Natricia Waseanti Kawania, Kusnoto dan Moch. Amin Alamsjah

dokumen-dokumen yang mirip
Sri Yuningsih Noor 1 dan Rano Pakaya Mahasiswa Program Studi Perikanan dan Kelautan. Abstract

Afriansyah Nugraha*, Yuli Andriani**, Yuniar Mulyani**

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

BAB III BAHAN DAN METODE

II. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus

APLIKASI PENGGUNAAN BERBAGAI MACAM MIKROALGA POWDER UNTUK PAKAN JUVENIL IKAN BANDENG (Chanos chanos fork)

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas

METODE PENELITIAN. bio.unsoed.ac.id

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2014 di

BAB III BAHAN DAN METODE

METODE PENELITIAN. M 1 V 1 = M 2 V 2 Keterangan : M 1 V 1 M 2 V 2

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 4, Desember 2012: ISSN :

Jurnal KELAUTAN, Volume 4, No.1 April 2011 ISSN :

BAB III BAHAN DAN METODE

Gambar 5. Grafik Pertambahan Bobot Rata-rata Benih Lele Dumbo pada Setiap Periode Pengamatan

PERTUMBUHAN DAN EFISIENSI PAKAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) YANG DIBERI PAKAN BUATAN BERBASIS KIAMBANG

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2015 selama 50

PENAMBAHAN ENZIM PAPAIN PADA PAKAN KOMERSIAL TERHADAP RETENSI PROTEIN DAN EFISIENSI PAKAN IKAN SIDAT (Anguilla bicolor)

Pengaruh Pemberian Dosis Pakan Otohime yang Berbeda terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Kerapu Bebek di BPBILP Lamu Kabupaten Boalemo

BAB 4. METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

SIDANG TUGAS AKHIR SB

Jl. Prof. Dr. Soemantri Brodjonegoro No. 1 Bandar Lampung Surel: ABSTRACT

Nike: Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Volume 3, Nomor 1, Maret 2015

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50

BAB III BAHAN DAN METODE

PEMBERIAN PAKAN PELET DAN BAHAN BAKU LOKAL TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Jolanda Sitaniapessy 1

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama 40 hari pada bulan Agustus sampai dengan

RESPONS PERTUMBUHAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus) YANG DIBERI PAKAN BUATAN BERBASIS LIMBAH SAYURAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

PENGARUH SUBTITUSI PARSIAL TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG TULANG TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus.

Penambahan Lisin Pada Pakan Komersial Terhadap Retensi Protein Dan Retensi Energi Ikan Bawal Air Tawar (Colossoma Macropomum)

BAB III BAHAN DAN METODE

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN ALAMI DAN PAKAN BUATAN TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN BETUTU (Oxyeleotris marmorata Bleeker)

II. BAHAN DAN METODE. Bahan Pakan

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG IKAN RUCAH TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GESIT (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG IKAN RUCAH TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GESIT (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

III. BAHAN DAN METODE

Pengaruh Pemotongan Sirip Terhadap Pertumbuhan Panjang Tubuh Ikan Mas (Cyprinus carpio L.)

3 METODE PENELITIAN A2B2 (37;11) A2B1 (37;9) A1B2 (33;11) Tepung ikan

METODE PENELITIAN Persiapan Penelitian Penelitian Pendahuluan Tahap 1 Waktu dan Tempat

Udayana, Denpasar. Alamat (Diterima Juli 2017 /Disetujui September 2017) ABSTRAK

Tingkat Kelangsungan Hidup

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2011 bertempat di. Balai Budidaya Ikan Hias, Natar, Lampung Selatan.

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Alat dan Bahan 2.2 Tahap Penelitian

Erlina Dwi Tunggal Spikadhara, Sri Subekti dan Moch. Amin Alamsjah.

