Visi RS PONEK di Jawa Tengah. Sebuah Hipotesis dalam rangka usaha penurunan angka kematian Ibu

dokumen-dokumen yang mirip
mutu pelayanan rumahsakit mengatakan: adakan on the job training yang modern, hilangkan hambatan yang mencegah karyawan untuk menjadi bangga dengan

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

PONED sebagai Strategi untuk Persalinan yang Aman

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN

KESEHATAN IBU DAN ANAK. dr Dani MKes Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha 2015

Mengembangkan Public Private Partnership untuk Menurunkan AKI-AKB

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

I. LANGKAH LANGKAH KE DEPAN

Diskusi. Kepemimpinan Dinas Kesehatan dalam usaha penurunan kematian ibu dan bayi

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 99 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 4 TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa. AKI (Angka Kematian Ibu) adalah jumlah kematian ibu selama

suplemen Informasi Jampersal

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Prawirohardjo (2010; h. 55) kehamilan, persalinan, nifas,dan

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Menurunnya AKI dari 334

B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian E. Keaslian Penelitian

Rencana Tindak Lanjut Pokja KIA. Forum Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia IV Kupang 2013

BAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi

KERANGKA ACUAN PELATIHAN PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI KOMPREHENSIF (PONEK)

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN PERSALINAN DAERAH

6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara

b. Tantangan Eksternal 1) Kelembagaan : Dukungan sektor lain terhadap bidang kesehatan masih belum optimal karena masih ada anggapan bahwa

Instrumen 1: Pelayanan Jejaring Sistem Rujukan Vanguard Kegawat daruratan Ibu dan BBL (neonatal)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG MUTU PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK ( KIA ) DI KABUPATEN BERAU

Pada Pertemuan Forum Nasional II Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

FORUM NASIONAL II : Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia. M. Faozi Kurniawan Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan FK-UGM

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG REVOLUSI KESEHATAN IBU DAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 9 TAHUN 2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) masih

Kebijakan memperbolehkan Tenaga kesehatan (spesialis) bangsa asing

PengalamanJabardalam PeningkatanKompetensiBidan. Alma lucyati

MANUAL RUJUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB I PENDAHULUAN. indikator yang digunakan untuk memantau derajat kesehatan sekaligus sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditetapkan mempunyai akibat, yaitu tercapainya tujuan kebijakan. Implementasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia menunjukkan

ANALISIS KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN DI IGD PONEK RSUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. indikator keberhasilan program pembangunan.kesehatan berimplikasi pada

Kepemimpinan dan perubahan budaya organisasi menuju budaya keselamatan pasien

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian Millenium Development Goals (MDGs). Dimana MDGs adalah. Millenium Summit NewYork, September 2000 (DKK Padang, 2012).

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 07 TAHUN 2011 TENTANG

Pemanfaatan Alat Pantau Kinerja Jejaring Rujukan Kegawatdaruratan Ibu dan Neonatal

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pengeluaran hasil konsepsi, plasenta dan selaput ketuban oleh ibu,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan, persalinan, dan menyusukan anak merupakan proses alamiah

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBAGIAN JASA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. eklampsia, sepsis, dan komplikasi keguguran. Sebagian besar penyebab

PENGEMBANGAN MODEL PERTOLONGAN PERSALINAN UNTUK MENURUNKAN AKI DI PROPINSI JAWA BARAT. Forum Nasional II Makassar, September

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kebijakan Pemerintah Dalam Bidang Pelayanan Medik. dr. Supriyantoro,Sp.P, MARS

BAB I PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih menjadi masalah

PANDUAN PELAKSANAAN RUJUKAN PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI KOMPREHENSIF (PONEK)

RANGKUMAN KESEPAKATAN DALAM KEBERLANGSUNGAN PROGRAM PENYELAMATAN IBU DAN BAYI BARU LAHIR DI KABUPATEN BOGOR PASCA PENDAMPINGAN PROGRAM EMAS.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PEMANFAATAN DANA JAMINAN PERSALINAN PADA PUSKESMAS DI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2012

DINAS KESEHATAN PROVINSI DIY DALAM PENURUNAN AKI DAN AKB

BAB I PENDAHULUAN. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan salah satu program

