SIMULASI PENGONTROLAN BATAS MAKSIMUM KERJA MOTOR BERBASIS MIKROKONTROLER

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

TERMOMETER 8 KANAL. Kata-kata kunci: LM35, ADC0808, mikrokontroler AT89S51.

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

Perancangan Model Alat Pemotong Rumput Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89C51

BAB III METODOLOGI PENULISAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1PHOTODIODA Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

PENGATUR KADAR ALKOHOL DALAM LARUTAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015,

BAB II LANDASAN TEORI. ACS712 dengan menggunakan Arduino Nano serta cara kerjanya.

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV ANALISIS RANGKAIAN ELEKTRONIK

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III PROSES PERANCANGAN

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK

BAB III PERANCANGAN SISTEM

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

ANALISA ADC 0804 dan DAC 0808 MENGGUNAKAN MODUL SISTEM AKUISISI DATA PADA PRAKTIKUM INSTRUMENTASI ELEKTRONIKA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

TERMOMETER BADAN DENGAN OUTPUT SUARA UNTUK ORANG BUTA BERBASIS MIKROKONTROLER MCS-51

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III METODA PENELITIAN

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Tombol kuis dengan Pengatur dan Penampil Nilai diharapkan memiliki fiturfitur

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan

RANCANG BANGUN MODEL SISTEM PENGENDALI DAN PENGAMANAN PINTU BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU IDENTIFIKASI DAN HANDPHONE

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN Bahan dan Peralatan

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : PERANCANGAN KONTROL OTOMATIS TEMPERATUR RUMAH KACA BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

3.2. Tempat Penelitian Penelitian dan pengujian alat dilakukan di lokasi permainan game PT. EMI (Elektronik Megaindo) Plaza Medan Fair.

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT

Dalam kondisi normal receiver yang sudah aktif akan mendeteksi sinyal dari transmitter. Karena ada transmisi sinyal dari transmitter maka output dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.

BAB III METODE PENELITIAN

PENDETEKSI KEBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR SUHU LM35D DAN SENSOR ASAP

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BLOK DIAGRAM DAN GAMBAR RANGKAIAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III. Perencanaan Alat

RANCANG BANGUN PENGUKUR DAN PENGENDALI SUHU BERBASIS MIKROKONTROLER AT 89S51 DAN SENSOR SUHU LM 35

Alat Pendeteksi Kebocoran Gas LPG Pada Sistem Rumah Tangga Berbasis Mikrokontroler

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014.

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C.

RANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16

BAB III METODE PENELITIAN. Pada pengerjaan tugas akhir ini metode penelitian yang dilakukan yaitu. dengan penelitian yang dilakukan.

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB IV PENGUJIAN PROPELLER DISPLAY

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013.

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PEMBAHASAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS

BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014,

BAB IV PERANCANGAN. Gambar 4. 1 Blok Diagram Alarm Rumah.

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih

Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN: Sistem Logger Suhu dengan Menggunakan Komunikasi Gelombang Radio

Transkripsi:

