IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI LAJU TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PADA PROVINSI JAWA TIMUR

dokumen-dokumen yang mirip
IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI NILAI KURS JUAL SGD-IDR

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT

Jurnal Informatika Mulawarman Vol 5 No. 1 Februari

Prediksi Nilai Tukar Petani Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM

PERAMALAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE LOMBOK MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN

BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK AS A METHOD OF FORECASTING ON CALCULATION INFLATION RATE IN JAKARTA AND SURABAYA

PREDIKSI PENDAPATAN ASLI DAERAH KALIMANTAN BARAT MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI VOLUME PEMAKAIAN AIR BERSIH DI KOTA PONTIANAK

PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

UJM 3 (1) (2014) UNNES Journal of Mathematics.

METODOLOGI PENELITIAN

PERBANDINGAN ALGORITMA PARTICLE SWARM OPTIMIZATION DAN REGRESI PADA PERAMALAN WAKTU BEBAN PUNCAK

VOL. 01 NO. 02 [JURNAL ILMIAH BINARY] ISSN :

MODEL PEMBELAJARAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK OTOMATISASI PENGEMUDIAN KENDARAAN BERODA TIGA

BAB IV JARINGAN SYARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK)

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH PESERTA KB BARU DI KABUPATEN SEMARANG DENGAN METODE BACKPROPAGATION

METODOLOGI PENELITIAN

PREDIKSI PERHITUNGAN DOSIS RADIASI PADA PEMERIKSAAN MAMMOGRAFI MENGGUNAKAN ALGORITMA JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

ANALISIS PERBANDINGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PRAKIRAAN CUACA

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER PERCEPTRON PADA APLIKASI PRAKIRAAN CUACA

Prediksi Curah Hujan Di Kota Pontianak Menggunakan Parameter Cuaca Sebagai Prediktor Pada Skala Bulanan, Dasarian Dan Harian Asri Rachmawati 1)*

Pengembangan Aplikasi Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dengan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation

BAB 2 LANDASAN TEORI

Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation

Jaringan Syaraf Tiruan Menggunakan Algoritma Backpropagation Untuk Memprediksi Jumlah Pengangguran (Studi Kasus DiKota Padang)

POSITRON, Vol. IV, No. 2 (2014), Hal ISSN :

Analisis Jaringan Saraf Tiruan Model Perceptron Pada Pengenalan Pola Pulau di Indonesia

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI CURAH HUJAN SUMATERA UTARA DENGAN METODE BACK PROPAGATION (STUDI KASUS : BMKG MEDAN)

PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM PENGHITUNGAN PERSENTASE KEBENARAN KLASIFIKASI PADA KLASIFIKASI JURUSAN SISWA DI SMA N 8 SURAKARTA

STUDI ESTIMASI CURAH HUJAN, SUHU DAN KELEMBABAN UDARA DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENYAKIT SALURAN PERNAFASAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION

KLASIFIKASI POLA HURUF VOKAL DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION. Dhita Azzahra Pancorowati

T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX

PERANCANGAN APLIKASI MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT MATA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION

Analisis Prediksi Indeks Harga Konsumen Berdasarkan Kelompok Kesehatan Dengan Menggunakan Metode Backpropagation

ANALISIS PENAMBAHAN NILAI MOMENTUM PADA PREDIKSI PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION

Analisis Prediksi Indeks Harga Konsumen Berdasarkan Kelompok Kesehatan Dengan Menggunakan Metode Backpropagation

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

JARINGAN SYARAF TIRUAN PREDIKSI PENYAKIT LUDWIG ANGINA

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

Muhammad Fahrizal. Mahasiswa Teknik Informatika STMIK Budi Darma Jl. Sisingamangaraja No. 338 Simpanglimun Medan

SIMULASI PENGENALAN TULISAN MENGGUNAKAN LVQ (LEARNING VECTOR QUANTIZATION )

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini menguraikan analisa penelitian terhadap metode Backpropagation yang

BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK

JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN BACKPROPAGATION UNTUK MENDETEKSI PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENJUALAN OBAT Pada PT. METRO ARTHA PRAKARSA MENERAPKAN METODE BACKPROPAGATION

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN :

ANALISIS JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH RESERVASI KAMAR HOTEL DENGAN METODE BACKPROPAGATION (Studi Kasus Hotel Grand Zuri Padang)

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA PENGENALAN POLA TULISAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION

Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dan Steepest Descent untuk Prediksi Data Time Series

MEMPREDIKSI KECERDASAN SISWA MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS ALGORITMA BACKPROPAGATION (STUDI KASUS DI LP3I COURSE CENTER PADANG)

PREDIKSI KELULUSAN MAHASISWA MENGGUNAKAN METODE NEURAL NETWORK DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengenalan suara (voice recognition) dibagi menjadi dua jenis, yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

SISTEM PENGENALAN KARAKTER DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA PERCEPTRON

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha. Gambar 1.1 : Ilustrasi jaringan syaraf manusia yang diadaptasi untuk ANN (Kriesel, 2011)

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM PENGENALAN BARCODE MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

ANALISIS PENAMBAHAN MOMENTUM PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

Jaringan Syaraf Tiruan. Disusun oleh: Liana Kusuma Ningrum

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA UTARA MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION

JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PREDIKSI PENJUALAN JAMUR MENGGUNAKAN ALGORITMA BACKROPAGATION

Metode Jaringan Saraf Tiruan Propagasi Balik Untuk Estimasi Curah Hujan Bulanan di Ketapang Kalimantan Barat

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION TERHADAP PERAMALAN NILAI TUKAR MATA UANG RUPIAH DAN DOLAR

1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang masalah

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV PERANCANGAN & IMPLEMENTASI SISTEM

ANALISIS ALGORITMA INISIALISASI NGUYEN-WIDROW PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Penentuan Error Dalam Peramalan Jumlah Korban Demam Berdarah Dengue Menggunakan Metode Neural Network (Kasus : Rumah Sakit Charitas Palembang)

Prediksi Pergerakan Harga Harian Nilai Tukar Rupiah (IDR) Terhadap Dollar Amerika (USD) Menggunakan Metode Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI LAJU INFLASI DI KABUPATEN KLATEN NASKAH PUBLIKASI

PERAMALAN BEBAN LISTRIK JANGKA PENDEK DI BALI MENGGUNAKAN PENDEKATAN ADAPTIVE NEURO-FUZZY INFERENCE SYSTEM (ANFIS)

Architecture Net, Simple Neural Net

ANALISIS DAN PERACANGAN APLIKASI SISTEM PENDETEKSI GANGGUAN JARINGAN KOMPUTER MENGGUNAKAN MULTILAYER DENGAN PELATIHAN FEEDFORWARD SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. universitas swasta yang memiliki 7 Fakultas dengan 21 Program Studi yang


2.1. Dasar Teori Bandwidth Regression

Estimasi Suhu Udara Bulanan Kota Pontianak Berdasarkan Metode Jaringan Syaraf Tiruan

Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6

PERANCANGAN PENGATURAN DURASI LAMPU LALU LINTAS ADAPTIF

3. METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL NEURAL NETWORK BACKPROPAGATION UNTUK PREDIKSI HARGA AYAM

PELATIHAN FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA DENGAN METODE SELEKSI TURNAMEN UNTUK DATA TIME SERIES

BAB II DASAR TEORI Jaringan Syaraf Tiruan. Universitas Sumatera Utara

PREDIKSI LUAS PANEN DAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN BANYUMAS MENGGUNAKAN METODE ADAPTIVE NEURO-FUZZY INFERENCE SYSTEM (ANFIS)

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MENGENALI TULISAN TANGAN HURUF A, B, C, DAN D PADA JAWABAN SOAL PILIHAN GANDA

Transkripsi:

