MENINGGAL TERLALU MUDA



dokumen-dokumen yang mirip
TAK ADA PILIHAN RINTANGAN ATAS KESEHATAN REPRODUKTIF DI INDONESIA RINGKASAN EKSEKUTIF

DEKLARASI TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN. Diproklamasikan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa

FEBRUARI Berdoa untuk Mengakhiri Pernikahan Anak-anak

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Pelayanan Kesehatan adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian

Kalender Doa Proyek Hana Agustus 2014 Berdoa Bagi Korban Sunat Pada Bayi Wanita Atau Fistula

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diterjemahkan sebagai Tujuan Pembangunan Milenium yang

mengenai seksualitas membuat para remaja mencari tahu sendiri dari teman atau

HAL: SURAT TERBUKA KEPADA MENTERI KESEHATAN MENGENAI UU KESEHATAN BARU DI INDONESIA

Kalender Doa Proyek Hanna Mei 2013 Berdoa Untuk Pengantin Anak

Diadopsi oleh resolusi Majelis Umum 53/144 pada 9 Desember 1998 MUKADIMAH

Prinsip Dasar Peran Pengacara

Pengertian Anak dan Pentingnya Mendefinisikan Anak Secara Konsisten dalam Sistem Hukum 1 Oleh: Adzkar Ahsinin

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

URUSAN YANG BELUM SELESAI: AKUNTABILITAS POLISI DI INDONESIA

PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs GOAL 5 DI PROVINSI BENGKULU

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan

DEKLARASI PEMBELA HAK ASASI MANUSIA

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

DEKLARASI UNIVERSAL HAK-HAK ASASI MANUSIA

MENEGAKKAN TANGGUNG JAWAB MELINDUNGI: PERAN ANGGOTA PARLEMEN DALAM PENGAMANAN HIDUP WARGA SIPIL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

Mengatasi diskriminasi etnis, agama dan asal muasal: Persoalan dan strategi penting

DEKLARASI UNIVERSAL HAK ASASI MANUSIA 1 MUKADIMAH

Muchamad Ali Safa at INSTRUMEN NASIONAL HAK ASASI MANUSIA

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

PEREMPUAN DAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA. Oleh: Chandra Dewi Puspitasari

BUPATI BULUNGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 09 TAHUN 2012 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK TERHADAP TINDAK KEKERASAN

DEKLARASI UNIVERSAL HAK-HAK ASASI MANUSIA. Diterima dan diumumkan oleh Majelis Umum PBB pada tanggal 10 Desember 1948 melalui resolusi 217 A (III)

PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA

Oktober Berdoa Untuk Wanita Di Seluruh Dunia

amnesti internasional

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

BAB III PERNIKAHAN ANAK DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

Bab I. Kesehatan Perempuan Merupakan Masalah Penting di Masyarakat. Apa itu kesehatan perempuan? Perempuan lebih beresiko terkena penyakit

Perdamaian yang universal dan abadi hanya dapat diwujudkan bila didasari pada keadilan sosial. Konstitusi ILO, 1919

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN

INDONESIA LAPORAN KEPADA KOMITE PENGHAPUSAN PEREMPUAN

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi saat hamil, bersalin atau dalam 42 hari setelah persalinan dengan

PERSPEKTIF GENDER DALAM UNDANG-UNDANG KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA. Oleh: Wahyu Ernaningsih

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, selain dapat memberikan kemudahan-kemudahan bagi manusia

DIEMBARGO SAMPAI 9 APRIL (07:00 WIB) Pendidikan untuk Semua : Tujuan pendidikan global hanya dicapai oleh sepertiga negara peserta

BAB I PENDAHULUAN. oleh para pelayanan yang sensitif terhadap kebutuhan remaja. Seringnya pelayanan

Minggu ke 9 HAK-HAK REPRODUKSI DAN KESEHATAN REPRODUKSI

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat kesehatan negara tersebut buruk. Hal ini disebabkan ibu hamil dan bersalin

JIKA TIDAK ADA DOKTER BAGI PEREMPUAN

KODE ETIK PEMASOK. Etika Bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih besar menempatkan ibu pada risiko kematian (akibat kehamilan dan persalinan)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Dalam Deklarasi Kairo tahun 1994 tercantum isu kesehatan dan hak

60 menit tahun. Misi: Kesetaraan Gender. Subjek. Hasil Belajar. Persiapan. Total waktu:

BAB I PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MDGs) adalah Deklarasi Milenium hasil

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Kekerasan adalah perbuatan yang dapat berupa fisik maupun non fisik,

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa,

PENGANTAR KONVENSI HAK ANAK

BAB IV KETENTUAN DIBOLEHKANNYA ABORSI AKIBAT PERKOSAAN DALAM PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI

Kalender Doa. Oktober Berdoa Bagi Wanita Yang Menderita Karena Aborsi

Persoalan dan strategi penting

UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN [LN 2009/144, TLN 5063]

Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia

PEREMPUAN DAN KESEHATAN REPRODUKSI. Abstrak. Kata kunci : perempuan, Human Development Report, angka kematian ibu, indikator dan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap tahun 4,2 juta bayi lahir di Indonesia (Lombok. News, 2011), sedangkan angka kematian ibu sebesar 228

Asesmen Gender Indonesia

BUPATI PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

4. Metoda penerapan Konvensi No.111

Orang-Orang Tanpa Kewarganegaraan. Melindungi Hak-Hak

PERNYATAAN UMUM TENTANG HAK-HAK ASASI MANUSIA

BAB 1 PENDAHULUAN. tertinggi di Asia Tenggara. Hal itu menjadi kegiatan prioritas departemen

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 99 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 4 TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dian Kurnia Putri, 2014

JAKARTA 14 FEBRUARI 2018

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Kalender Doa TWR Women of Hope Maret 2017 Berdoa Bagi Wanita Agar Berdampak Bagi Kebutuhan Dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. Pernikahan dini banyak terjadi pada kelompok masyarakat miskin yang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

BUPATI POLEWALI MANDAR

Ringkasan Eksekutif. Ringkasan Eksekutif. Akhiri KEMISKINAN pada Generasi Saat Ini

Kesetaraan gender di tempat kerja: Persoalan dan strategi penting

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

Konferensi Internasional Kependudukan dan Pembangunan di Kairo Mesir tahun 1994 menekankan bahwa kondisi kesehatan tidak sekedar terbebas dari

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

2. Konsep dan prinsip

KESEHATAN IBU DAN ANAK. dr Dani MKes Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha 2015

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

ANALISIS KEBIJAKAN KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK DALAM KONTEK PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA PEMBANGUNAN NASIONAL DI KAB.

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. antara delapan tujuan yang dituangkan dalam Millennium Development Goals

BAB I PENDAHULUAN. perempuan dengan pengertian sebagai tindakan atau serangan terhadap. menyebabkan penderitaan dan kesengsaraan.

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH

Hak Anak atas Perlindungan dari Tindak Kekerasan 1. Oleh: Adzkar Ahsinin

Pedologi. Penganiayaan Anak dan Kekerasan dalam Rumah Tangga. Yenny, M.Psi. Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, angka pembunuhan janin per tahun sudah mencapai 3 juta. 1 Angka yang

Hak Atas Standar Penghidupan Layak dalam Perspektif HAM. Sri Palupi Peneliti Institute for Ecosoc Rights

BAB 1 PENDAHULUAN. Millennium Development Goals (MDGs) sebagai road map atau arah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PUSAT PELAYANAN TERPADU PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN. kerja di dalam negeri sangat terbatas sehinga menyebabkan banyak Tenaga Kerja

Transkripsi:

Natalie Behring/Panos Pictures MENINGGAL TERLALU MUDA KEMATIAN IBU MERENGGUT NYAWA SATU PEREMPUAN SETIAP MENIT

