JADWAL KEGIATAN PENELITIAN DAN RENCANA PENYELESAIAN STUDI

dokumen-dokumen yang mirip
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove

VIII. KEBIJAKAN PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE BERKELANJUTAN Analisis Kebijakan Pengelolaan Hutan Mangrove

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

KRITERIA KAWASAN KONSERVASI. Fredinan Yulianda, 2010

3 METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. maupun terendam air, yang masih dipengaruhi oleh sifat-sifat laut seperti pasang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN. karena Indonesia merupakan negara kepulauan dengan garis pantai mencapai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN. Mangrove merupakan ekosistem peralihan, antara ekosistem darat dengan

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. besar sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil, disisi lain masyarakat yang sebagian

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

VI ANALISIS DPSIR DAN KAITANNYA DENGAN NILAI EKONOMI

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGANTAR SUMBERDAYA PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL. SUKANDAR, IR, MP, IPM

ANALISA PENCEMARAN LIMBAH ORGANIK TERHADAP PENENTUAN TATA RUANG BUDIDAYA IKAN KERAMBA JARING APUNG DI PERAIRAN TELUK AMBON

Analisis Kesesuaian Lahan Wilayah Pesisir Kota Makassar Untuk Keperluan Budidaya

BAB I PENDAHULUAN. dari buah pulau (28 pulau besar dan pulau kecil) dengan

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN. dan juga nursery ground. Mangrove juga berfungsi sebagai tempat penampung

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan yang hidup di lingkungan yang khas seperti daerah pesisir.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki mangrove terluas di dunia (Silvus et al, 1987; Primack et al,

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki pulau dengan garis pantai sepanjang ± km dan luas

PENDAHULUAN. didarat masih dipengaruhi oleh proses-proses yang terjadi dilaut seperti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

V. KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG KAWASAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.30/MEN/2010 TENTANG RENCANA PENGELOLAAN DAN ZONASI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN

RANCANG PENGELOLAAN MINAWISATA DI KAWASAN WISATA BAHARI TERPADU MANDEH SUMATERA BARAT

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

KAJIAN DAMPAK PENGEMBANGAN WILAYAH PESISIR KOTA TEGAL TERHADAP ADANYA KERUSAKAN LINGKUNGAN (Studi Kasus Kecamatan Tegal Barat) T U G A S A K H I R

VIII PENGELOLAAN EKOSISTEM LAMUN PULAU WAIDOBA

ANALISIS DAYA DUKUNG MINAWISATA DI KELURAHAN PULAU TIDUNG, KEPULAUAN SERIBU

PENDAMPINGAN DESA ALO ALO MELALUI KEGIATAN REHABILITASI MANGROVE DAN PENYUSUNAN PERATURAN DESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2. Alat dan Bahan

dan (3) pemanfaatan berkelanjutan. Keharmonisan spasial mensyaratkan bahwa dalam suatu wilayah pembangunan, hendaknya tidak seluruhnya diperuntukkan

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membentang dari Sabang sampai Merauke yang kesemuanya itu memiliki potensi

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : 04 TAHUN 2001 TENTANG KRITERIA BAKU KERUSAKAN TERUMBU KARANG MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

Kimparswil Propinsi Bengkulu,1998). Penyebab terjadinya abrasi pantai selain disebabkan faktor alamiah, dikarenakan adanya kegiatan penambangan pasir

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati tertinggi di dunia. Kekayaan hayati tersebut bukan hanya

BAB I PENDAHULUAN. fauna yang hidup di habitat darat dan air laut, antara batas air pasang dan surut.

INTENSITAS DAMPAK LINGKUNGAN DALAM PENGEMBANGAN EKOWISATA (Studi Kasus Pulau Karimunjawa, Taman Nasional Karimunjawa)

V. INDIKATOR-INDIKATOR EKOSISTEM HUTAN MANGROVE

I. PENDAHULUAN. Bandar Lampung sebagai kota pesisir, terletak pada posisi 5º20-5º31 LS

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/KEPMEN-KP/2014 TENTANG

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

EKOSISTEM LAUT DANGKAL EKOSISTEM LAUT DANGKAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tata Ruang dan Konflik Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir dan Laut

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mangrove di Indonesia mencapai 75% dari total mangrove di Asia Tenggara, seperti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hutan mangrove merupakan ekosistem yang penting bagi kehidupan di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN ALOR

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KAWASAN KONSERVASI LAUT DAERAH (KKLD) KABUPATEN WAKATOBI MILAWATI ODE, S.KEL

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN ASPEK GEOGRAFIS TERHADAP KEBERADAAN PULAU JEMUR KABUPATEN ROKAN HILIR PROPINSI RIAU PADA WILAYAH PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA - MALAYSIA

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN CILACAP

3. METODE PENELITIAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Sumberdaya perikanan laut di berbagai bagian dunia sudah menunjukan

3. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan

92 pulau terluar. overfishing. 12 bioekoregion 11 WPP. Ancaman kerusakan sumberdaya ISU PERMASALAHAN SECARA UMUM

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN. pengelolaan kawasan pesisir dan lautan. Namun semakin hari semakin kritis

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN km dan ekosistem terumbu karang seluas kurang lebih km 2 (Moosa et al

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

TINJAUAN PUSTAKA. Data menunjukkan bahwa sektor pariwisata di Indonesia telah. Olehkarenanya, sektor ini menjadi sangat potensial untuk dikembangkan

JURNAL MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pariwisata Kabupaten Lombok Barat, 2000). 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN EKOSISTEM GAMBUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

Lampiran 1. Peta Lokasi Peneliti. Peta Teluk Levun Kabupaten Maluku Tenggara

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : 04 TAHUN 2001 TENTANG KRITERIA BAKU KERUSAKAN TERUMBU KARANG

Transkripsi:

200 Lampiran 1 : JADWAL KEGIATAN PENELITIAN DAN RENCANA PENYELESAIAN STUDI No KEGIATAN TAHUN 2008 TAHUN 2009 BULAN BULAN OKT NOP DES JAN PEB MAR 1. Persiapan penelitian 2. Survey awal ke lokasi penelitian 1. Sosialisasi rencana penelitian 2. Pengumpulan data awal......... 3. Pelaksanaan penelitian 1. Pengumpulan data 2. Kuesioner dan wawancara...... 4. Pengolahan data. 5. Analisis data..... 6. Penyusunan draft Disertasi, Seminar, Sidang Tertutup, dan Sidang Terbuka. Mulai dari bulan April Agustus 2009

Lampiran 1 Data hasil penelitian a. Data umum lokasi penelitian Kota Tual : 2 Luas wilayah administratif Kota Tual 19.095,84 km ( 1.909.584 ha ) 2 Luas perairan Kota Tual 18.743,55 km ( 1.874.355 ha ) 2 Luas daratan Kota Tual 352,29 km ( 35.229 ha ) Pulau Dullah : 2 Luas Pulau Dullah 98,38 km ( 9.838 ha ) Panjang garis pantai Pulau Dullah 77.258,37 m ( 77,26 km ) Lokasi Studi ( Teluk Un dan Teluk Vid Bangir ) : 2 Luas perairan di lokasi studi 2.891.715,47 m ( 289,17 ha ) Panjang garis pantai di lokasi studi 13.965,88 m ( 13,97 km ) 2 Luas ekosistem terumbu karang di lokasi studi 627.803,14 m ( 62,78 ha ) Panjang garis pantai untuk terumbu karang di lokasi studi 11.019,31 m ( 11,02 km ) 2 Luas ekosistem mangrove di lokasi studi 1.535.802,75 m ( 153,58 ha ) Panjang garis pantai untuk mangrove di lokasi studi 6.837,60 m ( 6,84 km ) 2 Luas ekosistem lamun di lokasi studi 499.624,51 m ( 49,96 ha )