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI LAJU TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PADA PROVINSI JAWA TIMUR Sofi Dwi Purwanto Teknik Informatika Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang Jl. Gajayana 50 Malang 65144 Email : dwihayyana@gmail.com Abstrak Teknologi pengenalan pola dengan jaringan syaraf tiruan (JST) dapat dimanfaatkan untuk menjadi solusi dalam mengatasi berbagai permasalahan ekonomi seperti halnya pengangguran. Dalam penelitian ini aplikasi jaringan syaraf tiruan digunakan untuk mengestimasi laju tingkat pengangguran pada provinsi Jawa Timur dengan tujuan agar dapat melakukan antisipasi secara dini apabila terjadi lonjakan angka pengangguran sewaktu-waktu. Metode yang digunakan untuk menganalisis permasalahan ini adalah backpropagation. Pemilihan metode backpropagation dikarenakan metode tersebut bersifat self-adaptability, mandiri, dan memiliki kemampuan pemetaan non-linear yang baik. Data yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 96 data, 80 data digunakan untuk pelatihan, sedangkan 16 data digunakan untuk pengujian. Sumber data diperoleh dari open data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur. Dari hasil pengujian sistem diperoleh tingkat akurasi tertinggi dalam mengestimasi laju tingkat pengangguran terbuka adalah sebesar %. Arsitektur jaringan yang paling baik digunakan dalam mengestimasi jumlah tingkat pengangguran terbuka adalah dengan variasi jumlah iterasi, toleransi kesalahan 0.00001, dan banyaknya variasi neuron hidden layer 10. Arsitektur jaringan tersebut menghasilkan MSE terbaik sebesar 0,000309. Kata kunci: Jaringan Syaraf Tiruan (JST), Backpropagation, Pengangguran. 1. Pendahuluan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community (AEC) akan diberlakukan pada tahun 2015. Secara resmi, proyek ini merupakan implementasi dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-9 yang dikenal dengan Bali Concord II tahun 2003. Sedangkan tujuan utama MEA, diantaranya lapangan kerja yang luas, meningkatkan daya saing internasional, memaksimalkan potensi manusia, serta membangun hubungan dengan negara lain. Deskripsi di atas merupakan suatu tantangan yang harus dihadapi oleh Indonesia akhir-akhir ini. Namun, jika dikaji lebih lanjut berbagai permasalahan bangsa, salah satu diantaranya yang perlu dicarikan solusi yaitu permasalahan pengangguran. Jumlah penduduk yang besar dengan ketersediaan lapangan pekerjaan yang terbatas menyebabkan angka pengangguran meningkat setiap tahunnya. Secara demografi, Indonesia sangat diuntungkan karena berada diantara dua benua dan dua samudera serta berada dalam jalur perdagangan internasional, dimana seharusnya Indonesia dapat mempersiapkan segala sesuatunya lebih optimal dari negara-negara lain untuk menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun 2015. Tetapi, masalah pengangguran masih menjadi hal yang harus diatasi guna memantapkan posisi Indonesia dalam MEA. Pada Agustus 2013 angka pengangguran di Indonesia berjumlah 7.39 juta orang. Sedangkan, jumlah angkatan kerja Indonesia pada waktu yang sama mencapai 118,19 juta orang, bertambah sekitar 140.000 ribu orang dibandingkan angkatan kerja pada bulan Agustus 2012 sebesar 118,05 orang[1]. Deskripsi diatas menunjukkan bahwa permasalahan pengangguran memang sangat kompleks untuk diselesaikan dan merupakan isu penting, karena dapat dikaitkan dengan beberapa indikator-indikator. Apabila di suatu negara pertumbuhan ekonominya mengalami kenaikan, hal tersebut akan berpengaruh pada penurunan jumlah pengangguran. Permasalahan utama yang mendasar dalam hal ini adalah kesiapan pemerintah dalam mengantisipasi dan menekan jumlah pengangguran yang masih tidak tepat sasaran. Hal ini disebabkan karena masalah pengangguran selalu mengalami fluktuasi setiap tahunnya sehingga berpengaruh pada tingkat pengangguran yang semakin tinggi. Akibatnya pada kondisi yang terjadi dilapangan akhir-akhir ini. Banyak pemuda memiliki ruang yang sempit untuk mengembangkan bakat dan minat mereka. Padahal, jika pemuda diberikan ruang yang lebih besar untuk berkembang, pemuda dapat melatih diri mereka dan mengembangkan diri mereka melalui kegiatan yang mereka minati. Kurangnya perhatian pemerntah dalam mengantisipasi jumlah pengangguran yang membengkak, secara tidak langsung telah berdampak kepada tingginya jumlah pengangguran di Indonesia. Dampak kronis tingginya jumlah pengangguran, maka akan mengakibatkan berbagai bentuk penyimpangan, seperti narkoba, tawuran antar pelajar/mahasiswa, nikah dini dan sebagainya. Sebagai contohnya, berdasarkan data statistik, jumlah remaja yang terlibat kasus NAPZA meningkat sekitar 11,69% dari tahun sebelumnya[2], selain narkoba yang patut disorot ialah tawuran. Komisi 4.9-13

