Wajib menjaga kelestarian lingkungan.

dokumen-dokumen yang mirip
VII. ANALISIS FINANSIAL

I. PENDAHULUAN. Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk

Manajemen Pemeliharaan Ayam Jantan

VII. ANALISIS PENDAPATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan umum Ayam Broiler. sebagai penghasil daging, konversi pakan irit, siap dipotong pada umur relatif

I. PENDAHULUAN. Broiler adalah ayam yang memiliki karakteristik ekonomis, memiliki

BAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap dalam ransum

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kebutuhan protein hewani,

II. TINJAUAN PUSTAKA. ayam yang umumnya dikenal dikalangan peternak, yaitu ayam tipe ringan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler merupakan ayam yang berasal dari hasil genetik yang

Brooding Management. Danang Priyambodo

MATERI DAN METODE. Sumber : Label Pakan BR-611 PT. Charoen Pokphand Indonesia.

I. PENDAHULUAN. masyarakat menyebabkan konsumsi protein hewani pun meningkat setiap

I. PENDAHULUAN. Secara umum, ternak dikenal sebagai penghasil bahan pangan sumber protein

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pengaruh penggunaan tepung daun katuk (Sauropus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Materi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase

MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN AYAM BROILER

II. TINJAUAN PUSTAKA. Broiler pertama kali ditemukan pada Pada 1950 para ahli perunggasan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi Ternak Percobaan. Kandang dan Perlengkapan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kandang closed house milik PT. Rama Jaya Farm,

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 30 hari pada 16 Maret sampai 15 April 2014,

I. PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan dan kecerdasan bangsa. Permintaan masyarakat akan

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Standar Performa Mingguan Ayam Broiler CP 707

Lokakarya Fungsional Non Peneiti 1997 Sistem Perkandangan 1. Dari umur sehari sampai dengan umur 2 mingggu digunakan kandang triplek + kawat ukuran 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. umumnya dipanen pada umur 5 6 minggu dengan tujuan sebagai penghasil

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang

ANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS PETERNAKAN AYAM BROILER PT. BOGOR ECO FARMING, KABUPATEN BOGOR

BAB III METODE PENELITIAN Analisis proksimat dilakukan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak

MATERI DAN METODE. Tabel 3. Komposisi Nutrisi Ransum Komersial.

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan waktu, pertambahan jumlah penduduk,

I. PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhan protein hewani masyarakat dan meningkatkan. kesejahteraan peternak. Masalah yang sering dihadapi dewasa ini adalah

MATERI DAN METODE. Materi

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 26 hari mulai 15 April--10 Mei 2014, di

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai bobot badan antara 1,5-2.8 kg/ekor dan bisa segera

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada 12 September 2014 sampai dengan 20 Oktober 2014

II. ISI 2.1. Pra Produksi Penyiapan Sarana (Kandang) Persiapan peralatan dan ayam

Lampiran 1. Tabel FCR Peternakan Agus Suhendar

I. PENDAHULUAN. karena kondisi alamnya yang sangat mendukung. Tingkat produksi telur di

II ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu dari 12 September 2014 sampai

I. PENDAHULUAN. Usaha peternakan merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk

Bab XIII STUDI KELAYAKAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kandang milik PT. Rama Jaya Lampung, Desa Jati

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap sebagai subsitusi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan manusia. Untuk meningkatkan produktivitas ternak

Peluang Bisnis Top ~ 1

I. PENDAHULUAN. umur 4 5 minggu. Sifat pertumbuhan yang sangat cepat ini dicerminkan dari. modern mencapai di bawah dua (Amrullah, 2004).

BAB XVI KEGIATAN AGRIBISNIS

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

BAB I PENDAHULUAN. sangat potensial dikembangkan. Hal ini tidak lepas dari berbagai keunggulan

TERNAK AYAM KAMPUNG PELUANG USAHA MENGUNTUNGKAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perusahaan penetasan final stock ayam petelur selalu mendapatkan hasil samping

MATERI DAN METODE. Materi

TINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3. Suhu Kandang Selama Lima Minggu Penelitian Pengukuran Suhu ( o C) Pagi Siang Sore 28-32

TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat, itik ini menjadi popular. Itik peking

Analisis Usaha Peternakan Ayam Broiler pada Peternakan Rakyat di Desa Karya Bakti, Kecamatan Rungan, Kabupaten Gunung Mas, Provinsi Kalimantan Tengah

