BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam ajaran Islam, menghadap arah Kiblat merupakan suatu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pentingnya menentukan arah Kiblat ketika hendak melaksanakan shalat. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari lintasan benda-benda langit pada orbitnya masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. Arah kiblat merupakan arah yang dituju oleh umat Islam dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan seluruh tubuhnya ke arah Ka bah yang berada di Masjidil Haram, karena

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS TENTANG ARAH KIBLAT PEMAKAMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SINUS COSINUS

BAB III METODE PENELITIAN. lapangan atau field research, yaitu penelitian dilapangan yang merupakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Paparan Data Masjid Ulul Albab (UIN) Maulana Malik Ibrahim

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan penciptaan manusia. Syariat Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad

BAB V PENUTUP. penulis akan menyimpulkan sebagai jawaban dari beberapa pokok-pokok

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENENTUAN ARAH KIBLAT MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA CIREBON. A. Pengecekan Arah Kiblat Masjid Agung Sang Cipta Rasa Cirebon

BAB I PENDAHULUAN. dikerjakan oleh setiap umat muslim. Melaksanakan shalat dengan menghadap ke

BAB IV ANALISIS TERHADAP ARAH KIBLAT MASJID AGUNG BANTEN. A. Analisis terhadap Akurasi Arah Kiblat Masjid Agung Banten

BAB I PENDAHULUAN. wajib benar benar menghadap Ka'bah itu ( 'ain Ka'bah) tetapi orang yang jauh

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V PENUTUP. menghadap ke bangunan Ka bah, shalatnya tidak sah. Sedangkan orang. perbedaan pendapat, adapun pendapat itu adalah :

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN SAADOEDDIN DJAMBEK TENTANG ARAH KIBLAT. A. Penentuan Arah Kiblat Pemikiran Saadoeddin Djambek

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan sesuai tuntutan zaman, baik pada zaman pra-

MENYAMBUT ISTIWA UTAMA 16 JULI 2013 ; AYO LURUSKAN ARAH KIBLAT KITA!

PENINGKATAN PEMAHAMAN TAKMIR MASJID DI WILAYAH MALANG TERHADAP PENENTUAN AKURASI ARAH KIBLAT

BAB I PENDAHULUAN. sering dilakukan oleh banyak orang Islam, beberapa diantaranya adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. karunia dari Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Orang yang tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PEDAHULUAN. peluang terjadinya jual-beli dengan sistem kredit atau tidak tunai dalam

0 o 0 0 BT. Dari hasil perhitungan diperoleh azimuth Mushola Miftahul Huda terhadap

BAB IV ANALISIS SISTEM HISAB ARAH KIBLAT DR. ING KHAFID DALAM PROGRAM MAWĀQIT 2001

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi maksud-maksudnya yang kian hari makin bertambah. 1 Jual beli. memindahkan milik dengan ganti yang dapat dibenarkan.

Hukum Memakai Emas Dan Intan Bagi Laki-Laki

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

BAB I PENDAHULUAN. salah satu fitrah manusia. Nilai itulah yang diajarkan oleh al-qur an. Al-Qur an

Fatwa Tentang Tata Cara Shalat Witir. Pertanyaan: Bagaimana tatacara mengerjakan shalat witir yang paling utama? Jawaban: Segala puji bagi Allah I.

BAB IV ANALISIS PENENTUAN ARAH KIBLAT DALAM KITAB. A. Analisis Penentuan Arah Kiblat dengan Bayang- bayang Matahari dalam

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

MAJELIS LINGKUNGAN HIDUP PWM JATENG ASPEK RELIGIUS DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. benda-benda langit saat ini sudah mengacu pada gerak nyata. Menentukan awal waktu salat dengan bantuan bayang-bayang

SAATNYA MENCOCOKKAN ARAH KIBLAT. Oleh: Drs. H. Zaenal Hakim, S.H. 1. I.HUKUM MENGHADAP KIBLAT. Firman Allah dalam Surat al-baqarah ayat 144: Artinya:

BAB I PENDAHULUAN. krisis moneter. Lebih dari itu, lembaga keuangan syariah ini diharapkan mampu membawa

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan dan tindakan yang diambil akan bertentangan dengan normanorma

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan tentang pelayaran sudah dikenal oleh masyarakat dunia. sejak lama. Ekspedisi-ekspedisi besar pernah dilakukan hingga

Pendidikan Agama Islam

BAB IV PEMBAHASAN. segala hal yang akan dijalankan dalam usahanya. dan tidak dapat melihat pasar yang sesungguhnya benar - benar ada.

BAB I PENDAHULUAN. mengahadap kiblat adalah salah satu syarat sah shalat. Kiblat yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengamalkan dan menjadikan Islam sebagai pandangan hidup. 1

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 81/DSN-MUI/III/2011 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. menghadap kiblat,shalatnya tidak sah. Umat Islam di Indonesia pada

IBADAH UMROH. kapan saja di luar batas waktu haji (bulan-bulan haji).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara etimologis,kata kiblat berasal dari bahasa arab قبلة yang berarti

UNTUK KALANGAN SENDIRI

Wa ba'du: penetapan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat hilal menurut semua ulama, berdasarkan sabda Nabi r:

DANA TALANGAN H A J I. خفظ اهلل Oleh: Ustadz Dr. Erwandi Tirmidzi, MA. Publication: 1433 H_2012 M DANA TALANGAN HAJI

Kaidah Fiqh BERSUCI MENGGUNAKAN TAYAMMUM SEPERTI BERSUCI MENGGUNAKAN AIR. Publication in CHM: 1436 H_2015 M

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN UPAH DENGAN KULIT HEWAN KURBAN DI DESA JREBENG KIDUL KECAMATAN WONOASIH KABUPATEN PROBOLINGGO

BAB I PENDAHULUAN. oleh Mbah Shonhaji. Mbah Shonhaji adalah murid Sunan Ampel yang. Sunan Ampel dengan menunjuk jari tangannya ke arah barat, kemudian

Hukum Onani. Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah Syaikh Muhammad al-utsaimin rahimahullah

BAB IV ANALISIS METODE PENGUKURAN ARAH KIBLAT SLAMET HAMBALI. A. Analisis Konsep Pemikiran Slamet Hambali tentang Metode

BAB I PENDAHULUAN. (bersuci) terlebih dahulu seperti berwudhu. Wudhu adalah sebuah syariat

BAB I PENDAHULUAN. manusia guna memperoleh kebahagian di dunia dan akhirat. Salah satu aspek

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR

KAIDAH FIQH. Perubahan Sebab Kepemilikan Seperti Perubahan Sebuah Benda. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

Hukum Mengubah Nazar

BAB I PENDAHULUAN. dengan melalui wahyu Allah yang disampaikan oleh Malaikat jibril. Islam itu

Qawa id Fiqhiyah. Pertengahan dalam ibadah termasuk sebesar-besar tujuan syariat. Publication: 1436 H_2014 M

Ibadah, (Jakarta : Amzah, 2010), Cet. II, hlm Ibadah..., hlm Abdul Aziz Muhammad Azzam, Abdul Wahib Sayyed Hawwas, Fiqih

BAB I PENDAHULUAN. berpedoman penuh pada Al-Qur an dan As-Sunnah. Hukum-hukum yang melandasi

BAB I PENDAHULUAN. sempurna dibanding dengan mahkluk ciptaannya yang lain. Kesempurnaan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dipatuhi tetapi juga tauhid, akhlak dan muamalah, misalnya ketika seseorang ingin

KAIDAH FIQH. "Mengamalkan dua dalil sekaligus lebih utama daripada meninggalkan salah satunya selama masih memungkinkan" Publication: 1436 H_2015 M

BAB I PENDAHULUAN. Penentuan arah kiblat pada dasarnya mengkaji posisi atau markaz

