BAB 1 PENDAHULUAN. daya manusia yang siap menyampaikan maupun menulis teks berita. Menulis teks

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. berbahasa yang bersifat produktif dan keterampilan berbahasa yang bersifat

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu: keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan

BAB I PENDAHULUAN. terampil menulis, agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB 1 PENDAHULUAN. Di SMP Negeri 45 Bandung, kegiatan menulis tampaknya belum begitu

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam kurikulum satuan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi siswa dalam bidang-bidang tertentu. Penguasaan keterampilan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai alat komunikasi manusia yang paling efektif, bahasa memegang. penanan yang sangat penting. Dengan berbahasa, manusia mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan pembelajaran merupakan suatu proses untuk mencapai kompetensi

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan menulis seseorang akan mampu mengungkapkan segala pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia meliputi empat aspek ketermpilan, yaitu mendengar,

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

I. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia menurut Kurikulum Tingkat Satuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peranan seorang guru dalam proses belajar-mengajar harus mampu

BAB I PENDAHULUAN. memindahkan informasi pengetahuan ke buku catatan yang telah didapat dari

PENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. seorang pendidik yang mempunyai kompetensi, baik kompetensi pedagogik,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Shinta Rizki N, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional mempunyai fungsi

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. secara tepat (Tarigan dalam Fatmawati, 2009: 2). Dibandingkan ketiga

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan

I. PENDAHULUAN. penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi sehingga bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat aspek keterampilan yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kompetensinya yaitu mengungkapkan keindahan alam dan pengalaman melalui. kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah tonggak keberhasilan suatu bangsa. Suatu bangsa yang

2015 PENERAPAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS TANGGAPAN DESKRIPTIF

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa memiliki peranan yang penting dalam kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mengajar menjadi terarah dan mencapai sasaran pendidikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. memprihatinkan. Guru dengan lancarnya menerangkan berbagai macam teori,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Alpiah, 2014 Penerapan Pendekatan Kontekstual Dalam Pembelajaran Menulis Berita

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan cerminan kehidupan dari masyarakat. Secara alami,

BAB I PENDAHULUAN. informasi baik yang sudah lalu maupun yang terbaru. Teks berita adalah naskah

BAB 1 PENDAHULUAN. lisan, sedangkan membaca dan menulis terjadi dalam komunikasi secara tertulis.

TEKS WAWANCARA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kegiatan belajar mengajar (KBM) yang dilaksanakan di dalam kelas

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan sebaik-baiknya guna mewujudkan harapan dan cita-cita bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berkembangnya zaman, pendidikan menjadi sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan gagasan, keyakinan, pesan, pandangan hidup, cita-cita, serta

BAB I PENDAHULUAN. saling berkaitan satu sama lain. pada dasarnya belajar bahasa diawali dengan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah salah satu hal terpenting dalam kehidupan manusia karena

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. sarana untuk berkomunikasi. Setiap anggota masyarakat dan komunitas tertentu

I. PENDAHULUAN. informasi yang penting. Penguasaan berbahasa dapat diperoleh melalui

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2016 PENERAPAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Bahasa juga pada umumnya digunakan untuk menyampaikan perasaan,

BAB I PENDAHULUAN. menulis seseorang dapat menyampaikan hal yang ada dalam pikirannya.

BAB I PENDAHULUAN. berbicara, membaca, dan menulis. keempat keterampilan tersebut memegang

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizky Ananda Oktaviani, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yakni,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran dalam Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan satu dari empat keterampilan berbahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana komunikasi yang efektif dalam menjalin interaksi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat seperti organisasi sosial. Di dalam kelompok itu, manusia selalu

BAB I PENDAHULUAN. kemanusiaan untuk bermasyarakat dan menjadi manusia yang sempurna. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pembelajaran siswa di sekolah. Kegiatan menulis menjadikan siswa

