LAPORAN PENYELIDIKAN TANAH PADA LOKASI RENCANA BANGUNAN GEDUNG JALAN FATMAWATI NO. 15 SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III DASAR PERENCANAAN. Martadinata perhitungan berdasarkan spesifikasi pembebanan dibawah ini. Dan data pembebanan dapat dilihat pada lampiran.

PT. Cipta Ekapurna Engineering Consultant

BAB III DATA DAN ANALISA TANAH 3.2 METODE PEMBUATAN TUGAS AKHIR

XVIII. SONDIR (Cone Penetration Test)

BAB III LANDASAN TEORI. yang ujungnya berbentuk kerucut dengan sudut 60 0 dan dengan luasan ujung 10

BAB III DATA PERENCANAAN

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Perancangan pondasi pada bangunan-bangunan tersebut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENYELIDIKAN TANAH (SOIL INVESTIGATION)

Soal Geomekanik Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi

BAB II HAND BORING. 2.1 Referensi. Tanah. ITB Dasar Teori

Gambar 3.1 Lokasi pembangunan Apartemen Sudirman One Tang-City

Analisis Daya Dukung Tanah Dan Bahan Untuk Pondasi Strous Pada Pembangunan Jembatan Karangwinongan Kec. Mojoagung Kab.Jombang

BAB 1 PEMERIKSAAN KEKUATAN TANAH DENGAN SONDIR. Das, Braja M. Mekanika Tanah Prinsip Rekayasa Geoteknis Jilid 2 : Bab 13 hal Erlangga

BAB III DATA PERENCANAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. metode statis seperti Total stress Analysis (TSA) atau Effective stress

BAB III DATA PERENCANAAN

PENGARUH KEPADATAN DAN KADAR AIR TERHADAP HAMBATAN PENETRASI SONDIR PADA TANAU LANAU (Studi kasus: Lanau di Tondo Kota Palu)

ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI STROUS PILE PADA PEMBANGUNAN GEDUNG MINI HOSPITAL UNIVERSITAS KADIRI

Dalam menentukan jenis pondasi bangunan ada beberapa hal yang harus diperhatiakan dan dipertimbangkan diantaranya :

PENGARUH KEPADATAN DAN KADAR AIR TERHADAP HAMBATAN PENETRASI SONDIR PADA TANAH PASIR (Studi kasus: Pasir Sungai Palu)

BAB III STUDI KASUS. 3.1 Data Teknis

ANALISA DAYA DUKUNG PONDASI DENGAN METODA SPT, CPT, DAN MEYERHOF PADA LOKASI RENCANA KONSTRUKSI PLTU NAGAN RAYA PROVINSI ACEH

TANYA JAWAB SOAL-SOAL MEKANIKA TANAH DAN TEKNIK PONDASI. 1. Soal : sebutkan 3 bagian yang ada dalam tanah.? Jawab : butiran tanah, air, dan udara.

ABSTRACT. Kekurangan uji sondir :

PERANCANGAN FONDASI PADA TANAH TIMBUNAN SAMPAH (Studi Kasus di Tempat Pembuangan Akhir Sampah Piyungan, Yogyakarta)

No. Klasifikasi Medan Jalan Raya Utama 1 Datar (D) 0 9,9 % 2 Perbukitan (B) 10 24,9 % 3 Pegunungan (G) >24,9 %

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN. lapisan tanah dan menentukan jenis pondasi yang paling memadai untuk mendukung

PERKUATAN TALUD BATU KALI DENGAN METODE GROUTING SEMEN PADA TANAH TIMBUNAN

KAJIAN PENGARUH BATAS CAIR (LL), KONSISTENSI TANAH DAN BEBAN VERTIKAL TERHADAP KECEPATAN PEMAMPATAN SEKUNDER TANAH LEMPUNG

III - 1 BAB III METODOLOGI

BAB IV PERENCANAAN PONDASI. Berdasarkan hasil data pengujian di lapangan dan di laboratorium, maka

BAB IV PERENCANAAN PONDASI. Dalam perencanaan pondasi ini akan dihitung menggunakan dua tipe pondasi

BAB II DESKRIPSI KONDISI LOKASI

TINJAUAN DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG PADA TANAH BERLAPIS BERDASARKAN HASIL UJI PENETRASI STANDAR (SPT)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KORELASI NILAI CPT DAN SPT PADA LOKASI RING ROAD UTARA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. langsung kebutuhan akan lahan sebagai penunjang kehidupan pun semakin besar.

