Keywords : activated charcoal, rice hurks, cadmium metal.

dokumen-dokumen yang mirip
Pemanfaatan Kulit Singkong Sebagai Bahan Baku Karbon Aktif

HASIL DAN PEMBAHASAN. = AA diimpregnasi ZnCl 2 5% selama 24 jam. AZT2.5 = AA diimpregnasi ZnCl 2 5% selama 24 jam +

LAMPIRAN A DATA DAN PERHITUNGAN. Berat Sampel (gram) W 1 (gram)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. coba untuk penentuan daya serap dari arang aktif. Sampel buatan adalah larutan

UJI DAYA SERAP ARANG AKTIF DARI KAYU MANGROVE TERHADAP LOGAM Pb DAN Cu

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMBUATAAN ARANG AKTIF DARI KULIT PISANG DENGAN AKTIVATOR KOH DAN APLIKASINYA TERHADAP ADSORPSI LOGAM Fe

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN: X

ADSORPSI LOGAM KADMIUM (Cd) OLEH ARANG AKTIF DARI TEMPURUNG AREN (Arenga pinnata) DENGAN AKTIVATOR HCl

Hafnida Hasni Harahap, Usman Malik, Rahmi Dewi

PENGARUH BAHAN AKTIVATOR PADA PEMBUATAN KARBON AKTIF TEMPURUNG KELAPA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH SUHU AKTIVASI TERHADAP DAYA SERAP KARBON AKTIF KULIT KEMIRI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KARBON AKTIF DARI TEMPURUNG KELUWAK (Pangium edule) DENGAN AKTIVATOR H 3 PO 4

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN NaOH PADA KARBON AKTIF TEMPURUNG KELAPA UNTUK ADSORPSI LOGAM Cu 2+

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

POTENSI ARANG AKTIF MENGGUNAKAN AKTIVATOR

ITM-05: PENGARUH TEMPERATUR PENGERINGAN PADA AKTIVASI ARANG TEMPURUNG KELAPA DENGAN ASAM KLORIDA DAN ASAM FOSFAT UNTUK PENYARINGAN AIR KERUH

BAB III METODE PENELITIAN

Efektifitas Jerami Dalam Menyerap Kandungan Logam Berat Kadmium (Cd) Pada Air Di Embung Piloliyanga. Feni Rahman, Dian Saraswati, Ekawaty Prasetya 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI LIMBAH KULIT SINGKONG DENGAN MENGGUNAKAN FURNACE

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013).

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI CANGKANG BUAH KARET UNTUK ADSORPSI ION BESI (II) DALAM LARUTAN

POTENSI ARANG AKTIF CANGKANG BUNGA PINUS SEBAGAI ADSORBEN ION KADMIUM (II) DAN TIMBAL (II) DENGAN AKTIVATOR H2SO4 DALAM LARUTAN

POTENSI ARANG AKTIF BIJI ALPUKAT (Persea americana Mill) SEBAGAI ADSORBEN ION KADMIUM (II) DAN TIMBAL (II) DENGAN AKTIVATOR H 2 SO 4

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI KULIT KACANG TANAH (Arachis hypogaea) DENGAN AKTIVATOR ASAM SULFAT

ADSORPSI Pb 2+ OLEH ARANG AKTIF SABUT SIWALAN (Borassus flabellifer)

PGRI. Oleh: Efri Grcsinta, M.ptt.Si (030610g701) MIPA FAKULTAS TEKNIK, MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JAKARTA LAPORAN PENBLITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

Pemanfaatan Biomaterial Berbasis Selulosa (TKS dan Serbuk Gergaji) Sebagai Adsorben Untuk Penyisihan Ion Krom dan Tembaga Dalam Air

POTENSI ARANG AKTIF DARI TULANG SAPI SEBAGAI ADSORBEN ION BESI, TEMBAGA, SULFAT DAN SIANIDA DALAM LARUTAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMANFAATAN ARANG AKTIF DARI KULIT DURIAN (Durio zibethinus L.) SEBAGAI ADSORBEN ION LOGAM KADMIUM (II)

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PERCOBAAN

Jl. Soekarno Hatta, Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu, Telp Diterima 26 Oktober 2016, Disetujui 2 Desember 2016

STUDI PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI TIGA JENIS ARANG PRODUK AGROFORESTRY DESA NGLANGGERAN, PATUK, GUNUNG KIDUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ide Penelitian. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian. Pelaksanaan Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hampir semua orang mengenal alpukat karena buah ini dapat ditemukan

besarnya polaritas zeolit alam agar dapat (CO) dan hidrokarbon (HC)?

