BAB I PENDAHULUAN. tanah desa. Menurut Pasal 1 angka 26 Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 1

dokumen-dokumen yang mirip
NASKAH PUBLIKASI PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH KAS DESA OLEH PERANGKAT DESA (EX-TANAH BENGKOK)

BAB I PENDAHULUAN. di dalam UUD 1945 Pasal 33 Ayat (3) telah ditentukan bahwa bumi, air,

BAB 1 PENDAHULUAN. Keberadaan tanah yang jumlahnya tetap (terbatas) mengakibatkan perebutan

BAB I PENDAHULUAN. sedang giat-giatnya melakukan pembangunan di bidang ekonomi, di antaranya

BAB I PENDAHULUAN. penduduk, sementara disisi lain luas tanah tidak bertambah. 1 Tanah dalam

BAB I PENDAHULUAN. berwujud perjanjian secara tertulis (kontrak). berjanji untuk melakukan suatu hal. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi saat ini memiliki dampak yang positif, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. hukum tentang tanah diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang

III. METODE PENELITIAN. Metode pendekatan yang akan digunakan dalam penulisan hukum ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. fungsi yang amat penting untuk membangun masyarakat yang adil dan

ASPEK-ASPEK HUKUM DALAM PENGELOLAAN ASET TANAH INSTANSI PEMERINTAH MENURUT PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 6 TAHUN 2006 PEMERINTAH KOTA SURAKARTA

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur oleh undang-undang. Daerah untuk mengurusi urusan rumah tangganya sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi rakyat Indonesia guna meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dalam kehidupan sosialnya senantiasa akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Aliran sumber daya jenis ini entah dipakai atau tidak, terus menerus ada dan. diperbaharui ini dapat mengakibatkan kerugian.

BAB I PENDAHULUAN. gamelan, maka dapat membeli dengan pengrajin atau penjual. gamelan tersebut dan kedua belah pihak sepakat untuk membuat surat

BAB I PENDAHULUAN. dan isi ketentuan perundang-undangan yang berlaku. rakyat Indonesia, pemerintah telah mengeluarkan Undang-Undang nomor

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kebutuhan yang mutlak, oleh para pelaku pembangunan baik. disalurkan kembali kepada masyarakat melalui kredit.

BAB I PENDAHULUAN. tanah sebagai lahan untuk memperoleh pangan. untuk pertanian, maupun perkebunan untuk memperoleh penghasilan

BAB 1 PENDAHULUAN. daerah atau wilayah provinsi dan setiap daerah atau wilayah provinsi terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman, UUD 1945 telah empat kali mengalami perubahan. atau amandemen. Di dalam bidang hukum, pengembangan budaya hukum

PERANAN NOTARIS DALAM PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS. (Studi di Kantor Notaris Sukoharjo) S K R I P S I

ROSI YULIAWATI ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan hukum adalah sudah tentu pertama-tama, bahwa manusia juga

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2009 NOMOR 9 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KEUANGAN DESA

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG KEUANGAN DAN ASET DESA

BAB I PENDAHULUAN. Sabang sampai Merauke, di mana di dalamnya terdapat populasi

BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Dalam rangka memelihara

BAB I PENDAHULUAN. penyimpanan dan peminjaman dana kepada anggota koperasi dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN. Universitas. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan tanah. Tanah mempunyai kedudukan dan fungsi yang amat penting

TINJAUAN HUKUM ATAS MEKANISME PENYALURAN, PENGGUNAAN, DAN PELAPORAN SERTA PERTANGGUNGJAWABAN DANA DESA. Sumber : id.wordpress.com

BAB I PENDAHULUAN. bertahap, pada hakikatnya merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak diundangkannya UUPA maka pengertian jual-beli tanah

BAB I PENDAHULUAN. yang berdasarkan atas hukum (Rechstaat) dalam arti negara pengurus. 1 Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. segala kebutuhannya tersebut, bank mempunyai fungsi yang beragam dalam

KEPALA DESA BANJAR KECAMATAN LICIN KABUPATEN BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DESA BANJAR NOMOR 04 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Tanah merupakan permukaan bumi yang memiliki dua dimensi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Perdata (Burgerlijkrecht) ialah rangkaian peraturan-peraturan

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dilahirkan, maka ia dalam hidupnya akan mengemban hak dan

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

III. METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisisnya. Selain itu, juga

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan. Aset tetap bersifat tangible dan digunakan dalam jangka panjang.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan yang tidak terbatas bagi para konsumen yang meliputi

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan keberadaan anak sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan ruang adanya otonomi oleh masing-masing daerah untuk. adanya pemerintahan daerah yang menjalankan pemerintahan daerah

