BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No 40 tahun 1999 Tentang Pers, telah ditetapkan dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I KETENTUAN UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

SISTIM HUKUM INDONESIA POKOK BAHASAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG P E R S DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS

BAB I PENDAHULUAN. pun mulai bebas mengemukakan pendapat. Salah satunya adalah kebebasan di bidang

BAB I PENDAHULUAN. media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia. penting dalam peta perkembangan informasi bagi masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. : Setiap orang berhak atas kemerdekaan berserikat, berkumpul, dan. mengeluarkan pendapat. Serta ditegaskan dalam Pasal 28F, yaitu

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. menggabungkan information (informasi) dan infotainment (hiburan). Artinya

BAB I PENDAHULUAN. secara ideal. Namun dalam dunia globalisasi, masyarakat internasional telah

Lampiran 1. Daftar pertanyaan wawancara DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Pengakses internet terus mengalami peningkatan sejalan dengan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Media dan Revolusi Mental. Nezar Patria Anggota Dewan

BAB I PENDAHULUAN. pesan secara massal, dengan menggunakan alat media massa. Media. massa, menurut De Vito (Nurudin, 2006) merupakan komunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. juga sekaligus dapat mempengaruhi kita. Secara tidak langsung media telah

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. menganalisis, dan mengevaluasi media massa. Pada dasarnya media literasi

Media Siber. Imam Wahyudi Anggota Dewan Pers

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Fenomena menjamurnya media massa di Indonesia, yang sangat erat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu tonggak penting sebuah sistem demokrasi di Indonesia. Dimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan jaman mengakibatkan semakin banyaknya kebutuhan

BAB I. Pendahuluan. yang terbaik adalah untuk pers begitulah kira-kira persepsi, anggapan, dan harapan

Oleh : Santi Kusumaharti NIM : E BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. negatif maupun positif. Pers dan media massa juga sangat beperan sebagai

BAB III PENYAJIAN DATA. tentang analisis kebijakan redaksi dalam penentuan headline (judul berita)

BAB I PENDAHULUAN. Kebebasan Pers. Seperti yang sering dikemukakan, bahwa kebebasan bukanlah semata-mata

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

JURNAL SKRIPSI PENGGUNAAN HAK JAWAB DAN HAK KOREKSI DALAM PENYELESAIAN DELIK PERS BERDASARKAN UU NOMOR 40 TAHUN 1999

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhannya dan keakuratannya suatu informasi 1. Arus informasi yang. akan menentukan masa depan kesejahteraan bangsa 2.

HUKUM PERS ANDRYAN, SH., MH

BAB I PENDAHULUAN. terjadi, disajikan lewat bentuk, siaran, cetak, hingga ke media digital seperti website

KETETAPAN BADAN LEGISLATIF MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai media, tentunya tidak terlepas dari konsep komunikasi

Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara hukum berdasarkan Pancasila dan UUD

Teknik Reportase dan Wawancara

BAB I PENDAHULUAN. Ketika mendengar Berita Kriminal Sergap di RCTI, sekilas. dan penjelasan yang panjang sehingga membuat pendengar atau pemirsa

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini. Manusia merupakan khalayak sasaran media massa, sehingga keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan informasi. Seperti yang dikatakan oleh Zelizer dalam The

BAB I PENDAHULUAN. dibuktikan dengan semakin banyaknya media massa yang beredar di tanah air

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dapat dilakukan melalui media, baik media cetak maupun

BAB I PENDAHULUAN. Pada era modern saat ini, televisi dapat memberikan nilai-nilai kehidupan

FOTO NARASUMBER. Yusuf Anggara. Kepala Subbagian Humas Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa saat ini berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan media massa sangat erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa, dan bernegara. Demokrasi dalam bidang politik, menekankan

ETIKA JURNALISTIK IJTI JURNALISME POSITIF

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya

PENULISAN BERITA TELEVISI

POLICY BRIEF ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM DALAM RANGKA PARTISIPASI PUBLIK DALAM PROSES PENGAMBILAN KEBIJAKAN PUBLIK

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA

Etika Jurnalistik dan UU Pers

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2002 TENTANG PENYIARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Melalui sarana pers semua informasi bisa disebarkan secara efektif dan

DASAR DASAR JURNALISTIK

PEDOMAN UMUM HUBUNGAN MEDIA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. digunakan pada tahun 1920-an untuk mengistilahkan jenis media yang secara

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Jurnalistik (journalistic) artinya kewartawanan atau kepenulisan. Kata dasarnya jurnal (journal), artinya laporan atau catatan, atau jour dalam

BAB I PENDAHULUAN. pewarta. Dalam melakukan kerjanya, wartawan berhadapan dengan massa,

I. PENDAHULUAN. beragam peristiwa baik yang bersifat lokal, nasional maupun internasional. Salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berita (news) merupakan sajian utama sebuah media massa di samping views

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi memberikan pengaruh yang cukup besar bagi

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian Dewasa ini, media adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan

BAB II PENGATURAN HUKUM TERHADAP WARTAWAN DARI TINDAK PIDANA KEKERASAN YANG SEDANG MENJALANKAN TUGAS PROFESI

BAB I PENDAHULUAN. Dasar-Dasar Komunikasi, Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, IPB, hal:

BAB I PENDAHULUAN. itu terjadi pada skala lokal, regional maupun nasional.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik tingkat kemajuan dan taraf berpikirnya dapat dicermati.

