Karakteristik Arang Aktif dari Tempurung Kelapa dengan Pengaktivasi H2SO4 Variasi Suhu dan Waktu

dokumen-dokumen yang mirip
Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN: X

PENGARUH BAHAN AKTIVATOR PADA PEMBUATAN KARBON AKTIF TEMPURUNG KELAPA

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI LIMBAH KULIT SINGKONG DENGAN MENGGUNAKAN FURNACE

Hafnida Hasni Harahap, Usman Malik, Rahmi Dewi

PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI KULIT KACANG TANAH (Arachis hypogaea) DENGAN AKTIVATOR ASAM SULFAT

PEMBUATAN DAN KUALITAS ARANG AKTIF DARI SERBUK GERGAJIAN KAYU JATI

HASIL DAN PEMBAHASAN. = AA diimpregnasi ZnCl 2 5% selama 24 jam. AZT2.5 = AA diimpregnasi ZnCl 2 5% selama 24 jam +

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KARAKTERISASI SEMI KOKAS DAN ANALISA BILANGAN IODIN PADA PEMBUATAN KARBON AKTIF TANAH GAMBUT MENGGUNAKAN AKTIVASI H 2 0

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN :

BAB II LANDASAN TEORI. (Balai Penelitian dan Pengembangan Industri, 1984). 3. Arang gula (sugar charcoal) didapatkan dari hasil penyulingan gula.

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMBUATAAN ARANG AKTIF DARI KULIT PISANG DENGAN AKTIVATOR KOH DAN APLIKASINYA TERHADAP ADSORPSI LOGAM Fe

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN NaOH PADA KARBON AKTIF TEMPURUNG KELAPA UNTUK ADSORPSI LOGAM Cu 2+

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Pemanfaatan Kulit Singkong Sebagai Bahan Baku Karbon Aktif

ITM-05: PENGARUH TEMPERATUR PENGERINGAN PADA AKTIVASI ARANG TEMPURUNG KELAPA DENGAN ASAM KLORIDA DAN ASAM FOSFAT UNTUK PENYARINGAN AIR KERUH

DAUR ULANG LIMBAH HASIL INDUSTRI GULA (AMPAS TEBU / BAGASSE) DENGAN PROSES KARBONISASI SEBAGAI ARANG AKTIF

BAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013).

ANALISA PROKSIMAT TERHADAP PEMANFAATAN LIMBAH KULIT DURIAN DAN KULIT PISANG SEBAGAI BRIKET BIOARANG

Keywords : activated charcoal, rice hurks, cadmium metal.

PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI MENJADI BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DENGAN PROSES KARBONISASI DAN NON-KARBONISASI

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KARBON AKTIF DARI TEMPURUNG KELUWAK (Pangium edule) DENGAN AKTIVATOR H 3 PO 4

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pemanfaatan Kulit Singkong sebagai Bahan Baku Karbon Aktif

ACTIVATED CARBON PRODUCTION FROM COCONUT SHELL WITH (NH 4 )HCO 3 ACTIVATOR AS AN ADSORBENT IN VIRGIN COCONUT OIL PURIFICATION ABSTRACT

PENGARUH SUHU AKTIVASI TERHADAP DAYA SERAP KARBON AKTIF KULIT KEMIRI

BAB I PENGANTAR. Prarancangan Pabrik Karbon Aktif dari BFA dengan Aktifasi Kimia Menggunakan KOH Kapasitas Ton/Tahun. A.

