PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA PANGKALPINANG

dokumen-dokumen yang mirip
PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA PANGKALPINANG

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN (INFLASI/DEFLASI) APRIL 2016, PROVINSI RIAU DEFLASI 1,10 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

Perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Kalimantan Timur Bulan September 2017

KOTA BANDAR LAMPUNG, OKTOBER 2017 INFLASI 0,11

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA PANGKALPINANG

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BULAN APRIL 2017 DEFLASI 0,42 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI GABUNGAN 2 KOTA IHK DI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2015 DEFLASI 0,50 PERSEN

BERITA RESMI STATISTIK

Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Kota Ternate

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI SEPTEMBER 2017 INFLASI SEBESAR 0,23 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN (INFLASI/DEFLASI) JULI 2017, PROVINSI RIAU INFLASI 0,48 PERSEN

BPS PROVINSI LAMPUNG MARET 2017 DEFLASI GABUNGAN SEBESAR 0,10 PERSEN PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI MARET 2017 DEFLASI SEBESAR 0,10 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Provinsi Kalimantan Timur

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI GABUNGAN 2 KOTA IHK DI KEPULAUAN RIAU SEPTEMBER 2016 INFLASI 0,32 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN (INFLASI/DEFLASI) AGUSTUS 2017, PROVINSI RIAU INFLASI 0,24 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

BPS PROVINSI LAMPUNG APRIL 2017 INFLASI GABUNGAN SEBESAR 0,21 PERSEN PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI APRIL 2017 DEFLASI SEBESAR 0,21 PERSEN

BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BULAN DESEMBER 2014 INFLASI 4,53 PERSEN

BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI AGUSTUS 2017 BULUKUMBA INFLASI SEBESAR 0,39 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI 2016 BULUKUMBA INFLASI SEBESAR 0,30 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

BPS PROVINSI LAMPUNG FEBRUARI 2017 INFLASI GABUNGAN SEBESAR 0,54 PERSEN

BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN (INFLASI/DEFLASI) APRIL 2015, PROVINSI RIAU INFLASI 0,73 PERSEN

Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Kota Denpasar September 2017

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI GABUNGAN 2 KOTA IHK DI KEPULAUAN RIAU AGUSTUS 2016 DEFLASI 0,28 PERSEN


PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

BPS PROVINSI LAMPUNG JUNI 2015 INFLASI GABUNGAN SEBESAR 0,72 PERSEN PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI JUNI 2015 INFLASI SEBESAR 0,72 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA PANGKALPINANG

BPS PROVINSI LAMPUNG OKTOBER 2017 INFLASI GABUNGAN SEBESAR 0,13 PERSEN

BERITA RESMI STATISTIK

BPS PROVINSI LAMPUNG AGUSTUS 2017 DEFLASI GABUNGAN SEBESAR 0,38 PERSEN

BPS PROVINSI LAMPUNG JUNI 2017 INFLASI GABUNGAN SEBESAR 0,53 PERSEN PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI JUNI 2017 INFLASI SEBESAR 0,53 PERSEN

Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Kota Ternate

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN (INFLASI/DEFLASI) JUNI 2015, PROVINSI RIAU INFLASI 0,70 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

BPS PROVINSI LAMPUNG MARET 2015 INFLASI GABUNGAN SEBESAR 0,44 PERSEN PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI MARET 2015 INFLASI SEBESAR 0,44 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI KOTA BATAM JUNI 2016 INFLASI 1,46 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN (INFLASI/DEFLASI) OKTOBER 2016, PROVINSI RIAU INFLASI SEBESAR 0,63 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN (INFLASI/DEFLASI) NOVEMBER 2015, PROVINSI RIAU INFLASI 0,32 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA TANJUNGPANDAN (KABUPATEN BELITUNG)

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI KOTA BATAM DESEMBER 2016 INFLASI 0,26 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA PADANG DAN KOTA BUKITTINGGI

BPS PROVINSI LAMPUNG NOVEMBER 2015 INFLASI GABUNGAN SEBESAR 0,06 PERSEN


PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN (INFLASI/DEFLASI) MEI 2017, PROVINSI RIAU INFLASI 0,16 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI 2016 BULUKUMBA INFLASI SEBESAR 0,59 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA TANJUNGPANDAN (KABUPATEN BELITUNG)

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

Pangkal Pinang sebesar 2,14 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Padang sebesar 0,10 persen.

