BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kecelakaan kerja merupakan salah satu permasalahan yang sering terjadi pada

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. terhadap sistem perdagangan dunia. Standar dan norma-norma global menjadi

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya sebuah kecelakaan. Istilah risiko (risk) memiliki banyak definisi,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kerja, peningkatan pendapatan dan pemerataan pembangunan. Disisi lain kegiatan

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari

Yossi Elisabeth Simanjuntak 1, Halinda Sari Lubis 2, Arfah Mardiana Lubis 3. Abstract

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia mempunyai peran yang sangat penting bagi sebuah

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam UU RI Nomor 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja dituliskan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu program yang dibuat

BAB 1 : PENDAHULUAN. Hal ini tercermin dalam pokok-pokok pikiran danpertimbangan dalam undang-undang no. 1

I. DATA UMUM Nama : Umur : Pendidikan Terakhir : Masa Kerja : DATA KHUSUS. A. Pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PRA - RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (PRA RK3K) FORMULIR PRA-RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI

ANALISIS KEPENTINGAN DAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (STUDI KASUS PROYEK GEDUNG P1 DAN P2 UKP)

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang menjadi penentu pencapaian dan kinerja suatu perusahaan. Jika dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. tepat akan dapat merugikan manusia itu sendiri. Penggunaan Teknologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan. Sebagai layanan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, mewujudkan misi dan tujuan yang hendak dicapai oleh suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Produktivitas pada dasarnya adalah suatu sikap mental yang selalu

BAB I PENDAHULUAN. akan ditimbulkan akibat aktivitas-aktivitas yang ditimbulkan seperti kecelakaan

HEALTH, SAFETY, ENVIRONMENT ( HSE ) DEPARTMENT PT. GRAHAINDO JAYA GENERAL CONTRACTOR

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan, merupakan kewajiban pengusaha untuk melindungi tenaga

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan bagi para pekerja dan orang lain di sekitar tempat kerja untuk

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tempat kerja selalu mempunyai risiko terjadinya kecelakaan. Besarnya

BAB I PENDAHULUAN. bergeloranya pembangunan, penggunaan teknologi lebih banyak diterapkan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA KARYAWAN PT KUNANGGO JANTAN KOTA PADANG TAHUN 2016

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. modernisasi, serta globalisasi. Oleh karena itu, penggunaan mesin-mesin,

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam masyarakat, termasuk di Indonesia. Bangsa Indonesia yang sedang

BAB 1 : PENDAHULUAN. faktor yaitu, unsafe action dan unsafe condition. OHSAS menyebutkan risiko

BAB I PENDAHULUAN. makin terangkat ke permukaan, terutama sejak di keluarkannya Undang Undang

Petunjuk : Pilih salah satu jawaban dengan memberikan checklist ( ) pada kolom yang sesuai dengan jawaban responden.

BAB I PENDAHULUAN. tempat kerja dengan mematuhi atau taat pada hukum dan aturan keselamatan

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu upaya

BAB I PENDAHULUAN. memakai peralatan yang safety sebanyak 32,12% (Jamsostek, 2014).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Memasuki perkembangan era industrialisasi yang bersifat global

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan kondisi yang menunjukkan Indonesia tidak dapat menghindarkan diri dari

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada penyelenggaraan proyek-proyek konstruksi. (

BAB I PENDAHULUAN. kesusilaan dan perlakuan yang sesuai harkat dan martabat manusia serta nilainilai

BAB I PENDAHULUAN. para pihak diharapkan dapat melakukan pekerjaan dengan aman dan nyaman.

BAB I PENDAHULUAN. Data dari badan pusat satistik, data proyeksi angkatan kerja Indonesia tahun pekerja Indonesia berjumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. Potensi bahaya dan risiko kecelakaan kerja antara lain disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. kerja karyawan. Di samping itu, Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG

STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR (SOP) PT. ARFAK INDRA

BAB 1 PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs)

BAB 1 PENDAHULUAN. bersangkutan.secara umum, kecelakaan selalu diartikan sebagai kejadian yang. yang dapat mengakibatkan kecelakaan(simanjuntak,2000).