SIMULASI PENGONTROLAN BATAS MAKSIMUM KERJA MOTOR BERBASIS MIKROKONTROLER M.P.Lestari, H.E.Havitz dan A. Sofwan Jurusan Teknik Elektro S-1 Fakultas Teknologi Industri Institut Sains dan Teknologi Nasional Jl.Moh.Kahfi II.Jagakarsa Jakarta 12640 Telp/Fax: (021)727-0090, 787-4645, 787-4647 E-mail : megaputrilestari@yahoo.com Abstrak Parameter kerja motor meliputi 3 hal yang diuji dalam penelitian ini, yaitu kecepatan kerja motor, suhu ruang motor dan ketinggian air radiator. Pada rancang bangun alat batas maksimum rpm mesin 117 rpm, suhu mesin dan sensor air radiator pada kendaraan bermotor dengan tiga level ketinggian, bertujuan memberikan batas kecepatan, batas maksimal suhu mesin dan batas minimum cadangan air pada radiator. Hanya dengan menggunakan sensor rpm sebagai pembaca kecepatan mesin, menggunakan sensor LM35 sebagai pembaca suhu mesin dan sensor minimum untuk membaca air pada radiator, maka alat akan bekerja secara otomatis yang kemudian dikontrol dengan mikrokontroler yang berguna untuk meningkatkan keamanan dalam berkendaraan. Beberapa analisa dari keseluruhan hasil pengujian yaitu analisa dilakukan sebanyak 4 kali pada alat, untuk meguji rpm, suhu, dan air radiator. Maka di dapatkan deviasi pengukuran sebesar 8,225%. Pada paper ini diuraikan tentang simulasi pengontrol batas maksimum kerja motor yang berbasiskan mikrokontroller type AT89S51. Kata kunci : mikrokontroler, sensor LM35, rpm motor, suhu, water level, LCD PENDAHULUAN Kenyamanan dan keselamatan merupakan faktor penting bagi pengemudi dalam mengemudikan kendaraan bermotor. Kecelakaan lalu lintas sering terjadi disebabkan oleh faktor kelalaian pengemudi. Untuk itu para produsen kendaraan bermotor berusaha membuat dan merakit kendaraan dengan faktor keselamatan dan kenyamanan yang tinggi dilengkapi dengan sistem monitoring batas maksimum pada kecepatan mesin atau roda, temperatur mesin dan sensor minimum cadangan air radiator berbasiskan mikrokontroler pada kendaraan bermotor. Simulasi monitoring batas maksimum pada kecepatan mesin/roda, temperatur mesin dan sensor minimum cadangan air pada radiator pada kendraan bermotor merupakan simulasi alat yang bisa memberikan info data yang ditampilkan oleh lcd dan langsung diproses oleh mikrokontroler. Sensor pada simulasi ini menggunakan rangkaian elektronika yang sederhana LM35 sebagai sensor temperature, menggunakan rangkaian Optocoupler yaitu LED infra merah yang memberi sinyal dan diterima oleh Phototransistor sebagai pembaca kecepatan motor, dan menggunakan sensor minimum sebagai pendeteksi cadangan air pada radiator. Sedangkan untuk aktuatornya menggunakan rangkaian LCD sebagai monitoring dan buzzer. Sumber tegangan yang digunakan catu daya dengan tegangan 5 Volt DC. Alat simulasinya berupa mobil mainan. LANDASAN TEORI Sensor Suhu Sensor suhu merupakan komponen IC dengan tipe LM- 35 yang merupakan IC pengubah suhu menjadi tegangan yaitu 10 mv per C. LM35 adalah IC sensor temperatur yang sangat presisi, yang keluaran tegangannya linear proporsional dengan skala temperatur celcius. LM35 juga dapat dikalibrasi dalam skala temperatur kelvin. Untuk penggunaannya diperlukan tegangan konstan untuk memperoleh skala temperatur yang diinginkan. LM35 mempunyai tingkat akurasi ± ¼ C pada temperatur kamar. Temperatur rangenya 55 s/d 150 C. Dapat digunakan dengan single power, dan beroperasi pada tegangan 4 s/d 30 volt. Konfigurasi rangkaian sensor dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Rangkaian Sensor Suhu E-57