2 MENINGGAL TERLALU MUDA KEMATIAN IBU MERENGGUT NYAWA SATU PEREMPUAN SETIAP MENIT Amnesty International LEBIH DARI SETENGAH JUTA PEREMPUAN MENINGGAL SIA-SIA SETIAP TAHUN AKIBAT KOMPLIKASI YANG BERKAITAN DENGAN KEHAMILAN DAN PERSALINAN - SATU ORANG SETIAP MENITNYA. KEBANYAKAN DARI KEMATIAN INI BISA DICEGAH OLEH PERAWATAN MEDIS BERKUALITAS TINGGI YANG BISA DIAKSES, TERJANGKAU DAN TEPAT WAKTU. Banyak perempuan meninggal dalam rasa sakit yang parah. Sejumlah mereka meninggal di rumah mereka tanpa ditunggui oleh siapapun yang memiliki keterampilan medis. Sejumlah lain meninggal saat mencoba pergi ke rumah sakit dengan berjalan kaki, naik mobil, atau naik motor. Dan ada juga yang meninggal di ranjang rumah sakit karena mereka terlambat pergi ke rumah sakit atau karena mereka tidak segera mendapatkan perawatan yang diperlukan. Sebagian besar - lebih dari 95 persen - adalah orang miskin dan berasal dari negara berkembang, demikian menurut Dana Kependudukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNFPA). Di negara-negara maju, kaum perempuan yang berasal dari kelompok ras atau suku minoritas kadang-kadang mengalami halangan yang lebih besar daripada perempuan lainnya dalam mendapatkan akses terhadap layanan kesehatan seksual dan reproduktif. Ini bukan saja masalah darurat kesehatan global, tetapi juga skandal Hak Asasi Manusia (HAM). Kelalaian pemerintah dan diskriminasi melanggar hak-hak perempuan untuk hidup dan mendapat kesehatan dalam skala besar. Pelanggaran hak-hak perempuan, termasuk kekerasan yang mereka hadapi, diskriminasi yang mereka alami, dan pembatasan yang mereka temukan dalam mengendalikan jumlah anak, jarak dan penentuan waktu untuk memiliki anak, semuanya menyumbang kepada kematian ibu. Kematian yang sia-sia seperti ini mencerminkan siklus pelanggaran HAM - perampasan, penyingkiran, ketidakamanan dan ketidakberdayaan - yang mendefinisikan dan melanggengkan kemiskinan. Kemiskinan mendorong adanya kematian ibu, dan kematian ibu serta cedera mendorong keluarga menuju kemiskinan lebih dalam lagi. Perempuan yang meninggal, meninggalkan keluarganya yang berjuang untuk bisa bertahan hidup. Lebih dari sejuta anak-anak kehilangan ibu mereka setiap tahun, menurut UNFPA. Langkah-langkah yang diperlukan untuk menyelamatkan nyawa sudah diketahui sejak lebih dari 60 tahun lalu. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan sekitar 73 persen dari kematian ibu diakibatkan oleh lima penyebab utama: infeksi, pendarahan berat, eklampsia dan keadaan darurat lainnya yang berkaitan dengan tekanan darah sangat tinggi, persalinan yang panjang atau kemacetan dalam persalinan, dan komplikasi karena aborsi yang tak aman. Komplikasi ini sebagian besar tidak terprediksi, kecuali yang muncul akibat aborsi yang tak aman. Namun, komplikasi semacam itu bisa diobati, dan kematian ibu serta cedera yang mengakibatkan cacat sebagian besar bisa dicegah. Kehadiran tenaga terlatih pada saat persalinan serta perawatan obstetri atau kandungan darurat guna mengurangi kematian ibu. Namun di terlalu banyak tempat, layanan obstetri darurat sangat buruk kualitasnya atau tidak bisa diakses, khususnya untuk kaum perempuan yang hidup dalam kemiskinan, perempuan yang hidup di daerah yang jauh dari fasilitas kesehatan dan perempuan yang tersisihkan oleh adanya diskriminasi serta penyingkiran atau ekslusi sosial. Para perempuan memiliki hak untuk mendapat akses terhadap layanan-layanan itu yang dapat menyelamatkan nyawa mereka atau mencegah adanya cedera yang menyebabkan cacat dalam persalinan. Pemerintah bertanggung jawab untuk menyediakan layanan-layanan itu. Dan pemerintah harus bertanggung jawab jika tidak dapat melakukannya. Sasaran Pembangunan Milenium PBB sudah disepakati secara internasional untuk mengurangi kemiskinan. Sasaran Pembangunan Milenium 5 berupaya mengurangi kematian ibu sebanyak 75 persen dari tingkat tahun 1990 pada tahun 2015. PBB telah memperkirakan bahwa biaya untuk mencapai hal ini adalah sekitar 6 miliar dolar AS per tahun - jumlah yang amat kecil dibandingkan dengan biaya atas jutaan cedera yang mengakibatkan cacat dan kematian yang bisa dicegah, belum lagi atas penderitaan manusia. Akan tetapi, hanya sedikit saja negara yang sudah berada di jalur yang tepat untuk mencapai target ini. Malah sebenarnya Laporan Sasaran Pembangunan Milenium PBB tahun 2008 mencatat bahwa dalam hampir dua dekade, angka kematian ibu hampir sama sekali tidak berubah. Di Afrika sub-sahara, tempat masalah paling akut, kemajuan dalam hal ini telah terabaikan. Dari semua Sasaran Pembangunan Milenium, inilah area yang paling sedikit maju. Amnesty International Mei 2009 Indeks: ACT 35/005/2009

