BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada zaman globalisasi seperti sekarang ini dimana semakin majunya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi, para pelaku bisnis manufaktur semakin bersaing untuk

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai tujuan untuk mendapatkan laba maksimum secara terus-menerus

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan umumnya ditentukan oleh kemampuan manajemen

BAB I PENDAHULUAN. baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Keseluruhan biaya yang dikeluarkan

BAB I PENDAHULUAN. membantu perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi dewasa ini yang ditandai dengan persaingan pelaku

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan usaha atau suatu bisnis dapat mengambil keputusan dengan tepat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak yang sangat kuat dalam dunia usaha, hal tersebut. menyebabkan persaingan antar perusahaan semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipercaya sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan pesatnya perkembangan industri menyebabkan semakin banyaknya perusahaan yang didirikan baik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Tugas Akhir. Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Program Studi Akuntansi Jususan Akuntansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kelangsungan perusahaannya, untuk itu pihak manajemen perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. usaha mereka dapat berlangsung dalam jangka panjang (going concern). Jika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha akhir akhir ini mengalami persaingan global yang

BAB I PENDAHULUAN. produk-produk yang berkualitas sesuai dengan keinginan konsumen, baik

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini persaingan dalam dunia bisnis terasa semakin ketat, hal tersebut juga dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memiliki jumlah penduduk yang sangat besar yang menyimpan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus dapat mengendalikan biaya operasional dengan baik agar tetap

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI PENETAPAN HARGA POKOK PRODUK ROTI PADA UKM ROTI SAUDARA DI BANYUMANIK

BAB I PENDAHULUAN. kecil dan menengah. Untuk itu pihak manajemen dalam sebuah perusahaan perlu

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari perusahaan manufaktur skala besar sampai kecil. Sekarang ini,

BAB II BAHAN RUJUKAN. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam

PENETAPAN HARGA POKO PRODUKSI MINYAK KELAPA SAWIT PADA PT. PAYA PINANG GROUP TEBING TINGGI. Sri Wangi Sitepu, S.Pd, M.Si

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, untuk

BAB I PENDAHULUAN. Usaha merupakan penggerak nomor satu ekonomi negara. Di Indonesia, berpengaruh baik dalam penggerak perekonomian negara.

ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN METODE COST PLUS PRICING PADA DIANA BAKERY

ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA UD BERSAMA TANAH BUMBU. Hj.Imawati Yousida ABSTRAK

Pembimbing : Mella Sri Kencanawati, SE., MMSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perbandingan Harga Pokok Produksi Full Costing dan Variable Costinguntuk

BAB I PENDAHULUAN. sejenis akan semakin meningkat. Hal tersebut mengakibatkan pasar untuk industri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kemungkinan Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap Rumah Sakit (Studi kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten)

BAB II LANDASAN TEORITIS. maupun variable. Menurut Garrison dan Nooren (2006:51), mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN. masa datang. Perencanaan masa depan perusahaan merupakan tugas dan tanggung

ANALISIS BIAYA PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING DALAM PENENTUAN KETEPATAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PABRIK TAHU SS DI SIDOARJO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DAN HARGA JUAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PADA HOME INDUSTRY KHOIRIYAH DI TAMAN SARI, SINGARAJA.

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis (perusahaan) merupakan suatu organisasi yang menyediakan berbagai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam bidang percetakan semakin ketat yang. menyebabkan perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lainnya bersaing

BAB 1 PENDAHULUAN. lapangan kerja yang berimbas pada meningkatnya income per kapita dan ikut

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

BAB I PENDAHULUAN. produktivitasnya, sehingga dapat menghasilkan laba yang maksimum bagi. pengendalian biaya yang merupakan faktor intern perusahaan.

PENENTUAN HARGA POKOK VARIABEL

BAB I PENDAHULUAN. dagang dan jasa, dalam bidang dagang salah satunya adalah perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik itu perusahaan jasa, perdagangan dan industri

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur di Indonesia Tahun

Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Full Costing Sebagai Dasar Penentuan Harga Jual Produksi Tahu Pas (Putra H.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Sandang Indah, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II PELAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN SEGMEN. Segmen adalah unit-unit usaha penghasil laba dalam organisasi atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dari definisi biaya tersebut mengandung empat unsur penting biaya yaitu: 1. Pengorbanan sumber-sumber ekonomi.

BAB II BAHAN RUJUKAN

ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA PERUSAHAAN ROTI IDEAL

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi pada beberapa tahun kedepan yang dimana persaingan antar perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha

METODE PENENTOAN HARGA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. Kata kunci : Harga Pokok Produksi, Absorption Costing, Variable Costing. Universitas Kristen Maranatha

Perhitungan Harga Pokok Produksi þÿ P a d a P a b r i k T a h u B u G i t o D e n Metode Process Costing

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

ABSTRAK. Perencanaan laba diperlukan oleh perusahaan agar perusahaan dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1 INTRODUCTION. COST ACCOUNTING (Akuntansi Biaya) Penentuan Kos Variabel

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Study Kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. industri konveksi mengharuskan setiap perusahaan untuk menentukan strategi. memberikan keuntungan perusahaan agar dapat bertahan.