b. Data parameter fisika kimia perairan Teluk Un dan Teluk Vid Bangir Stasiun Pengamatan Ke Posisi Stasiun Pengamatan Waktu Pengukuran 1 2 3 4 5 6 7 05 O 38,271 LS 05 38,672 LS 05 39,110 LS 05 39,517 LS 05 39,890 LS 05 39,959 LS 05 39,541 LS 132 O 45,685 BT 132 O 45, 667 BT 132 O 45,833 BT 132 O 45,656 BT 132 O 45,485 BT 132 O 44,973 BT 132 O 45,209 BT 09.30 WIT 10.12 WIT 10.55 WIT 11.22 WIT 12.02 WIT 12.23 WIT 12.47 WIT No PARAMETER HASIL PENGUKURAN 1 Kedalaman perairan (m) 0,5 1,0 8,0 2,5 1,5 2,5 16,0 2 Kecepatan arus (m/det) 0,08 0,19 0,76 2,21 0,19 0,33 0,91 3 Salinitas ( ) 22 30 33 33 33 33 33 4 Suhu ( O C ) 29 30 31 31 31 31,8 32 5 ph 8,2 6,5 7,0 7,0 6,5 6,5 7,0 6 DO 8,1 7,2 6,5 6,8 7,3 7,0 6,6 7 Nitrat / NO 3 N (mg/l) 0.008 0.003 0.002 0.003 0.004 0.003 0.003 8 Phosphat / PO 4 (mg/l) 0.009 0.002 0.004 0.005 0.002 0.002 0.004 9 Tembaga / Cu (mg/l) 0.017 0.007 0.008 0.008 0.007 0.007 0.009 10 Ammon/NH 3 N (mg/l) 0.006 0.007 0.009 0.008 0.007 0.007 0.011 11 Sulfida / H 2 S (mg/l) 0.011 0.006 0.007 0.007 0.006 0.006 0.007 Sumber : data ground check

Lampiran 2 Kriteria umum untuk penentuan pemanfaatan pulau-pulau kecil No Kriteria Uraian 1. Sosial 1. Diterimanya secara sosial, berarti: didukung oleh masyarakat lokal, adanya nilai-nilai lokal untuk melakukan konservasi SDA, adanya kebijakan pemerintah setempat untuk menetapkan Daerah Perlindungan Laut (DPL). 2. Kesehatan masyarakat, berarti: mengurangi pencemaran dan berbagai penyakit, mencegah terjadinya area kontaminasi. 3. Rekreasi, berarti: dapat digunakan untuk kegiatan rekreasi, masyarakat lokal dapat merasakan manfaat dengan berkembangnya kegiatan rekreasi. 4. Budaya, berarti: adanya nilai-nilai agama, sejarah dan budaya lainnya yang mendukung adanya DPL. 5. Estetika, berarti: adanya bentang laut dan bentang alam yang indah, keindahan ekosistem dan keanekaragaman jenis memberikan nilai tambah untuk rekreasi. 6. Konflik kepentingan, berarti: pengembangan DPL harus membawa efek positif pada masyarakat lokal. 7. Keamanan, berarti: dapat melindungi masyarakat dari berbagai kemungkinan bahaya badai, ombak, arus, dan bencana lainnya. 8. Aksesibilitas, berarti: memiliki akses dari daratan dan lautan. 9. Penelitian dan pendidikan, berarti: memiliki berbagai ekosistem yang dapat dijadikan objek penelitian dan pendidikan. 10. Kepedulian masyarakat, berarti: masyarakat ikut berperan aktif dalam melakukan kegiatan konservasi. 2. Ekonomi 1. Memiliki spesies penting, berarti: area yang dilindungi memiliki spesies yang bernilai ekonomi, misalnya terumbu karang, mangrove, dan esturia. 2. Memiliki nilai penting untuk kegiatan perikanan, berarti: area perlindungan dapat dijadikan untuk menggantungkan hidup para nelayan, area pemanfaatan merupakan daerah tangkapan.

Lanjutan lampiran 2 : 3. Ancaman terhadap alam, berarti: adanya ancaman dari aktifitas manusia, adanya ancaman dari kegiatan merusak seperti pengeboman, penggunaan alat tangkap tidak ramah lingkungan, daerah tersebut perlu dikelola untuk menjaga kelestariannya. 4. Keuntungan ekonomi, berarti: adanya dampak positif bagi ekonomi masyarakat setempat. 5. Pariwisata, berarti: merupakan area yang potensial dikembangkan untuk pariwisata. 3. Ekologi 1. Keanekaragaman hayati, berarti: memiliki kekayaan keanekaragaman ekosistem dan spesies. 2. Kealamiahan, berarti: tidak mengalami kerusakan, masih dalam keadaan alami. 3. Ketergantungan, berarti: berbagai spesies sangat tergantung pada area ini, proses-proses ekologi sangat bergantung pada daerah ini. 4. Keterwakilan, berarti: area yang akan ditentukan mewakili berbagai tipe habitat, ekosistem, geologikal, dan berbagai karakteristik alam lainnya. 5. Keunikan, berarti: memiliki spesies yang unik, memiliki spesies yang endemik, memiliki spesies yang hampir punah. 6. Produktivitas, berarti: produktivitas area akan memberikan kontribusi untuk berbagai spesies dan juga untuk manusia. 7. Vulnerabilitas, berarti: area ini memiliki fungsi perlindungan dari berbagai ancaman bencana. 4. Regional 1. Tingkat kepentingan regional, berarti: mewakili karakteristik regional setempat, baik itu alamnya, proses ekologi, maupun budayanya, merupakan daerah migrasi beberapa spesies, memberikan kontribusi untuk pemeliharaan berbagai spesies. 2. Tingkat kepentingan sub-regional, berarti: memiliki dampak positif terhadap sub-regional, dapat dijadikan perbandingan dengan sub-regional yang tidak dijadikan DPL. Sumber: Bengen (2002b).

Lampiran 3 Hasil analisis skala prioritas pemanfaatan ruang a. Hasil analisis SMART untuk ke-empat kriteria KRITERIA SUBKRITERIA BOBOT Ekologi Kesesuaian Lahan 0.083 Daya Dukung Lahan 0.082 Daya Dukung Kawasan 0.105 0.270 Ekonomi Kemudahan Berinvestasi 0.074 Manfaat Ekonomi 0.073 Tingkat Pendapatan Masyarakat 0.135 0.282 Sosial Budaya Kebiasaan Masyarakat 0.124 Penyerapan Tenaga Kerja 0.130 0.254 Kelembagaan Aturan Pengelolaan 0.104 Tingkat Keamanan 0.090 0.194 TOTAL 1.000

b. Hasil analisis Smart untuk alternatif kategori aktivitas minawisata bahari Minawisata Bahari Pancing Minawisata Bahari Pengumpulan Kerang Minawisata Bahari Karamba Pemb. Ikan Minawisata Bahari Selam Kriteria Subkriteria Nilai Bobot Nilai Bobot Nilai Bobot Nilai Bobot Ekologi Kesesuaian Lahan 49 0.49 31 0.31 13 0.13 7 0.07 Daya Dukung Lahan 49 0.49 23 0.23 3 0.03 25 0.25 Daya Dukung Kawasan 18 0.18 3 0.03 76 0.76 3 0.03 Ekonomi Kemudahan Berinvestasi 30 0.30 40 0.40 10 0.10 20 0.20 Manfaat Ekonomi 22 0.22 9 0.09 19 0.19 50 0.50 Tingkat Pendapatan Masyarakat 26 0.26 22 0.22 27 0.27 25 0.25 Sosial Budaya Kebiasaan Masyarakat 25 0.25 12 0.12 33 0.33 30 0.30 Penyerapan Tenaga Kerja 30 0.30 14 0.14 40 0.40 16 0.16 Kelembagaan Aturan Pengelolaan 13 0.13 30 0.30 22 0.22 35 0.35 Tingkat Keamanan 23 0.23 17 0.17 23 0.23 37 0.37