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Islam, hadis menempati posisi kedua setelah al-qur an sebagai

Derajat Hadits Puasa TARWIYAH

PELAKSANAAN METODE PEMBIASAAN DALAM PEMBELAJARAN PENGEMBANGAN AGAMA ISLAM DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH DRONO IV NGAWEN KLATEN PADA TAHUN 2010/2011

BAB IV AKURASI METODE PENENTUAN ARAH KIBLAT MASJID AGUNG AT TAQWA BONDOWOSO JAWA TIMUR

Hukum Berobat Kepada Dukun Dan Peramal

BAB VI KELUARNYA DABBAH. Dabbah yaitu sebangsa hewan yang juga disebut Sahab, kakinya empat, mempunyai dua sayap dan bulu, kepalanya

BAB 1 PENDAHULUAN. Membaca adalah pengolahan bacaan secara kritis-kreatif yang dialakukan

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai penentuan arah kiblat, khususnya di Indonesia sudah

Apakah Masjidil Haram Sama Dengan Masjid-Masjid Lainnya Di Tanah Haram?

PENGENALAN PENGUKURAN ARAH KIBLAT DI TINGKAT MADRASAH IBTIDAIYAH/SEKOLAH DASAR MELALUI MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI PENGUKURAN SUDUT

BAB I PENDAHULUAN. menghayati kandungan isinya. Buta aksara membaca al-qur an ini

Cara Mudah Penentuan Arah Kiblat

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M

Tatkala Menjenguk Orang Sakit

KAIDAH FIQH. Disyariatkan Mengundi Jika Tidak Ketahuan Yang Berhak Serta Tidak Bisa Dibagi. حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

BAB I PENDAHULUAN. tertentu saja, melainkan seluruh individu yang mengaku dirinya muslim. 1

dan kepada kaum perempuan (sesama) mereka (QS an-nur [24]: 31).

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

BAB IV NAVIGASI MAPALSA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. begitu saji di terapkan di peta karena adanya variasi magnet bumi, yaitu yang disebut


Tata Cara Shalat Malam

Menjampi Air Termasuk Ruqyah Yang Syar'i

BOLEHKAH MENGERASKAN BACAAN SHALAT SIRRIYAH ATAU SEBALIKNYA DAN BIMBINGAN MENGGUNAKAN PENGERAS SUARA DI MASJID

PAKET FIQIH RAMADHAN (ZAKAT FITRAH)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Hukum Ucapan Fulan Mati Syahid

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam ajaran Islam, menghadap arah Kiblat merupakan suatu persoalan yang penting. Menurut hukum Islam, menghadap ke arah kiblat diartikan sebagai seluruh tubuh atau badan seseorang menghadap ke arah Ka bah yang terletak di Makkah yang merupakan pusat tumpuan umat Islam untuk menyempurnakan ibadah-ibadah tertentu. Menghadap ke arah kiblat ( Masjid al-haram / Ka'bah ) suatu tuntutan syariah di dalam melaksanakan ibadah tertentu, yang wajib dilakukan ketika hendak mengerjakan shalat dan menguburkan jenazah orang Islam, ia juga 1