PENGARUH WAKTU DAN SUHU PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI TEMPURUNG KELAPA SEBAGAI UPAYA PEMANFAATAN LIMBAH DENGAN SUHU TINGGI SECARA PIROLISIS

PENGARUH SUHU, KONSENTRASI ZAT AKTIVATOR DAN WAKTU AKTIVASI TERHADAP DAYA SERAP KARBON AKTIF DARI TEMPURUNG KEMIRI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Preparasi Awal Bahan Dasar Karbon Aktif dari Tempurung Kelapa dan Batu Bara

STUDI PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI TIGA JENIS ARANG PRODUK AGROFORESTRY DESA NGLANGGERAN, PATUK, GUNUNG KIDUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PENDAHULUAN

Karakterisasi Biobriket Campuran Kulit Kemiri Dan Cangkang Kemiri

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) F-116

PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI KULIT DURIAN SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA DARI LIMBAH CAIR TENUN SONGKET DENGAN AKTIVATOR NaOH

ANALISA NILAI KALOR BRIKET DARI CAMPURAN AMPAS TEBU DAN BIJI BUAH KEPUH

Prarancangan Pabrik Karbon Aktif Grade Industri Dari Tempurung Kelapa dengan Kapasitas 4000 ton/tahun BAB I PENGANTAR

(Experimental Study on the Effectiveness of Liquid Waste Absorption Using Mesh-80 Active Charcoal Made from Teak Wood Saw Scratches) ABSTRACT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Nilai densitas pada briket arang Ampas Tebu. Nilai Densitas Pada Masing-masing Variasi Tekanan Pembriketan

BioLink Jurnal Biologi Lingkungan, Industri, Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI KULIT KAYU GELAM (Melaleuca leucadendron) YANG BERASAL DARI TANJUNG API-API SUMATERA SELATAN

Pengaruh Temperatur terhadap Adsorbsi Karbon Aktif Berbentuk Pelet Untuk Aplikasi Filter Air

PENGARUH JUMLAH UMPAN TERHADAP WAKTU TINGGAL DAN MUTU KARBON AKTIF DARI SEMIKOKAS AIR LAYA

Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(1): ISSN: Maret 2014

PEMBUATAN DAN PEMANFAATAN ARANG AKTIF DARI TEMPURUNG BUAH LONTAR (Borassus flabellifer Linn.) SEBAGAI ABSORBEN LIMBAH BATIK KAYU

RANCANG BANGUN ALAT PENCETAK BRIKET ARANG PADA PEMANFAATAN LIMBAH CANGKANG BIJI BUAH KARET

ARANG AKTIF DARI AMPAS TEBU SEBAGAI ADSORBEN PADA PEMURNIAN MINYAK GORENG BEKAS RIA WIJAYANTI

Pembuatan Arang Aktif dari Limbah kulit Coklat ( Theobroma cacao L ) dengan Aktivator HCl dan NaOH

PEMANFAATAN LIMBAH DAUN DAN RANTING PENYULINGAN MINYAK KAYU PUTIH (Melaleuca cajuputi Powell) UNTUK PEMBUATAN ARANG AKTIF

KARAKTERISTIK CAMPURAN BATUBARA DAN VARIASI ARANG SERBUK GERGAJI DENGAN PENAMBAHAN ARANG TEMPURUNG KELAPA DALAM PEMBUATAN BRIKET

BAB I PENDAHULUAN. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SKRIPSI AGUS NINGSIH

LAMPIRAN A DATA DAN PERHITUNGAN. Berat Sampel (gram) W 1 (gram)

ANALISA KUALITAS BRIKET ARANG KULIT DURIAN DENGAN CAMPURAN KULIT PISANG PADA BERBAGAI KOMPOSISI SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

PEMANFAATAN LIMBAH PADAT HASIL HIDROLISIS DARI KULIT SINGKONG MENJADI BIOBRIKET

KARAKTERISTIK BRIKET BIOARANG LIMBAH PISANG DENGAN PEREKAT TEPUNG SAGU

ADSORPSI Pb 2+ OLEH ARANG AKTIF SABUT SIWALAN (Borassus flabellifer)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

JURNAL REKAYASA PROSES. Kinetika Adsorpsi Nikel (II) dalam Larutan Aqueous dengan Karbon Aktif Arang Tempurung Kelapa