PENGARUH WAKTU DAN SUHU PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI TEMPURUNG KELAPA SEBAGAI UPAYA PEMANFAATAN LIMBAH DENGAN SUHU TINGGI SECARA PIROLISIS

BAB I PENDAHULUAN. manusia seperti industri kertas, tekstil, penyamakan kulit dan industri lainnya.

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian secara umum dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan

BAB I PENDAHULUAN. limbah organik dengan proses anaerobic digestion. Proses anaerobic digestion

ANALISIS DAYA SERAP TONGKOL JAGUNG TERHADAP KALIUM, NATRIUM, SULFIDA DAN SULFAT PADA AIR LINDI TPA MUARA FAJAR PEKANBARU

III. BAHAN DAN METODA 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di laboratorium Kimia Analitik Fakultas matematika dan Ilmu

POTENSI ARANG AKTIF BAMBU BETUNG (Dendrocalamus asper) SEBAGAI ADSORBEN ION Zn 2+ DAN SO 4 2- DALAM AIR SUMUR BOR BURUK BAKUL, BENGKALIS

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran lingkungan perairan yang disebabkan oleh logam-logam berat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A. PEMANFAATAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON SEBAGAI ADSORBEN ION LOGAM Pb 2+

BAB I PENDAHULUAN. bahan dasar seperti kelapa sawit, kelapa, kedelai, jagung, dan lain-lain. Meski

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Selama dua dasawarsa terakhir, pembangunan ekonomi Indonesia

PEMBUATAN DAN KUALITAS ARANG AKTIF DARI SERBUK GERGAJIAN KAYU JATI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS BAHAN MAKANAN ANALISIS KADAR ABU ABU TOTAL DAN ABU TIDAK LARUT ASAM

BAB II LANDASAN TEORI. (Balai Penelitian dan Pengembangan Industri, 1984). 3. Arang gula (sugar charcoal) didapatkan dari hasil penyulingan gula.

KARAKTERISASI SEMI KOKAS DAN ANALISA BILANGAN IODIN PADA PEMBUATAN KARBON AKTIF TANAH GAMBUT MENGGUNAKAN AKTIVASI H 2 0

JURNAL INTEGRASI PROSES. Website:

Metodologi Penelitian

JKK,Tahun 2014,Volum 3(3), halaman 7-13 ISSN

Kapasitas Adsorpsi Arang Aktif dari Kulit Singkong terhadap Ion Logam Timbal

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

DAUR ULANG LIMBAH HASIL INDUSTRI GULA (AMPAS TEBU / BAGASSE) DENGAN PROSES KARBONISASI SEBAGAI ARANG AKTIF

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perindustrian di Indonesia semakin berkembang. Seiring dengan perkembangan industri yang telah memberikan

Mengapa Air Sangat Penting?

Penentuan Massa dan Waktu Kontak Optimum Adsorpsi Karbon Aktif dari Ampas Tebu sebagai Adsorben Logam Berat Pb

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

(Experimental Study on the Effectiveness of Liquid Waste Absorption Using Mesh-80 Active Charcoal Made from Teak Wood Saw Scratches) ABSTRACT

Karbon Aktif Dedak Padi Sebagai Adsorben Pengurang Kadar Besi Di TPAS Cilowong Kota Serang Provinsi Banten

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

PENGARUH KONSENTRASI AKTIVATOR ZnCl 2 TERHADAP KUALITAS KARBON AKTIF DARI KULIT UBI KAYU UNTUK PENYERAPAN LOGAM BERAT

HASIL DAN PEMBAHASAN. nm. Setelah itu, dihitung nilai efisiensi adsorpsi dan kapasitas adsorpsinya.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 7. Hasil Analisis Karakterisasi Arang Aktif

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENENTUAN MASSA DAN WAKTU KONTAK OPTIMUM ADSORPSI KARBON GRANULAR SEBAGAI ADSORBEN LOGAM BERAT Pb(II) DENGAN PESAING ION Na +

Pemanfaatan Limbah Sekam Padi Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non-Karbonisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan Ca-Bentonit. Na-bentonit memiliki kandungan Na +