2 merupakan sunah ketika azan, berdoa, berzikir, membaca al-quran, menyembelih binatang dan sebagainya 1. Dalam kajian ilmu fiqh para ulama sepakat bahwah wajib hukumnya menghadapkan jenazah pada saat dimakamkan ke arah kiblat. Banyak dari berbagai literatur fiqh yang menjelaskan hal tersebut. Hal tersebut tentunya mempunyai sandaran, dalam sebuah hadist yang diriwayatkan Abu Dawud, Rasulullah Saw bersabda, عن عمیر ابن قتادة اللیثي- و كانت لھ صاحبة. قال رسول الله صلى الله علیھ وسلم: 2 الك ع ب ة ق ب ل ت ك م ا ح ی اء و أ م و ات ا Dari Umair bin Qataadah al-laitsi-rasulullah Bersabda: Ka bah adalah kiblat kalian, (saat) hidup dan (sesudah) mati (HR. Abu Dawud). Bahkan dalam literatur fiqh terdapat perintah untuk membongkar makam, jika makam tersebut membelakangi kiblat atau tidak menghadap kearah kiblat dengan catatatan selagi jenazah belum rusak maka harus digali dan wajib dikoreksi arah kiblatnya 3. Terjadi khilaf dalam pandangan para ulama ahli fiqh dalam persoalan penggalian makam bagi jenazah yang tidak menghadap kiblat, akan tetapi tetap menjadi konsensus/ijma para ulama ahli fiqh akan kewajiban menghadap kiblat untuk memakamkan jenazah. Kaidah dalam menentukan arah kiblat memerlukan suatu ilmu khusus yang harus dipelajari atau sekurang-kurangnya meyakini arah yang 1 http://blog.its.ac.id/syafii/2010/07/24/kh-marzuki-musytamar-menentukan-arah-kiblat/ (Diakses Tanggal 27-02-2012) 2 Sunan Abi Dawud,Bab Fil Washaya,(Riyadh: li Shahibaha Sa id Bin Adurahman al- Rasyid,200),29 3 Hasan bin Ahmad al-kaff,taqrirot as-sadidah,(surabaya:darul Ulum al-islamiyah,2006),387

3 dibenarkan agar sesuai dengan syariat. Dalam lintasan sejarah, cara penetuan arah kiblat di Indonesia dari masa ke masa mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat Islam Indonesia. Secara konkret, hal ini tanpak seperti ketika terjadi perubahan arah kiblat Masjid Agung Kauman Yogyakarta pada masa KH. Ahmad Dahlan dan dapat kita lihat pula dari alat-alat yang dipergunakan untuk mengukurnya, seperti bencet atau miqyas atau tongkat istiwa, rubu al-mujayyab, kompas, Theodolit, dan lain-lain. Selain itu perhitungan yang dipergunakan juga mengalami perkembangan, baik mengenai data koordinat maupun sistem ilmu ukurnya 4. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai kaidah penentuan arah kiblat baik secara tradisional maupun modern menyebabkan banyak sekali terdapat kekeliruan dalam hal penentuan arah kiblat. Dalam penentuan arah kiblat masjid atau mushallah sudah mulai ada kepedulian, karena hal itu berhubungan dengan ibadah yang sangat urgen yaitu sholat. Akan tetapi dalam permasalahan pemakaman jenazah kurang sekali kepedulian atau perhatian dalam penentuan arah kiblat. Kebayakan masyarakat mengacu kepada pemakaman yang lama atau hanya sekedar menghadap barat. Hal ini dikarenakan masyarakat beranggapan bahwa arah kiblat Indonesia terletak disebelah barat. Tentunya hal ini kurang tepat, karena secara geografis Indonesia berada di bagian Timur Ka bah/makkah. 4 Ahmad Izzuddin,Fiqh Hisab Rukyat (Jakarta: Erlangga,2007), 40

