Pengaruh Cara Meneran terhadap Kelancaran Proses Persalinan Kala II



dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH CARA MENERAN TERHADAP KELANCARAN PROSES PERSALINAN KALA II

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KETERATURAN ANC

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL DI RSIA KUMALA SIWI PECANGAAN JEPARA. Oleh :

Kata Kunci: Posisi Dorsal Recumbent, Posisi litotomi, Keadaan Perineum

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

TRIMESTER III DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA

EFEKTIVITAS POSISI TANGAN PENOLONG DALAM PENCEGAHAN RUPTUR PERINEUM SPONTAN PADA KALA II PERSALINAN DI RSIA Bunda arif PURWOKERTO TAHUN 2013

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DENGAN PRAKTIK PENCEGAHAN BENDUNGAN ASI (BREAST CARE) DI RB NUR HIKMAH KWARON GUBUG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ratna Feti Wulandari Akademi Kebidanan Pamenang Pare - Kediri

ANALISA PIMPINAN PERSALINAN DENGAN LAMA PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI BPS NY. NURSOFI UMAMAH KECAMATAN NGUNUT KABUPATEN TULUNGAGUNG

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

HUBUNGAN PENGETAHUAN PEMANFAATAN BUKU KIA DENGAN KEMAMPUAN PERAWATAN BALITA PADA IBU BALITA DI POSYANDU LARAS LESTARI NOGOTIRTO SLEMAN

Luluk Susiloningtyas Akademi Kebidanan Pamenang Pare, Kediri

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MASASE FUNDUS UTERI TERHADAP PENGETAHUAN DAN INVOLUSI UTERUS PADA IBU POSTPARTUM DI RUMAH SAKIT ISLAM SAMARINDA

HUBUNGAN POSISI MENERAN DENGAN RUPTUR PERINEUM DI RB KARTINI PUTRA MEDIKA KLATEN

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Robekan Jalan Lahir Pada Ibu Bersalin

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI TANDA BAHAYA KEHAMILAN DESCRIPTION OF MOTHER KNOWLEDGE ABOUT EARLY DETECTION OF PREGNANCY RISK SIGN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PARTUS LAMA DI RUANG KEBIDANAN RSUD IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE (ANC) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AMPEL I BOYOLALI

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN SENAM HAMIL DENGAN KEMAJUAN PERSALINAN KALA 1 FASE AKTIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KAB. JOMBANG TAHUN 2013

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL DENGAN KECEMASAN PROSES PERSALINAN DI BPM HJ. MARIA OLFAH, SST BANJARMASIN ABSTRAK

HUBUNGAN SENAM HAMIL DENGAN KELANCARAN PROSES PERSALINAN KALA II PADA PRIMIGRAVIDA

: tingkat pengetahuan, kecemasan PENDAHULUAN

Kata Kunci : Pengetahuan Ibu, Deteksi Dini Komplikasi Kehamilan, Keteraturan Pemeriksaan Kehamilan (ANC)

Lies Indarwati Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG AMBULASI DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012

ANALISIS TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA SAAT MELAKUKAN HUBUNGAN SEKSUAL DENGAN PERUBAHAN POLA SEKSUAL SELAMA KEHAMILAN

PERSIAPAN PERSALINAN IBU HAMIL DITINJAU DARI JUMLAH PERSALINAN DAN JUMLAH KUNJUNGAN KEHAMILAN

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN

TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG HOSPITALISASI. Nugrahaeni Firdausi

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

Zaiyidah Fathony. Program Studi D3 Kebidanan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN

PENGETAHUAN IBU HAMIL DAN MOTIVASI KELUARGA DALAM PELAKSANAAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS UJUNG BATU RIAU

SENAM HAMIL MEMPERCEPAT PROSES PERSALINAN KALA II

Elisa Dosen Prodi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang ABSTRAK

PERBEDAAN SKALA NYERI PADA IBU INPARTU KALA I FASE AKTIF DENGAN MASASE PUNGGUNG DAN TANPA MASASE PUNGGUNG

HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SURAKARTA

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG TANDA BAHAYA PADA KEHAMILAN DI PUSKESMAS SIDOHARJO KABUPATEN SRAGEN

Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI

III TAHUN Disusun Oleh WIWEN INDITA PROGRAM

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : ,

KEHAMILAN LETAK SUNGSANG DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN

ABOUT PARTOGRAPH WITH APPLICATION IN DIII STUDY PROGRAM OF MIDWIFERY AT STIKES A. YANI YOGYAKARTA

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 6, No. 3 Oktober 2010

HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN LAMA KALA I FASE AKTIF CORRELATION OF HUSBAND MENTORING WITH DURATION OF FIRST STAGE ACTIVE PHASE

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN DALAM PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU POST PARTUM DI RS Dr.

Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil tentang Proses Persalinan dengan Tingkat Kecemasan Menghadapi Persalinan

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES

PENGARUH PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER I DAN II TENTANG DETEKSI DINI KOMPLIKASI KEHAMILAN DENGAN KETERATURAN ANC

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, saat ini sedang

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL DENGAN PEMANFAATAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS KAMPUNG DALAM PONTIANAK

BERAT BADAN LAHIR RENDAH DENGAN KEJADIAN ASFIXIA NEONATORUM

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

PENINGKATAN PERILAKU IBU DALAM PENGATURAN POLA MAKAN BALITA DI POSYANDU MELATI DESA BINTORO KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER Susi Wahyuning Asih*

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PERSALINAN PRETERM DI RUANG BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM MEURAXA KOTA BANDA ACEH TAHUN 2012

STUDI PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA SELAMA MASA NIFAS (Di Desa Pomahan Janggan Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan 2015)

HUBUNGAN KEHAMILAN POSTTERM DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ABDUL MOELOEK

HUBUNGAN PERSEPSI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA IBU BEKERJA DI KELURAHAN WIROGUNAN KOTA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Perbedaan Posisi Miring Ke Kiri Dan Posisi Setengah Duduk Terhadap Waktu Kala II Pada Ibu Multipara Di RSUD Idaman Banjarbaru

PENGARUH POSISI MENERAN SETENGAH DUDUK, POSISI JONGKOK, DAN MIRING PADA IBU PRIMI PARA TERHADAP PROSES PERSALINAN

HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI LAHIR DENGAN DERAJAT LASERASI JALAN LAHIR PADA IBU PRIMIPARA DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL DENGAN KESEHATAN JANIN TRIMESTER II DI RSIA KUMALA SIWI JEPARA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

HUBUNGAN ANTARA PERAWATAN LUKA JAHITAN PERINEUM DENGAN PROSES KESEMBUHAN LUKA PERINEUM DI RSUD SIDOARJO. Abdul Muhith *) ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CAKUPAN K4 DI KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2014

BAB 1. yang telah ditentukan dalam Millenium Development Goals (MDGs), Target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 12, No. 2 Juni 2016

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

HUBUNGAN PERAN KADER DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN IBU BALITA USIA 3-5 TAHUN

HUBUNGAN KEJADIAN PRE EKLAMSIA DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN

Hubungan Tingkat Pendidikan dan Ekonomi Orang Tua dengan Status Gizi Balita di Puskesmas Kraton, Yogyakarta

HUBUNGAN PELAKSANAAN SENAM HAMIL TERHADAP KEJADIAN KALA II LAMA DI RSUD dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2015 ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA KEHAMILAN SEROTINUS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD INDRAMAYU PERIODE 01 SEPTEMBER-30 NOVEMBER TAHUN 2014

Hubungan Ketuban Pecah Dini dengan Lama Persalinan pada Ibu Inpartu di RSUD Dr. R. Koesma Tuban

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 6, No. 3 Oktober 2010

Medsains Vol. 1 No.01, Maret 2015 : 7-12

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PRIMIGRAVIDA TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN KUNJUNGAN K1 AKSES (KUNJUNGAN AWAL) DI PUSKESMAS PELAMBUAN

1. Pendahuluan. STIKES Widyagama Husada Malang

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN ANTENATAL CARE

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN

CUT ROSMAWAR¹ ¹Tenaga Pengajar Pada STIKes U Budiyah Banda Aceh

Correlation Between Mother s Knowledge and Education On Use Of Contraceptive In Yukum Jaya Village Central Lampung In 2013

PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA NEONATUS DI PUSKESMAS II KARANGASEM BALI TAHUN 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KOMPLIKASI PASSENGER PADA IBU BERSALIN DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK. Yayuk Norazizah, Ristitiati, Ummu Latifah

HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DENGAN KEJADIAN RUPTURE PERINEUM PADA IBU BERSALIN SPONTAN

Darmayanti Wulandatika. Program Studi D3 Kebidanan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POST PARTUM PADA IBU BERSALIN DI RSUD PRINGSEWU TAHUN 2016

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN BIDAN DALAM MELAKUKAN ANTENATAL CARE

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN LAMANYA PELEPASAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH BERSALIN AL-AMIN DONOYUDAN KALIJAMBE SRAGEN

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

Transkripsi:

31 Pengaruh Cara Meneran terhadap Kelancaran Proses Persalinan Kala II (Infl uence Way of Straining to Fluently Labor Process Stage of II) Luluk Susiloningtyas D-III Kebidanan Akademi Kebidanan Pamenang Kediri ABSTRAK Kasus ketidak-lancaran proses persalinan kala II di Indonesia pada umumnya terjadi karena belum matangnya ibu bersalin menghadapi proses persalinan sehingga melakukan cara meneran yang salah. Akibatnya, masih banyak proses persalinan kala II yang belum lancar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh cara meneran terhadap kelancaran proses persalinan kala II di RB Kusuma Pertiwi Desa Kepung Kecamatan Kepung Kabupaten Kediri. Desain penelitian menggunakan analitik korelasional dengan menggunakan pendekatan cross sectional, sampel yang diambil sebesar 30 responden yang memenuhi kriteria inklusi yang diambil dengan menggunakan lembar check list, variabel kelancaran proses persalinan kala II diukur dengan mengobservasi lamanya persalinan kala II. Kemudian dianalisis dengan menggunakan uji Rank Spearman. Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan dengan menggunakan lembar check list dengan responden sebanyak 30, didapatkan 76,7% (23 responden) dengan kategori benar dalam meneran dan 23,3% (7 responden) dengan kategori salah dalam meneran. Dan dari hasil observasi lamanya persalinan kala II pada 30 ibu bersalin didapatkan 73,4% (22 responden) lancar, 23,3% (7 responden) kurang lancar, dan 3,3% (1 responden) tidak lancar. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan uji statistik Rank Spearman didapatkan hasil signifikan (ρ) = 0,000 pada taraf signifikan α = 5% (0,05) sehingga ρ < α, berarti H 0 ditolak dan H 1 diterima yaitu ada pengaruh yang sangat signifikan dan positif antara cara meneran terhadap kelancaran proses persalinan kala II, koefi sien korelasi 0,573 dengan tingkat pengaruhnya sedang. Disimpulkan bahwa semakin benar cara meneran maka semakin lancar proses persalinan kala II. Hal ini perlu dipertahankan dan ditingkatkan oleh bidan di RB Kusuma Pertiwi Desa Kepung Kecamatan Kepung Kabupaten Kediri sehingga tercapai keberhasilan yang tinggi terhadap layanan kesehatan. Kata kunci: cara meneran persalinan, kelancaran persalinan kala II ABSTRACT Case of non-smooth/non-current second stage of labor processin Indonesia generally occurs due to immaturity of maternal facing childbirth and so doing straining the wrong way. As a result, many second stage of labor processes are not fluently done. The purpose of this research was to know influence way of straining to fluently labor process stage of II in the Maternity Hospital Kusuma Pertiwi Kepung Village Kepung Sub Province Kediri District. Design of this research use analyticly of correlational by using approach of crosssectional, samples taken by 30 respondents fulfilling criterion of inclution taken by using accidental sampling method. Usage variable of way of straining is measured by using a check list sheet, to fluently labor process stage of II is measured with observation the duration of labor process stage of II. Then is analyzed by using the Rank Spearman test. Based on research which has been executed by using the check list sheet with as many as 30 respondents, got 76.7% (23 respondents) with the correct category of straining and 23.3% (7 respondents) with the wrong category of straining. And from the result observation of to fluently labor process stage of II duration in 30 maternal is got 73.4% (22 respondents) fluent, 23.3% (7 respondents) substandard, and 3.3% (1 respondent) is not fluent. From result of calculation by using Rank Spearman statistic test at level got significant results (ρ) = 0.000 at significant level α = 5% (0.05) so that ρ < α, means H 0 is refused and H 1 received that there is a very significant impact and positive between the way of straining to fluently labor process stage of II, with correlation coefficient was 0.573 meaning level of the medium influence. Concluded that better than correct way of straining the more that better fluent labor process stage of II. This needs to be maintained and improved by the midwife in the Maternity Hospital Kusuma Pertiwi Kepung Village Kepung Sub Province Kediri District health center in order to reach a high success to health care. Key words: way of straining labor, fl uently labor stage II PENDAHULUAN Persalinan merupakan suatu proses alami yang akan berlangsung dengan sendirinya, tetapi setiap saat bisa terancam penyulit yang membahayakan ibu maupun janinnya sehingga memerlukan pengawasan, pertolongan dan pelayanan dengan fasilitas yang memadai serta biasanya berlangsung kurang dari 24 jam. Penyebab kelancaran persalinan tidak hanya power, passage, passanger, psikis dan penolong tapi secara tidak langsung cara meneran ibu juga sangat berpengaruh terhadap kelancaran persalinan khususnya saat pengeluaran janin. Kala pengeluaran janin yaitu kala pengeluaran oleh karena adanya kekuatan his dan kekuatan meneran