Lampiran 4 Perhitungan Daya Dukung Lahan (DDL) dan Daya Dukung Kawasan (DDK) a. DDL dan DDK untuk Minawisata Bahari Pancing Luas Lahan yang Sesuai (LLS) 1,131,200 m2 Kapasitas Lahan (KL) 30 % Luasan Optimal Sarana Pemancingan Ikan (LOSPI) 12 m2 Luas Olah Gerak (LOG) 900 m2 Jumlah Pengunjung (JP) 3 Orang Daya Dukung Lahan (DDL) = LLS X KL 339,360 m2 Jumlah Unit Sarana Pemancingan Ikan (JUSPI) = DDL : LOG 377 Unit Daya Dukung Kawasan (DDK) = JUSPI X JP 1,131 Orang Keterangan : LOSPI = 12 m2 (1 unit sarana pemancingan ikan, berada dalam luasan 4 m X 3 m) LOG = 900 m2 (1 unit sarana pemancingan ikan, mempunyai luas olah gerak 30 m X 30 m) JP = 3 orang ( 1 unit sarana pemancingan ikan, memuat 2 orang wisatawan dan 1 orang pendayung perahu)

b. DDL dan DDK untuk Minawisata Bahari Pengumpulan Kerang (Moluska) Luas Lahan yang Sesuai (LLS) 810,000 m2 Kapasitas Lahan (KL) 30 % Potensi ekologis pengunjung per satuan unit area (K) 1 Orang Luas area yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan pengumpulan kerang (Lp) = LLS X KL 243,000 m2 Unit area untuk melakukan pengumpulan kerang (Lt) 2,500 m2 Waktu yang disediakan oleh kawasan dalam 1 hari untuk melakukan pengumpulan kerang (Wt) 8 Jam Waktu yang dihabiskan oleh pengunjung untuk melakukan pengumpulan kerang (Wp) 4 Jam Daya Dukung Kawasan (DDK) = K X Lp/Lt X Wt/Wp 194 Orang Keterangan : Lt = 2,500 m2 (1 orang setiap luasan 50 m X 50 m)

c. DDL dan DDK untuk Minawisata Bahari Karamba Pembesaran Ikan Luas Lahan yang Sesuai (LLS) 449,700 m2 Kapasitas Lahan (KL) 30 % Luasan Optimal Karamba Pembesaran Ikan (LOKPI) 144 m2 Luas Olah Gerak (LOG) 3,600 m2 Jumlah Pengunjung (JP) 5 Orang Daya Dukung Lahan (DDL) = LLS X KL 134,910 m2 Jumlah Karamba Pembesaran Ikan (JKPI) = DDL : LOG 37 Unit Daya Dukung Kawasan (DDK) = JKPI X JP 185 Orang Keterangan : LOKPI = 144 m2 (1 unit rakit karamba pembesaran ikan, berada dalam luasan 12 m X 12 m) LOG = 3,600 m2 (1 unit rakit karamba pembesaran ikan, mempunyai luas olah gerak 60 m X 60 m) JP = 5 orang (1 unit karamba pembesaran ikan, memuat 4 orang wisatawan dan 1 orang penjaga karamba)

d. DDL dan DDK untuk Minawisata Bahari Selam Luas Lahan yang Sesuai (LLS) 122,200 m2 Kapasitas Lahan (KL) 30 % Potensi ekologis pengunjung per satuan unit area (K) 2 Orang Luas area yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan aktivitas penyelaman (Lp) = LLS X KL 36,660 m2 Unit area untuk melakukan aktivitas penyelaman (Lt) 2,000 m2 Waktu yang disediakan oleh kawasan dalam 1 hari untuk melakukan aktivitas penyelaman (Wt) 8 Jam Waktu yang dihabiskan oleh pengunjung untuk melakukan aktivitas penyelaman (Wp) 2 Jam Daya Dukung Kawasan (DDK) = K X Lp/Lt X Wt/Wp 146 Orang Keterangan : Lt = 2,000 m2 (2 orang setiap luasan 200 m X 10 m)

e. DDL dan DDK untuk Minawisata Bahari Mangrove Luas Lahan yang Sesuai / Sesuai bersyarat (LLS) 292,900 m2 Kapasitas Lahan (KL) 30 % Areal untuk membuat rute tracking 10 % Daya Dukung Lahan (DDL) = LLS X KL 87,870 m2 Potensi ekologis pengunjung per satuan unit area (K) 1 Orang Luas area yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan tracking (Lp) 8,787 m2 Unit area untuk melakukan tracking (Lt) 50 m Waktu yang disediakan oleh kawasan dalam 1 hari untuk melakukan tracking (Wt) 8 Jam Waktu yang dihabiskan oleh pengunjung untuk melakukan tracking (Wp) 2 Jam Daya Dukung Kawasan (DDK) = K X Lp/Lt X Wt/Wp 702 Orang Keterangan : Lt = 50 m (1 orang setiap 50 meter panjang track) Lebar area tracking 2 m Panjang area tracking 4,394 m

Lampiran 5 Data untuk perhitungan kapasitas asimilasi lingkungan perairan a. Nilai baku mutu yang dipersyaratkan dan konsentrasi bahan pencemar Parameter Nilai baku mutu untuk biota laut Nilai baku mutu untuk wisata bahari Stasiun pengamatan ke 1 2 3 4 5 6 7 Nitrat / NO 3 N (mg/l) 0.008 0.008 0.008 0.003 0.002 0.003 0.004 0.003 0.003 Phosphat / PO 4 (mg/l) 0.015 0.015 0.009 0.002 0.004 0.005 0.002 0.002 0.004 Tembaga / Cu (mg/l) 0.008 0.050 0.017 0.007 0.008 0.008 0.007 0.007 0.009 Ammonia / NH 3 N (mg/l) 0.3 Nihil 0.006 0.007 0.009 0.008 0.007 0.007 0.011 Sulfida / H 2 S (mg/l) 0.01 Nihil 0.011 0.006 0.007 0.007 0.006 0.006 0.007

b. Data debit air yang masuk melalui arus pasut, konsentrasi bahan pencemar (K), dan beban pencemar (BP) No Parameter Debit Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 Stasiun 4 K BP K BP K BP K BP 1 NO3-N 346.632 0.008 2.773056 0.003 1.039896 0.002 0.693264 0.003 1.039896 2 PO4 346.632 0.009 3.119688 0.002 0.693264 0.004 1.386528 0.005 1.733160 3 Cu 346.632 0.017 5.892744 0.007 2.426424 0.008 2.773056 0.008 2.773056 4 NH 3 -N 346.632 0.006 2.079792 0.007 2.426424 0.009 3.119688 0.008 2.773056 5 H 2 S 346.632 0.011 3.812952 0.006 2.079792 0.007 2.426424 0.007 2.426424 No Parameter Debit Stasiun 5 Stasiun 6 Stasiun 7 K BP K BP K BP 1 NO3-N 346.632 0.004 1.386528 0.003 1.039896 0.003 1.039896 2 PO4 346.632 0.002 0.693264 0.002 0.693264 0.004 1.386528 3 Cu 346.632 0.007 2.426424 0.007 2.426424 0.009 3.119688 4 NH 3 -N 346.632 0.007 2.426424 0.007 2.426424 0.011 3.812952 5 H 2 S 346.632 0.006 2.079792 0.006 2.079792 0.007 2.426424

Lampiran 6 Dasar perhitungan valuasi ekonomi sumberdaya a. Indeks Harga Konsumen (IHK) Tahun 2010 beberapa daerah di Indonesia Bulan P. Dullah P. Nusalaut P. Seram BB Bontang B. Lompo Malili Barru Wakatobi Buton Selat Nasik Jepara Ambon Samarinda Makassar Kendari Pekanbaru Semarang Januari 121,68 122,33 118,94 123,55 116,11 117,12 Pebruari 120,89 123,26 119,06 122,59 116,34 117,67 Maret 121,22 124,12 118,59 122,60 115,95 117,43 April 120,60 124,34 118,01 122,98 116,11 117,86 Mei 120,52 124,50 118,78 123,54 116,45 117,88 Juni 121,54 125,04 119,33 123,46 117,95 118,87 Juli 123,09 127,52 121,85 126,16 119,83 120,93 Agustus 126,05 128,06 123,71 128,66 120,37 121,57 September 127,25 129,14 124,21 128,12 120,11 122,83 Oktober 126,88 128,49 123,65 127,45 120,08 122,86 Nopember 126,57 129,51 123,99 127,26 121,47 123,64 Desember 128,22 130,11 125,42 127,61 123,09 124,51 Rata-rata 123,71 126,37 121,30 125,33 118,66 120,26

