BAB 1 PENDAHULUAN. menyadari akan penting nya mencerdaskan rakyat nya, Cita cita mulia itu pun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam

I. PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan (golden age), oleh karena itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. 31 ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak mendapat

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan (daya pikir, daya cipta), sosioal-emosional, bahasa dan komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hendaknya dibangun dengan empat pilar, yaitu learning to know, learning

BAB I PENDAHULUAN. sebagai usaha mengoptimalkan potensi-potensi luar biasa anak yang bisa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. yang kreatif, mandiri dan professional dibidangnya masing-masing, hal ini

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Hal ini terdapat dalam Undang-Undang Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan yang pesat bahkan dikatakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 1 : 14).

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan

I. PENDAHULUAN. perkembangan yang sangat pesat. Masa ini biasa disebut dengan masa the golden

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk. pada jalur formal, nonformal, dan informal.

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan yang sangat pesat. Di usia ini sangat penting untuk meletakkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

I. PENDAHULUAN. Setiap anak diberikan berbagai bekal sejak lahir seperti berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah kunci perubahan karena mendidik adalah memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu setiap warga Negara harus dan wajib mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

I. PENDAHULUAN. Pendidkan anak usia dini mengalami perkembangan yang sangat pesat, hal

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun sebelum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan terbatas dalam belajar (limitless caoacity to learn ) yang

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cara untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok

BAB I PENDAHULUAN. hal yang penting untuk diberikan sejak usia dini. Pendidikan merupakan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. anak. Usia dini juga sering disebut sebagai masa keemasan (golden age), yaitu

BAB I PENDAHULUAN. seluruh aspek kepribadian anak. Pendidikan anak usia dini/tk memberi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Periode emas atau yang lebih dikenal dengan golden age adalah masa

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya anak usia dini merupakan masa-masa keemasan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. juga masa awal kanak-kanak yang memiliki berbagai karakter atau ciri-ciri.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, akal

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Negara Indonesia merupakan suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

I. PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsi untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul sehingga nantinya akan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

BAB I PENDAHULUAN. halus). Oleh karena itu untuk menciptakan generasi yang berkualitas, dini disebut juga dengan The Golden Age ( Usia Emas ).

BAB I PENDAHULUAN. Anak Usia Dini menurut NAEYC (National Association Educational

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter. Hal ini sejalan dengan Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum seorang praktisi Public Relations memiliki tugas untuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya fitrah yang suci. Sebagaimana pendapat Chotib (2000: 9.2) bahwa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Anak memiliki kharakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, mereka

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang sangat penting bagi sumber daya manusia yang berkualitas. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan sangat cepat, hal ini terlihat dari sikap anak yang terlihat jarang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa usia Taman Kanak-kanak (TK) atau masa usia dini merupakan masa

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan UUD 1945 Alinea ke-iv yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. cepat di berbagai aspek perkembangannya dalam rentang perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan generasi sumber daya manusia yang lebih baik. Pendidikan anak usia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

I. PENDAHULUAN. tersebut adalah dengan membuat UU. No. 20 tahun 2003 tentang. SISDIKNAS pasal 1 butir 14 yang bunyinya :

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUAN. apabila ingin memenuhi kebutuhan anak dan memenuhi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya. Masa ini dapat disebut juga sebagai The Golden Age atau masa. pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. atau usia dini dimana pada masa ini adalah masa penentuan. karakter usia dini yang salah satunya adalah masa berkelompok anakanak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem. Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa :

Penanaman Nilai-Nilai Moral Pada Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani anak, agar anak dapat memiliki kesiapan dalam

BAB I PENDAHULUAN. membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani, agaranak memiliki kesiapan

PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILL) UNTUK ANAK USIA DINI

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia lahir ke dunia sudah membawa bekal kehidupan yang belum terasah atau belum teruji tanpa adanya pembelajaran dan pelatihan, bekal kehidupan itu adalah kemampuan otak manusia. Otak manusia memiliki berjuta neutron neutron yang terus tumbuh dan mati seiring manusia lahir kedunia, dan kemampuan kemapuan berpikir manusia tidaklah langsung menjadi pintar cerdas tanpa adanya pembelajaran. Manusia jelas dan membutuhkan proses pembelajaran dalam segala hal, ketika manusia mulai mencoba berjalan pasti kan senantiasa terjatuh dan terjatuh hingga manusia tersebut bisa berjalan dengan lancar. Dengan kemampuan berfikir manusia yang bila terus di asah dan terus di asah manusia bisa membuat dan mencapai apa yang diinginkan nya. Di awal awal kemerdekaan Indonesia para petinggi negara ini sudah menyadari akan penting nya mencerdaskan rakyat nya, Cita cita mulia itu pun tertuang dalam sikap dan keputusan keputusan mereka dengan harapan suatu saat nanti semua rakyat nya bisa mendapatkan pendidikan. Pendidikan adalah suatu cara atau jalan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang diamanatkan di dalam UUD 1945 tentang Pendidikan Nasional.

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan bangsa dan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif dan bertanggung jawab. Dimana fase terbaik untuk manusia belajar adalah pada usia 0 8 tahun karena pada masa inilah individu yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Bahkan dikatakan sebagai lompatan perkembangan karena itulah maka usia dini dikatakan sebagai golden age (usia emas) yaitu usia yang sangat berharga dibandingkan usia-usia selanjutnya. Disebutkan secara tegas dalam undang undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitik beratkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahaptahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Anak usia dini yang berusia 3 4 tahun memiliki keunikan tersendiri karena di usia ini anak usia dini mulai mengenal orang lain, mendapat teman baru dan berbagi dengan orang lain. Sebagaimana yang di ungkapkan oleh Yelon dan Weinstein (1977: 15-17) menyimpulkan Anak usia 3 4 tahun mulai senang bermain di luar rumah,

menyenangi anak anak yang lain tetapi belum bisa bermain dengan mereka. Secara perkembangan psikologis, Pada usia 3 atau 4 tahun seorang anak mulai melihat kemampuan - kemampuan tertentu dalam dirinya. Sikap terhadap orang lain mulai berubah. Disatu pihak membutuhkan orang tua, dilain pihak kekakuannya mulai tumbuh dan ingin mengikuti kehendak kehendaknya sendiri. Secara perkembangan sosial, dunia pergaulan anak menjadi sangat luas keterampilan dan penguasaan dalam bidang fisik, motorik, emosi sudah lebih meningkat. Anak makin ingin melakukan bermacam-macam kegiatan. Pada masa ini anak dihadapkan pada tuntutan sosial dan susunan emosi baru, bila orang tua dan lingkungan memberi kebebasan dan kesempatan untuk melakukan kegiatan, mereka mau menjawab pertanyaan anak dan tidak menghambat fantasi dan kreasi dalam bermain, dalam diri anak akan berkembang inisiatif. Sebaliknya karena pada masa ini mulai juga terpupuk kata hati, maka bila ajaran moral disiplin ditanamkan terlalu keras dan kaku, pada anak akan timbul rasa bersalah dan sikap minder atau malu muncul dan jelas menggangu perilaku sosial anak. Anak belajar dengan melihat, mendengar, dan merasakan dari lingkungan dimana dia berada, anak membutuhkan perhatian dan kasih sayang bila kasih sayang yang diberikan padanya kurang, maka dirinya merasa tiada diperhatikan dan bila terus terusan anak akan menjadi susah di atur, menentang dan tidak mau mendengar. Begitu pentingnya periode masa keemasan ini atau (Golden Age) dan begitu kompleksnya permasalahan yang dihadapi para tutor Kelompok Bermain, membuat kita seharusnya lebih menaruh perhatian lebih terhadap Pendidikan Anak Usia Dini. Karena terkadang tidak seimbangnya jumlah tutor Kelompok Bermain di bandingkan dengan jumlah peserta didik yang seharusnya

menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dimana untuk Kelompok usia 3 < 4 tahun 1 : 10, atau seorang tutor hanya bisa menjadi tutor terhadap 10 orang anak saja. Tetapi yang terjadi pada saat ini di masyarakat adalah seorang tutor bisa menjadi tutor terhadap 13 15 orang peserta didik sekaligus dengan alasan keterbatasan ekonomi, padahal dengan demikian berkuranglah dan berbataslah kemampuan tutor untuk mengajar dan bermain kepada peserta didik, dengan keterbatasan tersebut tutor mengunakan pola komunikasi yang apa adanya dan tidak jarang membentak dan memarahi peserta didik karena kesulitannya mengatur peserta didik. Pola komunikasi yang demikian membuat perilaku peserta didik menjadi tambah susah dan sulit diatur dan diajak bermain karena dirnya melihat contoh yang tidak baik, dan anak anak usia 3 4 tahun tersebut adalah anak anak yang walaupun mulai menunjukan ke akuan nya dan ke egoan nya tetaplah anak anak yang perlu diperhatikan proses belajarnya, perkembangan motorik, sosial, dan kognitifnya. Bagaimana bisa seorang tutor dapat mengajar dengan baik bila di tengah proses pembelajaran terjadi pertengkaran antara sesama peserta didik, pada saat jam istirahat, dan pada saat salah seorang peserta didik ingin ke kamar mandi, dan masih banyaknya tutor PAUD yang pendidikan nya hanya sebatas tamatan SMA, dimana jenjang pendidikan yansg hanya sebatas SMA membuat tutor tidak paham dan tidak mengerti bagaimana seharusnya mengajar, berbicara, berperilaku dan member contoh kepada peserta didik dan seharusnya yang berhak dan boleh menjadi tutor dan mengajar peserta didik usia dini adalah mereka yang memiliki jenjang pendidikan Sarjana Pendidikan Anak Usia Dini.

Dimana pada usia 3 4 tahun anak akan mengalami masa Trotz periode pertama. Sesudah mengalami masa ketergantungan yang mutlak pada ibu, anak ingin melepaskan diri dari pengaruh ibunya, anak mengenal egonya, anak mengalami krisis yang pertama pada usia 3 tahun yang disebut masa menentang. Anak yang semula manis tingkah lakunya tiba tiba menjadi bandel, menentang dan keras kepala. Masa ini datangnya tiba tiba dan hilangnya juga secara tiba tiba, pada umur 4 tahun gejala mulai menghilang lamanya fase ini antara 2 10 bulan. Dengan tiada mengerti nya dan memahami nya tutor tutor tersebut membuat mereka mengunakan pola komunikasi dan berbicara, berperilaku yang seharusnya tiada ditunjukan kepada peserta didik yang masih berusia 3 4 tahun tersebut, ditambah lagi dengan merupakan fase perkembangan perilaku periode pertama dan berbatas nya jumlah tutor membuat mereka susah untuk tidak marah dan membentak anak didik mereka di karenakan ketidaksanggupan nya mengajar. Dan membuat anak anak didik berperilaku mencontoh apa yang diberikan oleh tutor kepada dirinya menjadi bandal, susah diatur dan tidak mendengarkan, hal tersebut karena komunikasi memliki efek yang bisa berubah pendapat dan perilaku seseorang. Menurut (Albig Wiliam) Komunikasi adalah proses sosial, dalam arti pelemparan pesan/lambang yang mana mau tidak mau akan menumbuhkan pengaruh pada semua proses dan berakibat pada bentuk perilaku manusia dan adat kebiasaan. Pengaruh pola komunikasi yang baik diharapkan bisa memberikan efek yang terasa akibatnya, karena dengan diperbaikinya pola komunikasi diharapkan prlilaku sosial anak dapat lebih baik.

