BAB I PENDAHULUAN. pembangunan suatu negara. Tanpa pendidikan suatu negara akan tertinggal jauh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di. pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara

BAB I PENDAHULUAN. tingkat ASEAN sudah jauh tertinggal dari Singapura, Brunei, Malaysia, Thailand

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Berdasarkan Undang-undang No. 20 pasal ke-3 (2003)

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

1. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan rekayasa mengendalikan belajar (learning) guna

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu modal pembangunan karena sasarannya

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Pemerintah Indonesia merumuskan dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah pilar kehidupan suatu bangsa. Masa depan suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Secara umum pendidikan dipandang sebagai faktor utama dalam bidang

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Pendidikan Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

I. PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan dan mengantisipasi berbagai kemungkinan

BAB I PENDAHULUAN NURUL FITRI ISTIQOMAH,2014

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan masyarakat Indonesia di era globalisasi ini,

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. teknologi, budaya serta nilai-nilai yang positif yang ada dari satu generasi ke

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan secara umum. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapinya dan mampu untuk melakukan sesuatu yang baru. untuk menunjang kemajuan kehidupan, baik bagi diri dan bangsanya.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan di bidang pendidikan sebagai salah satu bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab. I, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. kajian yang tidak pernah berhenti, dan upaya ke arah pendidikan yang lebih baik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Isni Agustiawati,2014

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kemampuan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

umum yang muncul adalah rendahnya mutu kegiatan belajar siswa seperti adanya siswa yang ingin mencapai target hanya sekedar lulus dalam sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dalam sistem pendidikan nasional termuat dalam UU Sisdiknas, yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menentukan berkembangnya suatu Negara ialah

BAB I PENDAHULUAN. secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi untuk:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pendidikan memang sangatlah penting bagi kita, menurut UUD

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

1.1. Latar Belakang Masalah. Suatu bangsa memerlukan sumber daya manusia yang berkualitas untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kedudukan guru mempunyai arti penting dalam pendidikan. Arti penting itu bertolak

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. merupakan satu usaha yang sangat penting dan dianggap pokok dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses panjang dan berkelanjutan untuk

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

I. PENDAHULUAN. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus-menerus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Ilham Taufik Effendi, 2015 PENGARUH MINAT BELAJAR, LINGKUNGAN BELAJAR, DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan biasanya berawal saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup. Menurut M.J.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

pengetahuan dan teknologi perlu adanya pembaharuan dalam sistem pendidikan secara terarah dan terencana maka Undang-Undang Republik Indonesia No 20

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional pada Undang- Undang RI No. 20 tahun 2003, Triana, 2015:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Anissa Dwi Ratna Aulia, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan, setiap siswa difasilitasi, dibimbing dan dibina untuk

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembukuan Undang-Undang Dasar 1945, secara fundamental merupakan pernyataan dan tekad untuk membangun bangsa. Salah satu wujud nyata yang harus ditempuh dalam merealisasikan tekad tersebut adalah melalui konsep pencerdasan kehidupan bangsa yang erat kaitannya dengan norma kehidupan. Aspek pendidikan yang dimiliki seseorang menggambarkan taraf hidup orang tersebut, dan sekolah merupakan salah satu wadah dimana masyarakat dapat mengenyam pendidikan. Pendidikan menduduki posisi penting karena sasarannya adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia yang tinggi menjadi salah satu komponen pendukung paling utama bagi keberhasilan pembangunan suatu negara. Tanpa pendidikan suatu negara akan tertinggal jauh dari negara lain. Kemajuan di berbagai bidang dapat dicapai melalui proses pendidikan. Melalui proses pendidikan, suatu bangsa dapat mencapai tujuantujuan yang diinginkan, baik untuk mencerdaskan kehidupan bangsa maupun untuk menumbuhkembangkan watak dan kepribadian bangsa. Berdasarkan Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, pada pasal 3 dijelaskan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

