PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 13 TAHUN TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PENERBITAN SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

BUPATI BANGKA SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENERBITAN SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KEEROM PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEEROM NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG,

BUPATI BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN IZIN USAHA PERDAGANGAN

PEMERINTAH KABUPATEN KUBU RAYA

BUPATI BANGKA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 8 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 16 TAHUN 2003 TENTANG PERIZINAN DI BIDANG INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 04 TAHUN 2004 T E N T A N G SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DI KABUPATEN BARITO UTARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 14 TAHUN TENTANG WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

BUPATI SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU SELATAN NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG PERIZINAN PERDAGANGAN DI KABUPATEN BURU SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG IZIN PEMANFAATAN RUANG

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG IZIN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG SURAT IJIN USAHA PERDAGANGAN (SIUP) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG

BUPATI BALANGAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG IZIN USAHA PERDAGANGAN

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN,

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PERIZINAN DI BIDANG PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUARA ENIM,

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PERIZINAN PUSAT PERBELANJAAN DAN TOKO MODERN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENERBITAN SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 12 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN ( SIUP )

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 15 TAHUN TENTANG TANDA DAFTAR GUDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN (SIUP)

PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANJUNGPINANG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA QANUN KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN (SIUP)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG PEMONDOKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR : 11 TAHUN 2002 TENTANG SURAT IZIN PERDAGANGAN DI KABUPATEN BANTUL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN. (Berita Resmi Kabupaten Sleman) Nomor: 1 Tahun 2014 Seri: B BUPATI SLEMAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 13 TAHUN 2002 TENTANG SURAT IJIN USAHA PERDAGANGAN ( SIUP ) WALIKOTA DENPASAR,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 06 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA INDUSTRI DAN PERDAGANGAN

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERDAGANGAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANOKWARI NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN (SIUP) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 75 TAHUN 2001 SERI B PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 38 TAHUN 2001 TENTANG IJIN USAHA PERDAGANGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 15 TAHUN 2007

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG IZIN INDUSTRI, PERDAGANGAN, PERGUDANGAN, DAN TANDA DAFTAR PERUSAHAAN

RETRIBUSI SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2006 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2005 T E N T A N G PERIZINAN USAHA OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA ALAM DI KABUPATEN BANTUL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PASAR KABUPATEN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 74 TAHUN 2001 SERI B PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 37 TAHUN 2001 TENTANG WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH BUPATI SLEMAN,

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 3 SERI C PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 31 TAHUN 2007 TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERIZINAN USAHA BIDANG PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG IZIN USAHA DI BIDANG PERDAGANGAN

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 12 TAHUN 2004 TENTANG IZIN USAHA DI BIDANG PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR : 15 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN PERGUDANGAN DI KABUPATEN BANTUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 17 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN ( SIUP ) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 127 TAHUN : 2011 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 10 TAHUN 2008 SERI : E NOMOR : 5

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN RPERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI IZIN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI

WALIKOTA PANGKALPINANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PEMAKAMAN DAN PENGABUAN MAYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 01 Tahun : 2009 Seri : E

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG PELARANGAN PENGEDARAN, PENJUALAN DAN PENGGUNAAN MINUMAN BERALKOHOL

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2010 NOMOR 9

BUPATI BANGKA SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG TANDA DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA DI BIDANG JASA KONSTRUKSI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 7 TAHUN 2002 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

BERITA KOTA SERI : E NOMOR PERATURAN TENTANG. memperkuat. struktur. Peraturan. No. DAG/PER/9/ Penerbitann Perdagangan. 2. Undang-U. tentang.

