BAB I PENDAHULUAN. Islam berguna untuk membangun keadilan sosial dan ekonomi yang lebih

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengemban risalah, agar mereka menjadi saksi atas segala kebesaran

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghilangkan kesenjangan sosio-ekonomi masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. hal Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, Jakarta: Gema Insani, 2002,

BAB I PENDAHULUAN. untuk kesejahteraan masyarakat, selain itu juga dapat berupa shodaqoh

BAB V PEMBAHASAN. berpengaruh terhadap minat membayar zakat di Badan Amil. Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Gresik.

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan adalah kurangnya atau terbatasnya barang-barang dan jasa-jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. posisi sangat penting, strategis dan menentukan bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal.

BAB 1 PENDAHULUAN. itu juga berfungsi sebagai dana masyarakat yang dimanfaatkan untuk kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang pemilihan judul

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, infaq, dan shadaqah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan ibadah yang tidak hanya

BAB V SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh negara berkembang termasuk Indonesia. Masalah kemiskinan

BAB 1 PENDAHULUAN. Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi unsur pokok

MANAJEMEN DANA ZAKAT DI BADAN AMIL ZAKAT DAERAH (BAZDA) KABUPATEN KENDAL

BAB I PENDAHULUAN. yang berlawanan dengan semangat dan komitmen Islam terhadap. yang sejahtera dan baik yang menjadi tujuan utama mendirikan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berlaku secara universal dengan dua ciri dimensi, yaitu

BAB IV STRATEGI MANAJEMEN BAZ KOTA MOJOKERTO DALAM MENJAGA LOYALIYAS MUZAKKI< A. Urgensi Loyalitas Muzakki> Pada BAZ Kota Mojokerto

BAB I PENDAHULUAN. harta dan dilarang untuk memubazirkan dan menyia-nyiakannya, karena

BAB III METODE PENELITIAN. misalnya masyarakat ataupun suatu lembaga. 1 Penelitian ini dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Zakat secara demografik dan kultural, sebenarnya memiliki potensi. yang layak dikembangkan menjadi salah satu instrumen pemerataan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan yang sering dihadapi oleh negara-negara

umat Islam terhadap praktek keuangan yang tidak sesuai dengan syari ah perbankan konvensional yang diidentikkan dengan riba. 1 Dengan demikian,

BAB I PENDAHULUAN. Namun, pada kenyataannya, masih ada yang tidak mendapat bagian. Inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu ibadah yang paling penting. Dalam Al-Qur an kerap kali

BAB I PENDAHULUAN. oleh seluruh bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Salah satu problematika

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan umum bagi seluruh masyarakat. 1. lembaga Amil Zakat (LAZ). Kedua keduanya telah

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan syariah pada tahun Salah satu uji coba yang cukup

BAB III TINJAUAN UMUM KANTOR UPZ (UNIT PENGUMPUL ZAKAT) KECAMATAN TANGGEUNG CIANJUR

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dituntut untuk memiliki transparansi dan akuntabilitas. Organisasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan hal yang terpenting bagi setiap Negara,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam menjaga kelangsungan hidup organisasi pengelola zakat

BAB I PENDAHULUAN. mengendalikan tujuan perusahaan. Good Corporate Governance yang. seringkali digunakan dalam penerapannya di perusahaan-perusahaan,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan riset, peneliti mengenal berbagai jenis pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan masalah global, sering dihubungkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan salah satu ibadah kepada Allah SWT setelah manusia

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh pemerintah bersama masyarakat.

PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. (Studi Kasus Pada Lembaga Amil Zakat L-ZIS Assalaam Solo)

BAB I PENDAHULUAN. dijauhi. Diantara perintah-perintah tersebut adalah saling berbagi - bagi

BAB III METODE PENELITIAN. yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam perannya pada aspek sosial-ekonomi yang sangat besar.