32 Jurnal Sain Med, Vol. 5. No. 1 Juni 2013: 31 36 janin di dorong keluar sampai lahir, pada primigravida berlangsung 1,5 jam dan pada multigravida 0,5 jam. Di Indonesia pada tahun 2010 tingginya angka kematian ibu erat kaitannya dengan kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesiapan persalinan dan pemanfaatan layanan kesehatan selama kehamilan atau persalinan. Beberapa penelitian di salah satu rumah bersalin daerah Jawa Timur menunjukkan bahwa ibu bersalin yang melakukan cara meneran yang benar hanya 45 50% sehingga mengalami kelancaran persalinan kala II sedangkan ibu bersalin yang tidak melakukan cara meneran yang benar hampir 50% dari jumlah persalinan. Penyebabnya masih banyak bidan yang belum memberikan bimbingan meneran yang benar sejak antenatal care (pemeriksaan kehamilan) hingga inpartu (bersalin) sekitar 45 60%. Berdasarkan studi pendahuluan penulis pada bulan Januari 2011 di RB Kusuma Pertiwi Desa Kepung Kecamatan Kepung Kabupaten Kediri, di jumpai 20 persalinan normal, 12 ibu masih belum bisa melakukan cara meneran yang benar yaitu ibu meneran sebelum pembukaan lengkap (pembukaan 10 cm), ibu melakukan meneran di leher bukan di perut dan ibu meneran sambil mengangkat bokong sehingga waktu kala II lebih panjang dari normalnya. Ada juga 8 ibu bersalin mampu melakukan cara meneran yang benar sehingga mengalami kelancaran persalinan kala II. Meneran harus sesuai dengan waktu dan kondisi yang telah ditentukan. Kriteria langkah-langkah cara meneran yang benar selama pengeluaran bayi ada 8 kriteria yaitu ibu mengambil posisi berbaring merangkul kedua pahanya sampai batas siku, ibu meneran mengikuti dorongan alamiahnya selama kontraksi, meneran seperti hendak buang air besar, tidak menahan napas saat meneran dan tanpa mengeluarkan suara, berhenti meneran dan beristirahat jika tidak ada kontraksi, minum cairan yang cukup untuk tenaga ibu, tidak mengangkat bokong saat meneran, melakukan napas pendek jika kepala bayi sudah keluar. Terkadang muncul aplikasi dan persepsi yang salah di saat meneran. Kriteria cara meneran yang salah ada 3 kriteria yaitu meneran sebelum pembukaan lengkap (pembukaan 10 cm) karena dapat memicu pembengkakan atau oedema pada mulut rahim, meneran di leher bukan di perut karena pembuluh darah kecil di mata dapat pecah sehingga mata anda akan nampak merah setelah bersalin bahkan terkadang disertai kebutaan sementara, meneran sambil mengangkat bokong karena selain membuat proses meneran tidak maksimal juga bisa memperparah robekan perineum (antara vagina dengan anus). Kala II atau kala pengeluaran janin identik dengan waktu di mana seorang ibu bersalin memulai meneran. Apabila cara meneran yang salah tidak diatasi maka menimbulkan masalah lain yaitu meningkatkan rasa khawatir pada ibu bersalin, dampak lain adalah kelelahan pada ibu, leher menjadi tegang, mata menjadi merah serta kekuatan meneran yang tidak terkoordinasi juga dapat mengakibatkan kejadian laserasi perineum yang tidak beraturan. Desakan meneran adalah tanda paling nyata dari kala II berbarengan dengan pembukaan penuh. Sehingga cara meneran yang benar sangat berpengaruh terhadap kelancaran persalinan. Tapi dalam kenyataannya masih banyak ibu bersalin yang belum mengetahui tentang cara meneran yang benar sehingga persalinan kala II tidak berjalan sesuai waktu yang telah ditentukan. Kelancaran persalinan kala II sangat dipengaruhi oleh cara meneran ibu. Sehingga cara meneran yang kurang benar dapat mengakibatkan partus lama atau persalinan kala II lama, terjadinya ruptur perineum dan bayi bisa terjadi asfiksia neonatorum dan dapat mencegah terjadinya laserasi/robekan jalan lahir. Cara meneran yang benar dapat mempercepat kemajuan persalinan menuju kala II, semakin benar cara meneran maka persalinan kala II juga akan semakin lancar. Dari masalah tersebut, peneliti memberikan solusi bahwa kerja sama antara ibu bersalin dengan bidan perlu ditingkatkan kembali dengan memberikan bimbingan cara meneran yang benar saat pemeriksaan kehamilan trimester III sampai persalinan kala II dan memberitahu apa yang harus dilakukan selama proses persalinan kala II, bidan juga perlu meningkatkan kemampuan yang dimilikinya dalam memberikan bimbingan cara meneran yang benar dan kesiapan dalam menolong persalinan. Kerja sama antara ibu bersalin dengan bidan sangat penting yaitu kesiapan ibu bersalin sendiri dalam menghadapi persalinan tentang bagaimana cara meneran yang benar karena meneran harus sesuai dengan waktu dan kondisi yang telah ditentukan dan kesiapan bidan dalam menolong persalinan karena bidan termasuk dari faktor yang mempengaruhi kelancaran persalinan. Dengan bimbingan/informasi dari bidan mengenai cara meneran yang baik dan benar dapat menambah pengetahuan ibu, dari pengetahuan tersebut diharapkan ibu bersalin tahu bagaimana cara meneran yang baik dan benar dan bisa menerapkannya dengan benar dan berdampak pada kelancaran proses persalinan kala II. METODE PENELITIAN Dalam penelitian Analitik ini menggunakan pendekatan penelitian Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu inpartu kala II di Rumah Bersalin Kusuma Pertiwi Desa Kepung Kecamatan Kepung Kabupaten Kediri pada bulan April tahun 2012 sebanyak 35 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu inpartu kala II di Rumah Bersalin Kusuma Pertiwi Desa Kepung Kecamatan Kepung Kabupaten Kediri Tahun 2012. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah: 1. Ibu inpartu/bersalin kala II di RB Kusuma Pertiwi desa kepung kecamatan Kepung 2. Ibu inpartu/bersalin baik primigravida maupun multigravida 3. Ibu inpartu/bersalin yang bersedia menjadi responden