PENGARUH PADAT TEBAR TINGGI DENGAN PENGUNAAN NITROBACTER TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE (Clarias sp.) FENLYA MEITHA PASARIBU

Gambar 2. Grafik Pertumbuhan benih ikan Tagih

Tingkat Penggunaan Limbah Laju Pertumbuhan %

II. BAHAN DAN METODE

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2013 di Balai Benih Ikan (BBI)

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Tahap Penelitian 2.2 Prosedur Kerja Penelitian Pendahuluan Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Selama Pemuasaan

PENGARUH JARAK TANAM DAN POSISI RUAS STEK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureum) SKRIPSI

PENGARUH PERBEDAAN PENGOLAHAN LIMBAH IKAN SEBAGAI BAHAN PAKAN LARVA IKAN LELE (Clarias gariepinus) Hatta.

J. Aquawarman. Vol. 3 (1) : April ISSN :

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Grafik pertumbuhan benih C. macropomum yang dihasilkan selama 40 hari

II. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan selama 2 bulan pada bulan Februari-April 2015,

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan gurami

PERGANTIAN PAKAN TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN PANJANG LARVA IKAN SEPAT COLISA (Trichogaster lalius)

II. METODELOGI 2.1 Waktu dan Tempat 2.2 Alat dan Bahan 2.3 Tahap Penelitian

Pengaruh Pemberian Viterna Plus dengan Dosis Berbeda pada Pakan terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Lele Sangkuriang di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo

SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG CACING TANAH DALAM PAKAN UNTUK PERTUMBUHAN DAN EFISIENSI PAKAN IKAN BAUNG (Mystus nemurus CV ABSTRAK

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

INFLUENCES OF Azolla sp. DENSITY TO WATER QUALITY PARAMETERS AND GROWTH OF AFRICAN CATFISH (Clarias gariepinus) IN WATER CLOSED SYSTEM ABSTRACT

PENGARUH TEKNIK ADAPTASI SALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN PATIN, Pangasius sp.

282 Jurnal Perikanan (J. FISH. Sci) X (2) : ISSN:

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada tanggal 26 Maret - 25 April 2012 di Laboratorium

PENDAHULUAN. Kesadaran dan pengetahuan masyarakat semakin meningkat tentang. manfaat ikan sebagai bahan makanan dan kesehatan menyebabkan tingkat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2014 bertempat

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 2 Oktober sampai 10 November 2014,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli hingga Agustus 2011 yang bertempat di

PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP IKAN BETOK (Anabas testudineus) YANG DIPELIHARA PADA SALINITAS BERBEDA

III. BAHAN DAN METODE

Pengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher)

AGROVETERINER Vol.5, No.2 Juni 2017

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

PENGARUH TINGKAT SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG MAGGOT TERHADAP KOMPOSISI KIMIA PAKAN DAN TUBUH IKAN BANDENG (Chanos chanos Forsskal)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan bulan Nopember

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Mei sampai Bulan Juli 2013

PENGARUH FOTOPERIODE TERHADAP PERTUMBUHAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) ABSTRAK

BAB III BAHAN DAN METODE. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT. Peta Akuarium, Bandung pada bulan April hingga Mei 2013.

Lampiran 1. Tata Letak Wadah Penelitian

ZIRAA AH, Volume 42 Nomor 2, Juni 2017 Halaman e - ISSN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA

LAJU PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN BOTIA

GRANT OF SILK WORMS FEED (Tubifex sp) AND GOLDEN SNAIL (Pomacea canaliculata, L) ON GOING CONCERN AND GROWTH OF SEED GOLDFISH KOI (Cyprinus carpio, L)

1) Staf Pengajar pada Prog. Studi. Budidaya Perairan, Fakultas

PENGARUH PADAT TEBAR TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU PERTUMBUHAN IKAN MASKOKI (Carassius auratus) YANG DIPELIHARA DENGAN SISTEM RESIRKULASI

EVALUASI MUTU MI INSTAN YANG DIBUAT DARI PATI SAGU LOKAL RIAU. Evaluation on the Quality of Instant Noodles Made From Riau Sago Starch

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan pada bulan September-Oktober 2013,