METODE PENYELIDIKAN DAN PENGUJIAN TANAH

ANALISIS TIMBUNAN PELEBARAN JALAN SIMPANG SERAPAT KM-17 LINGKAR UTARA ABSTRAK

POLA PENURUNAN STRUKTUR PELAT LANTAI GUDANG RETAIL PADA TANAH LUNAK DI KAWASAN INDUSTRI WIJAYAKUSUMA SEMARANG (150G)

No. Dokumen Tanggal P L P. Revisi. Disetujui

PT. Cipta Ekapurna Engineering Consultant

BAB III LANDASAN TEORI

PENYELIDIKAN GEOTEKNIK DI JEMBATAN S. CIMADUR BAYAH BANTEN. Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Borobudur

Dosen pembimbing : Disusun Oleh : Dr. Ir. Ria Asih Aryani Soemitro,M.Eng. Aburizal Fathoni Trihanyndio Rendy Satrya, ST.

Pada ujung bawah kaki timbunan terlihat kelongsoran material disposal yang menutup pesawahan penduduk seperti terlihat pada Gambar III.27.

BAB I PENDAHULUAN. beberapa macam tipe pondasi. Pemilihan tipe pondasi ini didasarkan atas :

KAJIAN PEMILIHAN PONDASI SUMURAN SEBAGAI ALTERNATIF PERANCANGAN PONDASI

BAB III DATA DAN TINJAUAN DESAIN AWAL

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

KORELASI NILAI MACKINTOSH PROBE DENGAN N-SPT DAN CPT PADA TANAH LEMPUNG

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN ABSTRAKSI ABSTRACT KATA PENGANTAR

PEMETAAN KONSISTENSI TANAH BERDASARKAN NILAI SONDIR DI KOTA PONTIANAK

EVALUASI PERKIRAAN DAYA DUKUNG TEORITIS TERHADAP DAYA DUKUNG AKTUAL TIANG BERDASARKAN DATA SONDIR DAN LOADING TEST

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DR. EVA RITA UNIVERSITAS BUNG HATTA

PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH URUGAN DENGAN METODE GROUTING DI SMK TEUKU UMAR SEMARANG, JAWA TENGAH. Oleh : Agnes Maria Mutiha Manalu

BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA

PENELITIAN TANAH SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DOMESTIK DI KANTOR BPP TEKNOLOGI

III. KUAT GESER TANAH

PENGGUNAAN TANAH PUTIH TONGGO (FLORES) DENGAN ABU SEKAM PADI UNTUK STABILISASI TANAH DASAR BERLEMPUNG PADA RUAS JALAN NANGARORO AEGELA

STUDI PARAMETER UJI KONSOLIDASI MENGGUNAKAN SEL ROWE DAN UJI KONSOLIDASI KONVENSIONAL TANAH DAERAH BANDUNG (012G)

BAB III METODOLOGI. pondasi tiang mencangkup beberapa tahapan pekerjaan, sebagai tahapan awal

PERBANDINGAN DAYA DUKUNG AKSIAL TIANG PANCANG TUNGGAL BERDASARKAN DATA SONDIR DAN DATA STANDARD PENETRATION TEST

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kadar air menggunakan tanah terganggu (disturbed), dilakukan

PENETROMETER TEST (DCPT) DI JALAN ARTERI

ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG PANCANG MENGGUNAKAN DATA INSITU TEST, PARAMETER LABORATORIUM TERHADAP LOADING TEST KANTLEDGE

KORELASI NILAI N-SPT TERHADAP SIFAT SIFAT FISIK DAN MEKANIS TANAH

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI JEMBATAN. Lokasi Jembatan Genit ini berada di jalan Tubagus Angke jalan Peternakan

Buku 2 : RKPM (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) Modul Pembelajaran Pertemuan ke 5

BAB I PENDAHULUAN. bangunan. Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau

Himpunan mineral, bahan organik, dan endapan-endapan yg relatif lepas (loose) yg terletak di atas batuan dasar (bedrock) Proses pelapukan batuan atau

4.2 ANALISA TOPOGRAFI

ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG BOR KELOMPOK PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG PENDIDIKAN FAK. MIPA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN (UNIMED) TUGAS AKHIR

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh beratnya beban yang harus ditanggung oleh tanah berbutir halus.