Prosiding Seminar Nasional Teknoin 2008 Bidang Teknik Elektro Optoelektronika Optoelektronika membuat secara luas mengenai penggunaan energi tranducer. Dalam tranducer, seperti dalam mata kita, cahaya diubah menjadi arus listrik oleh phodetektor (photosensor). Prinsip kerja photodetektor adalah mendeteksi sinyal cahaya yang datang dan mengubahnya menjadi isyarat listrik yang berisi isyarat informasi yang dikirim. Arus listrik tersebut kemudian diperkuat untuk selanjutnya diolah sehingga dapat ditampilkan atau dikeluarkan pada rangkaian elektronika. Karakteristik-karakteristik yang harus diketahui pada suatu photodetektor, yaitu: responsitivitas, merupakan perbandingan arus keluar dengan cahaya masuk. Effisiensi, merupakan perbndingan jumlah lubang electron yang terjadi terhadap foton yang masuk. Bila jumlah lubang electron yang terjadi mendekati banyaknya jumlah foton yang masuk maka lebih baik. Respon time atau rise time, merupakan kecepatan yang dibutuhkan untuk menghasilkan arus terhadap cahaya yang masuk. Bandwidth, berpengaruh terhadap respon time. Sensitivitas, kepekaan terhadap cahaya yang datang. tergantung dari kuatnya bidang magnet, jumlah arus yang mengalir melalui konduktor dan panjang dari konduktor. Konverter Tegangan Konverter Analog ke digital adalah pengubah data analog dari berbagai instrumen untuk diubah ke digital agar memudahkan pengolahan elektronis selanjutnya, aplikasi berikutnya memperlihatkan beberapa hal menarik dengan menggunakan A/D. artinya bahwa satu ADC yang utama dapat digunakan tanpa batasan. Tiap-tiap aplikasi sirkut ini memiliki bagian-bagian yang digunakan untuk sebuah pemerosesan yang diinginkan. Gambar 2 memaparkan bentuk pin-pin pada IC jenis ADC 0804 LCD Matriks Liquid Crystal Display (LCD) matriks adalah salah satu jenis tampilan yang dapat digunakan untuk menampilkan karakter-karakter (angka, huruf dan karakter-karakter simbol lainnya) selain tampilan LCD lain dan tampilan seven segments. Keistimewaan dari LCD matriks ini dibanding LCD lain dan seven segment adalah dapat digunakan untuk menampilkan karakter-karakter simbol seperti α, β, Σ, ±, {, dan } dan lain sebagainya. Hal ini karena pada LCD matriks digunakan dot-matriks (titik-titik yang membentuk matriks) untuk menampilkan suatu karakter sehingga LCD matriks dapat ditampilkan lebih banyak bentuk karakter dibanding modul tampilan lainnya. Untuk menghubungkan dengan mikrokontroler telah dipersiapkan kaki-kaki pada modul LCD matriks yang secara kompatibel dapat langsung dihubungkan dengan port-port mikrokontroler. Motor DC Motor elektrik merubah energi listrik dan energi magnet untuk menghasilkan energi mekanik. Pengoperaian motor tergantung dari dua bidang magnetnya. Dapat dikatakan motor elektrik bekerja berdasarkan prinsip dua bidang magnet yang dibuat saling berinteraksi untuk menghasilkan satu gerakan. Tujuan dari pergerakan ini adalah untuk menghasilkan daya agar berputar yang disebut torsi. Pembawa arus konduktor ditempatkan pada sisi kanan dari bidang magnet yang mempunyai kecenderungan untuk bergerak kesisi kanan dari bidangny. Besarnya gaya yang digunakan untuk pergerakan sangat bervariasi Gambar 2. IC ADC 0804 ADC 0804 adalah CMOS 8 bit yang berturut-turut mendekati perubahan A/D yang menggunakan sebuah tangga hitung yang berbeda, perubahan-perubahan ini dimasudkan untuk membantu pengoperasianya. Ketelitian bus dengan TRI-STATE yang secara langsung menggerakan bus data. Tampilan A/D ini seperti memori or I/O bagian untuk mikrokontroler. PERANCANGAN ALAT Langkah pertama pada perancangan adalah membuat suatu blok diagram sebagai acuan dimana setiap blok mempunyai fingsi tertentu dan saling terkait sehingga membentuk sistem dari alat yang akan dibuat perancnagan dibagi dalam dua tahap yaitu perancangan hardware dan perancangan software. Pada perancangan hardware akan dibahas mengenai fungsi komponen yang menunjang rangkaian, sedangkan pada bagian software berupa pembuatan listing program dengan menggunakan bahasa assembler dan penjelasan listing program yang terkait dalam rangkaian. Dalam bab ini akan diterangkan mengenai blok diagram alat secra keseluruhan dan cara kerjanya secara rinci dalam tiap-tiap sub bab. Diagram Blok Cara Kerja Sistem Langkah pertama dalam perancangan ini adalah membuat blok diagram sebagai acuan dimana setiap E-58