Pembesaran Benih Ikan Sidat dengan Jenis Pakan yang Berbeda

Transkripsi:

Journal of Marine and Coastal Science, 1(1), 45 52, 2012 KOMBINASI CACING SUTERA (Tubifex sp.) KERING DAN TEPUNG Chlorella sp. SEBAGAI PAKAN TAMBAHAN PADA PERTUMBUHAN DAN RETENSI PROTEIN BENIH IKAN BANDENG (Chanos chanos) THE COMBINATION OF DRIED SLUDGE WORMS (Tubifex sp.) AND Chlorella sp. POWDER AS A FEED SUPPLEMENT ON GROWTH RATE AND PROTEIN RETENTION OF SEED MILKFISH (Chanos chanos) Natricia Waseanti Kawania, Kusnoto dan Moch. Amin Alamsjah Fakultas Perikanan dan Kelautan - Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo Surabaya 60115 Telp. 031-5911451 Abstract The purpose of this study was to determine the effect of the combination of dried sludge worms (Tubifex sp.) and Chlorella sp. powder as feed supplement to the growth and protein retention of seed milkfish (Chanos Chanos). The research method used was experimental with Completely Randomized Design (CRD) with six treatments and four replications. The treatments used were (A) pellet + feed supplements (dried Tubifex sp. 100%), (B) pellet + feed supplements (dried Tubifex sp. 75% + Chlorella sp. powder 25%), (C) pellet + feed supplements (dried Tubifex sp. 50% + Chlorella sp. powder 50%), (D) pellet + feed supplements (dried Tubifex sp. 25% + Chlorella sp. powder 75%), (E) pellet + feed supplement (Chlorella sp. powder 100%) and (F) pellets as a control. The main parameters observed are the growth and protein retention. Supporting the observed parameter is the water quality. Analysis of data using Analysis of Variance (Anova) and to know the difference between the treatment done Duncan Multiple range test. The results showed that administration of a combination of dried sludge worms (Tubifex sp.) and Chlorella sp. powder as feed supplement to influence significantly different (p<0.05) against the retention of the protein but not significantly different to the growth of seed fish (p> 0.05). the best protein retention in treatment D(57.69%), then successively followed by treatment A(46.55%), B(45.75%), C(31.34%), E(31.16% ) and F(6.98%). Water quality is a medium maintenance milkfish temperature of 26-28ºC, salinity 15-18 ppt, ph 8, dissolved oxygen 5-8 mg/l and ammonia from 0 mg/l. Keywords : Tubifex sp., Chlorella sp., growth rate, protein retention, milkfish seeds (Chanos chanos). Pendahuluan Total delapan ikan budidaya utama, ikan bandeng (Chanos chanos) berada di urutan teratas dengan produksi mencapai 550 ribu ton pada tahun 2008 dan ditargetkan mencapai 822 ribu ton pada tahun 2009 atau mengalami peningkatan 45