BAB 1 PENDAHULUAN. Islam memandang bahwa sumber daya alam yang tersedia cukup untuk seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis terdiri dari beragam

BAB I PENDAHULUAN. sebanyak 38,4 juta jiwa (18,2%) yang terdistribusi 14,5% di perkotaan dan 21,1% di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. permasalahan yang telah penulis tetapkan adalah Badan Amil Zakat (BAZ) kota

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. terencana yang dilakukan secara sadar oleh masyarakat atau pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad M. Saefuddin, Ekonomi dan Masyarakat dalam Perspektif Islam, (Jakarta: CV Rajawali, 1987), h.71.

BAB V PEMBAHASAN. A. Konsep Strategi Peningkatan Pengumpulan ZIS di BAZNAS Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. ingin berkembang. Indonesia yang merupakan Negara berkembang tentunya

BAB I PENDAHULUAN Gambar 1.1 Persentase Penduduk Miskin di Kota Bandung Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS)

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Strategi Peningkatan Kinerja Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah problem sosial masyarakat Indonesia dan tuntutan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam memahami zakat masih sedikit di bawah shalat dan puasa.

BAB 1 PENDAHULUAN. zakat sama dengan perintah sholat. Namun dalam kenyataannya rukun

I. PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan sebuah fenomena umum yang terjadi pada negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu serta menjadi unsur dari Rukun Islam, sedangkan Infaq dan Shodaqoh

BAB I PENDAHULUAN. dengan aktifitas lembaga keuangan secara halal. kemanfaatan yang sesuai dengan prinsip syari ah 1. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan di akhirat nanti. Islam sangat memegang tinggi prinsip solidaritas yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian diadakan di Lembaga Amil Zakat Infak dan Shodaqoh. (LAGZIS) Baitul Ummah MALANG yang beralamat di Jalan Kamelia

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bermaksud untuk

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA SOSIAL PADA YAYASAN AL-JIHAD SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan yang bersifat spritual. Firman Allah QS. Al-Māidah/5: telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-ku, dan telah Ku-ridhai

PENINGKATAN KUALITAS SDM BAZNAS MENUJU PROFFESIONALISME PENGELOLAAN ZAKAT

BAB 1 PENDAHULUAN. diwajibkan oleh Allah SWT untuk diberikan kepada mustahik yang telah

BAB I PENDAHULUAN. di dunia dan di akhirat. Disamping itu, Islam juga mengajarkan kepada

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian studi lapangan yaitu penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan sejumlah harta tertentu yang diwajibkan allah

BAB I PENDAHULUAN. zakat dan Infaq merupakan ibadah yang tidak hanya bersifat vertikal (hablun min

SKRIPSI PENGARUH ZAKAT YANG DIKELOLA BAZDA TERHADAP PENGENTASAN KEMISKINAN DI KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. pada Al-Qur an dan Hadist. Dana zakat yang terkumpul akan diberikan kepada

2004), h Studi kasus adalah salah satu metode penelitian ilmu-ilmu sosial.lihat Robert K Yin,

ABSTRAKSI PENGGUNAAN DANA ZAKAT OLEH BADAN AMIL (BAZ) SURAKARTA

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LAZISMU PEKANBARU. A. Sejarah Singkat Berdirinya Lazismu Pekanbaru

BAB I PENDAHULUAN. kefakiran. Karena itu seperti sabda Nabi yang menyatakan bahwa kefakiran

BAB I PENDAHULUAN. maaliyah (ibadah harta). Shalat, puasa dan haji digolongkan ke dalam. lagi yang bersifat ibadah ruhiyyat seperti syahadat.

BAB I PENDAHULUAN. Secara demografik dan kultural, bangsa Indonesia, khususnya masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dukungan penuh agama untuk membantu orang-orang miskin yang tidak dapat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong dalam penelitian kualitatif. Penulis menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Islam mengharuskan diterapkannya prinsip keadilan, termasuk dalam hal. pemerataan kesejahteraan melalui perintah zakat.

BAB I PENDAHULUAN. muslim dengan jumlah 88,1 persen dari jumlah penduduk indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kemiskinan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan

Zakat (Studi Pada BAZNAS Kabupaten Kolaka Utara) maka peneliti akan. menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif.

