untuk bergabung dan berusaha bersama agar kekurangan yang terjadi dalam kegiatan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA. A. Profil Koperasi Pondok Pesantren Al-Hikam Malang

BAB III METODE PENELITIAN. menuju proposisi-proposisi akhir dalam bidang pengetahuan tertentu. 1

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat memiliki kebutuhan-kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. dirinya sendiri sehingga mampu memenuhi kebutuhan dan memperbaiki

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Mohamad Suhil mahasiswa Universitas. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Tahun 2010.

BAB I PENDAHULUAN. konvensional. Namun, orang awam dan orang-orang mengenal bank syari ah dari

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN. dana. Hal ini sesuai dengan fungsi lembaga keuangan itu sendiri. 1

BAB I PENDAHULUAN. sekunder, maupun tersier dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya masyarakat tidak

BAB I PENDAHULUAN. alat analisis. Hal ini disebabkan karena di masa datang penuh dengan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah. Dimana perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2011 mengalami tumbuh sebesar

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya persoalan itu bagi kehidupan manusia. Cita-cita di bidang

BAB I PENDAHULUAN. terpenuhi. Perkembangan pertumbuhan ekonomi di era globalisasi seperti

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menjalankan kegiatan perekonomian. Salah satu faktor penting

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan praktik Lembaga Keuangan Syariah, baik dalam lingkup

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usahanya agar lebih maju. pembiayaan berbasis Pembiayaan Islami.

BAB I PENDAHULUAN. tersisa sepertiga dari modal awal. IDB kemudian memberikan suntikan dana

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syariah atau yang dikenal dengan Islamic Banking, pada awalnya

BAB I PENDAHULUAN. mudharib pengelola, sedangkan penabung bertindak sebagai shahibul maal

BAB I PENDAHULUAN. pesantren yang sudah memakai sistem syariah dalam mengembangkan bisnisnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hukum merupakan sebuah aspek yang sangat penting, dimana. keberadaannya digunakan untuk mengatur segala urusan pemerintahan.

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keimanan dan ketakwaan melahirkan krisis politik sehingga

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan permodalan tidak mudah diperoleh. 1. Mudharabah BMT Bina Umat Sejahtera Semarang (Universitas Negeri Semarang, 2007)

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah menjelaskan, praktik perbankan syari ah di masa sekarang

BAB I PENDAHULUAN menyebabkan banyak bank yang menjalankan prinsip syariah. Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Subandi, Ekonomi Koperasi, (Bandung: Alfabeta, 2015), 14

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kehidupan perekonomian di dunia tidak dapat dipisahkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalah), PT. Grafindo Persada, Jakarta, 2003, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. bidang, baik jumlah maupun waktunya. 1. berkaitan dengan industri. Dalam aktivitas bisnis berusaha menggunakan

BAB II LANDASAN TEORI. pelanggan perusahaan tidak berarti apa-apa. Bahkan sampai ada istilah yang

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh fungsi utama bank sebagai lembaga yang dapat. pembangunan nasional mengakibatkan perlu adanya pembinaan dan

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

BAB I PENDAHULUAN. Bank pembiayaan rakyat syari ah atau yang lebih dikenal dengan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. PERSEPSI DAN SIKAP PESANTREN TERHADAP BANK SYARI AH

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

SOAL DAN JAWABAN AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Adapun salah satu ukuran keberhasilan suatu bank adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan atau biasa disebut financial intermediary. Sebagai lembaga keuangan,

A. Latar Belakang. 1 Peri Umar Farouk, Sejarah Perkembangan Hukum Perbankan Syariah Di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. akan sistem operasionalnya, telah menunjukkan angka kemajuan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kaitan dengan Muamalah, sebenarnya syariat Islam cukup terbuka dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan manusia sehari-hari sebagai subjek hukum ataupun

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sistem ekonomi syariah semakin berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan adalah semua badan usaha yang berada dibidang keuangan. terutama dalam memberikan biaya investasi pembangunan.