Natricia Waseanti Kawania, dkk. 41,15% (Kordi, 2010). Produksi ikan bandeng belum mampu memenuhi kebutuhan pasar (Tim Karya Tani Mandiri, 2011). Produksi benih bandeng dapat ditingkatkan dengan meningkatkan ketersediaan benih dari hatchery. Budidaya bandeng intensif tidak terlepas dari ketersediaan pakan buatan yang mencukupi dalam jumlah dan mutunya serta penambahan input berupa pakan tambahan untuk mempercepat laju pertumbuhan ikan (Kordi, 2010). Dalam budidaya ikan bandeng, peningkatan sistem budidaya juga harus diikuti peningkatan padat tebar yang tinggi dan penggunaan pakan tambahan sebagai suplemen karena pakan alami yang tersedia dalam tambak sangat terbatas (Rakhimaniar, 2010). Pakan tambahan berupa suplemen dapat diberikan dari kombinasi dua jenis pakan alami yang cukup potensial, yaitu cacing sutera (Tubifex sp.) kering dan tepung Chlorella sp. Tubifex sp. mempunyai kandungan protein yang tinggi (Bardach et al., 1972 yang dikutip oleh Wibowo, 1991) yaitu sebesar 52% sebelum pengeringan dan 50% setelah menjadi Tubifex sp. kering (Unit Layanan Pemeriksaan Laboratoris Konsultasi dan Pelatihan Departemen Pendidikan Nasional Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga, 2011). Pada sisi lain, tepung Chlorella sp. juga sangat cocok diberikan sebagai suplemen pakan untuk ikan, mengingat Chlorella sp. merupakan salah satu jenis phytoplankton sebagai sumber protein sel tunggal dan mengandung Chlorella Growth Factor (CGF) yang dapat merangsang pertumbuhan dan memperbaiki kerusakan-kerusakan jaringan serta mengaktivasi sistem kekebalan (Asni, 2000). Dengan melihat kandungan Tubifex sp. kering dan tepung Chlorella sp. bagi ikan sebagai feed supplement dapat digunakan untuk meningkatkan kecepatan pertumbuhan benih ikan bandeng. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh kombinasi cacing sutera (Tubifex sp.) kering dan tepung Chlorella sp. sebagai pakan tambahan (feed supplement) terhadap peningkatan pertumbuhan benih ikan bandeng (Chanos chanos)? Dan mengetahui pengaruh kombinasi cacing sutera (Tubifex sp.) kering dan tepung Chlorella sp. sebagai pakan tambahan (feed supplement) terhadap peningkatan retensi protein benih ikan bandeng (Chanos chanos). 46

Kombinasi Cacing Sutera (Tubifex sp.) Kering Materi dan Metodologi Penelitian dilakukan di Laboratorium Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Surabaya. Analisis proksimat protein pakan dan protein tubuh ikan bandeng dilakukan di Laboratorium Pakan Ternak Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Surabaya. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2011. Peralatan yang digunakan dalam penelitian adalah akuarium sebanyak 24 buah yang berukuran 40x20x25 cm 3, selang aerasi, batu aerasi, blower aerasi, selang sipon, seser, timbangan digital, penggaris, ph paper, refraktometer, O 2 test kit, ammonia test kit dan termometer. Bahan penelitian antara lain : benih ikan bandeng (Chanos chanos) dengan ukuran panjang 3 5 cm dan berat antara 0,2 0,6 gram, air payau (salinitas antara 15 18 ppt), pelet, Tubifex sp. kering, tepung Chlorella sp. dan progol. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan yaitu A = pelet + suplemen pakan (Tubifex sp. kering 100%); B = pelet + suplemen pakan (Tubifex sp. kering 75% + tepung Chlorella sp. 25%); C = pelet + suplemen pakan (Tubifex sp. kering 50% + tepung Chlorella sp. 50%); D = pelet + suplemen pakan (Tubifex sp. kering 25% + tepung Chlorella sp. 75%); E = pelet + suplemen pakan (tepung Chlorella sp. 100%); F (kontrol) = pellet, yang diulang sebanyak empat kali. Progol 10% dari total pakan yang akan dibuat dilarutkan dengan air hangat sebanyak 35 40% dari bobot total pakan yang akan dibuat (Afrianto dan Evi, 2005) yang kemudian berguna sebagai perekat suplemen pakan ini. Tubifex sp. kering yang telah dihancurkan menjadi bubuk (tepung) dicampurkan dengan tepung Chlorella sp. dengan dosis persentase sesuai perlakuan yang berbeda-beda. Dicampur secara merata dan ditambahkan progol yang telah dilarutkan terlebih dahulu. Apabila bahan telah tercampur semua secara merata maka bahan-bahan ini dimasukkan dan disusun rapi ke dalam cetakan. Terakhir, dikeringkan dengan menggunakan Dry Heat Sterilizer Oven dengan suhu 60 o C selama 24 jam sehingga dapat mengurangi kadar air akibat penambahan air tersebut. Bahan baku suplemen pakan yang akan digunakan, tubuh benih ikan bandeng awal serta campuran kombinasi suplemen pakan yang telah jadi 47

