BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah perjanjian sewa menyewa. Perjanjian sewa menyewa banyak di. sewa yang telah diberikan oleh pihak penyewa.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Hukum adalah segala aturan yang menjadi pedoman perilaku setiap orang

WANPRESTASI DAN PENYELESAIANNYA DALAM PERJANJIAN SEWA MENYEWA MOBIL: NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. kerjasama di bidang perdagangan dan jasa berkembang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Usaha tersebut muncul karena banyak orang yang membutuhkannya. tetapi tidak mampu membeli mobil. Kemudian banyak orang yang

BAB I PENDAHULUAN. layak dan berkecukupan. Guna mencukupi kebutuhan hidup serta guna

Dengan adanya pengusaha swasta saja belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal ini antara lain karena perusahaan swasta hanya melayani jalur-jalur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam keadaan yang sedang dilanda krisis multidimensi seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemenuhan akan sarana transportasi saat ini merupakan kebutuhan pokok

SKRIPSI KAJIAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH SUSUN SEDERHANA DI SURAKARTA

BAB II PERJANJIAN JUAL BELI MENURUT KUHPERDATA. antara dua orang atau lebih. Perjanjian ini menimbulkan sebuah kewajiban untuk

BAB I PENDAHULUAN. macam kegiatan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

TINJAUAN YURIDIS HAK-HAK NASABAH PEGADAIAN DALAM HAL TERJADI PELELANGAN TERHADAP BARANG JAMINAN (Studi Kasus Di Perum Pegadaian Cabang Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. dengan segala macam kebutuhan. Dalam menghadapi kebutuhan ini, sifat

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tolak ukur dari keberhasilan pembangunan nasional yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. berwujud perjanjian secara tertulis (kontrak). berjanji untuk melakukan suatu hal. 1

BAB I PENDAHULUAN. dalam jangka waktu pendek atau panjang, perjanjian sudah menjadi bagian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Manusia dalam kehidupannya sehari-hari memiliki kebutuhankebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. orang bisa memiliki mobil sebagai barang milik pribadi. Rental mobil (persewaan mobil) yang dapat membantu seseorang yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya, mereka harus

BAB I PENDAHULUAN. yang sama dan apabila diperlukan bisa dibebani dengan bunga. Karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. sisi ekonomi. Dalam hal ini tanah pun dapat dibiarkan begitu saja atau dikelola

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan perorangan atau kelompok yang diharapkan untuk dipenuhi. 1

PELAKSANAAN PERJANJIAN ANTARA AGEN DENGAN PEMILIK PRODUK UNTUK DI PASARKAN KEPADA MASYARAKAT. Deny Slamet Pribadi

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERJANJIAN. dua istilah yang berasal dari bahasa Belanda, yaitu istilah verbintenis dan

BAB I PENDAHULUAN. ini, semakin meningkat pula kebutuhan hidupnya. Kebutuhan manusia akan

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem aturan. Hukum bukanlah, seperti terkadang dikatakan, sebuah

BAB I. Pendahuluan. dan makmur dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. pembangunan di bidang ekonomi. Berbagai usaha dilakukan dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh para pengusaha untuk mengembangkan usahanya. kedua belah pihak, yakni pembeli dan penjual.

BAB I PENDAHULUAN. mendesak para pelaku ekonomi untuk semakin sadar akan pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. seperti: investasi dalam pembelian ternak, pembelian tanah pertanian, atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyelenggaraan ibadah haji dan umroh merupakan tugas nasional karena

PELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA MENYEWA KENDARAAN RODA EMPAT DALAM HAL BERALIHNYA BARANG OBJEK SEWA PADA CV. INDAH JAYA KUTA BADUNG

MAKALAH HUKUM PERIKATAN MENGENAI ANALISIS SENGKETA JAMINAN FIDUSIA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan alam kehidupan sekitarnya. 1. ketentuan yang harus dipatuhi oleh setiap anggota masyarakat.

PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT CITA DEWI COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR

TANGGUNG JAWAB HUKUM TERHADAP SEWA MENYEWA ALAT MUSIK DAN SOUND SYSTEM DI KOTA SURAKARTA

Berdasarkan Pasal 1 ayat (2) Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tersebut, maka salah satu cara dari pihak bank untuk menyalurkan dana adalah dengan mem

BAB I PENDAHULUAN. penyerahan tanah hak kepada pihak lain untuk selama-lamanya (hak atas tanah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. BBM merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat Desa. maupun Kota baik sebagai rumah tangga maupun sebagai pengusaha,

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakannya dalam sebuah perjanjian yang di dalamnya dilandasi rasa

BAB I PENDAHULUAN. tidak asing dikenal di tengah-tengah masyarakat adalah bank. Bank tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dalam kehidupan sosialnya senantiasa akan melakukan

PENYELESAIAN SENGKETA PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Namun demikian perjanjian kredit ini perlu mendapat perhatian khusus dari

PELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA TANAH KAS DESA DI DESA KENAIBAN KECAMATAN JUWIRING KABUPATEN KLATEN

I. PENDAHULUAN. Kehadiran bank sebagai penyedia jasa keuangan berkaitan dengan kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam bahaya yang dapat mengancam kepentingannya tersebut.

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB I. mobil baru dengan banyak fasilitas dan kemudahan banyak diminati oleh. merek, pembeli harus memesan lebih dahulu ( indent ).

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dilahirkan, maka ia dalam hidupnya akan mengemban hak dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Subekti dan Tjitrosudibio, Cet. 34, Edisi Revisi (Jakarta: Pradnya Paramita,1995), pasal 1233.

BAB I PENDAHULUAN. signigfikan terhadap sistem ekonomi global dewasa ini. Teknologi telah

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI ATAS DI PD BPR BANK BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasaarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, maka

BAB I PENDAHULUAN. nilai strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara. Lembaga. Perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan diantaranya adalah persaingan antara siswa sebagai peserta didik yang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan era globalisasi yang semakin pesat berpengaruh

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENENTUKAN BESARNYA SUKU BUNGA PINJAMAN DALAM SENGKETA HUTANG PIUTANG (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA)

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana terkandung dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Banyak sektor usaha berlomba-lomba untuk menarik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu transaksi jual beli, apapun jenis benda yang diperjual-belikan

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JAMBI FAKULTAS HUKUM

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK ATAS PENSIUN

KLASIFIKASI PERJANJIAN KELOMPOK I DWI AYU RACHMAWATI (01) ( )

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari digerakan dengan tenaga manusia ataupun alam. mengeluarkan Peraturan Perundang-undangan No. 15 Tahun 1985 tentang

STUDI TENTANG TANGGUNG JAWAB KASIR TERHADAP KERUGIAN AKIBAT KELALAIAN DI SUPERMARKET WILAYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang yang dilaksanakan secara terpadu dan terencana

[FIKA ASHARINA KARKHAM,SH]

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LEMBAGA PEMBIAYAAN, PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DAN WANPRESTASI. 2.1 Pengertian dan Dasar Hukum Lembaga Pembiayaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk nongkrong-nongkrong di cafe. Gaya hidup nongkrong di. kita sadari merupakan pengaruh dari globalisasi.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Oetarid Sadino, Pengatar Ilmu Hukum, PT Pradnya Paramita, Jakarta 2005, hlm. 52.

BAB I PENDAHULUAN. adanya modal dalam mengembangkan unit usaha yang sedang dijalankan,

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya jaminan dalam pemberian kredit merupakan keharusan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. berbagai cara seperti meminjam dari berbagai sumber dana yang ada. sehingga dapat mengakibatkan pemborosan.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan

AKTA PENGAKUN HUTANG DALAM PRAKTEKNYA DI WILAYAH KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. harga-harga produksi guna menjalankan sebuah perusahaan bertambah tinggi

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya. Dalam memenuhi segala kebutuhan hidup, akal dan pikiran. Ia memerlukan tangan ataupun bantuan dari pihak lain.