IbM POTENSI DAN PEMANFAATAN ITIK (JANTAN DAN PETELUR AFKIR) SEBAGAI TERNAK POTONG PADA KELOMPOK TANI DI KECAMATAN AIR HANGAT TIMUR KABUPATEN KERINCI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Limbah Ikan Bandeng (Chanos

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. timbunan daging baik, dada lebih besar dan kulit licin (Siregar et al, 1981).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pendek, yaitu pada umur 4-5 minggu berat badannya dapat mencapai 1,2-1,9 kg

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI USAHA PEMBESARAN AYAM KAMPUNG DI TINGKAT PETERNAK DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR. Reli Hevrizen dan Reny Debora Tambunan

I. PENDAHULUAN. 1 Sapi 0,334 0, Kerbau 0,014 0, Kambing 0,025 0, ,9 4 Babi 0,188 0, Ayam ras 3,050 3, ,7 7

Peternakan Tropika. Journal of Tropical Animal Science

BAB I PENDAHULUAN. Budidaya ayam ras khususnya ayam broiler sebagai ayam pedaging,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pertumbuhan cepat, kulit putih dan bulu merapat ke tubuh (Suprijatna et al., 2005).

OPTIMALISASI USAHA PENGGEMUKAN SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KOPI

I. PENDAHULUAN. semakin meningkat. Hal ini ditandai dengan banyaknya perusahaan baru

[Pemanenan Ternak Unggas]

I. PENDAHULUAN. Broiler merupakan salah satu sumber protein hewani yang dapat memenuhi

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat. Materi

MENGENAL SECARA SEDERHANA TERNAK AYAM BURAS

I. PENDAHULUAN. Pembangunan peternakan dari tahun ke tahun semakin pesat dengan

IV. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama 7 minggu dari 12 Februari 29 Maret

PENDAHULUAN. Daging unggas adalah salah jenis produk peternakan yang cukup disukai. Harga yang relatif terjangkau membuat masyarakat atau

LAPORAN PRAKTIKUM NUTRISI TERNAK UNGGAS DAN NON RUMINANSIA. Penyusunan Ransum dan Pemberian Pakan Pada Broiler Fase Finisher

BAB III METODE PENELITIAN. yang menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan

I. PENDAHULUAN. pesat. Perkembangan tersebut diiringi pula dengan semakin meningkatnya

D Praditia, W. Sarengat dan M. Handayani* Program S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan PertanianUniversitas Diponegoro Semarang

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Ternak Sapi Potong

PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Konsumsi Ransum Ayam Broiler

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ayam pedaging komersil pada umumnya dipelihara secara intensif dengan sistem

Budidaya dan Pakan Ayam Buras. Oleh : Supriadi Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Riau.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam ras adalah jenis ayam-ayam unggul impor yang telah dimuliabiakan

PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan daging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat

I. PENDAHULUAN. tinggi. Fakta ini menyebabkan kebutuhan yang tinggi akan protein hewani

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari -- Maret 2013 di kandang percobaan

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

Analisis Pendapatan Usaha Ternak Ayam Ras Pedaging Pada Pola Usaha Yang Berbeda Di Kecamatan Cingambul Kabupaten Majalengka

BAB III MATERI DAN METODE

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Rencana Usaha Peningkatan jumlah populasi penduduk mengakibatkan meningkatnya kenutuhan sumber makanan. salah satu jenis makanan yang mengandung gizi yang lengkap adalah daging. Salah satu jenis ternak yang yang menjadi sumber utama penghasil daging adalah ayam. Beberapa kelebihan yang dimiliki ayam sebagai bahan konsumsi telah menyebabkan terdapatnya preferensi yang tinggi dari masyarakat terhadap daging ayam potong. Dalam mendirikan suatu peternakan dibutuhkan rencana secara menyeluruh usaha ayam tersebut mulai dari system kandang, lama usaha, modal, hasil usaha dan lain-lain. Perencanaan tersebut berkaitan dengan betuk usaha peternakan ayam. Syarat teknis peternak ayam yaitu sebagai berikut: Lokasi, Bangunan Panataan letak bangunan kandang dan perlengkapan harus memenuhi pedoman, Peralatan, Tenaga kerja, Bibit, Penyediaan air harus bersih dan cukup, Pakan dapat membeli atau membuat sendiri, Luas tanah atau lahan disesuaikan dengan rencana kapasitas produksi, jenis dan statusnya, Kesehatan hewan harus diperhatikan benar-benar, dan B. Strain Ayam Wajib menjaga kelestarian lingkungan.

