BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PONED OLEH IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANJAR 2 KOTA BANJAR

dokumen-dokumen yang mirip
BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMANFAATAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HARAPAN RAYA PEKANBARU

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG

Harto P. Simanjuntak 1, Heru Santosa 2, Maya Fitria 2. Abstract

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK KADER DALAM PENYULUHAN DI MEJA 4 PADA POSYANDU DI KELURAHAN NGALIYAN, KOTA SEMARANG

HUBUNGAN TINGKAT EKONOMI DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENOLONG PERSALINAN IBU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNG MAKMUR TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU YANG MEMILIKI BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

**) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Jl Nakula I N Semarang ABSTRACT

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. program KIA tersebut menurunkan angka kematian ibu dan anak (Depkes, RI 2007)

SIKAP IBU HAMIL DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE PERTAMA (K1) COMPLIANCE WITH THE ATTITUDE OF PREGNANT WOMEN PRENATAL CARE FIRST VISIT

Kata Kunci: Pendidikan, Pekerjaan, Dukungan Suami dan Keluarga, ASI Eksklusif.

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENCY DASAR (PONED)

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

Associated Factors With Contraceptive Type Selection In Bidan Praktek Swasta Midwife Norma Gunung Sugih Village

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. akan menghadapi risiko yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap

BAB I PENDAHULUAN. sejak lama telah menjadi masalah, khususnya di negara-negara berkembang.

HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU DENGAN PROSES PERSALINAN DI RUANG BERSALIN BLUD RUMAH SAKIT KABUPATEN KONAWE

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN TEMPAT BERSALIN PADA IBU HAMIL (Studi Kasus di Kelurahan Rowosari, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang)

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

PENGARUH FAKTOR PREDISPOSISI,

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

ABSTRAK. Yuliana Elisabeth Eluama, 2015 Pembimbing I : dr. Dani, M.Kes Pembimbing II: dr. Jeanny E. Ladi, M.Kes., PA

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 12, No. 2 Juni 2016

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

JURNAL ILMU BERBAGI PEMANFAATAN PENOLONG PERSALINAN DI KELURAHAN MULYAHARJA KOTA BOGOR TAHUN 2013

Abstract. Healthy Tadulako Journal 11. Hubungan antara pendampingan persalinan...( Abd. Halim, Fajar, Nur)

Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Rendahnya Kunjungan (K4) Ibu Hamil di Puskesmas Bambu Apus, Jakarta Timur

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SUAMI DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE (IUD)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU FACTORS RELATED TO THE PERFORMANCE CADRE IN POSYANDU

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PENDIDIKAN DAN SIKAP IBU HAMIL DENGAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUMPAAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MASASE FUNDUS UTERI TERHADAP PENGETAHUAN DAN INVOLUSI UTERUS PADA IBU POSTPARTUM DI RUMAH SAKIT ISLAM SAMARINDA

Correlation Between Mother s Knowledge and Education On Use Of Contraceptive In Yukum Jaya Village Central Lampung In 2013

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PELATIHAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) DALAM PELAKSANAAN STANDAR ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN)

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU POSTPARTUM TERHADAP PELAKSANAAN KUNJUNGAN MASA NIFAS DI BIDAN PRAKTIK SWASTA NURACHMI PALEMBANG

Ketut Dara PuspaDewi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan, Program Studi Kesehatan Masyarakat, Universitas Esa Unggul

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN CARA MENYUSUI YANG BENAR PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA BUNGO I KABUPATEN BUNGO TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) pada Hari

HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU IBU BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOKOAU TAHUN 2015

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Balita BGM di Desa Karangpasar Wilayah Kerja Puskesmas Tegowanu

VOLUME 1 NO. 2 (JULI DESEMBER 2016) P-ISSN: E-ISSN:

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG TANDA BAHAYA PADA KEHAMILAN DI PUSKESMAS SIDOHARJO KABUPATEN SRAGEN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG SENAM HAMIL DENGAN PELAKSANAAN SENAM HAMIL DI KLINIK PRATAMA BUDI LUHUR KABUPATEN KUDUS ARTIKEL

HUBUNGAN PEMANFAATAN PELAYANAN ANTENATAL CARE PADA IBU HAMIL PUSKESMAS TAMAMAUNG KOTA MAKASSAR

HUBUNGAN STATUS GIZI DALAM KEHAMILAN DENGAN STATUS EKONOMI

HUBUNGAN PERSEPSI IBU TERHADAP DUKUNGAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KERJA PUSKESMAS DANUREJAN I YOGYAKARTA