Natricia Waseanti Kawania, dkk. dilakukan analisis proksimat protein terlebih dahulu untuk mengetahui kandungan proteinnya, yang hasilnya terdapat pada Tabel 5. Tabel 5. Kandungan Protein Bahan Baku Suplemen Pakan, Tubuh Benih Ikan Bandeng Awal dan Campuran Kombinasi Suplemen Pakan Jenis Sampel Bahan Kering (%) Kandungan Protein (%) Kandungan Protein Bahan kering 100% Pelet 90,6839 34,8978 38,4829 Tepung Chlorella sp. - 19,0217 - A (Tubifex kering) 93,6936 47,4646 50,6594 B (Tubifex kering 75% + 92,3076 34,6002 37,4836 tepung Chlorella sp. 25%) C (Tubifex kering 50% + 93,1818 28,7615 30,8660 tepung Chlorella sp. 50%) D (Tubifex kering 25% + tepung Chlorella sp. 75%) 85,7451 26,8785 31,3470 E (tepung Chlorella sp. 86,9643 19,2893 22,1807 100%) Ikan bandeng awal 17,9818 14,3793 79,9659 Keterangan : Hasil analisis proksimat protein Unit Layanan Pemeriksaan Laboratoris, Konsultasi dan Pelatihan, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga Parameter utama pada penelitian ini adalah pertumbuhan ikan dan retensi protein benih ikan bandeng. (ln Wt ln Wo) Laju pertumbuhan harian (%) = x 100% t keterangan : Wt = Berat rata-rata ikan pada waktu ke-t (g) Wo = Berat rata-rata ikan pada waktu awal t = 0 (g) t = Lama pemeliharaan (hari) Pertumbuhan panjang mutlak adalah selisih antara panjang ikan pada awal dan akhir penelitian (Effendie, 1997). L M = TL 1 TL 0 keterangan : L M = Pertumbuhan panjang mutlak (cm) TL 1 = Panjang rata-rata pada akhir pemeliharaan (cm) TL 0 = Panjang rata-rata pada awal pemeliharaan (cm) Bobot protein tubuh akhir (g) bobot protein tubuh awal (g) RP = x100% Total protein pakan yang diberikan 48

Kombinasi Cacing Sutera (Tubifex sp.) Kering Analisis statistik menggunakan Analysis of Varian (ANOVA) untuk mengetahui pengaruh perlakuan, sedangkan untuk membandingkan pengaruh perlakuan dilanjutkan Uji Jarak Berganda Duncan (Kusriningrum, 2009). Hasil dan Pembahasan Hasil uji statistik menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pakan tambahan (feed supplement) dari kombinasi Tubifex sp. dan tepung Chlorella sp. dengan persentase yang berbeda menghasilkan laju pertumbuhan harian dan pertumbuhan panjang mutlak benih ikan bandeng yang tidak berbeda nyata (p>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan dengan memberikan pakan tambahan (feed supplement) tidak terlalu memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan benih ikan bandeng, baik pertambahan berat badan maupun pertambahan panjang. Hal tersebut menunjukkan bahwa penggunaan Tubifex sp. kering dan tepung Chlorella sp. sebagai pakan tambahan tidak dapat menunjukkan laju pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan penggunaan pelet sebagai kontrol. Cepat tidaknya pertumbuhan ikan, ditentukan oleh banyaknya protein yang dapat diserap dan dimanfaatkan oleh tubuh sebagai zat pembangun (Buwono, 2000). Hal ini menerangkan bahwa dalam penelitian ini protein yang berasal dari pakan yang diberikan terlebih dahulu dimanfaatkan ikan untuk kebutuhan metabolisme sehari-hari kemudian bila berlebih, diserap dan disimpan dalam tubuh yang dikenal dengan istilah retensi, dan yang terakhir untuk proses pertumbuhan. Pemberian pakan tambahan (feed supplement) dari kombinasi Tubifex sp. dan tepung Chlorella sp. dengan persentase yang berbeda menghasilkan perbedaan yang nyata (p<0,05) terhadap rata rata retensi protein pada benih ikan bandeng. Hasil uji Jarak Berganda Duncan (Duncan s Multiple Range Test), diketahui bahwa retensi protein tertinggi adalah perlakuan D(57,69%) yang tidak berbeda nyata (p>0,05) dengan perlakuan A(46,55%), B(45,75%), C(31,34%) dan E(31,16%). Retensi protein terendah adalah perlakuan F(6,98%) yang tidak berbeda nyata (p>0,05) dengan perlakuan C(31,34%) dan E(31,16%). Perlakuan A(46,55%), B(45,75%) dan D(57,69%) berbeda nyata (p<0,05) dengan perlakuan F(6,98%). Retensi protein merupakan banyaknya protein dari pakan yang 49