Strain-strain broiler umumnya memiliki cirri badan yang besar dan kokoh, berkemampuan menghasilkan daging tinggi dalam waktu pemeliharaan yang relative singkat (pertumbuhan badan cepat) yakni pada umur 42 hari berat badan ayam yang betina mencapai 1.7 kg dan yang jantan mencapai 2 kg. kandungan lemak dan air dalam daging yang cukup tinggi, daging berwarna putih bersih dan empuk (tidak ulet/alot), tulang rawan pada bagian dada lunak, otot kaki pada sisi belakang tebal, dan produksi telurnya rendah. Macammacam strain broiler diantaranya adalah strain yang berasal dari breeding Farm Hy-Line yang berpusat di USA, menghasilkan strain Hybro broiler; breeding farm Babcock yang berpusat di U.S.A menghasilkan strain Cobb broiler; breeding Kimber yang berpusat di California (U.S.A) menghasilkan strain kimber broiler; breeding farm Shaver yang berpusat di Kanada menghasilkan strain Shaver broiler dan lain-lain C. Pakan Ayam yang baru lahir membutuhkan ransum yang kandungan gizinya diutamakan untuk pertumbuhan organ pencernaan. Untuk itu protein memegang peranan penting. Fase starter pada ayam kampung (0-5 minggu) membutuhkan protein 17% dan energy 2600KKal dalam tiap kg ransum. Bentuk ransum yang paling baik adalah berbentuk crumble (butiran kecil), pemberian pakan pada fase ini diusahakan berkesinambungan dan tidak terbatas artinya apabila melihat tempat makan ayam mulai kosong segera diisi lagi sehingga ayam tidak merasa kelaparan. Pakan yang digunakan pada usaha ini adalah BR1 yang umumnya memiliki kadar protein 22-24%. D. Jumlah Ternak Jumlah ternak yang dipelihara pada tiap periode adalah sebanyak 50 ST. E. Sistem alas kandang Sistem alas kandang yang digunakan adalah sistem alas kandang litter dengan alas sekam. Plus minus kandang ayam broiler sistem litter selama ini telah banyak diketahui oleh kalangan peternak dan pemerhati dunia peternakan ayam broiler. Plusnya, yang paling pertama adalah hemat bahan bangunan

terutama kayu dan bambu dibandingkan kandang panggung. Kedua, resiko ayam terjepit bisa dihindari karena lantainya tidak terbuat dari bilah-bilah kayu/bambu seperti terdapat pada kandang panggung. Ketiga, proses panen relatif lebih mudah. Ciri khas dari kandang sistem litter dapat dilihat pada bagian lantai. Litter merupakan alas atau lantai kandang yang terbuat dari bahan-bahan seperti sekam (kulit) padi, serbuk gergajian, tongkol jagung yang dipecah-pecah, serta jerami dan ampas tebu yang dipotong-potong. Bahan-bahan diatas dapat menyerap air dengan baik, sehingga lantai kandang tidak mudah becek. Selain itu, bahan-bahan litter mengandung banyak vitamin B12 yang baik untuk pertumbuhan, karena jerami, sekam padi dan bahan sejenisnya mempunyai kemampuan menahan panas sehingga suhu kandang pun menjadi lebih hangat. F. Jumlah tenaga kerja Jumlah tenaga kerja yang digunakan sebanyak 2 orang dengan 1 HK = 8 jam. Upah yang diterima per bulan adalah Rp. 1000.000/orang. G. Modal Modal adalah biaya yang harus disediakan dan merupakan faktor yang sangat penting dalam menggerakkan suatu usaha. Besar kecilnya modal akan sangat mempengaruhi tingkat keuntungan yang diperoleh. Jadi modal merupakan sumber daya untuk suatu proses produksi. Sedangkan biaya merupakan jumlah kompensasi yang diterima oleh pemiilik faktor produksi yang digunakan dalam suatu proses produksi bersangkutan. Modal dapat dibagi kepada dua jenis yaitu: 1. Modal tetap (investasi) merupakan modal yang dapat tahan lama dalam proses produksi. 2. Modal tidak tetap (variabel) merupakan modal yang habis pakai dalam satu kali proses produksi. Modal pada usaha ini diperoleh dari peminjaman bank sebesar 50% dengan tingkat bunga 2%/bulan dan 50% modal milik sendiri. H. Rencana pemasaran