ISBN : 978-979-3980-15-7 Yogyakarta, 22 November 2008 blok mempunyai masing-masing yang saling terkait satu dengan yang lainya sehingga membentuk suatu system pengendali dimana mikrokontroler sebagai inti pengendali. Pada gambar 3 menggambarkan diagram blok cara kerja system secara keseluruhan. Pada rangkaian ini terdapat photo dioda yang berfungsi sebagai masukan untuk mikrokontroler. Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya adalah rangkaian led infra red dan photo dioda dapat bertindak sebagai saklar apabila photo dioda mendapat cahaya dari led infra red. Apabila led infra red terhalang, maka photo dioda akan memberikan logika 0 dan apabila tidak terhalang mendapat logika1 untuk diberikan pada port mikrokontroller agar diproses lebih lanjut oleh program. Gambar 3. Diagram Blok Cara Kerja Sistem Rangkaian Display LCD Rangkaian ini menggunakan LCD Display Wintex WD-C 1602M dengan kemampuan 16 x 2 karakter. Pemilihan LCD 16 x 2 karakter karena kemampuan total keseluruhan karakter yang mampu ditampilkan adalah 32 karakter secara saling bergantian Rangkaian Mikrokontroller Rangkaian mikrokontroller AT89S51 pada alat yang dibuat sebagai sistem kontrol utama dari alat, dimana mikrokontroler AT89S51 telah diprogram untuk mengatur sistem dari alat yang akan dibuat. Fungsi dari masing-masing port akan dipaparkan pada tabel 1. Tabel 1. Fungsi Port Mikrokontroler Port Input/Output Interface P1.0 P1.7 Input dtmf P2.5-P2.7 Output multiplexer P0.0-P0.7 Output LCD dan ISD P2.0-P2.4 Output ISD P3.2 Input Interupt 0 P3.3 Output Interupt 1 Rangkaian Optoelektronika Optoelektronika membuat penggunaan secara luas energi tranducer. Dalam tranducer, seperti dalam mata kita, cahaya diubah menjadi arus listrik oleh phodetektor (photosensor). Prinsip kerja photodetektor adalah mendeteksi sinyal cahaya yang datang dan mengubahnya menjadi isyarat listrik yang berisi isyarat informasi yang dikirim. Arus listrik tersebut kemudian diperkuat untuk selanjutnya diolah sehingga dapat ditampilkan atau dikeluarkan pada rangkaian elektronika, sebagaimana dapat dilihat pada gambar 4. Gambar 4. Rangkaian Sensor infra red Rangkaian Pengubah Analog Ke Digital Keluaran LM 35 adalah positif maka dimasukan ke pin 6 dan pin 7 di bumikan, keluaran tersebut tidak boleh melebihi 5 VDC dikarenakan rangkaian ADC 0804 bekerja pada ievel TTL sehingga tegangan kerja maksimal 5 VDC. ADC 0804 mempunyai lebar data 8 bit maka format data maksimal adalah 256, ADC 0804 mempunyai tegangan referensi pada pin 9 tegangan tersebut sebagai acuan dalam konversi bit/volt, jika pada ADC 0804 digunakan tegangan referensi 5 Volt maka setiap keluaran LM 35 diwakilkan oleh perhitungan suhu ke data sebagai berikut : Bila : keluaran LM 35 100mV Vref 5Volt lebar data 256 bit Vin x256 = Bit / Volt Vref (1) 2 1.10 x256 = 51.2Bit / Volt 3 5.10 Maka keluaran data ADC 0804 adalah 51.2 Bit/Volt ke 8 bit. Keluaran tersebut dikeluarkan di pin 11 sampai pin 18 dengan jumlah 8 bit kemudian dimasukan ke IC mikrokontroler pada port 2.0 sampai port 2.7. Rangkaian Buzzer Rangkaian ini berfungsi untuk menghasilkan bunyi yang menandakan bahwa ada suatu panggilan masuk. Rangkaian buzzer ini terhubung dengan mikrokontroller yang dalam hal ini Pxx. Bagian rangkaian ini terdiri dari komponen - komponen seperti resistor, transistor yang jenisnya NPN dan buzzer, yang digambarkan pada gambar 5 sebagai berikut. E-59