ISTILAH-ISTILAH DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARI AH

BAB I PENDAHULUAN. konvensional yang telah berkembang pesat dalam perekonomian dunia maupun di

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan

PELAKSANAAN AKAD WADI AH DI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH (Studi di BMT HIRA Gabugan, Tanon, Sragen)

BAB I PENDAHULUAN. sektor perbankan. Berdasarkan sistem operasionalnya, perbankan Indonesia

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. tidak menawarkan sesuatu yang merugikan hanya demi sebuah keuntungan sepihak.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ekonomi syariah merupakan ajaran yang mengedepankan nilai - nilai

BAB I PENDAHULUAN. Institusi keuangan mempunyai peranan yang sangat penting karena melalui

BAB I PENDAHULUAN. 1 Priyono dan Teddy Candra, Esensi Ekonomi Makro, Surabaya: Zifatama Publisher,

sejak zaman Rasulullah, seperti pembiayaan, penitipan harta, pinjam-meminjam uang, bahkan pengiriman uang. Akan tetapi, pada saat itu, fungsi-fungsi

BAB I PENDAHULUAN. umat agama lain. Islam adalah rahmatan lil alamin rahmat bagi alam semesta.

BAB V PEMBAHASAN. syari ah yaitu pembiayaan piutang yang mana merupakan bentuk pinjaman

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. debitur. Namun dalam sistem bagi hasil pembayaran tetap selain pokok pinjaman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana (surplus of fund).

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syariah merupakan bagian dari sistem perbankan nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan manusia dan pengetahuan teknologi yang dimiliki. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembiayaan murabahan..., Claudia, FH UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan lembaga keuangan syariah non-bank yang ada di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dan menjadi pioner bagi bank syariah lainnya telah lebih dahulu menerapkan. sistem ini ditengah menjamurnya bank-bank konvensional.

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB I PENDAHULUAN. jasa dalam skala industri kecil, menengah sampai besar dengan peraturan pelayanan yang

I. PENDAHULUAN. keberadaan bank sebagai lembaga keuangan telah bertansformasi menjadi dua

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II Landasan Teori

Manusia selalu dihadapkan pada masalah ekonomi seperti kesenjangan. ekonomi, kemiskinan, dan masalah-masalah lainnya. Namun banyak masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Koperasi JASA Keuangan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan tersebut tidak lepas dari peran bank sebagai lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah merupakan salah satu inovasi yang baru dalam dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. mikro maupun makro. Terbukti dari semakin banyak munculnya usaha baru yang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syari ah, Depok : Rajagrafindo Persada, 2014, h. 24

BAB I PENDAHULUAN. di dalam mewujudkan cita-cita atau tujuan pembangunan nasional, sub sektor ini

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari perlu berhubungan dengan manusia lain,

BAB I PENDAHULUAN. 2004, hlm Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil (BMT), UII Pres Yogyakarta,

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari dua istilah, yaitu Baitul mall dan Baitul Tamwil. Pengertian BMT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara dengan basis penduduk muslim terbesar di

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syari ah dalam peristilahan internasional dikenal sebagai Islamic

BAB I PENDAHULUAN. bahwa kegiatan-kegiatan ekonomi umat dan kemakmurannya adalah cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat; kedua, penyaluran dana (financing) merupakan kegiatan

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KJKS CEMERLANG WELERI

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap manusia dalam hidupnya tidak terlepas dari risiko, bahaya atau kerugian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Islam sebagai Agama yang lengkap dan sempurna telah

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara signifikan pada akhir-akhir ini, baik itu lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. yang berisi liberalisasi industri perbankan. Para ulama waktu itu telah berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama yang memuat ajaran yang bersifat universal dan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis jenis usaha yang dapat

Transkripsi:

RINGKASAN SKRIPSI ABSTRAK Koperasi merupakan wadah untuk bergabung dan berusaha bersama agar kekurangan yang terjadi dalam kegiatan ekonomi dapat diatasi. Pada akhir tahun, keuntungan yang diperoleh koperasi yang berasal dari uang administrasi disebut Sisa Hasil Usaha (SHU) dibagikan kepada anggota koperasi. Adapun jumlah keuntungan yang diterima oleh masing-masing anggota koperasi dalam koperasi konsumsi Al-Hikam tidak dibagikan langsung kepada para anggota, karena keuntungan yang diterima langsung disirkulasikan untuk usaha yang berada dibawah naungan koperasi tersebut. Dalam penelitian ini dikaji praktik koperasi pondok pesantren Al-Hikam dalam tinjauan KHES karena koperasi ini naungan pesantren yang sudah seharusnya menerapkan prinsip-prinsip syariah. Bagaimana praktik pengelolaan koperasi ini apakah akad-akad yang digunakan sudah sesuai dengan prinsip-prinsip bisnis syariah yang tertuang dalam KHES? Dalam hal ini peneliti memfokuskan meneliti akad pada permodalan dan jual-beli barang dalam pengadaan barang di 3 unit usaha koperasi Al-Hikam. Untuk menjawab rumusan masalah digunakan pendekatan kualitatif, untuk mengetahui apakah akad-akad dalam transaksi di Kopontren Al-Hikam sudah sesuai dengan KHES. Untuk mendeskripsikan dan menguraikan data-data yang diperoleh dari lapangan digunakan metode wawancara dan studi dokumen yang kemudian dilakukan analisis data melalui proses edit (editing), mengklasifikasikan bahan-bahan yang tersedia (classifying), verifikasi data (verifying), analisis data ( analyzing), terakhir menarik kesimpulan (concluding). Berdasarkan metode di atas diperoleh beberapa temuan. Pertama dalam hal permodalan koperasi, terdapat beberapa sumber modal yaitu: modal sendiri (simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan sukarela) dengan akad mudharabah fil syirkah mufawadhah wal ujrah yakni akad beberapa shahibul maal untuk menanamkan modalnya secara sama ke koperasi untuk dikelola pengurus koperasi yang juga anggota koperasi dengan upah sebagai pengelola koperasi. Selain itu, modal lain koperasi diperoleh dari pinjaman Kementerian Koperasi dan UKM untuk pembentukan retail modern Smesco Mart, akad yang digunakan pada awalnya adalah qardhul hasan, kemudian berubah menjadi hibah. Kedua dalam hal jual beli barang dagangan di unit usaha koperasi, terdapat 3 sistem pembayaran antara supplier dengan koperasi yakni tunai, kredit, dan sistem konsinyasi (sistem titipan produk homemade untuk dijual di koperasi/smesco mart), ketiga akad dalam sistem pembayaran tersebut pada dasarnya sudah sesuai dengan prinsip syariah yang termuat dalam KHES. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu contoh perusahaan kecil (UKM) ialah koperasi, koperasi merupakan wadah untuk bergabung dan berusaha bersama agar kekurangan yang terjadi dalam kegiatan ekonomi dapat diatasi. Peranan dan sumbangan koperasi bagi perekonomian semakin lama semakin penting karena membawa perubahan dalam struktur ekonomi. Secara 1

makro dapat terlihat, koperasi semakin merakyat dan semakin melembaga dalam perekonomian, meningkatnya manfaat koperasi bagi masyarakat dan lingkungan, pemahaman yang lebih mendalam terhadap asas dan sendi koperasi serta tata kerja koperasi, meningkatnya produksi, pendapatan dan kesejahteraan akibat adanya koperasi, meningkatnya pemerataan dan keadilan melalui koperasi, meningkatnya kesempatan kerja yang ada karena koperasi. Demikianlah peranan, sumbangan, serta dampak pembangunan koperasi dalam perekonomian nasional. Pesantren merupakan khazanah pendidikan dan budaya Islam di Indonesia. Dalam perjalanan sejarah pendidikan Islam di Indonesia, peran pesantren tak diragukan lagi. Pesantren telah memberikan kontribusi yang besar bagi pergumulan pendidikan dan pembentukan sumber daya manusia Indonesia, baik secara kualitas maupun kuantitas jauh sebelum berdirinya sekolah. Pesantren dengan berbagai potensi strategis yang dimilikinya, layak untuk menjadi lokomotif ekonomi syariah, di sisi lain kemajuan perkembangan ekonomi syariah di Indonesia sangat memerlukan peran pesantren. Hal ini karena sampai saat ini pesantren masih menjadi institusi pendidikan Islam yang paling besar dan berpengaruh serta menjadi pusat pengkaderan ulama dan da i yang layak menjadi panutan di masyarakat. Apalagi sebenarnya produk-produk ekonomi syariah adalah kekayaan pesantren, yang digali dari fiqh muamalah dalam kitab kuning yang menjadi ciri khas pesantren. Seharusnya para santri lebih memahami ekonomi syariah daripada yang lain karena mereka sehari-hari bergelut dengan keilmuan syariah. Pesantren sebagai wadah pengembangan ekonomi syariah sudah seharusnya menerapkan prinsip-prinsip syariah diantaranya tidak ada riba, tidak ada maysir, tidak ada gharar, sistem takaful, dan berbagai akad yang diperbolehkan oleh prinsip syariah. Banyaknya jumlah pondok pesantren di Malang juga diharapkan mampu menjembatani edukasi 2