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan atau K3L masih menjadi sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bagi kebanyakan orang di Indonesia maupun di dunia, bekerja adalah

2015 PENGARUH IMPLEMENTASI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP PEMBELAJARAN PRAKTIK PRODUKTIF DI BENGKEL OTOMOTIF SMK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN th > 49 th 2 9. Tidak Tamat SD - - Tamat SD Tamat SLTP Tamat SLTA Tamat Akademi/PT - -

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat

PT MEIWA KOGYO INDONESIA.Slogan Safety First.KARAWANG: 15 JUNI 2016

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan sumber daya manusia yang terampil harus berusaha untuk

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pemeliharaan PT. PLN (Persero) P3B JB Region Jabar untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. dan dikondisikan oleh pihak perusahaan. Dengan kondisi keselamatan kerja

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG

BAB 1 : PENDAHULUAN. masalah-masalah baru yang harus bisa segera diatasi apabila perusahaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Mewujudkan derajat kesehatan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. kerja, kondisi serta lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ditandai dengan semakin banyaknya industri yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. didik untuk bekerja pada bidang tertentu, sesuai dengan misi Sekolah Menengah Kejuruan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konstruksi juga memiliki karakteristik yang bersifat unik, membutuhkan sumber

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

KUESIONER PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan atas pencapaian tujuan yang telah ditetapkan manajemen.

BAB II LANDASAN TEORI. dan proses produksi (Tarwaka, 2008: 4). 1. Mencegah dan Mengurangi kecelakaan.

BAB I PENDAHULUAN. pasar lokal, nasional, regional maupun internasional, dilakukan oleh setiap

MEMPELAJARI PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI PT. PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA (PT. PDSI)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis di era globalisasi saat ini, menuntut perusahaan berlomba-lomba untuk

BAB 1 : PENDAHULUAN. kuat. (2) Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu bentuk upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. jenis material baik untuk konstruksi utama maupun untuk accessories tambahan

DAFTAR ISI PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Cidera kecelakaan lalu lintas (Road Traffic Injury) merupakan hal yang sangat

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 09/PER/M/2008

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENDAHULUAN. yang memiliki peran penting dalam kegiatan perusahaan. dari potensi bahaya yang dihadapinya (Shiddiq, dkk, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang dipergunakan.

BAB I PENDAHULUAN. regional, nasional maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara

BAB I PENDAHULUAN. petani, sehingga Indonesia dikenal sebagai negara agraris.

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL. Tukang Pasang Bata Pelaksanaan K3 F.45 TPB I 01 BUKU PENILAIAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dunia perindustrian di era globalisasi mengalami perkembangan yang semakin pesat. Hal

BAB IV IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

Promotif, Vol.1 No.1, Okt 2011 Hal PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PADA PETUGAS PENANGANAN SAMPAH DI RUMAH SAKIT KOTA PALU

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Keselamatan Kesehatan Kerja (K3)

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT)

BAB I PENDAHULUAN. sumberdaya manusia yang dimiliki perusahaan. Faktor-faktor produksi dalam

Aktivitas luar kelas merupakan aktivitas belajar yang cukup menyenangkan apabila

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kecelakaan kerja merupakan salah satu permasalahan yang sering terjadi pada pekerja di perusahaan. Kecelakaan kerja ini biasanya terjadi karena faktor dari pekerja itu sendiri dan lingkungan kerja yang dalam hal ini adalah dari pihak pengusaha. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga kerja yang diatur dalam Undang-Undang RI Nomor 13 Tahun 2003. Dengan menerapkan teknologi pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja, diharapkan tenaga kerja akan mencapai ketahanan fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan yang tinggi. Disamping itu keselamatan dan kesehatan kerja dapat diharapkan untuk menciptakan kenyamanan kerja dan keselamatan kerja yang tinggi.jadi, unsur yang ada dalam kesehatan dan keselamatan kerja tidak terpaku pada faktor fisik, tetapi juga mental, emosional dan psikologi (Hadiguna,2009). Berdasarkan laporan yang disampaikan Dirjen Pembinaan Pengawas Ketenagakerjaan Kemenakertrans Muji Handaya seusai menyampaikan hasil Pertemuan Asia-Europe Meeting (ASEM) Workshop on National OccupationalSafety and Health (OSH) bahwa angka kecelakaan kerja di Indonesia tergolong tinggi dibanding sejumlah negara di Asia dan Eropa, pada tahun 2010 kecelakaan kerja di Indonesia tercatat sebanyak 98.711 kasus. 1.200 kasus di antaranya mengakibatkan pekerja meninggal dunia dan menurut Muji Handaya bahwa dengan angka kecelakan