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK KONSTRUKSI BANGUNAN DI KECAMATAN CILINCING, JAKARTA UTARA

TUGAS AKHIR Pemodelan Daya Dukung Pondasi Dangkal Dengan Bahasa Visual Basic 6. Disusun Oleh : Razaqy Ashari Y Setya Herbowo

BAB III ANALISA DATA DAN PENYELIDIKAN AWAL

PENGGUNAAN BAMBU PETUNG SEBAGAI ALTERNATIF MATERIAL KONSTRUKSI DINDING PENAHAN GALIAN PADA KONDISI TANAH NON KOHESIF

BAB I PENDAHULUAN. serta penurunan pondasi yang berlebihan. Dengan demikian, perencanaan pondasi

TOPIK BAHASAN 8 KEKUATAN GESER TANAH PERTEMUAN 20 21

ANALISIS TANAH DASAR PONDASI TERHADAP KESTABILAN DI DESA WONODADI KULON KABUPATEN PACITAN

PENYELIDIKAN LAPISAN TANAH DENGAN HAND BORING DI BANTARAN SUNGAI WANGGU KOTA KENDARI

KAJIAN POTENSI KEMBANG SUSUT TANAH AKIBAT VARIASI KADAR AIR (STUDI KASUS LOKASI PEMBANGUNAN GEDUNG LABORATORIUM TERPADU UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan tanah dan suatu bagian dari konstruksi yang berfungsi menahan gaya

BAB III KOMPILASI DATA

PERBAIKAN TANAH DASAR JALAN RAYA DENGAN PENAMBAHAN KAPUR. Cut Nuri Badariah, Nasrul, Yudha Hanova

BAB IV ANALISA DATA. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam alinyemen horizontal, diantaranya adalah sebagai berikut :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

S O N D I R TUGAS GEOTEKNIK OLEH : KAFRIZALDY D

I. PENDAHULUAN. stabilitas lereng. Analisis ini sering dijumpai pada perancangan-perancangan

ANALISA KESTABILAN LERENG AKIBAT VARIASI TINGGI MUKA AIR TANAH (LOKASI DESA KEMUNING KABUPATEN JEMBER, JAWA TIMUR)

KONSTRUKSI BANGUNAN TEKNIK

BAB XI PERENCANAAN PONDASI TIANG PANCANG

BAB I PENDAHULUAN. pembersihan lahan dan pengupasan overburden. Tujuan utama dari kegiatan

Transkripsi:

LAPORAN PENYELIDIKAN TANAH PADA LOKASI RENCANA BANGUNAN GEDUNG JALAN FATMAWATI NO. 15 SEMARANG I. PENDAHULUAN Dalam rangka rencana bangunan yang terletak di Jalan Fatmawati No. 15 Semarang, maka telah dilaksanakan penyelidikan tanah pada lokasi tersebut. Penyelidikan tanah yang telah dilaksanakan meliputi 5 (lima) titik sondir dan 2 (dua) titik bor yang letaknya seperti gambar situasi. II. PENYELIDIKAN TANAH DI LAPANGAN DAN LABORATORIUM Pekerjaan penyelidikan tanah yang dilaksanakan meliputi penyelidikan di lapangan dan laboratorium dari pencatatan pembacaan sondir dan contoh tanah undisturbed yang diambil dari lapangan dan dianalisa serta penggambaran grafik sondir. 2.1. Penyelidikan Lapangan Penyelidikan tanah di lapangan yaitu meliputi penyelidikan dengan alat sondir (pekerjaan sondir) dan alat bor mesin (pekerjaan pengeboran) serta pengambilan contoh tanah (soil sampling). 2.1.1. Pekerjaan Sondir Untuk pekerjaan sondir, alat sondir yang dipergunakan adalah alat sondir tangan (Hand Sounding) dengan kapasitas 2,50 ton dengan tahanan konus (Conus Resistance) qc = 250 kg/cm². Banyaknya titik sondir yang dilaksanakan ada 5 (lima) titik yaitu titik S1, S2, S3, S4 dan S5 dimana yang satu sama lain letaknya berjauhan seperti tertera pada gambar situasi terlampir.