Pemanfaatan Biomaterial Berbasis Selulosa (TKS dan Serbuk Gergaji) Sebagai Adsorben Untuk Penyisihan Ion Krom dan Tembaga Dalam Air

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

Prosiding Seminar Nasional XII Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT PISANG KEPOK (MUSA ACUMINATE L) SEBAGAI KARBON AKTIF YANG TERAKTIVASI H 2 SO 4

PENDAHULUAN. Latar Belakang. meningkat. Peningkatan tersebut disebabkan karena banyak industri yang

LAPORAN AKHIR PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU DENGAN MENGGUNAKAN KARBON AKTIF BERBASIS CANGKANG DAN LUMPUR SAWIT

POTENSI ARANG AKTIF CANGKANG BUNGA PINUS SEBAGAI ADSORBEN ION KADMIUM (II) DAN TIMBAL (II) DENGAN AKTIVATOR H2SO4 DALAM LARUTAN

PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI KULIT DURIAN SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA DARI LIMBAH CAIR TENUN SONGKET DENGAN AKTIVATOR KOH

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Secara umum ketergantungan manusia akan kebutuhan bahan bakar

KARAKTERISTIK ARANG AKTIF TEMPURUNG BIJI. NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum Linn)

UJI DAYA SERAP ARANG AKTIF DARI KAYU MANGROVE TERHADAP LOGAM Pb DAN Cu

Oleh/By: Djeni Hendra ABSTRACT. This topic pertains to the experiment results of activated charcoal manufacture

ADSORPSI LOGAM KADMIUM (Cd) OLEH ARANG AKTIF DARI TEMPURUNG AREN (Arenga pinnata) DENGAN AKTIVATOR HCl

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

OPTIMASI PROSES PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI AMPAS BUBUK KOPI MENGGUNAKAN AKTIVATOR ZnCl2

KAJIAN AKTIVASI ARANG AKTIF BIJI ASAM JAWA (Tamarindus indica Linn.) MENGGUNAKAN AKTIVATOR H 3 PO 4 PADA PENYERAPAN LOGAM TIMBAL

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 7. Hasil Analisis Karakterisasi Arang Aktif

BAB III. METODE PENELITIAN

UJI COBA PENJERNIHAN DAN PENGHILANGAN BAU LIMBAH TAPIOKA DENGAN MENGGUNAKAN ARANG AKTIF DARI TEMPURUNG KELAPA (STUDI AKTIVASI DENGAN PENGASAMAN)

PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI TEMPURUNG KELAPA SAWIT DENGAN METODE AKTIVASI KIMIA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. coba untuk penentuan daya serap dari arang aktif. Sampel buatan adalah larutan

I. PENDAHULUAN. aktifitas yang diluar kemampuan manusia. Umumnya mesin merupakan suatu alat

PEMANFAATAN TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT UNTUK PRODUKSI KARBON AKTIF DENGAN AKTIVASI KIMIA

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT PISANG SEBAGAI KARBON AKTIF

PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI CANGKANG BUAH KARET UNTUK ADSORPSI ION BESI (II) DALAM LARUTAN

PENGARUH WAKTU IRADIASI GELOMBANG MIKRO TERHADAP KUALITAS KARBON AKTIF DARI KAYU EUCALYPTUS PELLITA SEBAGAI ADSORBEN. Fitri, Rakhmawati Farma

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT PISANG SEBAGAI KARBON AKTIF

BRIKET ARANG DARI SERBUK GERGAJIAN KAYU MERANTI DAN ARANG KAYU GALAM

RANCANG BANGUN TUNGKU PIROLISA UNTUK MEMBUAT KARBON AKTIF DENGAN BAHAN BAKU CANGKANG KELAPA SAWIT KAPASITAS 10 KG

BAB III METODE PENELITIAN

Mengapa Air Sangat Penting?