WALIKOTA BAUBAU PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA INDUSTRI, IZIN PERLUASAN DAN TANDA DAFTAR INDUSTRI

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL

Transkripsi:

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, Menimbang : a. bahwa salah satu upaya pemerintah daerah dalam melakukan pembinaan dan pengendalian terhadap penyelenggaraan kegiatan usaha perdagangan adalah melalui izin usaha perdagangan; b. bahwa ketentuan izin usaha perdagangan yang diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 13 Tahun 2002 tentang Surat Izin Usaha Perdagangan perlu diganti, karena sudah tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 36/M-DAG/PER/9/2007 tentang Penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 46/M-DAG/PER/9/2009; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Surat Izin Usaha Perdagangan. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta (Berita Negara tanggal 8 Agustus 1950); 2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997, Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3685), sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000, Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4048); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004, Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008, Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 4. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4866); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang Penetapan Mulai Berlakunya Undang-undang 1950 Nomor 12, 13, 14 dan 15 Dari Hal Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten di Jawa Timur/Tengah/Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta (Berita Negara tanggal 14 Agustus 1950); 6. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 36/M-DAG/PER/9/2007 tentang Penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 46/M- DAG/PER/9/2009; 7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 131.34-485 Tahun 2009 tentang Pemberhentian Sementara Bupati Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta; 8. Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 1 Tahun 2005 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kabupaten Sleman (Lembaran Daerah Kabupaten Sleman Tahun 2005 Nomor 1, Seri D); 9. Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 8 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Kabupaten Sleman (Lembaran Daerah Kabupaten Sleman Tahun 2008 Nomor 3 Seri E). 2

Dengan Persetujuan Bersama, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SLEMAN dan BUPATI SLEMAN MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Sleman. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Sleman. 3. Bupati ialah Bupati Sleman. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sleman. 5. Surat Izin Usaha Perdagangan yang selanjutnya disingkat SIUP adalah izin usaha untuk dapat melaksanakan kegiatan usaha perdagangan. 6. Perdagangan adalah kegiatan usaha transaksi barang dan jasa seperti jual beli, sewa beli, sewa menyewa, yang dilakukan secara berkelanjutan dengan tujuan pengalihan hak atas barang atau jasa dengan disertai imbalan atau kompensasi.ermendag 36/M-DAG/2007) 7. Perusahaan perdagangan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan kegiatan usaha perdagangan yang bersifat tetap, berkelanjutan, didirikan, bekerja dan berkedudukan dalam wilayah Kabupaten Sleman, untuk tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba. 8. Kantor cabang perusahaan adalah perusahaan yang merupakan unit atau bagian dari perusahaan induknya yang berkedudukan di Kabupaten Sleman dan dapat bersifat berdiri sendiri atau bertugas untuk melaksanakan sebagian tugas dari perusahaan induknya. (ps 1 Permendag 36/M-DAG/2007) 9. Kantor perwakilan perusahaan adalah perusahaan yang bertindak mewakili kantor pusat perusahaan yang menunjuk untuk melakukan suatu kegiatan dan atau pengurusan sesuai dengan wewenang yang diberikan. (ps 1 3

10. Penanggung jawab perusahaan perdagangan yang selanjutnya disebut penanggung jawab adalah pemilik/pengurus/penanggung jawab perusahaan perdagangan yang memiliki kewenangan untuk mewakili dan atas nama perusahaan melakukan perbuatan hukum. 11. Pemohon SIUP adalah penanggung jawab perusahaan perdagangan yang mengajukan permohonan SIUP atas nama perusahaan. 12. Pemilik SIUP adalah perusahaan perdagangan yang telah memiliki SIUP. 13. Kekayaan bersih adalah hasil pengurangan total nilai kekayaan usaha (aset) dengan total nilai kewajiban tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. BAB II KETENTUAN PERIZINAN Bagian Kesatu SIUP Pasal 2 (1) Setiap perusahaan perdagangan wajib memiliki SIUP. (2) SIUP terdiri dari: a. SIUP Kecil; b. SIUP Menengah; c. SIUP Besar; d. SIUP Mikro, khusus untuk perusahaan perdagangan mikro. Pasal 3 SIUP berlaku di seluruh wilayah Negara Republik Indonesia. Pasal 4 (1) SIUP Kecil wajib dimiliki oleh perusahaan perdagangan yang mempunyai modal dan kekayaan bersihnya lebih dari Rp50.000.000,00 (limapuluh juta rupiah) sampai dengan Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. (2) SIUP Menengah wajib dimiliki oleh perusahaan perdagangan yang mempunyai modal dan kekayaan bersihnya lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) 4