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada dunia industri dewasa ini, perusahaan perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia, dalam upayanya meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman globalisasi seperti sekarang ini dimana semakin majunya dunia bisnis terutama dalam bidang industri menimbulkan persaingan yang semakin kompetitif dan ketat bagi perusahaan untuk menjual produknya agar laku di pasaran.persaingan yang ketat dalam dunia bisnis ini membuat para pengusaha berlomba-lomba dalam mempertahankan usahanya agar tetap eksis.hal yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan eksistensi usahanya adalah perusahaan harus dapat memasarkan produk barang atau jasa kepada masyarakat dengan kualitas yang baik dan ditunjang pula dengan harga yang terjangkau.persaingan ini melibatkan semua pihak dalam dunia usaha, baik dari industri besar maupun industri kecil.oleh karenanya industri kecil harus mempunyai strategi tersendiri untuk dapat bertahan dan mengembangkan usahanya. Salah satu contoh persaingan antara industri besar dan industri kecil adalah dalam penjualan yoghurt dan roti. Para pengusaha industri kecil di bidang yoghurt dan roti ini harus dapat bersaing dengan industri besar yang usahanya di bidang yoghurt dan roti juga. Untuk dapat bersaing dengan industri besar bukanlah hal yang mudah, para pengusaha industri kecil harus dapat menentukan strategi dalam pemasaran dan diperlukan suatu pengambilan keputusan yang tepat. Pengambilan keputusan yang tepat sangat berhubungan dengan informasi 1

2 biaya yang tepat juga. Informasi biaya ini sangat penting sebagai dasar pengambilan keputusan oleh manajemen baik untuk menentukan laba yang diinginkan maupun untuk pengembangan usahanya. Salah satu contoh informasi biaya yang sangat diperlukan oleh perusahaan adalah informasi biaya yang berkenaan dengan penentuan harga pokok produk sebagai dasar untuk menentukan harga jual. Perhitungan harga pokok yang tepat sangat penting bagi setiap perusahaan dalam melakukan perencanaan, pengendalian biaya dan pengambilan keputusan serta untuk menentukan berapa harga yang tepat berkenaan dengan produk yang dijual, harga jual tersebut akan berpengaruh terhadap minat konsumen untuk membeli produk perusahaan. Dalam menentukan harga jual produk tersebut, perusahaan harus dapat mengetahui berapa total biaya yang dikeluarkan dalam sekali memproduksi barang dan jasa. Kesalahan dalam perhitungan harga pokok produksi dapat mengakibatkan penentuan harga jual pada suatu produk menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah. Kedua kemungkinan tersebut dapat mengakibatkan keadaan yang tidak menguntungkan bagi perusahaan, karena dengan harga jual yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan produk yang ditawarkan perusahaan akan sulit bersaing dengan produk sejenis yang ada di pasar, sebaliknya jika harga jual produk terlalu rendah akan mengakibatkan laba yang diperoleh perusahaan rendah pula. Kesalahan tersebut sangat sering terjadi pada industri kecil, hal ini dikarenakan para pemilik industri kecil tidak mengetahui cara perhitungan harga pokok produksi yang benar. Kesalahan ini dapat diatasi dengan memberikan

3 pengetahuan kepada para pemilik industri kecil tentang cara penentuan harga pokok produksi yang tepat. Dalam menentukan harga pokok produksi dikenal dengan dua macam metode yaitu metode full costing dan metode variable costing. Perbedaan kedua metode tersebut terletak pada perlakuan biaya tetap produksi tidak langsung, atau biasa dikenal dengan biaya overhead pabrik. Dari kedua metode penentuan harga pokok produksi tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing tergantung pada kebutuhan akan informasi yang disediakan oleh kedua metode tersebut. Perusahaan-perusahaan yang diteliti oleh penulis adalah perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang yoghurt dan roti. Perusahaan-perusahaan ini merupakan home industry yang dikelola oleh keluarga. Menurut pengamatan, kedua home industry ini belum melakukan perhitungan harga pokok produksi dengan akurat karena cenderung hanya melihat harga yang berlaku di pasar dan kurang tepat memperhitungkan biaya-biaya yang terjadi. Perhitungan yang dilakukan oleh para pemilik home industri ini hanya memasukkan biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja saja pada perhitungan harga pokok produksinya sedangkan biaya overhead seperti listrik, penyusutan dan biaya overhead lainnya tidak mereka perhitungkan, selain itu ada biaya penolong yang dimasukkan ke dalam biaya bahan baku. Ketidakakuratan dalam perhitungan harga pokok produksi ini disebabkan ketidaktahuan para pemilik home industry tentang metode penentuan harga pokok produksi yang tepat untuk usahanya dan ketidaktahuan cara mengelompokkan biaya-biaya yang termasuk biaya bahan baku, biaya tenaga