Medsains Vol. 1 No.01, Maret 2015 : 7-12

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia

PENDAHULUAN Kehamilan merupakan proses alamiah yang akan dialami oleh setiap wanita. Lama kehamilan sampai aterm adalah 280 sampai 300 hari atau 39

Dea Riskha Fitriliana 1 ABSTRACT

Motivasi Bidan dalam Pelaksanaan Antenatal Care Terpadu. Motivation Midwives in Antenatal Care Integrated Implementation

Determinan Kunjungan K4 pada Ibu Hamil Trimester III di Poli Kebidanan RSUD Berkah Kabupaten Pandeglang. Susi Irianti *

KINERJA BIDAN PEMBINA WILAYAH PUSKESMAS

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMANFAATAN BUKU KESEHATAN IBU DAN ANAK BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BAYI. Nurlia Savitri

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat dengan upaya meningkatkan usia harapan hidup, menurunkan. untuk berperilaku hidup sehat (Depkes RI, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di

ANALISIS FAKTOR RISIKO USIA KEHAMILAN DAN PARITAS TERHADAP KEJADIAN ABORTUS. La Ode Ali Imran Ahmad Universitas Haluoleo Kendari.

PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN IBU HAMIL TERHADAP PELAYANAN PERSALINAN DI PUSKESMAS LEMPO TORAJA UTARA

Kata Kunci : Tingkat Pendidikan, Pendapatan, Persepsi, Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PRAKTEK PENCEGAHAN KEHAMILAN USIA MUDA

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh Konstitusi Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO 1948), Undang-Undang Dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. tertinggi di Asia Tenggara. Hal itu menjadi kegiatan prioritas departemen

Teguh Pribadi 1 ABSTRAK

HUBUNGAN PERILAKU IBU HAMIL DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS ANTANG

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

Program Studi Diploma IV Bidan Pendidik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA BIDAN DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN DESA SIAGA DI KABUPATEN TAPIN

SKRIPSI ANALISIS SOCIAL CAPITAL DALAM PELAKSANAAN PENDAMPINGAN IBU HAMIL

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MUTU PELAYANAN ANTENATAL DI PUSKESMAS PATTINGALLOANG KOTA MAKASSAR

Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : AHMAD NASRULLOH J

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL DENGAN PEMANFAATAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS KAMPUNG DALAM PONTIANAK

PROMOSI KESEHATAN DENGAN BUKU KIA TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DAN ANTE NATAL CARE DI PUSKESMAS CEPER KLATEN TAHUN 2011

Hubungan Karakteristik Ibu Keluarga Miskin dengan Pemilihan Tempat Pemeriksa Kehamilan di Kecamatan Sulang Kabupaten Rembang Tahun 2006

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan lembar fakta World Health Organization (WHO) tahun 2013, setiap hari terjadi sekitar 800 kematian ibu

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN STATUS GIZI PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARENG

EFEKTIFITAS PELATIHAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL(APN) TERHADAP KETERAMPILAN BIDAN DI KABUPATEN PONOROGO

HUBUNGAN PARITAS DAN USIA IBU DENGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DI RUMAH SAKIT UMUM INSANI KECAMATAN STABAT KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2014

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN. Lia Amalia (

DAFTAR ISI. BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian B. Lokasi dan Waktu Penelitian C. Subjek Penelitian...

TRIMESTER III DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tingkat Pendidikan, Dukungan Petugas Kesehatan, Tindakan Pencegahan Rabies

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Sikap dan Perilaku Ibu Terhadap Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi di Desa Penatih Dangin Puri

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP RISIKO 4T DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HARAPAN

Transkripsi:

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PONED OLEH IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANJAR 2 KOTA BANJAR Hartati 1) Hidayanti 2) Program Studi Fakultas Ilmu kesehatan Siliwangi Universitas Tasikmalaya Jl. Siliwangi No. 24 Kotak Pos 164 Tlp (0265) 330634 Tasikmalaya 46115 e-mail: info@unsil.ac.id ABSTRAK Salah satu indikator untuk mengukur derajat kesehatan adalah Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). World Health Organization (WHO) memperkirakan di seluruh dunia lebih dari 585.000 ibu meninggal tiap tahun saat hamil atau bersalin. Salah satu upaya dalam menurunkan AKI adalah dengan pemanfaatan PONED, namun sampai saat ini pemanfaatan PONED masih kurang. Rendahnya pemanfaatan fasilitas kesehatan puskesmas di Puskesmas Banjar 2 Kota Banjar diduga dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti : status ekonomi, tingkat pendidikan, akses lokasi dan lain sebagainya. Faktor-faktor tersebut mungkin dapat mempengaruhi terhadap pemanfaatan fasilitas kesehatan dalam melahirkan. Metode penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional yaitu penelitian yang variabel-variabelnya diamati pada suatu saat dan hanya menunjukan pada waktu pemeriksaan. Variabel bebas yaitu : tingkat pendidikan, status ekonomi dan dukungan keluarga dan variabel terikat adalah pemanfaatan PONED, sampel sebanyak 52 orang dari populasi sebanyak 109 orang. Analisa data menggunakan uji chi square dengan menggunakan program SPSS For Windows Versi 17.0. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pemanfaatan PONED, sedangkan status ekonomi dan dukungan keluarga tidak ada hubungan dengan pemanfaatan PONED. Disimpulkan bahwa faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan PONED adalah tingkat pendidikan, sedangkan status ekonomi dan dukungan keluarga tidak ada hubungan. Hendaknya pihak puskesmas lebih meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat, sehingga masyarakat lebih memilih PONED daripada fasilitas kesehatan yang lain, selain itu sumber daya manusia yang ada di puskesmas lebih ditingkatkan. Kata kunci : Pemanfaatan PONED

ABSTRACT SOME FACTORS RELATED TO THE USE BEONC BY MOTHER IN THE DELIVERY OF HEALTH CITY BANJAR 2 BANJAR One of the indicators for measuring health status is Maternal Mortality Rate (MMR) and Infant Mortality Rate (IMR). World Health Organization (WHO) estimates that worldwide more than 585,000 women die each year during pregnancy or childbirth. One effort in reducing the MMR is to use PONED, but to date the use PONED still lacking. The purpose of this study was to determine some factors related to the utilization of maternal PONED by the health center in the Work Area 2 Banjar Banjar. This research method is quantitative research with cross sectional approach is research the variables observed at a time and only show at the time of examination. The independent variables are: education level, economic status and family support and the dependent variable is the utilization PONED, a sample of 52 people from a population of 109 people. Data analysis using chi square test. The results showed that the level of education of respondents in the Work Area Health Center 2 Banjar Banjar mostly in the category of low educational level as many as 25 people (48.1%). Economic status of existing mostly in the category of poor families as many as 31 people (59.6%), family support in the use of PONED mostly in the category of supporting as many as 31 people (59.6%). There is a relationship between the level of education with the use of PONED with ap value of 0.028, while the economic status and family support had no connection with the utilization of each PONED with ap value of 0.093 and 0.318. It was concluded that factors related to the utilization PONED is the level of education, while the economic status and family support there is no relationship. The clinic should further improve the quality of service to the community, so that people prefer PONED than other health facilities, in addition to the existing human resources in health centers improved. Keywords : Utilization PONED

LATAR BELAKANG MASALAH Salah satu indikator untuk mengukur derajat kesehatan adalah Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). World Health Organization (WHO) memperkirakan di seluruh dunia lebih dari 585.000 ibu meninggal tiap tahun saat hamil atau bersalin, artinya setiap menit ada satu perempuan yang meninggal. Di kawasan Asia Tenggara total kematian ibu dan bayi baru lahir pada tahun 2010 diperkirakan berturut-turut 170.000 dan 1,3 juta. Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2010 yaitu 226 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB 34 per 1000 kelahiran hidup, sementara itu target MDGs untuk AKB sebesar 23 per 1000 KH dan AKI sebesar 202 per 100.000 KH (Kemenkes RI, 2010). Jawa Barat masih menjadi salah satu daerah dengan angka kematian ibu yang paling tinggi. Tahun 2010, angka kematian ibu di Jawa Barat sebesar 2.280 sedangkan pada tahun 2011 angka kematian ibu mencapai 837 per 100.000 kelahiran hidup (Dinkes Jabar, 2012). Berbagai upaya telah dilakukan dalam rangka penurunan AKI, seperti program Making Pregnancy Safer (MPS), yaitu setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih, setiap komplikasi obstetri dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat serta setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran (Depkes RI, 2005). Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih merupakan salah satu cara paling efektif dalam upaya menurunkan kematian ibu, oleh karena itu sasaran dari pembangunan kesehatan salah satunya adalah meningkatnya secara bermakna jumlah ibu hamil yang memeriksakan diri dan melahirkan ditolong oleh tenaga kesehatan (Bappenas, 2007). Penelitian yang dilakukan oleh Mujahidah dkk (2013) menunjukkan bahwa perilaku konsumen terkait keluarga tidak ada hubungan dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan, sedangkan motivasi, persepsi, dan sikap ada hubungan dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan. Tingkat pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan di Puskesmas oleh pasien menunjukkan seberapa baik kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan oleh petugas pelayanan kesehatan di Puskesmas sekaligus menunjukkan tingkat kepercayaan pasien terhadap penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Puskesmas.

