BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA PENGARUH TEMPERATUR PIROLISIS DAN BAHAN BIOMASSA TERHADAP KAPASITAS HASIL PADA ALAT PEMBUAT ASAP CAIR

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA

UNJUK KERJA PIROLISATOR UNTUK MEMPRODUKSI GAS ASAP CAIR ( LIQUID SMOKE GASES ) SEBAGAI BAHAN PENGAWET DARI BIOMASSA LAPORAN AKHIR PENELITIAN

LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1. Instrumen

PENGASAPAN. PENGASAPAN merupakan perlakuan terhadap produk makanan dengan gas yang dihasilkan dari pemanasan material tanaman (contoh : kayu)

TINJAUAN PUSTAKA. nabati yang penting di Indonesia. Kelapa minyak sawit mengandung kurang lebih

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PEMBUATAN ASAP CAIR DARI SAMPAH ORGANIK SEBAGAI BAHAN PENGAWET MAKANAN

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian 16

I. PENDAHULUAN. Karet (Hevea brasiliensis M.) merupakan salah satu komoditi hasil pertanian yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Karet (Hevea brasiliensis M.) merupakan salah satu komoditi penting dan terbesar

5. STUDI PUSTAKA/KEMAJUAN YANG TELAH DICAPAI DAN STUDI PENDAHULUAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN

I. PENDAHULUAN. memiliki potensi perikanan terbesar ketiga dengan jumlah produksi ,84

STUDI EKSPERIMEN PEMILIHAN BIOMASSA UNTUK MEMPRODUKSI GAS ASAP CAIR ( LIQUID SMOKE GASES ) SEBAGAI BAHAN PENGAWET

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

RANCANG BANGUN TUNGKU PIROLISA UNTUK MEMBUAT KARBON AKTIF DENGAN BAHAN BAKU CANGKANG KELAPA SAWIT KAPASITAS 10 KG

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran untuk mencari alternatif sumber energi yang dapat membantu

Karakterisasi Biobriket Campuran Kulit Kemiri Dan Cangkang Kemiri

KIMIA TERAPAN (APPLIED CHEMISTRY) (PENDAHULUAN DAN PENGENALAN) Purwanti Widhy H, M.Pd Putri Anjarsari, S.Si.,M.Pd

KARAKTERISASI ASAP CAIR HASIL PIROLISIS AMPAS TEBU SERTA PENGUJIANNYA UNTUK PENGAWETAN DAGING AYAM

BAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013).

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Secara umum ketergantungan manusia akan kebutuhan bahan bakar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PIROLISIS CANGKANG SAWIT MENJADI ASAP CAIR (LIQUID SMOKE)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hasil hutan tidak hanya sekadar kayu tetapi juga menghasilkan buahbuahan

BAB 1 PENDAHULUAN Judul Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PIROLISIS CANGKANG SAWIT MENJADI ASAP CAIR DENGAN KATALIS BENTONIT: VARIABEL WAKTU PIROLISIS DAN RASIO KATALIS/CANGKANG SAWIT

BAB I PENDAHULUAN. penjemuran. Tujuan dari penjemuran adalah untuk mengurangi kadar air.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. energi untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti kegiatan

Pengaruh Luas Perpindahan Panas Kondensor Terhadap Volume Asap Cair Terkondensasi Hasil Pirolisis Tempurung Kelapa

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra

TINJAUAN PUSTAKA. Kerbau adalah hewan tergolong memamah biak subkeluarga bovinae dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Thermodinamika Teknik Mesin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Minyak atsiri dikenal dengan nama minyak eteris (Essential oil volatile) yang

MATERI DAN PERUBAHANNYA. Kimia Kesehatan Kelas X semester 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Sumatera Utara

BAB XI MEDIA PENGHANTAR PANAS

Arang Tempurung Kelapa

Prarancangan Pabrik Karbon Aktif Grade Industri Dari Tempurung Kelapa dengan Kapasitas 4000 ton/tahun BAB I PENGANTAR

PERBANDINGAN PEMBAKARAN PIROLISIS DAN KARBONISASI PADA BIOMASSA KULIT DURIAN TERHADAP NILAI KALORI

Program Studi Teknik Pertanian, Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Universitas Syiah Kuala, Nangroe Aceh Darussalam