sampai dengan Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. (3) SIUP Besar wajib dimiliki oleh perusahaan perdagangan yang mempunyai modal dan kekayaan bersihnya lebih dari Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Pasal 5 (1) Kewajiban memiliki SIUP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dikecualikan terhadap: a. perusahaan yang melakukan kegiatan usaha di luar sektor perdagangan; b. kantor cabang perusahaan atau kantor perwakilan perusahaan; c. perusahaan perdagangan mikro dengan kriteria sebagai berikut: 1. usaha perseorangan atau persekutuan; 2. kegiatan usaha diurus, dijalankan atau dikelola oleh pemiliknya atau anggota keluarga/kerabat terdekat; 3. memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (limapuluh juta rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha (2) Perusahaan perdagangan mikro sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dapat diberikan SIUP Mikro, apabila dikehendaki oleh pemiliknya. Pasal 6 SIUP diberikan kepada penanggung jawab atas nama perusahaan. Pasal 7 Setiap terjadi perubahan data perusahaan, perusahaan perdagangan wajib melakukan perubahan SIUP. Bagian Kedua Masa Berlaku SIUP Pasal 8 (1) SIUP berlaku selama perusahaan perdagangan menjalankan kegiatan usaha. (2) Perusahaan perdagangan wajib melakukan pendaftaran ulang SIUP setiap 5 (lima) tahun. 5

Bagian Ketiga Sistem dan Prosedur Paragraf 1 Permohonan SIUP Pasal 9 (1) Permohonan SIUP disampaikan secara tertulis kepada pejabat yang ditunjuk oleh Bupati dilengkapi dengan persyaratan administrasi. (2) Permohonan SIUP ditandatangani oleh penanggung jawab di atas materai cukup. (3) Permohonan SIUP dapat berupa: a. permohonan SIUP baru; b. permohonan daftar ulang SIUP; c. permohonan penggantian SIUP; d. permohonan perubahan SIUP. Paragraf 2 Persyaratan Administrasi Pasal 10 Permohonan SIUP baru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (3) huruf a wajib dilengkapi persyaratan: 1. perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas: a. fotokopi akta notaris pendirian perusahaan sebanyak 2 (dua) lembar; b. fotokopi akta perubahan perusahaan sebanyak 2 (dua) lembar; c. fotokopi keputusan pengesahan badan hukum perseroan terbatas dari pejabat yang berwenang sebanyak 2 (dua) lembar; d. fotokopi kartu tanda penduduk penanggung jawab sebanyak 2 (dua) lembar; e. surat pernyataan kebenaran lokasi usaha perusahaan dari penanggung jawab; f. fotokopi surat izin gangguan sebanyak 2 (dua) lembar; dan g. pasfoto penanggung jawab ukuran 3x4 cm sebanyak 2 (dua) lembar. 2. perusahaan yang berbentuk koperasi: a. fotokopi akta notaris pendirian koperasi sebanyak 2 (dua) lembar; b. fotokopi akta notaris perubahan koperasi sebanyak 2 (dua) lembar; c. fotokopi keputusan pengesahan badan hukum koperasi dari pejabat yang berwenang sebanyak 2 (dua) lembar; 6