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

Demsa Simbolon*, Djazuli Chalidyanto**, Ernawati** *Poltekkes Kemenkes Bengkulu,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Oleh : dr. Johanes Don Bosco Do, M.Kes Kepala Dinas Kesehatan Kab. Ende

Kepemimpinan Kadinkes Dalam Upaya Penurunan Kematian Ibu dan Neonatus

PANDUAN KREDENSIAL KEPERAWATAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS

termasuk kasus maternal, dan pintu masuk pasien. Sayangnya IGD di RSUD Jayapura belum mempunyai fasilitas untuk menangani kasus-kasus maternal (IGD

kesehatan, dan terlambat mendapatkan pertolongan cepat dan tepat ditingkat fasilitas pelayanan kesehatan (DepKes, 2001). Pada tahun 2000, pemerintah

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 69 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAYANAN PROGRAM JAMINAN PERSALINAN DI PONDOK BERSALIN DESA DAN PONDOK KESEHATAN DESA

TENTANG BUPATI SERANG,

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 9 TAHUN 2012

BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 505 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) sangat tinggi di dunia, tercatat 800 perempuan meninggal setiap hari akibat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ajarmah dan Hashem (2015) mendefinisikan kepuasan pasien sebagai penilaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada tahun 2008 dilaporkan bahwa jumlah kematian. ibu di 172 negara di seluruh dunia sebesar 358.

BAB 1 PENDAHULUAN. kehamilan sebagai komplikasi persalinan atau nifas, dengan penyebab terkait atau

BAB I PENDAHULUAN. tersebut perlu dilakukan secara bersama-sama dan berkesinambungan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Yunita Tri Setya, Kebidanan DIII UMP, 2015

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. seluruh kematian ibu terjadi di negara berkembang. Tingginya jumlah

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.693,2012

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini dalam setiap menit setiap hari, seorang ibu meninggal disebabkan

Peraturan Menteri Kesehatan tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit. (Permenkes No.56 th 2014)

ini dia... Urusan Kesehatan Ibu dan Anak di Negeri Kita

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan ibu di Indonesia masih memprihatinkan dimana Angka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dikatakan ibu hamil risiko tinggi bila pada pemeriksaan ditemukan satu atau lebih

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Tercatat di WHO Angka Kematian Ibu di dunia tahun 2013 sebesar 210

PEDOMAN DAN TATA CARA PENGUATAN SISTEM RUJUKAN KEGAWATDARURATAN KIBBLA PENANGGUNG JAWAB. Kepala. Ruangan

KerangkaAcuanKegiatan Program Perencanaan, Persalinan Dan PencegahanKomplikasi( P4K )

Kata kunci : Kebijakan Kesehatan, Jampersal, Angka Kematian Ibu (AKI)

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 5 TAHUN 2011

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 17 TAHUN TENTANG PENYELENGGARAAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DI PROVINSI JAWA TENGAH

PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN JAKARTA

Pendekatan Kebijakan di Hulu ke Hilir. dr. Sitti Noor Zaenab, M. Kes

Transkripsi:

Visi RS PONEK di Jawa Tengah Sebuah Hipotesis dalam rangka usaha penurunan angka kematian Ibu 1

Pokok Bahasan Situasi saat ini Visi Business model untuk mewujudkan visi Diskusi akhir 2

Situasi saat ini Intervensi pada upaya pelayanan dasar P4K Peningkatan peran aktif keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi dan tanda bahaya kebidanan bagi ibu, melalui kegiatan: stiker ibu hami, forum peduli KIA, pendataan ibu hamil di desa, pengelolaan donor darah, ambulans desa, tabulin dan dasolin, forum komunikasi dan amanat persalinan. Puskesmas PONED Intervensi sudah banyak dilakukan mulai dari masyarakat, polindes (desa siaga), dan puskesmas, sehingga AKI (2010) di Jawa Tengah = 102/100.000 kelahiran hidup apakah intervensi pada masyarakat dan pelayanan dasar masih dapat menurunkan lebih rendah lagi? ataukah perlu intervensi yang lebih intens pada pelayanan rujukan? 3