Data yang diperoleh di Kota Banjar pada tahun 2013 diperoleh bahwa angka kematian ibu sebanyak 3 orang dan angka kematian bayi sebanyak 53 orang, sedangkan kematian balita sebanyak 13 orang. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di Puskesmas Banjar 2 Kota Banjar jumlah persalinan spontan pada tahun 2013 sebanyak 109 orang, dari jumlah tersebut sebanyak 21 orang (19,3%) menggunakan fasilitas kesehatan PKM/Poned, sedangkan sisanya sebanyak 88 orang (80,7%) menggunakan fasilitas lain seperti rumah sakit, RB atau BPS. Angka persalinan yang menggunakan fasilitas puskesmas ini lebih rendah dibandingkan dengan Puskesmas Purwaharja 2, jumlah persalinan yang menggunakan fasilitas puskesmas cukup tinggi yaitu sebanyak 46 orang (24,2%) dari jumlah persalinan sebanyak 190 orang. Rendahnya pemanfaatan fasilitas kesehatan puskesmas di Puskesmas Banjar 2 Kota Banjar diduga dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti : status ekonomi, tingkat pendidikan, akses lokasi dan lain sebagainya. Faktor-faktor tersebut mungkin dapat mempengaruhi terhadap pemanfaatan fasilitas kesehatan dalam melahirkan. Pemanfaatan PONED dipengaruhi oleh pendidikan masyarakat setempat, rata-rata pendidikan masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Banjar 2 Kota Banjar sebagian besar adalah tamatan SD dan SMP, sehingga dalam pengambilan keputusan cenderung tergesa-gesa. Penggunaan pelayanan kesehatan adalah salah satu aspek dari gaya hidup, yang ditentukan oleh lingkungan sosial, fisik, dan psikologis. Individu berbeda tingkat pendidikannya mempunyai kecenderungan yang tidak sama dalam mengerti dan bereaksi terhadap kesehatan mereka, dan akhirnya mempunyai perbedaan pola penggunaan pelayanan kesehatan. Pengetahuan atau pendidikan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behaviour). Faktor determinan kematian ibu secara tidak langsung yang dikemukakan Mc Carthy dan Maine (1992) diantaranya adalah status wanita dalam keluarga dan masyarakat antara lain tingkat pendidikan, pekerjaan, keberdayaan wanita yang memungkinkan wanita lebih aktif dalam menentukan sikap dan lebih mandiri dalam memutuskan hal yang terbaik bagi dirinya Status ekonomi berpengaruh terhadap pemanfaatan PONED, ibu melahirkan dengan status ekonomi menengah ke atas cenderung memilih dr

OBGYN dibandingkan dengan fasilitas yang ada di PONED. Karakteristik ini mencerminkan bahwa meskipun mempunyai predisposisi untuk mendapatkan atau menggunakan pelayanan kesehatan, ia tidak akan bertindak untuk menggunakannya, kecuali bila ia mampu menggunakannya. Penggunaan pelayanan kesehatan yang ada tergantung kepada kemampuan konsumen untuk membayar. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti tentang Beberapa faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan PONED oleh ibu bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas Banjar 2 Kota Banjar METODE PENELITIAN Jenis penelitian adalah jenis deskriptif analitik dengan pendekatan kuantitatif. Metode penelitian dengan pendekatan cross sectional, yaitu penelitian yang variabel-variabelnya diamati pada suatu saat dan hanya menunjukan pada waktu pemeriksaan HASIL PENELITIAN Penelitian tentang beberapa faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan PONED telah dilaksanakan pada 52 orang responden di Wilayah Kerja Puskesmas Banjar 2 Kota Banjar. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan PONED tersebut adalah : tingkat pendidikan, status ekonomi dan dukungan keluarga. Hasil penelitian ini terdiri dari analisis univariat dan analisis bivariat. 1. Analisis Univariat Analisis univariat bertujuan untuk mendeskripsikan variabelvariabel dalam penelitian, dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan, status ekonomi, dukungan keluarga dan pemanfaatan PONED. Berikut hasil penelitian akan dijelaskan di bawah ini : a. Tingkat Pendidikan Hasil penelitian mengenai tingkat pendidikan responden dapat dilihat pada Tabel 4.10 di bawah ini :