b. Hasil benefit transfer untuk valuasi ekonomi ekosistem mangrove BUTON BONTANG SBB BARRU JEPARA MALILI MANFAAT EKONOMI FITRAWATI, 2001 ASTUTI, SUPRIYADI, SOBARI, PARIYONO, SRIBIYANTI, RATA 2005 2005 2006 2006 2008 RATA PEMBULATAN Harga Harga Pasar Harga Pasar Harga Pasar Pasar Harga Pasar Harga Pasar Rasio IHK Lokasi Studi 123,71 123,71 123,71 123,71 123,71 123,71 Rasio IHK Lokasi Asal 125,33 126,37 123,71 121,30 120,26 121,30 MANFAAT LANGSUNG Potensi kayu (Rp/m3) 59.224 127.264 0 0 61.721 0 82.736 82.740 Ranting / kayu bakar (per ikat) 296 0 2.750 0 0 2.550 1.865 1.870 Ikan (per kg) 2.961 0 3.000 0 0 5.354 3.772 3.770 Kepiting bakau (per kg) 9.871 0 10.000 0 0 40.795 20.222 20.220 NILAI KEBERADAAN Nilai keberadaan dengan CVM (per ha per tahun) 1.407.494 0 3.500.000 3.569.538 0 0 2.825.677 2.825.680

c. Hasil benefit transfer untuk valuasi ekonomi ekosistem terumbu karang MALUKU BONTANG BARRANG LOMPO WAKATOBI SELAT NASIK MANFAAT EKONOMI WAWO, ASTUTI, HAMZAH, COREMAP II, DHEWANI, 2000 2005 2005 2008 2010 RATA Harga Pasar Harga Pasar Harga Pasar Harga Pasar Harga Pasar RATA PEMBULATAN Rasio IHK Lokasi Studi 123,71 123,71 123,71 123,71 123,71 Rasio IHK Lokasi Asal 123,71 126,37 121,30 125,33 118,66 MANFAAT LANGSUNG Perikanan terumbu (per kg) 5.000 7.342 63.742 44.418 0 30.126 30.130 Selam (per orang) 2.175.000 0 2.590.465 4.935.371 0 3.233.612 3.233.610 Penelitian (per orang) 5.000.000 0 34.252.270 0 83.404.686 40.885.652 40.855.650 Penambangan karang (per m3) 12.000 63.632 50.993 69.095 72.979 53.740 53.740 Lola (per kg) 26.750 0 0 39.878 0 33.314 33.310 Teripang (per kg) 18.750 0 50.993 118.449 0 62.731 62.730 Habitat ikan (per ha) 29.368.521 44.418.336 8.340.469 27.375.775 27.375.780 NILAI KEBERADAAN Nilai keberadaan dengan CVM (per ha per tahun) 11.330.900 0 2.654.207 0 0 6.992.553 6.992.550

Lampiran 7 Analisis manfaat-biaya minawisata bahari berbasis konservasi a. Analisis Manfaat-Biaya untuk Minawisata Bahari Pancing di Teluk Un dan Vid Bangir (per unit usaha per tahun) KOMPONEN TAHUN 0 1 2 3 4 5 MANFAAT a. Manfaat Langsung - Penyewaan Perahu dan Alat Pancing 5,100,000 5,100,000 5,100,000 5,100,000 5,100,000 - Jasa pengolahan ikan hasil tangkapan 1,700,000 1,700,000 1,700,000 1,700,000 1,700,000 b. Manfaat Eksternal/Lingkungan - Perikanan Terumbu, Lola, - 76,440 76,440 76,440 76,440 76,440 Teripang, Penelitian Total Manfaat 0 6,876,440 6,876,440 6,876,440 6,876,440 6,876,440 Discount Rate (DR) = 10% 1 0.91 0.83 0.75 0.68 0.62 Present Value 0 6,257,560 5,707,445 5,157,330 4,675,979 4,263,393 BIAYA a. Biaya Langsung - Investasi 3,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 - Penyusutan 640,000 640,000 640,000 640,000 640,000 - Pemeliharaan 320,000 320,000 320,000 320,000 320,000 - Upah buruh (pendayung perahu) 850,000 850,000 850,000 850,000 850,000 b. Biaya Eksternal/Lingkungan - Konversi luas terumbu karang 397,500 397,500 397,500 397,500 397,500 c. Biaya Proteksi Lingkungan

- Pembuatan artificial reef 102,000 102,000 102,000 102,000 102,000 - Pungutan adat (pengganti sasi) 25,000 25,000 25,000 25,000 25,000 Total Biaya 3,200,000 3,534,500 3,534,500 3,534,500 3,534,500 3,534,500 Discount Rate (DR) = 10% 1 0.91 0.83 0.75 0.68 0.62 Present Value 3,200,000 3,216,395 2,933,635 2,650,875 2,403,460 2,191,390 Net Benefit -3,200,000 3,041,165 2,773,810 2,506,455 2,272,519 2,072,003 Net Present Value (NPV) 9,465,953 B/C 3.96

b. Analisis Manfaat-Biaya untuk Minawisata Bahari Pengumpulan Kerang di Teluk Un dan Vid Bangir (per unit usaha per tahun) KOMPONEN TAHUN 0 1 2 3 4 5 MANFAAT a. Manfaat Langsung - Penyewaan Alat Pengumpul Kerang 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000 - Jasa pengolahan kerang hasil - pengumpulan 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 b. Manfaat Eksternal/Lingkungan - Perikanan Terumbu, Lola, - Teripang, Penelitian 1,400 1,400 1,400 1,400 1,400 Total Manfaat 0 801,400 801,400 801,400 801,400 801,400 Discount Rate (DR) = 10% 1 0.91 0.83 0.75 0.68 0.62 Present Value 0 729,274 665,162 601,050 544,952 496,868 BIAYA a. Biaya Langsung - Investasi 500,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 - Penyusutan 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 - Pemeliharaan 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 - Upah buruh (pengawas) 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 b. Biaya Eksternal/Lingkungan - Konversi luas terumbu karang 7,300 7,300 7,300 7,300 7,300 c. Biaya Proteksi Lingkungan - Pungutan adat (pengganti sasi) 25,000 25,000 25,000 25,000 25,000

- Pembuatan artificial reef 12,000 12,000 12,000 12,000 12,000 Total Biaya 500,000 494,300 494,300 494,300 494,300 494,300 Discount Rate (DR) = 10% 1 0.91 0.83 0.75 0.68 0.62 Present Value 500,000 449,813 410,269 370,725 336,124 306,466 Net Benefit -500,000 279,461 254,893 230,325 208,828 190,402 Net Present Value (NPV) 663,909 B/C 2.33

c. Analisis Manfaat-Biaya untuk Minawisata Bahari Karamba Pembesaran Ikan di Teluk Un dan Vid Bangir (per unit usaha per tahun) KOMPONEN TAHUN 0 1 2 3 4 5 MANFAAT a. Manfaat Langsung - Penyewaan rakit karamba (4 orang) 3,400,000 3,400,000 3,400,000 3,400,000 3,400,000 - Penjualan ikan hasil pembesaran 40,800,000 40,800,000 40,800,000 40,800,000 40,800,000 dalam karamba - Jasa pengolahan ikan hsl pembesaran 34,000,000 34,000,000 34,000,000 34,000,000 34,000,000 b. Manfaat Eksternal/Lingkungan - Perikanan Terumbu, Lola, - Teripang, Penelitian 327,600 327,600 327,600 327,600 327,600 Total Manfaat 0 78,527,600 78,527,600 78,527,600 78,527,600 78,527,600 Discount Rate (DR) = 10% 1 0.91 0.83 0.75 0.68 0.62 Present Value 0 71,460,116 65,177,908 58,895,700 53,398,768 48,687,112 BIAYA a. Biaya Langsung - Investasi 32,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 - Penyusutan 6,400,000 6,400,000 6,400,000 6,400,000 6,400,000 - Pemeliharaan 3,200,000 3,200,000 3,200,000 3,200,000 3,200,000 - Anakan ikan dan pakan 10,000,000 10,000,000 10,000,000 10,000,000 10,000,000 - Upah buruh (penjaga karamba) 18,250,000 18,250,000 18,250,000 18,250,000 18,250,000 - Upah buruh (pelayanan pengunjung)