PENGARUH SUHU, KONSENTRASI ZAT AKTIVATOR DAN WAKTU AKTIVASI TERHADAP DAYA SERAP KARBON AKTIF DARI TEMPURUNG KEMIRI

ADSORPSI IOM LOGAM Cr (TOTAL) DENGAN ADSORBEN TONGKOL JAGUNG (Zea Mays L.) KOMBINASI KULIT KACANG TANAH (Arachis Hypogeal L.) MENGGUNAKAN METODE KOLOM

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

BAB I PENDAHULUAN. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo, karena di

PEMBUATAN KHITOSAN DARI KULIT UDANG UNTUK MENGADSORBSI LOGAM KROM (Cr 6+ ) DAN TEMBAGA (Cu)

BAB I PENGANTAR. Prarancangan Pabrik Karbon Aktif dari BFA dengan Aktifasi Kimia Menggunakan KOH Kapasitas Ton/Tahun. A.

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang sangat kaya dengan sumber daya alam yang potensial, didukung dengan keadaan

PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI MENJADI BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DENGAN PROSES KARBONISASI DAN NON-KARBONISASI

Transkripsi:

STUDI DAYA AKTIVASI ARANG SEKAM PADI PADA PROSES ADSORPSI LOGAM Cd Widayanti., Ishak Isa., La Ode Aman Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas MIPA, Universitas Negeri Gorontalo ABSTRACT: This research aims to find out the ability of activated charcoal rice hurks in the adsorbed metal cadmium in the solvent. The method which is used in this researes are carbonation and activation. The carbonation is doing by close system, while the activation is doing by chemical. Activated charcoal produced is tested the absorption of cadmium metal in the solvent. The results showed that activated charcoal which is produced is able to absorb cadmium metal in the solvent that is equal to 19,03 %. The result of proximated analysis of activated charcoal are the water content, volatile matter content, ash content and carbon content are eachboon 13,09%, 15,82%, 53,83% and 30,35%. Keywords : activated charcoal, rice hurks, cadmium metal. ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan arang aktif sekam padi dalam mengadsorpsi logam kadmium (Cd) dalam larutan. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah karbonasi dan aktivasi. Karbonasi dilakukan sitem tertutup, sementara aktivasi menggunakan cara kimia. Arang aktif yang dihasilkan diuji daya adsorpsinya terhadap logam kadmium dalam larutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa arang aktif yang dihasilkan mampu menyerap logam kadmium dalam larutan yaitu sebesar 19,03%. Hasil analisis proksimat arang aktif yaitu kadar air, kadar zat volatil, kadar abu dan kadar karbon terikat masing-masing adalah 13,09%, 15,82%, 53,83% dan 30,35%. Kata kunci: arang aktif, sekam padi, logam kadmium. PENDAHULUAN Industri di Indonesia pada saat ini berkembang cukup pesat, hal ini ditandai semakin banyaknya industri yang memproduksi berbagai jenis kebutuhan manusia seperti industri tekstil, kertas, dan lain sebagainya. Dengan bertambahnya industri tersebut, maka semakin banyak pula hasil sampingan yang diproduksi sebagai limbah. Salah satu limbah tersebut adalah limbah logam berat. Limbah ini akan menyebabkan pencemaran serius terhadap lingkungan jika kandungan logam berat yang terdapat didalamnya melebihi ambang batas serta mempunyai sifat racun yang sangat berbahaya dan akan menyebabkan penyakit serius bagi manusia apabila terakumulasi didalam tubuh. Usaha-usaha pengendalian limbah ion logam belakangan ini semakin berkembang, yang mengarah pada upaya-upaya pencarian metode-metode baru yang murah, efektif, dan efisien. Beberapa metode kimia maupun biologis telah dicoba untuk menghilangkan logam berat yang terdapat di dalam limbah, diantaranya adsorpsi, pertukaran ion, dan pemisahan membran. Proses adsorpsi lebih banyak dipakai dalam industri karena mempunyai beberapa keuntungan, yaitu lebih ekonomis dan juga tidak menimbulkan efek samping yang beracun serta mampu meng-hilangkan bahan-bahan organik. Salah satu adsorben yang memiliki prospek yang baik adalah material biologi maupun limbah pertanian seperti alga, limbah tanaman padi, jagung, pisang dan lain-lain. Diantara beberapa limbah organik yang menarik adalah penggunaan sekam padi. Hal ini disebabkan sifat sekam padi yang rendah nilai gizinya, tahan terhadap pelapukan, memiliki kandungan abu yang tinggi, menyerupai kandungan kayu serta mempunyai kandungan karbon yang cukup tinggi.