Briket dari Char Hasil Pirolisa Tempurung Kelapa (Coconut Shells)

PERBAIKAN MUTU FRAKSI KEROSIN MELALUI PROSES ADSORPSI OLEH KARBON AKTIF

PROSES AKTIVASI ARANG AKTIF DARI CANGKANG KEMIRI (Aleurites moluccana) DENGAN VARIASI JENIS DAN KONSENTRASI AKTIVATOR KIMIA

besarnya polaritas zeolit alam agar dapat (CO) dan hidrokarbon (HC)?

LEMBAR ABSTRAK. Jurnal Penelitian Hasil Hutan

PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI ARANG SISA PEMBUATAN ASAP CAIR CANGKANG KELAPA SAWIT DENGAN METODE AKTIFASI KIMIA-FISIKA

Transkripsi:

Karakteristik Arang Aktif dari Tempurung Kelapa dengan Pengaktivasi H2SO4 Variasi Suhu dan Waktu Siti Jamilatun 1, Siti Salamah 1, Intan Dwi Isparulita 1,* 1 Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Jl.Prof. Dr.Soepomo, Janturan, Yogyakarta, Telp.(0274)379418/381523, Fax (0274) 381523 *email: intandwi321@gmail.com Abstract Activated charcoal is charcoal that has activated for increasing its surface area by opening the pores so that increase the adsorption power. The surface area of the activated charcoal is between 300 and 3500 m 2 /g. Adsorption power from activated charcoal is very large, i.e. ¼ to 10 times the weight of activated charcoal. Activated charcoal is a good adsorbent for the adsorption of gases, liquids, and solution. Characteristics of activated charcoal which are moisture content, ash content, and absorption of the iodine. Manufacture of activated charcoal begins with soaking for 24 hours using 2N H 2SO 4 solution, after it was drained and then roasted to remove the remaining water. Moisture content test was doing by weighing 1 gram of activated charcoal and then put it ini the oven at 105-110 0 C temperature for 120 minutes. Ash content test was by weighing 1 gram of activated charcoal and put in the furnace at a temperature of 500 0 C for 30 minutes, raise the temperature to 815 0 C for 90 minutes. Determination of the absorption of iodine is to weigh approximately 0.5 gram of activated charcoal and mix with 50 ml of iodine solution 0,1 N. Shake it for 15 minutes. Take 10 ml of the sample solution and titrate with natrim thio sulfate solution 0.1 N. Adding amylum solution of 1% as an indicator to the titration result becomes colorless. Pada penelitian ini dihasilkan kondisi optimum pada suhu pengovenan 1000 o C selama 60 menit. Arang aktif yang didapatkan pada kondisi ini memiliki kemampuan adsorbsi yang baik dengan kadar penyerapan iod yang tinggi sebesar 529,94 mg I 2/gram arang. In this research produced the optimum conditions of oven temperature 1000 0 C for 60 minutes. Activated charcoal obtained under these conditions has a good adsorption capability with high levels of iodine absorption of 529.94 mg I 2/g charcoal. Keywords: Coconut shell, activated carbon, activation, characteristic Pendahuluan Arang merupakan suatu padatan berpori yang mengandung 85-95% karbon, dihasilkan dari bahanbahan yang mengandung karbon dengan pemanasan pada suhu tinggi. Daya serap ditentukan oleh luas permukaan partikel dan kemampuan ini dapat menjadi lebih tinggi jika terhadap arang tersebut dilakukan aktivasi dengan bahan-bahan kimia ataupun dengan pemanasan pada suhu tinggi. Arang akan mengalami perubahan sifat-sifat fisika dan kimia. Arang yang ini disebut sebagai arang aktif [1]. Arang aktif merupakan senyawa karbon amorph, yang dapat dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon atau dari arang yang diperlakukan dengan cara khusus untuk mendapatkan permukaan yang lebih luas. Luas permukaan arang aktif berkisar antara 300-3500 m 2 /gram. Aplikasi komersial arang aktif dapat digunakan sebagai penghilang bau dan resin, penyulingan bahan mentah, pemurnian air limbah, penjernih air dan sebagainya. Arang aktif diperoleh dengan proses aktivasi. Proses aktivasi merupakan proses untuk menghilangkan hidrokarbon yang melapisi permukaan arang sehingga dapat meningkatkan porositas karbon [1,2]. Aktivasi arang aktif dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu proses aktivasi secara fisik dan proses aktivasi kimia. Prinsip aktivasi fisik adalah pemberian uap air atau gas CO 2 kepada arang yang telah dipanaskan. Prinsip aktivasi kimia ialah perendaman arang dalam senyawa kimia sebelum dipanaskan. Pada penelitian ini digunakan larutan H 2SO 4 sebagai aktivatornya. Hal ini dikarenakan asam sulfat lebih mudah didapatkan dan memiliki sifat kimia yang lebih stabil daripada larutan pengaktivasi yang lain. 13

