PENGARUH FRAKSI VOLUME SERAT DAN LAMA WAKTU PERENDAMAN NaOH TERHADAP KEKUATAN IMPAK KOMPOSIT POLIESTER BERPENGUAT SERAT IJUK

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli 2013 PENGARUH PANJANG SERAT TERHADAP KEKUATAN TARIK KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT IJUK DENGAN MATRIK EPOXY

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Material Teknik Jurusan Teknik Mesin,

BAB IV DATA HASIL PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. alami dan harga serat alam pun lebih murah dibandingkan serat sintetis. Selain

PENGARUH PERLAKUAN ALKALI TERHADAP SIFAT MEKANIK KOMPOSIT KENAF - POLYPROPYLENE

PENGARUH FRAKSI VOLUME SERAT TERHADAP KEKUATAN GESER KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT IJUK (Acak-Anyam-Acak) DENGAN RESIN POLYESTER

Pengaruh Moisture Content dan Thermal Shock Terhadap Sifat Mekanik Komposit Hibrid Berbasis Serat Gelas dan Coir (Aplikasi: Blade Turbin Angin)

PENGARUH MOISTURE CONTENT DAN THERMAL SHOCK TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN FISIK KOMPOSIT HIBRID BERBASIS SERAT GELAS DAN COIR

PENINGKATAN KEKUATAN TARIK DAN IMPAK PADA REKAYASA DAN MANUFAKTUR BAHAN KOMPOSIT HYBRID

PEMANFAATAN LIMBAH SERAT SABUT KELAPA SEBAGAI BAHAN PEMBUAT HELM PENGENDARA KENDARAAN RODA DUA

BAB III METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Fajar Nugroho Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto, Yogyakarta. Jl. Janti Blok R Lanud Adisutjipto

PENGARUH PERLAKUAN ALKALI SERAT TERHADAP SIFAT MEKANIK KOMPOSIT UPRs-CANTULA

PENGARUH PENAMBAHAN PROSENTASE FRAKSI VOLUME HOLLOW GLASS MICROSPHERE KOMPOSIT HIBRIDA SANDWICH TERHADAP KARAKTERISTIK TARIK DAN BENDING

TUGAS AKHIR. PENGARUH WAKTU RENDAM BAHAN KIMIA NaOH TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS KOMPOSIT SERAT BULU KAMBING SEBAGAI FIBER DENGAN MATRIK POLYESTER

Pengaruh Penambahan Prosentase Fraksi Volume Hollow Glass Microsphere Komposit Hibrid Sandwich Terhadap Karakteristik Tarik dan Bending

PENGARUH KEKUATAN BENDING DAN TARIK BAHAN KOMPOSIT BERPENGUAT SEKAM PADI DENGAN MATRIK UREA FORMALDEHIDE

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH FRAKSI VOLUME DAN PANJANG SERAT TERHADAP SIFAT BENDING KOMPOSIT POLIESTER YANG DIPERKUAT SERAT LIMBAH GEDEBOG PISANG

PENGARUH PERLAKUAN ALKALI TERHADAP KEKUATAN TARIK BAHAN KOMPOSIT SERAT RAMBUT MANUSIA

PENGARUH PERLAKUAN ALKALI, FRAKSI VOLUME SERAT, DAN PANJANG SERAT TERHADAP KEKUATAN TARIK KOMPOSIT SERAT SABUT KELAPA - POLYESTER

Upaya Peningkatan Kualitas Sifat Mekanik Komposit Polyester Dengan Serat Bundung (Scirpus Grossus) Erwin a*, Leo Dedy Anjiu a

I. PENDAHULUAN. Dalam industri manufaktur dibutuhkan material yang memiliki sifat-sifat baik

STUDI FRAKSI VOLUME SERAT TERHADAP KEKUATAN TARIK KOMPOSIT POLYESTER BERPENGUAT SERAT POHON AREN (IJUK)

PEMBUATAN POLIMER KOMPOSIT RAMAH LINGKUNGAN UNTUK APLIKASI INDUSTRI OTOMOTIF DAN ELEKTRONIK

I. PENDAHULUAN. mempunyai sifat lebih baik dari material penyusunnya. Komposit terdiri dari penguat (reinforcement) dan pengikat (matriks).

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini penggunaan komposit semakin berkembang, baik dari segi

Gambar 3.2. Polyeseter dan MEKPO.