KEPALA DESA MEJUWET KECAMATAN SUMBERREJO KABUPATEN BOJONEGORO RANCANGAN PERATURAN DESA MEJUWET NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari, manusia sangat tergantung kepada tanah

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jumlah penduduk, kebutuhan akan tanah terus

BAB I PENDAHULUAN. yaitu saat di lahirkan dan meninggal dunia, dimana peristiwa tersebut akan

BAB II LANDASAN TEORI

PENGELOLAAN TANAH DESA DI DESA PANCA JAYA KECAMATAN MUARA KAMAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. daerah untuk menyelenggarakan otonomi daerah. Karena itu Pasal 18 Undang-

BAB I PENDAHULUAN. mengenai tanah yaitu karunia Tuhan Yang Maha Esa kepada bangsa. tanah itu dalam batas-batas menurut peraturan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari segi kegiatannya, lebih tampak sebagai lembaga sosial. Sejak awal. dan meningkatkan kesejahteraan orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi terjadinya peredaran rokok ilegal dan pita cukai palsu.

BAB 1 PENDAHULUAN. Namun demikian perjanjian kredit ini perlu mendapat perhatian khusus dari

PELAKSANAAN PENDAFTARAN HAK TANGGUNGAN ATAS TANAH HAK MILIK SEBAGAI JAMINAN KREDIT DI KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Agraria, Isi dan Pelaksanaannya, cet. 9, (Jakarta: Djambatan, 2003), hal. 358.

III. METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu dengan cara menganalisanya. 1

BAB I PENDAHULUAN. Sejak ditetapkannya Undang-Undang Republik Indonesia. ayat (6) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

UTHI CHAFIDZAH NAFSIKA C

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tuntutan reformasi disegala bidang membawa dampak terhadap hubungan

BAB I PENDAHULUAN. diamanatkan dalam Pembukuan Undang-Undang Dasar 1945 antara lain

BUPATI REMBANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DESA

BAB I PENDAHULUAN. setelah melalui proses pemeriksaan dan pemutusan perkaranya, akan merasa

KONTRAK KERJA KONSTRUKSI

BAB I PENDAHULUAN. harus terjadi perselisihan atau sengketa dalam proses pembagian harta warisan

BAB I PENDAHULUAN. ataupun pekerjaan. Baik pekerjaan yang diusahakan sendiri maupun bekerja pada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. dalam waktu yang sama menuntut kewajiban ditunaikan. Hubungan hak dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keadaan yang tidak kekal merupakan sifat alamiah yang

BAB I PENDAHULUAN. hubungan antara perusahaan dengan para pekerja ini saling membutuhkan, di. mengantarkan perusahaan mencapai tujuannya.

BAB I PENDAHULUAN. diwajibkan kepada setiap anggota masyarakat yang terkait dengan. penipuan, dan lain sebagainya yang ditengah masyarakat dipandang

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi merupakan sesuatu yang sangat menarik untuk dikaji secara

BAB I PENDAHULUAN. peruntukkan dan dipergunakan sebesar-besar kemakmuran rakyat, baik secara

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan akta pemberian hak tanggungan atas tanah. 3 Dalam pengelolaan bidang

BAB I PENDAHULUAN. produk barang maupun jasa yang ditemukan di pasaran. Barang dan jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan bahwa Negara Indonesia merupakan negara agraris, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Tanah sangat penting bagi kehidupan manusia, dikarenakan tanah adalah

BAB I PENDAHULUAN. Indenosia tersebar di desa-desa seluruh Indonesia. diundangkannya Undang-undang Nomor 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian Hak Cipta menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan secara merata bagi seluruh rakyat Indonesia yang sesuai dengan sila

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan. dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

BAB I PENDAHULUAN. masih tetap berlaku sebagai sumber utama. Unifikasi hak-hak perorangan atas

BAB I PENDAHULUAN. mengubah perilaku masyarakat dan peradaban manusia secara global yang. sosial secara signifikan berlangsung semakin cepat.