MENINGGAL TERLALU MUDA KEMATIAN IBU MERENGGUT NYAWA SATU PEREMPUAN SETIAP MENIT 3 Kiri: Seorang sukarelawan promotor kesehatan dan seorang anak perempuan di depan pusat kesehatan di Huancavelica, salah satu bagian wilayah termiskin di Peru. Para promotor kesehatan menyumbangkan waktu mereka untuk memberikan informasi serta dukungan tentang perawatan kesehatan ibu kepada para perempuan di komunitas-komunitas miskin, pedesaan dan masyarakat adat. HIDUP DALAM KEMISKINAN, MENINGGAL SIA-SIA Komplikasi kehamilan dan persalinan jarang membunuh para perempuan yang berkecukupan di negara-negara maju. Di sejumlah negara Eropa Barat perempuan dari 25.000 meninggal saat mengandung atau melahirkan selama masa hidup mereka. Tapi di Afrika sub-sahara, risiko seumur hidup akan meninggal adalah 1 perempuan dari 26 dan 1 perempuan dari 7 di negaranegara yang layanannya paling belum berkembang. Di Asia secara keseluruhan, angkanya adalah 1 dari 120, tetapi di Asia Selatan, sub-wilayah yang paling terkena kemiskinan, risikonya dua kali lebih tinggi seperti ditunjukkan data PBB. Ketidaksetaraan ini merupakan skandal hak asasi manusia. Kemiskinan mendorong adanya kematian ibu. Jika pasien harus membayar untuk layanan kesehatan, termasuk layanan obstetri darurat, para perempuan yang termarginalisasi atau miskin sering kali dihambat dalam mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan. Perempuan yang hidup dalam kemiskinan dan di daerah-daerah terpencil mungkin kesulitan untuk mendatangi fasilitas kesehatan yang menyediakan layanan darurat. Biaya transportasi mungkin membuat mereka tak bisa pergi atau jalan-jalan mungkin tak bisa dilalui. Para perempuan ini mungkin juga tidak banyak mengetahui atau tidak memiliki akses terhadap informasi mengenai risiko komplikasi, terutama jika mereka tidak sekolah, buta huruf atau tak memiliki kemampuan di dalam keluarga mereka untuk meminta agar kebutuhan mereka dianggap serius. Ketidaksetaraan seperti ini bukan sematamata karena tak adanya sumber daya di dalam negara, tetapi juga sering kali berkaitan dengan bagaimana pemerintah memilih untuk mengalokasi dan mendistribusikan fasilitas, layanan serta sumber daya perawatan kesehatan. Kemiskinan juga sering kali menjadi penghalang atas layanan kontrasepsi dan informasi. Kurangnya akses ke kontrasepsi berarti adanya risiko yang tak perlu akan kematian dan cedera ibu untuk berjuta-juta perempuan. Keotonomian perempuan untuk memilih secara bebas dan berdasarkan pengetahuan yang didapat sebelumnya tentang kehidupan reproduksi mereka mungkin juga dibatasi oleh diskriminasi serta hubungan kekuasaan yang tidak setara yang mencegah mereka melaksanakan hak-hak mereka. Kemiskinan tak diragukan lagi merupakan masalah bagi pemerintah tetapi hal ini tidak membenarkan kegagalan dalam mengambil tindakan untuk menghentikan kematian yang dapat dicegah. Negara-negara berpenghasilan kecil menghadapi tantangan besar dalam mendirikan sistem kesehatan yang menyediakan layanan obstetri darurat berkualitas kepada semua perempuan dan anak perempuan. Negara semacam itu mungkin menghadapi rentang besar masalah kesehatan yang tak tergoyahkan yang Di Amerika Serikat, "kesenjangan ras besar masih terus ada dalam bidang kesehatan seksual dan reproduktif, khususnya yang bertalian dengan tingginya angka kematian ibu dan bayi di antara kaum perempuan serta anak-anak dari kelompok minoritas ras, suku dan bangsa, terutama orang Amerika-Afrika, tingginya insiden kehamilan tak terencana serta angka aborsi yang lebih besar yang mengenai kelompok perempuan Amerika-Afrika", menurut Komite PBB untuk Penghapusan Diskriminasi Ras. A Indeks: ACT 35/005/2009 Amnesty International Mei 2009