Susiloningtyas: Pengaruh cara meneran terhadap kelancaran proses persalinan kala II 33 4. Ibu inpartu/bersalin yang mempunyai skor KSPR (Kartu Skor Poeji Rochjati) < 6 atau persalinan risiko rendah. Kriteria eksklusi dari penelitian ini adalah: 1. Ibu inpartu/bersalin yang membatalkan menjadi responden 2. Ibu yang mempunyai komplikasi selama persalinan khususnya kala II. Teknik Sampling Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah accidental sampling. Penelitian ini menggunakan uji Rank Coefi sien Correlation Spearman. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian a. Diskripsi Data Hasil Penelitian Data Khusus 1. Distribusi Frekuensi Cara Meneran Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang masuk dalam kategori benar adalah sebanyak 23 responden (76,7%) sedangkan kategori salah adalah sebanyak 7 responden (23,3%). 2. Distribusi Frekuensi Kelancaran Proses Persalinan Kala II Dari lembar observasi yang telah di lakukan kepada 30 responden diperoleh data frekuensi kelancaran proses persalinan kala II di RB Kusuma Pertiwi Desa Kepung Kecamatan Kepung Kabupaten Kediri sebagai berikut (lihat tabel 2). Dari tabel diatas menunjukkan dari 30 ibu bersalin yang diteliti sebagian besar mengalami kelancaran persalinan yaitu sebanyak 22 responden (73,4%), mengalami kurang lancar selama persalinan yaitu sebanyak 7 responden (23,3%) dan yang mengalami tidak lancar selama persalinan yaitu sebanyak 1 responden (3,3%). 3. Tabulasi Silang Antara Pengaruh Cara Meneran Terhadap Kelancaran Proses Persalinan Kala II di RB Kusuma Pertiwi Desa Kepung Kecamatan Kepung Kabupaten Kediri Pada Bulan April 2012 Tabel 1. Tabel Distribusi Frekuensi Cara Meneran di RB Kusuma Pertiwi Desa Kepung Kecamatan Kepung Kabupaten Kediri Pada Bulan April 2012 No. Cara Meneran Jumlah Persentase (%) 1 Benar 23 76,7 2 Salah 7 23,3 Jumlah 30 100 Tabel 2. Tabel Distribusi Frekuensi Kelancaran Proses Persalinan Kala II di RB Kusuma Pertiwi Desa Kepung Kecamatan Kepung Kabupaten Kediri Pada Bulan April 2012 No. Kelancaran Kala II Jumlah Persentase (%) 1 Lancar 22 73,4 2 Kurang Lancar 7 23,3 3 Tidak Lancar 1 3,3 Jumlah 30 100 Analisa Data Dari tabel diatas dapat di ketahui pengaruh cara meneran kategori benar dengan yang mengalami kelancaran persalinan kala II, lebih besar yaitu 20 responden (66,7%) daripada pengaruh cara meneran kategori benar dengan yang mengalami kurang lancar persalinan kala II yaitu 3 responden (10%) dan cara menerannya benar tapi tidak lancar kala II yaitu 0 responden (0%). Sedangkan pengaruh cara meneran kategori salah dengan yang mengalami kurang lancar persalinan kala II lebih besar yaitu 2 responden (6,7%) daripada yang cara meneran kategori salah dengan yang mengalami kurang lancar kala II sebanyak 4 responden (13,3%) dan yang cara menerannya salah kala II tidak ada ditemukan ada 1 responden (3,3%). Berdasarkan angka probabilitas dengan uji signifikan (ρ) = 0,000 dengan taraf kepercayaan α = 5%, di dapatkan ρ < α. Sehingga H 0 ditolak dan H 1 diterima, berarti ada Tabel 3. Tabulasi Silang antara Pengaruh Cara Meneran terhadap Kelancaran Proses Persalinan Kala II di RB Kusuma Pertiwi Desa Kepung Kecamatan Kepung Kabupaten Kediri pada Bulan April 2012 No. Cara Meneran Kelancaran Persalinan Kala II 1 Benar 20 66,7% 2 Salah 2 6,7% Total 22 73,4% Kelancaran Kala II Lancar Kurang Lancar Tidak Lancar 3 10% 4 13,3% 7 23,3% 0 0% 1 3,3% 1 3,3% Jumlah 23 76,7% 7 23,3% 30 100%

