MEDITASI DAPAT MENURUNKAN TEKANAN DARAH SISTOLIK PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI ESENSIAL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi di masyarakat dewasa ini. Di tengah jaman yang semakin global,

BAB 1 PENDAHULUAN. melebihi 140/90 mmhg. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ABSTRAK PENGARUH SEDUHAN DAUN KUMIS KUCING (Orthosiphon aristatus) TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PRIA DEWASA

PENGARUH MEDITASI TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA POPULASI LANSIA DENGAN HIPERTENSI ESENSIAL DI GUNUNGKIDUL, YOGYAKARTA HALAMAN JUDUL SKRIPSI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

PENGARUH PEMBERIAN REBUSAN DAUN ALPUKAT TERHADAP TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI DI BANGUNTAPAN BANTUL

BAB 1 PENDAHULUAN. Sustrani, dkk (2009) dalam Putra (2014) mengatakan hipertensi sering

HIPNORELAKSASI BERPENGARUH TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENYANDANG HIPERTENSI PRIMER

KOSALA JIK. Vol. 4 No. 2 September Wiwin Winarni 1 Pradian Yoga Hartanto 2. Abstract

PENGARUH STRES TERHADAP KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MATUR, KABUPATEN AGAM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH RELAKSASI BENSON TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS DENPASAR TIMUR II TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

PENGARUH MASSAGE TEKNIK EFFLEURAGE TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA KALIREJO KABUPATEN PURWOREJO

ABSTRAK. PENGARUH BUAH PEPAYA (Carica papaya L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH NORMAL

Kata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer

BAB I PENDAHULUAN. bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang,

ABSTRAK. EFEK TERAPI AJUVAN EKSTRAK DAUN SELEDRI (Apium graveolens L.) TERHADAP PENDERITA HIPERTENSI

BAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000).

SKRIPSI PENGARUH SLOW-STROKE BACK MASSAGE

PENGARUH EDUKASI PERAWAT TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWODADI KABUPATEN GROBOGAN

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit non infeksi, yaitu penyakit tidak

MAKALAH FARMAKAKOLOGI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease karena dapat menyerang

ABSTRAK. EFEK LABU SIAM (Sechium edule Swartz) TERHADAP TEKANAN DARAH PEREMPUAN DEWASA

5/30/2013. dr. Annisa Fitria. Hipertensi. 140 mmhg / 90 mmhg

ABSTRAK EFEK WORTEL (DAUCUS CAROTA L.) TERHADAP TEKANAN DARAH PEREMPUAN DEWASA

ABSTRAK. EFEK DAUN TEMPUYUNG (Sonchus arvensis L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PRIA DEWASA

ABSTRAK. EFEK PISANG RAJA (Musa paradisiaca L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PRIA DEWASA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

The 6 th University Research Colloquium 2017 Universitas Muhammadiyah Magelang. Wahyuni, Ferti Estri Suryani 1) 1 STIKES Aisyiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan perhatian lebih dalam setiap pendekatannya. Berdasarkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

PERBANDINGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DAN TEKANAN DARAH ANTARA PENGGUNAAN LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT DAN APLIKASI DIGITAL PILLBOX REMINDER

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. PENGARUH LABU SIAM (Sechium edule Swartz) TERHADAP TEKANAN DARAH

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlepas dari aktivitas dan pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari. Tuntutan

Abstrak. Abstract. Kata Kunci: Hipertensi, musik klasik, relaksasi autogenik

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai istilah bergesernya umur sebuah populasi menuju usia tua. (1)

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL

BAB I PENDAHULUAN. batas-batas tekanan darah normal yaitu 120/80 mmhg. Penyebab hipertensi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang digunakan yaitu tahun. Penelitian ini menggunakan. tiap panti tersebut mengalami hipertensi.