Pemasaran dilakukan dengan kerjasama dengan rumah makan dan pedagangpedagang eceran. Juga menerima pemesanan. \ II. HARGA INPUT DAN OUTPUT A. Harga Output

Harga output merupakan keseluruhan barang atau jasa yang dimanfaatkan dalam perusahaan dan sebagai investasi modal. Biaya Investasi Kandang dan Peralatan N Harga Satuan Harga Total Jenis Jumlah Satuan o (Rp) (Rp) 1 kandang 1 Buah 60.000.000 60.000.000 chick feeder 100 Buah 31.000 3.100.000 2 tray hanging Feeder 200 Buah 14.700 2.940.000 3 tray Automatic 20 Buah 93.400 1.868.000 4 Drinker 5 Brooder 5 Buah 900.000 4.500.000 6 Boklam 8 Buah 12.000 96.000 7 Kabel 150 Meter 12.000 1.800.000 8 Seng brooder 5 Unit 60.000 300.000 9 Tirai plastic 250 Meter 100.000 25.000.000 1 Timbangan 1 Unit 85.000 85.000 0 Gantung 1 Tower 1 Unit 450.000 450.000 1 Total 100.139.000 Biaya investasi dihitung per lima tahun, maka biaya investasi per tahun adalah sebesar Rp. 100.139.000/5 = Rp. 20.027.800 Biaya Variabel No Jenis Juml ah Satuan Harga Satuan (Rp) Harga Total (Rp) Harga per tahun 1 DOC 5.000 Ekor 4.500 22.500.000 135.000.000 2 Pakan 10.00 0 Kg 6.350 63.500.000 381.000.000 3 Vaksin AI / 1000 ekor 5 Sachet 600.000 3.000.000 18.000.000

4 Desinfektan 6 Botol 73.700 442.200 2.653.200 5 Vaksin gumboro / 5 Sachet 61.700 308.500 1.851.000 1000 ekor 6 Vita chick / 250 gr 20 Sachet 20.900 418.000 2.508.000 7 Tenaga Kerja / 2 Orang 1.000.000 2.000.000 12.000.000 periode 9 Listrik 1 periode 1 Bulan 250.000 250.000 1.500.000 10 Penyusutan peralatan 20% 750.000 150.000 150.000 11 Lain-lain 500.000 3.000.000 Total 93.068.700 557.662.200 Ket: satu periode membutuhkan waktu 2 bulan, sehingga dalam satu tahun terdapat 6 periode. B. Harga Input Harga input merupakan pendapatan yang dihasilkan oleh perusahaan atau peternakan yang kemudian dipasarkan kepada konsumen. Tingkat mortalitas 2 %. Harga input per tahun adalah: Uraian Satuan Jumlah Harga Satuan Total Harga Jumlah daging 1.2 kg 6 periode x 4900 18.000/kg 635.040.000 Feses 3 ton/st 150 ton 500 75.000.000 Karung 200 1000 200.000 Total Input 710.240.000 Keterangan: 1 periode 2 bulan Pemanenan setiap bulan dengan istirahat kandang minimal 2 minggu

III. HASIL USAHA

1. Penjualan Ayam 2 Tingkat mortalitas 2 % = 100 x 5.000 ekor = 100 ekor Jumlah Penjualan = 1,2 kg x (5.000-100 ekor) x Rp. 18.000,00 = Rp 105.840.000/periode Jumlah penjualan/tahun = Rp 105.840.000 x 6 periode = Rp 635.040.000 2. Penjualan Pupuk Kandang Setiap 100 ekor ayam (IST) menghasilkan 3 ton feses/tahun. 5.000 Jadi untuk 5.000 ekor ayam menghasilkan = 100 x 3 ton feses = 150 ton feses/tahun Harga 1 kg feses Rp. 500 maka untuk 150 ton atau 150.000 kg = 150.000 kg x Rp. 500,00 = Rp. 75.000.000,00/tahun 3. Penjualan Karung Ransum Selama 1 periode menghabiskan 10.000 kg, I karung berisi 50 kg, maka 10000 jumlah karung yang didapat adalah 50 = 200 karung Harga 1 karung Rp. 1.500,00, maka untuk 200 karung = 200 x Rp. 1.000,00= Rp 200.000 Total Revenues = Rp 635.040.000 + Rp. 75.000.000 + Rp 200.000 = Rp 710.240.000/tahun

Total Profit = Total Revenue Total Cost = Rp 710.240.000 (Rp. 20.027.800 + 557.662.200) = Rp 132.550.000/tahun Jadi untuk jangka waktu 5 tahun diperoleh keuntungan sebesar: = 5 x Rp 132.550.000 = Rp. 662.750.000 IV. EVALUASI USAHA Ada 2 kriteria yang digunakan untuk menganalisis perkiraan suatu rencana investasi usaha, yaitu: 1. Kriteria Undiscounted, 2. Kriteria Discounted.