PENGARUH FRAKSI VOLUME SERAT KAYU GELAM(MELALEUCE LEUCANDENDRA) KEKUATAN TARIK DAN IMPAK KOMPOSIT BERMATRIK POLYESTER


ANALISA FRAKSI VOLUME DAN ARAH SERAT TERHADAP SIFAT MEKANIK BIOKOMPOSIT LAMINAT SERAT TEBU - POLIESTER

Kekuatan tarik komposit lamina berbasis anyaman serat karung plastik bekas (woven bag)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

REKAYASA DAN MANUFAKTUR BAHAN KOMPOSIT SANDWICH BERPENGUAT SERAT RAMI DENGAN CORE LIMBAH SEKAM PADI UNTUK PANEL INTERIOR OTOMOTIF DAN RUMAH HUNIAN

Pengaruh Fraksi Volume Dan Panjang Serat Pelepah Lontar (Borassus Flabellifer) Terhadap Kekuatan Tarik Dan Kekuatan Impak Komposit Bermatrik Epoksi

I. PENDAHULUAN. komposit alternatif yang lain harus ditingkatkan, guna menunjang permintaan

Kata kunci : Serat batang pisang, Epoxy, Hand lay-up, perbahan temperatur.

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan banyaknya pencemaran lingkungan, maka. kebutuhan industri sekarang ini lebih mengutamakan bahan

Analisa Sifat Mekanis Biokomposit Laminat Serat Tebu Polyester

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di dua tempat, yaitu sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

REKAYASA DAN MANUFAKTUR KOMPOSIT SANDWICH HIBRID UNTUK PANEL

ANALISIS VARIASI PANJANG SERAT TERHADAP KUAT TARIK DAN LENTUR PADA KOMPOSIT YANG DIPERKUAT SERAT Agave angustifolia Haw

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, seiring dengan meningkatnya penggunaan bahan tersebut yang

ANALISIS PERBANDINGAN KEKUATAN TARIK ORIENTASI UNIDIRECTIONAL 0 DAN 90 PADA STRUKTUR KOMPOSIT SERAT MENDONG DENGAN MENGGUNAKAN EPOKSI BAKELITE EPR 174

PENGARUH PERENDAMAN (NaOH) TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN BENDING BAHAN KOMPOSIT SERAT BAMBU TALI (GIGANTOCHLOA APUS) BERMATRIKS POLYESTER

Bahan yang digunakan pada pembuatan panel kayu sengon laut ini adalah:

UNIVERSITAS DIPONEGORO. PENGARUH LARUTAN C 7 H 18 O 3 Si TERHADAP KEKUATAN TARIK SERAT DAUN KELAPA, KOMPATIBILITAS DAN KEKUATAN BENDING KOMPOSIT

ANALISA PENGARUH KETEBALAN INTI (CORE) TERHADAP KEKUATAN BENDING KOMPOSIT SANDWICH

III. METODOLOGI PENELITIAN. 1. Pemilihan panjang serat rami di Laboratorium Material Teknik Jurusan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN

Analisa Pengaruh Absorpsi Air Laut Terhadap Kekuatan Tarik Komposit Serat Pelepah Sawit

BAB I PENDAHULUAN. Nanas merupakan salah satu tanaman buah yang banyak. dibudidayakan di daerah tropis dan subtropis. Volume ekspor terbesar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengaruh Sudut Laminasi Dan Perlakuan Permukaaan Stainless Steel Mesh Terhadap Karakteristik Tarik Dan Bending Pada Komposit Hibrida

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi pada era globalisasi mengalami. perkembangan yang sangat pesat dengan berbagai inovasi yang

TUGAS AKHIR. PENGARUH PROSENTASE BAHAN KIMIA 4%, 5%, 6%, 7% NaOH TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS KOMPOSIT SERAT BULU KAMBING DENGAN MATRIK POLYESTER

Gambar 3.1. Alat Uji Impak Izod Gotech.