KOTA BANDAR LAMPUNG BULAN FEBRUARI 2016 DEFLASI SEBESAR 0,51 PERSEN FEBRUARI 2016 DEFLASI SEBESAR 0,51 PERSEN (IHK TAHUN DASAR 2012=100)

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BULAN MEI 2016 INFLASI 0,74 PERSEN

Transkripsi:

No. 24/04/19/Th.XIII, 1 April 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA PANGKALPINANG MARET 2015 DEFLASI 0,46 PERSEN Pada Kota Pangkalpinang mengalami deflasi sebesar 0,46 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 117,77 setelah sebelumnya Februari 2014 juga mengalami deflasi yakni sebesar 0,89 persen dengan IHK 118,32. Deflasi terjadi karena adanya penuruan harga yang ditunjukkan oleh turunnya indeks di dua kelompok pengeluaran yakni kelompok bahan makanan sebesar 4,65 persen dan kelompok kesehatan 0,51 persen. Sementara empat kelompok pengeluaran mengalami inflasi yakni kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 2,31 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,63 persen; kelompok sandang sebesar 0,05 persen; serta kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 1,33 persen. Sedangkan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga stabil. Tingkat inflasi tahun kalender adalah deflasi sebesar 0,41 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun ( terhadap Maret 2014) sebesar 6,56 persen. Komponen inti pada memberikan andil inflasi sebesar 0,32 persen dan komponen bergejolak inflasi sebesar 1,48 persen. Sementara komponen yang harganya diatur oleh pemerintah memberikan andil deflasi sebesar 0,85 persen. Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, khususnya di daerah perkotaan.perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Di Indonesia, tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal bulan (hari kerja pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Berdasarkan hasil pemantauan BPS di pasar tradisional maupun modern pada di Kota Pangkalpinang terjadi deflasi 0,46 persen, atau terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 118,32 pada Februari 2014 menjadi 117,77 pada. Tingkat inflasi tahun kalender adalah sebesar deflasi 0,41 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun ( terhadap Maret 2014) sebesar 6,56 persen.

Deflasi terjadi karena adanya penuruan harga yang ditunjukkan oleh turunnya indeks di di dua kelompok pengeluaran yakni kelompok bahan makanan sebesar 4,65 persen dan kelompok kesehatan 0,51 persen. Sementara empat kelompok pengeluaran mengalami inflasi yakni kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 2,31 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,63 persen; kelompok sandang sebesar 0,05 persen; serta kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 1,33 persen; Sedangkan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga stabil. Beberapa komoditas yang mengalami peningkatan harga pada antara lain beras, bensin, rokok kretek filter, batu, bawang merah, bahan bakar rumah tangga, pisang, makanan ringan/snack, jeruk, dan nasi dengan lauk. Sementara komoditas yang mengalami penurunan harga adalah ayam hidup, ikan tongkol, ikan singkur, udang basah, ikan kembung, daging ayam ras, ikan tenggiri, ikan selar, ikan kerisi, dan ikan merah. Kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan inflasi pada, yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,43 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,16 persen; kelompok sandang 0,002 persen; serta kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,20 persen. Kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan deflasi yakni kelompok bahan makanan 1,23 persen dan kelompok kesehatan 0,02 persen. Sementara kelompok kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga stabil. Tabel 1 IHK dan Tingkat Inflasi Kota Pangkalpinang, Tahun Kalender 2015, dan Tahun ke Tahun Menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100) Kelompok Pengeluaran IHK Februari 2015 IHK Maret 2015 Inflasi Maret 2015 1) Laju Inflasi Tahun Kalender 2015 2) Inflasi Tahun ke Tahun 3) (1) (2) (3) (4) (5) (6) U m u m (Headline) 118,32 117,77-0,46-0,41 6,56 1 Bahan Makanan 121,00 115,37-4,65-0,85 6,90 2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 119,60 122,36 2,31 1,97 7,61 3 Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan bakar 120,35 121,11 0,63 1,56 9,54 4 Sandang 114,49 114,55 0,05 0,85 7,16 5 Kesehatan 116,61 116,01-0,51 0,65 7,32 6 Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga 116,52 116,52 0,00 0,30 6,20 7 Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 111,47 112,95 1,33-6,54-0,15 1) 2) 3) Persentase perubahan IHK terhadap IHK bulan sebelumnya Persentase perubahan IHK terhadap IHK Desember 2014 Persentase perubahan IHK terhadap IHK Maret 2014