Pengaruh Temperatur terhadap Adsorbsi Karbon Aktif Berbentuk Pelet Untuk Aplikasi Filter Air

PEMBUATAN DAN KUALITAS ARANG AKTIF DARI SERBUK GERGAJIAN KAYU JATI

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. meningkat. Peningkatan tersebut disebabkan karena banyak industri yang

KARAKTERISTIK KIMIA ASAP CAIR HASIL PIROLISIS BEBERAPA JENIS KAYU

PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP PEMBENTUKAN PORI ARANG CANGKANG SAWIT SEBAGAI ADSORBANSI EFFECT OF TEMPERATURE FOR PALM SHELL PORE FORMING AS ADSORBANCE

PEMBUATAN ASAP CAIR DARI SEKAM PADI DENGAN PROSES PIROLISA UNTUK MENGHASILKAN INSEKTISIDA ORGANIK

LIMBAH. Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4.

BAB I PENDAHULUAN. Pati merupakan polisakarida yang terdiri atas unit-unit glukosa anhidrat.

I. PENDAHULUAN. poliaromatik hidrokarbon / PAH (Panagan dan Nirwan, 2009). Redestilat asap cair

1. Pengertian Perubahan Materi

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian, dan (1.7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dibumi ini, hanya ada beberapa energi saja yang dapat digunakan. seperti energi surya dan energi angin.

PEMBUATAN BRIKET BIOARANG DARI ARANG SERBUK GERGAJI KAYU JATI

PENINGKATAN KUALITAS ASAP CAIR DENGAN DISTILASI ABSTRAK. Kata kunci : Serbuk kayu gergajian, pirolisis, distilasi dan asap cair

BAB I PENDAHULUAN. Sementara produksi energi khususnya bahan bakar minyak yang berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan industri skala kecil dan menengah berkembang

BAB I PENDAHULUAN. terpenting di dalam menunjang kehidupan manusia. Aktivitas sehari-hari

III. METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 1.1 Produksi plastik di dunia tahun 2012 dalam Million tones (PEMRG, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

MENGELOMPOKKAN SIFAT-SIFAT MATERI

Pengembangan Desain dan Pengoperasian Alat Produksi Gas Metana Dari pembakaran Sampah Organik

Mengapa Air Sangat Penting?

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II PESAWAT PENGUBAH PANAS (HEAT EXCHANGER )

PEMANFAATAN ASAP CAIR DARI TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT PADA PENGOLAHAN KARET MENTAH

BAB I PENDAHULUAN. Boiler merupakan salah satu unit pendukung yang penting dalam dunia

LAPORAN KERJA PRAKTEK 1 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

UJI BERBAGAI JENIS BAHAN BAKU TERHADAP MUTU ASAP CAIR YANG DIHASILKAN MELALUI PROSES PIROLISIS

PERANCANGAN DAN APLIKASI ALAT PIROLISIS UNTUK PEMBUATAN ASAP CAIR

BAB II LANDASAN TEORI

TINJAUAN PUSTAKA. pada masa yang akan datang akan mampu memberikan peran yang nyata dalam

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Materi 2.2 Sifat-sifat Materi

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK 2

STUDI BANDING PENGGUNAAN PELARUT AIR DAN ASAP CAIR TERHADAP MUTU BRIKET ARANG TONGKOL JAGUNG

ISOLASI DAN PEMURNIAN ASAP CAIR BERBAHAN DASAR TEMPURUNG DAN SABUT KELAPA SECARA PIROLISIS DAN DISTILASI

TINJAUAN PUSTAKA. dari pada daging domba dan sapi sehingga tingkat konsumsi daging itik di

PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI KULIT KACANG TANAH (Arachis hypogaea) DENGAN AKTIVATOR ASAM SULFAT

4. Hasil dan Pembahasan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

BAB I PENDAHULUAN. limbah organik dengan proses anaerobic digestion. Proses anaerobic digestion

METODE EKSTRAKSI MINYAK ATSIRI

Transkripsi:

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Asap cair merupakan suatu hasil kondensasi atau pengembunan dari uap hasil pembakaran secara langsung maupun tidak langsung dari bahan-bahan yang banyak mengandung lignin, selulosa, hemiselulosa serta senyawa karbon lainnya. Asap cair bisa juga berarti hasil pendinginan dan pencairan asap dari tempurung kelapa yang dibakar dalam tabung tertutup. Asap yang semula partikel padat didinginkan dan kemudian menjadi cair itu disebut dengan nama asap cair. Kamulyan, B., 2008, Liquid Smoke atau lebih dikenal sebagai asap cair merupakan suatu hasil destilasi atau pengembunan dari uap hasil pembakaran tidak langsung maupun langsung dari bahan bahan yang banyak mengandung karbon serta senyawa senyawa lain, bahan baku yang banyak digunakan sekarang ini adalah kayu, bongkol kelapa sawit, ampas hasil penggergajian kayu. Tetapi yang umumnya asap cair itu sendiri telah dikenal oleh beberapa negara seperti jepang yang dibuat untuk bahan sebelum menggoreng ataupun memanggang daging. Dilihat dari unsur-unsur senyawa penyusun asap cair, unsur fenol yang biasanya banyak dikandung oleh asap cair tersebut, fenol digunakan sebagai salah satu senyawa pembersih lantai dan desinfectan. Pada industri karet fenol digunakan untuk meningkatkan kualitas karet baik itu di tingkat petani ataupun di pabrik karetnya, disamping itu menghilangkan bau tak sedap yang dihasilkan pada proses pengolahannya menjadi crumb rubber. Sedangkan Huda Triyudanto, 2007, mengatakan bahwa asap cair merupakan campuran larutan dari disperse asap kayu dalam air yang dibuat dengan proses kondensasi asap hasil pirolisis kayu. Cara yang paling umum untuk menghasilkan asap pada proses pengasapan makanan adalah dengan membakar serbuk gergaji kayu keras dalam satu tempat yag disebut alat pembangkit asap, kemudian asap tersebut dialirkan ke rumah asap dalam kondisi sirkulasi udara dan temperatur yang terkontrol. Produksi asap cair merupakan hasil pembakaran tidak sempurnan yang mengakibatkan reaksi dekomposisi karena pengaruh panas, kondensasi dan polimerisasi (Harinen,S, 2004). Untuk menghasilkan asap yang baik pada saat pembakaran adalah dengan menggunakan jenis kayu keras seperti kayu bakar, serbuk kayu jati dan tempurung kelapa. Komposisi tempurung yang terdiri dari hemiselulosa, selulosa dan lignin akan teroksidasi menjadi fenol yang merupakan kandungan utama dalam asap cair yang merupakan bahan absorpsi yang kegunaannya adalah sebagai berikut: 8

1. Asap cair dari bahan limbah tempurung kelapa dapat digunakan proses pengawetan kulit mentah. 2. Asap cair dapat menggantikan obat obatan kimia sebagai sebagai anti bakteri/jamur. 3. Pemberian obat anti bakteri/jamur dapat digantikan dengan pemberian asap cair. 4. Dengan menggunakan asap cair sebagai pengganti bahan kimia anti bakteri/jamur, maka akan dapat mengurangi sebagian pencemaran lingkungan yang ditimbulkan oleh penggunaan bahan kimia yang tidak ramah lingkungan dalam proses pengawetan kulit. Asap memiliki kemampuan untuk mengawetkan bahan makanan karena adanya senyawa asam, fenol dan karbonil. Seperti yang dilaporkan Darmaji dkk, 2007 bahwa pirolisis tempurung kelapa menghasilkan asap cair yang mengandung senyawa fenol sebesar 4,13 %, karbonil 11,3% dan senyawa asam 10,2%. Negara Amerika Serikat telah menggunakan asap cair ini untuk pengawetan daging, unggas dan ikan, dimana asap cair yang digunakan telah mengalami proses penyaringan dan pemisahan senyawa tar. Proses pembuatan asap cair melalui proses pirolisis dan destilasi. Pirolisis adalah proses pemanasan suatu zat dengan oksigen terbatas sehingga terjadi penguraian komponenkomponen penyusun kayu keras (Yaman, S., 2004). Pada proses pirolisis energi panas mendorong terjadinya oksidasi sehingga molekul karbon yang kompleks terurai sebagian besar menjadi karbon atau arang. Istilah lain dari pirolisis adalah destructive distillation atau destilasi kering, dimana merupakan suatu proses yang tidak teratur dari bahan-bahan organik disebabkan oleh pemanasan yang tidak berhubungan dengan udara luar. Distilasi adalah suatu cara pemisahan larutan dengan menggunakan panas sebagai pemisah atau separating agent (Yaman, S., 2004). Jika larutan yang terdiri dari dua buah komponen yang cukup mudah menguap, misalnya larutan benzena-toluena, larutan n-heptan dan n- Heksan dan larutan lain yang sejenis didihkan, maka fase uap yang terbentuk akan mengandung komponen yang lebih menguap dalam jumlah yang relatif lebih banyak dibandingkan dengan fase cair. Jadi ada perbedaan komposisi antara fase cair dan fase uap, dan hal ini merupakan syarat utama supaya pemisahan dengan distilasi dapat dilakukan. Kalau komposisi fase uap sama dengan komposisi fase cair, maka pemisahan dengan jalan distilasi tidak dapat dilakukan. Erna Yuliwati dan Budi Santoso pada tahun 2011 membuat penelitian dengan judul Studi Pendahuluan Dan Pemilihan Bahan Alat Pembuat Asap Cair Dari Bahan Baku 9