III.METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

PENGARUH KONSENTRASI SERAT RAMI TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL KOMPOSIT POLIESTER SERAT ALAM SKRIPSI

Analisis Serat Pelepah Batang Pisang Kepok Material Fiber Komposit Matriks Recycled Polypropylene (RPP) Terhadap Sifat Mekanik dan SEM

REKAYASA BAHAN KOMPOSIT SANDWICH HIBRID UNTUK STRUKTUR SISTEM PANEL

JUDUL TUGAS AKHIR STUDI PERLAKUAN ALKALI TERHADAP SIFAT MEKANIK KOMPOSIT POLIESTER SERAT RAMI

BAB I PENDAHULUAN. Poros yang berbahan komposit serat batang pisang adalah poros

Please refer as: Bondan T. Sofyan, 2004, Pembentukan Endapan Nano pada Paduan Al-Cu Berkekuatan Tinggi,Proceeding Eminex 2004, ISBN ,

KAJIAN KOMPREHENSIF PENGARUH PERLAKUAN ALKALI TERHADAP KEKUATAN KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT NANAS-NANASAN (BROMELIACEAE)

Studi Eksperimental Pengaruh Jumlah Lapisan Stainless Steel Mesh dan Posisinya Terhadap Karakteristik Tarik dan Bending Komposit Serat Kaca Hibrida

Kevin Yoga Pradana Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Wajan Berata, DEA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. uji raw material, komposit sandwich untreatment dan komposit sandwich

KARAKTERISASI KOMPOSIT MATRIK RESIN EPOXY BERPENGUAT SERAT GLASS DAN SERAT PELEPAH SALAK DENGAN PERLAKUAN NaOH 5%

DAFTAR ISI. Grup konversi energi. ii iii. iii. Kata Pengantar Daftar Isi. Makalah KNEP IV Grup Engineering Perhotelan

PENGARUH PERLAKUAN ALKALI PADA REKAYASA BAHAN KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT RAMI BERMATRIK POLIESTER TERHADAP KEKUATAN MEKANIS

III.METODOLOGI PENELITIAN. 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

JMPM: Jurnal Material dan Proses Manufaktur - Vol.1, No.1, 31-34, Juni 2017

Perubahan Sifat Mekanis Komposit Hibrid Polyester yang Diperkuat Serat Sabut Kelapa dan Serat Ampas Empulur Sagu

KARAKTERISTIK MEKANIK KOMPOSIT SERAT CANTULA (Agave cantula roxb) SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN PENGUAT TERHADAPPARTISI RUMAH

KOMPOSIT SANDWICH BERPENGUAT SERAT HYBRID PADA SKIN DAN CORE BERMATRIK POLYESTER

PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME, TEMPERATUR DAN WAKTU POST-CURING TERHADAP KARAKTERISTIK TARIK KOMPOSIT POLYESTER PARTIKEL HOLLOW GLASS MICROSPHERES

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

Djati Hery Setyawan D

Bakri 1, Sri Candrabakty 2, dan Andi Dahyar 3

OPTIMASI KEKUATAN BENDING DAN IMPACT KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT RAMIE BERMATRIK POLYESTER BQTN 157 TERHADAP FRAKSI VOLUME DAN TEBAL SKIN

ANALISIS KEKUATAN IMPACT SERAT ACAK PADA BAHAN KOMPOSIT SERAT ALAM DENGAN MATRIK POLIMER POLYESTER PROYEK AKHIR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Material, Laboratorium

I. PENDAHULUAN. otomotif saja, namun sekarang sudah merambah ke bidang-bidang lain seperti

KARAKTERISTIK SIFAT TARIK DAN MODE PATAHAN KOMPOSIT POLYESTER BERPENGUAT SERAT TAPIS KELAPA

PENGARUH PERLAKUAN ALKALI TERHADAP KEKUATANBENDING KOMPOSIT SERAT RAMBUT MANUSIA DENGAN MATRIK POLYESTER. Suryanto, Yuyun Estriyanto, Budi Harjanto

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

KARAKTERISTIK KOMPOSIT SERAT KULIT POHON WARU (HIBISCUS TILIACEUS) BERDASARKAN JENIS RESIN SINTETIS TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN PATAHAN KOMPOSIT

REKAYASA BAHAN KOMPOSIT HYBRID SANDWICH BERPENGUAT SERAT KENAF DAN SERAT GELAS DENGAN CORE KAYU PINUS

STUDI PERLAKUAN ALKALI TERHADAP KEKUATAN IMPAK DAN BENDING KOMPOSIT SERAT RAMI BERMATRIK POLYESTER DENGAN CORE SEKAM PADI BERMATRIK UREA FORMALDEHIDE