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu roda. perekonomian masyarakat. Namun sayangnya pertumbuhan institusi

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing

BAB I PENDAHULUAN. berbuat semaksimal mungkin dan mengerahkan semua kemampuannya untuk

BAB II PERJANJIAN PADA UMUMNYA. satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. 11

KEDUDUKAN HAK RETENSI BENDA GADAI OLEH PT. PEGADAIAN DALAM HAL DEBITUR WANPRESTASI

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian hutang piutang ini dalam Kitab Undang-Undang Hukun Perdata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi saat ini memiliki dampak yang positif, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia adalah negara yang berdasarkan hukum sebagaimana diatur

BAB II PERJANJIAN DAN WANPRESTASI SECARA UMUM

BAB I PENDAHULUAN. patut, dinyatakan sebagai penyalahgunaan hak. 1 Salah satu bidang hukum

WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN GANTI RUGI. (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Denpasar No.522/Pdt.G/2013/PN.Dps )

BAB I PENDAHULUAN. menyendiri tetapi manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup menyendiri.

BAB I PENDAHULUAN. atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan suatu perikatan. Perikatan lahir dari sebuah perjanjian, tetapi ada juga

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN. Perjanjian menurut pasal 1313 KUH Perdata adalah suatu perbuatan dengan

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang usahanya, semula hanya melakukan tugas sebagai. perdagangan dan setiap adanya bank baru yang di dirikan akan mempunyai

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pada era reformasi ini perkembangan arus globalisasi ekonomi dalam kerjasama di bidang jasa berkembang sangat pesat. Masyarakat semakin banyak mengikatkan dirinya dengan masyarakat lainnya, sehingga timbul perjanjian salah satunya adalah perjanjian sewa menyewa. Perjanjian sewa menyewa banyak di gunakan oleh para pihak pada umumnya, karena dengan adanya perjanjian sewa menyewa ini dapat membantu para pihak, baik itu dari pihak penyewa maupun pihak yang menyewakan. Penyewa mendapatkan keuntungan dari benda yang disewanya sedangkan yang menyewakan akan memperoleh keuntungan dari harga sewa yang telah diberikan oleh pihak penyewa. Secara yuridis pengertian perjanjian diatur dalam buku ketiga tentang perikatan. Definisi perjanjian menurut Pasal 1313 KUHPerdata adalah : suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. 1 Sewa menyewa merupakan perbuatan perdata yang dapat dilakukan oleh suatu subyek hukum (orang dan badan hukum). Perjanjian sewa menyewa di atur dalam Pasal 1548-1600 KUHPerdata. Pengertian sewa menyewa adalah suatu perjanjian, dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk memberikan kepada pihak yang lainya kenikmatan suatu barang selama suatu 1 Purwahid Patrik, Dasar-Dasar Hukum Perikatan, Mandar Maju, Bandung, 1994, hlm. 94. 1

2 waktu tertentu dan dengan pembayaran suatu harga yang oleh pihak tersebut belakangan ini disanggupi pembayaranya. 2 Berkaitan dengan hal tersebut, unsur-unsur yang tercantum dalam sewa menyewa sebagaimana diatur dalam pasal 1548 KUHPerdata tersebut adalah. 3 a. Adanya pihak yang menyewakan dari pihak penyewa. b. Adanya kesepakatan antara kedua belah pihak. c. Adanya subyek sewa menyewa yaitu barang (baik barang bergerak maupun tidak bergerak). d. Adanya kewajiban dari pihak yang menyewakan kenikmatan kepada pihak yang menyewa atas suatu benda dan lain-lain. e. Adanya kewajiban dari penyewa untuk menyerahkan uang pembayaran kepada pihak yang menyewakan. Karena prospek yang cerah, sekarang ini banyak bermunculan bidang persewan, antara lain bidang jasa penyewaan mobil atau sering disebut rental mobil salah satunya di Wawa rental mobil Kab Sragen. Guna memenuhi kebutuhan masyarakat untuk sarana transportasi sangat diperlukan dalam menunjang aktivitas, terutama dalam mempermudah usaha dan pada dasarnya manusia dituntut untuk memenuhi kepentingan (kebutuhannya). Karena keterbatasan kemampuan yang berbeda-beda tidak sedikit orang yang lebih cenderung memilih jasa penyewaan mobil untuk mempercepat sistem kerja guna mempersingkat waktu dengan hasil yang maksimal. 2 R. Subekti dan R, Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Ctk. Ketiga puluh empat, PT. Pradnya Paramita, Jakarta, 2004, hlm. 381. 3 Kitab Undan-Undang Hukum Perdata, pasal 1548, hal 381