Nasional Perlindungan Anak (Komnas Anak) mencatat ada 229 kasus tawuran pelajar sepanjang JanuariOktober tahun 2013. Jumlah ini meningkat sekitar 44% dibanding tahun lalu yang hanya 128 kasus. Dalam 229 kasus kekerasan antarpelajar SMP dan SMA itu, 19 siswa meninggal dunia[3]. Untuk itu dibutuhkan sistem estimasi yang akurat untuk dapat mengantisipasi secara dini terhadap jumlah pengangguran di Indonesia yang fluktuatif. Model estimasi dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, salah satunya adalah dengan mengembangkan teknik kecerdasan buatan, dalam hal ini yang paling banyak digunakan untuk maksud di atas adalah menggunakan Artificial Neural Network (ANN) atau Jaringan Saraf Tiruan, (JST). Dari sekian banyak metode jaringan syaraf tiruan yang paling terkenal adalah metode backpropagation. Menurut Hermawan[4] metode backpropagation paling banyak dipakai untuk melakukan estimasi nilai berdasarkan data time series. Masalah yang terdapat dalam peramalan dengan jaringan syaraf tiruan adalah belum adanya penelitian dalam mengestimasi laju tingkat pengangguran pada provinsi Jawa Timur sehingga tujuan penelitian ini adalah untuk mengimplementasikan jaringan syaraf tiruan backpropagation yang dapat mengestimasi laju tingkat pengangguran berdasarkan pemodelan runtut waktu (time series). Sumber data dalam penelitian ini berasal dari data-data penunjang yang diperoleh dari BPS tahun 2003-2010. Data yang digunakan dalam penelitian adalah sebanyak 96 data set yang kemudian di kelompokkan kembali menjadi 2 bagian, yakni data pelatihan sebanyak 80 set dan data pengujian sebanyak 16 set. Adapun cara kerja atau prosedur mengenai sejumlah kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah seperti yang tampak pada gambar 1. Gambar 1. Diagram Alur Penelitian Tinjauan Pustaka 1. Penelitian tentang prediksi jumlah tingkat pengangguran rata-rata (Guangming dan Xiangna, 2009. [5]), masih terdapat beberapa kekurangan yang perlu diperbaiki seperti halnya tingkat performa (error) yang masih terbilang cukup besar (0.00940363) dan jumlah iterasi (epoch) yang masih tinggi (140) sehingga proses pelatihan masih membutuhkan waktu yang cukup lama. 2. Penelitian juga pernah dilakukan dalam memprediksi jumlah pengangguran di Provinsi Kalimantan Timur dengan menggunakan algoritma backpropagation (M.F. Andrijasa dan Mistianingsih, 2010. [6]), variable yang digunakan meliputi data tahun 20042008. Hasil pengujian di peroleh prediksi jumlah pengangguran di tahun 2009 adalah 133.104. Sedangkan hasil prediksi pengangguran tahun 2009 yang dilakukan oleh BPS Provinsi Kalimantan Timur adalah 139.830. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Guangming (2005) dan M.F. Andrijasa (2010), penelitian ini berfokus untuk mengetahui pengaruh variasi jumlah hidden layer terhadap keluaran MSE oleh sistem yang akan digunakan dalam proses pengujian. Hal ini dilakukan untuk memperoleh arsitektur jaringan yang optimal. Selain itu variabel dan parameter pelatihan yang diterapkan dalam penelitian ini juga memiliki nilai yang berbeda dengan penelitian terdahulu. Variabel dalam penelitian ini meliputi distribusi presentase penduduk, kepadatan penduduk, inflasi tahun kalender 2013-2014, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), jumlah penduduk, dan Upah Minimum Regional (UMR) dengan output Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Parameter pelatihan yang digunakan adalah epoch, target error, dengan variasi hidden layer yang berbedabeda (2-11 hidden layer). Landasan Teori Jaringan syaraf tiruan (JST) didefinisikan sebagai suatu sistem pemrosesan informasi yang mempunyai karakteristik menyerupai jaringan syaraf manusia[4]. JST adalah sistem pemroses informasi yang memiliki karakteristik mirip dengan jaringan syaraf biologi. JST dibentuk sebagai generalisasi model matematika dari jaringan syaraf biologi. Arsitektur Jaringan Syaraf Tiruan terdiri dari: 1. Jaringan Layar Tunggal (single layer network) Dalam jaringan ini, sekumpulan input neuron dihubungkan langsung dengan sekumpulan outputnya. Dalam beberapa model (misal perceptron), hanya ada sebuah unit neuron output. 2. Jaringan Layar Jamak (multi layer network) Jaringan layar jamak merupakan perluasan dari layar tunggal. Dalam jaringan ini, selain unit input dan output, ada unit-unit lain (sering disebut layer tersembunyi). 3. Jaringan Reccurent Model jaringan recurrent mirip dengan jaringan layer tunggal ataupun ganda. Hanya saja, ada neuron ouput yang memberikan sinyal pada unit input (sering disebut feedback loop) 4.9-14