ANALISA KEKUATAN LENTUR STRUKTUR KOMPOSIT BERPENGUAT MENDONG/ EPOKSI BAKALITE EPR 174

ANALISIS KEKUATAN IMPACT PADA BAHAN KOMPOSIT SERAT ALAM DENGAN ORIENTASI SUDUT BER MATRIK POLIMER POLYESTER

PENGARUH KOMPOSISI RESIN POLIYESTER TERHADAP KEKUATAN BENDING KOMPOSIT YANG DIPERKUAT SERAT BAMBU APUS

BAB III METODE PENELITIAN. 3 bulan. Tempat pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Program Teknik Mesin,

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi PENGARUH FRAKSI VOLUME SERAT DAN LAMA WAKTU PERENDAMAN NaOH TERHADAP KEKUATAN IMPAK KOMPOSIT POLIESTER BERPENGUAT SERAT IJUK *Mochamad Arif Irfa i a, Diah Wulandari a, Sutriyono b, Eko Marsyahyo b a Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya Gedung A6 Lantai 2 Kampus Unesa Ketintang Surabaya b Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Nasional Malang Jalan Bendungan Sigura-gura No. 2 Malang, tel. 0341-551431 * E-mail: arifirfai@unesa.ac.id ABSTRAK Kelangkaan kayu akibat kebijakan moratorium tentang penghentian penebangan hutan pada tahun 2007 mendorong mencari material pengganti kayu. Komposit merupakan material alternatif yang dapat digunakan sebagai pengganti kayu. Artikel ini membahas tentang pengaruh fraksi volume serat dan lama waktu perendaman NaOH terhadap kekuatan impak komposit lamina berpenguat serat ijuk. Material yang digunakan adalah serat ijuk acak yang telah ditreatment NaOH, resin polyester 157 BQTN (UPRs) dan hardener MEKPO. Serat ijuk setelah dicuci bersih kemudian dibuat komposit polyester-serat ijuk dengan fraksi volume serat 20%, 30%, 40%, 50% dan 60%. Serat ijuk yang lain direndam dalam larutan NaOH 5% dengan lama waktu perendaman 0 jam, 2 jam, 4 jam, 6 jam dan 8 jam kemudian dilakukan pencetakan komposit. Metode pembuatan komposit dilakukan secara hand lay up. Komposit tersusun dari 3 lamina serat ijuk acak, setelah proses pencetakan selesai dibuat menjadi spesimen uji impak. Spesimen uji impak dibuat sesuai dengan standart JIS K 7062. Pemeriksaan penampang patahan secara visual dan SEM (Scanning Electron Microscopy) dilakukan untuk mengetahui mekanisme patahan. Semua spesimen dikenai pemanasan akhir (post cure) pada suhu 62 o C selama 4 jam. Pengujian impak dilakukan dengan menggunakan mesin uji impak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposit polyester berpenguat serat ijuk memiliki kekuatan impak tertinggi 0,9703 joule pada fraksi volume serat V f = 30%, sedangkan lama waktu perendaman paling optimal selama 2 jam dengan kekuatan impak tertinggi 0,9073 joule. Penampang patahan menunjukkan bahwa komposit serat ijuk tercabut dari matriks (fiber pull out) yang mengindikasikan lemahnya ikatan antara serat dan matriks Kata kunci: fraksi volume serat, kekuatan impak, penampang patahan, serat ijuk dan lama waktu perendaman NaOH 1. PENDAHULUAN Kelangkaan kayu sebagai bahan baku pembuatan kapal nelayan sebagai akibat kebijakan moratorium tentang penghentian penebangan hutan pada tahun 2007 hingga batas waktu yang belum ditentukan mendorong mencari alternatif material pengganti kayu [1]. Komposit merupakan material alternatif yang dapat digunakan sebagai pengganti kayu. Material komposit yang diperkuat dengan serat merupakan material teknik yang banyak digunakan karena memiliki keunggulan seperti sifat yang dapat didesain mendekati kebutuhan, harganya murah, ramah lingkungan, low density dan high aspect ratio untuk transfer beban yang sangat baik [2]. Serat yang digunakan sebagai penguat dalam material komposit adalah serat sintetik dan serat lokal atau alam. Serat sintetik adalah serat organik yang telah diperlakukan dengan bahan-bahan kimia tertentu. Sedangkan serat alam atau lokal adalah serat yang langsung didapatkan dari alam, baik dari tumbuhan atau dari hewan. Serat alam di Indonesia masih banyak kita jumpai misalnya, serat goni, pandan, ijuk, dan masih banyak lagi serat alam lainnya yang berupa bahan mentah yang sampai saat ini belum diolah secara maksimal. Serat alam sekarang banyak digunakan karena jumlahnya banyak dan sangat murah sehingga sering dimanfaatkan sebagai penguat pada material komposit. Selain itu, serat alam juga telah banyak dikembangkan sebagai penguat untuk meningkatkan performa komposit serat alam. Keunggulan-keunggulan yang dimiliki komposit serat alam dijadikan alasan kuat untuk mengaplikasikan komposit serat alam pada berbagai bidang. Pada bidang outomotive, EGM (engineering green materials) diaplikasikan untuk automotive interior parts. Dalam bidang olahraga diaplikasikan untuk lightweight shin decker dari abaca bast composite, sedangkan pada bidang militer, diaplikasikan panel tahan peluru berbasis komposit berpenguat serat ramie [3]. Melihat dari keadaan itu dan mengingat kegunaan material komposit yang beraneka ragam maka pada penelitian ini, mencoba membuat material komposit dengan menggunakan serat alam. Serat alam yang digunakan dalam pembuatan material komposit adalah serat ijuk (Arenga pinnata). Penelitian ini menggunakan serat ijuk yang telah ditreatment dengan larutan NaOH 5%. Perendaman serat ijuk dengan menggunakan larutan NaOH dimaksudkan ROTASI Vol. 18, No. 1, Januari 2016: 1 7 1