BAB III GAMBARAN UMUM BADAN AMIL ZAKAT (BAZ) KABUPATEN JEPARA Sejarah Singkat BAZ Kabupaten Jepara

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu kewajiban yang bersifat dogmatis dan hanya mengandung

BAB I PENDAHULUAN. Gema Insani Press, 1995, hlm. 92. Gema Insani Press, 2002, hlm Yusuf Qardhawi, Kiat Islam Mengentaskan Kemiskinan, Jakarta:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dua hal, yaitu pertama, kemiskinan itu sebagai akibat dari kemalasan

BAB I PENDAHULUAN. kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam. Menurut Aziz

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penerimaan dan penyaluran dana zakat, infak, sedekah yang telah dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, bank adalah lembaga yang melaksanakan tiga fungsi

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SHADAQAH

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Distributive justice yang terkandung dalam prinsip-prinsip ekonomi Islam berguna untuk membangun keadilan sosial dan ekonomi yang lebih besar melalui redistribusi penghasilan dan kekayaan yang lebih sesuai untuk kelompok miskin dan kelompok yang membutuhkannya. 1 Dalam konteks ini, perlu dilakukan penataan dan juga pemberdayaan konsumsi agregat masyarakat agar peranan konsumsi itu sendiri berfungsi sinergis. Dalam hal ini diperlukan cara untuk mengubah sikap, selera dan preferensi, memberikan motivasi yang tepat serta menciptakan lingkungan sosial yang peka dan terbuka. Konsep yang perlu diciptakan adalah upaya mempertalikan norma konsumsi islami dengan kehidupan masyarakat seharihari sehingga tidak terdapat sekat-sekat yang menghalanginya. Norma konsumsi islami dapat membantu memberikan orientasi preferensi individual yang menentang konsumsi barang mewah dan bersama-sama membangun semangat berzakat, infaq dan shadaqah demi kemashlahatan orang-orang yang tergolong dalam 8 asnaf. 2 Sebagai salah satu rukun islam, zakat adalah sesuatu (yang merupakan hak Allah) yang diberikan seseorang kepada orang lain yang berhak menerimanya. Ibadah ini disebut zakat karena di dalamnya terdapat harapan 1 Muhammad Muflih, Perilaku Konsumen dalam Perspektif Ilmu Ekonomi Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Edisi 1, 2006, hal. 118. 2 Ibid., hal. 119

2 barakah, pembersihan jiwa dan pengembangannya dengan kebaikankebaikan. 3 Allah berfirman:! #$%&'(!)# *+,-./'01234 5!6./ 8 9 ;8<= )>?? 9ABC/'0DEFG+ Artinya: Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui. (QS. At-Taubah:103) Selain dalam bentuk zakat, ada juga bentuk lain dalam ajaran Islam yang memiliki hubungan erat dengan permasalahan ekonomi. Bentuk tersebut adalah infaq dan shadaqah. Infaq dan shadaqah secara sederhana memiliki kesamaan yakni berupa pemberian yang diberikan kepada orang lain yang tidak ada ketentuan, baik ketentuan jenis harta, batasan harta maupun kelompok yang berhak menerimanya. Meskipun demikian, antara infaq dan shadaqah juga terdapat perbedaan. Infaq merupakan amalan yang berbentuk pemberian harta benda sedangkan shadaqah belum tentu dalam bentuk harta benda (bernilai ekonomi), bahkan tersenyum juga termasuk shadaqah. Kedua jenis amalan ini memiliki nilai sunnah, bukan wajib layaknya zakat. Meski memiliki perbedaan hukum ketiga bentuk ibadah di atas (zakat, infaq dan shadaqah) memiliki kesamaan fungsi sosial umat Islam yakni sebagai media untuk pengentasan kemiskinan yang melanda umat Islam. Dalam Al-Qur an, perintah zakat sejajar dengan perintah melaksanakan shalat. Namun pada kenyataannya rukun Islam yang ketiga itu 3 Direktorat Pemberdayaan Zakat, Zakat: Ketentuan dan Permasalahannya, Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Zakat, 2008, hal. 1