Tabel 2 Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Pangkalpinang (2012=100) Kelompok Pengeluaran Sumbangan Inflasi (%) (1) (2) U M U M -0,46 1. Bahan Makanan -1,23 2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 0,43 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar 0,16 4. Sandang 0,002 5. Kesehatan -0,02 6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga 0,00 7. Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 0,20 Gambar 1 Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Pangkalpinang 0,60 Andil (%) 0,40 0,20 0,00-0,20-0,40-0,60-0,80-1,00-1,20-1,40 Kelompok Pengeluaran Umum 1. Bhn.makanan 2. Makanan jadi 3. Perumahan 4. Sandang 5. Kesehatan 6. Pendidikan 7. Transpor

Tabel 3 Sumbangan Komoditi Terbesar Terhadap Inflasi/Deflasi Kota Pangkalpinang Persentase Perubahan Sumbangan Komoditi Harga Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1. Beras 4,09 0,18 2. Bensin 4,09 0,16 3. Rokok Kretek Filter 3,77 0,12 4. Batu 15,38 0,10 5. Bawang Merah 13,79 0,09 6. Bahan Bakar Rumahtangga 3,54 0,06 7. Pisang 17,50 0,05 8. Makanan Ringan/Snack 13,85 0,05 9. Jeruk 7,38 0,05 10. Nasi Dengan Lauk 1,70 0,04 11. Ayam Hidup -13,36-0,06 12. Ikan Tongkol -19,04-0,06 13. Ikan Singkur -21,54-0,07 14. Udang Basah -18,99-0,09 15. Ikan Kembung -11,76-0,10 16. Daging Ayam Ras -7,41-0,11 17. Ikan Tenggiri -26,93-0,15 18. Ikan Selar -19,67-0,23 19. Ikan Kerisi -30,57-0,36 20. Ikan Merah -48,44-0,05

URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN 1. Bahan Makanan Kelompok bahan makanan pada mengalami deflasi 4,65 persen atau terjadi penurunan indeks dari 121,00 pada Februari 2015 menjadi 115,37 pada. Dari 11 subkelompok dalam kelompok bahan makanan, pada bulan ini 4 subkelompok mengalami inflasi, 5 subkelompok mengalami deflasi, dan 2 subkelompok stabil. Subkelompok yang mengalami inflasi tertinggi adalah subkelompok bumbu-bumbuan 5,54 persen dan inflasi terendah terjadi pada subkelompok buah-buahan 0,66 persen. Subkelompok yang mengalami deflasi tertinggi adalah subkelompok ikan segar 18,14 persen dan deflasi terrenah di subkelompok lemak dan minyak 0,14 persen. Sementara subkelompok kacang-kacangan dan subkelompok bahan makanan lainnya stabil. Kelompok ini pada memberikan sumbangan deflasi sebesar 1,23 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi antara lain daging ayam ras, ikan tenggiri, ikan selar, dan udang basah. 2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau Kelompok ini pada mengalami inflasi 2,31 persen atau terjadi peningkatan indeks dari 119,60 pada Februari 2015 menjadi 122,36 pada. Seluruh subkelompok mengalami inflasi yaitu subkelompok makanan jadi 2,28 persen; subkelompok minuman yang tidak beralkohol dengan 1,62 persen; dan subkelompok tembakau dan minuman beralkohol 2,81 persen. Kelompok ini pada secara keseluruhan memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,43 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah makanan ringan/snack dan nasi dengan lauk. 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar Kelompok ini pada mengalami inflasi sebesar 0,63 persen atau terjadi peningkatan indeks dari 120,35 pada Februari 2015 menjadi 121,11 pada. Seluruh subkelompok pada kelompok ini mengalami inflasi, yaitu: subkelompok biaya tempat tinggal 0,65 persen; subkelompok bahan bakar, penerangan dan air 0,79 persen; subkelompok perlengkapan rumah tangga 0,01 persen; serta subkelompok penyelenggaraan rumah tangga 0,51 persen. Pada kelompok ini secara umum memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,16 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi diantaranya batu dan bahan bakar rumahtangga. 4. S a n d a n g Kelompok sandang pada mengalami inflasi 0,05 persen, atau terjadi peningkatan indeks dari 114,49 pada Februari 2015 menjadi 114,55 pada. Hanya satu subkelompok yang mengalami inflasi pada yaitu subkelompok sandang wanita 0,39 persen. Sedangkan subkelompok yang mengalami deflasi adlah subkelompok sandang anak-anak deflasi 0,04 persen dan subkelompok barang pribadi dan sandang lain 0,27 persen. Sementara subkelompok sandang laki-laki stabil.