d. fotokopi kartu tanda penduduk penanggung jawab sebanyak 2 (dua) lembar; e. surat pernyataan kebenaran lokasi usaha perusahaan dari penanggung jawab; f. fotokopi surat izin gangguan sebanyak 2 (dua) lembar; dan g. pasfoto penanggung jawab ukuran 3x4 cm sebanyak 2 (dua) lembar; 3. perusahaan yang berbentuk CV dan firma: a. fotokopi akta notaris pendirian perusahaan/akta notaris yang telah didaftarkan pada pengadilan negeri; b. fotokopi kartu tanda penduduk penanggung jawab sebanyak 2 (dua) lembar; c. surat pernyataan kebenaran lokasi usaha perusahaan dari penanggung jawab; d. fotokopi surat izin gangguan sebanyak 2 (dua) lembar; dan e. pasfoto penanggung jawab perusahaan ukuran 3x4 cm sebanyak 2 (dua) lembar. 4. perusahaan yang berbentuk perusahaan perorangan. a. fotokopi kartu tanda penduduk penanggung jawab sebanyak 2 (dua) lembar; b. surat pernyataan kebenaran lokasi usaha perusahaan dari penanggung jawab; c. fotokopi surat izin gangguan sebanyak 2 (dua) lembar; dan d. pasfoto penanggung jawab ukuran 3x4 cm sebanyak 2 (dua) lembar. Pasal 11 Permohonan daftar ulang SIUP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (3) huruf b wajib dilengkapi persyaratan: a. SIUP asli perusahaan yang didaftar ulang; b. laporan keuangan perusahaan atau neraca perusahaan tahun terakhir; dan c. surat pernyataan kebenaran lokasi usaha perusahaan dari penanggung jawab. Pasal 12 Permohonan penggantian SIUP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (3) huruf c wajib dilengkapi persyaratan: a. penggantian karena hilang: 1) surat keterangan kehilangan dari Kepolisian Republik Indonesia; 2) fotokopi SIUP yang lama; dan 3) pasfoto penanggung jawab perdagangan ukuran 3x4 cm sebanyak 2 (dua) lembar. b. penggantian karena rusak: 1) SIUP asli; dan 2) pasfoto penanggung jawab ukuran 3x4 cm sebanyak 2 (dua) lembar. 7

Pasal 13 Permohonan perubahan SIUP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (3) huruf d wajib dilengkapi persyaratan: a. SIUP asli; b. laporan keuangan perusahaan atau neraca perusahaan tahun terakhir; c. data pendukung perubahan; d. pasfoto penanggung jawab perusahaan ukuran 3x4 cm sebanyak 2 (dua) lembar. Paragraf 3 Penerbitan SIUP Pasal 14 SIUP diterbitkan paling lambat 3 (tiga) hari sejak tanggal diterimanya permohonan SIUP yang telah dinyatakan lengkap dan benar. Pasal 15 Apabila permohonan SIUP dinyatakan belum lengkap dan benar, pejabat yang ditunjuk oleh Bupati menerbitkan surat penolakan permohonan kepada pemohon paling lambat 3 (tiga) hari sejak tanggal diterima permohonan. Bagian Keempat Pembukaan Kantor Cabang atau Perwakilan Perusahaan Pasal 16 (1) Pemilik SIUP yang akan membuka kantor cabang atau perwakilan perusahaan wajib melapor secara tertulis kepada Bupati atau pejabat yang ditunjuk oleh Bupati. (2) Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilengkapi dengan persyaratan: a. fotokopi SIUP kantor pusat perusahaan yang telah dilegalisasi oleh pejabat penerbit SIUP; b. fotokopi dokumen pembukaan kantor cabang atau kantor perwakilan perusahaan; c. fotokopi kartu tanda penduduk penanggung jawab kantor cabang atau kantor perwakilan perusahaan; d. surat penunjukan sebagai penanggung jawab kantor cabang atau kantor perwakilan perusahaan; 8

e. surat pernyataan kebenaran lokasi usaha perusahaan dari penanggung jawab kantor cabang atau kantor perwakilan perusahaan. (3) Pejabat yang ditunjuk oleh Bupati mencatat dalam buku register pembukaan kantor cabang atau perwakilan perusahaan, serta membubuhkan tanda tangan dan cap stempel pada halaman depan fotokopi SIUP perusahaan kantor pusat paling lambat 3 (tiga) hari terhitung sejak diterima laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) secara lengkap dan benar. (4) Fotokopi SIUP yang telah didaftar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berlaku sebagai SIUP bagi kantor cabang atau kantor perwakilan perusahaan untuk melakukan kegiatan usaha perdagangan di wilayah daerah. (5) Pencatatan dalam buku register sebagaimana dimaksud pada ayat (3) wajib didaftar ulang setiap 5 (lima) tahun. Bagian Kelima Retribusi Pelayanan SIUP Pasal 17 (1) Setiap pendaftaran ulang SIUP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) dipungut retribusi. (2) Setiap penggantian SIUP yang disebabkan oleh hilang atau rusak dipungut retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (3) Ketentuan retribusi pelayanan SIUP ditetapkan dengan peraturan daerah. Bagian Keenam Pelaporan Pasal 18 (1) Pemilik SIUP wajib menyampaikan laporan tertulis mengenai kegiatan usaha perusahaan kepada pejabat yang ditunjuk oleh Bupati setiap tahun. (2) Laporan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada pejabat yang ditunjuk oleh Bupati paling lambat 3 (tiga) hari setelah tanggal tutup buku. 9