4 kerja dan biaya overhead pabrik. Padahal pengelompokkan biaya tersebut sangat penting sebagai dasar untuk menentukan metode harga pokok produksi. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik melakukan penelitian mengenai penetapkan metode perhitungan harga pokok produksi yang tepat dan sesuai bagi home industry yoghurt dan roti. Oleh karena itu penulis mengambil judul PERBANDINGAN METODE FULL COSTING DENGAN METODE VARIABLE COSTING DALAM PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI YOGHURT DAN ROTI (studi kasus pada home industry Yoghurt Lso-phia dan Roti Merlin). 1.2 Identifikasi Masalah dan Batasan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana perhitungan harga pokok produksi yoghurt dan roti yang selama ini dilakukan oleh Yoghurt Lso-phia dan Roti Merlin. 2. Bagaimana perhitungan harga pokok produksi yoghurt dan roti dengan menggunakan metode full costing dan metode variable costing. 3. Metode perhitungan harga pokok produksi apa yang tepat digunakan oleh home industry yoghurt dan roti dalam menghitung harga pokok produksinya.

5 1.2.2 Batasan Masalah Adapun ruang lingkup dan pembatasan masalah yang terkait dengan penyusunan tugas akhir ini adalah mengenai perhitungan harga pokok produksi yoghurt dan roti dengan menggunakan metode full costing dan metode variable costing. 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui perhitungan harga pokok produksi yoghurt dan roti yang dilakukan oleh Yoghurt Lso-phia dan Roti Merlin. 2. Untuk mengetahui perhitungan harga pokok produksi yoghurt dan roti dengan menggunakan full costing dan variable costing. 3. Memberikan gambaran penetapan metode akuntansi dalam perhitungan harga pokok produksi untuk home industry yoghurt dan roti. 1.3.2 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada pihak-pihak yang membutuhkan sebagai berikut : 1. Bagi perusahaan Memberikan masukan yang positif kepada perusahaan akan pentingnya perhitungan harga pokok produksi sebagai dasar untuk menentukan harga jual produk sehingga harga produk yang di jual dapat bersaing di

6 pasar, dengan tetap memperhatikan perolehan laba dari penjualan produk tersebut dan juga sebagai alat pertimbangan penentuan metode harga pokok produksi yang akan digunakan oleh perusahaan. 2. Bagi Penulis. Penelitian ini sangat berguna bagi penulis untuk berusaha menguasai teori mengenai hal yang diteliti dengan pengetahuan dan hasil penelitian. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Penulis berharap hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti dalam bidang kajian yang sama. 1.4 Pendekatan Masalah Biaya merupakan suatu pengorbanan ekonomi yang harus dikeluarkan oleh perusahaan dalam memproduksi suatu barang atau jasa. Menurut Mulyadi (2009:8) biaya dalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Sedangkan dalam arti sempit biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh laba. Sedangkan menurut Charles T. Horngren (2006:31) biaya sebagai sumber daya dikorbankan/ dilepaskan untuk mencapai tujuan tertentu. Biaya produksi adalah biaya-biaya yangterjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Menurut objek pengeluarannya,

7 secara garis besar biaya produksi dibagi menjadi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik (factory overhead cost). Perhitungan harga pokok produksi sangat penting dilakukan oleh perusahaan sebagai dasar penentuan harga produk yang dijual untuk memperoleh suatu laba. Jadi harga pokok produksi ini penting untuk diketahui untuk menghitung total biaya yang dikeluarkan selama satu periode untuk melakukan produksi barang atau jasa untuk menetapkan harga perolehan sebagai dasar penentuan harga jual yang tepat. Harga pokok produksi (cost of goods manufactured) mencerminkan total biaya barang yang diselesaikan selama periode berjalan. Biaya yang hanya dibebankan pada barang yang diselesaikan adalah biaya manufaktur dari bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead. (Hansen/Mowen, 2011:60) Metode penentuan harga pokok produksi adalah cara untuk memperhitungkan unsur-unsur biaya kedalam harga pokok produksi. Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi, terdapat dua pendekatan yaitu full costing dan variable costing. 1. Full Costing Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik baik yang berperilaku variabel maupun tetap. Menurut Musyidi (2008:29), Full costing (absorption costing) adalah penentuan harga pokok produk yang memperhitungkan semua unsur biaya