4 MENINGGAL TERLALU MUDA KEMATIAN IBU MERENGGUT NYAWA SATU PEREMPUAN SETIAP MENIT Ami Vitale/Panos Pictures "Kematian dan morbiditas ibu yang bisa dicegah merupakan pelanggaran atas hak perempuan untuk hidup, kesehatan, kesetaraan serta non-diskriminasi. Sudah tiba saatnya untuk memperlakukan masalah ini sebagai pelanggaran HAM seperti penyiksaan, penghilangan, penahanan secara sewenang-wenang dan tahanan hati nurani." Mary Robinson, mantan Komisaris PBB untuk Hak Asasi Manusia, berbicara di Konferensi Women Deliver, London, Inggris, 2007 memberi tuntutan besar terhadap sumber daya mereka yang terbatas, dan bantuan internasional mungkin tidak cukup dan tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan mereka. Namun, beberapa negara berpenghasilan rendah, seperti Honduras atau Bangladesh, telah menunjukkan bahwa kematian ibu bisa dikurangi dengan membuat keputusan politis untuk berfokus pada pencegahan kematiankematian ini, terkadang dengan bantuan donor dari luar. Hal ini bisa dilakukan, tapi tak disangkal lagi memang kemiskinan dan utang membuat pekerjaan ini lebih sulit. Di atas segala-galanya, kegagalan untuk memperlakukan hak perempuan dan anak perempuan secara serius menghambat tindakan tegas guna menangani kematian ibu, tapi tak ada satu negara pun yang bisa secara sah terusmenerus tidak mempedulikan hak-hak serta kontribusi perempuan dan anak perempuan. Kematian dan cedera ibu sebaliknya juga dapat menyebabkan dan memperdalam kemiskinan. Di banyak tempat, pekerjaan perempuan tanpa dibayar (dan sering kali tidak diakui) menunjang rumah tangga. Di Kaum perempuan menghadapi risiko lebih besar meninggal saat melahirkan di Sierra Leone daripada hampir di tempat mana pun di dunia ini. Salah satu alasan utamanya adalah biaya perawatan kesehatan, yang sangat dibebankan kepada para pasien di Sierra Leone. Mereka harus membayar langsung sekitar 70 persen dari biaya total, yang merupakan salah satu yang tertinggi di Afrika, menurut UNICEF. Banyak perempuan tidak menggunakan layanan kesehatan saat hamil dan melahirkan hanya karena keluarga mereka tidak mampu membayar. kebanyakan masyarakat, mengurusi anak adalah pada pokoknya tanggung jawab perempuan, dan kematian ibu dapat secara signifikan mengganggu perawatan dan pendidikan anak. Di beberapa bagian Afrika dan Asia, perempuan berusia reproduksi melakukan sebagian besar pekerjaan pertanian - suatu pekerjaan yang penting untuk memberi makan dan mempertahankan keluarga serta komunitas mereka. Kajian yang dilakukan Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) menunjukkan bahwa secara keseluruhan, perempuan memproduksi antara 60 sampai 80 persen makanan di negara-negara berkembang. Di kota kecil dan besar, penghasilan kaum perempuan, yang sering kali berasal dari sektor informal, juga sama pentingnya. Kematian seorang perempuan sering kali membenamkan rumah tangganya ke dalam kemiskinan. SKANDAL HAK ASASI MANUSIA Pelanggaran HAM yang dihadapi oleh perempuan dan anak perempuan di hampir semua aspek kehidupan mereka sering kali mendorong adanya kematian dan cedera pada ibu. Perempuan memiliki hak untuk hidup, tetapi banyak dari mereka meninggal karena kemiskinan, ketidakadilan dan diskriminasi gender. Perempuan memiliki hak terhadap standar kesehatan tertinggi yang bisa dicapai, namun mereka menghadapi rintangan ekonomi, budaya dan sosial dalam mengakses perawatan kesehatan. Perempuan memiliki hak untuk menentukan kapan mereka ingin hamil, tetapi banyak dari mereka tidak diizinkan mengendalikan kehidupan seksual dan reproduksi mereka sendiri. PILIHAN KAUM PEREMPUAN DITOLAK, HAK- HAK PEREMPUAN DILANGGAR Perempuan memiliki hak untuk menentukan jumlah, mengatur jarak dan waktu kehamilan mereka, tetapi sekitar 200 juta perempuan di seluruh dunia masih tidak memiliki akses terhadap metode keluarga berencana secara sukarela dan kontrasepsi, demikian dilaporkan badan-badan PBB. Badan-badan ini menyimpulkan bahwa sekitar satu dari tiga kematian ibu bisa dicegah jika perempuan bisa memutuskan apakah dan kapan akan memiliki anak. Banyak perempuan dicegah melaksanakan hak mereka untuk menentukan apakah dan kapan akan hamil oleh suami mereka. Tak terhitung jumlah anak perempuan yang dipaksa menikah oleh keluarga mereka saat mereka masih terlalu muda, dan kebanyakan dengan pria yang lebih tua dan sering kali tidak menghargai hak-hak Amnesty International Mei 2009 Indeks: ACT 35/005/2009

mereka untuk mengendalikan seksualitas atau kesuburan mereka sendiri. Pernikahan pada usia dini juga hampir selalu menyebabkan adanya ketergantungan ekonomi. Para penyedia layanan kesehatan, diperkuat dengan sikap komunitas masyarakat, mungkin membantu perempuan untuk mendapatkan izin dari suami mereka untuk kontrasepsi. Perempuan muda mungkin memerlukan izin dari orang dewasa untuk mengakses layanan kontrasepsi, dan hal ini bisa dikatakan tak memungkinkan mereka untuk menuntut hak mereka dalam rumah tangga atau di fasilitas kesehatan. Di negara-negara berkembang, sekitar 19 juta aborsi yang tak aman dilakukan setiap tahun, yang menyebabkan sekitar 68.000 kematian ibu, demikian ditemukan oleh badan-badan PBB. Aborsi yang tak aman sering kali menyebabkan komplikasi klinis yang bisa berakibat fatal. Pada saat yang sama, kurangnya akses terhadap aborsi aman dan sah menyumbang pada adanya kehamilan yang tak diinginkan. Amnesty International menyerukan agar aborsi tidak dikategorikan sebagai tindakan kriminal. Tak seorang perempuan pun yang harus mengalami penderitaan dikenai sanksi pidana karena mencoba atau melakukan aborsi. Negara harus menjamin adanya akses terhadap layanan aborsi yang aman, tepat waktu dan terjangkau dalam kasus pemerkosaan atau inses, dan saat kehamilan mengancam nyawa seorang perempuan atau menjadi ancaman berat bagi kesehatannya. Semua perempuan harus memiliki akses tak bersyarat terhadap perawatan setelah aborsi. Jika aborsi disahkan, maka aborsi haruslah aman, tepat waktu, terjangkau dan bisa diakses. Akhirnya, kaum Bidan perawat sedang bekerja di desa Khankira, Orissa, India. Banyak perempuan di Orissa tidak memiliki akses ke perawatan antenatal profesional. perempuan harus memiliki akses terhadap informasi mengenai kontrasepsi dan akses terhadap layanan kontrasepsi. Tak terhitung lagi jumlah perempuan yang tak bisa menolak seks dan menderita karena kekerasan seksual serta pemaksaan. Perempuan yang berada dalam hubungan penuh dengan kekerasan sering kali tidak bisa meninggalkan pria dan tempat mereka. Anak-anak mereka tergantung karena diskriminasi dalam pendidikan dan pekerjaan menyebabkan mereka tidak bisa menyokong diri mereka sendiri. Di banyak negara, sulit atau tidak mungkin bagi Indeks: ACT 35/005/2009 Amnesty International Mei 2009