Situasi saat ini Di Jawa Tengah dengan upaya kesehatan dasar (pendekatan preventif dan promotif) yang optimal kesulitan untuk menurunkan angka lebih rendah dari 102/100.000 Kematian semakin banyak di RS Masih banyak RS yang disebut sebagai RS PONEK tetapi belum mampu 100%. Jumlah yang mampu PONEK baru 15% (evaluasi input) walaupun tim sudah mengikuti pelatihannya. 4

Standar Pelayanan PONEK di Rumahsakit Upaya pelayanan PONEK: Stabilisasi di IGD dan persiapan untuk pengobatan definitif Penanganan kasus gawat darurat oleh tim PONEK Penanganan operatif cepat dan tepat meliputi laparatomi dan sectio caesar Perawatan intensif ibu dan bayi Pelayanan asuhan ante natal risiko tinggi Pelayanan PONEK Rumahsakit kelas C vs kelas B No Rumah Sakit Kelas C Rumah Sakit Kelas B 1 Maternal neonatal fisiologis Maternal neonatal fisiologis 2 Maternal neonatal risiko tinggi Maternal neonatal risiko tinggi 3 Neonatal Neonatal 4 Ginekologis Ginekologis 5 HCU dan transfusi darah Intensif neonatal 6 Penunjang medik: pelayanan darah, perawatan intensif, pencitraan, laboratorium Penunjang medik: pelayanan darah, perawatan intensif, pencitraan, laboratorium 5

Pemikiran Kritis: Apakah ada sesuatu yang salah dalam rujukan KIA? Apakah PONEK di RS perlu diintervensi dengan lebih baik? 6

Motode analisis: Menggunakan model sense making Identifikasi situasi Pemahaman akan situasi, termasuk aspek masa lalu Menafsirkan Melakukan usulan yang visioner dan logis sebagai respon dari penafsiran. Visi yang menjadi usulan ini merupakan hipotesis untuk perbaikan 7

Visi Di sebuah Kabupaten diharapkan minimal ada satu RS yang PONEK 100%, termasuk operasi cito dalam waktu 30 menit. Yang tidak memenuhi syarat ini tidak bisa disebut sebagai RS PONEK. Untuk memenuhi Cito 30 menit di masa mendatang harus ada Jaga On site 24 jam. Dokter Jaga on site harus kompeten untuk emergency termasuk Bedah SC. Dalam sistem rujukan emergency KIA, RS ini merupakan yang tertinggi (tidak boleh merujuk ke tempat lain) Ibu ibu hamil risiko tinggi harus ditangani di RS ini 8

Hipotesis Jika Visi tersebut terwujud, angka kematian ibu dan anak akan menurun 9

Model Konseptual Tiap kabupaten/kota harus mempunyai minimal satu rumahsakit PONEK: Tersedianya pelayanan PONEK menjadi tanggung jawab bersama Pemerintah Daerah, Dinas Kesehatan Kabupaten bersama seluruh rumahsakit yang ada (swasta dan pemerintah) di Kabupaten tersebut Tersedia Pelayanan 24 jam (baik pelayanan kebidanan dan neonatal, maupun pelayanan penunjang) Dokter spesialis kebidanan on site (24 jam) Kasus kebidanan dan ginekologis yang berisiko harus dirujuk ke Rumahsakit PONEK Rumahsakit bukan PONEK jika tidak mempunyai kemampuan untuk menangani harus merujuk ke rumahsakit PONEK 10

Pertanyaan: Apakah pewujudan Visi ini merupakan hal yang mutahil? Mengapa mustahil? Harus ada dokter obsgin/residen/dokter umum kompeten SC 24 jam di sebuah RS. Harus ada penataan jalur rujukan dari RB, Bidan, RS Swasta ke RS rujukan tertinggi Apakah ada instrumen regulasi yang bisa memaksakan terwujudnya visi ini? Apakah regulasi yang ada dapat mendukung atau menentang visi ini. Apakah ada dananya? 11

Apa syarat syarat supaya Visi ini dapat terwujud dengan baik 1. Regulasi 2. Pembagian kewenangan lembaga dan profesional 3. Komitmen dari pelaku: SpOG, Perawat, Bidan, Dir RS, KaDinKes, dll 4. Pendanaan 5. Sistem Informasi yang seimbang ke semua pihak (termasuk masyarakat) 6.... 12