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Banjar 2 Kota Banjar Tingkat Pendidikan Frekuensi Presentase SD 25 48,1 SMP 7 13,5 SMA 15 28,8 PT 5 9,6 Sumber : Hasil Penelitian, 2014 Berdasarkan Tabel 4.10 menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat pendidikan responden adalah tamat SD yaitu sebanyak 25 orang (48,1%), sedangkan sebagian kecil tingkat pendidikan responden adalah PT yaitu sebanyak 5 orang (9,6%). Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Responden Berdasarkan Kategori di Wilayah Kerja Puskesmas Banjar 2 Kota Banjar Tingkat Pendidikan Frekuensi Presentase Rendah 25 48,1 Menengah 22 42,3 Tinggi 5 9,6 Sumber : Hasil Penelitian, 2014 Berdasarkan Tabel 4.11 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden di Wilayah Kerja Puskesmas Banjar 2 Kota Banjar sebagian besar ada pada kategori tingkat pendidikan rendah yaitu sebanyak 25 responden (48,1%), sedangkan sebanyak 5 responden (9,6%) ada pada kategori tingkat pendidikan tinggi. b. Status Ekonomi Hasil penelitian mengenai status ekonomi responden dapat dilihat pada Tabel 4.12 di bawah ini :

Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Status Ekonomi Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Banjar 2 Kota Banjar Status Ekonomi Frekuensi Presentase Non Gakin 21 40,4 Gakin 31 59,6 Sumber : Hasil Penelitian, 2014 Berdasarkan Tabel 4.12 menunjukkan bahwa status ekonomi responden di Wilayah Kerja Puskesmas Banjar 2 Kota Banjar sebagian besar ada pada kategori gakin yaitu sebanyak 31 responden (59,6%), sedangkan sebanyak 21 responden (40,4%) ada pada kategori non gakin. c. Dukungan Keluarga Hasil jawaban responden mengenai dukungan keluarga dapat dilihat pada Tabel 4.13 di bawah ini : Tabel 4.13 Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai Dukungan Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Banjar 2 Kota Banjar No Dukungan Keluarga N % 1 Apakah keluarga mendukung ibu untuk melahirkan di PONED Ya (1) Tidak (0) 41 11 78,8 21,2 2 Jika ya, apakah keluarga selalu mendampingi ibu dalam memeriksakan kehamilannya ke PONED Ya (1) Tidak (0) 39 13 75,0 25,0 3 Apakah keluarga memberi dana untuk ibu periksa kehamilan ke tenaga kesehatan? Ya (1) Tidak (0) 52 0 100 0 4 Apakah keluarga memberi dana untuk ibu membeli kebutuhan saat melahirkan? Ya (1) Tidak (0) 52 100 0 0 Jumlah 50 100

5 Apakah selama kehamilan keluarga memberikan rasa aman dan nyaman pada ibu? Ya (1) Tidak (0) 52 0 100 0 6 Apakah selama kehamilan keluarga memberikan perhatian yang lebih dibandingkan sebelum hamil? Ya (1) Tidak (0) 52 0 100 0 7 Apakah keluarga, selalu menemani ibu pada saat mau melahirkan? Ya (1) Tidak (0) 52 0 100 0 8 Apakah keluarga, menyiapkan alat transportasi? Ya (1) Tidak (0) 30 57,7 22 42,3 Berdasarkan Tabel 4.13 menunjukkan bahwa sebanyak 41 orang (78,8%) menyatakan mendukung ibu untuk melahirkan di PONED, sedangkan sebanyak 11 orang (21,2%) tidak mendukung ibu untuk melahirkan di PONED. Berdasarkan jawaban responden tersebut, maka distribusi frekuensi responden berdasarkan dukungan keluarga dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut ini : Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Banjar 2 Kota Banjar Dukungan Keluarga Frekuensi Presentase Tidak mendukung 21 40,4 Mendukung 31 59,6 Sumber : Hasil Penelitian, 2014 Berdasarkan Tabel 4.14 menunjukkan bahwa dukungan keluarga responden di Wilayah Kerja Puskesmas Banjar 2 Kota Banjar sebagian besar ada pada kategori mendukung yaitu sebanyak 31 responden (59,6%), sedangkan sebanyak 21 responden (40,4%) ada pada kategori tidak mendukung.

