II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman nanas merupakan tanaman yang telah lama dikenal dikalangan

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. daun-daun kecil. Kacang tanah kaya dengan lemak, protein, zat besi, vitamin E

GULMA AULIA RAHMAN ( )

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia produksi nanas memiliki prospek yang baik. Hal ini dilihat dari

I. PENDAHULUAN. Tanaman hias merupakan salah satu produk hortikultura yang saat ini mulai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. : Spermatophyta. : Monocotyledonae. Species : Allium ascalonicum L.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Genus Hevea terdiri dari berbagai spesies, yang keseluruhannya berasal dari lembah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibudidayakan. Padi termasuk dalam suku padi-padian (Poaceae) dan

I. PENDAHULUAN. mencapai kurang lebih 1 tahun. Di Indonesia tebu banyak dibudidayakan di Pulau

TINJAUAN PUSTAKA. Tebu adalah tanaman jenis rumput-rumputan yang ditanam untuk bahan baku gula.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian survei ini dilaksanakan di perkebunan nenas PT.GGP Platation Group 3

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae

I. PENDAHULUAN. Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi di dalam

Lampiran 1. Sidik Ragam Persentase Penutupan Gulma Total

I. PENDAHULUAN. yang dipakai untuk membudidayakan tanaman. Gangguan ini umumnya berkaitan

I. PENDAHULUAN. lebih tahan terhadap hama dan penyakit (Sumarno dan Karsono 1996 dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. MATERI DAN METODE

I. PENDAHULUAN. dunia. Jagung menjadi salah satu bahan pangan dunia yang terpenting karena

III. BAHAN DAN METODE. Tuan dengan ketinggian 25 mdpl, topografi datar dan jenis tanah alluvial.

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

II. TINJAUAN PUSTAKA. di dunia. Dan merupakan makanan pokok ketiga di dunia setelah gandum dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Umur tanaman kacang tanah Hypoma 2 yaitu 90 hari, tipe Spanish (dua

TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Ekologi Tanaman Jagung (Zea mays L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan tanaman gladiol dalam taksonomi tumbuhan sebagai berikut :

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan

BAB III METODE PENELITIAN. Ciparay, pada ketinggian sekitar 625 m, di atas permukaan laut dengan jenis tanah

I. BAHAN DAN METODE. Soebrantas KM. 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan

III. MATERI DAN METODE. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Mei

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini bertempat dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Penggolongan gulma didasarkan pada aspek yang berbeda-beda sesuai dengan

I. BAHAN DAN METODE. dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru,

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan dan sumber protein

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAHAN DAN METODE. = Respon pengamatan µ = Rataan umum α i = Pengaruh perlakuan asal bibit ke-i (i = 1,2) β j δ ij

TINJAUAN PUSTAKA. tersebut dinamakan akar adventif (Duljapar, 2000). Batang beruas-ruas dan berbuku-buku, tidak bercabang dan pada bagian

I. PENDAHULUAN. Gladiol merupakan tanaman bunga hias berupa tanaman semusim berbentuk herba termasuk

TINJAUAN PUSTAKA. tumbuh di daerah iklim sub-tropis, tetapi mampu beradaptasi dengan baik pada

BAHAN DAN METODE. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Kelurahan

III. MATERI DAN METODE

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman kacang hijau menurut Hartono dan Purwono (2005)

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

I. PENDAHULUAN. Ubikayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan tanaman pangan potensial masa

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

BAHAN DAN METODE. PBSI Medan Estate Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.

LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN GULMA Identifikasi Gulma

I.MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2013 hingga Februari. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

II. TINJAUAN PUSTAKA. di Indonesia karena merupakan bahan baku untuk industri pangan maupun

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

Cynodon dactylon (L.) Pers.