4 Para pakar ilmu Falak dan astronomi sepakat bahwa arah kiblat masyarakat muslim Indonesia adalah arah Barat serong ke Utara. Hal ini juga sejalan dengan fatwa MUI No. 03 tahun 2010 yang isinya, untuk Indonesia secara umum kiblat menghadap ke barat laut. Jika dinyatakan arah kiblat Indonesia ke arah Barat maka arah yang ditunjukkan atau dituju bukan lagi mengarah ke Ka bah atau bahkan bukan kota Makkah tetapi mengarah ke Somalia di benua Afrika. 5 Menurut modin setempat dalam penentuan arah kiblat, masyarakat kelurahan purwodadi tidak memperdulikan dan tidak ada upaya untuk melakukan pembenaran bagi arah kiblat pemakaman. Dalam pemakaman umum yang ada di kelurahan purwodadi terlihat posisi makam yang tidak merata antara satu makam dengan makam yang lain. Berangkat dari persoalan tersebut maka kami tertarik untuk membahas tentang keakuratan arah kiblat pemakaman. Dengan demikian penelitian ini berjudul UJI AKURASI ARAH KIBLAT PEMAKAMAN BERDASARKAN METODE SINUS COSINUS. (Studi Di Kelurahan Purwodadi Kota Malang) B. Batasan Masalah Agar dalam penulisan penelitian ini tidak manimbulkan kerancuan maka penulis mambatasi permasalahan dalam menentukan arah kiblat dan juga lokasi penelitian, batasan masalah yang dimaksud adalah keakuratan 5 http://jayusman.blog.iainlampung.ac.id/?p=74 (diakses tanggal 03-01-2012)

5 arah kiblat pemakaman di Kelurahan Purwodadi Kota Malang apabila dihitung berdasarkan metode sinus cosinus. Yang berlokasi diwilayah Jl. Plaosan Timur Kelurahan Purwodadi Kota Malang. C. Rumusan Masalah 1. Bagaimana tingkat akurasi arah kiblat pemakaman jika dihitung menggunakan metode sinus cosinus? 2. Bagaimana penentuan arah kiblat pemakaman di kelurahan purwodadi? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas maka penelitian ini bertujuan: 1. Untuk mengetahui tingkat akurasi arah kiblat pemakaman berdasarkan perhitungan sinus cosinus. 2. Untuk mengetahui penentuan arah kiblat pemakaman di kelurahan purwodadi. E. Definisi Operasional 1. Akurasi Akurasi adalah pengujian keakuratan arah kiblat dalam hal ini arah kiblat bagi pemakaman.

6 2. Arah Kiblat Arah Kiblat adalah arah terdekat dari seseorang menuju Ka bah atau suatu arah yang wajib dituju oleh umat Islam ketika malakukan ibadah wajib. 3. Pemakaman Pemakaman adalah jamak dari kata makam, tempat penguburan jenazah. F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah: 1. Secara teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah ilmu pengetahuan, pengalaman dan pemahaman tentang pengukuran pemakaman yang berkaitan erat dengan penentuan arah kiblat. 2. Secara praktis Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi masyarakat luas, khususnya yang berada diwilayah Kelurahan Purwodadi Kota Malang dalam menentukan arah kiblat pemakaman. G. Penelitian Terdahulu Judul penelitian ini, adalah Uji Akurasi Arah Kiblat Pemakaman Berdasarkan Metode Sinus Cosinus (Studi Di Kelurahan Purwodadi Kota Malang)". Sesungguhnya dalam judul ini mempunyai variable yang cukup menarik karena merupaka kajian ilmu falak yang membahas arah kiblat, khususnya oleh para mahasiswa Fakultas Syari ah, yaitu yang secara khusus

7 mengangkat tentang Uji Akurasi Arah Kiblat Pemakaman yang selama ini belum ada yang pernah meneliti arah kiblat untuk makam.. Akan tetapi ada beberapa penelitian terdahulu yang sedikit banyak mempunyai keterkaitan dengan penelitian ini. Berikut ini beberapa hasil penelitian yang mempunyai korelasi dengan judul yang kami teliti: Muhammad Ma mun (0210036) 2004, dalam skripsinya telah melakukan penelitian dengan judul PENENTUAN ARAH KIBLAT MASJID-MASJID DI KECAMATAN LOWOKWARU MALANG (Analisis Akurasi Menurut Metode Imam Nawawi Al-Bantani). Dalam penelitian ini peneliti memaparkan mengenai tentang penentuan arah Kiblat dengan menggunakan metode imam Nawawi Al-Bantani dengan tingkat akurasi masjid-masjid di Kecamatan Lowokwaru dengan arah bervariasi jika diukur melalui arah barat ke utara. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan atau pengukuran sudut arah Kiblat dan perbedaan mulai 14 0 kurang miring ke utara sampai dengan 28 0 terlalu miring ke utara. Sedangkan sudut yang sebenarnya menurut metode Imam Nawawi Al-Bantani adalah 22 0 dan metode-metode yang digunakan oleh masyarakat lowokwaru sangat beragam. Abdullah Yakin (02210020) 2008, dalam skripsinya telah melakukan penelitian dengan judul UJI AKURASI ARAH KIBLAT MASJID BERDASARKAN TEORI RUBU MUJAYYAD DAN TEORI SINUS COSINUS (Studi Arah Kiblat Di Kecamatan Ajung Kabupaten Jember). Peneliti memaparkan bahwa arah Kiblat masjid-masjid di Kecamatan Ajang