3 Demi tercapainya kepentingannya tersebut, orang tidak segan-segan mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk menyewa mobil. Bila dipikirkan lebih jauh, tanggung-jawab dari penyewaan mobil sangat besar. Tetapi di sisi lain setiap orang lebih cenderung memilih sarana yang dianggap cepat dan aman. Keuntungan lain yang dirasakan pula oleh masyarakat pengguna jasa pelayanan rental mobil yang membutuhkan mobil namun tidak mempunyai waktu bahkan tidak dapat mengendarai mobil sendiri, hal tersebut sekarang sudah ada solusinya yang mana sekarang kebanyakan pelaku usaha jasa rental mobil juga menyediakan jasa pelayanan supir. Penggunaan mobil rental oleh penyewa mobil diawali dengan terikatnya perusahaan pelayanan rental mobil dengan penyewa mobil dalam perjanjian sewa menyewa mobil untuk jangka waktu tertentu baik dengan atau tanpa diberikan jaminan oleh penyewa mobil kepada perusahaan pelayanan rental mobil, yang mana di dalam perjanjian Wawa rental mobil, pihak-pihak yang tidak memberikan jaminan tidak kepada semua orang yang menyewa mobil, melainkan hanya kepada orang-orang tertentu biasanya hanya kepada keluarga dekat atau orangorang yang dianggap oleh perusahaan rental mobil dapat dipercaya, sedangkan yang menggunakan jaminan biasanya jaminan yang di pakai antara lain meliputi, kartu keluarga, kartu tanda penduduk, dan motor milik sang penyewa tersebut, yang berakibat timbulnya suatu perikatan. Perjanjian yang dibuat dalam sewa menyewa rental mobil dapat di buat secara lisan maupun tertulis. Yang mana secara lisan tersebut hanya terjadi kepada orang-orang dekat saja atau keluarga, Perusahaan pelayanan rental mobil sudah

4 banyak ditemukan, salah satunya perusahaan rental mobil yang ada di Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen adalah Wawa Rental. Mengenai waktu berakhirnya sewa yang dibuat dengan perjanjian tertulis diatur di dalam Pasal 1570 KUHPerdata yaitu jika sewa dibuat dengan tulisan, maka sewa itu berakhir demi hukum (otomatis), apabila waktu yang ditentukan telah habis, tanpa diperlukannya sesuatu pemberhentian untuk itu, oleh karena itu jika waktu sewa menyewa yang ditentukan di dalam perjanjian telah habis maka pihak penyewa harus segera menyerahkan barang yang disewa dalam keadaan semula pada waktu barang diserahkan Akan tetapi dalam kenyataanya perjanjian sewa menyewa tidak semua perjanjian terlaksana seperti yang diperjanjikan, terkadang pihak yang menyewakan tidak dapat memenuhi kewajiaban sesuai dengan yang disepakati dalam perjanjian. Tidak terpenuhinya kewajiban tersebut disebabkan karena adanya kelalaian atau kesengajaan atau karena suatu peristiwa yang terjadi diluar masing-masing pihak. Dengan kata lain disebabkan oleh wanprestasi dan overmacht. Overmacht dan keadaan memaksa adalah keadaan tidak dapat dipenuhinya prestasi oleh debitur karena terjadi suatu peristiwa bukan karena kesalahannya, peristiwa mana tidak dapat diketahui atau tidak diduga akan terjadi pada waktu membuat perikatan 4. 4 Abdul kadir Muhammad, Hukum Perikatan, Citra Adhitya Bakti, Bandung, 1992, hlm.27