PENGARUH RELAKSASI NAPAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS DASAN AGUNG MATARAM

BAB I PENDAHULUAN. Jeanny Ivones (G2B ) Ilmu Keperawatan Universitas Diponegoro Page 1

PENGARUH SENAM HIPERTENSI LANSIA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI PANTI WREDA DARMA BHAKTI KELURAHAN PAJANG SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I LATAR BELAKANG

Disusun Oleh : MIA JIANDITA

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional dapat dilihat dari

BAB II TINJAUAN TEORI. mmhg dan tekanan diastolic di atas 90 mmhg.pada populasi manula, hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun

General Relaxation Effect On Blood Pressure Of Hypertension Patients In The Department Of Healthy City Madiun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada era globalisasi saat ini, pembangunan yang

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TERHADAP DIET HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. normal yang ditunjukkan oleh angka bagian atas (systolic) dan angka

PELAKSANAAN SENAM JANTUNG SEHAT UNTUK MENURUNKAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PANTI SOSIAL TRESNA WHERDA KASIH SAYANG IBU BATUSANGKAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

NASKAH PUBLIKASI. KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan GelarAhli Madya Keperawatan.

ABSTRAK. EFEK SAMBILOTO (Andrographis paniculata, Nees.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai silent killer, karena hampir tidak ditemukan gejala sama. mendadak meninggal dunia (Rofi ie I, 2010).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

The 7 th University Research Colloqium 2018 STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

SKRIPSI. Oleh: Yuni Novianti Marin Marpaung NIM KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN

ABSTRAK. Kata kunci : Relaksasi Autogenik, SDB dan Tekanan Darah Referensi (118: ) vii

ABSTRAK. EFEK ANTIHIPERTENSI JUS BUAH JERUK SUNKIST (Citrus sinensis (L.) Osbeck) TERHADAP TEKANAN DARAH NORMAL PEREMPUAN DEWASA

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. Y DENGAN HIPERTENSI DI RUANG CEMPAKA BAWAH RSUD SUKOHARJO

BAB II TINJAUAN TEORITIS. darah arteri meningkat melebihi batas normal.menurut World. (2001) seseorang dikatakan hipertensi apabila tekanan

APLIKASI PROGRESSIVE MUSCLE RELAXATION TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA HIPERTENSI DERAJAT I DI KOTA DENPASAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ABSTRAK. PENGARUH JUS BEET (Beta vulgaris L.) TERHADAP TEKANAN DARAH

PENGARUH SENAM ERGONOMIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA YANG MENGALAMI HIPERTENSI DI UPT PANTI SOSIAL PENYANTUN BUDI AGUNG KOTA KUPANG

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia karena prevalensi yang masih tinggi dan terus meningkat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diastolik diatas 90 mmhg (Depkes, 2007).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, karena dalam jangka panjang peningkatan tekanan darah yang

ABSTRAK. EFEK BUAH MELON SKY ROCKET (Cucumis melo L.) TERHADAP TEKANAN DARAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi. Menurut Basha (2009) hipertensi adalah satu keadaan dimana seseorang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dengan prevalensi yang tinggi, yaitu sebesar 25,8%. Hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif dan

Mengetahui Hipertensi secara Umum

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian kerena payah jantung, infark miocardium, stroke, atau gagal. ginjal (Pierece, 2005 dalam Cahyani 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan saat ini sudah bergeser dari penyakit infeksi ke

INTERVENSI SLOW STROKE BACK MASSAGE

ABSTRAK. PENGARUH COKLAT (Theobroma cacao) TERHADAP TEKANAN DARAH

ABSTRAK. PENGARUH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH

Transkripsi:

66 MEDITASI DAPAT MENURUNKAN TEKANAN DARAH SISTOLIK PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI ESENSIAL Adi Gunawan 1, Paulus Subiyanto 2, Fredi Erwanto 1 1 Stikes A.Yani Yogyakarta 2 Akademi Keperawatan Panti Rapih Yogyakarta ABSTRACT Background: Hypertension is often called a silent killer. It can cause disorders in the heart, kidney, brain and other vital organs. One of the methods to lower blood pressure is by performing meditation. Catecolamine hormones produced during meditation can make individual feels relaxed. Hence, heart beats slower. Objective: To identify the effect of meditation to the decrease of systolic blood preassure in the middle-aged elderly. Methods:This study was a quasi-experiment with two groups pre- and post-test design. Study was carried out in November 2013 at the village of Sukorejo, Sambirejo, Ngawen, Gunungkidul, Yogyakarta. Respondents of the study consisted of 30 respondents aged 45-59 years old. They were taken through a total sampling technique. Mann-Whitney U Test was employed to analyze the data. Results: The Mann-Whitney U Test showed that the average decrease of systolic blood pressure in the control group was 0,20 and was 14.72 in the intervention group (p<0.05). There was a significant decrease of blood pressure between initial and final assessments in the subject with intervention. Conclusion: There was a significant effect of meditation to the decrease of systolicblood pressure in the middle-aged elderly population. Keywords: Hypertension, Meditation, Middle-Aged Elderly PENDAHULUAN Hipertensi adalah penyakit yang bisa menyerang siapa saja, baik muda maupun tua, kaya maupun miskin. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan keadaan perubahan dimana tekanan darah meningkat secara kronik. (1) Tekanan darah yang terus meningkat akan memberikan gejala berlanjut pada suatu target organ, seperti stroke untuk otak, penyakit jantung koroner untuk pembunuh darah jantung dan otot jantung. Penelitian yang dilakukan Bandiyah (2) menunjukan kasus hipertensi pada negara berkembang telah mencapai 600 juta lebih dan diperkirakan akan meningkat 80% pada tahun 2025. Artinya akan ada satu milyar lebih penderita hipertensi pada tahun 2025. Dari data penelitian terakhir dikemukakan bahwa terdapat sekitar 50 juta (21,7%) orang dewasa Amerika menderita hipertensi. Penderita hipertensi juga menyerang Thailand sebesar 17% dari total penduduk, Vietnam 34,6%, Singapura 24,9%, Malaysia 29,9% dan Indonesia memiliki angka yang cukup tinggi, yaitu 15%, dari 230 juta penduduk Indonesia, berarti hampir 35 juta penduduk Indonesia terkena hipertensi. (2) Hasil survei kesehatan daerah Surkesda, 2010 (3) Yogyakarta menduduki lima besar

67 provinsi dengan kasus hipertensi terbanyak yaitu 31,7%, diperkotaan itu sendiri daerah Yogyakarta sebesar 47,7% dan perdesaan mencapai 51,7%. Selain data masyarakat yang mengalami hipertensi tersebut banyak masyarakat Indonesia yang terkena hipertensi tetapi tidak terdiagnosa.terdapat dua penatalaksanaan hipertensi yaitu dengan farmakologi dan non farmakologi. Penanganan secara farmakologi dapat dilakukan dengan pemberian yaitu: Diuretik tiazid, Penghambat adrenergik, Angiotensin, Angiotensin-II-blocker, Calcium Channel Blocker atau Calcium antagonist (CCB). Sedangkan dengan cara penanganan non farmakologi adalah: Mengontrol pola makan, Diet, Olah raga, berhenti merokok, menenenangkan pikiran jasmani dan rohani dengan cara meditasi. (4) Mekanisme meditasi dapat menurunkan tekanan darah yaitu dengan mengkontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat vasomotor pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistim saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini neuron preganglion melepaskan asetilkolin yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah dimana dengan dilepaskannya.norepinefrin.mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. (5) Pada saat bersamaan dimana sistim saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi kelenjar adrenal juga terangsang mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Medula adrenal mensekresi epinefrin yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh.darah,vasokontriksi.yang.mengakib atkan penurunan aliran darah ke ginjal menyebabkan pelepasan.renin. (5) Renin.merangsang.pembentukan angiotensin yang kemudian diubah menjadi angiotensin II. Suatu vasokonstriktor kuat yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal mengakibatkan peningkatan volume intravaskuler. Kelenjar hipotalamus, kelenjar pituitari, dan kelenjar hipofisis membentuk sumbu HPA yang memainkan peran penting memicu terjadinya stres. (5) BAHAN DAN CARA PENELITIAN Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan jenis penelitian quasi eksperimen atau studi intervensi dengan menggunakan pretestpostest with control group design yang menggunakan dua kelompok sebagai kelompok intervensi dan kontrol. Dalam