BAB I PENDAHULUAN. berkompetensi dan memiliki dedikasi tinggi pada Pancasila dan Undang. Negara. Pegawai Negeri merupakan tulang punggung Pemerintahan

SKRIPSI PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH KAS DESA OLEH PERANGKAT DESA (EX-TANAH BENGKOK)

JURNAL LOGIKA, Volume XII, No 3 Tahun 2014 ISSN : ASPEK HUKUM PERIZINAN DI BIDANG BANGUNAN

III. METODE PENELITIAN. dalam melakukan penelitian ini dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 7

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan eksistensi pasar tradisional di Indonesia. Dalam pasar

Lex Crimen Vol. VI/No. 8/Okt/2017

BAB I PENDAHALUAN. kehidupan sehari-hari entah untuk kebutuhan pokok, kebutuhan sekunder

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah merupakan sumber kekayaan negara dan dapat bermanfaat bagi kemakmuran serta kepentingan umum. Pengertian tanah tersebut termasuk pula tanah desa. Menurut Pasal 1 angka 26 Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 1 Tahun 2016 tentang Pengelolaan Aset Desa atau disebut Permendagri No 1/2016 bahwa Tanah Desa adalah tanah yang dikuasai dan atau dimiliki oleh Pemerintah Desa sebagai salah satu sumber pendapatan asli desa dan/atau untuk kepentingan sosial. Jadi, tanah desa tersebut dikelola dan dimanfaatkan untuk kepentingan umum dan kemakmuran masyarakat desa. Pasal 77 Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa atau disebut UU Desa menyatakan bahwa pengelolaan kekayaan milik desa dilaksanakan berdasarkan asas kepentingan umum, fungsional, kepastian hukum, keterbukaan, efisiensi, efektivitas, akuntabilitas, dan kepastian nilai ekonomi. Tujuan utama dari pembangunan desa adalah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakatnya. Beragam usaha dikembangkan untuk pencapaian tujuan tersebut. Tetapi seringkali usaha tersebut tidak sesuai dengan pencapaiannya, karena pendayagunaan yang berlebihan dalam mengejar target pembangunan 1

2 tertentu dan juga terjadi pelanggaran norma-norma kehidupan masyarakat di pedesaan. 1 Adanya penyalahgunaan mengenai pemanfaatan dan pengelolaan tanah kas desa salah satunya terjadi di Desa Bentro, Kecamatan Sedati Sidoarjo Jawa Timur. Penyalahgunaan pemanfaatan tanah kas desa dilakukan oleh mantan kepala desa. Tanah yang seharusnya dikelola dan dimanfaatkan untuk kepentingan desa dan masyarakatnya dijual kepada suatu perusahaan. Tanah tersebut seharusnya digunakan untuk keperluan pembangunan Puskesmas didesa Bentro Sidoarjo. 2 Perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh mantan kepala desa tersebut tidak sesuai dengan peraturan yang mengatur bahwa kekayaan negara termasuk juga tanah yaitu dalam kasus tersebut merupakan tanah kas desa digunakan tidak untuk kemakmuran rakyat tetapi hanya untuk kepentingan individu. Pengelolaan tanah kas desa salah satunya dilakukan oleh perangkat desa berdasarkan persetujuan dari kepala desa (atau disebut tanah bengkok sebelum adanya UU Desa). Hasil pengelolaan tanah tersebut sebagai pengganti gaji atau upah para perangkat desa. Namun setelah adanya UU Desa maka tanah kas desa yang dikelola oleh perangkat desa tersebut kemudian menjadi tunjangan kerja bukan sebagai upah/gaji kerja. Tanah kas desa tersebut dapat pula dikelola oleh masyarakat dengan dilakukan lelang atas tanah tersebut. 1 HAW. Widjaja, 2003, Otonomi Desa, Merupakan Otonomi Yang Asli, Bulat dan Utuh, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, hal. 164. 2 Metrotvnews.com, Jumat, 14 Juli 2016, 20:05 WIB: Jual Tanah Kas Desa, Mantan Kades Dibui, dalam http://m.metronews.com/jatim/peristiwa/jual-tanah-kas-desa-mantan-kades-dibui, diunduh Jumat 17 September 2016 pukul 13:30.

3 Berdasarkan penjelasan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian hukum dengan judul : PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH KAS DESA OLEH PERANGKAT DESA (EX-TANAH BENGKOK) Studi Kasus : Di Desa Kandangan Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah digunakan sebagai penjelas dan memberikan arahan penting terkait dengan problematika yang akan diteliti, sehingga memudahkan penulis dalam melakukan penelitian. Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah-masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana Pemanfaatan dan Pengelolaan Tanah Kas Desa oleh Perangkat Desa di Desa Kandangan terhadap UU Desa? 2. Bagaimana Proses Lelang Terhadap Pengelolaan Tanah Kas Desa oleh Perangkat Desa di Desa Kandangan? C. Tujuan Penelitian Memberikan penjelasan mengenai pemanfaatan dan pengelolaan tanah kas desa oleh perangkat desa (ex-tanah bengkok) di Desa Kandangan Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi terhadap UU Desa serta menjelaskan proses lelang terhadap pengelolaan tanah kas desa bagi masyarakat Desa Kandangan. Serta Menambah wawasan pengetahuan serta pemahaman penulis terhadap penerapan teori-teori yang penulis peroleh selama menempuh kuliah. Serta untuk memperoleh data yang penulis pergunakan dalam penyusunan skripsi