6 MENINGGAL TERLALU MUDA KEMATIAN IBU MERENGGUT NYAWA SATU PEREMPUAN SETIAP MENIT Aubrey Wade/Panos Pictures Seorang ibu yang mengandung menunggu seorang perawat di klinik perawatan kesehatan lokal di Kindu, Provinsi Maniema, Republik Demokratik Kongo. perempuan untuk meminta cerai di bawah hukum adat atau hukum keagamaan, sekitar 50 negara membatasi akses perempuan terhadap perceraian, menurut laporan penemuan Pusat Hak-Hak Reproduksi. Banyak perempuan juga menghadapi kekerasan jika mereka meminta pasangan seksual mereka menggunakan kondom, dengan adanya perempuan muda dan anak perempuan yang paling sering tidak bisa membela keotonomian seksual mereka. Diskriminasi gender dalam keluarga, komunitas dan masyarakat tercermin dalam pelanggaran HAM yang meningkatkan insiden kematian ibu, termasuk kekerasan terhadap perempuan, pernikahan usia dini, dan mutilasi kelamin perempuan. TIDAK ADANYA PERAWATAN MELANGGAR HAK PEREMPUAN ATAS KESEHATAN Biasanya tidaklah mungkin untuk mengetahui perempuan yang mana akan mengalami komplikasi. Namun, perempuan yang telah Di Nikaragua, aborsi merupakan hal yang ilegal bahkan sekalipun dalam kasus perkosaan, inses, atau kehamilan yang membahayakan jiwa. Sekitar 400 perempuan menderita kehamilan ektopik yang berbahaya setiap tahunnya di Nikaragua - hidup mereka terancam oleh hukum. Seorang dokter yang diwawancarai Amnesty International mengatakan dia merasa bahwa "opini ahli medis menjadi tidak berharga oleh adanya kerangka kerja hukum yang baru." Yang lainnya mengatakan, "Saya merasa sangat kecewa... Saya tidak mengerti mengapa [politisi] merasa penting memaksakan sudut pandang mereka pada saat adanya keadaan darurat obstetri atas apa yang saya anggap sebagai perawatan terbaik sebagai seorang dokter berpengalaman dan profesional." Seorang perempuan dokter mengatakan, "Saya khawatir apa artinya undang-undang ini bagi saya, putri saya dan cucu perempuan saya". mengalami mutilasi alat kelamin cenderung mengalami cacat serta komplikasi lain yang terkadang meningkatkan risiko keadaan darurat obstetri. Sejumlah perempuan yang telah menjadi korban bentuk lain kekerasan fisik mungkin juga memiliki risiko komplikasi yang lebih tinggi selama kehamilan dan persalinan. Perempuan pengidap HIV memiliki risiko kematian ibu yang lebih besar, sebagian karena meningkatnya kerentanan mereka terhadap infeksi. Program dan kebijakan haruslah berdasarkan pada premis bahwa semua perempuan bisa saja menghadapi komplikasi darurat, dengan demikian semua perempuan harus memiliki akses terhadap layanan yang dapat menyelamatkan nyawa mereka. Sering kali, mereka yang paling membutuhkan perhatian tidaklah terlihat. Data yang menunjukkan insiden kematian ibu di antara mereka yang paling miskin dan termarginalisasi tidaklah dikumpulkan atau diperlihatkan dalam angka-angka, dan tidak dilaporkan ke PBB. Sebagai contoh, fokus global mengenai perbaikan penyampaian perawatan kesehatan kepada para ibu di negara-negara miskin sering kali mengabaikan ketidaksetaraan yang ada di dalam negaranegara dan di antara kelompok para perempuan yang hamil. Biaya perawatan di tempat-tempat kaum perempuan harus membayar merupakan rintangan besar bagi kaum perempuan yang hidup dalam kemiskinan. Halangan ekonomi - seperti biaya untuk layanan dan obat - telah menunjukkan memang menjadi penutup akses ke layanan kesehatan mendasar bagi mereka yang hidup dalam kemiskinan serta sering kali menjadi perintang utama atas akses perempuan terhadap layanan kesehatan reproduksi. Biaya yang dikenakan untuk perawatan obstetri darurat, seperti operasi Caesar dan transfusi darah, bisa tidak terjangkau oleh mereka yang hidup dalam kemiskinan. Amnesty International Mei 2009 Indeks: ACT 35/005/2009

