BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu tempat pengalokasian dana yang efisien bagi perusahaan dan bagi investor. Investor dapat melakukan investasi pada beberapa perusahaan melalui pembelian efek-efek yang ditawarkan atau yang diperdagangkan di pasar modal. Sebaliknya, perusahaan dapat memperoleh dana yang dibutuhkan dengan menawarkan instrumen keuangan melalui pasar modal tersebut. Salah satu syarat bagi perusahaan agar bisa memperoleh dana tersebut adalah dengan menjadi perusahaan yang go public. Perusahaan di Indonesia yang melakukan penawaran kepada publik atau go public wajib menyampaikan laporan keuangan perusahaannya kepada Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam). Laporan yang berisi data keuangan maupun non keuangan ini digunakan oleh investor, kreditur, dan pengguna lainnya dalam menganalisis kondisi perusahaan untuk keperluannya masing-masing. Hal ini sesuai dengan tujuan laporan keuangan menurut Standart Akuntansi Keuangan yaitu menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan bagi pengguna internal maupun eksternal. Bapepam sebagai otoritas pengungkapan wajib di Indonesia, juga mewajibkan perusahaan go public membuat laporan keuangan yang diaudit oleh akuntan publik independen sebagai sarana pertanggungjawaban, terutama kepada pemilik 1
2 modal (investor). Bapepam juga mengeluarkan Surat Edaran Ketua Bapepam No. SE-02/PM/2002 tanggal 27 Desember 2002 yang mengatur tentang pedoman penyajian dan pengungkapan laporan keuangan perusahaan publik industri manufaktur. Pedoman ini dimaksudkan untuk memberikan suatu panduan penyajian dan pengungkapan yang terstandarisasi yang berdasarkan pada prinsipprinsip pengungkapan penuh (full disclosure) sehingga dapat memberikan kualitas informasi keuangan bagi para pengguna. Namun, pedoman ini ternyata belum memiliki dampak yang berarti terhadap tingkat kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur. Menurut Hertati (2005) tingkat kelengkapan pengungkapan laporan keuangan perusahaan manufaktur masih sekitar 64,01%. Keadaan ini menggambarkan bahwa perusahaan belum memiliki keterbukaan terhadap investor. Keadaan perekenomian dunia yang mengalami ketidakstabilan pada periode 2008-2009 menjadi sebuah fenomena yang sangat luar biasa sehingga berdampak kepada terjadinya krisis global yang pada akhirnya menjadi ancaman bagi berbagai perusahaan dan tidak terlepas terhadap perusahaan makanan dan minuman. Ditambah dengan tingginya persaingan pada industri ini tentunya akan menambah tantangan bagi manajemen untuk mendapatkan modal tambahan. Agar memiliki daya saing yang kuat, perusahaan dihadapkan pada kondisi untuk dapat lebih transparan dalam mengungkapkan informasi perusahaannya pada pihak yang berkepentingan. Sehingga akan membantu para pengambil keputusan dalam mengantisipasi kondisi ekonomi yang sering berubah.
3 Krisis global mengakibatkan para investor dan kreditor berhati- hati dalam melakukan penanaman modal pada suatu perusahaan demi mengantisipasi risiko yang akan terjadi. Selain itu, para investor akan menelaah secara teliti laporan keuangan tahunan yang dimiliki oleh suatu perusahaan untuk mengetahui kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Dengan kondisi ini, manajemen perusahaan harus dapat menyesuaikan diri dalam lingkungan bisnis yang dilanda krisis global dan harus mampu bertahan dalam persaingan usaha yang semakin ketat. Pengungkapan laporan keuangan (disclosure of financial statement) merupakan sumber informasi untuk pengambilan keputusan investasi. Keputusan investasi sangat tergantung dari mutu dan luas pengungkapan yang disajikan dalam laporan keuangan. Sedangkan mutu dan luas pengungkapan laporan keuangan masing-masing perusahaan berbeda. Perbedaan ini terjadi karena karakteristik manajemen masing-masing perusahaan juga berbeda. Oleh karena itu, manajemen perlu melakukan pengungkapan yang lebih luas dalam laporan keuangan yang menjelaskan kinerja perusahaan secara keseluruhan untuk lebih meyakinkan investor agar menanamkan dananya pada perusahaan. Meskipun tidak semua informasi perusahaan dapat diungkapkan secara transparan. Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempegaruhi kelengkapan laporan keuangan telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Simanjuntak (2004) yang meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ pada periode 2002. Variabel independen yang digunakan adalah leverage, likuiditas,
4 profitabilitas, saham publik, dan umur perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan, seluruh variabel independen berpengaruh signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Secara parsial, hanya leverage, profitabilitas, saham publik yang berpengaruh signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Hertanti (2006) meneliti pengaruh faktor-faktor fundamental terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa secara simultan likuiditas, leverage, profitabilitas, porsi saham publik dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Secara parsial, rasio leverage, porsi saham publik, dan ukuran perusahaan yang berpengaruh positif terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Sartika (2008) meneliti pengaruh karakteristik perusahaan terhadap kelengkapan pengungkapan dalam laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada periode 2006-2007. Variabel independen yang digunakan yaitu rasio likuiditas, porsi saham, ukuran perusahaan, umur perusahaan, dan leverage. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa secara simultan, seluruh variabel independen berpengaruh signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Secara parsial hanya likuiditas dan ukuran perusahaan yang berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Dari hasil tinjauan penelitian terdahulu terdapat inkonsistensi hasil penelitian dan perbedaan variabel antara peneliti terdahulu dengan peneliti terdahulu
5 lainnya. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian ini untuk melihat hasil penelitian yang sesungguhnya dengan membandingkannya dengan teori dan tinjauan penelitian terdahulu. Berbeda dengan penelitian sebelumnya penelitian ini dilakukan dalam tiga tahun periode penelitian, di mana peneliti sebelumnya hanya menggunakan satu sampai dua tahun periode penelitian. Peneltian ini juga menggunakan rasio aktivitas (diukur dengan TATO) yang belum pernah diteliti oleh peneliti terdahulu. Selain itu, data yang diperoleh dalam penelitian ini diperoleh dari BEI sedangkan peneliti terdahulu diperoleh dari BEJ. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah tingkat likuiditas, solvabilitas, aktivitas, profitabilitas, ukuran perusahaan, tipe kepemilikan, dan umur perusahaan berpengaruh baik secara parsial maupun simultan terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? C. Tujuan Manfaat Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat likuiditas, solvabilitas, aktivitas, profitabilitas, ukuran perusahaan, tipe kepemilikan, dan umur perusahaan perusahaan secara parsial dan secara simultan
6 terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberi manfaat yaitu : 1. bagi penulis yaitu sebagai referensi mengenai pengaruh tingkat likuiditas, solvabilitas, aktivitas, profitabilitas, ukuran perusahaan, tipe kepemilikan, dan umur perusahaan terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan, 2. bagi perusahaan yaitu sebagai bahan masukan mengenai perlunya pengungkapan laporan keuangan, 3. bagi peneliti selanjutnya yaitu sebagai bahan masukan untuk melakukan penelitian selanjutnya yang lebih baik mengenai pengungkapan laporan keuangan.