Pasal 19 (1) Setiap perusahaan perdagangan yang sudah tidak melakukan kegiatan usaha selama 6 (enam) bulan berturut-turut atau menutup perusahaannya, wajib menyampaikan laporan secara tertulis kepada pejabat yang ditunjuk oleh Bupati disertai alasan penutupan dan mengembalikan SIUP asli. (2) Terhadap laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pejabat yang ditunjuk oleh Bupati mengeluarkan keputusan penutupan perusahaan. Bagian Ketujuh Hak, Kewajiban, dan Larangan Pasal 20 Setiap pemilik SIUP berhak: a. melakukan kegiatan usaha perdagangan sesuai dengan SIUP yang dimiliki; b. mendapat pembinaan dari pemerintah daerah. Pasal 21 Setiap pemilik SIUP wajib: a. melakukan kegiatan usaha perdagangan sesuai dengan SIUP yang dimiliki dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; b. bertanggung jawab atas segala akibat yang timbul dari kegiatan usaha sesuai dengan SIUP yang dimiliki; c. menyampaikan laporan tertulis mengenai kegiatan perusahaan; d. menyampaikan setiap perubahan data perusahaan termasuk pembukaan kantor cabang atau perwakilan perusahaan; e. menciptakan rasa nyaman, aman, dan membina hubungan harmonis dengan lingkungan tempat melakukan kegiatan usaha perdagangan. Pasal 22 Pemilik SIUP dilarang menggunakan SIUP untuk kegiatan: a. usaha perdagangan yang tidak sesuai dengan kelembagaan dan atau kegiatan usaha, sebagaimana yang tercantum di dalam SIUP; b. usahan perdagangan yang mengaku perdagangan, untuk menghimpun dana dari masyarakat dengan menawarkan janji keuntungan yang tidak wajar (money game); 10

c. usaha perdagangan lainnya yang telah diatur berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan tersendiri. Bagian Kedelapan Sanksi Administrasi Paragraf 1 Sanksi Bagi Pemilik SIUP Pasal 23 (1) Pemilik SIUP diberi peringatan secara tertulis apabila: a. tidak melakukan kewajiban perubahan SIUP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7; b. tidak melaksanakan kewajiban melakukan daftar ulang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2); c. tidak melaksanakan kewajiban melaporkan secara tertulis mengenai pembukaan cabang atau perwakilan perusahaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1); d. tidak melaporkan atas pemberhentian usaha selama 6 (enam) bulan berturutturut atau penutupan perusahaan sebagaimana diatur dalam Pasal 19 ayat (1); e. tidak memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21; f. melanggar larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22. (2) Peringatan tertulis dikeluarkan oleh Bupati atau pejabat yang ditunjuk oleh Bupati, dan apabila tidak diindahkan dapat diberikan peringatan kedua hingga ketiga dengan tenggang waktu masing-masing 2 (dua) minggu. Pasal 24 (1) SIUP dibekukan apabila pemilik SIUP tidak mengindahkan peringatan tertulis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2). (2) Selama SIUP dibekukan, pemilik SIUP dilarang untuk melakukan kegiatan usaha perdagangan. (3) Ketentuan jangka waktu pembekuan SIUP berlaku selama 3 (tiga) bulan terhitung sejak dikeluarkannya penetapan pembekuan SIUP. 11