Tinjauan Pustaka Pembuatan Arang Tempurung Kelapa Pembuatan arang dari tempurung kelapa dengan teknologi pirolisis. Teknologi pirolisis yaitu pembakaran biomassa pada kondisi tanpa oksigen. Tujuannya adalah melepaskan zat terbang (volatile matter) yang terkandung pada biomassa. Secara umum kandungan zat terbang dalam biomassa cukup tinggi. Produk proses pirolisis ini berbentuk cair, gas, dan padat. Produk padat dari proses ini berupa arang (char) yang kemudian disebut karbonisasi. Karbonisasi biomassa atau yang lebih dikenal dengan pengarangan adalah suatu proses untuk menaikkan nilai kalor biomassa dan dihasilkan pembakaran yang bersih dengan sedikit asap. Hasil karbonisasi adalah berupa arang yang tersusun atas karbon dan berwarna hitam. Prinsip proses karbonisasi adalah pembakaran biomassa tanpa adanya kehadiran oksigen. Sehingga yang terlepas hanya bagian volatile matter, sedangkan karbonnya tetap tinggal di dalamnya. Temperatur karbonisasi akan sangat berpengaruh terhadap arang yang dihasilkan sehingga penentuan temperatur yang tepat akan menentukan kualitas arang. Sedikit banyaknya arang yang dihasilkan bergantung pada komposisi awal biomassa. Semakin banyak kandungan volatile matter maka semakin sedikit arang yang dihasilkan karena banyak bagian yang terlepas ke udara. Penentuan komposisi awal biomassa dilakukan dengan uji analisis pendekatan (proximate analysis). Pembuatan Arang Aktif Arang aktif dapat dibuat dari bahan yang mengandung karbon. Tulang, kulit biji, kayu keras dan lunak, kulit kayu, tongkol jagung, serbuk gergaji, sekam padi, dan tempurung kelapa ialah beberapa contoh yang umum digunakan [3]. Pembuatan arang aktif mencakup dua tahapan utama, yaitu proses karbonisasi bahan baku dan proses aktivasi bahan terkarbonisasi tersebut pada suhu lebih tinggi. Karbonisasi merupakan proses penguraian selulosa organik menjadi unsur karbon dengan disertai pengeluaran unsurunsur non-karbon, yang berlangsung pada suhu sekitar 600-700 0 C [4]. Proses aktivasi merupakan proses untuk menghilangkan hidrokarbon yang melapisi permukaan arang sehingga dapat meningkatkan porositas karbon [2]. Aktivasi arang aktif dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu proses aktivasi secara fisik dan proses aktivasi kimia. Prinsip aktivasi fisik adalah pemberian uap air atau gas CO 2 kepada arang yang telah dipanaskan. Prinsip aktivasi kimia ialah perendaman arang dalam senyawa kimia sebelum dipanaskan, diharapkan bahan pengaktif masuk di antara sela-sela lapisan heksagonal arang aktif dan selanjutnya membuka permukaan yang tertutup. Bahan-bahan kimia yang dapat digunakan antara lain H 3PO 4, ZnCl 2, NH 4Cl, AlCl 3, HNO 3, KOH, NaOH, H 3BO 3, KMnO 4, SO 2, H 2SO 4, K 2S, CaCl 2, dan MgCl 2 [4,5]. Metode Penelitian Bahan dan Alat Bahan yang diguanakan dalam penelitian ini adalah: Tempurung kelapa, H 2SO 4, K 2Cr 2O 7, Na 2S 2O 3, Aquadest, KI, I 2, Amylum, Kertas saring, Air Keterangan: 3 1. Gelas beaker 2 2. Arang 1 3. Larutan H 2SO 4 Gambar 1. Rangkaian alat aktivasi arang aktif 14