Kelompok ini pada secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil inflasi sebesar 0,002 persen. Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi adalah pembalut wanita. 5. K e s e h a t a n Kelompok kesehatan pada mengalami penurunan indeks dari 116,61 pada Februari 2015 menjadi 116,01 atau terjadi deflasi 0,51 persen. Pada, tiga subkelompok dalam kelompok ini tidak mengalami perubahan indeks atau stabil, yaitu subkelompok jasa kesehatan; subkelompok obat-obatan; serta subkelompok jasa perawatan jasmani. Sementara subkelompok yang mengalami deflasi adalah subkelompok perawatan jasmani dan kosmetika 1,32 persen. Kelompok ini pada secara keseluruhan memberikan memberikan sumbangan/andil deflasi 0,02 persen. Andil deflasi terbesar adalah pasta gigi, hand body lotion, dan alas bedak. 6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga pada bulan ini tidak mengalami perubahan indeks atau stabil dengan IHK 116,52 baik pada Februari 2015 maupun. Subkelompok yang mengalami peningkatan indeks adalah subkelompok pendidikan 0,47 persen. Sementara subkelompok perlengkapan/peralatan pendidikan deflasi 0,57 persen; demikian juga subkelompok rekreasi yang deflasi sebesar 0,07 persen. Dua subkelompok lainnya stabil yakni subkelompok kursus-kursus/pelatihan dan subkelompok olahraga. 7. Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan Kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan pada mengalami inflasi 1,33 persen atau terjadi peningkatan indeks dari 111,47 pada Februari 2015 menjadi 112,95 pada. Subkelompok yang mengalami inflasi hanya subkelompok transpor sebesar 1,96 persen; sementara subkelompok komunikasi dan pengiriman; subkelompok sarana dan penunjang transpor; serta subkelompok jasa keuangan stabil atau tidak mengalami perubahan indeks. Secara keseluruhan kelompok ini pada memberikan sumbangan inflasi 0,20 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan/andil inflasi yaitu bensin, solar, dan tarif angkutan udara.

PERBANDINGAN INFLASI TAHUNAN Tingkat inflasi tahun kalender pada empat kota pantauan IHK menunjukkan adanya perbedaan arah. Inflasi tahun kalender Pangkalpinang deflasi sebesar 0,41 persen dan sejalan dengan dua kota lainnya yakni Tanjung Pandan deflasi 2,55 persen; Palembang deflasi 1,33 persen. Sedangkan DKI Jakarta inflasi 0,02 persen. Pada inflasi tahun ke tahun ( terhadap Maret 2014) semuanya mengalami inflasi yakni Pangkalpinang 6,56 persen; Tanjung Pandan yang mencapai 7,07 persen; Palembang 6,28 persen; dan DKI Jakarta 7,10 persen. (Lihat Tabel 4). Tabel 4 Inflasi, Tahun Kalender 2015, dan Tahun ke Tahun Kota Pangkalpinang, Tanjung Pandan, Palembang, dan DKI Jakarta Inflasi Pangkalpinang Tanjung Pandan Palembang DKI Jakarta (1) (2) (3) (4) (5) 1. -0,46-1,97 0,31 0,19 2. Tahun Kalender 2015-0,41-2,55-1,33 0,02 3. terhadap Maret 2014 year on year) 6,56 7,07 6,28 7,10 Gambar 2 Inflasi, Tahun Kalender 2015, dan Tahun ke Tahun Kota Pangkalpinang, Tanjung Pandan, Palembang, dan DKI Jakarta 8 7 6 5 4 3 2 1 0-1 -2 INFLASI MARET 2015 INFLASI TAHUN KALENDER JANUARI-MARET 2015 INFLASI YEAR ON YEAR MARET 2015 THD MARET 2014-3 Pangkalpinang Tanjung Pandan Palembang Jakarta