Selain itu ketersediaan limbah sekam padi yang cukup banyak di segala tempat di sekitar penggiling-an padi dan pemanfaatan limbah tersebut yang masih terbatas. Dewasa ini keberadaan abu sekam padi di Indonesia khususnya di Gorontalo belum mendapatkan perhatian, dan hanya terbatas untuk beberapa keperluan sederhana misalnya sebagai abu gosok dan sebagai media tanaman. Bahkan di beberapa daerah sekam padi dibuang dan dianggap sebagai bahan yang kurang bermanfaat. Padahal, abu sekam padi merupakan bahan yang sangat potensial sebagai bahan penyerap logam berat dalam air, sehingga bisa menjadi alternatif penyelesaian masalah pencemaran lingkungan. Abu sekam padi dapat digunakan sebagai adsorben karena merupakan material berpori (Saniyyah 2010). Penelitian-penelitian penggunaan abu sekam padi sebagai adsorben telah banyak dilakukan. Topallar and Bayrak dalam Danarto dan Samun (2008) mengadakan penelitian tentang adsorpsi asam stearat, palmitik, dan miristik menggunakan abu sekam padi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa abu sekam padi merupakan adsorben yang cukup baik bagi ketiga senyawa tersebut. Hasil yang sama juga ditunjukkan oleh Nakbanpote dkk dalam Danarto dan Samun (2008) yang menggunakan abu sekam padi untuk menyerap logam emas serta Mahvi dkk dalam Danarto dan Samun (2008) yang menggunakannya untuk mengambil phenol dari suatu larutan. Penelitian mengenai penggunaan sekam padi termodifikasi senyawa tertentu juga telah dilakukan. Tang, dkk dalam Danarto dan Samun (2008) meneliti penggunaan sekam padi yang dimodifikasi etilen diamin sebagai adsorben logam Cr(VI) dan Cu(II) serta oleh Wong, dkk dalam Saniyah (2010) yang memodifikasi sekam padi asam tartarik untuk menyerap logam Cu dan Pb. Penelitian-penelitian di atas menunjukkan hasil yang menjanjikan. Untuk meningkatkan kemampuan penyerapan arang maka dilakukan proses aktivasi. Ada beberapa metode aktivasi karbon tetapi secara umum dapat dikelompokan menjadi dua metode aktivasi yaitu aktivasi secara fisika dan aktivasi secara kimia. Penelitian ini arang diaktifasi secara kimia tujuan mem-pelajari pengaruh aktivator larutan NaCl dan proses aktivasi terhadap kemampuan arang aktif dari sekam padi dalam menyerap logam Cd dalam larutan BAHAN DAN METODE Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) simatzu tipe AA 6300, thermometer, kertas saring, cawan porselin, muffle furnace, batang pengaduk, alat pengarangan, dan peralatan gelas lainnya. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah abu sekam padi, NaCl, Cd(NO 3 ) 2, HNO 3 dan aquadest. Metode penelitian Penelitian ini dilakukan beberapa tahap yaitu: Karbonisasi Pada tahap ini bahan yang berupa sekam padi dicuci air sampai bersih dan dijemur dibawah terik matahari hingga kering, masukkan sekam ke dalam tong dan bakar pada suhu 250 0 C. Biarkan sekam menjadi dingin. Setelah itu pisahkan arang sekam abunya melalui penyaringan. Aktivasi Arang Arang sekam padi direndam dalam larutan NaCl 20% selama 1 hari. Arang kemudian disaring dan dicuci sampai bersih (ditandai larutan hasil cucian netral) kemudian