850,000 850,000 850,000 850,000 850,000 b. Biaya Eksternal/Lingkungan - Konversi luas terumbu karang 1,703,500 1,703,500 1,703,500 1,703,500 1,703,500 c. Biaya Proteksi Lingkungan - Pungutan adat (pengganti sasi) 25,000 25,000 25,000 25,000 25,000 - Pembuatan artificial reef 884,000 884,000 884,000 884,000 884,000 Total Biaya 32,000,000 42,312,500 42,312,500 42,312,500 42,312,500 42,312,500 Discount Rate (DR) = 10% 1 0.91 0.83 0.75 0.68 0.62 Present Value 32,000,000 38,504,375 35,119,375 31,734,375 28,772,500 26,233,750 Net Benefit -32,000,000 32,955,741 30,058,533 27,161,325 24,626,268 22,453,362 Net Present Value (NPV) 105,255,229 B/C 4.29

d. Analisis Manfaat-Biaya untuk Minawisata Bahari Selam di Teluk Un dan Vid Bangir (per unit usaha per tahun) KOMPONEN TAHUN 0 1 2 3 4 5 MANFAAT a. Manfaat Langsung - Penyewaan Peralatan Selam 17,000,000 17,000,000 17,000,000 17,000,000 17,000,000 - Jasa pengolahan ikan hasil tangkapan 1,700,000 1,700,000 1,700,000 1,700,000 1,700,000 b. Manfaat Eksternal/Lingkungan 21,800 21,800 21,800 21,800 21,800 Total Manfaat 0 18,721,800 18,721,800 18,721,800 18,721,800 18,721,800 Discount Rate (DR) = 10% 1 0.91 0.83 0.75 0.68 0.62 Present Value 0 17,036,838 15,539,094 14,041,350 12,730,824 11,607,516 BIAYA a. Biaya Langsung - Investasi 15,000,000 2,700,000 2,700,000 2,700,000 2,700,000 2,700,000 - Penyusutan 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 - Pemeliharaan 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 - Upah pemandu selam (buddy) 3,400,000 3,400,000 3,400,000 3,400,000 3,400,000 b. Biaya Eksternal/Lingkungan - Konversi luas terumbu karang 113,600 113,600 113,600 113,600 113,600 c. Biaya Proteksi Lingkungan - Pungutan adat (pengganti sasi) 25,000 25,000 25,000 25,000 25,000 - Pembuatan artificial reef 340,000 340,000 340,000 340,000 340,000

Total Biaya 15,000,000 11,078,600 11,078,600 11,078,600 11,078,600 11,078,600 Discount Rate (DR) = 10% 1 0.91 0.83 0.75 0.68 0.62 Present Value 15,000,000 10,081,526 9,195,238 8,308,950 7,533,448 6,868,732 Net Benefit -15,000,000 6,955,312 6,343,856 5,732,400 5,197,376 4,738,784 Net Present Value (NPV) 13,967,728 B/C 1.93

e. Analisis Manfaat-Biaya untuk Minawisata Bahari Mangrove di Teluk Un dan Vid Bangir (per unit usaha per tahun) KOMPONEN TAHUN 0 1 2 3 4 5 MANFAAT a. Manfaat Langsung - Retribusi masuk areal MB Mangrove 119,000,000 119,000,000 119,000,000 119,000,000 119,000,000 b. Manfaat Eksternal/Lingkungan - Bahan Bangunan, Kayu Bakar, - Ikan, Kepiting Bakau 22,189,700 22,189,701 22,189,702 22,189,703 22,189,704 Total Manfaat 0 141,189,700 141,189,701 141,189,702 141,189,703 141,189,704 Discount Rate (DR) = 10% 1 0.91 0.83 0.75 0.68 0.62 Present Value 0 128,482,627 117,187,452 105,892,277 96,008,998 87,537,616 BIAYA a. Biaya Langsung - Investasi 45,000,000 15,000,000 15,000,000 15,000,000 15,000,000 15,000,000 - Penyusutan 9,000,000 9,000,000 9,000,000 9,000,000 9,000,000 - Pemeliharaan 4,500,000 4,500,000 4,500,000 4,500,000 4,500,000 - Upah buruh (pengawas) 18,250,000 18,250,000 18,250,000 18,250,000 18,250,000 - Upah pemandu MB Mangrove 3,400,000 3,400,000 3,400,000 3,400,000 3,400,000 b. Biaya Eksternal/Lingkungan - Konversi luas ekosistem mangrove 25,173,000 25,173,000 25,173,000 25,173,000 25,173,000 c. Biaya Proteksi Lingkungan - Pungutan adat (pengganti sasi)

850,000 850,000 850,000 850,000 850,000 - Penanaman anakan mangrove 2,380,000 2,380,000 2,380,000 2,380,000 2,380,000 Total Biaya 45,000,000 78,553,000 78,553,000 78,553,000 78,553,000 78,553,000 Discount Rate (DR) = 10% 1 0.91 0.83 0.75 0.68 0.62 Present Value 45,000,000 71,483,230 65,198,990 58,914,750 53,416,040 48,702,860 Net Benefit -45,000,000 56,999,397 51,988,462 46,977,527 42,592,958 38,834,756 Net Present Value (NPV) 192,393,100 B/C 5.28

Lampiran 8 Equation untuk model dinamik minawisata bahari berbasis konservasi a. Basis Model LUASAN_MANGROVE(t) = LUASAN_MANGROVE(t - dt) + (Pertambahan_Luasan_Mangrove - Pengurangan_Luasan_Mangrove) * dtinit LUASAN_MANGROVE = 153.58 Pertambahan_Luasan_Mangrove = (Laju_Pertumbuhan_Mangrove*LUASAN_MANGROVE)+Upaya_Konservasi_ Mangrove Pengurangan_Luasan_Mangrove = (Laju_Degradasi_Mangrove*LUASAN_MANGROVE)+Luas_Mangrove_yang_ dikonversi LUASAN_TERUMBU_KARANG(t) = LUASAN_TERUMBU_KARANG(t - dt) + (Pertambahan_Luasan_TK - Pengurangan_Luasan_TK) * dtinit LUASAN_TERUMBU_KARANG = 62.78 Pertambahan_Luasan_TK = (Laju_Pertumbuhan_TK*LUASAN_TERUMBU_KARANG)+Upaya_Konservasi _TK Pengurangan_Luasan_TK = (Laju_Degradasi_TK*LUASAN_TERUMBU_KARANG)+Pencemaran NPV_KUMULATIF_MB_KARAMBA(t) = NPV_KUMULATIF_MB_KARAMBA(t - dt) + (Manfaat_3 - Biaya_3) * dtinit NPV_KUMULATIF_MB_KARAMBA = 0 Manfaat_3 = (Bd_3+Be_3)*DR Biaya_3 = IF(DR>=1)THEN(1184000000)ELSE((Cd_3+Ce_3+Cp_3)*DR) NPV_KUMULATIF_MB_KERANG(t) = NPV_KUMULATIF_MB_KERANG(t - dt) + (Manfaat_2 - Biaya_2) * dtinit NPV_KUMULATIF_MB_KERANG = 0 Manfaat_2 = (Bd_2+Be_2)*DR Biaya_2 = IF(DR>=1)THEN(388000000)ELSE((Cd_2+Ce_2+Cp_2)*DR) NPV_KUMULATIF_MB_MANGROVE(t) = NPV_KUMULATIF_MB_MANGROVE(t - dt) + (Manfaat_5 - Biaya_5) * dtinit NPV_KUMULATIF_MB_MANGROVE = 0 Manfaat_5 = (Bd_5+Be_5)*DR Biaya_5 = IF(DR>=1)THEN(45000000)ELSE((Cd_5+Ce_5+Cp_5)*DR)