Tempurung Kelapa. Mereka menyatakan bahwa tempurung sebagai limbah pembuatan minyak kelapa dapat disebut sebagai salah satu biomass. Asap cair yang dihasilkan dari sabut kelapa perlu proses lanjutan karena mengandung kadar benzopiriena yang mengandung racun lebih tinggi sehingga asap cair dari sabut kelapa belum layak digunakan Efektifitas pengawetan asap cair adalah 5 hari dengan penambahan es pada produk asap. Baja tahan-karat menjadi pilihan yang terbaik karena yang bahan tersebut tahan terhadap korosi, tidak berkarat dan menghantar panas yang baik. Bagian atau unit yang melakukan proses kondensasi disebut kondensor. Bagian ini terletak dalam destilator. Umumnya kondensor ini masih konvensional berbentuk koil pipa melingkar yang dicelupkan dalam bak air seperti pada gambar 2. Gambar 2. Unit kondensor konvensional Kondensasi adalah proses untuk mengubah suatu gas/uap menjadi cairan. Gas dapat berubah menjadi cairan dengan menurunkan temperaturnya melalui alat yang disebut kondensor. Kondensor berfungsi menurunkan temperatur gas dengan cara dilewatkan pada media pendingin air atau udara. Transfer panas terjadi dari gas panas ke media pendingin, dengan demikian proses kondensasi dapat disebut proses transfer panas atau pertukaran panas. Pada prinsipnya desain kondensor sama dengan desain heat exchanger (Hermana, 2011). Bentuk dari kondensor ini sangat berpengaruh terhadap kapasitas hasil pirolisis. Bentuk yang optimal tentu mempunyai efisiensi yang tinggi. Efisiensi kondensor sangat tergantung pada luas permukaan pendinginan, debit air pendingin, dan perbedaan temperatur antara air pendingin dan gas/asap. Selama ini kondensor yang digunakan sangat 10

sederhana yaitu berupa koil yang dicelupkan dalam air pendingin. Dengan mengganti koil ini menjadi bentuk shell and tube, diharapkan kapasitas hasil akan meningkat lebih baik. Kondensor bisa diklasifikasikan menurut jenis pendinginnya menjadi tiga jenis yaitu kondensor berpendingin air, kondensor berpendingin udara, dan kondensor berpendingin campuran air dan udara. Kondensor berpendingin air dibagi menjadi 3 tipe yaitu: shell and tube (gambar 3), shell and coil (gambar 4), dan double tube (gambar 5). Faktor penting untuk menentukan kapasitas kondensor adalah : 1. Luas permukaan yang diinginkan 2. Jumlah debit air yang dipakai untuk mendinginkan. 3. Perbedaan suhu antara bahan pendingin dengan yang didinginkan. Gambar 3. Kondensor bentuk shell and tube Gambar 4.Kondensor bentuk shell and coil 11

Gambar 5. Kondensor bentuk double tube 12