Titik Sondir S1 Untuk titik sondir S1, kedalaman yang dapat dilaksanakan adalah sampai kedalaman -10,80 meter dari permukaan tanah setempat dengan tahanan konus (Conus Resistance) qc = 200 kg/cm² dan jumlah tahanan lekat / total geseran (total frictions) ft = 914 kg/cm². Pada kedalaman antara ± 0,00 meter sampai -3,00 meter lapisan Resistance) antara qc = 7,00 kg/cm² sampai qc = 17,00 kg/cm². Pada kedalaman -5,20 meter sampai -8,20 meter lapisan tanah dalam keadaan medium padat dengan tahanan konus (Conus Resistance) antara qc = 24,00 kg/cm² sampai qc = 55,00 kg/cm². Pada kedalaman antara -8,40 meter sampai -10,80 meter lapisan tanah dalam keadaan padat sampai sangat padat dengan ketahanan konus (Conus Resistance) antara qc = 80,00 kg/cm² sampai qc = 200,00 kg/cm². Titik Sondir S2 Untuk titik sondir S2, kedalaman yang dapat dilaksanakan adalah sampai kedalaman -4,80 meter dari permukaan tanah setempat dengan tahanan konus (Conus Resistance) qc = 210 kg/cm² dan jumlah tahanan lekat / geser (total frictions) ft = 306,0 kg/cm². Pada kedalaman antara ± 0,00 meter sampai -1,80 meter lapisan tanah dalam kedalaman dengan tahanan konus (Conus Resistance) antara qc = 5,00 kg/cm² sampai qc = 10,00 kg/cm². Pada kedalaman antara -2,00 meter sampai -2,80 meter lapisan dalam keadaan medium padat dengan tahanan konus (Conus Resistance) antara qc = 40,00 kg/cm² sampai qc = 60,00 kg/cm². Pada kedalaman antara -2,80 meter sampai -4,80 meter lapisan tanah (Conus Resistance) antara qc = 90,00 kg/cm² sampai qc = 210,00 kg/cm².

Titik Sondir S3 Untuk titik sondir S3, kedalaman yang dapat dilaksanakan adalah sampai kedalaman -6,80 meter dari permukaan tanah setempat dengan tahanan konus (Conus Resistance) qc = 215,00 kg/cm² dan jumlah tahanan lekat / geser (total frictions) ft = 548,00 kg/cm². Pada kedalaman antara ± 0,00 meter sampai -3,40 meter lapisan tanah dalam keadaan medium padat ataupun agak padat dengan tahanan konus (Conus Resistance) antara qc = 60,00 kg/cm² sampai qc = 210,00 kg/cm². Titik Sondir S4 Untuk titik sondir S4, kedalaman yang dapat dilaksanakan adalah sampai kedalaman -9,80 meter dari permukaan tanah setempat dengan tahanan konus (Conus Resistance) qc = 200,00 kg/cm² dan jumlah tahanan lekat / geser (total frictions) ft = 692,00 kg/cm². Pada kedalaman antara ± 0,00 meter sampai -4,00 meter lapisan Resistance) tidak teratur antara qc = 7,00 kg/cm² sampai qc = 18,00 kg/cm². Pada kedalaman antara -4,20 meter sampai -4,80 meter lapisan tanah dalam keadaan padat medium dengan tahanan konus (Conus Resistance) antara qc = 20,00 kg/cm² sampai qc = 40 kg/cm². Pada kedalaman antara -5,60 meter sampai -9,80 meter lapisan tanah (Conus Resistance) antara qc = 50,00 kg/cm² sampai qc = 200,00 kg/cm². Titik Sondir S5 Untuk titik sondir S5, kedalaman yang dapat dilaksanakan adalah sampai kedalaman -6,80 meter dari permukaan tanah setempat