5 Wanprestasi adalah tidak terpenuhinya atau lalai melaksanakan kewajiaban (prestasi) sebagaimana yang ditentukan dalam perjanjian yang dibuat antara kreditor dengan debitur 5. Wanprestasi dapat berupa 6 : a. Tidak melaksanakan apa yang disanggupi akan dilakukannya. b. Melaksanakan apa yang dijanjiakannya, tetapi tidak sebagaimana mestinya. c. Melakukan apa yang dijanjikannya tetapi terlambat. d. Melakukan suatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukannya. Penyalah-gunaan mobil yang disewa selain mengakibatkan kerugian terhadap perusahaan rental mobil juga mengakibatkan kerugian oleh masyarakat akibat dari ketidak-tahuannya bahwa mobil yang dijadikan jaminan untuk suatu transaksi pinjam uang adalah mobil rental sehingga ketika pinjaman jatuh tempo, mobil tidak dapat di tarik karena bukan milik peminjam uang (penyewa mobil), namun milik perusahaan rental mobil. Dalam hal wanprestasi kasusnya yang terjadi di dalam perjanjian sewa menyewa di Wawa rental sering terjadi wanprestasi seperti pengembalian barang yang disewa tetapi terlambat hal tersebut sering kali membuat rugi bagi pemilik usaha rental, barang yang disewa digadaikan oleh debitur dan barang yang disewa digunakan untuk melanggar Undang-undang yang berlaku dan masih banyak yang lainnya. Dalam hal ini keahlian dan pengetahuan setiap orang yang melakukan kesepakatan sangat berpengaruh, karena tidak sedikit wanprestasi yang terjadi berdampak pada penilaian masyarakat desa, kesalahan yang dibuat oleh seseorang 5 Subekti, Hukum Perjanjian, PT Intermasa, Jakarta,1984,hlm 45 6 Ibid, hlm.45

6 sering menjadi bahan pembicaraan dikalangan masyarakat. Bahkan tidak sedikit yang beranggapan bahwa setiap wanprestasi yang terjadi disebabkan oleh perilaku pihak penyewa. Dalam hal ini seperti bukti tertulis berperan sangat penting untuk memberikan keterangan mana pihak yang berprestasi dan mana pihak yang tidak berprestasi. Apabila suatu pihak tidak melaksanakan atau memenuhi prestasi sesuai dengan perjanjian itu, maka pihak tersebut dianggap telah melakukan wanprestasi. Dalam Pasal 1564 KUHPerdata menyebutkan bahwa penyewa bertanggung jawab untuk segala kerusakan yang diterbitkan pada barang yang disewa selama waktu sewa, kecuali jika ia bisa membuktikan bahwa kerusakan itu terjadi diluar kesalahannya jadi pihak penyewa bertanggung jawab terhadap segala kerusakan yang terjadi terhadap barang yang disewanya, kecuali penyewa bisa membuktikan bahwa kerusakan yang terjadi diluar kesalahannya. Akan tetapi apabila di lihat lebih jauh, wanprestasi dan penyelesaiannya dapat di golongkan menjadi 2 (dua) bidang hukum yaitu: terkait dengan pidana dalam hal ini apabila salah satu pihak tanpa diketahui oleh pihak lain, mempunyai niat jahat dalam melaksanakan perjanjian sewa menyewa, antara lain: berniat untuk memiliki, menghilangkan mobil dengan skenario yang sudah disiapkan dan mobil digunakan untuk sarana penipuan kepada pihak lain (pihak ketiga). Sehingga hubungan hukum antara pihak penyewa dengan pihak ketiga di selesaikan secara pidana. Sedangkan kewajiban antara pihak pertama (penyedia mobil) dengan pihak penyewa dapat diselesaikan secara perdata. Terkait dengan perdata setiap wanprestasi yang dilakukan oleh salah satu pihak yang berkaitan