KEMATIAN IBU MERENGGUT NYAWA SATU PEREMPUAN SETIAP MENIT 7 Negara harus menjamin penggunaan sumber daya yang ada secara maksimum - termasuk yang disediakan melalui kerja sama dan bantuan internasional - untuk perwujudan secara progresif hak atas kesehatan. Semua pemerintah harus melakukan semua yang bisa mereka lakukan guna memastikan tak ada perempuan yang meninggal karena mereka tidak memiliki uang untuk membayar pengobatan. Perempuan yang tinggal di daerah pedesaan juga menghadapi rintangan tambahan. Rencana-rencana nasional guna menangani kematian ibu harus memastikan adanya staf dan fasilitas yang memadai, di dekat tempat orang-orang tinggal, serta harus menyertakan layanan rujukan dan transportasi yang efektif agar para perempuan di pedesaan dapat mengakses layanan yang menyelamatkan nyawa. Di tempat-tempat seperti Peru dan Sri Lanka, mobilisasi komunitas, yang sering kali dipimpin kaum perempuan sendiri, menjadi kunci dalam menemukan cara yang langgeng guna memungkinkan semua perempuan mencapai perawatan yang mereka perlukan sebelum terlambat. Perempuan memiliki hak untuk berpartisipasi dalam merancang kebijakan dan program yang mempengaruhi mereka, dan mereka memiliki hak atas informasi lengkap untuk membantu mereka berpartisipasi secara efektif. Keterlibatan mereka dalam perancangan serta penerapan kebijakan kesehatan reproduksi dan seksual merupakan hal pokok dalam mengurangi kematian dan cedera ibu. Pemerintah memiliki tanggung jawab untuk memfasilitasi diskusi di antara kelompokkelompok komunitas, termasuk kelompok-kelompok perempuan, dan penyedia layanan kesehatan. Jika layanan perawatan kesehatan berkualitas buruk, atau jika para staf medis tidak menghormati hak-hak pasien, perempuan akan merasa dicegah dalam upaya mencari perawatan yang menyelamatkan jiwa. Perempuan dalam persalinan dan perempuan yang hidupnya berisiko karena aborsi tak aman memerlukan perawatan kompeten dan tidak menghakimi. Sayangnya, seperti yang telah didokumentasikan oleh Amnesty International di Peru, perempuan terlalu sering diperlakukan dengan tidak hormat dan tidak dipedulikan di fasilitas-fasilitas persalinan. Para pekerja kesehatan yang tidak peka sering menganggap perempuan tidak tahu apa-apa dan tidak memberi tahu atau berkonsultasi dengan perempuan mengenai perawatan mereka. Praktik persalinan tradisional dalam sejumlah budaya sangat dihargai, tapi mungkin tidak dihormati atau dimengerti di fasilitas kesehatan. Perempuan hamil mungkin merasa enggan dirawat oleh dokter atau perawat pria, tapi mungkin mereka tidak punya pilihan apa pun. Kualitas perawatan sangatlah penting. Membuat perempuan tertarik pergi ke fasilitas perawatan obstetri dengan pembantu persalinan yang terampil merupakan bagian kunci dalam mengurangi kematian dan cedera ibu, tetapi bisa juga dibenarkan jika perempuan menolak layanan ini serta memilih untuk melahirkan di rumah jika mereka takut akan adanya perawatan berkualitas buruk atau pelecehan. Kondisi kerja bagi mereka yang memberikan perawatan obstetri yang terampil sering kali juga sulit. Para pekerja kesehatan juga memiliki hak-hak yang harus dipenuhi dalam sistem perawatan kesehatan yang langgeng mana pun. Pemerintah harus memastikan para pekerja kesehatan dibayar dengan benar dan bahwa kondisi kerjanya aman dan manusiawi. Pekerja kesehatan profesional yang ditunjuk untuk bekerja di daerah terpencil harus didukung dengan layak dan diberi imbalan. KATA-KATA SAJA TIDAK CUKUP, YANG DIPERLUKAN KINI ADALAH TINDAKAN Pemerintah harus memobilisasi sumber daya dan mengambil langkah-langkah lain yang diperlukan guna memastikan bahwa semua perempuan menikmati hak mereka untuk hidup, hak mereka untuk menentukan jumlah dan jarak usia di antara anak mereka, serta hak mereka atas standar kesehatan tertinggi yang bisa didapat, tanpa diskriminasi. Rencana-rencana kesehatan nasional dan lokal harus menyertakan perempuan dalam perancangan dan pengimplementasiannya. Program-program kesehatan harus mengurusi dan mengatasi halangan kemiskinan, marginalisasi geografis, perawatan kesehatan berkualitas buruk, dan profesional kesehatan yang kurang mendapat dukungan. Masyarakat sipil memiliki peran penting untuk dimainkan, bukan hanya dalam memonitor tindakan pemerintah dan berbicara menentang pemerintah yang tidak melakukan tindakan atau bersikap salah, tetapi juga dalam memastikan bahwa perempuan dapat berpartisipasi secara berarti dalam pembuatan keputusan di semua tingkatan. Tidaklah realistik untuk mengharapkan bahwa semua ketidaksetaraan yang menjadi dasar kematian ibu bisa diperbaiki dalam waktu sekejap. Namun pengurangan kematian ibu yang sia-sia diketahui sangat lamban dilakukan di banyak negara. Inilah saatnya untuk memperlakukan krisis Hak Asasi Manusia ini dengan urgensi yang layak. Kematian yang biasa terjadi dengan tragis di kalangan kaum perempuan miskin ini tidak boleh dibiarkan terus berlangsung. Hal ini tidaklah perlu dan tidak bisa diterima. Hal ini harus dihentikan. Indeks: ACT 35/005/2009 Amnesty International Mei 2009