Backpropagation merupakan salah satu dari metode pelatihan pada jaringan syaraf tiruan, dimana ciri dari metode ini adalah meminimalkan error pada output yang dihasilkan oleh jaringan. Backpropagation melatih jaringan untuk mendapatkan keseimbangan antara kemampuan jaringan mengenali pola yang digunakan selama training serta kemampuan jaringan untuk memberikan respon yang benar terhadap pola masukan yang serupa (tapi tidak sama) dengan pola yang dipakai selama pelatihan[7]. 2. Pembahasan Pada tahap ini, desain sistem mulai dibentuk untuk menentukan bagaimana suatu sistem akan menyelesaikan masalah yang menjadi kajian pada objek penelitian ini. Perancangan sistem estimasi laju tingkat pengangguran ini akan diterapkan dengan gambaran umum sistem seperti pada gambar 2. Gambar 4. Flowchart Proses Pelatihan II Gambar 2. Gambaran Umum Sistem Sistem pelatihan sebagai bagian awal dari aplikasi untuk mengestimasi laju tingkat pengangguran ini. Sistem ini berfungsi untuk menyiapkan segala informasi sebagai bahan pelatihan dan pengenalan yang nantinya akan digunakan sebagai bahan acuan dalam mengestimasi laju tingkat pengangguran terbuka. Terdapat beberapa tahapan yang dilakukan dalam fase ini, antara lain mengambil data-data yang sudah diolah pada data historis kemudian dipisah kedalam data pelatihan yang terdiri dari data latih dan data target ke dalam sistem. Data latih terdiri atas distribusi presentase penduduk, kepadatan penduduk, tingkat partisipasi angkatan kerja, jumlah penduduk, tingkat inflasi dan upah minimum regional. Sedangkan data target adalah data mengenai tingkat pengangguran terbuka. Selanjutnya data yang telah diinput akan diproses oleh sistem sebagai hasil dari pelatihan data. Flowchart untuk proses pelatihan dapat dilihat pada gambar 3 dan gambar 4. Sedangkan dalam perancangan sistem pengujian, langkah-langkah yang harus ditempuh sama halnya pada sistem pelatihan. Langkah-langkah yang harus dipenuhi yaitu dengan menginputkan sejumlah data parameter diluar data latih antara lain distribusi presentase penduduk, kepadatan penduduk, tingkat partisipasi angkatan kerja, jumlah penduduk, tingkat inflasi dan upah minimum regional ke dalam sistem. Setelah data telah diinputkan, secara otomatis system akan menghitung tingkat pengangguran terbuka. Flowchart untuk proses pengujian system adalah seperti yang tampak pada gambar 5. Gambar 5. Flowchart Proses Pengujian Gambar 3. Flowchart Proses Pelatihan I Jaringan yang digunakan untuk mengestimasi laju tingkat pengangguran adalah jaringan syaraf tiruan backpropagation dengan langkah pembelajaran feedforward dengan model 6 input dan 1 output. Adapun desain arsitektur jaringan syaraf tiruan yang dibangun dalam penelitian ini adalah seperti pada gambar 6. 4.9-15