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

TINJAUAN PUSTAKA. Pakchoy (Brasicca chinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari

PERTUMBUHAN GULMA DAN HASIL TANAMAN WIJEN (Sesamum indicum L.) PADA BERBAGAI FREKUENSI DAN WAKTU PENYIANGAN GULMA PENDAHULUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan merupakan tanaman yang tergolong dalam tanaman yang tahan terhadap

I. PENDAHULUAN. Gulma adalah tumbuhan yang tumbuh pada areal yang tidak dikehendaki

III. MATERI DAN METODE. No. 155 KM. 15 Simpang Baru Panam Kecamatan Tampan Pekanbaru, dari bulan

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

III. MATERI DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

I. PENDAHULUAN. Tanaman karet (Hevea brasiliensis [Muell.] Arg.) berasal dari Brazil, Amerika

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr) merupakan salah satu komoditas pangan utama

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN HERBISIDA KONTAK TERHADAP GULMA CAMPURAN PADA TANAMAN KOPI ( Coffea Sp ) Oleh ALI IMRON NIM :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman berumah satu (Monoecious) yaitu letak

MATERI DAN METODE. A 2 : 120 g/tanaman. A 3 : 180 g/tanaman

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

TINJAUAN PUSTAKA. Botani tanaman. Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput rumputan dengan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti

BAHAN DAN METODE 1.1. Tempat dan Waktu 1.2. Bahan dan Alat 1.3. Metode Penelitian

METODOLOGI Waktu dan Tempat Metode Pelaksanaan Kerja Praktek Langsung di Kebun

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAHAN DAN METODE. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: cangkul, parang, ajir,

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit

III. MATERI DAN METODE

I. PENDAHULUAN. Kehidupan di dunia tidak terlepas dari perubahan-perubahan suatu lingkungan.

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

APLIKASI HERBISIDA DALAM PERSIAPAN LAHAN DAN FREKUENSI PENGENDALIAN GULMA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG (Zea mays L.)

I. PENDAHULUAN. Tanaman kelapa sawit mempunyai nilai ekonomi yang sangat penting bagi

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan

III. MATERI DAN METODE

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung (Zea mays.l) keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays L.

III. MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli sampai dengan Oktober 2013 di lahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seorang ahli botani bernama Linnaeus adalah orang yang memberi nama latin Zea mays

4 Akar Akar tebu terbagi menjadi dua bagian, yaitu akar tunas dan akar stek. Akar tunas adalah akar yang menggantikan fungsi akar bibit. Akar ini tumb

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukkan bahwa penggunaan jenis mulsa dan jarak

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dileksanakan dari bulan Juni sampai September 2013, lahan

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Informasi Umum Tanaman Nanas Tanaman nanas merupakan tanaman yang telah lama dikenal dikalangan masyarakat Indonesia walaupun tanaman ini bukan asli tanaman Indonesia, melainkan tanaman yang berasal dari benua Amerika tepatnya di kawasan Amerika Selatan. Christoper Columbus menemukan nanas di pulau Guadeloupe tahun 1493 dan di Panama tahun 1502. Bangsa Spanyol menyebarkan tanaman nanas ke wilayah Philipina di awal abad ke 16. Komersialisasi industri nanas dimulai tahun 1924 dan pengalengan secara modern dimulai tahun 1946 (Hutabarat, 2003). Banyak jenis tanaman nanas yang dibudidayakan secara komersial dikelompokkan ke dalam empat varietas yaitu : Smooth cayenne, Queen, Red Spanish, dan Aba caxi. Varietas Smooth cayenne merupakan jenis yang paling banyak dibudidayakan didunia untuk pengalengan, karena produksinya yang tinggi, ukuran, bentuk, tekstur, warna dan rasanya sesuai dengan karakteristik industri itu sendiri. Keistimewaan lainnya yaitu tidak terdapat duri pada daunnya sehingga lebih memudahkan pengelolaannya di lapangan. Smooth cayenne banyak dijumpai di Filipina, Thailand, Hawai, Kenya, Mexico dan Taiwan. Berat