Hasil dan Pembahasan Tabel 1. Hubungan suhu pengovenan, waktu pengovenan dengan kadar air, kadar abu dan kadar iod No. Suhu Pengovenan Waktu Kadar Air Kadar Abu Kadar Iod ( o C) (menit) (%) (%) (mg I 2/g arang) 1. 500 45 5,7905 1,435 189,32 2. 600 45 5,6594 1,6577 194,92 3. 700 45 4,2348 2,5785 201,57 4. 800 45 4,0908 3,2821 223,84 5. 900 45 6,2727 3,5414 253,89 6. 1000 45 6,5169 4,7523 291,11 7. 500 60 4,3103 4,918 329,53 8. 600 60 5,6036 9,2593 334,56 9. 700 60 6,8252 10,989 377,66 10. 800 60 8,0818 17,6471 415,73 11. 900 60 8,6725 20,7879 447,25 12. 1000 60 8,7861 28,7921 529,94 Hubungan antara Berat Awal Arang Aktif Sebelum dan Sesudah Pengovenan dengan Variasi Suhu Pengovenan. Pada waktu 45 menit. Gambar 2. Grafik Hubungan antara Berat Awal dan Berat Akhir dengan Waktu 45 Menit. Penetapan kadar zat mudah menguap bertujuan mengetahui jumlah zat atau senyawa yang belum menguap pada proses karbonisasi dan aktivasi. Besarnya kadar zat mudah menguap mengarah kepada kemampuan daya serap arang aktif. Kadar zat mudah menguap yang tinggi akan mengurangi daya jerap arang aktif tersebut. Kadar zat mudah menguap arang aktif yang dibuat berkisar antara 14,2%-26,5%. Hampir semua nilai tersebut telah memenuhi Standar Indonesia [6] yaitu kurang dari 25%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis bahan baku, bentuk bahan baku (serbuk atau granulat), konsentrasi H 2SO 4 dan lamanya aktivasi berpengaruh terhadap kadar zat mudah menguap. Hampir semua data menurun setelah peningkatan suhu dan waktu. Teori kinetika menyebutkan bahwa semakin tinggi suhu reaksi maka laju reaksi akan bertambah cepat. Peningkatan suhu akan mempercepat laju reaksi antara karbon dan uap air sehingga banyak karbon yang terkonversi menjadi H 2O dan CO 2 dan semakin sedikit karbon yang tersisa. Hal ini mengakibatkan randemen rendah [7]. Sehingga waktu pengovenan cenderung lebih singkat karena disebabkan oleh proses pembakaran yang dilakukan didalam furnace dengan suhu yang relatif tinggi. Semakin lama waktu pengovenan dan suhu pengovenan berbanding lurus dengan berat akhir sampel arang yang dihasilkan. Bahwa semakin tinggi suhunya maka banyak sampel arang yang berubah menjadi abu 15