34 Jurnal Sain Med, Vol. 5. No. 1 Juni 2013: 31 36 Tabel 4. Hasil Korelasi Rank Spearman Pengaruh Cara Meneran terhadap Kelancaran Proses Persalinan Kala II Spearman's rho Cara Meneran Kelancaran Proses Persalinan Kala II Skor Cara Meneran Skor Kelancaran Proses Persalinan Kala II Correlation Coeffi cient 1.000.573 ** Sig. (1-tailed)..000 N 30 30 Correlation Coeffi cient.573 ** 1.000 Sig. (1-tailed).000. N 30 30 **. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed) pengaruh yang sangat signifikan dan positif antara cara meneran terhadap kelancaran proses persalinan kala II. Dari tabel di atas menunjukkan bahwa angka koefisien korelasinya adalah 0,573, ini menunjukkan angka positif, berarti semakin benar cara meneran maka persalinan kala II akan lancar. Dan angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat pengaruh cara meneran terhadap kelancaran proses persalinan kala II adalah sedang. Pembahasan 1. Cara Meneran Berdasarkan hasil penelitian dari 30 responden yang menjadi sampel penelitian maka dapat di ketahui 23 responden (76,7%) memiliki kriteria benar dan 7 responden (23,3%) memiliki kriteria salah. Dari hasil tersebut dihasilkan bahwa ibu bersalin yang melakukan cara meneran yang benar tidak hanya yang berpendidikan sedang saja atau yang pernah melahirkan. Melainkan yang berpendidikan rendah dan yang baru pertama kali melahirkan juga ada yang sudah bisa melakukan cara meneran yang benar. Dilihat dari manfaatnya cara meneran secara benar sangat penting dalam kelancaran proses persalinan kala II. Jika semua ibu bersalin menyadari pentingnya bimbingan meneran yang benar, maka kasus ketidaklancaran persalinan kala II dapat menurun. Sebagaimana diketahui masalah-masalah kesehatan yang dihadapi bangsa Indonesia sekarang ini adalah masih tingginya angka kematian ibu atau bayi. Masalah kesiapan ibu bersalin dan tenaga kesehatan merupakan masalah yang mendasar. Dapat diketahui masih banyak bidan yang belum memberikan bimbingan meneran yang benar sejak ante natal care (pemeriksaan kehamilan) hingga inpartu (bersalin) sekitar 45 60% (Supriatmaja, 2010). Dalam penelitian di RB Kusuma Pertiwi, peneliti berpendapat bahwa kesiapan ibu bersalin dan kesiapan para tenaga kesehatan khususnya bidan yang mempunyai peranan penting dalam seseorang melakukan tindakan yang benar terutama melakukan cara meneran yang benar. Tidak hanya pendidikan yang tinggi dan pernah melahirkan sebelumnya sehingga mempunyai pengalaman yang bisa melakukan cara meneran yang benar. Biasanya, jika ibu bersalin belum siap menghadapi persalinan seperti tidak tahan menahan sakit adanya kontraksi yang muncul, kehamilan yang tidak diinginkan, memilih posisi terlentang saat kala I, dan menyepelekan cara meneran itu sendiri sedangkan bidan yang belum pernah memberikan bimbingan sejak antenatal care (pemeriksaan kehamilan) trimester III sampai proses persalinan nantinya berakibat pada cara meneran ibu yang salah selama proses persalinan. Ada juga pendapat lain yaitu kemajuan persalinan dinyatakan lancar apabila ibu bersalin melakukan posisi miring kiri di mana nantinya penurunan kepala dapat terjadi secara cepat karena dari hasil penelitian dari yang melakukan posisi miring kiri kemajuan persalinannya semakin cepat dan tidak menutup kemungkinan rasa nyeri yang dirasakan juga berlebih. Tapi hasil yang didapatkan juga baik dengan semakin cepatnya persalinan yang berlangsung. Jadi, faktor yang berpengaruh terhadap kelancaran persalinan kala II menurut pendapat peneliti bahwa cara meneran yang benar yang tergantung dengan kesiapan ibu bersalin dalam menghadapi persalinan dan kesiapan bidan dalam membimbing selam proses persalinan serta posisi miring ke kiri. 2. Kelancaran Proses Persalinan Kala II Dari 30 responden yang menjadi sampel penelitian menunjukkan bahwa 22 responden (73,4%) termasuk dalam kategori lancar, 7 responden (23,3%) termasuk dalam kategori kurang lancar, dan 1 responden (3,3%) termasuk dalam kategori tidak lancar. Dari hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa ibu bersalin yang pernah melahirkan sebelumnya karena secara awam jalan lahir sudah pernah dilewati oleh seorang bayi dan sekarang terulang lagi jadi cepat untuk lahir. Dari pengertiannya kelancaran persalinan adalah persalinan yang berjalan normal tanpa adanya komplikasi yang muncul mulai dari awal persalinan sampai persalinan berakhir. Sedangkan persalinan kala II adalah dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi (DEPKES RI, 2008: 77). Secara medis dibenarkan