tentang keuangan syariah untuk masyarakat awam, agar masyarakat mengetahui bahwa ekonomi syariah lebih unggul dari ekonomi konvensional, hal ini dibuktikan dengan masih bertahannya Bank Muamalat sebagai satu-satunya bank murni syariah pada saat krisis moneter tahun 1998. Salah satu pondok pesantren yang memiliki usaha dalam bidang ekonomi ialah pondok pesantren Al-Hikam yang berada di Jalan Cengger Ayam, Malang. Al-Hikam merupakan salah satu pondok pesantren di Kota Malang yang memiliki usaha koperasi dimana koperasi pondok pesantren ini memiliki 3 unit usaha yakni swalayan Smesco Mart, Fotokopi Al-Hikam, dan Apotek Al-Hikam. Ketiga unit usaha tersebut dibawah manajemen koperasi pondok pesantren Al-Hikam Malang. Keberadaan koperasi pesantren Al-Hikam yang menerapkan prinsip ekonomi syariah diharapkan mampu menjadi contoh untuk pondok pesantren di Malang lainnya yang berpotensi untuk memiliki usaha ekonomi yang berdasarkan prinsip syariah, serta agar prinsip syariah di Indonesia dapat diterapkan secara maksimal. Seperti diketahui sebelumnya bahwa Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI), Islamic Development Bank (IDB) dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur sepakat mempercayakan pondok pesantren sebagai motor penggerak penerapan dan pengembangan model ekonomi syariah di Indonesia. Berdasarkan pemaparan di atas penulis meneliti lebih dalam tentang praktik koperasi dalam pandangan bisnis syariah, sehingga penulis mengambil judul Praktik koperasi pondok pesantren Al-Hikam Malang ditinjau dari Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES). 3

B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana penerapan kerjasama antara pemodal dan pengelola koperasi Al- Hikam? 2. Bagaimana penerapan kerjasama antara supplier dengan pengelola usaha/koperasi Al-Hikam? 3. Bagaimana penerapan akad yang digunakan dalam transaksi-transaksi tersebut di koperasi pesantren Al-Hikam ditinjau dari Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES)? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui penerapan kerjasama antara pemodal dan pengelola koperasi Al-Hikam. 2. Untuk mengetahui penerapan kerjasama antara supplier dengan pengelola usaha/koperasi Al-Hikam. 3. Untuk mengetahui penerapan akad yang digunakan dalam transaksi-transaksi tersebut di koperasi pesantren Al-Hikam ditinjau dari Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES). D. Manfaat Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian ini diharapkan dapat mempunyai manfaat baik secara teoritis maupun dalam prakteknya dalam rangka pengadaan koperasi berbasis syariah di berbagai pondok pesantren. E. Definisi Operasional Dalam definisi operasional akan dijelaskan tentang: Koperasi, Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah. 4

F. Sistematika Penulisan BAB I : Pendahuluan a) Latar Belakang b) Rumusan Masalah c) Tujuan Penelitian. BAB II : Kajian Pustaka a) Penelitian Terdahulu b) Kerangka Teori BAB III : Metode Penelitian a) Metode Penelitian b) Sistematika Penulisan BAB IV : Paparan dan Analisis Data a) Hasil Penelitian b) Dokumen-dokumen yang berkaitan dengan hasil penelitian BAB V : Penutup a) Kesimpulan b) Saran BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu 1. Muhammad Suhil/ UIN Maliki Malang/ 2010 dengan judul Sistem Ekonomi Syari ah dalam Pengelolaan Koperasi Usaha Gabungan Terpadu (UGT) Sidogiri Pasuruan. 2. Mujahidin/ IAIN Mataram/ 2012 dengan judul Peranan Koperasi Pondok Pesantren Al-Manar Dalam Memberdayakan Ekonomi Masyarakat Di Desa Seloto Kecamatan Taliwang Kabupaten Sumbawa Barat. 5