MENUNTUT MARTABAT DIBUTUHKAN TINDAKAN SEGERA Akhiri kematian perempuan yang dapat dicegah Kematian ibu akibat keadaan darurat yang paling biasa terjadi pada umumnya bisa dicegah, tapi hanya jika layanan darurat disediakan. Perawatan obstetri darurat harus tersedia untuk semua perempuan yang membutuhkannya. Layanan yang ada harus terjangkau dan bisa diakses secara fisik. Menjadikan perawatan kesehatan ibu bisa diakses semua orang Ini merupakan penghinaan terhadap martabat manusia bahwa sejumlah besar perempuan hamil meninggal karena mereka tidak mampu membayar perawatan kesehatan yang mereka perlukan. Saat biaya menjadi penghalang bagi perawatan esensial utama kesehatan dan perawatan reproduksi lain yang menyelamatkan jiwa serta kesehatan ibu, maka biaya itu harus dihapus. Penghargaan dan perlindungan atas hak-hak perempuan untuk mengendalikan kehidupan reproduksi dan seksual mereka Perempuan memiliki hak untuk menentukan dengan siapa, kapan dan bagaimana memiliki hubungan intim. mereka memiliki hak atas informasi mengenai dan akses terhadap kontrasepsi. Mereka memiliki hak untuk bebas dari kekerasan seksual. Suara perempuan harus didengar saat keputusan tengah dibuat mengenai perawatan kesehatan ibu dan keluarga berencana. Menyertakan mereka yang tidak dimasukkan dalam statistika Sasaran Pembangunan Milenium merupakan peluang bagi mobilisasi global menentang kematian ibu yang tidak boleh dilewatkan begitu saja. Mewujudkan sasaran-sasaran ini membutuhkan kemauan politik. Hal ini juga menuntut bahwa statistika pemerintah menyertakan mereka yang tidak dimasukkan dalam data - bahwa laporan target Sasaran Pembangunan Milenium harus memperinci sedemikian rupa sehingga menonjolkan mereka yang termarginalisasi, misalnya menurut geografi, ras, suku, usia dan kasta. DEMANDDIGNITY.AMNESTY.ORG Muka: Para perempuan pengungsi dari Sudan menunggu perawatan antenatal di klinik di Etiopia. Amnesty International adalah gerakan global 2,2 juta orang di lebih dari 150 negara dan wilayah yang mengkampanyekan diakhirinya pelanggaran berat terhadap Hak Asasi Manusia (HAM). Visi kami adalah agar semua orang dapat menikmati semua hak yang diabadikan dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (HAM) dan standar HAM internasional lainnya. Kami bersifat mandiri atau independen dari pemerintah, ideologi politis, kepentingan ekonomi dan agama mana pun dan didanai sebagian besar oleh dana keanggotaan dan sumbangan masyarakat. HAK ASASI MANUSIA = KURANG KEMISKINAN Amnesty International International Secretariat Peter Benenson House 1 Easton Street London WC1X 0DW United Kingdom www.amnesty.org Mei 2009 Indeks: ACT 35/005/2009