d. Pemanfaatan PONED Hasil penelitian mengenai pemanfaatan PONED responden dapat dilihat pada Tabel 4.15 di bawah ini : Tabel 4.15 Distribusi Frekuensi Pemanfaatan PONED Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Banjar 2 Kota Banjar Pemanfaatan PONED Frekuensi Presentase Tidak memanfaatkan 40 76,9 Memanfaatkan 12 23,1 Sumber : Hasil Penelitian, 2014 Berdasarkan Tabel 4.15 menunjukkan bahwa pemanfaatan PONED oleh responden di Wilayah Kerja Puskesmas Banjar 2 Kota Banjar sebagian besar ada pada kategori tidak memanfaatkan yaitu sebanyak 40 responden (76,9%), sedangkan sebanyak 12 responden (23,1%) ada pada kategori memanfaatkan. 2. Analisis Bivariat Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui atau menganalisis antara variabel bebas dengan variabel terikat, dalam penelitian ini adalah menganalisis hubungan tingkat pendidikan, status ekonomi, dan dukungan keluarga dengan pemanfaatan PONED. Berikut hasil penelitian akan diuraikan dibawah ini : a. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Pemanfaatan PONED Hasil penelitian mengenai hubungan tingkat pendidikan dengan pemanfaatan PONED dapat dilihat pada Tabel 4.16 sebagai berikut : Tabel 4.16 Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Pemanfaatan PONED Di Wilayah Kerja Puskesmas Banjar 2 Kota Banjar Pemanfaatan PONED Tingkat Pendidikan Tidak Total Memanfaatkan memanfaatkan f % f % f % Rendah 23 92,0 2 8,0 25 100 Menengah 13 59,1 9 40,9 22 100 Tinggi 4 80,0 1 20,0 5 100 Jumlah 40 76,9 12 23,1 52 100 p value 0,028

Berdasarkan Tabel 4.16 menunjukkan bahwa dari 25 orang responden yang berpendidikan rendah sebanyak 23 orang responden (92,0%) tidak memanfaatkan PONED dan sebanyak 2 orang responden (8,0%) memanfaatkan PONED. Dari 22 orang responden dengan tingkat pendidikan menengah sebanyak 13 orang (59,1%) tidak memanfaatkan PONED dan sebanyak 9 orang responden (40,9%) memanfaatkan PONED, sedangkan dari 5 orang responden dengan pendidikan tinggi sebanyak 4 orang responden (80,0%) tidak memanfaatkan dan hanya 1 orang responden (20,0%) memanfaatkan PONED. Hasil uji statistik dengan menggunakan pearson Chi Square diperoleh bahwa nilai p sebesar 0,028, jika dibandingkan dengan nilai α (0,05%), maka nilai p lebih kecil daripada nilai α (0,028 < 0,05), maka H0 ditolak yang berarti ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pemanfaatan PONED di Wilayah Kerja Puskesmas Banjar 2 Kota Banjar. b. Hubungan Status Ekonomi dengan Pemanfaatan PONED Hasil penelitian mengenai hubungan status ekonomi dengan pemanfaatan PONED dapat dilihat pada Tabel 4.17 sebagai berikut : Tabel 4.17 Hubungan Status Ekonomi dengan Pemanfaatan PONED Di Wilayah Kerja Puskesmas Banjar 2 Kota Banjar Pemanfaatan PONED Status Ekonomi Tidak Total Memanfaatkan memanfaatkan f % F % f % Non Gakin 19 90,5 2 9,5 21 100 Gakin 21 67,7 10 32,3 31 100 Jumlah 40 76,9 12 23,1 52 100 p value 0,093 Berdasarkan Tabel 4.17 menunjukkan bahwa dari 21 orang responden dengan status ekonomi non gakin sebanyak 19 orang responden (90,5%) tidak memanfaatkan PONED dan sebanyak 2 orang responden (9,5%) memanfaatkan PONED. Sedangkan dari 31 orang responden dengan status ekonomi gakin sebanyak 21 orang