Lanjutan lampiran 8.a : NPV_KUMULATIF_MB_PANCING(t) = NPV_KUMULATIF_MB_PANCING(t - dt) + (Manfaat_1 - Biaya_1) * dtinit NPV_KUMULATIF_MB_PANCING = 0 Manfaat_1 = (Bd_1+Be_1)*DR Biaya_1 = IF(DR>=1)THEN(1206400000)ELSE((Cd_1+Ce_1+Cp_1)*DR) NPV_KUMULATIF_MB_SELAM(t) = NPV_KUMULATIF_MB_SELAM(t - dt) + (Manfaat_4 - Biaya_4) * dtinit NPV_KUMULATIF_MB_SELAM = 0 Manfaat_4 = (Bd_4+Be_4)*DR Biaya_4 = IF(DR>=1)THEN(2190000000)ELSE((Cd_4+Ce_4+Cp_4)*DR) Alokasi_Dana_Untuk_Konservasi_Mangrove = 0.3*Biaya_Proteksi_Lingkungan_Pemanfaatan_Mangrove Alokasi_Dana_Untuk_Pembangunan_Desa = (0.7*Biaya_Proteksi_Lingkungan_Pemanfaatan_TK)+(0.7*Biaya_Proteksi_Lingk ungan_pemanfaatan_mangrove) Alokasi_Dana_Untuk Konservasi_TK = 0.3*Biaya_Proteksi_Lingkungan_Pemanfaatan_TK Bd_1 = IF(DR>=1)THEN(0)ELSE(2563600000) Bd_2 = IF(DR>=1)THEN(0)ELSE(155200000) Bd_3 = IF(DR>=1)THEN(0)ELSE(2893400000) Bd_4 = IF(DR>=1)THEN(0)ELSE(2730200000) Bd_5 = IF(DR>=1)THEN(0)ELSE(119000000) Be_1 = IF(DR>=1)THEN(0)ELSE(28817880) Be_2 = IF(DR>=1)THEN(0)ELSE(271600) Be_3 = IF(DR>=1)THEN(0)ELSE(12121200) Be_4 = IF(DR>=1)THEN(0)ELSE(3182800) Be_5 = IF(DR>=1)THEN(0)ELSE(22189700) Biaya_Proteksi_Lingkungan_Pemanfaatan_Mangrove = Cp_5 Biaya_Proteksi_Lingkungan_Pemanfaatan_TK = Cp_1+Cp_2+Cp_3+Cp_4 Cd_1 = 1134770000 Cd_2 = 87300000 Cd_3 = 1468900000 Cd_4 = 1547600000 Cd_5 = 50150000 Ce_1 = 149857500 Ce_2 = 1416200 Ce_3 = 63029500 Ce_4 = 16585600 Ce_5 = 25173000 Cp_1 = 47879000*DR Cp_2 = 7178000*DR Cp_3 = 33633000*DR Cp_4 = 53290000*DR

Lanjutan lampiran 8.a : Cp_5 = 3230000*DR Fraksi_Fee_Konservasi_Mangrove = 0.00001 Fraksi_Fee_Konservasi_TK = 0.003 Fraksi_Kesadaran_Lingkungan = 0.7 Fraksi_Pencemaran = 0.0000595 Laju_Degradasi_Mangrove = 0.00851 Laju_Degradasi_TK = 0.052 Laju_Pertumbuhan_Mangrove = 0.073 Laju_Pertumbuhan_TK = 0.073 Luas_Mangrove_yang_dikonversi = 8.7 NPV_TAHUNAN_MB_KARAMBA = Manfaat_3-Biaya_3 NPV_TAHUNAN_MB_KERANG = Manfaat_2-Biaya_2 NPV_TAHUNAN_MB_MANGROVE = Manfaat_5-Biaya_5 NPV_TAHUNAN_MB_PANCING = Manfaat_1-Biaya_1 NPV_TAHUNAN_MB_SELAM = Manfaat_4-Biaya_4 NPV_TAHUNAN_TOTAL = NPV_TAHUNAN_MB_PANCING+NPV_TAHUNAN_MB_KERANG+NPV_T AHUNAN_MB_KARAMBA+NPV_TAHUNAN_MB_SELAM+NPV_TAHUN AN_MB_MANGROVE Pencemaran = (Fraksi_Kesadaran_Lingkungan*Penduduk)*Fraksi_Pencemaran Penduduk = 2412 Upaya_Konservasi_Mangrove = (Alokasi_Dana_Untuk_Konservasi_Mangrove/1500)*Fraksi_Fee_Konservasi_Ma ngrove Upaya_Konservasi_TK = (Alokasi_Dana_Untuk Konservasi_TK/50000000)*Fraksi_Fee_Konservasi_TK WAKTU = TIME DR = GRAPH(WAKTU) (0.00, 1.00), (1.00, 0.91), (2.00, 0.83), (3.00, 0.75), (4.00, 0.68), (5.00, 0.62) b. Skenario Pesimistik LUASAN_MANGROVE(t) = LUASAN_MANGROVE(t - dt) + (Pertambahan_Luasan_Mangrove - Pengurangan_Luasan_Mangrove) * dtinit LUASAN_MANGROVE = 153.58 Pertambahan_Luasan_Mangrove = (Laju_Pertumbuhan_Mangrove*LUASAN_MANGROVE)+Upaya_Konservasi_ Mangrove Pengurangan_Luasan_Mangrove = (Laju_Degradasi_Mangrove*LUASAN_MANGROVE)+Luas_Mangrove_yang_ dikonversi

Lanjutan lampiran 8.b : LUASAN_TERUMBU_KARANG(t) = LUASAN_TERUMBU_KARANG(t - dt) + (Pertambahan_Luasan_TK - Pengurangan_Luasan_TK) * dtinit LUASAN_TERUMBU_KARANG = 62.78 Pertambahan_Luasan_TK = (Laju_Pertumbuhan_TK*LUASAN_TERUMBU_KARANG)+Upaya_Konservasi _TK Pengurangan_Luasan_TK = (Laju_Degradasi_TK*LUASAN_TERUMBU_KARANG)+Pencemaran NPV_KUMULATIF_MB_KARAMBA(t) = NPV_KUMULATIF_MB_KARAMBA(t - dt) + (Manfaat_3 - Biaya_3) * dtinit NPV_KUMULATIF_MB_KARAMBA = 0 Manfaat_3 = (Bd_3+Be_3)*DR Biaya_3 = IF(DR>=1)THEN(1184000000)ELSE((Cd_3+Ce_3+Cp_3)*DR) NPV_KUMULATIF_MB_KERANG(t) = NPV_KUMULATIF_MB_KERANG(t - dt) + (Manfaat_2 - Biaya_2) * dtinit NPV_KUMULATIF_MB_KERANG = 0 Manfaat_2 = (Bd_2+Be_2)*DR Biaya_2 = IF(DR>=1)THEN(388000000)ELSE((Cd_2+Ce_2+Cp_2)*DR) NPV_KUMULATIF_MB_MANGROVE(t) = NPV_KUMULATIF_MB_MANGROVE(t - dt) + (Manfaat_5 - Biaya_5) * dtinit NPV_KUMULATIF_MB_MANGROVE = 0 Manfaat_5 = (Bd_5+Be_5)*DR Biaya_5 = IF(DR>=1)THEN(45000000)ELSE((Cd_5+Ce_5+Cp_5)*DR) NPV_KUMULATIF_MB_PANCING(t) = NPV_KUMULATIF_MB_PANCING(t - dt) + (Manfaat_1 - Biaya_1) * dtinit NPV_KUMULATIF_MB_PANCING = 0 Manfaat_1 = (Bd_1+Be_1)*DR Biaya_1 = IF(DR>=1)THEN(1206400000)ELSE((Cd_1+Ce_1+Cp_1)*DR) NPV_KUMULATIF_MB_SELAM(t) = NPV_KUMULATIF_MB_SELAM(t - dt) + (Manfaat_4 - Biaya_4) * dtinit NPV_KUMULATIF_MB_SELAM = 0 Manfaat_4 = (Bd_4+Be_4)*DR Biaya_4 = IF(DR>=1)THEN(2190000000)ELSE((Cd_4+Ce_4+Cp_4)*DR)

