BAB V. Proses Pendampingan Masyarakat Peduli Pada Polusi Pencemaran Lingkungan di Desa. Deket Kulon.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VII REFLEKSI PENDAMPINGAN BERBASIS ASET TENTANG PEDULI DARI POLUSI PENCEMARAN LINGKUNGAN

BAB V REFLEKSI PENDAMPINGAN BERBASIS ASET KELOMPOK PEDAGANG KLONTONG

BAB V HASIL PENDAMPINGAN MASYARAKAT

BAB VI REFLEKSI PENDAMPINGAN BERBASIS ASET KAMPUNG PENELEH. Pendampingan masyarakat Peneleh dalam memanfaatkan aset yang

BAB VI PROSES PENDAMPINGAN PEREMPUAN WONOREJO. selaku RW 01 Wonorejo. Pendamping memperkenalkan diri dan

BAB VI MENGEMBANGKAN ASET MENUMBUHKAN PERUBAHAN. A. Aksi Pendampingan Masyarakat Petani Tambak

BAB V YANG IKUT ANDIL DALAM MENGEMBANGKAN PERTANIAN. seperti pertanyan pertanyaan dan cerita keberhasilan di masa lalu di Desa

BAB VI REFLEKSI HASIL PENDAMPINGAN BERSAMA KELOMPOK TANI

BAB I PENDAHULUAN. desa yang amat kecil dan terpencil dari desa-desa lain yang ada di Kecamatan

BAB V POTRET BURAM PEREMPUAN DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT WONOREJO. A. Profil Gerakan Perempuan dan Lingkungan Hidup di Wonorejo

BAB I PENDAHULUAN. Lokasi yang menjadi tujuan riset aksi peneliti adalah Dusun Luwung

JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN III (TIGA) ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN

PEMBERDAYAAN DAN ETIKA PADA LINGKUNGAN MASYARAKAT. A. Analisis Perubahan Sosial Masyarakat Desa Deket Kulon

Pemberdayaan Masyarakat Rumpin Melalui Pengolahan Sampah Organik Rumah Tangga

BAB VI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENCIPTAKAN PERUBAHAN

PROPOSAL DESIGNING PROJECT PENANGANAN SAMPAH DAN PENCEMARAN SUNGAI BRANTAS DI KAWASAN SPLENDID-MALANG. Oleh. WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia)

BAB I. Dengan begitu para pemilik lahan dapat mengetahui batas-batas lahan

BAB V DINAMIKA PROSES AKSI. A. Menumbuhkan Kreativitas dalam Pengelolaan Sampah menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. DESKRIPSI KEGIATAN

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian, tetapi kenyataannya peran serta angkatan kerja tersebut lebih banyak

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Bojonegoro. Desa Tlogoagung ini desa yang berada ditengah-tengah

BAB VI REFLEKSI PENDAMPINGAN BERBASIS ASET

BAB III LAPORAN PENELITIAN

BAB V MERANCANG DAN MEWUJUDKAN MIMPI KELOMPOK TANI

DOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. perlu dijaga agar tetap mampu menunjang kehidupan yang normal. 1

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH. RT dengan batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sokaraja Kulon, batas

BAB V HASIL DAN ANALISA PERUBAHAN. A. Munculnya Usaha Baru Bagi Perempuan Buruh Konveksi Desa Bandung

I. PENDAHULUAN. berdampingan dengan alam. Lingkungan hidup menyediakan kebutuhankebutuhan. Menurut Khaldun dalam Rahmad K.

BAB I PENDAHULUAN. memuculkan sumber mata air untuk kehidupan bagi setiap makhluk. Sedangkan

BAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN

ANALISIS SITUASI DAN PERMASALAHAN PETANI MISKIN

BAB IV. A. Upaya yang Dilakukan Pemerintah dan Masyarakat dalam Mencegah dan. Menanggulangi Pencemaran Air Akibat Limbah Industri Rumahan sesuai

PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN ( Pertemuan ke-7 ) Disampaikan Oleh : Bhian Rangga Program Studi Pendidikan Geografi FKIP -UNS 2013

BAB III PRAKTIK PENGGARAPAN TANAH SAWAH DENGAN SISTEM SETORAN DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK

PENGESAHAN PROPOSAL PKM

BAB. Kesehatan Lingkungan

BAB VII SEBUAH CATATAN REFLEKSI. sejuk, dan udara yang selalu berhembus, alamnya pun dikelilingi oleh pepohonan

BAB III KERJA SAMA PENGAIRAN SAWAH DI DESA KEDUNG BONDO KECAMATAN BALEN KABUPATEN BOJONEGORO. Tabel 3.1 : Batas Wilayah Desa Kedung Bondo