10 buahnya kira-kira 2,5 kg dengan warna daging buah adalah kuning (Hutabarat, 2003). Tanaman nanas terdiri dari akar, batang, daun, bunga, buah dan tunas-tunas. Akar nanas dapat dibedakan menjadi akar tanah dan akar samping, dengan sistem perakaran yang terbatas. Batang tanaman nanas berukuran cukup panjang 20-25 cm, diameter 2,0-3,5 cm, beruas-ruas (buku-buku) pendek. Batang sebagai tempat melekat akar, daun, bunga, tunas, dan buah, sehingga secara visual batang tersebut tidak nampak karena disekelilingnya tertutup oleh daun. Tangkai bunga atau buah merupakan perpanjangan batang (Rukmana, 2007). Sistem perakaran tanaman nanas sebagian tumbuh di dalam tanah dan sebagian lagi menyebar di permukaan tanah. Akar-akar ini melekat pada pangkal batang dan termasuk berakar serabut (Monocotyledoneae) (Rukmana, 2007). Kerapatan perakaran cenderung menurun sejalan dengan kedalaman akar di dalam tanah. Hal ini dikarenakan terjadi penurunan ketersediaan zat hara di dalam tanah (Goldsworthy dan Fisher, 1992). Daun nanas tumbuh memanjang sekitar 130-150 cm, lebar antara 3-5 cm. Jumlah daun tiap batang tanaman sangat bervariasi antara 70-80 helai yang tata letaknya seperti spiral, yaitu mengelilingi batang mulai dari bawah sampai ke atas arah kanan dan kiri. Daunya berurat sejajar dan pada jenis tertentu bagian tepinya tumbuh duri yang menghadap ke atas (Hutabarat, 2003).

11 2.2 Persaingan Gulma dengan Tanaman Budidaya Dalam kehidupan sehari hari, persaingan merupakan suatu yang biasa terjadi di alam. Begitu juga dalam tumbuhan. Tanaman budidaya yang hasilnya sangat diharapkan optimal oleh petani tetapi dalam kenyataanya banyak faktor yang menghalangi produksinya, salah satu di antaranya adalah gulma, terutama sewaktu masih muda. Pengendalian gulma yang tidak cukup pada awal pertumbuhan tanaman akan memperlambat pertumbuhan dan memperpanjang masa sebelum panen. Persaingan gulma dengan tanaman pokok pada awal pertumbuhan dapat menurunkan kuantitas hasil, sedangkan persaingan gulma dengan tanaman pokok menjelang panen akan berpengaruh besar terhadap kualitas hasil (Sukman dan Yakub, 1995). Menurut Wikipedia (2010), gulma adalah tumbuhan yang kehadirannya tidak diinginkan pada lahan pertanian karena menurunkan hasil yang bisa dicapai oleh tanaman produksi. Gulma merupakan salah satu komponen penggangu tanaman budidaya, sama seperti penyakit dan hama tanaman. Ada beberapa cara sehingga gulma menurunkan hasil tanaman budidaya : a. Menekan pertumbuhan dan mereduksi hasil dengan jalan bersaing dengan tanaman budidaya. b. Apabila kita mengendalikan gulma, kadang kala cara pengendalian yang kita gunakan dapat merusak tanaman budidaya dan menurunkan hasil. c. Mengganggu aktivitas panenan, oleh karena itu meningkatkan biaya panenan dan merugikan hasil.

12 d. Merendahkan kualitas hasil dan membuat panenan tidak serempak. e. Memungkinkan sebagai tempat tumbuhnya inang dan jasad hama dan penyakit sehingga menurunkan hasil, baik secara kualitas dan kuantitas. Melihat hal negatif yang ditimbulkan oleh gulma terhadap tanaman budidaya maka seyogyanya pengendalian gulma dilakukan dengan setepat mungkin, dengan memperhatikan karakteristik gulma melalui proses kompetisinya (Moenandir, 1993). Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan melihat gulma apa yang mendominansi di suatu wilayah. Untuk melihat dominansi gulma tersebut dilakukan survei agar dapat dilakukan pengendalian yang tepat dan menjadi rekomendasi pengelolaan gulma nanas di perkebunan. 2.3 Jenis Gulma pada Perkebunan Nanas Penurunan produktivitas nanas salah satunya disebabkan oleh banyak dan dominanya gulma pada suatu areal pertanaman (Hutabarat, 2003). Gulma berdasarkan siklus hidupnya dapat dikelompokkan sebagai berikut : gulma setahun / gulma semusim, gulma dua tahunan, dan gulma tahunan. Gulma setahun adalah gulma yang menyelesaikan siklus hidupnya kurang dari setahun atau paling lama setahun. Gulam dua tahunan yaitu gulma yang siklus hidupnya lebih dari setahun dan tidak lebih dari dua tahun. Gulma tahunan adalah gulma yang dapat hidup lebih dari dua tahun atau mungkin tidak terbatas atau bertahun tahun.