(67,7%) tidak memanfaatkan PONED dan sebanyak 10 orang responden (32,3%) memanfaatkan PONED. Hasil uji statistik dengan menggunakan Pearson Chi Square diperoleh bahwa nilai p sebesar 0,093, jika dibandingkan dengan nilai α (0,05%), maka nilai p lebih besar daripada nilai α (0,093 > 0,05), maka H0 diterima yang berarti ada tidak ada hubungan antara status ekonomi dengan pemanfaatan PONED di Wilayah Kerja Puskesmas Banjar 2 Kota Banjar. c. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Pemanfaatan PONED Hasil penelitian mengenai hubungan dukungan keluarga dengan pemanfaatan PONED dapat dilihat pada Tabel 4.18 sebagai berikut : Tabel 4.18 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Pemanfaatan PONED Di Wilayah Kerja Puskesmas Banjar 2 Kota Banjar Pemanfaatan PONED Dukungan Keluarga Tidak Total Memanfaatkan memanfaatkan f % f % f % Tidak mendukung 18 85,7 3 14,3 21 100 Mendukung 22 71,0 9 29,0 31 100 Jumlah 40 76,9 12 23,1 52 100 p value 0,318 Berdasarkan Tabel 4.18 menunjukkan bahwa dari 21 orang responden dengan kategori tidak mendukung sebanyak 18 orang responden (85,7%) tidak memanfaatkan PONED dan sebanyak 3 orang responden (14,3%) memanfaatkan PONED. Sedangkan dari 31 orang responden dengan kategori mendukung sebanyak 22 orang (71,0%) tidak memanfaatkan PONED dan sebanyak 9 orang responden (29,0%) memanfaatkan PONED. Hasil uji statistik dengan menggunakan Pearson Chi Square diperoleh bahwa nilai p sebesar 0,318, jika dibandingkan dengan nilai α (0,05%), maka nilai p lebih besar daripada nilai α (0,318 > 0,05), maka H0 diterima yang berarti ada tidak hubungan antara dukungan keluarga dengan pemanfaatan PONED di Wilayah Kerja Puskesmas Banjar 2 Kota Banjar.

PEMBAHASAN A. Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Pemanfaatan PONED Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan responden dengan pemanfaatan PONED di Wilayah Kerja Puskesmas Banjar 2 Kota Banjar. Hal ini disebabkan karena tingkat pendidikan memberikan kontribusi yang cukup kuat dalam pemanfaatan PONED, semakin tinggi tingkat pendidikan responden semakin baik responden dalam memanfaatkan PONED. Penggunaan pelayanan kesehatan adalah salah satu aspek dari gaya hidup, yang ditentukan oleh lingkungan sosial, fisik, dan psikologis. Individu berbeda tingkat pendidikannya mempunyai kecenderungan yang tidak sama dalam mengerti dan bereaksi terhadap kesehatan mereka, dan akhirnya mempunyai perbedaan pola penggunaan pelayanan kesehatan (Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan atau pendidikan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behaviour). Faktor determinan kematian ibu secara tidak langsung yang dikemukakan Mc Carthy dan Maine (1992) diantaranya adalah status wanita dalam keluarga dan masyarakat antara lain tingkat pendidikan, pekerjaan, keberdayaan wanita yang memungkinkan wanita lebih aktif dalam menentukan sikap dan lebih mandiri dalam memutuskan hal yang terbaik bagi dirinya (Syafrudin, 2007). Sukmadinata (2003) menyatakan pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya hal - hal yang menunjang kesehatan, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk siap berperan serta dalam pembangunan kesehatan. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangannya sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan. Menurut Heru (2005) makin tinggi pendidikan makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Saimi dan Kusnanto (2006) menyebutkan 70% ibu yang memanfaatkan persalinan gratis adalah berpendidikan tamat pendidikan formal dari tingkat SMA sampai

Sarjana. Sejalan dengan penelitiannya Nurcahyani (2000) bahwa ada hubungan yang signifikan antara faktor pendidikan dengan pemanfaatan pelayanan pengobatan. B. Hubungan Status Ekonomi dengan Pemanfaatan PONED Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan status ekonomi dengan pemanfaatan PONED di Wilayah Kerja Puskesmas Banjar 2 Kota Banjar. Hal ini disebabkan karena status ekonomi keluarga tidak berdampak terhadap pemanfaatan PONED. Keluarga dengan status ekonomi gakin tidak selamanya memanfaatkan PONED, begitu juga keluarga dengan status non gakin pun tidak selamanya memanfaatkan PONED. Karakteristik ini mencerminkan bahwa meskipun mempunyai predisposisi untuk mendapatkan atau menggunakan pelayanan kesehatan, ia tidak akan bertindak untuk menggunakannya, kecuali bila ia mampu menggunakannya. Penggunaan pelayanan kesehatan yang ada tergantung kepada kemampuan konsumen untuk membayar (Notoatmodjo, 2007). Perilaku adalah bentuk respons atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari luar organisme (orang) namun dalam memberikan respons sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan. Faktor eksternal yakni sosial ekonomi sering merupakan faktor yang dominan yang mewarnai perilaku seseorang (Notoatmodjo, 2007). Kebutuhan akan pemeliharaan kesehatan atau pelayanan kesehatan sangat sulit untuk diramalkan. Seandainya biaya pemeliharaan kesehatan kecil bila dibanding dengan pendapatan mungkin tidak akan jadi masalah, tetapi pada kenyataannya biaya yang diperlukan untuk pengobatan biasanya besar dan tidak pasti (Mills, 2001). C. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Pemanfaatan PONED Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan pemanfaatan PONED di Wilayah Kerja Puskesmas Banjar 2 Kota Banjar. Walaupun dukungan keluarga berperan penting dalam pemanfaatan fasilitas kesehatan, tetapi tidak semua keluarga mendukung untuk memanfaatkan PONED, ini terjadi karena pemanfaatan suatu fasilitas kesehatan tergantung dari permasalahan kesehatan yang