dengan tahanan konus (Conus Resistance) qc = 220,00 kg/cm² dan jumlah tahanan lekat / geser (total frictions) ft = 482,00 kg/cm². Pada kedalaman antara ± 0,00 meter sampai -4,00 meter lapisan Resistance) tidak teratur antara qc = 5,00 kg/cm² sampai qc = 20,00 kg/cm². Pada kedalaman antara -4,20 meter sampai -4,40 meter lapisan tanah dalam keadaan padat medium dengan tahanan konus (Conus Resistance) antara qc = 30,00 kg/cm² sampai qc = 36,00 kg/cm². Pada kedalaman antara -4,60 meter sampai -6,80 meter lapisan tanah (Conus Resistance) antara qc = 90 kg/cm² sampai qc = 220,00 kg/cm². 2.1.2. Pekerjaan Bor Mesin Untuk pekerjaan bor, alat bor yang digunakan adalah bor mesin (dalam). Banyaknya titik bor ada 2 (dua) titik yaitu titik bor mesin BM I dan BM II yang letaknya satu sama lain berjauhan terlampir dalam gambar situasi. Titik Bor Mesin BM I Pada titik bor mesin BM I, kedalaman yang dilaksanakan adalah sampai kedalaman -15,00 meter dari permukaan tanah setempat dengan nilai SPT sebesar N = (lebih besar dari ) 60/30. Pada kedalaman ± 0,00 meter sampai -5,00 meter lapisan tanah berupa lanau campur butiran kerikil dalam keadaan lunak berwarna cokelat dengan nilai SPT sebesar N = 4/30. Pada kedalaman -5,00 meter sampai -6,50 meter lapisan tanah merupakan tanah berupa jenis lanau kenyal dalam keadaan agak padat berwarna cokelat dengan nilai SPT sebesar N = 24/30.

Pada kedalaman -6,50 meter sampai -10,50 meter lapisan tanah merupakan tanah berupa jenis lanau campur padas dalam keadaan lunak berwarna cokelat dengan SPT sebesar N = 13/30. Pada kedalaman -10,50 meter sampai -13,00 meter lapisan tanah merupakan tanah berupa jenis lanau campur tanah butiran kerikil ( batu kecil ) dalam keadaan lunak berwarna cokelat dengan nilai SPT sebesar N = 15/30. Pada kedalaman -13,00 meter sampai -15,00 meter lapisan tanah merupakan padas dalam keadaan padat medium berwarna cokelat dengan nilai SPT sebesar N = 30/30. Pada kedalaman >15,00 meter lapisan tanah dalam keadaan sangat padat dengan nilai SPT sebesar N > 60/30. Titik Bor Mesin BM II Pada titik bor mesin BM II, kedalaman yang dapat dilaksanakan adalah sampai kedalaman -12,50 meter dari permukaan tanah setempat dengan nilai SPT terakhir sebesar N = 65/30. Pada kedalaman ± 0,00 meter sampai -1,00 meter merupakan tanah urugan. Pada kedalaman -1,00 meter sampai -4,00 meter lapisan tanah merupakan tanah timbunan berupa jenis tanah campur butir kasar (granular soil ) dalam keadaan lunak berwarna cokelat dengan nilai SPT sebesar N = 2/30. Pada kedalaman -4,00 meter sampai -6,50 meter lapisan tanah merupakan tanah jenis lempung dalam keadaan padat medium berwarna cokelat muda dengan nilai SPT sebesar N = 18/30. Pada kedalaman -6,50 meter sampai -12,50 meter lapisan tanah merupakan tanah berupa jenis tanah padas campur kerikil dengan kondisi tanah tidak kompak dalam keadaan padat berwarna cokelat dengan nilai SPT sebesar N = 65/30.