dimasukkan ke dalam cawan porselin dan dipanaskan dalam muffle furnace pada suhu 300 0 C selama 2 jam. Analisis Proksimat (Kadar Air, Kadar Zat Volatil, Kadar Abu dan Kadar Karbon Terikat) Arang Aktif 1. Analisis Kadar Air Sebanyak 1 g arang aktif ditempatkan dalam cawan porselen yang telah diketahui bobot keringnya. Cawan yang berisi sampel dikeringkan dalam oven pada suhu 105 C selama beberapa jam sampai bobotnya konstan dan didinginkan di dalam eksikator lalu ditimbang. Pengeringan dan penimbangan diulangi setiap 1 jam sampai diperoleh bobot konstan. Analisis dilakukan triplo. Perhitungan kadar air menggunakan persamaan berikut ini: a - b Kadar air (%) = X 100 % a a = bobot sampel sebelum pemanasan (g) b = bobot sampel sesudah pemanasan (g) 2. Analisis Kadar Zat Volatil Sebanyak 1 g sampel dimasukkan ke dalam cawan porselen yang telah diketahui bobot keringnya. Selanjutnya sampel dipanaskan dalam furnice 950 C selama 10 menit, kemudian didinginkan dalam eksikator dan ditimbang. Cawan ditutup serapat mungkin. Analisis dilakukan triplo. Perhitung-an kadar zat volatil menggunakan persamaan berikut ini: Kadar Zat Volatil (%) = a - b X 100 % a a = bobot sampel sebelum pemanasan (g) b = bobot sampel sesudah pemanasan (g) Pers (2) 3. Analisis Kadar Abu Sebanyak 1 g arang aktif ditempatkan dalam cawan porselen yang telah dikeringkan dalam oven dan diketahui bobot keringnya. Cawan yang berisi sampel dipanaskan dalam furnice pada suhu 750 C selama beberapa jam. Setelah itu, didinginkan di dalam eksikator dan ditimbang. Pengeringan dan penimbangan diulangi setiap 1 jam sampai diperoleh bobot konstan. Analisis dilakukan triplo. Perhitungan kadar abu menggunakan persamaan berikut ini: a - b Kadar Abu (%) = X 100 % a = bobot sampel sebelum pemanasan (g) b = bobot sampel sesudah pemanasan (g) a

4. Analisis Kadar Karbon Terikat Karbon dalam arang adalah zat yang terdapat pada fraksi padat hasil pirolisis, selain abu (zat anorganik) dan zat volatil yang masih terdapat pada pori-pori arang. Perhitungan kadar karbon terikat menggunakan persamaan berikut ini: Kadar karbon terikat (%) = 100% - (b + c) b = kadar zat mudah menguap (%) c = kadar abu (%) Uji Adsorpsi Karbon aktif sebanyak 15 gr masing-masing dimasukkan ke dalam larutan Cd(HNO 3 ) 2 3,5 ppm dan diaduk. Tiap selang waktu tertentu (10, 20, 30, 40, 50 dan 60 menit) larutan sampel diambil untuk dianalisa kadar Cd SSA. (Danarto dan Samun 2008) Analisis Data Kosentrasi logam dalam larutan ditentukan menggunakan spektrofoto-metri serapan atom (SSA) untuk menentukan presentase serapan. Selanjutnya presentase serapan dihitung persamaan berikut: A 0 Serapan(%) = X.. 100 % A 0 -A Dengan A 0 adalah kosentrasi awal larutan (ppm) dan A adalah kosentrasi ahir larutan (ppm). dalam Suhendra dan gunawan 2010 HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan untuk mengadsorpsi logam berat kadmium (Cd). Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan arang aktif yaitu sekam padi, yang telah dikarbonisasi dan aktivasi yang memiliki kadar air 13,09 %. Pada proses karbonisasi menggunakan tungku pengarangan sistem tertutup. Pengaktifan arang dilakukan cara kimia, arang sekam yang dihasilkan dari proses karbonisasi direndam NaCl 20 %. Penggunaan NaCl sebagai aktivator kimia karena NaCl mampu menghilangkan hidrokarbon hasil karbonisasi dan berfungsi sebagai zat dehidrat yang menghilangkan air dalam pori arang aktif. Setelah proses penyaringan dilakukan tahap kalsinasi pada suhu 300 0 C, kalsinasi pada suhu yang tinggi akan memperluas permukaan pori arang aktif. Hal ini terjadi karena aktivasi suhu tinggi akan mendorong pengotor dan hidrokarbon hasil karbonisasi terdorong keluar dari pori arang aktif yang menyebabkan semakin banyaknya volume pori arang aktif. Hasil analisis prosimat arang aktif yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Analisis Proksimat (Kadar Air, Kadar Zat Volatil, Kadar Abu dan Kadar Karbon Terikat) Arang Aktif 1. Kadar Air Kadar air arang aktif yang diperoleh rata-rata sebesar 13,09 %(Lampiran 2) nilai yang diperoleh ini sesuai SNI (Standar Nasional Indonesia) yaitu lebih rendah dari 15 %. Kadar air yang tinggi akan menurunkan mutu karbon aktif karena air yang teradsoprsi pada