8 Kabupaten Jember menggunakan teori nilai dengan devisinya antara 0 0 sampai 9 0. Dari kesemua penyelewengan dalam penentuan arah Kiblat yang menggunakan teori rubu mengarah atau condong ke barat, berarti bangunan berada di sebelah selatan dari arah yang sebenarnya. Arah Kiblat yang tepat mengarah kearah Kiblat dengan menggunakan teknik yang akurat menurut trigonometri (sinus-cosinus) adalah 0 0. Sedangkan arah bangunan masjidmasjid yang menggunakan teori rubu jika diambil rata-rata dari deviasi di atas adalah 0 0 condong ke-barat sejauh 4 0 dari deviasi 0 0 kurang mengarah ke-utara 4 0 Evi Dahliyatin Nuroini (06210051) 2010, dalam skripsinya telah melakukan penelitian dengan judul PENGARUH PERGESERAN LEMPENG BUMI TERHADAP PENENTUAN ARAH KIBLAT MASJID- MASJID DI KOTA YOGYAKARTA, Peneliti memaparkan bahwa pergeseran lempeng Bumi dapat mempengaruhi arah Kiblat, dengan perubahan lintang dan bujur tempat pada kisaran satuan detik dengan kurun waktu 7 tahun. Perubahan tersebut bisa diketahui dengan adanya selisih antara data lintang dan bujur tempat tahun 2010 dikurangi dengan data lintang dan bujur tempat tahun 2003. Karena lintang dan bujur tempat berubah, maka hasilnnya juga mempengaruhi azimuth Kiblat. Tetapi, perubahan tidak membawa dampak besar, karena perubahannya berkisar pada satuan detik. Untuk itu, dalam kurun waktu 30 tahun sampai dengan 50 tahun mendatang perlu adanya koreksi arah Kiblat yang memungkinkan perubahan

9 lintang dan bujur tempat dan akibat pergeseran lempeng Bumi berada pada satuan menit. Dwi Nurul Khotimah (01210007) 2005, dalam Skripsinya telah melakukan penelitian dengan judul STUDI EMPIRIS ARAH KIBLAT MASJID-MASJID DI KECAMATAN PONGGOK KABUPATEN BLITAR (Studi Arah Kiblat Berdasarkan Teori sinus-cosinus). Secara garis besar 40% masyarakat Ponggok dalam menentukan arah kiblat menggunakan kompas umum, 20% menggunakan rubu, dan 6,7 % menggunakan bencet Kesesuaian arah kiblat masjid-masjid di kecamatan Pogok bila dihitung berdasarkan teori sinus cosinus dan besar deviasi tiap-tiap masjid. Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa kesesuaian arah kiblat menurut hasil perhitungan trigonometri, yaitu arah kiblat yang tepat menghadap kiblat sesuai dengan hitungan trigonomtri sebanyak 47 % (41 masjid dari 88 masjid) dan masjid yang kurang tepat menghadap kiblat sesuai perhitungan trigonometri sebanyak 53 % (53 masjid dari 88 masjid). Rini Kusmiati, mahasiswi Fakultas Syari ah Universitas Islam Negeri (UIN) Maliki Malang tahun 2002, melakukan penelitian dengan judul STUDI ANALISIS TENTANG PENENTUAN ARAH KIBLAT BEBERAPA MASJID DI KECAMATAN PANDAAN KABUPATEN PASURUAN. Dalam penelitiannya peneliti meneliti tentang sejauh mana akurasi arah kiblat masjid-masjid di Pandaan apabila menggunakan Rumus sinus cosinus dan menjauhi cara penentuan arah kiblat beberapa masjid tersebut. Hasilnya akurasi arah kiblat beberapa masjid di Pandaan sangat