3 4 5 6 7 8 9 10 Hidden Layer H1 H2 Input Layer H3 X1 H4 X2 H5 X3 H6 X4 H7 X5 H8 X6 H9 Output Layer 4 5 6 7 8 9 10 11 3.01 0.00881 0.0104 0.00517 0.000521 0.000775 0.000309 0.02 Sedangkan jumlah data yang digunakan dalam pengujian sebanyak 16 set. Adapun hasil proses pengujian sistem adalah seperti yang tampak pada tabel 2 berikut. O1 H10 Tabel 2. Data Hasil Pengujian H11 No. Hn 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Gambar 6. Desain Arsitektur JST Hasil Pengujian Parameter pelatihan jaringan yang digunakan penulis diantaranya adalah jumlah epoch, target error sebesar 0.00001 dengan variasi jumlah hidden layer sebanyak 10 kali berturut-turut dimulai dari 2-11 hidden layer. Dari 80 data latih diperoleh hasil pelatihan terbaik adalah pada percobaan ke-9 dengan MSE 0.000309. Untuk masing-masing variasi, jumlah iterasi maksimum dan target error sama. Grafik hasil pelatihan terbaik seperti yang tampak pada gambar 7. Output Sistem 5.9384 5.9397 5.9401 5.9454 5.8914 5.6410 5.6402 5.6409 5.6425 5.6473 5.6607 5.66 6.0925 6.0939 6.1170 6.1688 Rata-Rata Akurasi Data Uji Akurasi (%) 86 86 86 85 72 70 70 69 69 81.375 Dari Tabel 2 didapatkan 16 hasil pengujian dengan tingkat akurasi yang berbeda-beda. Rata-rata tingkat akurasi yang diperoleh adalah sebesar 81.375%. Grafik hasil pengujian dapat dilihat pada gambar 5. Gambar 7. Grafik Hasil Pelatihan Berikut disajikan dalam tabel hasil dari variasi arsitektur jaringan yang dilakukan. Tabel 1. Data Hasil Pelatihan Gambar 5. Grafik Hasil Pengujian No. Hidden Layer Epoch Target Eror 1 2 2 3 MSE 0.00818 0.000947 Analisis Hasil Kerja Sistem Hasil dari pelatihan digunakan untuk menentukan konfigurasi terbaik dari jaringan dengan metode 4.9-16