68 penelitian ini populasinya adalah penderita hipertensi yang berusia 45-59. Penelitian ini dilakukan di Pedukuhan Sambirejo, Ngawen, Gunung Kidul, sebanyak 30 orang. Adapun kriteria inklusinya: pasien penyandang hipertensi primer yang berusia 45-59 tahun. Responden bersedia menjadi responden, pasien penyandang hipertensi primer yang kondisinya mampu melakukan aktivitas ringan, dan pasien yang tidak mengalami komplikasi. Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel bebas ( independent variabel) dalam penelitian ini adalah Meditasi, variabel terikat (dependent variabel) penurunan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi esensial. Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar observasi, sphygmomanometer, dan rekaman Meditasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Univariabel Karakteristik Responden Jenis kelamin lansia dengan hipertensi di Gunung Kidul Yogyakarta sebagian besar adalah perempuan sebanyak 17 orang (56,7%). Jenis kelamin pada kelompok kontrol sebagian besar adalah perempuan sebanyak 9 orang (60%), demikian juga pada kelompok intervensi jenis kelamin lansia sebagian besar adalah perempuan sebanyak 8 orang (53,3%). Lansia dengan hipertensi di Gunung Kidul Yogyakarta sebagian besar telah menderita hipertensi > 1 tahun sebanyak 21 orang (70%). Lansia pada kelompok kontrol sebagian besar telah menderita hipertensi > 1 tahun sebanyak 11 orang (73,3%), demikian juga pada kelompok intervensi sebagian besar telah menderita hipertensi > 1 tahun sebanyak 10 orang (66,7%). Rata-Rata Hasil Pengukuran Tekanan Darah Pre-Test dan Post-Test Pada Kelompok Kontrol. Hasil analisa univariabel menunjukkan bahwa rata-rata tekanan darah pre-test sistolik pada kelompok kontrol sebesar 146,13 mmhg. Sedangkan rata-rata tekanan darah sistolik pos-test sebesar 145,93 mmhg. Tekanan darah terendah pada saat pre-test sebesar 125,6 mmhg dan nilai tertinggi pretest sebesar 172,6 mmhg. Nilai tekanan darah terendah pada saat post-test 125,6 mmhg dan nilai post-test tertinggi sebesar 172,6 mmhg. Pada kelompok kontrol nilai p sebesar 0,14 sehingga nilai p >0,05. Selisih rata-rata nilai tekanan darah pre-test dan post-test pada kelompok kontrol sebesar 0,2 mmhg artinya nilai tekanan darah kelompok kontrol saat pos-test mengalami penurunan dibandingkan tekanan darah pada saat pretest pada kelompok kontrol.