kerja tersebut, rata-rata ada tujuh pekerja yang meninggal dunia setiap hari (Djumena, 2011). Pedoman keselamatan dan kesehatan kerja adalah bahwa penyakit dan kecelakaan akibat kerja dapat dicegah, maka upaya pokok kesehatan kerja adalah pencegahan kecelakaan kerja.tetapi kecelakaan kerja tidak dapat dielakkan secara menyeluruh. Namun demikian setiap perencanaan, keputusan, dan organisasi harus memperhitungkan aspek keselamatan dan kesehatan kerja dalam perusahaan (Notoatmodjo, 2007). Angka kecelakaan kerja di Indonesia menurun dalam 2010 sampai dengan 2011, hal ini membuktikan bahwa kecelakaan memang dapat dicegah di tempat kerja, tapi angka kematian dalam kecelakaan kerja tidak ikut turun. Pada tahun 2010 lalu jumlahnya menurun dari 98.711 menjadi jadi 86.368 kasus tahun 2011. Muji Handaya, Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Kemenakertrans RI mengatakan masih tingginya angka kematian dalam kecelakaan kerja karena kasus kecelakaan lalu lintas yang dialami pekerja saat berangkat sampai pulang ke rumah, dihitung masuk kematian akibat kecelakaan kerja. Sedangkan faktor pekerja dan lingkungan serta fasilitas alat pelindung diri yang kurang memadai turut menentukan besarnya proporsi kecelakaan kerja (Djumena, 2011). Menurut H. W. Heinrich dalam Notoatmodjo (2007), penyebab kecelakaan kerja yang sering ditemui adalah perilaku yang tidak aman sebesar 88%, kondisi lingkungan yang tidak aman sebesar 10%, atau kedua hal tersebut di atas terjadi secara bersamaan.penyebab kecelakaan kerja di Indonesia adalah perilaku dan peralatan yang tidak aman (Prastyo, 2012).

Perilaku pekerja tentang K3 menentukan tingkat keberhasilan pencapaian tujuan penerapan SMK3. Hasil penelitian Salawati (2009) menunjukkan adanya hubungan antara perilaku tenaga kesehatan terhadap penerapan Manajemen K3 di Rumah Sakit Zainal Abidin Banda Aceh. Hasil penelitian Zulliyanti (2011) menunjukkan bahwa pengetahuan dan tindakan pekerja berpengaruh terhadap penerapan manajemen K3 di PT Gold Coin Indonesia dan hasil penelitian Munthe (2010) menggambarkan pengetahuan dan tindakan pekerja tentang SMK3 di PT Socfindo Kebun Aek Pamienke ada pada kategori yang baik. Produktivitas pekerja yang tinggi sangat diharapkan oleh pihak perusahaan karena hal tersebut berpengaruh dan dibutuhkan dalam menjaga kelancaran proses produksi di perusahaan. Dengan itu, perlu diterapkan keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja yang menjamin hak pekerja untuk mendapatkan perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerjanya. Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja para pekerja akan meningkatkan produktivitas dan selanjutnya akan memberikan keuntungan bagi perusahaan karena kelancaran proses produksinya. Selain meningkatnya daya saing dan produktivitas tenaga kerja, yang juga menjadi sasaran strategis Kemenakertrans dalam Review Rencana Strategis Kemenakertrans RI (2012) adalah meningkatnya penerapan pelaksanaan peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan di tempat kerja. Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja berpedoman pada Undang-Undang RI Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dan Undang-Undang RI Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Berpedoman kepada Undang-Undang RI Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dan Undang-Undang RI Nomor 13 tahun 2003 tentangketenagakerjaan, dalam hal ini perusahaan juga harus menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) sesuai dengan yang tertuang dalam Himpuman Peraturan Perundang-Undangan RI (HPPU RI, 2008) disebutkan dalam Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor: 384/KPTS/M/2004 tentang Pedoman Teknik Keselamtan dan Kesehatan Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi Bendungan yang bertujuan untuk mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. PT Global merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pembangunan konstruksi yang berdiri tahun 2000. Jumlah karyawan tetap saat ini adalah 35 orang dan tenaga tidak tetap (kontrak) yaitu 98 orang. Pada tahun 2012 PT Global memenangkan tender pembangunan bendungan PLTA di Desa Simanabun Kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun. Saat ini PT Global sedang membangun tempat penampungan air bendungan dan mempersiapkan membangun turbin untuk pembangkit tenga listrik bertujuan untuk menambah daya listrik di daerah tersebut dengan memanfaatkan tenaga air bendungan. Berdasarkan survei pendahuluan dan wawancara yang telah dilakukan dengan manajemen PT Global menangani masalah K3, bahwa K3 belum diterapkan secara optimal disebabkan pelatihan K3 belum pernah dilakukan. Manajamen memberikan penjelasan tentang penggunaan alat pelindung diri seperti pakaian, helm, sepatu, dan peralatan lainnya tidak rutin. Mereka tetap memantau pekerja agar tetap mematuhi