10 bervariasi dalam kemiringannya yang diukur dari arah utara ke barat, dan sudut yang dihasilkan mempunyai beda simpang antara -0 0 13ʹ 69.64" sampai dengan +12 0 37ʹ 08.43", untuk tanda (+) sudut yang dihasilkan kurang ke barat, sedangkan untuk tanda (-) sudut yang dihasilkan kurang ke utara. Indrawati (05210060), STUDI ARAH KIBLAT MASJID AT- TARBIYAH UIN MAULANA MALIK IBRAHIM BERDASARKAN TEORI SINUS COSINUS DAN GOOGLE EART, mahasiswi Fakultas Syari ah Universitas Islam Negeri (UIN) Maliki Malang tahun 2010, melakukan penelitian dengan judul Berdasarkan hasil penelitian, Masjid Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang belum tepat mengarahkan kiblatnya apabila diukur dengan teori sinus cosinus dan google earth. Hal ini disebabkan pemakaian metode yang melalui alat bantu Global Position System (GPS) dapat diketahui bahwa posisi Masjid Tarbiyah terletak pada lintang -07 0 56ʹ 5971" LS dan bujur 112 0 36ʹ 24.21" BT. Setelah dilakukan perhitungan dengan teori sinus cosinus diketahui bahwa arah kiblat Masjid Tarbiyah terletak pada posisi 65 0 47ʹ 30.48" diukur dari titik Utara, artinya arah kiblat Masjid Tarbiyah terlalu miring ke Utara. Namun bila dianalisis dengan google aerth, arah kiblat Masjid Tarbiyah terletak pada posisi 62 0 (U B) atau 28 0 (B U), artinya arah kiblat Masjid Tarbiyah terlalu miring ke Utara. Dari keenam penelitian terdahulu diatas, dapat diketahui bahwa penelitian yang diteliti peneliti saat ini tentang Ujiakurasi Arah Kiblat Pemakaman Berdasarkan Metode Sinus Cosinus belum pernah diteliti

11 sebelumnya, dimana dari keenam penelitian terdahulu diatas adalah penelitian Arah kiblat Masjid. H. Sistematika Pembahasan Untuk memberikan gambaran mengenai isi skripsi dalam penelitian ini maka sistematika penulisan dan pembahasannya disusun sebagai berikut: BAB I: Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah,batasan masalah,rumusan masalah,tujuan penelitian, definisi operasional,manfaat penelitian,penelitian dan sistematika pembahasan. BAB II: Pada bab ini berisi tentang teori dan konsep yang akan dikaji, yaitu tentang pengertian arah Kiblat, hukum menghadap Kiblat,kewajiban terhadap jenazah muslim, metode penentuan arah Kiblat, pengukuran arah kiblat. BAB III: Bab ini merupakan penjelasan tentang metode penelitian yang diteliti yang terdiri dari pengumpulan data dan analisis supaya dalam penulisan penelitian ini bisa terarah. Pada bab ini diuraikan jenis penelitian, pendekatan penelitian, sumber data, metode pengumpulan data, metode pengolahan data, dan metode analisis data. BAB IV: Pada bab ini merupakan bab yang berisi paparan data serta analisa dan hasil penelitian yang telah dilakukan, BAB VI: Pada bab ini berisi mengenai kesimpulan penelitian dan saran-saran setelah diadakannya penelitian.