Lanjutan lampiran 8.b : Alokasi_Dana_Untuk_Konservasi_Mangrove = 0.1*Biaya_Proteksi_Lingkungan_Pemanfaatan_Mangrove Alokasi_Dana_Untuk_Pembangunan_Desa = (0.9*Biaya_Proteksi_Lingkungan_Pemanfaatan_TK)+(0.7*Biaya_Proteksi_Lingk ungan_pemanfaatan_mangrove) Alokasi_Dana_Untuk Konservasi_TK = 0.1*Biaya_Proteksi_Lingkungan_Pemanfaatan_TK Bd_1 = IF(DR>=1)THEN(0)ELSE(2563600000) Bd_2 = IF(DR>=1)THEN(0)ELSE(155200000) Bd_3 = IF(DR>=1)THEN(0)ELSE(2893400000) Bd_4 = IF(DR>=1)THEN(0)ELSE(2730200000) Bd_5 = IF(DR>=1)THEN(0)ELSE(119000000) Be_1 = IF(DR>=1)THEN(0)ELSE(28817880) Be_2 = IF(DR>=1)THEN(0)ELSE(271600) Be_3 = IF(DR>=1)THEN(0)ELSE(12121200) Be_4 = IF(DR>=1)THEN(0)ELSE(3182800) Be_5 = IF(DR>=1)THEN(0)ELSE(22189700) Biaya_Proteksi_Lingkungan_Pemanfaatan_Mangrove = Cp_5 Biaya_Proteksi_Lingkungan_Pemanfaatan_TK = Cp_1+Cp_2+Cp_3+Cp_4 Cd_1 = 1134770000 Cd_2 = 87300000 Cd_3 = 1468900000 Cd_4 = 1547600000 Cd_5 = 50150000 Ce_1 = 149857500 Ce_2 = 1416200 Ce_3 = 63029500 Ce_4 = 16585600 Ce_5 = 25173000 Cp_1 = 47879000*DR Cp_2 = 7178000*DR Cp_3 = 33633000*DR Cp_4 = 53290000*DR Cp_5 = 3230000*DR Fraksi_Fee_Konservasi_Mangrove = 0.00001 Fraksi_Fee_Konservasi_TK = 0.003 Fraksi_Kesadaran_Lingkungan = 0.7 Fraksi_Pencemaran = 0.0000595 Laju_Degradasi_Mangrove = 0.00851 Laju_Degradasi_TK = 0.052 Laju_Pertumbuhan_Mangrove = 0.073 Laju_Pertumbuhan_TK = 0.073 Luas_Mangrove_yang_dikonversi = 8.7 NPV_TAHUNAN_MB_KARAMBA = Manfaat_3-Biaya_3 NPV_TAHUNAN_MB_KERANG = Manfaat_2-Biaya_2 NPV_TAHUNAN_MB_MANGROVE = Manfaat_5-Biaya_5

Lanjutan lampiran 8.b : NPV_TAHUNAN_MB_PANCING = Manfaat_1-Biaya_1 NPV_TAHUNAN_MB_SELAM = Manfaat_4-Biaya_4 NPV_TAHUNAN_TOTAL = NPV_TAHUNAN_MB_PANCING+NPV_TAHUNAN_MB_KERANG+NPV_T AHUNAN_MB_KARAMBA+NPV_TAHUNAN_MB_SELAM+NPV_TAHUN AN_MB_MANGROVE Pencemaran = (Fraksi_Kesadaran_Lingkungan*Penduduk)*Fraksi_Pencemaran Penduduk = 2412 Upaya_Konservasi_Mangrove = (Alokasi_Dana_Untuk_Konservasi_Mangrove/1500)*Fraksi_Fee_Konservasi_Ma ngrove Upaya_Konservasi_TK = (Alokasi_Dana_Untuk Konservasi_TK/50000000)*Fraksi_Fee_Konservasi_TK WAKTU = TIME DR = GRAPH(WAKTU) (0.00, 1.00), (1.00, 0.87), (2.00, 0.76), (3.00, 0.66), (4.00, 0.57), (5.00, 0.5) c. Skenario Konservatif LUASAN_MANGROVE(t) = LUASAN_MANGROVE(t - dt) + (Pertambahan_Luasan_Mangrove - Pengurangan_Luasan_Mangrove) * dtinit LUASAN_MANGROVE = 153.58 Pertambahan_Luasan_Mangrove = (Laju_Pertumbuhan_Mangrove*LUASAN_MANGROVE)+Upaya_Konservasi_ Mangrove Pengurangan_Luasan_Mangrove = (Laju_Degradasi_Mangrove*LUASAN_MANGROVE)+Luas_Mangrove_yang_d ikonversi LUASAN_TERUMBU_KARANG(t) = LUASAN_TERUMBU_KARANG(t - dt) + (Pertambahan_Luasan_TK - Pengurangan_Luasan_TK) * dtinit LUASAN_TERUMBU_KARANG = 62.78 Pertambahan_Luasan_TK = (Laju_Pertumbuhan_TK*LUASAN_TERUMBU_KARANG)+Upaya_Konservasi _TK Pengurangan_Luasan_TK = (Laju_Degradasi_TK*LUASAN_TERUMBU_KARANG)+Pencemaran NPV_KUMULATIF_MB_KARAMBA(t) = NPV_KUMULATIF_MB_KARAMBA(t - dt) + (Manfaat_3 - Biaya_3) * dtinit NPV_KUMULATIF_MB_KARAMBA = 0 Manfaat_3 = (Bd_3+Be_3)*DR

Lanjutan lampiran 8.c : Biaya_3 = IF(DR>=1)THEN(1184000000)ELSE((Cd_3+Ce_3+Cp_3)*DR) NPV_KUMULATIF_MB_KERANG(t) = NPV_KUMULATIF_MB_KERANG(t - dt) + (Manfaat_2 - Biaya_2) * dtinit NPV_KUMULATIF_MB_KERANG = 0 Manfaat_2 = (Bd_2+Be_2)*DR Biaya_2 = IF(DR>=1)THEN(388000000)ELSE((Cd_2+Ce_2+Cp_2)*DR) NPV_KUMULATIF_MB_MANGROVE(t) = NPV_KUMULATIF_MB_MANGROVE(t - dt) + (Manfaat_5 - Biaya_5) * dtinit NPV_KUMULATIF_MB_MANGROVE = 0 Manfaat_5 = (Bd_5+Be_5)*DR Biaya_5 = IF(DR>=1)THEN(45000000)ELSE((Cd_5+Ce_5+Cp_5)*DR) NPV_KUMULATIF_MB_PANCING(t) = NPV_KUMULATIF_MB_PANCING(t - dt) + (Manfaat_1 - Biaya_1) * dtinit NPV_KUMULATIF_MB_PANCING = 0 Manfaat_1 = (Bd_1+Be_1)*DR Biaya_1 = IF(DR>=1)THEN(1206400000)ELSE((Cd_1+Ce_1+Cp_1)*DR) NPV_KUMULATIF_MB_SELAM(t) = NPV_KUMULATIF_MB_SELAM(t - dt) + (Manfaat_4 - Biaya_4) * dtinit NPV_KUMULATIF_MB_SELAM = 0 Manfaat_4 = (Bd_4+Be_4)*DR Biaya_4 = IF(DR>=1)THEN(2190000000)ELSE((Cd_4+Ce_4+Cp_4)*DR) Alokasi_Dana_Untuk_Konservasi_Mangrove = 0.5*Biaya_Proteksi_Lingkungan_Pemanfaatan_Mangrove Alokasi_Dana_Untuk_Pembangunan_Desa = (0.5*Biaya_Proteksi_Lingkungan_Pemanfaatan_TK)+(0.7*Biaya_Proteksi_Lingk ungan_pemanfaatan_mangrove) Alokasi_Dana_Untuk Konservasi_TK = 0.5*Biaya_Proteksi_Lingkungan_Pemanfaatan_TK Bd_1 = IF(DR>=1)THEN(0)ELSE(2563600000) Bd_2 = IF(DR>=1)THEN(0)ELSE(155200000) Bd_3 = IF(DR>=1)THEN(0)ELSE(2893400000) Bd_4 = IF(DR>=1)THEN(0)ELSE(2730200000) Bd_5 = IF(DR>=1)THEN(0)ELSE(119000000) Be_1 = IF(DR>=1)THEN(0)ELSE(28817880) Be_2 = IF(DR>=1)THEN(0)ELSE(271600) Be_3 = IF(DR>=1)THEN(0)ELSE(12121200) Be_4 = IF(DR>=1)THEN(0)ELSE(3182800) Be_5 = IF(DR>=1)THEN(0)ELSE(22189700)