Prosiding Seminar Nasional Teknoin 2008 Bidang Teknik Elektro VCC mikrokontroler akan mendapat reset dengan waktu selama 0,0940 s. P3.7 (RD) 4K7 Gambar 5. Rangkaian Buzzer 945 BUZZER Pengujian Oscilator Tujuan dari pengujian ini adalah mengamati besarnya frekuensi oskilator pada rangkaian mikrokontroler. Jalan percobaan : Kabel positif oskiloskop dihubungkan pada kaki input oskilator dan kabel negatif dihubungkan pada ground, sebagaimana dapat dilihat pada PENGUJIAN ALAT DAN ANALISIS Pengujian Rangkaian Mikrokontroler AT89S51. Pengujian Bentuk Gelombang Reset Tujuan : Mengamati atau mengetahui lamanya waktu reset yang dibutuhkan oleh mikrokontroler. Jalan percobaan : Kabel positif oskiloskop dihubungkan diantara kapasitor dan resistor pada rangkaian reset mikrokontroler. Adapun bentuk rangkaian pengujian diperlihatkan pada gambar 6. Gambar 8. Pengujian Osilator Hasil pengamatan : Dari hasil pengamatan di dapat besarnya frekuensi yang dihasilkan oleh kristal atau oskilator adalah 11,04 MHz lihat gambar 9. Gambar 6 Pengujian Bentuk Gelombang Reset Hasil pengamatan : Dari hasil pengamatan didapat lama waktu reset pada mikrokontroler adalah 0,0940 s yang tampak pada gambar 7 sebgai berikut: Gambar 9. Hasil pengujian Osilator Dari hasil pengamatan terdapat sedikit perbedaaan dari nilai sebenarnya yaitu sebesar 11,059 MHz, perbedaan ini disebabkan oleh keakurasian alat ukur atau faktor kesalahan mata. Gambar Hasil pengujian bentuk gelombang reset Analisa : Dari hasil pengamatan dapat diambil kesimpulan bahwa pada saat power dihidupkan maka Pengujian Dan Pengukuran Rangkaian Sensor RPM Tujuan Pengujian dan Pengukuran Rangkaian Sensor rpm adalah untuk mengetahui besarnya tegangan dalam kondisi transistor terhalang atau tidak terhalang oleh sensor. Alat yang digunakan adalah multimeter. Lihat gambar 10. E-60

ISBN : 978-979-3980-15-7 Yogyakarta, 22 November 2008 Alat ukur dihubungkan pada rangkaian seperti di bawah ini : 330 TP1 MULTIMETER Gambar 10 Langkah pengukuran Rangkaian Sensor rpm motor dc dihidupkan kemudian dilakukan pengukuran pada TP1 ( test point 1). Data hasil pengukuran ada pada tabel dibawah ini : Tabel 2. Hasil Pengukuran Rangkaian Sensor Kartu No Kondisi Led TP1 1 Terhalang 4,8V 2 Tidak terhalang 0V Pengujian Rangkaian Catu Daya Tujuan dari pengujian rangkaian catu daya ini adalah untuk mengetahui besar tegangan yang ada dari rangkaian catu daya. Peralatan yang digunakan dalam pengujian rangkaian catu daya ini adalah dua buah multimeter digital dan beberapa kabel penghubung. Penghubungan multimeter kepada rangkaian catu daya pada kapasitor 1000 µf ( input AC ), pada regulator 7809 dan pada output regulator 7805. Atur posisi multimeter 1 pada pengukuran tegangan input DC, multimeter 2 pada pengukuran tegangan DC dengan regulator 7809, dan multimeter 3 pada pengukuran tegangan DC dengan regulator 7805. Dari hasil percobaan di atas dapat dianalisa beberapa hal yaitu pada saat led terhalang oleh sensor, tegangan pada TP1 sebesar 4,8V dan pada saat led tidak terhalang oleh sensor tegangan pada TP1 sebesar 0V, dari kondisi tersebut rangkaian sensor rpm mengirimkan data logika 1 ke mikrokontroller apabila led terhalang oleh sensor dan logika 0 apabila tidak terhalang. Pengujian Rangkaian ADC Tujuan: Mengetahui karakteristik keluaran sinyal analog ke digital Jalan percobaan : menghubungkan multimeter digital ke bagian keluaran ADC yang akan dihubungkan ke mikrokontroler, seperti dalam gambar berikut : Vin 3 2 7-5V LM741 4 1 8 6 10K 150p 4 19 9 8 6 7 ADC0804 CLK-IN CLK-R Vref/2 A-GND Vin(+) Vin(-) VccREF 20 WR RD CS INTR msbdb7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 lsbdb0 Gambar 11. Rangkaian ADC 0804 Hasil pengamatan : dengan menggunakan rumus yang tertera didalam pembahasan di Bab II, digunakan rumus : Vin Bit / Volt = 256 (2) Vref 3 2 1 5 11 12 13 14 15 16 17 18 Multimete B Gambar 12. Pengujian pada rangkaian catu daya. Tabel 3. Hasil pengukuran rangkaian catu daya Tegangan Input DC ( multimeter 1 ) Tegangan Output 7809 (multimeter 2) Tegangan Output 7805 (multimeter 3) 12,04 volt 9,00 volt 5,00 volt Dari pengamatan dari pengujian diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa saat rangkaian catu daya dioperasikan, tegangan input DC sebesar 12,04volt, tegangan output regulator 7809 sebesar 9,00volt dan tegangan output 7805 sebesar 5,00volt. Pengujian Rangkaian Buzzer Mengamati besarnya tegangan input pada rangkaian buzzer pada saat aktif maupun tidak aktif. Lihat gambar 13 Gambar 13. Pengujian Rangkaian Buzzer E-61