2 Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dalam proses pendidikan di setiap jenjang, prestasi belajar merupakan salah satu ukuran keberhasilan seseorang. Pada proses pembelajaran, siswa tidak hanya diharapkan mempelajari suatu materi pelajaran dan mengingatnya selama sekian lama, tetapi juga memperluas fokusnya, yakni mengembangkan pembelajaran untuk menumbuhkan dan mengases pembelajaran yang bermakna dengan mengembangkan proses-proses kognitif yang melampaui mengingat. Dengan kemampuan retensi yang fokusnya ialah mengingat, diharapkan juga siswa mampu menumbuhkan kemampuan mentransfer. Seperti dikemukakan Anderson dan Krathwohl (2010:105) pada kemampuan mentransfer, ditekankan di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi ialah memahami. Dengan kemampuan mentransfer ini siswa tidak hanya diharapkan untuk mengingat, namun juga untuk memahami dan menggunakan apa yang telah ia pelajari, sehingga pada akhirnya prestasi belajar yang diharapkan akan maksimal. Pemahaman merupakan kemampuan menerangkan sesuatu dengan kata-kata sendiri, mengenali sesuatu yang dinyatakan dengan kata-kata yang berbeda dengan yang terdapat dalam buku teks, menginterpretasi atau menarik kesimpulan, misalnya dari tabel atau data, grafik, dan sebagainya. Siswa yang memiliki pemahaman konsep yang baik mampu mengungkapkan suatu materi dengan kalimat sendiri dan mampu mengaplikasikannya. Tidak sedikit siswa SMA menyebutkan bahwa mata pelajaran akuntansi dianggap sulit, dengan perhitungan dan cara menganalisis transaksi. Berdasarkan data yang diperoleh, yaitu di SMA Negeri 6 Bandung kelas XI IPS Semester

3 Ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012 menunjukkan bahwa nilai rata-rata mata pelajaran akuntansi adalah sebesar 65,65 yang berarti belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah ditentukan sekolah yaitu sebesar 70 untuk mata pelajaran akuntansi. Berikut adalah data jumlah siswa yang mencapai dan belum mencapai KKM kelas XI IPS di SMA Negeri 6 Bandung. Tabel 1.1 Jumlah Siswa yang Mencapai dan Belum Mencapai KKM Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Periode Semester Ganjil 2011/2012 SMA N 6 Bandung No. Kelas Jumlah Siswa 1 XI IPS 1 39 orang 2 XI IPS 2 38 orang Jumlah Siswa yang Mencapai KKM (Persentase) 6 orang (15,38%) 23 orang (60,53%) Jumlah Siswa yang Belum Mencapai KKM (Persentase) 33 orang (84,61%) 15 orang (39,47%) 3 XI IPS 3 37 orang Jumlah Siswa 8 orang (21,62%) 29 orang (78,38%) 114 37 orang 77 orang Persentase 100% 32% 68% Sumber: Guru Akuntansi SMA Negeri 6 Bandung sudah diolah Berdasarkan data pada tabel 1.1, dapat dilihat bahwa persentase jumlah siswa yang mencapai nilai KKM di kelas XI IPS 1 mencapai 15,38%, kelas XI IPS 2 60,53%, dan kelas XI IPS 3 sebesar 21,62%. Terlihat bahwa pada kelas XI IPS 1 dan 3 tertinggal jauh. Idealnya jumlah siswa yang mencapai KKM sebesar 100% sesuai yang diharapkan, sedangkan dilihat dari jumlah siswa keselurahan yaitu 114 orang yang diindikasikan memahami materi mencapai 32%. Jika hal

4 tersebut dibiarkan berlarut, dikhawatirkan pemahaman siswa terhadap materi kurang optimal yang nantinya berdampak kepada rendahnya mutu lulusan yang dihasilkan. Kondisi demikian dapat disebabkan oleh beberapa faktor, baik faktor internal (dari dalam siswa), maupun faktor eksternal (dari luar siswa). Sesuai dengan apa yang diungkapkan Dalyono (2009:55) mengenai faktor yang mempengaruhi belajar, yaitu (1) Internal: Kesehatan, inteligensi dan bakat, minat dan motivasi, cara belajar; (2) Eksternal: Keluarga, sekolah yang terdiri dari lingkungan dan guru, masyarakat, dan lingkungan sekitar. Prestasi belajar tidak hanya ditunjukkan melalui nilai belajar, namun juga dari pemahaman siswa tentang materi yang diterimanya selama proses pembelajaran. Pemahaman termasuk ke dalam ranah kognitif, dimana ranah kognitif ini merupakan salah satu jenis prestasi belajar. Sebagaimana diungkapkan Syah (2008:151) bahwa jenis prestasi meliputi ranah kognitif, afektif, psikomotor, dimana ranah kognitif meliputi pengamatan, ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, dan sintesis. Pemahaman sangatlah penting dalam proses belajar yang tingkatannya lebih tinggi daripada mengingat. Menurut Anderson dan Krathwohl (2010:105) siswa dikatakan memahami bila mereka dapat mengkonstruksi makna dari pesan-pesan pembelajaran, baik yang bersifat lisan, tulisan ataupun grafis, yang disampaikan melalui pengajaran, buku, atau layar komputer. Belajar pada tahap pemahaman adalah belajar bermakna, dimana dalam tahap ini siswa mengaitkan gagasan yang baru dengan pengetahuan terdahulu yang relevan,