PERBANDINGAN ANTARKOTA Pada di 82 kota IHK, tercatat 54 kota mengalami inflasi dan 28 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Manokwari 0,84 persen dengan IHK 113,44 dan terendah terjadi di Cilacap 0,01 persen dengan IHK 120,74. Deflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan 1,97 persen dengan IHK 123,59 dan terrendah di Medan 0,01 persen dengan IHK 118,63. Inflasi maupun deflasi ini dipengaruhi oleh kelancaran distribusi dan ketersediaan berbagai kebutuhan rumahtangga yang tentu saja berimbas langsung terhadap tingkat harga, serta kebijakan pemerintah akan sektor strategis, seperti bahan bakar minyak, tarif listrik dan bahan bakar rumahtangga. Untuk beberapa komoditas, faktor musim dan cuaca juga memberi dampak yang cukup signifikan pada tingkat harga. Perbandingan Antarkota di Pulau Sumatera Kota-kota IHK diwilayah Pulau Sumatera yang berjumlah 23 kota (sebelumnya 16 kota), pada tercatat 9 kota mengalami inflasi dan 14 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi di Bandar Lampung 0,48 persen dengan IHK 117,87. Deflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan 1,97 persen dengan IHK 123,59 dan terendah terjadi di Medan sebesar 0,01 persen dengan IHK 118,63. (Lihat Tabel 5). Tabel 5 Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi Kota-Kota di Pulau Sumatera, (2012=100) K O T A IHK Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1. Meulaboh 118,48-0,64 2. Banda Aceh 113,22-0,61 3. Lhokseumawe 113,03-0,50 4. Sibolga 117,30-0,32 5. Pematang Siantar 119,76 0,17 6. Medan 118,63-0,01 7. Padang Sidempuan 116,24-0,01 8. Padang 120,99 0,01 9. Bukit Tinggi 114,79-0,17 10. Tembilahan 122,58-0,06 11. Pekanbaru 117,98-0,03 12. Dumai 118,50 0,13 13. Bungo 116,06-0,68 14. Jambi 116,95-0,20 15. Palembang 115,41 0,31 16. Lubuklinggau 113,91 0,03 17. Bengkulu 121,96 0,19 18. Bandar Lampung 117,87 0,48 19. Metro 125,76 0,25 20. Tanjung Pandan 123,59-1,97 21. Pangkalpinang 117,77-0,46 22. Batam 116,23 0,25 23. Tanjung Pinang 118,79-0,21 PANGKALPINANG 117,77-0,46

Perbandingan Antarkota di Pulau Jawa Pada dari kota-kota IHK di wilayah Pulau Jawa yang berjumlah 26 kota (sebelumnya 23 kota), tercatat 20 kota mengalami inflasi dan 3 kota deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Bogor 0,75 persen dengan IHK 118,09 dan terrendah di Cilacap 0,01 persen dengan IHK 120,74. Deflasi tertinggi terjadi di Cirebon 0,39 persen dengan IHK 116,00 dan terrendah di Kudus 0,02 persen dengan IHK 123,21. (Lihat Tabel 6). Tabel 6 Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi Kota-Kota di Pulau Jawa, (2012=100) K O T A IHK Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1. DKI Jakarta 119,43 0,19 2. Bogor 118,09 0,75 3. Sukabumi 119,09 0,11 4. Bandung 117,33 0,61 5. Cirebon 116,00-0,39 6. Bekasi 116,79-0,37 7. Depok 117,80 0,26 8. Tasikmalaya 116,74 0,30 9. Cilacap 120,74 0,01 10. Purwokerto 116,48 0,05 11. Kudus 123,21-0,02 12. Surakarta 115,69 0,12 13. Semarang 117,66 0,25 14. Tegal 114,42 0,18 15. Yogyakarta 116,69 0,15 16. Jember 116,79 0,15 17. Banyuwangi 116,68 0,09 18. Sumenep 116,72 0,34 19. Kediri 118,08 0,28 20. Malang 118,93 0,34 21. Probolinggo 118,00 0,02 22. Madiun 116,49 0,27 23. Surabaya 118,21 0,36 24. Tangerang 124,09 0,30 25. Cilegon 120,63 0,58 26. Serang 122,16 0,44 PANGKALPINANG 117,77-0,46