Prosiding Seminar Nasional Teknoin 2008 Bidang Teknik Elektro Hasil Pengujian : Pada saat aktif, rangkaian buzzer mempunyai tegangan sebesar 4 volt. Dan pada saat tidak aktif, rangkaian buzzer mempunyai tegangan sebesar 0 volt. Analisa : Tegangan input rangkaian buzzer, menentukan transistor untuk aktif atau tidak aktif. Untuk transistor aktif diperlukan tegangan 0,8 volt, yang terlihat pada titik A Dengan transistor aktif, akan ada arus yang mengalir darivcc menuju ke ground, sehingga buzzer aktif. Pengujian Rangkaian Tombol Seting Rangkaian tombol setting terdiri dari 4 tombol utama yang diperlihatkan pada gambar 14. Gambar 14 Rangkain Tombol Seting Tujuan : Mengamati atau mengetahui kegunaan fungsi dari tiap-tiap tombol Langkah percobaan pengujian tombol sebagaimana dapat dilihat pada gambar 15 Gambar 15. Keadaan awal Pertama, menekan tombol menu atau tombol 1, maka akan tampil menu pilihan, Seperti yang terlihat pada gambar 4. 12 Kedua, setelah menekan tombol menu maka akan tampil menu pilihan [+] suhu mesin [-] kecepatan Gambar 16. Menu seting Ketiga, pilihan yang ingin dirubah ditentukan, misalkan untuk menentukan kecepatan yang diinginkan tekan tombol 4 atau Down, maka akan tampil menu kecepatan Keempat, selanjutnya masukan nilai maksimal yang dinginkan untuk menaikan angka maka ditekan tombol UP, untuk menurunkan nilai angka ditekan tombol DOWN. Kelima, setelah menentukan nilai yang dimasukan maka ditekan tombol enter menu akan kembali seperti gambar 4.12. Keenam, untuk menjalankan tekan tombol enter sekali lagi dan tampilan menu akan kembali seperti keadaan awal. Dari hasil pengamatan keempat tombol menu seting, tombol menu untuk menentukan pilihan menu suhu atau menu kecepatan, tombol enter untuk mengeksekusi pilihan, tombol UP untuk pilihan menu suhu dan untuk menaikan nilai angka, Tombol Down untuk pilihan menu kecepatan dan menurunkan nilai angka. KESIMPULAN Setelah melakukan perancangan, pembuatan dan pengujian sistem, maka disimpulkan beberapa hal yaitu : Apabila alat diberikan batasan kecepatan secara maksimum sesuai dengan setingan sebesar 117 rpm maka rangkaian mikrokontroler akan menetapkan kecepatan yang sesuai dengan setingan yang telah diberikan Setiap rangkaian komponen alat telah diuji dan dapat bekerja sesuai dengan kinerjanya masingmasing, seperti sensor rpm, sensor akan bekerja apabila diberi tegangan 4,8 V maka sensor rpm mengirimkan data logika 1 ke mikrokontroler apabila sensor rpm mendapat tegangan 0 V maka sensor tidak akan bekerja. Pada saat power dinyalakan maka mikrokontroler akan mendapat reset dengan waktu selama 0,0940 s. DAFTAR PUSTAKA [1] Agfianto Eko Putra, Belajar Mikrokontroler AT89C51/52/55, (Teori dan Aplikasi), Gava Media, Yogyakarta, 2002. [2] ATMEL corporation, Mikrokontroller Data Sheat, 2001. [3] Frank D. Petruzella, Elektronik Industri : Penerbit Andi Yogyakarta. [4] Hall, Dauglas V. 1992. Microprossessor. And Interfacing, Programing and Hardware. 2 nd Edition singapore: McGrow Hill, Inc. [5] Ir. Margono Halimun, Pengantar Teknik Listrik, Elektro Senat Mahasiswa STTN, Jakarta, 1981. [6] Moh. Ibnu Malik, ST, Belajar Mikrokontroler Atmel AT 89S8252 [7] Proceedings Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI), Yogyakarta, 2005. [8] Steeman, J.P.M. 1996. Data Sheet Book 2. Jakarta :. PT. Elex Media Komputindo. E-62