Pada waktu 60 menit Gambar 3. Grafik Hubungan antara Berat Awal dan Berat Akhir dengan Waktu 60 Menit. Dari grafik pada gambar 3 diatas dapat diketahui hubungan antara waktu pengovenan dengan suhu pengovenan. Waktu pirolisis cenderung lebih singkat karena disebabkan oleh proses pengovenan yang dilakukan di dalam furnace. Semakin lama waktu pengovenan dan suhu pengovenan maka sebanding dengan banyaknya sampel arang yang menjadi abu. Hubungan antara Kadar Air Pada Arang Aktif Dengan Variasi Suhu Pengovenan Pada waktu 45 menit Gambar 4. Grafik Hubungan antara Kadar Air pada Arang Aktif dan Suhu Pengovenan dengan Waktu 45 menit. Penetapan kadar air arang aktif bertujuan untuk mengetahui sifat higroskopis arang aktif. Perhitungan kadar air arang aktif ini didasarkan pada bobot kering oven arang aktif. Kadar air arang aktif yang diperoleh berkisar antara 4%-6%. Nilai ini memenuhi persyaratan Standar Indonesia [6], yaitu kurang dari 15%. Menurut Pari [3] bahwa bahan pengaktif yang bersifat higroskopis dapat menurunkan kadar air. Hal ini berarti semakin tinggi suhu pengovenan maka kadar air yang didapatkan semakin tinggi dan akan konstan apabila seluruh airnya sudah teruapkan. 16

Pada waktu 60 menit Gambar 5. Grafik Hubungan antara Kadar Air Pada Arang Aktif dan Suhu Pengovenan dengan Waktu 60 menit. Dari grafik pada gambar 5 diatas dapat diketahui bahwa kadar air sampel dipengaruhi oleh suhu pengovenan sampel dan waktu pengovenan sampel. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi suhu pengovenan maka kadar air yang didapatkan semakin tinggi dan akan konstan apabila seluruh airnya sudah teruapkan. Hubungan antara Kadar Abu Pada Arang Aktif Dengan Variasi Suhu Pengovenan. Pada waktu 45 menit. Gambar 6. Grafik Hubungan antara Kadar Abu Pada Arang Aktif dan Suhu Pengovenan dengan Waktu 45 menit. Penetapan kadar abu bertujuan menentukan kandungan oksida logam dalam arang aktif. Bahan kimia pengaktivasi berpengaruh terhadap kadar abu dari arang aktif. Pernyataan ini berdasarkan analisis ragam yang menunjukkan bahwa suhu, konsentrasi, dan waktu aktivasi serta interaksi antara suhu, waktu aktivasi, dan konsentrasi berpengaruh nyata terhadap kadar abu arang aktif. Menurut Pari [3] penyebab tingginya kadar abu arang aktif adalah karena terjadi proses oksidasi. Besarnya nilai kadar abu dapat mempengaruhi daya jerap arang aktif tersebut, baik pada gas maupun larutan karena kandungan mineral yang terapat dalam abu seperti kalsium, kalium, magnesium, dan natrium akan menyebar dalam kisi-kisi arang aktif. Hal ini berarti semakin tinggi suhu pengovenan maka kadar abu yang didapatkan semakin tinggi, karena pengovenan dilakukan didalam furnace dengan suhu dan tekanan yang terjaga. 17

Pada waktu 60 menit. Gambar 7. Grafik Hubungan antara Kadar Abu Pada Arang Aktif Dan Suhu Pengovenan dengan Waktu 60 menit. Dari grafik pada gambar 7 di atas dapat diketahui bahwa kadar abu sampel dipengaruhi oleh suhu pengovenan sampel dan waktu pengovenan sampel. Hal ini dapat diambil kesimpulan bahwa semakin tinggi suhu pengovenan maka kadar abu yang didapatkan semakin tinggi, karena pengovenan dilakukan didalam furnace dengan suhu dan tekanan yang terjaga. Hubungan antara Suhu Pengovenan dan Kadar Iod dalam Arang Aktif. Pada waktu 45 menit Gambar 8. Grafik Hubungan antara Suhu Pengovenan dan Kadar Iod dalam Arang Aktif dengan Suhu Pengovenan 45 Menit. Penetapan daya jerap arang aktif terhadap iodin merupakan persyaratan umum untuk menilai kualitas arang aktif. Daya jerap iodin arang aktif berkisar antara 359,5%-1050,5%, nilai ini telah memenuhi Standar Indonesia [6]. Berdasarkan hasil analisis ragam didapatkan bahwa perlakuan suhu, lama aktivasi, dan konsentrasi serta interaksi berpengaruh nyata terhadap daya jerap iodin arang aktif. Hal ini berarti semakin tinggi suhu pengovenan maka kadar penyerapan iod (mg Iod/gram arang) yang didapatkan semakin tinggi. Dengan semakin tinggi kadar penyerapan iod sampel arang maka arang aktif semakin baik digunakan untuk mengadsorbsi (adsorben) [8]. 18