69 Rata-Rata Hasil Pengukuran Tekanan Darah Pre-Test dan Post-Tes Pada Kelompok Intervensi. Menunjukkan bahwa rata-rata tekanan darah pre-test sistolik pada kelompok intervensi sebesar 153,17 mmhg sedangkan rata-rata tekanan darah sistolik post-test sebesar 138,45 mmhg. Tekanan darah terendah pada saat pre-test sebesar 133,6 mmhg dan nilai tertinggi pre-test sebesar 173 mmhg. Nilai tekanan darah terendah pada saat post-test 125,6 mmhg dan nilai post-test tertinggi sebesar 148 mmhg. Pada kelompok intervensi nilai p 0,00 maka nilai sig menunjukan p<0,05. Selisih rata-rata nilai tekanan darah pre-test dan post-test pada kelompok intervensi sebesar 14,72 mmhg artinya nilai tekanan darah kelompok intervensi saat pos-test mengalami penurunan dari pada tekanan darah saat pre-test pada kelompok intervensi. Analisis Bivariabel Hasil uji normalitas pada perubahan sistole kontrol p value >0,05 dan kelompok intervensi p value <0,05 artinya data tidak berdistribusi normal sehingga dilakukan uji Mann-Whitney Test. Tabel 1. Uji Mann-Whitney untuk Perbandingan Selisih Tekanan Darah Sistole pada Kelompok Kontrol dan Intervensi. Mean Sd Z Sig Ket Kontrol 0,20 0,496-4,714 Bermakna 0,000 Intervensi 14,72 7,006 Hasil Mann-Whitney perbedaan tekanan darah sistol diperoleh p-value 0,000 sehingga < 0,05 artinya ada perbedaan yang signifikan terhadap penurunan tekanan darah sistole pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi sesudah pemberian terapi meditasi pada kelompok intervensi sebesar 14,72 mmhg sedangkan hasil perbedaan tekanan darah sistole pada kelompok kontrol sebesar 0,2 mmhg. Hal ini menunjukan pemberian terapi meditasi berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah dengan hipertensi. Hasil penelitian menunjukkan sebelum dilakukan terapi meditasi rata-rata tekanan darah pada kelompok kontrol sebesar 146,13 mmhg sedangkan rata-rata tekanan darah pada kelompok intervensi sebesar 153,17 mmhg. Berdasarkan klasifikasi tekanan darah untuk dewasa diatas 18 tahun menurut Joint National Committe (JNC VII) kedua kelompok sampel berada pada tingkatan hipertensi stadium I. Hipertensi esensial adalah hipertensi yang tidak atau belum diketahui penyebabnya. Hipertensi esensial kemungkinan memiliki banyak penyebab seperti perubahan pada jantung dan pembuluh darah kemungkinan bersamasama menyebabkan meningkatnya tekanan darah. (2) Sesudah dilakukan terapi meditasi ratarata tekanan darah sistole pada kelompok kontrol mengalami penurunan sebesar 145,93 mmhg. Tekanan darah pada kelompok intervensi sesudah dilakukan pemberia terapi

70 meditasi mengalami penurunan sebesar 138,45 mmhg. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan perbedaan tekanan darah sístole sebelum dan sesudah pemberian terapi meditasi pada kelompok kontrol rerata sebesar 0,2 mmhg. Perbedaan tekanan darah sístole sebelum dan sesudah pemberian terapi meditasi pada kelompok intervensi adalah sebesar 14,72 mmhg. Ada perbedaan bermakna antara tekanan darah sebelum dilakukan intervensi meditasi dan sesudah dilakukan intervensi. Peneliti yang akan datang hendaknya mengembangkan hasil penelitian ini dengan menghubungkan dengan faktor-faktor lain yang mempengaruhi tekanan darah yaitu faktor genetis, garam dapur, dan stress. 4. Casey, Aggie, R.N.,M.S. dan Herbert, B, M.D.(2012). Menurunkan Tekanan Darah. Jakarta: PT Bhuna Ilmu Populer. 5. Anand, K & Marlan, M.(2002). Ilmu Medis dan Meditasi. PT Gramedia Pustaka Utama:Jakarta. KEPUSTAKAAN 1. Adib, M.(2009). Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi, Jantung, dan Stroke. Cetakan II. Yogyakarta: Dianloka Pustaka. 2. Kholish,N.(2011). Bebas Hipertensi Seumur Hidup Dengan Terapi Herbal. Cetakan I. Yogyakarta: Real Books. 3. Depkes RI.(2010). Menyokong Penuh Penanggulangan Hipertensi. Jakarta: Iltimedia.