Apa yang ada saat ini & apa yang diharapkan ada untuk mewujudkan visi tersebut? 1. Regulasi 2. Model 3. Dana 13

1. Regulasi (Teerawattananon, Tangcharoensathien, Tantivess, Mills, 2002 ) Regulator Upaya Regulasi Pelayanan Kesehatan 14

PONEK dan Rantai Efek Peningkatan Mutu Obsgin Direktur RS Kepmenkes Kadinkes 15

16

Bentuk Regulasi Pelayanan Persalinan saat ini PONEK bukansatu satunya Upaya regulasi: Perijinan (sarana, petugas), Bidan Desa, Edukasi masyarakat (misal Suami Siaga), Jampersal Upaya peningkatan mutu: Quality Assurance, Akreditasi RS, Akreditasi Medik Dasar Akreditasi Puskesmas Akreditasi Pelayanan Persalinan (sedang dikembankan di Jawa Barat), ISO 9000, Bidan Delima, RS Sayang Ibu Bayi Standar terkait persalinan: 81 dokumen; Minimumoptimum; Clinical guidelines manajemen regulasi; Inputproses output; Persalinan normal tindakan; Primary care 2 nd 3 rd ; Nasional Internasional 17

Regulator PONEK 24 Jam di RS Kemenkes: Pengaturan sumber daya (dana) Dana pelatihan PONEK Dana sarana, pra sarana dan pengadaan alat untuk RS dengan kriteria tertentu berhak mendapatkan DAK (Juknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan, 2010) Himbauan (?): Pemda mengalokasikan Dana Dekon untuk pelatihan tim PONEK POGI (JNPK KR): Narasumber/pelatih tehnis 18

Evaluasi 1: Upaya regulasi Belum ada penjelasan posisi/keterkaitan isi Kepmenkes 1051 tahun 2008 terhadap: Upaya regulasi pelayanan persalinan lain Upaya peningkatan mutu lain (terbatas pada AMP dan RS Sayang Ibu dan Bayi) Dokumen dokumen terkait regulasi pelayanan persalinan 19

Evaluasi 2: Regulator (pemerintah) Belum ada penjelasan detail mengenai pengelolaan sumber daya lain Dana: masih terbatas untuk pelatihan, untuk sarana, praprasarana, alat hanya dari DAK yang terbatas dan himbauan dari Dekon. SK/PERDA: bentuk spesifik, contoh, dukungan tim penyusun, naskah akademik SDM (dokter spesialis): mekanisme rekruitmen, pelatihan, insentif Informasi: untuk sistem PONEK secara menyeluruh maupun intra RS Lembaga mitra: kebutuhan lembaga independen untuk fasilitator dan assessor 20

Evaluasi 3: Regulator (org profesi) Belum ada penjelasan mengenai delegasi wewenang ke organisasi profesi Pelatih: apakah hanya oleh JNPK KR Clinical guideline: penyusun, distribusi, biaya Clinical previlege: spesialis atau spesialis oid? 21

Evaluasi 4: Regulator (asuransi) Belum ada peran lembaga pembiayaan dalam PONEK Untuk mendukung pemenuhan standar PONEK Penetapan provider untuk PONEK Penetapan tarif PONEK 22

Evaluasi 5: Regulator (LSM/Masy) Belum ada peran perwakilan masyarakat dalam PONEK Mekanisme penyebaran informasi fasilitas PONEK Mekanisme komplain 23

Apa yang harus ada dalam Model Regulasi PONEK 24 Jam di RS Hanya ada 1 macam sertifikasi PONEK untuk seluruh jenis/tipe RS Sertifikasi pengakuan dan pemberian kewenangan kepada suatu RS untuk melakukan PONEK 24 jam RS tanpa sertifikasi ini tidak boleh memberikan pelayanan PONEK 24

Usulan model regulasi Sertifikasi diberikan bila RS telah: Memenuhi standar perijiinan RS Memenuhi standar akreditasi 5 dasar pelayanan+ pelayanan obstetri dan perinatal resiko tinggi Menjalankan AMP Memenuhi standar RS sayang ibu dan bayi Memenuhi standar PONEK Penilaian sertifikasi oleh lembaga independen 25