backpropagation, maksimum epoh serta error goal 0,00001 sedangkan konstanta belajar dan banyaknya neuron pada lapisan tersembunyi diubah secara trial and error. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, hasil terbaik jaringan dapat mengenali hingga % pada pengujian ke-6 hingga ke-12, ditunjukkan oleh hasil keluaran yang ditampilkan hampir memenuhi target yang telah ditentukan yaitu misalkan pada data uji ke-6 target yang diberikan adalah, maka hasil keluarannya menunjukkan 5.6410 yang mendekati angka target, begitu juga dengan pengujian ke-7 dengan target yang sama, maka keluarannya menunjukkan 5.6402 yang mendekati. Pada tahap pelatihan maupun pengujian sistem jaringan syaraf tiruan ini mempunyai beberapa kelebihan, antara lain proses yang akurat, cepat, serta meminimalisasi kesalahan. Pada jaringan syaraf tiruan yang perlu dilakukan adalah hanya melatih jaringan untuk belajar dengan cara memasukkan set data berisi sekumpulan kasus ke dalam jaringan. Sistem jaringan syaraf tiruan merupakan sistem baru sehingga hanya dapat berfungsi sebagai alat bantu. Oleh sebab itu, di dalam pengambilan keputusan masih digunakan faktor-faktor pendukung atau kebijakankebijakan yang lain. Selain itu, belum ditemukannya cara terbaik untuk merepresentasikan data input, memilih arsitektur, jumlah node, dan jumlah lapisan membuat cara yang digunakan hingga saat ini masih dengan cara coba-coba (trial and error). Sedangkan dalam hal tingkat akurasi sistem dapat dipengaruhi oleh 2 hal yaitu besar error serta banyak data yang diperoleh dari hasil pelatihan. Oleh sebab itu hasil pelatihan yang diambil sebagai data acuan adalah pelatihan ke-9 karena nilai tersebut merupakan error terkecil dibandingkan dengan seluruh percobaan dalam proses pelatihan dengan nilai error sebesar 0.000309. Akurasi sistem dapat ditingkatkan kembali apabila jumlah data yang digunakan lebih besar. Daftar Pustaka [1] Badan Pusat Statistik, Data Jumlah Angkatan Kerja, Penduduk Bekerja, Pengangguran, TPAK dan TPT 1986-2013, [Online]. Tersedia: http//www.bps.go.id/webbeta/frontend/ linktabelstatis/ view/id/973.html, 2014. [2] Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim POLRI & BNN, Narkoba; Menjadi Masalah Serius, [Online]. Tersedia: http// dedihumas.bnn.go.id/read/section/artikel/2011/10/10/160/narkobamenjadi-masalah-serius.html, 2012. [3] Hermawan, Erwan, Tawuran Sekolah Naik 44 Persen, [Online]. Tersedia: http//www.tempo.co/read/ news/2013/11/20/083531130/ Tawuran-Sekolah-Naik-44-Persen.html, 2012. [4] Hermawan, A, Jaringan Syaraf Tiruan, Teori, dan Aplikasi, Yogyakarta: Andi, 2006. [5] Guangming Wang, Xiangna Zheng, The Unemployment Rate Forecast Model Basing on BP Neural Network, in Proc. International Conferences on Electronic Computer Technology. IEEE Computer Society, pp. 475-478, 2009. [6] M.F. Andrijasa, Mistianingsih, Penerapan Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Memprediksi Jumlah Pengangguran di Provinsi Kalimantan Timur Dengan Menggunakan Algoritma Pembelajaran Backpropagation, Jurnal Informatika Mulawarman, Vol 5 No. 1 2010, pp. 50-54, Februari 2010. [7] Siang, J.J, Jaringan Syaraf Tiruan dan Pemrogramannya Menggunakan MATLAB, Yogyakarta: Andi, 2009. Biodata Penulis Sofi Dwi Purwanto, Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Angkatan 2012. 3. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan tentang implementasi jaringan syaraf tiruan backpropagation dalam meestimasi laju tingkat pengangguran terbuka dapat ditarik kesimpulan bahwa metode backpropagation dapat digunakan untuk mengestimasi laju tingkat pengangguran terbuka dengan mengolah data parameter yang merupakan indikator yang mempengaruhi laju tingkat pengangguran terbuka dijadikan sebagai data latih dan data jumlah tingkat pengangguran terbuka digunakan sebagai data target. Setelah dilakukan percobaan variasi jumlah neuron hidden layer dalam proses pelatihan dan pengujian sistem dapat diperoleh tingkat akurasi terbaik adalah sebesar % dengan ratarata tingkat akurasi sebesar 81.375%. 4.9-17

4.9-18