Lanjutan lampiran 8.c : Biaya_Proteksi_Lingkungan_Pemanfaatan_Mangrove = Cp_5 Biaya_Proteksi_Lingkungan_Pemanfaatan_TK = Cp_1+Cp_2+Cp_3+Cp_4 Cd_1 = 1134770000 Cd_2 = 87300000 Cd_3 = 1468900000 Cd_4 = 1547600000 Cd_5 = 50150000 Ce_1 = 149857500 Ce_2 = 1416200 Ce_3 = 63029500 Ce_4 = 16585600 Ce_5 = 25173000 Cp_1 = 47879000*DR Cp_2 = 7178000*DR Cp_3 = 33633000*DR Cp_4 = 53290000*DR Cp_5 = 3230000*DR Fraksi_Fee_Konservasi_Mangrove = 0.00001 Fraksi_Fee_Konservasi_TK = 0.003 Fraksi_Kesadaran_Lingkungan = 0.7 Fraksi_Pencemaran = 0.0000595 Laju_Degradasi_Mangrove = 0.00851 Laju_Degradasi_TK = 0.052 Laju_Pertumbuhan_Mangrove = 0.073 Laju_Pertumbuhan_TK = 0.073 Luas_Mangrove_yang_dikonversi = 8.7 NPV_TAHUNAN_MB_KARAMBA = Manfaat_3-Biaya_3 NPV_TAHUNAN_MB_KERANG = Manfaat_2-Biaya_2 NPV_TAHUNAN_MB_MANGROVE = Manfaat_5-Biaya_5 NPV_TAHUNAN_MB_PANCING = Manfaat_1-Biaya_1 NPV_TAHUNAN_MB_SELAM = Manfaat_4-Biaya_4 NPV_TAHUNAN_TOTAL = NPV_TAHUNAN_MB_PANCING+NPV_TAHUNAN_MB_KERANG+NPV_T AHUNAN_MB_KARAMBA+NPV_TAHUNAN_MB_SELAM+NPV_TAHUN AN_MB_MANGROVE Pencemaran = (Fraksi_Kesadaran_Lingkungan*Penduduk)*Fraksi_Pencemaran Penduduk = 2412 Upaya_Konservasi_Mangrove = (Alokasi_Dana_Untuk_Konservasi_Mangrove/1500)*Fraksi_Fee_Konservasi_Ma ngrove Upaya_Konservasi_TK = (Alokasi_Dana_Untuk Konservasi_TK/50000000)*Fraksi_Fee_Konservasi_TK WAKTU = TIME DR = GRAPH(WAKTU) (0.00, 1.00), (1.00, 0.93), (2.00, 0.86), (3.00, 0.79), (4.00, 0.74), (5.00, 0.68)

Lampiran 9 Matriks strategi dan kebijakan untuk keberlanjutan pengelolaan minawisata bahari pulau kecil berbasis konservasi di Teluk Un dan Teluk Vid Bangir No Dimensi / Aspek Strategi Kebijakan / Kegiatan Institusi / Lembaga Pelaksana 1. Ekosistem terumbu karang. Peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya ekosistem terumbu karang. Melakukan sosialisasi kepada berbagai lapisan masyarakat tentang fungsi dan peranan ekosistem terumbu karang. Memasang seruan kesadaran berlingkungan di sekitar kawasan objek minawisata bahari. Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Pariwisata. LSM. Lembaga Pengawas, Pemerintah Desa. 2. Upaya konservasi ekosistem terumbu karang Menambah populasi dan memulihkan kondisi ekosistem terumbu karang. Membuat terumbu karang buatan (artificial reef) di sekitar kawasan objek minawisata bahari. Menetapkan area rehabilitasi karang. Melakukan penanaman (transplantasi karang) pada area rehabilitasi karang. LIPI, Perguruan Tinggi. Pemerintah Desa. LIPI, Perguruan Tinggi. Melarang aktivitas yang dapat merusak terumbu karang. Memasang papan pengumuman tentang pelarangan pengrusakan karang sekitar kawasan objek minawisata bahari.. Lembaga Pengelola. Menetapkan sanksi bagi perusak karang. Lembaga Pengawas. 3. Ekosistem mangrove. Peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya hutan mangrove Melakukan sosialisasi kepada berbagai lapisan masyarakat tentang fungsi dan peranan hutan mangrove. Menetapkan jalur hijau bagi batas permukiman di sekitar kawasan objek minawisata bahari. Dinas Kehutanan, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Pariwisata, LSM. Pemerintah Desa. Melarang aktifitas pembangunan pada areal hutan mangrove. Lembaga Pengawas, Pemerintah Desa.

Lanjutan Lampiran 9 : 4. Upaya konservasi ekosistem mangrove Menambah populasi dan memulihkan kondisi hutan mangrove. Menetapkan area rehabilitasi mangrove di sekitar kawasan objek minawisata bahari. Melakukan penanaman anakan mangrove pada area rehabilitasi mangrove. Pemerintah Desa, Dishut, DKP, masyarakat, LSM. Melarang aktivitas yang dapat merusak hutan mangrove. Memasang papan pengumuman tentang pelarangan pengrusakan mangrove di sekitar kawasan objek minawisata bahari. Lembaga Pengelola. Menetapkan sanksi bagi perusak mangrove. Lembaga Pengawas. 5. Lingkungan perairan. Meminimasi pembuangan sampah/limbah ke lingkungan perairan. Melakukan sosialisasi kepada berbagai lapisan masyarakat tentang dampak negatif dari sampah/limbah terhadap sanitasi dan estetika lingkungan perairan. Bapedalda, LSM. Menetapkan aturan pembuangan sampah di sekitar kawasan objek minawisata bahari. Lembaga Pengelola. Menetapkan sanksi bagi pelanggaran terhadap aturan pembuangan sampah. Lembaga Pengawas. 6. Sumberdaya ikan dan kerang. Menambah ketersediaan jumlah ikan dan kerang di dalam kawasan objek minawisata bahari. Meminta instansi yang berkompeten (Loka Budidaya Laut) untuk menyediakan bibit ikan. Melakukan penebaran bibit ikan ke dalam perairan (restocking) di sekitar kawasan objek minawisata bahari. Loka Budidaya Laut. Loka Budidaya Laut, Dinas Kelautan dan Perikanan, masyarakat

Lanjutan Lampiran 9 : 7. Perekonomian masyarakat dan daerah. Pengembangan berbagai peluang usaha mandiri di sekitar kawasan objek minawisata bahari. Mendorong masyarakat untuk terlibat langsung menyediakan unit usaha minawisata bahari. Mondorong masyarakat untuk mengembangkan usaha mandiri di sekitar kawasan objek minawisata bahari. Melakukan pelatihan pemandu wisata bagi masyarakat. Perbankan, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Pariwisata. Perbankan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Dinas Pariwisata, LSM. 8. Sosial Budaya Pengembangan kapasitas masyarakat. 9. Kelembagaan Peningkatan fasilitas penunjang objek minawisata bahari. Mendorong masyarakat untuk terlibat langsung sebagai tenaga kerja aktif disemua objek minawisata bahari. Mondorong masyarakat untuk mempromosikan budaya setempat. Mendorong masyarakat untuk menciptakan situasi yang kondusif. Menyediakan fasilitas dan menjaga semua fasilitas penunjang objek minawisata bahari. Menjalin hubungan baik dan kerjasama dengan semua pemangku kepentingan (stakeholder) objek minawisata bahari. Dinas Tenaga Kerja, LSM. Dinas Pariwisata, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Lembaga Pengawas, Aparat Keamanan. Lembaga Pengawas. Lembaga Pengawas, Pemerintah Desa.

Lampiran 10 Foto Dokumentasi Penelitian a. Foto bagian selatan Pulau Dullah dengan latar belakang Teluk Un. b. Foto lokasi wisata di bagian utara Pulau Dullah (Pantai Diffur).

Lanjutan lampiran 10 : c. Foto saat wawancara dengan nelayan Pulau Dullah d. Foto salah satu sisi dari Teluk Un saat air laut mulai surut