(4) Pembekuan SIUP dikeluarkan oleh Bupati atau pejabat yang ditunjuk oleh Bupati. (5) SIUP yang telah dibekukan dapat diberlakukan kembali apabila pemilik SIUP telah mengindahkan peringatan dengan melakukan perbaikan dan melaksanakan kewajibannya sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Daerah ini. Pasal 25 (1) SIUP dicabut apabila: a. ada permintaan sendiri dari pemilik SIUP; b. SIUP dikeluarkan atas data, informasi, dan keterangan yang tidak benar/dipalsukan; c. pemilik SIUP selama masa pembekuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (3) tidak melakukan tindakan perbaikan sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Daerah ini. (2) Pencabutan SIUP disertai dengan penutupan tempat usaha perdagangan. (3) Pencabutan SIUP dan penutupan kegiatan usaha dikeluarkan oleh pejabat yang ditunjuk oleh Bupati. Pasal 26 (1) Dalam hal kegiatan usaha perdagangan yang dilakukan oleh pemilik SIUP mengakibatkan keresahan masyarakat, Bupati atau pejabat yang ditunjuk oleh Bupati dapat membekukan izin untuk sementara waktu dan menutup tempat usaha tanpa melalui peringatan tertulis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24. (2) Jangka waktu pembekuan izin untuk sementara waktu dan penutupan tempat usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku sampai dengan pemilik SIUP melakukan tindakan perbaikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku atau dinyatakan tidak bersalah oleh pengadilan. Paragraf 2 Sanksi Bagi Perusahaan yang Tidak Memiliki SIUP Pasal 27 (1) Setiap perusahaan perdagangan yang tidak memiliki SIUP diberi peringatan secara tertulis. 12

(2) Peringatan tertulis dikeluarkan oleh Bupati atau pejabat yang ditunjuk oleh Bupati, dan apabila tidak diindahkan dapat diberikan peringatan kedua hingga ketiga dengan tenggang waktu masing-masing 2 (dua) minggu. Pasal 28 (1) Apabila perusahaan perdagangan melalui penanggungjawabnya tidak melakukan perbaikan sesuai ketentuan yang berlaku setelah melalui proses peringatan tertulis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (2), dilakukan tindakan penutupan tempat usaha perdagangan. (2) Penutupan tempat usaha perdagangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Bupati atau pejabat yang ditunjuk oleh Bupati. BAB III PEMBINAAN, PENGAWASAN, DAN PENGENDALIAN Pasal 29 (1) Pembinaan, pengawasan, dan pengendalian atas kegiatan usaha perdagangan oleh perusahaan perdagangan dilakukan oleh instansi teknis yang ditetapkan oleh Bupati. (2) Pembinaan, pengawasan, dan pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. pengaturan penyelenggaraan usaha perdagangan; b. peningkatan profesionalisme dan kualitas usaha perdagangan; c. supervisi dan monitoring terhadap kegiatan usaha perdagangan. BAB IV KETENTUAN PENYIDIKAN Pasal 30 (1) Pejabat pegawai negeri sipil tertentu di lingkungan pemerintah daerah diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan atas pelanggaran ketentuan dalam peraturan daerah ini sebagaimana dimaksud dalam undang-undang hukum acara pidana yang berlaku. (2) Wewenang penyidik atas pelanggaran peraturan daerah ini adalah: a. menerima laporan atau pengaduan dari seseorang mengenai adanya tindak pidana atas pelanggaran peraturan daerah; 13

b. melakukan tindakan pertama dan pemeriksaan di tempat kejadian; c. menyuruh berhenti seseorang dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka; d. melakukan penyitaan benda atau surat; e. mengambil sidik jari dan memotret seseorang; f. memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; g. mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara; h. melakukan penghentian penyidikan setelah penyidik mendapat petunjuk bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya melalui penyidik memberitahukan hal tersebut kepada penuntut umum, tersangka atau keluarganya; i. melakukan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan. (3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada penuntut umum melalui penyidik Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang hukum acara pidana yang berlaku. BAB V KETENTUAN PIDANA Pasal 31 (1) Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) diancam dengan pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak Rp50.000.000,00 (limapuluh juta rupiah). (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran. BAB VI PELAKSANAAN Pasal 32 Pelaksanaan Peraturan Daerah ini dilakukan oleh instansi teknis yang bertanggung jawab di bidang perdagangan. 14