aspek K3 sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP). Setiap pekerja memang diawasi oleh pengawas tetapi ada pekerja yang tidak memakai alat pelindung diri diperbolehkan masuk memasuki areal bendungan dan tetap bekerja. Pihak manajemen perusahaan mengatakan bahwa kecelakaan kerja di perusahaan tersebut dibagi dalam 4 jenis: First Aid yaitu kecelakaan kerja yang hanya membutuhkan pertolongan pertama (kotak P3K), Medical Aid yaitu kecelakaan kerja yang membutuhkan pengobatan medis dari rumah sakit, Loss time injury yaitu kecelakaan yang sampai menghilangkan jam kerja pekerja, dan Fatality Aid yaitu kecelakaan kerja yang mengakibatkan kematian. Pada tahun 2013 sampai saat ini kecelakaan kerja yang terjadi adalah jenis First Aid dan Medical Aid dengan jumlah kumulatif tertinggi sebanyak 32 kasus kecelakaan kerja dengan rincian 9 kasus kecelakaan kerja terjadi akibat tidak menggunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan sewaktu kerja sehingga tangannya mengalami luka akibat menyusun batu-batu dalam membangun bendungan. Delapan (8) kasus kecelakaan terjadi akibat tidak menggunakan sepatu boot, tetapi pekerja menggunakan sandal sehingga kaki mengalami luka akibat pecahan batu dan 5 kasus kecelakaan pada bagian kepala akibat tertimpa pecahan batu karena tidak menggunakan helm pengaman serta 10 kasus kecelakaan disebabkan karena sewaktu bekerja kurang berhati-hati. Demikian juga hasil wawancara terhadap 10 orang pekerja yang pernah mengalami kecelakaan kerja tentang perilaku pekerja bahwa 60% orang kurang memahami cara penggunaan APD dan merasa bahwa tanpa menggunakan APD lebih nyaman bekerja karena APD dapat mengganggu gerakan atau aktivitas dalam bekerja. Kejadian kecelakaan kerja terjadi sewaktu bekerja karena tidak menjalankan Standar Operasional Prosedur

(SOP) atau kecelakaan yang terjadi masih cenderung diakibatkan oleh tindakan tidak aman dari pekerja itu sendiri. Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis tertarik untuk meneliti Faktorfaktor yang Memengaruhi Kejadian Kecelakaan Kerja Pembangunan PLTA pada Karyawan PT Global di Desa Simanabun Kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun Tahun 2013. 1.2. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah faktor-faktor apa sajakah yang memengaruhi kejadian kecelakaan kerja pembangunan PLTA pada karyawan PT Global di Desa Simanabun Kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun Tahun 2013 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi kejadian kecelakaan kerja pembangunan PLTA pada karyawan PT Global di Desa Simanabun Kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun Tahun 2013. 1.3.2. Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui pengaruh faktor standard operasional prosedur kerja terhadap kejadian kecelakaan kerja pembangunan PLTA pada karyawan PT Global. 2. Untuk mengetahui pengaruh faktor ketersediaan APD terhadap kejadian kecelakaan kerja pembangunan PLTA pada karyawan PT Global.

3. Untuk mengetahui pengaruh faktor pengarahan terhadap kejadian kecelakaan kerja pembangunan PLTA pada karyawan PT Global. 4. Untuk mengetahui pengaruh faktor pengetahuan terhadap kejadian kecelakaan kerja pembangunan PLTA pada karyawan PT Global. 5. Untuk mengetahui pengaruh faktor sikap terhadap kejadian kecelakaan kerja pembangunan PLTA pada karyawan PT Global. 6. Untuk mengetahui pengaruh faktor tindakan terhadap kejadian kecelakaan kerja pembangunan PLTA pada karyawan PT Global. 7. Untuk mengetahui pengaruh faktor lingkungan kerja terhadap kejadian kecelakaan kerja pembangunan PLTA pada karyawan PT Global. 1.4. Manfaat Penelitian 1. Sebagai bahan masukan bagi pihak manajemen PTGlobal akan pentingnya penerapan K3 secara optimal untuk menghindari kecelakaan kerja. 2. Bagi tenaga kerja agar lebih mengetahui manfaat dan kegunaan penerapan K3. 3. Sebagai bahan informasi bagi peneliti selanjutnya serta dapat bermanfaat dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. 4. Sebagai penambah wawasan pengetahuan bagi penulis khususnya tentang kecelakaan kerja.