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berita merupakan informasi yang dibutuhkan oleh semua masyarakat untuk mengetahui suatu kejadian atau peristiwa serta memperluas wawasan dan memperkaya pengetahuan. Di era yang serba modern seperti sekarang ini untuk mendapatkan berita sangatlah mudah, berita bisa didapatkan baik melalui media cetak maupun media elektronik. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi, diperlukan sumber daya manusia yang siap menyampaikan maupun menulis teks berita. Menulis teks berita bukanlah kegiatan yang mudah karena memerlukan adanya keterampilan, pengetahuan, dan latihan yang terus-menerus. Keterampilan tersebut tidaklah dapat diperoleh secara instan tetapi perlu dipelajari dan tidak bergantung pada bakat yang dimiliki seseorang dalam menulis. Pembelajaran menulis teks berita merupakan salah satu kompetensi berbahasa yang terdapat dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMP kelas VIII semester 2 Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Meskipun telah disadari bahwa keterampilan menulis sangat dibutuhkan dalam kehidupan modern, kenyataannya masih banyak siswa yang belum menguasai keterampilan menulis teks berita. 1

Hal tersebut dikemukakan pula oleh Sariah (2006:135) dalam penelitian yang berjudul Pembelajaran Menulis Teks Berita dengan Menggunakan Teknik Wawancara pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Lembang Tahun Ajaran 2005/2006. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, kekurangan dan kelemahan siswa dalam menulis teks berita pada umumnya hampir sama, yakni tidak mementingkan isi berita, kurang mampu mengembangkan unsur 5W+1H, serta kesalahan ejaan dan tanda baca. Agar bisa menghasilkan teks berita yang berkualitas, runtut, padu, dan faktual, perlu memperhatikan unsur-unsur teks berita seperti pemilihan judul berita, kelengkapan isi berita, kesesuaian isi berita dengan data yang diperoleh, penggunaan diksi, dan penggunaan ejaan dan tanda baca atau EYD. Faktor lain yang memengaruhi kurangnya kemampuan siswa dalam menulis teks berita adalah dalam menulis teks berita siswa perlu memperhatikan faktafakta yang ada, berbeda dengan menulis fiksi, cerpen misalnya. Dalam menulis cerpen siswa bisa menulis cerita berdasarkan imajinasi dan pengalaman yang nyata. Hal tersebut didukung pula oleh penelitian tentang menulis teks berita. Menurut Apri (2009:4) dalam skripsinya yang berjudul Peningkatan Keteranpilan Menulis Teks Berita dengan Menggunakan Media Rekaman Peristiwa pada Siswa Kelas VIII SMPN 12 Kota Bandung Tahun Ajaran 2008/2009. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, pengajaran mengenai menulis teks berita di tingkat SMP masih kurang. Siswa lebih tertarik menulis karya sastra dibandingkan dengan menulis teks berita. Hal tersebut dapat terlihat dari 2

banyaknya teks berita yang mengandung unsur narasi. Sangat terlihat bahwa siswa kurang akrab dengan dengan teks berita. Kurangnya kemampuan siswa dalam menulis teks berita semakin dipertegas dengan banyaknya pihak yang menilai bahwa pembelajaran menulis teks berita di sekolah-sekolah belum mencapai hasil yang memuaskan. Di sekolah guru lebih sering menggunakan model ceramah atau model penugasan dalam kegiatan belajar mengajar, sedangkan pembahasan hasil menulis siswa kurang dilaksanakan. Siswa pun pada akhirnya merasa bosan, jenuh, dan malas dalam mengikuti proses belajar belajar sehingga pembelajaran tidak berjalan dengan optimal dan hasilnya kurang memuaskan. Meskipun dianggap sulit dan kompleks keterampilan menulis berita sangatlah penting untuk dikuasai oleh siswa guna membantu mereka dalam mengkaji berbagai peristiwa kehidupan secara akurat, teliti, dan saksama. Keterampilan dalam menulis teks berita tidak datang secara otomatis. Siswa tidak bisa hanya dijejali dengan banyaknya teori menulis, sedangkan pelatihan menulisnya sendiri jarang dibahas atau disampaikan. Dalam pembelajaran menulis teks berita yang paling dibutuhkan oleh siswa adalah berlatih menulis karena menulis sangat membutuhkan latihan dan praktik yang banyak, teratur, dan terprogram. Permasalahan kurangnya kemampuan siswa menulis teks berita merupakan sebuah tantangan bagi pengajar atau guru bahasa Indonesia untuk memberikan pembelajaran yang lebih baik sehingga dapat merangsang motivasi dan membantu mengatasi kesulitan siswa dalam menulis teks berita. 3