Natricia Waseanti Kawania, dkk. dikonsumsi dan diretensi oleh benih ikan bandeng dibandingkan dengan jumlah protein pakan yang diberikan. Efisiensi penggunaan pakan oleh ikan menunjukkan nilai (presentase) pakan yang dapat dimanfaatkan oleh tubuh ikan. Masing masing perlakuan pemberian pakan tambahan dari kombinasi Tubifex sp. kering dan tepung Chlorella sp. memberikan pengaruh yang berbeda terhadap retensi proteinnya, perbedaan kadar protein dalam pakan ikan yang diberikan nilainya tidak memiliki selisih yang cukup jauh, tetapi memiliki perbedaan dalam proses memanfaatkan penyerapan protein dari setiap perlakuan dalam pakan yang diberikan. Perbedaan ini lah yang menerangkan bahwa hasil perhitungan data nilai retensi protein yang tidak menampakkan selisih yang cukup jauh antar perlakuan tetapi menunjukkan hasil perberbedaan yang signifikan dengan hasil biologis ikan dalam memanfaatkan penyerapan protein dari setiap perlakuan dalam pakan yang diberikan. Hasil perhitungan data hanya dapat menerangkan gambaran keadaan nilai yang tidak dapat diartikan sebagai keadaan tubuh ikan sebenarnya, sedangkan hasil biologis adalah hasil gambaran keadaan sebenarnya didalam tubuh benih ikan bandeng tersebut. Nilai perhitungan data dapat membantu dalam menerangkan keadaan ikan pada setiap perlakuan. Berdasarkan perhitungan data dapat dilihat bahwa nilai rata rata retensi protein tertinggi didapat pada perlakuan D dengan perlakuan pemberian pelet + feed supplement (Tubifex sp. kering 25% + tepung Chlorella sp. 75%) yaitu sebesar 57,69%. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian pakan dengan kadar protein 37,06% pada benih ikan bandeng dapat memberikan nilai retensi protein sebesar 57,69%. Hal ini dapat diartikan bahwa setiap 37,06 gram protein pakan yang dikonsumsi, dapat dimanfaatkan oleh tubuh ikan bandeng bagi pertumbuhannya sebesar (0,5769 x 37,06 gram) atau 21,38 gram. Perlakuan A(46,55%), B(45,75%) dan F(6,98%), menghasilkan nilai retensi protein yang lebih rendah dari pada perlakuan D(57,69%). Padahal nilai kadar protein pakan yang diberikan lebih tinggi dibandingkan kadar protein pakan pada protein perlakuan D, hal ini diduga karena ikan tidak mampu menyimpan kelebihan protein tersebut, akan tetapi kelebihan kadar protein ini dikatabolisme yang akhirnya diekskresikan menjadi ammonia. Semakin banyak protein yang 50