BAB I PENDAHULUAN. media yang didesain secara khusus mampu menyebarkan informasi kepada

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat meliputi aspek sosial, politik, agama, budaya, dan moralitas

BAB I PENDAHULUAN. fase dimana mengalami pasang surut tentang kebebasan pers. Kehidupan pers

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar Negara Republik Indonesia berdasarkan Pasal 1 ayat (3),

BAB I PENDAHULUAN. dan pemaknaan dari berbagai kelompok akan mendapatkan perlakuan yang sama

Kode Etik Jurnalistik

KODE ETIK JURNALISTIK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. menjadi isu global dan hangat yang selalu ingin disajikan media kepada. peristiwa yang banyak menarik perhatian dan minat masyarakat.

Advokasi Kreatif Melalui Media (Sosial) Oleh: Rofiuddin AJI Indonesia

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

BAB 3 PERANAN PERS. 3. Mengevaluasi peranan pers dalam masyarakat demokrasi.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. terbaru dari dunia jurnalistik. Kehadirannya dipengaruhi oleh tingginya tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling mulia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh penilaian baik dari masyarakat atau public image. Keinginan itu

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dan kepentingannya. Seperti yang diibaratkan oleh Djafar Assegaf. sarana untuk mendapatkan informasi dari luar.

BAB 1 PENDAHULUAN. ini, media massa telah menjadi konsumsi sehari-hari di tengah masyarakat, dari

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2018 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebebasan pers Indonesia ditandai dengan datangnya era reformasi dimulai

BAB I PENDAHULUAN. yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan itu sendiri, seperti acara workshop

I. PENDAHULUAN. pengaruh yang ditimbulkan oleh media massa (Effendy, 2003: 407).

MEDIA WATCH DAN PELAKSANAAN KEBEBASAN PERS. Djoko Walujo 1

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion,

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-undang No 40 tahun 1999 Tentang Pers, telah ditetapkan dalam undang-undang pasal 2 bahwa kemerdekaan pers adalah salah satu wujud kedaulatan rakyat yang berasaskan prinsip-prinsip demokrasi, keadilan, dan supremasi hukum. Hal merupakan salah satu wujud kedaulatan rakyat dan menjadi unsur yang sangat penting untuk menciptakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang demokratis, sehingga kemerdekaan mengeluarkan pikiran dan pendapat dapat terjamin. Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang demokratis, kemerdekaan menyatakan pikiran dan pendapat sesuai dengan hati nurani dan hak memperoleh informasi, memberikan informasi dan lain sebagainya merupakan hak asasi manusia yang sangat hakiki, yang diperlukan untuk menegakkan keadilan dan kebenaran, memajukan kesejahteraan umum, dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam Undang-Undang Pers No 40 Tahun 1999 sebagaimana yang tercantum dalam pasal 3 ayat 1, dikatakan fungsi pers adalah sebagai media infomasi, hiburan dan kontrol sosial, serta memperjuangkan keadilan dan kebenaran. Jurnalistik pers adalah proses kegiatan mencari, menggali, mengumpulkan, mengolah,memuat, dan menyebarkan berita melalui media berkala pers yakni 1

2 surat kabar, tabloid atau majalah kepada khalayak seluas-luasnya dengan secepatcepatnya. Setiap bentuk jurnalistik mempunyai ciri dan kekhasannya masing-masing. Ciri dan kekhasannya itu antara lain terletak pada aspek filosofi penerbitan, dinamika teknis persiapan dan pengelolaan, serta asumsi dampak yang ditimbulkan terhadap pengelolan. Produk jurnalistik adalah surat kabar, tanloid, majalah, buletin atau internet. Informasi apapunyang disuguhkan media pers harus mengandung unsur kebaruan, menunjuk kepada peristiwa yang benar-benar baru terjadi atau sedang terjadi. Disamping itu pers juga melaksanakan dan memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui, memperoleh, menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi, mendorong terwujudnya supremasi hukum dan hak asasi manusia, serta menghormati kebhienekaan, mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat, akurat dan benar, melakukan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan umum. Kriteria-kriteria dalam meliputi berita umumnya, memiliki nilai aktualitas tinggi, memiliki peran yang besar bagi kehidupan masyarakat, menyangkut kepentingan umum, memiliki kedekatan dengan publik dimana berita itu diterbitkan, dan melibatkan tokoh-tokoh publik. Peran pers dalam mencari suatu berita harus sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah dipaparkan. Akuratnya sebuah berita ditentukan oleh sejauh mana sumber berita tersebut diperoleh dan fakta-fakta pendukungnya. Sumber berita terbagi dua yaitu sumber berita resmi dan sumber berita tidak resmi. Sumber