Pada waktu 60 menit. Gambar 9. Grafik Hubungan antara Suhu Pengovenan dan Kadar Iod dalam Arang Aktif dengan Suhu Pengovenan 60 Menit. Dari grafik pada gambar 9 diatas dapat diketahui bahwa kadar penyerapan iod sampel dipengaruhi oleh suhu pengovenan sampel dan waktu pengovenan sampel. Hal ini berarti semakin tinggi suhu pengovenan maka kadar penyerapan iod (mg Iod/ gram arang) yang didapatkan semakin tinggi. Dengan semakin tinggi kadar penyerapan iod sampel arang maka arang aktif semakin baik digunakan untuk mengadsorbsi [8]. Kesimpulan 1. Pada waktu 60 menit dan suhu pengovenan 1000 o C banyak sampel yang menjadi abu hampir 1/3 bagian berat sampel arang. 2. Dari hasil data yang diperoleh didapatkan suhu pengovenan yang optimal pada kisaran 900-1000 o C karena memperoleh kadar penyerapan iod sekitar 447,25 mg I 2 /gram arang sampai dengan 529,94 mg I 2 /gram arang. 3. Dari hasil data yang diperoleh didapatkan waktu pengovenan optimal pada waktu 60 menit dengan kadar penyerapan iod sebesar 529,94 I 2 /gram arang walaupun banyak sampel arang yang berubah menjadi abu. Daftar Pustaka [1] Cooney DO. 1980. Activated Charcoal,Antidotal, and Other Medical Uses. New York: Marcel Dekker, Ann Arbor, Michigan. [2] Guerrero, A.E., M.F. Colla Mates, dan L.A. Reyes. 1970. Preparation of Activated Carbon from Coconut Car Dust dalam: Coconut Research and Development, Volume 3. United Coconut Association of The Philippines Inc. Manila. [3] Pari G. 1996. Pembuatan arang aktif dari serbuk gergajian sengon dengan cara kimia. Buletin Penelitian Hasil Hutan. 14:308-320. [4] Kienle HV. 1986. Carbon. Di dalam Campbell, PT Prefferkorn R., dan Roundsaville JF. Ullman's Encyclopedia of Industrial Chemistry, 5th Completely Revised Ed. Vol A5: Cancer Chemotherapy to Ceramics Colorants. Weinheim: VHC. [5] Sudrajat, R. dan Soleh, S. 1994. Petunjuk Teknis Pembuatan Arang Aktif. Badan peneliti dan Pengembangan Kehutanan. Bogor. [6] Standar Nasional Indonesia. 1995. SNI 06-3730-1995: Arang Aktif Teknis. Jakarta: Dewan Standarisasi Nasional. [7] Hudaya N, Hartoyo. 1990. Pembuatan Arang Aktif dari Tempurung Biji-Bijian Asal Tanaman Hutan dan Perkebunan. Jurnal Penelitian Hasil Hutan 8(4):146-149. [8] Pari G. 2004. Kajian struktur arang aktif dari serbuk gergajian kayu sebagai adsorben emisi formaldehida kayu lapis [disertasi]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. 19