Kombinasi Cacing Sutera (Tubifex sp.) Kering dikatabolisme maka akan meningkatkan energi untuk mengoksidasi kelebihan asam amino yang akhirnya akan meningkatkan amonia yang diproduksi. Buwono (2000) menyatakan bahwa laju ekskresi ammonia meningkat dengan cepat sebagai respon terhadap penambahan protein pakan. Kualitas air merupakan salah satu faktor penting dalam pertumbuhan ikan. Kualitas air yang diukur pada penelitian ini meliputi suhu, salinitas, ph, oksigen terlarut dan ammonia. Ammonia selama penelitian berada tetap pada angka 0 mg/l. Menurut Ahmad dkk., (1999), tentang budidaya bandeng secara intensif bahwa kadar ammonia terukur yang dapat menyebabkan kematian adalah lebih dari >0,1 mg/l. Dengan demikian kandungan ammonia pada pemeliharaan benih ikan bandeng masih memenuhi persyaratan. Suhu selama penelitian berkisar antara 26-28 C. Kisaran ini layak untuk benih ikan bandeng. Ikan bandeng dapat beradapatasi pada suhu 28-32 C (Ahmad dkk., 1999). Dengan demikian kisaran suhu pada pemeliharaan ikan bandeng masih memenuhi persyaratan. Hasil pengukuran ph menunjukkan tetap pada angka 8. Nilai ph untuk pemeliharaan ikan bandeng adalah 7 8,5 (SNI:01-6150-1999). Dengan demikian kisaran ph pada pemeliharaan ikan bandeng masih memenuhi persyaratan. Oksigen terlarut selama penelitian berada dalam kisaran 5-8 mg/l. Menurut SNI:01-6150-1999, tentang produksi benih ikan bandeng (Chanos chanos, Forsskal) kelas benih, oksigen minimal yang dibutuhkan oleh ikan bandeng sebesar 5,0 ppm. Dengan demikian oksigen terlarut pada pemeliharaan ikan bandeng masih memenuhi persyaratan. Kesimpulan Pemberian kombinasi Tubifex sp. kering dan tepung Chlorella sp. sebagai pakan tambahan dengan persentase yang berbeda tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan benih ikan bandeng (C. chanos) dan memberikan pengaruh yang nyata terhadap retensi protein benih ikan bandeng (C. chanos). Nilai retensi protein tertinggi diperoleh pada perlakuan D(57,69%) dan nilai terendah pada perlakuan F(6,98%). 51

Natricia Waseanti Kawania, dkk. Daftar Pustaka Afrianto E. dan Evi L. 2005. Pakan Ikan. Kanisius. Yogyakarta. Ahmad Taufik dkk. 1999. Budidaya Bandeng Secara Intensif. Penebar Swadaya. Jakarta. Asni, 2000. Pengaruh Penambahan Serbuk Chlorella pyrenoidosa Strain Lokal (INK) Terhadap Mutu Organoleptik dan Kimia Minuman Teh. http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/22338/c00asn.pdf?s equence=2. 10 Juni 2011. Buwono, I.D. 2000. Kebutuhan Asam Amino Esensial Dalam Ransum Ikan. Kanisius. Yogyakarta. Kordi, K.M.G.H. 2010. Budidaya Ikan Bandeng Untuk Umpan. Akademia. Jakarta. Kusriningrum, R.S. 2009. Buku Ajar Perancangan Percobaan. Dani Abadi. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga. Surabaya. Rakhimaniar, N. 2010. Teknik Budidaya Ikan Bandeng (Chanos chanos) Teknologi Progresif di Stasiun Lapangan Praktek Akademi Perikanan Sidoarjo Desa Pulokerto Kecamatan Keraton Kabupaten Pasuruan Jawa Timur. PKL. Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga. Surabaya. SNI : 01-6150 1999. Produksi Benih Ikan Bandeng (Chanos chanos Forsskal) kelas benih. Tim Karya Tani Mandiri, 2011. Pedoman Budidaya Beternak Ikan Bandeng. Nuansa Aulia. Bandung. Wibowo, T.A. 1991. Tubifex sp. Kering Beku Dalam Kemasan Vakum Film Polyvinil Chloride, Polyethylene dan Oriented Polypropylene. file:///j:/jurnal%20skripsi/40022.htm. 8 Juni 2011. 52