3 belum sesuai dengan harapan. Pengelolaan zakat di masyarakat masih memerlukan bimbingan dari segi syari at maupun perkembangan zaman. Pendekatan kepada masyarakat Islam masih memerlukan tuntunan dan metode yang tepat dan mantap. 4 Orang yang membayar zakat (muzakki) misalnya masih melakukan pekerjaan secara terpencar, maksudnya adalah muzakki lebih senang memberikan zakat mereka secara langsung daripada menyalurkannya melalui sebuah lembaga. Pembagian zakat pun masih jauh dari memuaskan. Ini perlu penataan dengan cara melembagakan zakat itu sendiri. Penataan ini tidak hanya sebatas dengan pembentukan panitia zakat. Lebih dari itu, penataan hendaknya juga menyangkut aspek manajemen modern yang dapat diandalkan, agar zakat menjadi kekuatan yang bermakna. Penataan itu menyangkut aspek-aspek pendataan, pengumpulan, penyimpanan, pembagian dan yang menyangkut kualitas manusianya. Lebih dari itu, aspek yang berkaitan dengan syari at tidak bisa kita lupakan. Ini berarti kita memerlukan organisasi yang kuat dan rapi. 5 Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) adalah sebuah lembaga yang dibentuk oleh pemerintah berdasarkan UU No. 38 Tahun 1999 junto UU No. 23 Tahun 2011. Di tingkat kabupaten / kota dengan SK Bupati / walikota atas usul Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten / Kota. Sedangkan di kecamatan dengan SK Camat atas usul Kepala KUA. Pada tingkat Desa/ 4 Sahal Mahfudh, Nuansa Fiqih Sosial, jilid II, Yogyakarta: LKiS Yogyakarta, 2003, hal. 141 5 Ibid., hal. 141-142

4 Dinas/ Badan/ Kantor/ Instansi lain dapat dibentuk Unit Pengumpul Zakat ((UPZ) oleh BAZNAS. BAZNAS Kabupaten Jepara bertugas mengumpulkan, mendistribusikan dan mendayagunakan zakat sesuai dengan ketentuan agama.baznas berfungsi sebagai jembatan antara muzakki (pezakat) dan mustahiq (penerima). Adapun biaya operasional diperoleh dari pemerintah Kabupaten Jepara dan dari jatah amil. BAZNAS Kabupaten Jepara yang dibentuk dengan SK Bupati No. 165 tahun 2008, saat ini telah melangkah menuju perkembangan yang lebih baik. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan empat tahun terakhir yang selalu mengalami peningkatan (2009-2012).Berikut akan disajikan tabel perkembangan BAZNAS Kabupaten Jepara empat tahun terakhir: 6 Tabel 1.1 Hasil penghimpunan dana zakat, infaq dan shadaqah Jenis 2009 2010 2011 2012 Zakat Maal Rp 249.447.820 Rp 419.239.082 Rp 797.356.629 Rp 1.932.224.352 Infaq dan Rp 19.991.758 Rp 103.030.511 Rp 258.421.131 Rp 383.134.423 shadaqah Pekan - - Rp 363.809.720 Rp 305.592.950 Peduli Sosial (PPS) Jumlah Rp 269.439.578 Rp 522.269.593 Rp1.419.587.480 Rp 2.620.951.725 Sumber: Laporan keuangan BAZNAS Kabupaten Jepara 6 Laporan Keuangan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Jepara