untuk memperbaiki pelekatan antara serat dengan resin polyester. Selain itu, hasil riset Govardhan dan Rao [4] menunjukkan bahwa perlakuan alkali dapat meningkatkan kekuatan tarik dan flexural properties komposit. Pengujian impak dilakukan untuk mengetahui sejauh mana komposit polyester dengan penguat serat ijuk mampu menyerap energi akibat benturan. 2. MATERIAL DAN METODOLOGI Material yang digunakan pada penelitian ini adalah serat ijuk yang tanpa ditreatment NaOH dan serat ijuk yang telah ditreatment NaOH selama 0 jam, 2 jam, 4 jam, 6 jam dan 8 jam, resin unsaturated polyester 157 BQTN (UPRs) dan hardener metil etil keton peroxide (MEKPO) [5]. Alat yang digunakan meliputi cetakan, timbangan digital, jangka sorong dan dongkrak hidrolis. Serat ijuk dicuci dengan air kemudian dilanjutkan pengeringan dalam ruangan tertutup selama 3 x 24 jam. Serat ijuk tanpa perendaman NaOH setelah dicuci dan dikeringkan kemudian dilakukan manufaktur komposit dengan variabel fraksi volume serat (V f ) = 20%, 30%, 40%, 50% dan 60% [6]. Serat ijuk yang telah kering kemudian direndam dalam larutan NaOH 5% selama 0 jam, 2 jam, 4 jam, 6 jam dan 8 jam. Kadar air bebas yang ada dalam dihilangkan dengan cara memasukkan serat dalam oven selama 15 menit. Pembuatan komposit dilakukan dengan cetak tekan (press mold). Manufaktur komposit dilakukan dengan meletakkan serat yang telah direndam NaOH masingmasing 0 jam, 2 jam, 4 jam, 6 jam dan 8 jam kemudian membasahi permukaan serat dengan resin unsaturated polyester. Pembuatan komposit dilakukan sekali cetak untuk masing-masing variabel lama waktu perendaman larutan NaOH (0 jam, 2 jam, 4 jam, 6 jam dan 8 jam) dan variabel fraksi volume serat (V f )= 20%, 30%, 40%, 50% dan 60%. Spesimen uji impak dibuat dengan memotong komposit polyester berpenguat serat ijuk yang telah dicetak menggunakan gerinda tangan. Dimensi sampel uji dan metoda pengujian impak dirancang sesuai dengan standar JIS K 7062. Pengujian dilakukan dengan mesin uji impak. Foto penampang patahan dilakukan dengan foto makro dan SEM (Scanning Electron Microscopy) untuk mengetahui mekanisme dan tipe patahannya [7]. Gambar 1. a. raw materials (serat ijuk) b. serat ijuk dicuci dengan air mineral Gambar 2. a. perendaman serat ijuk dalam larutan NaOH b. manufaktur komposit polyester-serat ijuk 2 ROTASI Vol. 18, No. 1, Januari 2016: 1 7

