atau tidak mungkin pada saat ini menjadi suatu kenyataan dimasa yang akan datang. Konsep dasar dari rencana lanskap ini adalah mengembangkan suatu kawasan rekreasi yang dapat memberikan gambaran awal tentang lingkungan alam dan kekayaan alam serta keunikan dari areal Bukit Gunung Sulah. Dari hasil penelitian potensi wisata alam di Bukit Gunung Sulah, dapat dirancang model perancangan wisata yang dapat dilihat pada Gambar 9. a. Rancangan Wisata Alam Bukit Gunung Sulah Wisata alam Bukit Gunung Sulah hanya memiliki satu pintu masuk untuk akses pengunjung yang ingin mengunjungi objek wisata alam ini. Jalur wisata alam yang dirancangkan merupakan potensi yang ada di daerah tersebut sehingga memudahkan para pengunjung untuk melakukan kegiatan wisata alam. Panjang jalur wisata alam sepanjang ± 1,753 km, dan dapat ditempuh selama ± 2 jam dari pintu utama. Setelah memasuki pintu masuk objek wisata alam Bukit Gunung Sulah pengunjung dapat langsung menikmati wahana bird watching. Lokasi bird watching ini dapat ditempuh dengan berjalan kaki dengan jarak lebih kurang 50 meter dari pintu masuk. Setelah pengujung menikmati wahana tersebut tidak jauh dari lokasi ini pengunjung dapat juga melihat

38 pemandangan hutan kota yang berada di Hutan Kota Way Halim dan pemandangan Kota Bandar Lampung. Selain pemandangan dan bird watching, pengunjung dapat melakukan kegiatan perkemahan atau camping di areal yang telah disediakan. Di areal ini pengunjung dapat menikmati segarnya udara dan asrinya pemandangan yang disuguhkan oleh perpaduan tanaman yang mengelilinginya. Jika pengunjung ingin mencapai tingkat terakhir pengunjung dapat mengikuti jalan setapak sepanjang lebih kurang 500 meter dan pengunjung dapat beristirahat di gardu pandang (shelter). b. Rancangan Wisata Alam Untuk Pendidikan Rancangan wisata alam pendidikan ditujukan sebagai media pengenalan lingkungan hidup kepada masyarakat melalui pendekatan wisata. Perbedaan rancangan ini dari rancangan sebelumnya adalah terletak pada panjang jalur wisata yang dibangun. Pada rancangan wisata alam pendidikan memiliki panjang jalur ± 700 meter dari pintu utama, dan dapat ditempuh dengan berjalan kaki selama ± 45 menit. Tujuan dari perbedaan jalur wisata ini dilakukan untuk mengakomodir kebutuhan bagi golongan anak-anak yang ingin melakukan wisata di Bukit Gunung Sulah. Sehingga perencanaan wisata dikhususkan kepada pengenalan lingkungan hidup pada anak-anak.

39

40 Pada Gambar 10. Digambarkan mengenai perancangan wisata di Bukit Gunung Sulah. Pada perancanagan wisata ini memiliki kelerengan yang lebih landai, mengingat jalur ini dikhususkan bagi kebutuhan anak-anak. Objek wisata yang terdapat di jalur ini diantaranya adalah objek bird watching, pengamatan primata, areal pengamatan pemandangan teluk lampung, dan tempat peristirahatan (shelter).