5 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa secara umum perkembangan zakat, infaq dan shadaqah selama empat tahun terakhir selalu mengalami peningkatan. Perbedaan signifikan terlihat pada tahun 2011 dimana BAZNAS Kabupaten Jepara mengadakan sebuah program baru yang dinamakan Pekan Peduli Sosial (PPS). Kemudian pada tahun 2012 BAZNAS Kabupaten Jepara juga mendapatkan dana hibah untuk membantu yatama dari Pemerintah Kabupaten Jepara yang pada tahun 2012 pengelolaannya diserahkan melalui BAZNAS Kabupaten Jepara. Prinsip zakat dalam tatanan sosial ekonomi mempunyai tujuan untuk memberikan pihak tertentu yang membutuhkan untuk menghimpun dirinya selama satu tahun ke depan dan bahkan diharapkan sepanjang hidupnya. Dalam konteks ini, zakat didistribusikan untuk dapat mengembangkan ekonomi baik melalui ketrampilan yang menghasilkan maupun dalam bidang perdagangan. 7 Berkembangnya usaha kecil menengah dengan modal berasal dari zakat akan menyerap tenaga kerja. Kegiatan industri kecil di daerah yang potensial menyerap banyak tenaga kerja meliputi pengelolaan barang produksi, pengelolaan limbah, pemanfaatan sumber daya alam dan pendistribusinya. Hal ini dapat dijadikan kebijakan yang ditujukan untuk mencapai sasaran pembangunan, yaitu meningkatnya produktivitas masyarakat kecil, meningkatnya lapangan kerja dan terciptanya semangat pembentukan iklim SDM yang kreatif. Dengan menyediakan usaha produktif hal.171 7 Mursyidi, Akuntansi Zakat Kontemporer, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006,

6 bagi masyarakat sehingga mereka dapat mengembangkan ekonomi keluarga mereka sendiri. 8 Perlu diketahui bahwa potensi zakat di Kabupaten Jepara sangat besar, mencapai Rp 21.759.223.402, dan yang baru terserap sampai tahun 2012 mencapai 2,5 Miliar. Untuk itu melalui Strategi pengelolaan dana yang baik akan menciptakan kepercayaan masyarakat sehingga masyarakat akan terdorong menyalurkan dananya pada BAZNAS daripada menyalurkannya langsung pada mustahik. Penyaluran secara langsung tersebut lebih dekat pada pemanfaatan konsumtif sehingga agak mengaburkan tujuan produktif. 9 Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian terkait strategi peningkatan kinerja BAZNAS Kabupaten Jepara terhadap pengelolaan zakat, infaq dan shadaqah jika ditelaah menggunakan metode Balanced scorecard. Penelitian ini akan diberi judul STRATEGI PENINGKATAN KINERJA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) KABUPATEN JEPARA (Studi Analisis dengan Metode Balanced Scorecard). 8 Muhammad Muflih, Op. Cit., hal.146 9 Ibid., hal. 141

7 1.2 Rumusan Masalah Untuk lebih memfokuskan analisa penelitian serta membatasi lingkup kajian penelitian, maka dalam penelitian ini penulis memusatkan pada dua permasalahan dengan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana strategi peningkatan kinerja Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Jepara periode 2009-2012 berdasarkan metode Balanced Scorecard? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini tidak lain adalah untuk menjawab permasalahan yang telah diajukan. Jadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui strategi peningkatan kinerja Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Jeparaperiode 2009-2012 berdasarkan metode Balanced Scorecard. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan keilmuwan yang selama ini penulis pelajari dari institusi pendidikan tempat penulis belajar, khususnya di bidang penelitian dan wacana tentang strategipengembangan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)kedepannya.

8 2. Bagi IAIN Walisongo Penelitian ini diharapkan dapat menambah literatur serta referensi yang dapat dijadikan bahan informasi bagi mahasiswa yang akan meneliti permasalahan serupa. 3. Bagi Pihak Lain Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan dan referensi yang dapat dijadikan sebagai sumber informasi yang berkaitan dengan strategipengembangan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS). 1.5 Telaah Pustaka Untuk menghindari adanya asumsi plagiasi dalam penelitian ini, maka berikut ini akan penulis paparkan beberapa karya ilmiah yang memiliki kemiripan dengan obyek permasalahan yang akan penulis teliti. Pertama, penelitian dari Abdussalam (2011) dengan judul strategi pengelolaan zakat dan sedekah dalam upaya meningkatkan kepercayaan muzakki pada badan amil zakat (BAZ) kota semarang. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian ini dilakukan terhadap kepercayaan muzakki di BAZ kota Semarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pengelolaan Badan Amil Zakat melalui media internet maupun website yang dinilai strategis oleh BAZ kota Semarang ternyata masih kurang tepat sasaran terhadap muzakki, karena ada sebagian dari muzakki yang jarang menggunakan media internet. Namun peran pengelolaan ZIS di BAZ kota Semarang masih mendapatkan kepercayaan dari para muzakkinya. Ini