3 berita resmi adalah sumber berita yang berasal dari kalangan resmi sedangkan sumber berita tidak resmi adalah sumber berita yang berasal dari warga masyarakat, terutama tokoh-tokoh publik (opini). Untuk memperoleh berita langkah pertama dalam mencari berita yang harus dilakukan adalah membuat perencanaan dan pemikiran. Momentum adalah peristiwa yang muncul tiba-tiba, tanpa diduga sebelumnya, seperti gempa bumi, tsunami, banjir, wabah penyakit, kecelakaan, kebakaran dan kasus-kasus kriminal. Banyak pembagian jenis berita diantaranya berita berdasarkan fenomena, berita lanjutan (Follow-up News), berita berdasarkan agenda (Event News), berita berdasarkan momentum (Moment News). Kemerdekaan pers merupakan hak asasi manusia untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi. Dalam mewujudkan kemerdekaan pers, wartawan Indonesia menyadari adanya tanggung jawab sosial serta keberagaman masyarakat. Guna menjamin tegaknya kebebasan pers, serta terpenuhinya hak-hak masyarakat, diperlukan suatu landasan moral/etika profesi yang bisa menjadi pedoman operasional dalam menegakkan integritas dan profesionalitas wartawan. Kemampuan menarik perhatian massa itulah yang sering menjadi masalah yang dihadapi pers. Tidak semua informasi dapat menarik perhatian pembaca tertentu sehingga media tersebut akan memilih informasi yang diminati pembacanya dengan dasar perhitungan ekonomis. Sepreti kasus korupsi, banjir, kebakaran dan lain sebagainya yang banyak diminati masyarakat umum. Karena secara umum, media massa cetak dan elektronik di Indonesia berorientasi ke perkotaan atau bias urban sehingga informasi tentang desa dianggap kurang

4 menarik perhatian pembacanya, kecuali informasi yang dianggap menjadi berita besar. B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang diatas agar tidak terjadi kesalah pahaman pengertian tentang permasalahan yang diteliti maka perlu diidentifikasikan masalah yang diteliti. Adapun yang menjadi identifikasi masalah yaitu : 1. Mengenai perilaku pers dalam memperoleh berita dan memuat berita. 2. Mengenai upaya pers dalam memberikan informasi, apakah sesuai dengan kode etik dan undang-undang. 3. Mengenai pemberitaan di media massa apakah sudah sesuai kode etik dan undang-undang. C. Pembatasan Masalah Sesuai dengan ruang lingkup dan pertimbangan dalam pembahasan untuk itu perlu diberi pembahasan masalah. Adapun yang menjadi pembatasan dalam masalah ini adalah : Tentang perilaku pers dalam memberitakan informasi sesuai dengan kode etik dan undang undang. D. Rumusan Masalah Yang menjadi masalah dalam proposal ini adalah : 1. Bagaimana perilaku pers dalam memperoleh berita dan memuat berita. 2. Bagaimana upaya pers dalam memberikan informasi, apakah sesuai dengan kode etik dan undang-undang.

5 3. Apakah pemberitaan di media massa sudah sesuai kode etik dan undangundang. E. Tujuan Penelitian Dalam menetapkan tujuan penelitian sangatlah penting mencari tahu problematika penelitian. Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu : Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui perilaku pers dalam memperoleh berita dan memuat berita. 2. Untuk mengetahui upaya pers dalam memberikan informasi, sesuai dengan kode etik dan undang-undang. 3. Untuk mengetahui pemberitaan di media massa sudah sesuai kode etik dan undang-undang. F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Pemerintahan Diharapkan dengan adanya penelitian ini, pemerintahan dapat memahami kode etik yang mengikat seorang wartawan dalam mencari berita, sehingga dari pihak pemerintahan dapat memberikan kesempatan kepada pers untuk meliput berita di instansi-instansi pemerintahan. 2. Bagi Mahasiswa Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat membuka wawasan berfikir kepada seluruh mahasiswa terhadap kinerja pers dan membari

6 masukan kepada anggota pers apabila menemukan berita yang tidak sesuai dengan kode tik dan undang undang danmenjadi pemicu untuk pemikiran judul skripsi untuk meneliti pers. 3. Bagi Masyarakat Diharapkan dengan adanya penelitian ini, masyarakat dapat memahami bagaimana kinerja pers dalam memberitakan suatu informasi yang sesuai dengan undang-undang dan kode etik dan menjadi pengamat berita yang bijak.