7 dengan pelanggaran dari isi perjanjian yang telah disepakati. Apabila tidak dapat diselesaikan secara musyawarah, maka diselesaiakan melalui persidangan perdata. Berdasarkan hal-hal tersebut maka penulis merasa tertarik untuk mencoba meninjau lebih jauh untuk meneliti kasus wanprestasi yang terjadi dalam perjanjian di Wawa rental yang mana sekarang ini usaha rental mobil sudah sangat berkembang. Dan didapati pula kasus-kasus yang terjadi di dalamnya, melalui penelitian penulis bermaksud agar hasil penelitiannya dapat bermanfaat untuk peneliti sendiri maupun untuk pihak lain dan untuk dijadikan bahan pemikiran bagi para pihak yang melakukan perjanjian sewa menyewa mobil rental agar tidak terjadi hal-hal yang tidak di innginkan oleh kedua belah pihak. Maka dari itu penulis mencoba meninjau lebih jauh melalui penulisan guna penyusunan skripsi dengan judul guna penyusunan skripsi dengan judul WANPRESTASI DAN PENYELESAIANNYA DALAM PERJANJIAN SEWA MENYEWA MOBIL: Studi Kasus Di Wawa Rental Mobil Kabupaten Sragen. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah: 1. Apa saja bentuk-bentuk wanprestasi yang timbul dalam pelaksanaan perjanjian sewa menyewa rental mobil di Wawa Rental Kabupaten Sragen? 2. Bagaimanakah penyelesaian wanprestasi dalam pelaksanaan perjanjian sewa menyewa rental mobil di Wawa Rental Kabupaten Sragen?

8 C. TUJUAN PENELITIAN 1. Untuk mengetahui apa saja bentuk-betuk wanprestasi yang dilakukan para pihak dalam pelaksananaan perjanjian sewa menyewa rental mobil di Wawa Rental Kabupaten Sragen? 2. Untuk mengetahui bagaimana para pihak menyelesaikan wanprestasi dalam pelaksanaan perjanjian sewa menyewa rental mobil di Wawa Rental Kabupaten Sragen? D. MANFAAT PENELITIAN Dengan di adakannya penelitian ini, diharapkan agar : 1. Sebagai dasar dalam mencari solusi yang tepat, sehingga masalah wanprestasi dalam perjanjian sewa menyewa mobil rental dapat dikurangi. 2. Sebagai dasar untuk dijadikan bahan pemikiran bagi para pihak yang melakukan perjanjian sewa menyewa mobil rental, karena masih ada pihak-pihak yang melakukan perjanjian sewa menyewa mobil rental tanpa disertai bukti tertulis, hanya berupa ucapan atau lisan saja. E. METODE PENELITIAN Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Jenis Penelitian Penelitian ini dapat di golongkan dalam penelitian deskriptif yaitu suatu penelitian yang dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara menyeluruh dan sitematis. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang merupakan prosedur pemecahan masalah yang diselidiki pada saat sekarang berdasarkan fakta.

9 2. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Bulakrejo RT. 20, Desa Blimbing, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen Khususnya kediaman Bapak Ahmadi Sutopo, ST. 3. Obyek Penelitian Dalam hal ini obyek penelitian yaitu surat perjanjian sewa menyewa rental mobil dengan data-data sebagai berikut : 1. No. Polisi : AD 9166 YE Merk / type Tahun / Warna : Daihatzu Xenia Xi : 2011 / Silver 2. No. Polisi : AD 9390 YN Merk / type Tahun / Warna : Toyota Avanza vvt-i : 2011 / Hitam 4. Subyek Penelitian Dalam penelitian responden yang akan dijadikan sebagai subjek penelitian adalah pihak yang terkait dalam surat perjanjian dan lainya yang dianggap dapat memberikan keterangan dan data yang diperlukan. Pihakpihak tersebut, terdiri dari: a. Ahmadi Sutopo, ST (pihak yang menyewakan). b. Basuki Rahmat (pihak penyewa) 5. Sumber Data a. Data Primer Yakni data yang diperoleh peneliti secara langsung berupa hasil wawancara dari para pihak yang menjadi subjek hukum perjanjian yaitu