Perbandingan Antarkota di Luar Pulau Jawa dan Sumatera Pada dari kota-kota IHK di wilayah luar Pulau Jawa dan Sumatera yang berjumlah 33 (sebelumnya 27 kota) tercatat 22 kota mengalami inflasi dan 11 kota deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Manokwari 0,84 persen dengan IHK 113,44 dan terendah terjadi di Denpasar 0,14 persen dengan IHK 116,35. Deflasi tertinggi terjadi di Merauke sebesar 1,03 persen dengan IHK 123,59 dan 115,86 dan terrendah di Tarakan 0,01 persen dengan IHK 126,43. (Lihat Tabel 7). Tabel 7 Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi Kota-Kota di Luar Pulau Jawa dan Sumatera (2012=100) K O T A IHK Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1. Singaraja 125,66 0,34 2. Denpasar 116,35 0,14 3. Mataram 117,87 0,43 4. Bima 119,74-0,22 5. Maumere 112,81-0,09 6. Kupang 119,47 0,25 7. Pontianak 124,43 0,19 8. Singkawang 119,16 0,17 9. Sampit 117,43 0,27 10. Palangkaraya 115,97-0,25 11. Tanjung 116,93 0,38 12. Banjarmasin 115,82-0,34 13. Balikpapan 120,93-0,71 14. Samarinda 120,41-0,24 15. Tarakan 126,43-0,01 16. Manado 118,13 0,50 17. Palu 117,34-0,68 18. Bulukumba 124,49 0,20 19. Watampone 116,02 0,83 20. Makassar 116,94 0,63 21. Pare-Pare 115,36-1,01 22. Palopo 116,40 0,36 23. Kendari 114,65 0,57 24. Bau-Bau 121,39-0,39 25. Gorontalo 113,96 0,75 26. Mamuju 116,20 0,44 27. Ambon 119,50 0,44 28. Tual 130,83 0,15 29. Ternate 121,04 0,35 30. Manokwari 113,44 0,84 31. Sorong 116,85 0,27 32. Merauke 123,59-1,03 33. Jayapura 120,49 0,71 PANGKALPINANG 117,77-0,46

INFLASI KOMPONEN INTI, HARGA DIATUR PEMERINTAH, DAN BERGEJOLAK Komponen yang harganya diatur pemerintah pada bulan ini memberikan andil inflasi 0,36 persen dan tidak sejalan dengan bulan sebelumnya yang memberikan andil deflasi yakni sebesar 0,41 persen. Komoditas bensin, solar, bahan bakar rumahtangga, serta angkutan udara memberikan andil inflasi cukup tinggi. Sementara komponen bergejolak memberikan andil deflasi 0,62 persen yang sejalan dengan Februari 2015 dengan andil deflasi sebesar 0,63 persen. Andil deflasi di bulan ini dipicu oleh turunnya harga komoditas diantarnya daging ayam ras, ayam hidup, ikan selar, dan ikan tenggiri. Komponen inti pada memberikan andil deflasi sebesar 0,20 persen yang tidak sejalan dengan Februari 2014 yang memberikan andil inflasi sebesar 0,15 persen. Andil deflasi ini dipicu oleh turunnya harga komoditas ikan kerisi, ikan singkur, dan ikan merah. (Lihat Tabel 8). Tabel 8 Dekomposisi Laju dan Andil Inflasi/Deflasi Februari- Menurut Kelompok Komponen, (2012=100) Februari 2015 Komponen IHK Februari 2015 Laju Inflasi/Deflasi Februari 2015 Andil Inflasi/Deflasi Februari 2015 IHK Maret 2015 Laju Inflasi/Deflasi Andil Inflasi/Deflasi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Umum 118,32-0,89-0,89 117,77-0,46-0,46 Harga Diatur Pemerintah 127,43-2,23-0,41 129,96 1,99 0,36 Bergejolak 119,69-2,97-0,63 116,11-2,99-0,62 Inti 115,45 0,25 0,15 115,07-0,33-0,20

BPS PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Informasi lebih lanjut hubungi: Ir. Herum Fajarwati, MM Kepala BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Telepon: 0717-439422 Fax: 0717-439425 Email:bps1900@bps.go.id