Susiloningtyas: Pengaruh cara meneran terhadap kelancaran proses persalinan kala II 35 bahwa jalan lahir orang yang sudah melahirkan dengan yang belum pernah tidak sama. Tapi peneliti menyimpulkan hasil peneliti tidak hanya kesimpulan secara penglihatan melainkan persalinan kala II dapat lancar ada beberapa faktor yang mendukung terutamanya dari power atau tenaga ibu (cara meneran) dalam mengeluarkan bayi dan juga tentunya kesiapan ibu bersalin dan ada tidaknya masalah yang muncul selama persalinan kala II. Dalam teori kelancaran persalinan kala II juga di pengaruhi oleh faktor posisi persalinan yaitu posisi miring ke kiri saat kala I. Di mana sesuai teori posisi miring ke kiri dapat mengurangi penekanan pada vena cava inferior sehingga dapat mengurangi kemungkinan terjadinya hipoksia, karena suplai oksigen tidak terganggu, dapat memberi suasana relaks bagi ibu yang mengalami kecapean, dapat mencegah terjadinya laserasi/robekan jalan lahir dan tentunya mempercepat kemajuan persalinan menuju kala II (Sumarah, 2009: 102). Dari hasil penelitian didapatkan 4 responden (13,3%) yang salah melakukan cara meneran sehingga persalinan kala II kurang lancar dan ada juga 1 responden (3,3%) yang salah melakukan cara meneran sehingga persalinan kala II tidak lancar. Ini semua tidak ada pengaruhnya dengan tingkat pendidikan dan paritas karena dari penelitian walaupun pendidikannya tinggi dan paritas lebih dari 1 masih salah dalam melakukan cara meneran sehingga kala II kurang lancar bahkan tidak lancar. Sehingga pengaruh kelancaran kala II justru berpengaruh pada cara meneran ibu bersalin itu sendiri, semakin benar cara meneran maka persalinan kala II akan lancar. 3. Pengaruh Cara Meneran terhadap Kelancaran Proses Persalinan Kala II Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan alat bantu ukur lembar check list dan observasi terhadap 30 responden yang dilakukan di RB Kusuma Pertiwi Desa Kepung Kecamatan Kepung kabupaten Kediri pada tanggal 02 28 April 2012, didapatkan hasil penelitian yaitu dari 23 responden (76,7%) cara meneran benar, dari 20 responden (66,7%) persalinan kala II lancar, 3 responden (10%) persalinan kala II kurang lancar. Sedangkan dari 7 responden (23,3%) cara meneran salah, dari 2 responden (6,7%) persalinan kala II lancar, 4 responden (13,3%) persalinan kala II kurang lancar, dan 1 responden (3,3%) persalinan kala II tidak lancar. Dari data yang ada kemudian di lakukan uji statistik dengan menggunakan bantuan komputer untuk menghitung Rank Spearman. Dari hasil uji statistik didapatkan angka probabilitas (ρ) sebesar 0,000 pada tingkat kesalahan 5% atau 0,05 karena ρ < α sehingga H 0 ditolak dan H 1 di terima. Berarti ada pengaruh yang sangat signifikan dan positif antara cara meneran terhadap kelancaran proses persalinan kala II. Tapi tidak menutup kemungkinan faktor yang lain juga berpengaruh dalam kelancaran proses persalinan kala II walaupun cara meneran termasuk pengaruh yang sangat kuat yaitu faktor posisi miring ke kiri di mana dapat mempercepat kemajuan persalinan (Sumarah, 2009: 102). Sehingga proses untuk menuju ke kala II semakin cepat tapi juga semakin sakit karena posisi miring ke kiri bisa disebut dengan posisi yang sangat menyakitkan sedangkan di saat kala II ibu bersalin tetap menggunakan posisi terlentang/setengah duduk untuk melakukan cara meneran yang benar. Menurut peneliti terlihat bahwa cara meneran berpengaruh terhadap kelancaran proses persalinan kala II di RB Kusuma Pertiwi. Di RB Kusuma Pertiwi ini responden yang masuk dalam kategori benar lebih banyak yang berada dalam kategori lancar, sedangkan yang masuk dalam kategori salah lebih sedikit yang berada dalam kategori lancar. Oleh karena itu, cara meneran yang benar sangat dibutuhkan dalam mengurangi kejadian kurang lancarnya persalinan kala II. Adapun beberapa cara agar persalinan kala II lancar, yaitu: cara meneran yang benar, posisi pada kala I dan saat meneran yang harus di perhatikan, asupan nutrisi yang cukup, dan kesiapan antara ibu bersalin dan bidan harus ada. Jadi, kesimpulannya bahwa semakin benar cara meneran yang dilakukan ibu bersalin maka semakin lancar proses persalinan kala II. KESIMPULAN 1. Berdasarkan hasil penelitian terhadap 30 responden didapatkan 23 responden ibu bersalin (76,7%) masuk kategori benar dalam meneran dan 7 responden ibu bersalin (23,3%) masuk dalam kategori salah dalam meneran, hal ini dikarenakan tingkat kesiapan responden dalam menghadapi persalinan yang kurang. 2. Hasil observasi kelancaran kala II berdasarkan waktu yang telah ditentukan dalam teori Asuhan Persalinan Normal menunjukkan 22 responden (73,4%) lancar, 7 responden (23,3%) kurang lancar, dan 1 responden (3,3%) tidak lancar. Hal ini dikarenakan cara meneran responden yang masih salah. 3. Dari hasil penelitian didapatkan pengaruh yang sangat signifikan dan positif antara cara meneran terhadap kelancaran proses persalinan kala II, di mana angka probabilitas (ρ) = 0,000 pada tingkat kesalahan 5%.