1. Kriteria Discounted Kriteria Discounted mengacu pada apa yang akan diperoleh dikemudian harridan berapa nilainya sekarang. Kelayakan usaha ini didasarkan pada B/C ratio, yaitu bila nilai B/C bernilai > 1 maka usaha layak untuk diteruskan. Bila B/C ratio bernilai = 1 maka akan tercapai break event point artinya usaha layak untuk dapat diteruskan atau tidak diteruskan. Tetapi B/C ratio bernilai < 1 maka usaha tidak layak untuk diteruskan, karena hanya akan mendatangkan kerugian. Rumus B/C ratio = Total Penerimaan / Total Biaya = Rp 710.240.000 / Rp 577.690.000 = 1,22944832 Berdasarkan perhitungan B/C ratio, diketahui bahwa nilai B/C ratio > 1 sehingga dapat disimpulkan bahwa usaha ini layak untuk diteruskan. 1. Kriteria Undisconted Margin Efficiyency Capital (MEC) Margin Efficiyency Capital (MEC) merupakan perbandingan antara keuntungan yang diharapkan dengan tingkat bunga yang berlaku. Berdasarkan data maka MEC dapat dihitung sebagai berikut: Keuntungan yang diharapkan = Rp 132.550.000 % keuntungan dari total penerimaan = Rp 132.550.000/Rp 74.000.000 x 100% = 179,12% Tingkat bunga yang berlaku 24% per tahun, maka 179,12% > 24% = MEC > I, maka investasi dapat diteruskan. Ranking by Inspection Analisis ini menitik beratkan pada selisih antara keuntungan kotor dengan biaya operasional dan biaya pemeliharaan. Maka diperoleh: RBI = Rp 710.240.000 - Rp 577.690.000 = Rp Rp 132.550.000

Payback Period Analisis ini didasarkan pada pelunasan biaya pinjaman pada bank sebesar Rp. 100.000.000 + bunga Rp. 48.000.000 / 2 tahun = Rp. 148.000.000 dapat dikembalikan dalam waktu 2 periode. Titik Impas Merupakan salah satu alat pengukur usaha dimana pada suatu waktu tertentu dengan nilai produksi tertentu terdapat keseimbangan antara biaya usaha keseluruhan dengan penerimaan usaha. Diketahui: Total biaya tetap rata-rata (C) = Rp 577.690.000 Total penerimaan (I) = Rp 710.240.000 Total biaya variabel rata-rata (V) = Rp 577.690.000 Rp 557.662.200 = Rp. 20.027.800 PI = C : (I-V/I) = Rp 577.690.000 : [1 Rp. 20.027.800/ Rp 710.240.000] = Rp. 594.452.757,6 Penerimaan Impas Titik Impas tercapai pada angka (PI/I) 100 % = Rp. 594.452.757,6/ Rp 710.240.000 x 100% = 83,69 % Jadi pada tingkat penerimaan Rp 594.452.757,6 terjadi keseimbangan dengan biaya usaha keseluruhan.

KESIMPULAN Berdasarkan hasil evaluasi usaha yang telah dilakukan, dapat diperoleh beberapa kesimpulan diantaranya: 1. Hasil pendapatan dari usaha peternakan ayam broiler selama setahun sebanyak Rp 710.240.000/tahun dan biaya utang harus dikeluarkan sebanyak Rp 148.000.000 dengan keuntungan sebanyak Rp 132.550.000/tahun. 2. Berdasarkan perhitungan B/C ratio, diketahui bahwa nilai B/C ratio > 1, yaitu 1,22 sehingga dapat disimpulkan bahwa usaha ini layak untuk diteruskan

3. Berdasarkan hasil perhitungan nilai MEC, diperoleh MEC > 1, maka investasi dapat diteruskan. 4. Dengan hasil pendapatan yang telah diperoleh, dana pinjaman bank sudah dapat dikembalikan dalam kurun waktu 2 periode.