13 Berdasarkan morfologinya gulma dikelompokkan menjadi tiga golongan, pertama golongan rumput (grasses), gulma golongan ini termasuk dalam famili Graminae/Poaceae, dengan ciri-ciri batang bulat atau agak pipih, kebanyakan berongga. Daun berbentuk garis, bertulang daun sejajar dan tepi daun rata. Golongan kedua adalah golongan teki-tekian (sedges), golongan ini termasuk dalam familia Cyperaceae. Batang umumnya berbentuk segitiga kadang juga bulat dan biasanya tidak berongga. Daun tersusun dalam tiga deretan, tidak memiliki lidah daun, tidak berbuku-buku, bunga sering dalam buliran, dan buahnya tidak membuka. Golongan yang ketiga adalah golongan daun lebar, daun lebar memiliki tulang daun berbentuk jala, batangnya biasanya berkayu (Mangoensoekarjo, 1983). Setiap perkebunan biasanya memiliki spesies-spesies gulma yang berbeda, tergantung kondisi tanahnya. Menurut buku pengendalian gulma (Henry, 2007) spesies-spesies gulma pada pertanaman nanas terbagi menjadi dua kelompok, kelompok pertama adalah rumput dan teki : Axonopus compressus, Cynodon dactylon, Panicum repens, Eleusine indica, Digitaria spp, Brachiaria eruciformis,brachiaria mutica, Cyperus spp.kelompok kedua daun Lebar : Richardia brasiliensis, Borreria alata, Elephantropus scaber, Amaranthus spinosus, Chromolena odorata, Cleome rutidospermae, Commellina diffusa, Euphorbia spp.

14 2.4 Sejarah Penggunaan Lahan Penggunaan lahan pada PT.GGP Plantation Group 3 dimulai dari tahun 1973. Sebelumnya bernama PT Multi Agro Corporation. Pada awal mula nya tanaman yang ditanam adalah gandum, sorgum dan jagung. Namun karena tidak diminati pasar akhirnya tanaman diganti dengan singkong. Pada tahun 1982 dibangunlah pabrik pengolahan tapioka. Untuk memperluas usaha nya PT.Multi Agro Coorporation menanam kelapa dibebepa areal pertanamannya. Pada tahun 1997 krisis moneter terjadi melanda indonesia, termasuk PT.Multi Agro Coorporation sehingga harus dimerger ke PT.Great Giant Pineapple. Pada tahun 1997 penanaman kelapa dan singkong berangsur-angsur dirubah menjadi pertanaman nanas hingga kini. 2.5 Survey dan Pemetaan Gulma Untuk efektifitas dalam proses pengendalian maka perlu diketahui jenis-jenis gulma dominan pada suatu lahan perkebunan melalui survey dan identifikasi gulma. Menurut (Tjitrosoedirdjo et al., 1984), jenis gulma yang tumbuh biasanya sesuai dengan kondisi perkebunan. Misalnya pada perkebunan yang baru diolah, maka gulma yang dijumpai kebanyakan adalah gulma semusim, sedang pada perkebunan yang telah lama ditanami, gulma yang banyak terdapat adalah dari jenis tahunan. Gulma yang terdapat pada dataran tinggi relatif berbeda dengan yang tumbuh di daerah dataran rendah. Pada daerah yang tinggi terlihat adanya kecenderungan bertambahnya keaneka-ragaman jenis, sedangkan jumlah individu biasanya tidak begitu besar. Hal sebaliknya terjadi pada daerah rendah yakni