36 Jurnal Sain Med, Vol. 5. No. 1 Juni 2013: 31 36 DAFTAR PUSTAKA 1. Alimul, A. (2007). "Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data". Jakarta: Salemba Medika. 2. Aminah, S. (2009). "Pengertian Kelancaran". Tersedia pada: www. pengertian/kelancaran/persalinan.com (Diakses tanggal 13 Maret 2012). 3. Anita. (2010). "Belajar Meneran". Tersedia pada: www.belajarmeneran-yang-benar.com. (Diakses tanggal 08 Maret 2012). 4. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. 5. Azwar, A. (2003). Metode Penelitian untuk Umum. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 6. Budiarto, E. (2002). Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 7. DEPKES RI. (2002). Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: DEPKES RI. 8.. (2008). Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: DEPKES RI. 9. Farrer, H. (2001). Perawatan Maternitas. (Alih Bahasa: Andry Hartono). Ed. 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 10. Jawa Pos. (2010). Angka Kematian Ibu di Kupang Semakin Meningkat, 12. Kupang (Diakses tanggal 08 Maret 2012). 11.. (2011). Cara Meneran Selama Persalinan di Rumah Sakit Jawa Timur, 2-3. Surabaya (Diakses tanggal 08 Maret 2012). 12. Llewellyn, J. (2002). Dasar-Dasar Obstetri & Ginekologi. (Alih Bahasa: Hadyanto). Ed. 6. Jakarta: Hipokrates. 13. Notoatmodjo, S. (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan. Ed. Rev. Jakarta: Rineka Cipta. 14.. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta. 15.. (2010). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta. 16. Nursalam & Siti Pariani. (2003). Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan Pengantar Statistik. Jakarta: Bumi Aksara. 17. Nursalam. (2005). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Ed.2. Jakarta: Salemba Medika. 18.. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Ed.2. Jakarta: Salemba Medika. 19. Saryono. (2008). Metodologi Penelitian Kesehatan Penuntun Praktis Bagi Pemula. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press. 20. Simkin, P. (2008). Panduan Lengkap Kehamilan, Melahirkan, & Bayi. (Alih Bahasa: Lilian Juwono). Ed. Rev. Jakarta: Arcan. 21. Sugiyono. (2005). Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta. 22.. (2007). Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta. 23. Supriatmaja, (2010). "Dampak Ketidaklancaran Persalinan". Tersedia pada: www.angka/kematian/ibu indonesia.com. (Diakses tanggal 02 Maret 2012). 24. Sumarah. (2009). "Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin)". Yogyakarta: Fitramaya. 25. Suyanto. (2008). Riset Kebidanan Metodologi & Aplikasi. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press. 26. Varney, H. et al. (2007). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. (Alih Bahasa: Laily Mahmudah & Gita Trisetyati). Ed. 4. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 27. Wiknjosastro, H. (2002). Ilmu Kebidanan. Ed. 3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 28.. (2005). Fisiologi Obstetri dan Patologi Kebidanan. Ed. 4. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 29. Yanti, S. (2010). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta: Pustaka Rihama.