Dalam menulis teks berita guru diharapkan mampu berpikir kreatif guna mencari alternatif pembelajaran yang menarik. Mereka pun diharapkan memiliki kesabaran, keuletan, dan kejelian guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Sesulit atau bahkan setidak menarik apapun materi pembelajaran, jika diajarkan oleh seorang guru yang memiliki kreativitas dalam mengajar tentu keberhasilan belajar akan lebih mudah tercapai. Keberhasilan seorang guru dalam mengajar tidak hanya dapat ditentukan dari kecerdasan atau kedalaman ilmu yang dimilikinya, guru juga perlu menguasai model, teknik, strategi, metode, dan media pembelajaran. Siswa bukanlah robot yang dengan mudah bisa diprogram sesuka hati. Siswa adalah manusia yang memiliki emosi, karena itu perasaan senang, bosan, jenuh, malas, suka atau benci terhadap materi pembelajaran menulis teks berita yang diberikan pengajar bisa saja timbul. Guru yang bijaksana tentu akan mempertimbangkan model, teknik, strategi, dan media pembelajaran yang tepat berkenaan dengan materi pembelajaran. Hal tersebut merupakan suatu cara untuk membantu pengajaran guru sekaligus sebagai langkah dalam menarik perhatian, minat, dan motivasi siswa dalam belajar menulis teks berita. Pada dasarnya untuk memecahkan permasalahan kurangnya kemampuan siswa dalam menulis teks berita bisa mempergunakan berbagai model, teknik, strategi, metode, maupun media yang berbeda-beda. Hal itu terlihat dari penelitian-penelitian mengenai pembelajaran menulis teks berita sebelumnya yang dinyatakan berhasil meskipun menggunakan berbagai model, teknik, strategi, metode, maupun media yang berbeda-beda. 4

Gambaran latar belakang yang telah dipaparkan, memberikan dorongan kepada peneliti untuk memecahkan permasalahan dalam menumbuhkan dan meningkatkan motivasi siswa terhadap keterampilan menulis teks berita maka diperlukan suatu model pembelajaran yang bervariasi dan menarik. Demi menjaga orisinalitas penelitian, dalam hal ini peniliti menerapkan model CORE karena model ini belum pernah dipergunakan pada pembelajaran menulis teks berita. Atas pertimbangan tersebut, peneliti merumuskan penelitian dengan judul Penerapan Model Pembelajaran CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita. Model CORE yaitu suatu model pembelajaran yang mengajak siswa untuk terlibat secara langsung dalam mendalami, menggali, mengembangkan, memperluas, menggunakan, dan menemukan hasil materi yang sedang dipelajari, sehingga siswa akan mudah mengingat materi yang sedang dipelajarinya. Model CORE merupakan salah satu model pembelajaran yang mengedepankan model diskusi. Model CORE mencakup empat proses, yaitu connecting, organizing, reflecting, dan extending. Dengan connecting, siswa diajak untuk dapat menghubungkan pengetahuan baru yang akan dipelajari dengan pengetahuannya terdahulu. organizing membawa siswa untuk dapat mengorganisasi pengetahuannya. Kemudian dengan reflecting, siswa dilatih untuk menjelaskan kembali informasi yang telah mereka dapatkan. Terakhir, extending diantaranya dengan diskusi, pengetahuan siswa akan diperluas. Melalui model CORE dalam pembelajaran menulis teks berita diharapkan dapat menarik minat siswa untuk menulis berita dan memberikan kesempatan 5