3. Aang Fuad/ IAIN Sunan Ampel Surabaya/ 2009 dengan judul Perencanaan Strategis Usaha Koperasi Pondok Pesantren Langitan Kecamatan Widang Kabupaten Tuban. 4. Sanin/ UIN Maliki Malang/ 2008 dengan judul Eksistensi Koperasi di dalam Pembangunan dan Pengembangan Pesantren (Studi Kasus di Pondok Pesantren An - Nur II Bululawang Malang). 5. Trisno Eko Riyanto/ IAIN Walisongo Semarang/ 2012 dengan judul Peran Koperasi Dalam Mengatur Cash Flow Para Santri (Studi Kasus Di Koperasi Pondok Pesantren At-Taslim Desa Bintoro Kecamatan Demak Kabupaten Demak Tahun 2011/ 2012). B. Kajian Teori 1. Pengertian Koperasi 2. Landasan, Asas, dan Tujuan Koperasi 3. Koperasi Menurut Pandangan Islam dan Pendapat Para Ulama 4. Konsep Dasar Mudharabah dan Mudharabah menurut KHES 5. Konsep Dasar Perkongsian (Syirkah) dan Syirkah menurut KHES 6. Konsep Dasar Qardh dan Qardh menurut KHES 7. Konsep Dasar Hibah dan Hibah menurut KHES BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian : Jenis penelitian yang dgunakan dalam penelitian ini adalah penelitian empiris. B. Pendekatan Penelitian : Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan yakni pendekatan kualitatif yuridis. C. Sumber Data 1. Data Primer 2. Data Sekunder D. Metode Pengumpulan Data 6

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yakni: 1. Observasi (pengamatan) 2. Wawancara 3. Dokumentasi E. Metode Pengolahan Data 1. Editing 2. Klasifikasi (Classifying) 3. Verifikasi (verifying) 4. Analisis data (Analizing) 5. Kesimpulan (Concluding) BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA A. Penerapan kerjasama antara pemodal dan pengelola usaha/koperasi Al-Hikam Modal awal berdirinya koperasi Pondok Pesantren Al-Hikam ini adalah dari Alumni Haji KBIH Al-Hikam serta dari pengurus koperasi Al-Hikam. Terdapat pula modal penyertaan dari pihak KBIH (bukan individu alumni Haji KBIH Al-Hikam), Dinas Koperasi Jawa Timur, serta dari Yayasan Pondok Pesantren Al-Hikam Malang. Sumber permodalan koperasi adalah : a) Modal sendiri (simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan sukarela) b) Modal pinjaman diperoleh dari pinjaman pihak KBIH Al-Hikam Rp 51.187.800,- c) Modal pinjaman diperoleh dari pinjaman pihak lain Rp 66.137.714,- d) Modal penyertaan pondok Rp 65.121.800,- e) Modal pinjaman lunak yang diperoleh dari program Kementerian Koperasi dan UKM untuk pembentukan retail modern Smesco Mart sebesar Rp 300.000.000,- 7

B. Penerapan kerjasama antara supplier dengan pengelola usaha/koperasi Al- Hikam Dalam perjanjian pengadaan barang di 3 unit usaha koperasi (Smesco Mart, Apotek, dan Fotokopi Al-Hikam, pihak koperasi bekerja sama dengan beberapa supplier untuk memasok barang. Barang yang dipasok supplier berdasarkan pesanan dari koperasi. Dalam transaksi jual-beli antara koperasi dengan supplier (pemasok barang), koperasi Al-Hikam biasa memakai 3 jenis sistem pembayaran, yakni: 1) Tunai 2) Kredit 3) Sistem Konsinyasi C. Penerapan akad yang digunakan dalam transaksi-transaksi tersebut di koperasi pesantren Al-Hikam ditinjau dari Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES) 1. Terdapat beberapa akad yang digunakan dalam permodalan koperasi Al-Hikam yakni: a. Modal dari anggota koperasi (alumni haji KBIH dan pengurus koperasi) : akad mudharabah fil syirkah mufawadhah wal ujrah yakni akad beberapa shahibul maal untuk menanamkan modalnya secara sama ke koperasi untuk dikelola pengurus koperasi yang juga merupakan anggota koperasi dengan upah sebagai pengelola koperasi. Mudharabah dalam KHES diatur dalam Bab VIII pasal 231-254, Syirkah Mufawwadhah diatur dalam pasal 165-172 KHES. b. Modal dari pinjaman Kementerian Koperasi dan UKM Jawa Timur : akad yang digunakan pada awalnya adalah qardhul hasan (diatur dalam pasal 606-619 KHES), kemudian berubah menjadi hibah (diatur dalam pasal 685-727 KHES). 2. Selain itu, terdapat juga beberapa akad yang digunakan dalam perjanjian jual beli antara supplier dengan koperasi, yakni : 8