dialaminya, jika seseorang mengalami sakit yang akut tentu keluarga tersebut memanfaatkan fasilitas kesehatan yang lebih modern dalam hal ini adalah rumah sakit, begitu juga yang terjadi pada ibu hamil, jika mengalami kegawatdaruratan atau komplikasi selama kehamilan tentu keluarga akan membawa ke rumah sakit atau rumah bersalin yang mampu menangani masalah tersebut. Dukungan adalah dorongan atau memberi semangat kepada seseorang (KBBI, 2005). Dukungan adalah suatu upaya yang diberikan kepada orang lain, baik moril maupun materil untuk memotivasi orang tersebut dalam melaksankan kegiatan (Sarwono, 2003). Suami adalah pria yang menjadi pasangan resmi seorang wanita (KBBI, 2005). Suami juga berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan memberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya (Madhi, 2009). Dukungan suami adalah suami mempunyai tanggung jawab yang penuh dalam suatu keluarga tersebut dan suami mempunyai peranan yang penting, dimana suami sangat dituntut bukan hanya sebagai pencari nafkah akan tetapi suami sebagai motivator dalam berbagai kebijakan yang akan di putuskan termasuk merencanakan (Chaniago, 2002). Suami mempunyai peran memberi dukungan dan ketenangan bagi ibu yang sedang hamil terutama dalam mempersiapkan rencana persalinan,agar semua yang dibutuhkan dapat tersiapkan dengan baik. Dukungan atau dorongan dari anggota keluarga semakin menguatkan motivasi suami untuk memberikan sesuatu yang terbaik untuk istrinya. Lingkungan juga dapat mempengaruhi seseorang sehingga dapat termotivasi untuk melakukan sesuatu. Selain keluarga, lingkungan juga mempunyai peran yang besar dalam memotivasi seseorang dalam merubah tingkah lakunya. Dalam sebuah lingkungan yang terbuka, akan menimbulkan rasa kesetiakawanan yang tinggi. agar timbul keinginan dan kemampuan untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memproleh hasil dan mencapai tujuan (Taufik, 2007).

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Tingkat pendidikan responden di Wilayah Kerja Puskesmas Banjar 2 Kota Banjar sebagian besar ada pada kategori tingkat pendidikan rendah yaitu sebanyak 25 orang (48,1%). 2. Status ekonomi responden di Wilayah Kerja Puskesmas Banjar 2 Kota Banjar sebagian besar ada pada kategori gakin yaitu sebanyak 31 orang (59,6%). 3. Dukungan keluarga dalam pemanfaatan PONED di Wilayah Kerja Puskesmas Banjar 2 Kota Banjar sebagian besar ada pada kategori mendukung yaitu sebanyak 31 orang (59,6%). 4. Ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pemanfaatan PONED di Wilayah Kerja Puskesmas Banjar 2 Kota Banjar. 5. Tidak ada hubungan antara status ekonomi dengan pemanfaatan PONED di Wilayah Kerja Puskesmas Banjar 2 Kota Banjar. 6. tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan pemanfaatan PONED di Wilayah Kerja Puskesmas Banjar 2 Kota Banjar. B. Saran 1. Bagi Puskesmas Hendaknya pihak puskesmas lebih meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat, sehingga masyarakat lebih memilih PONED daripada fasilitas kesehatan yang lain, selain itu sumber daya manusia yang ada di puskesmas lebih ditingkatkan. 2. Bagi Masyarakat Hendaknya masyarakat, khususnya yang berada di Wilayah Kerja Puskesmas Banjar 2 Kota Banjar lebih memanfaatkan PONED, karena di PONED tidak dipungut biaya dalam melaksanakan pengobatan. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Sebaiknya bagi peneliti selanjutnya untuk menggali lebih mendalam mengenai beberapa faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan PONED baik dilihat dari faktor intrinsik maupun ekstrinsik dengan menggunakan metode penelitian yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA Abrahamson, 1997. Metode Penelitian. Jakarta. Alphabeta. Notoatmodjo, 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta. Rineka Cipta., 2005. Metodologi Penelitian untuk Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta., 2010. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Jakarta. Rineka Cipta. Sugiyono, 2003. Metodologi Penelitian Administrasi, Alfabeta, Bandung.