karbon aktif akan menurunkan kapasistas dan daya adsoprsi terhadap cairan maupun gas (Rahmawati 2009). 2. Kadar Zat Volatil Penentuan kadar zat volatil bertujuan mengetahui kandungan senyawa yang belum menguap pada proses karbonisasi dan aktivasi tetapi menguap pada suhu 950 0 C. Kadar rata-rata zat volatil yang dihasilkan pada penelitian ini 15,82% (Lampiran 2). Persen kadar sampel yang dihasilkan telah sesuai SNI yaitu kurang dari 25%. Semakin rendah kadar zat volati dari karbon aktif, semakin bagus mutu arang aktif tersebut. Kadar zat volatil yang tinggi akan mengurangi kemampuan daya serap karbon aktif tersebut, karena senyawa-senywa logam yang terkandung dalam sampel akan menutupi pori-pori arang aktif. 3. Kadar Abu Penentuan kadar abu bertujuan untuk menentukan kandungan oksida logam arang aktif. Abu merupakan komponen organik yang tertinggal setelah bahan yang telah dipanaskan pada suhu 600-800 0 C dan terdiri dari Kalium, Natrium, Magnesium, Kalsium dan komponen lain dalam jumlah kecil. Rata-rata kadar abu yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 53,83% (lampiran 2). kadar abu yang diperoleh tidak memenuhi Standar Nasional Indonesia karena kandungannya jauh lebih tinggi dibandingkan standar yang telah ditetapkan yaitu 10 %. Kadar abu yang tinggi dalam sampel dapat mengurangi kemampuan arang aktif untuk mengadsorpsi gas dan larutan karena kandungan mineral yang terdapat dalam abu seperti kalium, natrium, magnesium, dan kalsium akan menyebar ke dalam sisi-sisi arang aktif sehingga menutupi pori-pori arang aktif. Besarnya nilai kadar abu disebabkan proses pengarangan yang tidak tertutup rapat sehingga terjadi kontak udara yang mengakibatkan proses pembentukan arang menjadi tidak sempurna dan kemungkinan terbentuknya abu juga semakin besar. 4. Kadar Karbon Terikat. Kadar karbon terikat dalam arang diperoleh 30,35%, ini jauh lebih rendah dibandingkan Standar Nasional Indonesia minimal 65% untuk arang serbuk. Kadar karbon terikat dipengaruhi oleh kadar zat terbang dan kadar abu dari karbon aktif itu sendiri. Semakin besar kadar zat terbang dan kadar abu maka kadar karbon terikat akan semakin rendah Daya Serap Arang Terhadap Logam Cd Hasil pengukuran kadar selisih konsentrasi kadmium (Cd) yang berasal dari hasil pengukuran pada lampiran 4. Kosentrasi logam Cd yang terserap pada arang dapat dilihat pada tabel 4. Ini menunjukan bahwa arang yang telah diaktivasi kemampuannya dalam mengadsorpsi logam kadmium dalam larutan lebih tinggi dibandingkan arang yang tanpa aktivasi. Proses aktivasi arang menyebabkan kemampuan arang aktif dalam mengadsorpsi meningkat dibandingkan arang tanpa aktivasi. Arang yang sudah diaktivasi mempunyai daya adsorpsi yang tinggi karena pori arang yang masih tertutup hidrokarbon dan senyawa organik lain yang komponennya terdiri dari abu, air, nitrogen dan sulfur telah terbuka adanya proses aktivasi. Konsentrasi kadmium teradsorpsi dalam arang dapat dilihat pada Gambar 6. Pada grafik 6 terlihat bahwa kecenderungan arang yang telah diaktivasi tingkat penyerapannya lebih tinggi dibandingkan arang yang tanpa diaktivasi. Proses aktivasi ini akan menyebabkan zat pengotor yang menyumbat pori-pori karbon hilang, sehingga jumlah pori-