a. Sistem Pembayaran Tunai: pembelian tunai biasa disebut bai (tercantum dalam KHES Bab IV tentang Bai ) b. Sistem Pembayaran Kredit: sistem kredit juga termuat dalam KHES Bab V tentang akibat Bai bagian Kedua tentang Bai Salam. c. Konsinyasi: sistem jual beli ini sesuai dengan konsep syariah syirkah mudharabah (pasal 231 KHES) BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hal-hal yang telah dipaparkan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Dalam hal permodalan koperasi, terdapat beberapa sumber modal yaitu: modal dari anggota koperasi sendiri (simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan sukarela) yakni para alumni haji KBIH dan pengurus koperasi. Selain itu, modal lain dari koperasi diperoleh dari pinjaman lunak dalam program Kementerian Koperasi dan UKM untuk pembentukan retail modern Smesco Mart. Pinjaman tersebut berbunga 0% dan tidak ada jangka waktu pengembalian kepada Kementerian Koperasi. 2. Dalam perjanjian pengadaan barang di 3 unit usaha koperasi (Smesco Mart, Apotek, dan Fotokopi Al-Hikam, pihak koperasi bekerja sama dengan beberapa supplier untuk memasok barang. Barang yang dipasok supplier berdasarkan pesanan dari koperasi. Koperasi biasa menggunakan 3 sistem pembayaran, yakni tunai, kredit, dan konsinyasi (titipan). 3. Terdapat beberapa akad yang digunakan dalam permodalan koperasi Al-Hikam yakni: a. Modal dari anggota koperasi (alumni haji KBIH dan pengurus koperasi) : akad mudharabah fil syirkah mufawadhah wal ujrah yakni akad beberapa shahibul maal untuk menanamkan modalnya secara sama ke koperasi untuk dikelola 9

pengurus koperasi yang juga merupakan anggota koperasi dengan upah sebagai pengelola koperasi. Mudharabah dalam KHES diatur dalam Bab VIII pasal 231-254, Syirkah Mufawwadhah diatur dalam pasal 165-172 KHES. b. Modal dari pinjaman Kementerian Koperasi dan UKM Jawa Timur : akad yang digunakan pada awalnya adalah qardhul hasan (diatur dalam pasal 606-619 KHES), kemudian berubah menjadi hibah (diatur dalam pasal 685-727 KHES). Selain itu, terdapat juga beberapa akad yang digunakan dalam perjanjian jual beli antara supplier dengan koperasi, yakni : a. Sistem Pembayaran Tunai: pembelian tunai biasa disebut bai (tercantum dalam KHES Bab IV tentang Bai ) b. Sistem Pembayaran Kredit: sistem kredit juga termuat dalam KHES Bab V tentang akibat Bai bagian Kedua tentang Bai Salam. c. Konsinyasi: sistem jual beli ini sesuai dengan konsep syariah syirkah mudharabah (pasal 231 KHES) B. Saran 1. Pengelolaan koperasi Pesantren Al-Hikam agar lebih jelas dalam hal laporan kepada anggota setiap tahunnya dalam bentuk RAT. 2. Lebih mengurangi akad-akad yang mendekati unsur konvensional (riba) agar dapat menjadi contoh untuk pondok pesantren lain agar dapat memiliki unit-unit usaha berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi syariah. 3. Koperasi Al-Hikam seharusnya membuka beberapa jasa berdasarkan prinsip syariah yang dapat dimanfaatkan masyarakat, seperti jasa qardhul hasan misalnya, yang dapat membantu masyarakat untuk membuka usaha dari modal yang dipinjamkan oleh koperasi Al-Hikam. 10