BAB VII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 33 SIUP yang diterbitkan sebelum ditetapkannya Peraturan Daerah ini tetap berlaku sampai dengan masa pendaftaran ulang berakhir dan wajib menyesuaikan dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Daerah ini. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 34 Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 13 Tahun 2002 tentang Surat Izin Usaha Perdagangan (Lembaran Daerah Kabupaten Sleman Tahun 2002 Nomor 4 Seri C) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 35 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Sleman. Ditetapkan di Sleman. Pada tanggal 29 Juni 2010 WAKIL BUPATI SLEMAN, Cap/ttd SRI PURNOMO Diundangkan di Sleman. Pada tanggal 29 Juni 2010 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SLEMAN, Cap/ttd SUTRISNO LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2010 NOMOR 1 SERI E 15

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN I. UMUM Guna mendorong terciptanya iklim usaha yang kondusif dalam pengembangan usaha perdagangan, menjamin adanya kepastian dalam berusaha serta sebagai sarana pemerintah dalam membina dan mengembangkan usaha perdagangan, perlu adanya Surat Izin Usaha Perdagangan. Surat Izin Usaha Perdagangan berfungsi sebagai sarana legalisasi usaha, pembinaan, penataan serta sarana mempermudah pengembangan usaha. Pembinaan dan pengawasan dari Pemerintah Daerah di bidang pengembangan usaha dalam rangka pelaksanaan pembangunan daerah memerlukan peran serta masyarakat untuk memenuhi prosedur perizinan usaha perdagangan maupun dalam bentuk pemenuhan kewajiban sebagai akibat adanya pemberian izin dari Pemerintah Daerah. Salah satu bentuk pelayanan perizinan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah dalam bidang usaha adalah pemberian izin kepada perusahaan yang melakukan kegiatan usaha perdagangan. Atas dasar pertimbangan dimaksud perlu membentuk Peraturan Daerah Kabupaten Sleman tentang Surat Izin Usaha Perdagangan. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 16

Pasal 5 Ayat (1) Huruf a Huruf b Huruf c angka 1 angka 2 Yang dimaksud dengan anggota keluarga/kerabat terdekat adalah anggota keluarga/kerabat pada satu tingkat pada garis keturunan vertikal dan horizontal. angka 3 Ayat (2) Pasal 6 Pasal 7 Yang dimaksud data perusahaan adalah data yang meliputi perubahan nama perusahaan, bentuk perusahaan, alamat kantor perusahaan, nama pemilik/penanggung jawab, modal dan kekayaan bersih, kelembagaan, kegiatan usaha, dan jenis barang/jasa dagangan utama. Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13 17

Pasal 14 Pasal 15 Pasal 16 Pasal 17 Pasal 18 Pasal 19 Pasal 20 Huruf a Huruf b Yang dimaksud pembinaan dari pemerintah daerah antara lain dapat memperoleh: a. fasilitasi pemasaran dengan menyertakan dalam promosi daerah; b. fasilitasi penguatan modal; c. fasilitasi peningkatan kualitas sumberdaya manusia, mutu produksi, manajemen perusahaan melalui kegiatan pelatihan. Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23 Pasal 24 Pasal 25 Pasal 26 ayat (1) Yang dimaksud dengan keresahan masyarakat adalah apabila perusahaan perdagangan dalam menjalankan kegiatan usaha 18

perdagangannya menimbulkan bahaya, kerugian, gangguan masyarakat, dan kelestarian lingkungan, antara lain usaha perdagangannya: a. mendatangkan bencana dan kerugian; dan atau b. menyebabkan lingkungan tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya. ayat (2) Pasal 27 Pasal 28 Pasal 29 Pasal 30 Pasal 31 Pasal 32 Pasal 33 Pasal 34 Pasal 35 TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 29 19