Gambar 3. a. Proses pemotongan spesimen uji impak b. Proses pengujian impak 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Uji impak Data yang diperoleh pada pengujian impak, selanjutnya dimasukkan dan diolah ke dalam persamaan 1 kemudian ditampilkan dalam tabel 1 dan tabel 2....(1) Tabel 1. Data lama waktu perendaman NaOH dengan kekuatan impak Lama waktu perendaman NaoH, jam Energi Impak, joule 0 0,2419 2 0,9073 4 0,8723 6 0,7773 8 0,4459 Tabel 2. Data hubungan fraksi volume serat (V f ) dengan kekuatan impak Fraksi volume serat ijuk, % Energi Impak, joule 20 0,5410 30 0,9703 40 0,8090 50 0,7060 60 0,6450 Dari Tabel 1 diatas kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk kurva hubungan antara lama waktu perendaman NaOH dengan kekuatan impak seperti ditunjukkan pada gambar 1. Pada gambar 1 diatas, terlihat trend grafik semakin lama waktu perendaman serat ijuk ke dalam larutan NaOH 5% maka energi impak cenderung meningkat. Peningkatan energi impak ini hanya terbatas pada lama waktu perendaman NaOH 2 jam. Namun, pada perendaman NaoH dengan waktu yang lebih lama energi impak komposit mengalami penurunan. Penurunan ini disebabkan karena dengan waktu perendaman yang lebih lama ternyata menyebabkan degradasi kekuatan serat. Hal ini justru terbalik dengan tujuan awal dilakukannya perendaman serat ke dalam NaOH. Tujuan awal dilakukan perendaman serat ke dalam larutan NaOH adalah untuk membersihkan permukaan serat agar terlepas dari kotoran yang mengganggu perlekatan antara permukaan bagian serat dengan matriks [8]. Berdasarkan gambar 2 diatas, trend grafik energi impak meningkat seiring peningkatan fraksi volume serat. Namun, peningkatan energi impak tersebut hanya sampai pada kandungan serat 20%, kemudian penambahan kandungan serat menyebabkan pelemahan ikatan antara serat-matrik yang terlihat dari penurunan energi impak komposit polyester. ROTASI Vol. 18, No. 1, Januari 2016: 1 7 3

Gambar 1. Kurva hubungan antara lama waktu perendaman NaOH dengan kekuatan impak Dari tabel 2 diatas kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk kurva hubungan antara fraksi volume serat (V f ) dengan kekuatan impak seperti ditunjukkan pada gambar 2. 3.2. Foto penampang patah Gambar 2. Kurva hubungan antara fraksi volume serat dengan kekuatan impak Kegagalan kombinasi antara fiber pull out dan delaminasi Gambar 3. Patahan sampel uji lama perendaman NaOH 2 jam. penampang patahan tampak dari depan. 4 ROTASI Vol. 18, No. 1, Januari 2016: 1 7

delaminasi Gambar 4. Patahan sampel uji lama perendaman NaOH 0 jam. penampang patahan tampak dari depan. Pada sampel uji dengan lama perendaman NaOH selama 2 jam menunjukkan jenis kegagalan kombinasi antara delaminasi dan fiber pull out. Namun persentase kegagalan lebih banyak mekanisme fiber pull out daripada mekanisme kegagalan delaminasi. Kegagalan delaminasi lebih disebabkan karena lemahnya ikatan antara serat dan matriks. Sedangkan jenis kegagalan fiber pull out lebih disebabkan karena putusnya serat sebagai akibat serat tidak mampu menanggung beban yang diterima. Pada sampel uji dengan lama perendaman NaOH selama 2 jam beban impak yang diterima masih bisa ditanggung oleh sampel uji terbukti dengan tidak seluruh bagian sampel uji mengalami kegagalan atau patah. Kombinasi fiber pull out dan delaminasi Gambar 5. Patahan sampel uji V f = 30% pada uji impak. penampang patahan tampak dari depan. Delaminasi antara serat dan matriks Gambar 6. Patahan sampel uji V f = 60% pada uji impak. penampang patahan tampak dari depan. Pada sampel uji impak dengan kandungan penguat serat sebesar 30% terlihat adanya cracking (retak) sebagai akibat benturan pada pengujian impak. Pada uji impak, energi beban bentur akibat impak masih bisa diserap sampel uji sehingga menyebabkan tidak seluruhnya sampel uji patah. Jenis kegagalan yang terjadi adalah kombinasi antara fiber pull out dan delaminasi ROTASI Vol. 18, No. 1, Januari 2016: 1 7 5