Usulan Model Regulasi Keuntungan RS dengan sertifikat PONEK Dapat memberikan pelayanan PONEK Dapat mendapatkan dana DAK dan atau Dekon untuk maintenance standar PONEK Dapat mendapatkan dana APBD untuk insentif dokter PONEK Dapat bekerjasama dengan lembaga pembiayaan/asuransi untuk PONEK 26

Usulan Model Regulasi Dinkes Kab/Kota harus: Memastikan paling sedikit terdapat 1 RS PONEK di wilayahnya (atau lebih tergantung kondisi geografis) Mengalokasikan dana untuk persiapan dan pelaksanaan PONEK: Pengadaan sarana, pra sarana, alat (perlu ada perhitungan) Rekruitmen dan pelatihan SDM (perlu ada perhitungan) Insentif SDM (misalnya dokter Obsgin Rp1juta/hari jaga = Rp. 365jt/tahun Mengusulkan dokumen regulasi dalam bentuk SK Bupati/Walikota (perlu ada templete) 27

Usulan Model Regulasi Organisasi profesi (POGI, IDAI, Anestesi, PPNI, IBI) ditingkat daerah harus: Telah mengikuti TOT PONEK dan dapat menjadi pelatih dan fasilitator untuk daerahnya Dapat menyediakan clinical guidelines yang mudah diakses Mengeluarkan surat rekomendasi untuk dokter yang bersedia bekerja di RS PONEK Mengeluarkan clinical previlage bila dibutuhkan 28

Usulan Model Regulasi Organisasi lembaga (PERSI, ARSADA) ditingkat daerah harus: Mendorong RS mendapatkan sertifikasi PONEK Mengkoordinir antar RS untuk melakukan kerjasama PONEK Memfasilitasi pelaksanaan pelatihan manajemen, informasi dan kontent PONEK 29

Usulan Model Regulasi Lembaga pembiayaan (Askes, Jamkesnas, Jamkesda, Jampersal) daerah harus: Mengalokasikan dana pemenuhan standar PONEK Hanya bekerjasama dengan RS dengan sertifikasi PONEK untuk pelayanan PONEK Menetapkan tarif untuk PONEK diatas dari unit cost RS 30

Usulan Model Regulasi LSM bidang kesehatan (Masyarakat Peduli Kesehatan, Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan, dsb) harus: Menyusun daftar RS PONEK dan mensosialisasikan kepada masyarakat Menyusun prosedur mendapatkan pelayanan PONEK Turut berpartisipasi menginformasikan kepada seluruh jejaring rujukan PONEK Turut berpartisipasi mengevaluasi dan mengatasi masalah pelaksanaan PONEK 31

2. Pendanaan: Apa yang ada saat ini: Pemerintah: APBN (TP, DAU), APBD (DAK untuk peralatan) Swasta: Pembayaran dari Masyarakat, Sumbangan perusahaan.dll Yang ada saat ini sebagian besar untuk peralatan dan fasilitas fisik dan pelatihan/ Tidak ada untuk insentif jaga, kecuali jasa medik. 32

Apa yang diharapkan ada dari aspek pendanaan untuk mewujudkan visi tersebut? Pendanaan untuk insentif jaga SDM. Berapa? Apakah insentif (di luar jasa medis),misal 1 juta rupiah permalam bisa menarik para spesialis untuk jaga malam. Cukup tidak? Atau untuk insentif Dr Umum di RS yang kompeten? Dari mana sumbernya? Apakah bisa insentif diberikan ke residen atau SpOG swasta yang diperbantukan. Pendanaan untuk pengembangan pendidikan dan pelatihan 33

Catatan tentang jaga on site: Apabila 1 hari (2 shift a 1 juta), maka harus ada dana 2 x Rp 360 juta pertahun. Biaya lain2 misal Rp 280 juta. Total 1 milyar setahun. Target mengurangi angka kematian dari misal 10 menjadi 5. Biaya untuk menyelamatkan satu kematian ibu bisa Rp 200 juta. Apakah mahal? 34

Darimana Sumber Dana? APBN APBD Dana masyarakat bagi yang sudah BLU. 35

Diskusi: mohon para pembahas menyatakan: Apakah pemikiran ini masuk akal dan dapat operasional? Jika tidak masuk akal, apakah ada cara lain untuk mengurangi angka kematian ibu di Jawa Tengah. 36

Terimakasih 37