yang seluas-luasnya kepada siswa untuk mengembangkan daya nalar dan komunikasi mereka sehingga dapat berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa. Selain itu, penggunaan model CORE ini diharapkan mampu meningkatkan motivasi, aktivitas, interaksi, dan komunikasi antar siswa serta memotivasi guru untuk melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan sehingga bisa mengurangi kesulitan siswa dalam pembelajaran menulis teks berita. 1.2 Identifikasi Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang sulit dilakukan oleh siswa sehingga diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis. 2) Siswa sering kali mengalami kesulitan pada saat menuangkan ide dalam bentuk tulisan. Hal ini membuat siswa merasa tidak bisa menulis. 3) Teknik yang digunakan guru dalam pembelajaran menulis kurang variatif sehingga pembelajaran menulis dirasakan membosankan. 4) Pembelajaran menulis teks berita masih sulit dikerjakan oleh siswa SMP karena kemampuan menulis berita memerlukan penguasaan berbagai unsur kebahasaan seperti pemilihan judul berita, kelengkapan isi berita, kesesuaian isi berita dengan data yang diperoleh, penggunaan diksi, dan penggunaan ejaan dan tanda baca atau EYD. 6

5) Peran guru sangat dibutuhkan untuk merangsang motivasi dan kekreatifan siswa melalui penggunaan berbagai teknik, metode, media, model, dan materi pembelajaran keterampilan menulis teks berita yang bervariasi. 1.3 Pembatasan Masalah Penelitian Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah pembelajaran menulis teks berita siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Bandung tahun ajaran 2011/2012 dengan menggunakan model CORE. Di dalam penelitian ini, peneliti berupaya mengatasi kesulitan-kesulitan dalam menulis teks berita. Agar penelitian lebih terfokus, peneliti membatasi permasalahan hanya pada (1) penggunaan model CORE dalam pembelajaran menulis teks berita dengan memperhatikan aspek daya tarik judul, (2) kelengkapan unsur-unsur berita, (3) ketepatan struktur penulisan berita, (4) keefektifan kalimat, dan (5) ketepatan ejaan dan tanda baca. 1.4 Rumusan Masalah Penelitian Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Bagaimanakah kemampuan siswa dalam menulis teks berita sebelum mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model CORE dan tanpa menggunakan model CORE? 2) Bagaimanakah kemampuan siswa dalam menulis teks berita sesudah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model CORE dan tanpa menggunakan model CORE? 3) Apakah penerapan model CORE efektif dalam pembelajaran menulis teks berita? 7

1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hal-hal berikut: 1) kemampuan menulis teks berita siswa sebelum mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model CORE dan tanpa menggunakan model CORE. 2) kemampuan menulis teks berita siswa sesudah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model CORE dan tanpa menggunakan model CORE. 3) mengetahui efektifitas pembelajaran menulis teks berita setelah diterapkannya model CORE. 1.6 Manfaat Penelitian Setiap kegiatan dilaksanakan bertujuan untuk mendapatkan manfaat yang berguna sehingga kegiatan yang dilakukan bukanlah pekerjaan yang sia-sia. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1.6.1 Manfaat Teoretis Jika dalam penelitian ini model CORE terbukti dapat meningkatkan kemampuan menulis berita siswa, maka penelitian ini akan memperkuat dan mendukung teori sekait penggunaan model CORE dalam pembelajaran menulis teks berita. Disamping itu, hasil penelitian ini dapat memperkaya ragam model dalam proses pembelajaran menulis teks berita. 1.6.2 Manfaat Praktis 1) Manfaat bagi Guru Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada guru, yaitu memberikan alternatif dalam memilih model pembelajaran yang lebih baik 8

dalam meningkatkan kualitas belajar siswa khususnya dalam keterampilan menulis teks berita. 2) Manfaat bagi Siswa Tentu hasil penelitian ini memberikankan manfaat bagi mereka yang memiliki kesulitan dalam keterampilan menulis teks berita, untuk mengembangkan dan meningkatkan kreatifitas, bakat serta ide terhadap pembelajaran menulis berita. 3) Manfaat bagi Peneliti Penelitian ini bermanfaat bagi peneliti karena dapat mengembangkan wawasan dan pengalaman dalam bidang penelitian serta menjadi alternatif model pembelajaran baru dalam menulis teks berita. Manfaat lain yang diperoleh peneliti dari penelitian ini yaitu memberikan sebuah motivasi untuk melakukan penelitian dalam bidang lain. 9