15 jumlah individu sangat melimpah, tetapi jumlah jenis yang ada tidak begitu banyak. Menurut (Tjitrosoedirdjo et al., 1984) untuk menghitung setiap individu yang terdapat dalam populasi ataupun komunitas biasanya dilakukan dengan cara mengambil sampel (contoh) atau sebagian kecil individu dari populasi atau komunitas tersebut. Kemudian dari sampel itu, akan dapat ditarik suatu kesimpulan tentang populasi atau komunitas yang sedang dipelajari. Penarikan contoh (sampling) harus menggunakan metode sampling yang tepat, karena jika tidak hasil yang diperoleh akan bias. Pengambilan sampling dalam suatu survei harus sesuai dengan kaidah efektif dan efisien, artinya pengambilan sampel dilakukan karena mudah dikerjakan dapat menghemat waktu dan biaya serta dapat dipercaya. Sampel yang di ambil disebut unit sampel. Menurut (Tjitrosoedirdjo et al., 1984), ada 4 macam cara pengambilan sampel dari lahan, pertama pengambilan sampel secara langsung, kedua pengambilan sampel secara acak tidak langsung, ketiga pengambilan sampel bertingkat, dan keempat pengambilan sampel secara beraturan. Cara pengambilan sampel ini adalah kenyataannya memberikan hasil yang lebih mewakili kondisi lapangan yang diamati. Untuk areal yang luas dengan vegetasi semak rendah misalnya, digunakan metode garis (line intercept), untuk

16 pengamatan sebuah contoh petak dengan vegetasi tumbuh menjalar (creeping), digunakan metode titik (point intercept), dan untuk suatu survei daerah yang luas dan tidak tersedia cukup waktu, estimasi visual (visual estimation) mungkin dapat digunakan oleh peneiliti yang sudah berpengalaman. Juga harus diperhatikan keadaan geologi, tanah, topografi, dan data vegetasi yang mungkin telah ada sebelumnya, serta fasilitas kerja/ keadaan, seperti peta, lokasi yang bisa dicapai, waktu yang tersedia, dan lain sebagainya (Tjitrosoedirdjo et al., 1984). Pada dasarnya data yang diperoleh dari analisis vegetasi dapat dibagi atas dua golongan yaitu data kualitatif dn data kuantitaif. Data kualitatif menunjukkan bagaimana suatu jenis tumbuhan tersebar dalam kelompok, stratifiksinya, periodisitas, dan lain sebagainya; sedang data kuantitatif menunjukkan jumlah, ukuran, berat basah/ kering suatu jenis, luas daerah yang ditumbuhinya. Data kuantitatif didapat dari hasil penjabaran petak-petak contoh di lapangan, sedangkan data kualitatif didapat dari hasil pengamatan lapangan berdasar pengalaman yang luas atau hasil penelitian aotecology (Tjitrosoedirdjo et al., 1984). Survei gulma ini bertujuan agar dapat dibuat sebuah pemetaan gulma pada suatu perkebunan. Pemetaan gulma dapat memberikan pemahaman yang jelas tentang mana gulma serius dan mana yang tidak. Pemetaan gulma ini dapat menyediakan informasi yang berguna mengenai penyebaran populasi gulma dari waktu ke waktu. Pemetaan gulma juga dibuat untuk mengetahui kondisi gulma di setiap

17 areal serta sebagai rujukan untuk pemilihan metode pengendalian yang tepat, agar pengendalian gulma efektif dan efisien. 2.6 Rancangan Tersarang Rancangan tersarang merupakan rancangan yang mirip rancangan faktorial. Dalam percobaan yang perlakuanya merupakan kombinasi dua faktor atau lebih, misalnya faktor A dan B, adakalanya taraf atau tingkat dari faktor B mirip tetapi tidak identik (sama). Susunan perlakuan ini mirip faktorial, namun bukan faktorial. Susunan perlakuan yang seperti ini dinamakan taraf faktor B tersarang pada taraf faktor A (Sastrosupadi, 1995). Model rancangan tersarang pada penelitian ini adalah model rancangan tersarang 3 tahap. Y ijkl = µ + α i + β i(j) + γ ij(k) + ε ijk(l) i = faktor A (Divisi) dengan i = 1,2 j = faktor B (Wilayah) dengan j = 1,2 k = faktor C (Lokasi) dengan k = 1,2,3 l = (Seksi dan Petak) dengan l = 1,2 Y ijkl = respon yang di amati µ = nilai tengah umum α i = pengaruh faktor Divisi ke-i β i(j) = pengaruh faktor Wilayah ke-j yang tersarang pada faktor Divisi ke-i γ ij(k) = pengaruh faktor Lokasi ke-k yang tersarang pada faktor Wilayah ke-j yang tersarang pada faktor Divisi ke-i ε ijk(l) = galat percobaan