9 disebabkan terbukanya pengelolaan Badan Amil Zakat kota Semarang dan transparannya dalam pengelolaan dananya. BAZ kota semarang sistem pengelolaan ZISnya dikelola secara profesional, amanah, transparan dan akuntable sesuai dengan Standar Operasional dan Prosedur (SOP) lembaga pengelolaan zakat. Sedangkan strategi pengelolaan dana ZISnya dengan menggunakan, yaitu aghniya (muzakki, munfik dan mushoddik) langsung bayar zakat ke kantor, juga membentuk UPZ dan transfer bank. Kedua, penelitian dari Syamsul Huda (2007) dengan judul Analisis Performance Badan Amil Zakat (BAZ) di Kabupaten Malang. Dalam penelitian tersebut peneliti ingin mengevaluasi tentang kinerja Badan Amil Zakat (BAZ) Kabupaten Malang dengan menggunakan metode Balanced Scorecard (BSC) melalui empat perspektif atau aspek yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif pendayagunaan dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Hasil penelitian menggunakan uji chi kuadrat menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dari hasil penjaringan dana ZIS tiap tahunnya di BAZ Kabupaten Malang. Hasil uji signifikansi secara simultan (uji F) untuk tiap model regresi dapat dikatakan bahwa program kerja, pelaporan, fungsional dan pelayanan BAZ Kabupaten Malang secara simultan berpengaruh terhadap kepuasan dan kepercayaan muzaki. Dari hasil uji t dapat dikatakan bahwa variabel pelaporan berpengaruh dominan terhadap kepuasan muzaki dan variabel yang berpengaruh dominan terhadap

10 kepercayaan muzaki adalah program kerja. Dari hasil analisis SWOT dapat diketahui bahwa posisi BAZ berada pada tingkat stabilitas/ pertumbuhan. Ketiga, penelitian oleh Sholihin (2010) dengan judul Model Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui Pengelolaan Zakat, Infaq dan Shadaqah (Studi pada Badan Amil Zakat Kota Malang). Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pemberdayaan ekonomi masyarakat di BAZ kota Malang adalah konsumtif (tradisional dan kreatif) dan produktif (kreatif). Problem yang dihadapi antara lain: 1. Anggaran pengelolaan zakat, infaq dan shadaqah tidak masuk dalam APBN dan APBD. 2. Model pemberdayaan selama ini mayoritas dalam bentuk konsumtif. 3. Model produktif kreatif masih sebatas pemberian modal usaha. Langkah-langkah untuk mengatasi problem tersebut antara lain: 1. Optimalisasi pengumpulan zakat, infaq dan shadaqah. 2. Mengubah pola konsumtif dengan pola produktif kreatif. 3. Mendampingi dan membina mustahik produktif. 1.6 Metode Penelitian Untuk menghasilkan penelitian yang ilmiah, memenuhi kualifikasi dan kriteria yang ada dalam karya tulis ilmiah, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

11 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam karya ilmiah ini adalah kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh). Jadi, dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan. 10 2. Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan sumbernya dapat dibedakan menjadi: a) Data Primer Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber data asli (tidak melalui media perantara), 11 meliputi pengamatan langsung dan dapat berupa opini subjek secara individual atau kelompok. Dalam penelitian ini data primer berupa hasil wawancara dengan pengurus BAZ Kabupaten Jepara. b) Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara. 12 Pada umumnya, data sekunder ini sebagai penunjang data primer. Data sekunder diperoleh 10 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004, hal.3 11 M. Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002, hal. 82. 12 Ibid.