4 sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana dalam ilmu hukum pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta. D. Manfaat Penelitian Mengembangkan pengetahuan dibidang hukum perdata dan memberikan sumbangan referensi bagi pengembangan ilmu hukum yaitu hukum perdata. Serta Mengembangkan penalaran, membentuk pola pikir dinamis sekaligus untuk mengetahui kemampuan penulis dalam menetapkan ilmu yang diperoleh. Disamping itu, memberikan sumbangan pemikiran dan wacana yang luas bagi pihak yang berkepentingan dalam penelitian ini. E. Kerangka Pemikiran Sebutan tanah dalam bahasa Indonesia dapat dipakai dalam berbagai arti. Maka dalam penggunaannya perlu diberi batasan, agar diketahui dalam arti apa istilah tersebut dipergunakan. Dalam Hukum Tanah kata sebutan tanah dipakai dalam arti yuridis, sebagai suatu pengertian yang telah diberi batasan resmi oleh UUPA. Tanah diberikan kepada dan dipunyai oleh orang dengan hak-hak yang disediakan oleh UUPA, adalah untuk dipergunakan atau dimanfaatkan. Diberikannya dan dipunyainya tanah dengan hak-hak tersebut tidak akan bermakna jika penggunaannya terbatas hanya pada tanah sebagai permukaan bumi saja. Untuk keperluan apapun tidak bisa tidak, pasti

5 diperlukan juga penggunaan sebagian tubuh bumi yang ada dibawahnya dan air serta ruang yang ada diatasnya. 3 Tanah yang dimaksud dengan UUPA termasuk juga tanah desa yang diatur oleh Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Kekayaan Desa. Pasal 1 angka 26 Permendagri No. 1/2016 mengatur ketentuan yaitu: Tanah Desa adalah tanah yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh Pemerintah Desa sebagai salah satu sumber pendapatan asli desa dan/atau untuk kepentingan sosial Pengelolaan dan pemanfaatan tanah desa salah satunya dilakukan oleh kepala desa dan perangkat desa diatur sesuai dengan peraturan Bupati/Walikota dari masing-masing desa/daerah. Disamping itu, pengelolaan dan pemanfaatan tanah kas desa tersebut juga diatur sesuai dengan pembahasan yang dilakukan oleh Kepala Desa bersama dengan Badan Permusyawaratan Desa. Pasal 77 ayat (3) UU Desa mengatur ketentuan yaitu : Pengelolaan kekayaan milik Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibahas oleh Kepala Desa bersama Badan Permusyawaratan Desa berdasarkan tata cara pengelolaan kekayaan milik Desa yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Di dalam pasal-pasal terdahulu diterangkan bahwa manusia mempunyai tempat tinggal bersama, hidup bersama, mendirikan rumah dalam kelompok besar kecil. 4 3 Boedi Harsono, 2007, Hukum Agraria Indonesia, Sejarah Pembentukan Undang- Undang Pokok Agrariia, Isi dan Pelaksanaannya, Jakarta: Djamban, hal. 18.

6 Sumber pendapatan yang telah dimiliki dan dikelola oleh desa tidak dibenarkan diambil oleh pemerintah atau pemerintah daerah. Sumber pendapatan daerah yang berada di desa, baik pajak maupun retribusi yang telah dipungut maka diberikan kepada desa untuk mencapai tingkat kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat desa. 5 Tanah kas desa merupakan aset desa yang menjadi kompensasi gaji dari perangkat dan pemerintah desa. Setelah berlakunya UU Desa maka penghasilan tetap perangkat desa atau pemerintah desa dianggarkan dari APB Desa yang bersumber dari Anggaran Dasar Daerah. F. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan menganalisanya. 6 Adapun metode-metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, meliputi hal-hal sebagai berikut: 1. Metode Pendekatan Metode pendekatan yang digunakan dalam penulisan ini adalah pendekatan yuridis empiris yaitu cara prosedur yang dipergunakan untuk memecahkan masalah penelitian dengan meneliti data sekunder terlebih dahulu untuk 4 Bayu Suryaningrat, 1985, Pemerintahan Administrasi Desa dan Kelurahan, Jakarta: Aksara Baru, hal. 12. 5 HAW Widjaja, 2003, Otonomi Desa Merupakan Otonomi Yang Asli, Bulat dan Utuh, Jakarta: RajaGrafindo Persada, hal. 132. 6 Kelik Wardiono, 2005, Metodologi Penelitian Hukum (Pendekatan Doktrinal), Surakarta: UMS press, Hal.6.