3.3. Hasil Uji SEM Gambar 7. a. SEM pada sampel uji impak dengan V f = 30% b. SEM pada sampel uji impak dengan V f =60% Gambar 8. a. SEM pada sampel uji impak dengan lama perendaman NaOH selama 2 jam b. SEM pada sampel uji impak dengan lama perendaman NaOH selama 0 jam Pada sampel uji impak dengan penguat serat yang direndam NaOH selama 2 jam menunjukkan jenis kegagalan berupa fiber pull out (serat tercabut dari matriks), sedangkan pada sampel uji impak dengan penguat serat tanpa perendaman NaOH menunjukkan jenis kegagalan berupa delaminasi. Hal ini mengindikasikan bahwa ketika sampel uji menerima beban impak, bagian yang paling lemah yakni serat mengalami kegagalan lebih dahulu. Penyebabnya adalah kekuatan serat lebih rendah daripada kekuatan ikatan serat-matriks sehingga serat yang mengalami patah lebih dahulu. 4. KESIMPULAN Kekuatan impak tertinggi diperoleh pada serat ijuk yang direndam NaOH selama 2 jam yaitu 0,9073 joule sedangkan fraksi volume serat 30% mempunyai kekuatan impak tertinggi 0,9703 joule. Karakteristik patahan pada serat ijuk yang ditreatment NaOH selama 2 jam adalah banyak ditemukan fiber pull out (tercabutnya serat dari matriks) sedangkan serat ijuk tanpa perendaman ditemukan adanya kegagalan jenis delaminasi. REFERENSI [1] http://aceh.tribunnews.com/2012/02/07/usaha-pembuatan-kapal-nelayan-terbentur-bahan-baku diakses tanggal 9 Februari 2013 [2] Ku H, Wang H, Pattarahaiyakoop N, Trada M, 2011, Review of Tensile Properties of Natural Fiber Reinforced Polymer Composites, Composite: Part B; 42(4): 856-73 [3] Marsyahyo E., Suryanto H. dan Santhiarsa I.G.N, 2013, Review on Engineering Green-Materials and Applications from Tropical Plants Sources for Sustainable Future in Indonesia, Malang, Presented for the 4 th International Conference GT-2013, UIN Maliki Malang [4] Govardhan G dan Rao R.N., 2011, Effect of Fiber Content and Alkali Treatment on Mechanical Properties of Roystonea Regia Reinforced Epoxy Partially Biodegradable Composite, Bull Mater Sci; 347(7): 1575-81 [5] Justus Kimia Raya, PT., 2001, Technical Data Sheet, Jakarta [6] Irfai M.A., Wulandari D., Sutriyono dan Marsyahyo E., 2015, Pengaruh Fraksi Volume Serat Ijuk Terhadap Kekuatan Bending Komposit Poliester, Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat LPPM Unesa, ISBN 978-602-0951-08-9, pp. 237-245 6 ROTASI Vol. 18, No. 1, Januari 2016: 1 7

[7] Irfai M.A., Wulandari D., Sutriyono dan Marsyahyo E., 2016, Effect of Alkali Treatment on Bending Strength of The Polyester Composite Reinforced By Sugar Palm Fiber, Presented for International Conference on Engineering, Science and Nanotechnology 2016, UNS Solo [8] Shanmugam D. dan Thiruchitrambalam M., 2013, Static and Dynamic Mechanical Properties of Alkali Treated Unidirectional Continous Palmyra Palm Leaf Stalk Fiber/Jute Fiber Reinforced Hybrid Polyester Composites, Journal of Materials and Design, pp. 533-542 5. UCAPAN TERIMA KASIH Tim Peneliti mengucapkan terima kasih kepada Direktorat Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (DRPM KemristekDikti) yang telah mensupport dana penelitian melalui skema Hibah Kerjasama Perguruan Tinggi Tahun 2016 dengan nomor kontrak: 0002.51/UN38.11-P/LT/2016. ROTASI Vol. 18, No. 1, Januari 2016: 1 7 7