Konsentrasi Cd pori aktif karbon semakin besar dan daya adsorpsinya terhadap cairan atau gas akan semakin tinggi. Tabel 4. Kosentrasi Cd Terserap Pada Arang Waktu Menit 0 10 20 30 40 50 60 Konsentrasi Cd (ppm) Sebelum Aktivasi Sesudah Aktivasi 3,52 0,2 0,13 0,22 0,19 0,19 0,19 3,52 0,28 0,31 0,42 0,44 0,59 0,67 Kapasitas dan efisiensi adsorpsi meningkat seiring kenaikan konsentrasi awal larutan kadmium. Semakin besar konsentrasi, semakin banyak jumlah molekul dalam larutan, sehingga interaksi antara molekul adsorbat dan adsorben akan meningkat. Interaksi yang semakin besar ini akan meningkatkan adsorpsi di antara mereka. Waktu kontak arang aktif larutan logam yaitu dari 10 menit sampai 60 menit, ini bertujuan untuk mengetahui daya adsorpsi. Waktu kontak mempengaruhi daya adsorpsi, semakin lama waktu kontak arang logam semakin tinggi tingkat penyerapannya. Penyerapan logam dicapai pada waktu kontak 60 menit yaitu 19,03%(Lampiran 2) 1 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 10 20 30 40 50 60 sesudah aktivasi sebelum aktivasi Waktu adsorpsi (menit) Gambar 6. Grafik hubungan kosentrasi Cd waktu adsorpsi Penelitian yang dilakukan Danarto dan Samun 2008 yaitu pengaruh aktivasi karbon dari sekam padi pada proses adsorpsi logam Cr(VI) diperoleh kemampuan penjerapan maksimal pada konsentrasi aktivator ZnCl2 20% yaitu sebesar 87,7% sedangkan penelitian yang dilakukan Nurhasni, Hendrawati dan Saniyyah, sekam padi kapasitas penyerapan yang dihasilkan cukup baik. Kapasitas adsorpsi arang aktif bergantung pada karakteristik arang aktifnya, seperti: tekstur (luas permukaan, distribusi ukuran pori), kimia permukaan (gugus fungsi pada permukaan), dan kadar abu. Dalam penelitian ini kemampuan penyerapan suatu logam dapat dilihat dalam Gambar 7. Jika dibandingkan penelitian yang dilakukan oleh Danarto dan Samun serta Nurhasni dkk arang aktif dari sekam padi tingkat kemampaun penyerapannya lebih rendah.

Serapan % 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 10 20 waktu 30 kontak, menit 40 50 60 Gambar 7. Grafik pengaruh waktu kontak tehadap presentase jerapan larutan Cd Rendahnya daya serap ini dikarenakan masih adanya senyawa-senyawa nonkarbon seperti abu, air, nitrogen dan sulfur yang menempel pada permukaan arang aktif dan menutupi pori-pori arang aktif sehingga menurunkan daya serapnya. SIMPULAN Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa aktivasi arang sekam padi menggunakan larutan NaCl mampu meningkatkan kemampuan mengadsorpsi logam Cd dalam larutan. Arang setelah diaktivasi kemampuan mengadsoprsinya lebih tinggi 19,03% dibandingkan arang yang tanpa diaktivasi 6,82%. SARAN 1. Perlu dilakukan penelitian mengenai aktivasi sekam padi menggunakan zat pengaktif lain yang sesuai, sehingga dapat lebih meningkatkan kemampuan adsorpsi arang sekam padi tersebut. 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kemampuan adsorpsi arang sekam padi tersebut terhadap adsorbat yang lain. DAFTAR PUSTAKA Danarto YC. dan T Samun. 2008. Pengaruh Aktivasi Karbon Dari Sekam Padi Pada Proses Adsorpsi Logam Cr(vi) http://www.google.co.id/.(diakses 3 maret 2012). J: Ekuilibrium vil. 7 No. 1. Januari 2008. Rahmawati Eka, 2006. Adsorpsi senyawa residu klorin pada Karbon aktif termodifikasi zink klorida http://repository.ipb.ac.id/ Saniyyah Nurhasni, Hendrawati, Nubzah.2010. Penyerapan Ion Logam Cd Dan Cr Dalam Air Limbah Menggunakan Sekam Padi. http://www.google.co.id/ (diakses tanggal 7 maret 2012). Hasan dan Dian Putri Sabilah. 2009. pemanfaatan libah sekam padi menjadi arang aktif sebagai adsorpben. http://repository.ipb.ac.id/(diakses tanggal 13 maret 2012) Saniyyah Nurhasni, Hendrawati, Nubzah.2010. Penyerapan Ion Logam Cd Dan Cr Dalam Air Limbah Menggunakan Sekam Padi. http://www.google.co.id/ (diakses tanggal 7 maret 2012).