12 melalui laporan keuangan BAZ Kabupaten Jepara dan juga dari bukubuku pustaka yang mendukung teori penelitian. 3. Metode Pengumpulan Data Data lapangan yaitu pengumpulan data secara langsung pada objek penelitian. Dalam rangka mencari data yang akurat, penelitian ini penulis lakukan di BAZ Kabupaten Jepara. Alat untuk mengumpulkan data sebagai berikut: a) Wawancara Wawancara yaitu pengumpulan data dengan jalan wawancara dengan informan secara sistematis berdasarkan pada penyelidikan. Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara dalam bentuk semi structured. Maksudnya mula-mula interviewer menanyakan serentetan pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu per satu diperdalam untuk mendapatkan keterangan yang lebih lanjut. Dengan demikian jawaban yang diperoleh bisa meliputi semua variabel dengan keterangan yang lengkap dan mendalam. 13 Adapun yang menjadi narasumber wawancara disini ditujukan kepada pegurus BAZ Kabupaten Jepara. b) Observasi Observasi adalah kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. 14 Melalui metode observasi ini peneliti akan mengumpulkan data berkaitan dengan 13 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2010, hal. 270 14 Ibid., hal. 199

13 persoalan yang penulis teliti dan sumber data penulis jumpai selama observasi berlangsung. Pengamatan ini dilakukan di kantor BAZ Kabupaten Jepara. Hal ini dimaksudkan agar peneliti dapat memperoleh data yang akurat dan faktual berkenaan dengan aktifitas BAZ Kabupaten Jepara. c) Dokumentasi Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan pada subyek penelitian, namun melalui dokumen. Dokumen yang digunakan dapat berupa buku harian, surat pribadi, laporan, notulen rapat, catatan kasus dalam pekerjaan sosial dan dokumen lainnya. 15 Dalam penelitian ini, dokumen yang dijadikan sebagai sumber dokumentasi adalah arsip resmi BAZNAS Kabupaten Jepara mengenai data hasil penghimpunan dan pendayagunaan dana zakat, infaq dan shadaqah. 4. Analisis Data Penulis menggunakan metode analisis deskriptif dalam menganalisa data, yaitu metode penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal-hal lain yang dusah disebutkan dan hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. 16 Metode ini digunakan untuk memberikan gambaran dan menganalisis secara sistematis terhadap beberapa fakta tentang situasi tertentu, pandangan, sikap dan kejadian terhadap hal-hal yang 15 M. Iqbal Hasan, Op. Cit., hal. 87 16 Suharsini Arikunto, Op. Cit., hal. 3

14 berhubungan dengan strategi peningkatan kinerja lembaga BAZNAS Kabupaten Jepara, baik itu berupa data serta hasil wawancara yang telah penulis lakukan. 1.7 Sistematika Penulisan Skripsi Untuk mempermudah pembahasan dalam penelitian ini, akan disusun dalam beberapa bab, pembahasan dari bab satu sampai bab lima tersebut dirangkum dalam sistematika pembahasan sebagai berikut: Bagian pendahuluan skripsi yang berisi mengenai judul, lembar pengesahan, abstraksi, deklarasi, motto, persembahan, kata pengantar, dan daftar isi. Bab I, pendahuluan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penulisan skripsi, telaah pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. Bab II, merupakan landasan teori penelitian. Pembahasan dalam bab ini meliputi pembahasan tentang konsep strategi, konsep kinerja BAZNAS Kabupaten Jepara, konsep strategi, undang-undang tentang pengelolaan zakat serta metode Balanced Scorecard. Bab III, merupakan gambaran objek penelitian yang berisi tentang profil BAZ Kabupaten Jepara yang meliputi sejarah BAZNAS Kabupaten Jepara, visi misi BAZNAS Kabupaten Jepara, tujuan, struktur serta fungsi BAZNAS Kabupaten Jepara. Dalam bab ini juga membahas tentang Strategi Penghimpunan, Pemberdayaan, Pelayanan, Fungsional dan Pelaporan Zakat, Infaq dan Shadaqah di BAZNAS Kabupaten Jepara.

15 Bab IV, analisis dan pembahasan yang berisi; analisis mengenai strategi peningkatan kinerja Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Jepara. Bab V, penutup. Dalam bab ini penulis berusaha menyimpulkan hasilhasil penelitian yang diperoleh dari analisa dalam pembahasan bab empat, kemudian dirangkai dengan saran dan kritik serta rekomendasi terhadap Badan Amil Zakat (BAZ) Kabupaten Jepara.