7 kemudian dilanjutkan dengan mengadakan penelitian terhadap data primer dilapangan-lapangan. 7 2. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode kualitatif dengan menunjukkan bahwa penelitian ini tidak menggunakan angka tetapi kata-kata, gambar serta informasi yang terjadi secara ilmiah, apa adanya dalam situasi normal yang tidak dimanipulasi. Dengan digunakannya metode kualitatif, maka diharapkan dapat membahas atau menganalisis beberapa masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini yaitu dengan menganalisis ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku dengan kondisi yang sebenarnya didalam masyarakat. Dalam hal ini adalah dengan melakukan penelitian tentang pemanfaatan dan pengelolaan tanah kas desa sesuai ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku saat ini dan mengungkap serta membahas fakta-fakta sebenarnya atas pengelolaan tanah tersebut dilingkungan masyarakat wilayah Desa Kandangan Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi. 3. Jenis Data Data yang disajikan dari sumber-sumber data yang meliputi data primer dan data sekunder. Adapun penjelasannya sebagai berikut: a. Data Primer 7 Soerjono Soekanto dan Sri Manudji, 1985, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Jakarta: Rajawali Pers, hal. 53.

8 Data primer adalah keterangan atau data yang diperoleh secara langsung dari sumber pertama dilapangan melalui proses wawancara terhadap narasumber yang dianggap mengetahui segala informasi yang diperlukan dalam penelitian. 8 b. Data Sekunder Data sekunder adalah data-data lain yang berhubungan dengan penelitian ini. Data sekunder yang berkaitan dengan ini yaitu : 1) Bahan Hukum Primer a) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa b) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Pokok-Pokok Agraria c) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2016 tentang Pengelolaan Aset Desa 2) Bahan Hukum Sekunder Bahan hukum sekunder dalam penelitian ini adalah buku-buku dan tulisan-tulisan ilmiah hukum yang terkait dengan objek penelitian. 4. Metode Pengumpulan Data Untuk mempermudah penelitian ini, maka penulis menggunakan beberapa metode untuk memperoleh data yang valid dan absah, diantaranya adalah: a. Studi Kepustakaan (UI-Press), hal.10. 8 Soerjono Soekanto, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: Universitas Indonesia

9 Yaitu dilakukan dengan cara belajar kepustakaan dan dengan tujuan untuk memperoleh data yang diperlukan serta dilakukan dengan cara mencari, mencatat, menginventarisasi, mempelajari dan mengutip data-data yang diperoleh dari buku-buku, peraturan perundang-undangan dan datadata yang lainnya yang berkaitan dengan masalah penelitian ini. b. Studi Lapangan Yaitu metode pengumpulan data dengan menggunakan teknik atau pendekatan untuk mendapatkan data primer dengan cara mengamati objek datanya. 9 5. Metode Analisis Data Proses analisis data dalam penelitian ini menggunakan model interaktif. Langkah awal peneliti yaitu melakukan pengumpulan data baik yang dilapangan maupun studi kepustakaan kemudian data yang diperoleh tersebut disusun dalam bentuk penyusunan data dan kemudian dilakukan dengan proses pengumpulan data. G. Sistematika Penulisan Dalam rangka mempermudah pemahaman dalam pembahasan ini, maka dikemukakan sistematika skripsi sebagai berikut Bab I Pendahuluan terdiri atas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka pemikiran, metode penelitian dan sistematika skripsi. Bab II Tinjauan Pustaka terdiri atas agraria dan hak pengelolaan masyarakat hukum 9 Jogiyanto, 2008, Metode Penelitian, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, hal. 89.

10 adat (masyarakat desa), desa dalam perspektif Negara Kesatuan Republik Indonesia, pengelolaan dan pemanfaatan tanah kas desa (ex-tanah bengkok) berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2016, kewenangan kepala desa dan perangkat desa dalam pengelolaan tanah kas desa serta pendapatan desa dan kekayaan desa bagi kehidupan masyarakat desa. Bab III Hasil Penelitian dan Pembahasan terdiri atas pemanfaatan dan pengelolaan tanah kas desa (ex-tanah bengkok) oleh perangkat desa di Desa Kandangan terhadap UU Desa dan proses lelang terhadap pengelolaan tanah kas desa oleh perangkat desa di Desa Kandangan. Bab IV Penutup terdiri atas kesimpulan dan saran serta daftar pustaka dan lampiran-lampiran.