5 sehingga siswa tidak hanya mengingat suatu materi pelajaran namun juga mengerti betul dan dapat mengaplikasikannya. Salah satu faktor dari luar siswa yang paling berpengaruh ialah guru. Dalam keseluruhan proses pendidikan dan proses belajar mengajar di sekolah, guru memegang peranan utama. Guru menempati posisi yang cukup sentral untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan, sehingga dapat dengan mudah mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran secara optimal. Dengan demikian, dalam diri seorang guru dituntut untuk memiliki kemampuan atau kompetensi yang diperlukan sebagai pendidik, pengajar dan pelatih agar dalam proses pembelajaran dapat memberikan kualitas maksimal. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 10 Ayat (1) menjelaskan yang dimaksud kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. Hal ini juga dipertegas dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru pasal 3 ayat 7: Kompetensi profesional sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan kemampuan Guru dalam menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan budaya yang diampunya yang sekurangkurangnya meliputi penguasaan: a. Materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu; dan b. Konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi atau seni yang relevan, yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu. Kompetensi profesional menuntut seorang guru untuk menguasai materi yang diharapkan dapat dipahami oleh siswa dengan mudah. Sebagaimana

6 diungkapkan oleh Biggs (Syah, 2008: 182) seorang pakar psikologi kognitif, yang menyatakan bahwa: Terdapat tiga pengertian konsep mengajar: 1. Pengertian kuantitatif, mengajar berarti the transmission of knowledge, yakni penularan pengetahuan. Dalam hal ini, guru perlu menguasai pengetahuan bidang studinya dan menyampaikannya kepada siswa dengan sebaik-baiknya supaya siswa dapat menyerap apa yang disampaikan dan dimaksud oleh guru. 2. Pengertian institusional. Mengajar berarti... the efficient orchestration of teaching skills, yakni penataan segala kemampuan mengajar secara efisien. 3. Pengertian kualitatif. Mengajar berarti the facilitation of learning, yakni upaya membantu memudahkan kegiatan belajar siswa. Dalam hal ini guru berinteraksi sedemikian rupa dengan siswa, yakni agar siswa belajar dalam arti membentuk makna dan pemahamannya. Oleh karena itu, kemampuan profesional guru sangatlah penting, dimana menuntut seorang guru menguasai mata pelajaran yang diampunya dengan fasih dan lancar supaya dapat disampaikan secara jelas kepada siswa guna meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yang diberikan. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh terhadap fenomena yang telah diuraikan, oleh karena itu penulis mengajukan penelitian dengan judul: Pengaruh Kompetensi Profesional Guru terhadap Tingkat Pemahaman Siswa pada Mata Pelajaran Akuntansi di SMA Negeri 6 Bandung (Studi Kasus Kelas XI IPS).

7 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahannya dirumuskan sebagai berikut: 1) Bagaimana kompetensi profesional guru mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 6 Bandung. 2) Bagaimana tingkat pemahaman siswa dalam mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 6 Bandung. 3) Bagaimana pengaruh kompetensi profesional guru terhadap tingkat pemahaman siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 6 Bandung. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai seberapa besar pengaruh kompetensi profesional guru terhadap tingkat pemahaman siswa. 1.3.2 Tujuan Penelitian Tujuan yang diharapkan dapat dicapai dalam penelitian ini adalah: 1) Mengetahui kompetensi profesional guru mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 6 Bandung. 2) Mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 6 Bandung. 3) Mengetahui pengaruh kompetensi profesional guru terhadap tingkat pemahaman siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 6 Bandung.

8 1.4 Kegunaan Penelitian Dari informasi yang ada, penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan sebagai berikut: 1.4.1 Secara Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap perkembangan ilmu, khususnya mengenai pengaruh kompetensi profesional guru terhadap tingkat pemahaman siswa. Selain itu juga dapat dijadikan bahan kajian dan pengembangan lebih lanjut untuk penelitian berikutnya. 1.4.2 Secara Praktis a. Bagi sekolah: 1) Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pengembangan kualitas pembelajaran pada mata pelajaran akuntansi di SMA Negeri 6 Bandung. 2) Sebagai acuan bagi guru dalam berinteraksi dengan siswanya, sehingga diharapkan tingkat pemahaman siswa meningkat secara optimal. 3) Menjadi umpan balik terhadap kegiatan belajar mengajar yang telah diberikan di sekolah yang bersangkutan, yaitu di SMA Negeri 6 Bandung. b. Bagi Penulis: 1) Sebagai penambah wawasan ilmu pengetahuan di bidang kependidikan.

9 2) Memberikan pengalaman berharga dengan mengetahui kondisi nyata di lapangan, sehingga dapat membandingkannya dengan teori yang didapat selama perkuliahan.