10 Ahmadi Sutopo,ST sebagai pihak yang menyewakan dan Basuki Rahmat sebagai pihak penyewa yang kemudian diolah oleh peneliti. b. Data Sekunder. Penelitian kepustakaan ini dilakukan untuk menunjang penelitian lapangan, yaitu dengan cara mempelajari, membaca, memahami bukubuku, literatur-literatur, peraturan-peraturan, pendapat-pendapat yang berhubungan erat dengan materi yang akan diteliti. 6. Teknik Pengumpulan Data. Pengumpulan data merupakan suatu peroses pengadaan data untuk keperluan penelitian. Adapun metode penelitian data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu secara primer adalah : a. Studi Dokumen (Surat Perjanjian) dan bahan pustaka. Meliputi sumber primer, yaitu surat perjanjian dan perundangundangan yang berhubungan dengan permasalahan, seperti: Kitab Undangundang Hukum Perdata. Untuk sumber sekunder, yaitu buku-buku literatur ilmu hukum serta tulisan-tlisan hukum lainnya yang berhubungan dengan permasalahan. b. Wawancara atau interview. Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab secara langsung kepada nara sumber, yang dalam hal ini adalah suatu proses interaksi dan komunikasi agar hasil wawancara sesuai dengan masalah yang diteliti dan tidak menyimpang dari pokok permasalahan yang diteliti. Pemiliahan responden yang akan

11 diwawancarai dilakukan dengan metode purposive sampling, yaitu pemilihan responden secara sengaja. 7. Teknik analisis data Setelah seluruh data yang diperlukan terkumpul secara lengkap maka langkah selanjutnya adalah analisa data. Analisa data yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah analisa data kualitatif. Analisa data kualitatif adalah: suatu cara yang menghasilkan data diskriptif analisis, yaitu dengan apa yang dinyatakan responden secara tertulis atau lisan dan juga diperilaku yang nyata dan dipelajari sebagai suatu yang utuh. 7 Dalam penerapan analisa data, penulis memakai cara atau model analisa yang disebut analisa data mengalir, artinya menganalisa data dengan mengumpulkan data dari hasil wawancara yang menggunakan sumber-sumber data primer. F. SISTEMATIKA SKRIPSI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian E. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian 2. Lokasi penelitian 7 Soeryono Soekamto,1991, Pengantar Penelitian Hukum,Jakarta, UI,Hal.23.

12 3. Obyek Penelitian 4. Subyek Penelitian 5. Sumber Data 6. Teknik Pengumpulan Data 7. Teknik analisis data BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Perjanjian 1. Pengertian Perjanjian Menurut Para Ahli 2. Asas-Asas Yang Harus Diperhatikan Dalam Perjanjian 3. Syarat yang harus dipenuhi untuk Sahnya suatu Perjanjian 4. Wanprestasi Dan Akibatnya dari perjanjian yang sah 5. Resiko Sebagai Suatu Akibat Dari Suatu Keadaan Memaksa (Overmacht) 6. Berakhirnya suatu Perjanjian B. Tinjauan Umum Tentang Perjanjian Sewa Menyewa 1. Pengertian Sewa Menyewa Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata 2. Hak dan Kewajiban Pihak yang Menyewakan dalam Perjanjian Sewa Menyewa 3. Hak dan Kewajiban Pihak Penyewa dalam Perjanjian Sewa Menyewa 4. Sewa Tertulis dan Sewa Lisan dalam Perjanjian Sewa Menyewa 5. Resiko Sebagai Akibat dari Perjanjian Sewa Menyewa 6. Berakhirnya Perjanjian Sewa Menyewa

13 C. Tinjauan Umum Tentang Wanprestasi 1. Pengertian Wanprestasi 2. Bentuk dan Wujud Wanprestasi 3. Akibat Hukum yang Timbul dari Wanprestasi 4. Penyelesaian Wanprestasi dalam Perjanjian Sewa Menyewa BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Bentuk-bentuk Wanprestasi dalam Pelaksanaan Perjanjian Sewa Menyewa pada Wawa Rental Mobil Kabupaten Sragen 2. Penyelesaian Wanprestasi dalam Pelaksanaan Perjanjian Sewa Menyewa pada Wawa Rental Mobil Kabupaten Sragen BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran-saran