8 produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik yang bersifat variabel (variable cost) maupun yang bersifat tetap (fixed cost). Pendekatan full costing yang biasa dikenal sebagai pendekatan tradisional menghasilkan laporan laba rugi dimana biaya-biaya di organisir dan sajikan berdasarkan fungsi-fungsi produksi, administrasi dan penjualan. Laporan laba rugi yang dihasilkan dari pendekatan ini banyak digunakan untuk memenuhi pihak luar perusahaan, oleh karena itu sistematikanya harus disesuaikan dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum untuk menjamin informasi yang tersaji dalam laporan tersebut. 2. Variable Costing Variable costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel. Dalam pendekatan ini biaya-biaya yang diperhitungkan sebagai harga pokok adalah biaya produksi variabel yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel. Biaya-biaya produksi tetap dikelompokkan sebagai biaya periodik bersama-sama dengan biaya tetap non produksi. Menurut Mulyadi (2009:122) variable costing adalah suatu metode penentuan harga pokok produksi yang hanya membebankan biaya-biaya produksi variabel saja ke dalam harga pokok produk.

9 Pendekatan variable costing di kenal sebagai contribution approach merupakan suatu format laporan laba rugi yang mengelompokkan biaya berdasarkan perilaku biaya dimana biaya-biaya dipisahkan menurut kategori biaya variabel dan biaya tetap dan tidak dipisahkan menurut fungsi-fungsi produksi, administrasi dan penjualan. Dalam pendekatan ini biaya-biaya berubah sejalan dengan perubahan out put yang diperlakukan sebagai elemen harga pokok produk. Laporan laba rugi yang dihasilkan dari pendekatan ini banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan pihak internal oleh karena itu tidak harus disesuaikan dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. 1.5 Metodologi Penelitian 1.5.1 Metode Penelitian Metodologi penelitian yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah metode penelitian deskriptif analisis yaitu suatu metode penelitian yang mengolah dan memproses data yang terdapat dalam perusahaan serta mengungkapkan bukti-bukti atau fakta-fakta yang sebenarnya yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti, kemudian akan dilakukan analisis sehingga dari data tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan, dalam hal ini data-data yang dikumpulkan berupa data yang terkait dengan biaya-biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan dalam menghasilkan suatu produk dalam kaitannya dengan perhitungan harga pokok produksi. Masalah yang diteliti berupa studi kasus pada perusahaan.

10 1.5.2 Data Penelitian 1. Jenis Data Jenis data yang didapat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Data Subjek Data ini diperoleh langsung dari responden seperti hasil wawancara dengan para pemilik home industry mengenai data-data biaya produksi. b. Data Dokumenter Dalam penelitian ini mengambil data dokumenter berupa data-data yang berhubungan dengan harga pokok produksi, seperti rincian pengeluaran biaya produksi, dan data lain yang terkait. 2. Sumber Data Sumber Data dalam penelitian ini : 1. Data Primer Data ini diperoleh langsung dari sumber asli yaitu pemilik home industry. Data primer dalam penelitian ini berupa wawancara dan opini dari pemilik home industry dan juga dari dokumendokumen yang terdapat di perusahaan berupa proses produksi, biaya produksi. 2. Data Sekunder Data ini diperoleh melalui perantara seperti hasil tinjauan pustaka mengenai hal-hal yang berhubungan dengan perhitungan harga pokok produk.

11 3. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Wawancara Pengumpulan data dengan cara Tanya jawab mengenai aktivitas dan operasi yang terjadi di perusahaan yang berhubungan dengan aktivitas proses produksi, dalam hal ini dengan mengajukan beberapa pertanyaan langsung kepada pemilik home industy berkenaan dengan perhitungan harga pokok produksi. b. Observasi Observasi dilakukan terhadap pola atau proses kerja mengenai perhitungan harga pokok produk dan melakukan pengamatan langsung terhadap proses produksi yang terjadi di perusahaan. c. Dokumentasi Dokumentasi dilakukan dengan cara menelaah berbagai dokumen seperti sejarah singkat perusahaan, bidang usaha perusahaan, dan dokumen yang digunakan untuk menghitung harga pokok produk. 1.5.3 Alat Analisis Data Alat yang digunakan penulis dalam penelitian ini, yaitu: a. Perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing.

12 Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead pabrik tetap Biaya overhead pabrik variabel Harga pokok produksi b. Perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode variable costing. Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead pabrik variabel Harga pokok produksi Setelah melakukan perhitungan dengan menggunakan kedua metode tersebut lalu di analisis metode apa yang lebih tepat digunakan untuk menghitung harga pokok produksi untuk home industry yoghurt dan roti. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di duahome industryyaitu home industy Yoghurt Lso-phia di Jl. Bu Sri B45 dan Roti Merlin di Pelita 4 Rt 04/Rw 04 no 114. Sedangkan waktu pelaksanaan mulai dari bulan Mei 2012.