Untuk mendapatkan penjelasan yang lebih lengkap dan akurat, tentang pengembangan pola prilaku sosial anak maka perlu dilakukan penelitian tentang hal tersebut. Berdasarkan alasan inilah, penelitian ini berjudul: Pengaruh Pola Komunikasi Tutor Terhadap Perilaku Sosial Anak Usia Dini (3 4 Tahun) Di Kelompok Bermain Paud Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dilakukan identifikasi masalah sebagai berikut: a. Tutor masih kurang optimal melakukan pola komunikasi. b. Tutor yang pendidikannya hanya sebatas tamatan SMA yang tidak mengetahui secara mendalam Kelompok Bermain, mengakibatkan kurang nya pengetahuan pengetahuan dasar dalam berbicara, mengajar, bermain, dan mengajak peserta didik untuk aktif dan bergembira menjalankan hari harinya di Kelompok Bermain, dan tutor yang belum mendapatkan pelatihan. c. Anggapan remeh dan tidak terlalu peduli terhadap perkembangan perilaku anak. d. Usia 3 4 tahun yang menjadi awal dimana mereka mulai menyenangi anak anak yang lain walau belum terlalu mau berteman. e. Perbandingan jumlah tutor PAUD dengan peserta didik yang tidak seimbang dan menghambat proses perkembangan perilaku sosial anak. f. Merupakan Masa masa Keemasan seorang manusia dalam perkembangan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar),

kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi. Justru bila pada tahap atau fase yang begitu penting ini tingkat capaian perkembangannya terabaikan, atau tidak terlalu difikirkan dan ditindak lanjuti, maka perkembangan fisik, kecerdasan, sosio emosional, dan bahasa dan komunikasi akan terhambat. g. Fase perkembangan trotz atau perkembangan perilaku pertama, yang bila tidak diperhatikan membuat anak akan bersikap dan berperilaku asosial.. C. Pembatasan Masalah Agar masalah yang telah diidentifikasi jelas, terarah, terfokus, realistik dan terukur secara nyata, sehingga penelitian yang dilakukan lebih jelas, maka perlu ditentukan pembatasan masalahnya. Pada penelitian ini masalah dibatasi mengenai Bagaimanakah pengaruh pola komunikasi tutor terhadap perilaku sosial anak usia dini (3 4 tahun) di Kelompok Bermain Paud Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang. D. Rumusan Masalah Mengacu pada pembatasan penelitian yang akan dikaji di atas, maka yang menjadi rumusan masalah penelitian ini adalah : a. Apakah pola komunikasi yang dilakukan tutor dalam mengembangkan perilaku sosial anak menggunakan pola komunikasi yang baik? b. Apakah upaya tutor dalam mengembangkan perilaku sosial anak, di Kelompok Bermain Paud Kecamatan Sunggal? c. Apakah ada pengaruh pola komunikasi tutor dengan perkembangan perilaku sosial anak di Kelompok Bermain Paud Kecamatan Sunggal?

E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui upaya tutor PAUD di Kelompok Bermain Paud Kecamatan Sunggal dalam menerapkan pola komunikasi untuk mengembangkan perilaku sosial anak. b. Untuk mengetahui apa yang diterapkan tutor dalam mengembangkan perilaku sosial anak di dalam ketimpangan jumlah tutor terhadap peserta didik di Kelompok Bermain Paud Kecamatan Sunggal. c. Sejauh mana pengaruh pola komunikasi terhadap perkembangan perilaku sosial anak di Kelompok Bermain Paud Kecamatan Sunggal. F. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian yang akan dilaksanakan ini nantinya diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak, baik teoritis maupun praktis. a. Secara Teoritis Dengan ditemukannya hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan pada umumnya dan khasanah ilmu pengetahuan di bidang pengembangan perilaku soaial anak melalui pola komunikasi pada khususnya, sehingga dapat dijadikan acuan bagi para peneliti yang melakukan penelitian dibidang yang sama. Di samping itu, dapat dijadikan acuan para tutor PAUD dalam upaya menambah wawasan dan pengetahuan di bidang yang sama.

b. Secara Praktis a. Bagi Kelompok Bermain Paud Kecamatan Sunggal, diharapkan dapat dijadikan acuan dalam upaya mengembangkan perilaku sosial anak melalui pola komunikasi. b. Bagi Tutor, sebagai bahan masukan bagi tutor Kelompok Bermain Paud. c. Bagi Lembaga PAUD, sebagai bahan masukan bagi berbagai lembaga PAUD sehingga mereka dapat mengembangkan meningkatkan perilaku sosial anak d. Bagi Peneliti dan Penelitian Selanjutnya, diharapkan dapat memberikan wawasan bagi peneliti selanjutnya.