KONDISI LINGKUNGAN PERMUKIMAN PASCA RELOKASI

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 DAFTAR TABEL

BAB III IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO

Umi Pudji Astuti, Wahyu Wibawa, dan Andi Ishak. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian km. 6,5 Kota Bengkulu ABSTRAK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2014 TENTANG HAK GUNA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Analisis Situasi

BAB IV MENELUSURI DESA DI TENGAH PERSAWAHAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kota-kota seluruh dunia.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Keadaan Anggota Kelompok Wanita Tani Menurut Umur. Anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Dusun Pakel Jaluk juga merupakan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2014 TENTANG HAK GUNA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyiapkan kehidupan bangsa di masa depan. diberati oleh nilai-nilai. Hal ini terutama disebabkan karena pemuda bukanlah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional dalam suatu negara bukan merupakan tanggung

VI KAJIAN KEMITRAAN PETANI PADI SEHAT DESA CIBURUY DENGAN LEMBAGA PERTANIAN SEHAT DOMPET DHUAFA REPLUBIKA

DAFTAR ISI. Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1

PENDAMPINGAN PEMBUATAN RUMAH PUPUK KOMPOS DI KAMPUNG BELAKANG KAMAL JAKARTA BARAT

BAB II BEBERAPA BIDANG PERMASALAHAN GAMPONG. peserta KKN ke masyarakat. Sebagai pengabdian diri kepada masyarakat,

BAB III PELAKSANAAN PRAKTEK SEWA SAWAH DI DESA TAMANREJO KECAMATAN TUNJUNGAN KABUPATEN BLORA

BAB VI CATATAN SEBUAH REFLEKSI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

VII. RANCANGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MISKIN

PENGENALAN TEKNIK USAHATANI TERPADU DI KAWASAN EKONOMI MASYARAKAT DESA PUDAK

BAB II KONDISI UMUM KELURAHAN LOMANIS. kelurahan di wilayah Kecamatan Cilacap Tengah Kabupaten Cilacap.Lokasinya

BAB I PENDAHULUAN 6% 1% Gambar 1.1 Sumber Perolehan Sampah di Kota Bandung

PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN MAGELANG

BAB III PRAKTIK KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DENGAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB III PRAKTEK SEWA SUNGAI KALIANYAR DAN PEMANFAATANNYA DI DESA SUNGELEBAK KECAMATAN KARANGGENENG KABUPATEN LAMONGAN

PEMBENTUKAN TAMAN BACA SEBAGAI WUJUD PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN BAGI ANAK-ANAK DI DESA BERTA, KECAMATAN SUSUKAN, KABUPATEN BANJARNEGARA

BAB I PROFIL WILAYAH

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler

V. KEMISKINAN 5.1 Kemiskinan di Desa Sitemu

Menjadikan TPA Manggar menjadi alternatif lokasi eduwisata di Kota Balikpapan. Dibangunnya Work Shop 3R Anorganik (Produk Daur Ulang) CONTOH:

BAB VII REFLEKSI TEORITIS A. ANALISIS TEORI PRESPEKTIF TEORI PEMBERDAYAAN. menggunakan teori pemberdayaan. Dalam konsep pemberdayaan, manusia adalah

BAB I PENDAHULUAN. kewibawaan guru di mata peserta didik, pola hidup konsumtif, dan sebagainya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Lingkungan hidup dan sumber daya alam merupakan anugerah Tuhan

BAB VI DINAMIKA PROSES MERENCANAKAN TINDAKAN DAN AKSI PERUBAHAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di

BAB VI DINAMIKA AKSI PERUBAHAN. A. Membangun Kesepahaman Sebagai Warga Lokal. proses inkulturasi dengan masyarakat. Hal ini dikarenakan peneliti

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Sepenggal kalimat Jania Hasan, seorang

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. PELESTARIAN LINGKUNGANLaihan soal 10.3

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Hendrik L. Blum dalam Haryanto Kusnoputranto (2005) dikatakan,

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA

BAB VI DINAMIKA PROSES PEMECAHAN MASALAH DAN PERENCANAAN PROGRAM. program atau proyek kemasyarakatan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf

BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO. A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo

BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

: Yayasan Orangutan Sumatera - Orangutan Information Centre. LAPORAN TAHAPAN PELAKSANAAN STRATEGI PENYINGKIR HALANGAN Periode Juli 2009 Februari 2010

3. Pelestarian makhluk hidup dapat memberikan keuntungan ekonomi kepada masyarakat berupa

Kuesioner Penelitian

Seorang diri, Sadiman memerdekakan desanya dari kekeringan

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN MURUNG RAYA.

LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku buruk tentang sampah. Masyarakat membuang sampah sembarangan.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

BAB I PENDAHULUAN. wilayah kecamatan sebanyak 15 kecamatan. Produktifitas rata-rata

BAB I. PENDAHULUAN. masyarakat yang bermukim di pedesaan, sehingga mereka termotivasi untuk

PERAN PEREMPUAN DAYA AIR, SANITASI DAN HIGIENE UNTUK KESEJAHTERAAN ETTY HESTHIATI LPPM UNIV. NASIONAL

Transkripsi:

57 BAB V Proses Pendampingan Masyarakat Peduli Pada Polusi Pencemaran Lingkungan di Desa Deket Kulon. Awal dari pendampingan ini dimulai dari meminta izin kepada kepala desa Deket Kulon yaitu Bapak Tri Maryono. Karena tanpa adanya izin dari kepala desa selaku orang yang berwenang di desa tersebut, tidak mungkin semua akan berjalan dengan lancar. Penulis juga mengajukan proposal pendampingan kepada Prodi Pengembangan Masyarakat Islam. Proses awal yang dilakukan dengan cara wawancara kepada masyarakat dan perangkat desa setempat, menggali data dari sekitar lokasi pendampingan. Fasilitator memilih untuk mendampingi masyarakat desa dan petani di Desa Deket Kulon kecamatan Deket Kabupaten Lamongan. Pada bulan April tahun 2015, fasilitator melakukan pendampingan kepada beberapa kelompok tani dan juga ibu-ibu rumah tangga. Fasilitator bersilahturahmi kepada masyarakat Desa Deket Kulon yang berprofesi sebagai petani. Karena sebelumnya fasilitator pun sudah mengenal sebagian masyarakat desa Deket Kulon karena memang fasilitator juga berasal dari Desa tersebut. Fasilitator mendatangi kediaman ibu Daya salah satu masyarakat Desa Deket Kulon yang sehari-harinya bekerja sebagai seorang petani dan juga berperan sebagai pemimpin PKK Desa.. Ibu Daya merupakan salah satu dari sekian banyak perempuan di Desa yang berprofesi sebagai petani. Beliau sudah puluhan tahun menjadi seorang petani sekitar 15 tahunan.namun beliau juga berperan aktif dalam kegiatan PKK yang diadakan setiap minggunya di balai Desa jadi ibu-ibu PKK mempercaya beliau sejak tiga tahun yang lalu.ibu Daya yang

58 sudah cukup lama berprofesi menjadi seorang petani mengerti bagaimana jatuh bangunnya dalam menjalani pekerjaan sebagai seorang petani.bagaimana saat menanggulangi saat musim hujan yang bisa mmembuat sawah banjir dan membuat tanaman-tanaman di sawah rusak. Serta musim kemarau yang bisa membuat kurangnya fasilitas air yang membuat tanaman di sawah bisa mengering dan menjadi layu. Juga adanya serangan hama yang bisa datang setiap waktunya. Proses pendampingan yang dilakukan tidak semudah dan selancar yang dibayangkan oleh fasilitator. Karena di lapangan, masyarakatnya ada yang terbuka dan ada pula yang tertutup. Adanya perbedaan profesi dan aset yang warga desa miliki selain petani seperti pedagang dan lain-lain. Masyarakat Desa Deket Kulon mayoritas berprofesi sebagai petani dan pedagang pekerjaan tersebut sudah dilakoni masyarakat Deket sejak dulu.pertanian di Desa ini sudah ada sejak dulu sudah turun temurun dari orang-orang dulu yang memiliki lahan sawah dan di turunkan oleh anak cucu mereka. Jadi pertanian di desa Deket Kulon sudah cukup kental dengan yang namanya lahan tambak, sawah yang lebih dikenal dengan penghasil ikan dan beras. Sebagian yang berprofesi sebagai pedagang adalah msayarakat Desa Deket Kulon yang akses rumahnya berdekatan dengan jalan raya yang sebagaimana pedagang bisa mendapatkan pembeli dengan mudah. Proses pendampingan pada masyarakat diawali dengan Aset atau keinginan yang mereka inginkan termasuk juga menggunakan aset mereka dalam bidang pertanian.saat di adakan kumpulan, masyarkat Desa bermusyawarah dengan menggunakan keahlian yang mereka bisa seperti mengadakan program kebersihan lingkungan dan penghijauan

59 untuk membuat lingkungan mereka menjadi bersih dan bisa menanggulangi dampak lingkungan yang diakibatkan oleh limbah-limbah pabrik dan polusi udara. a. Pengembangan Potensi Pertanian dalam program penghijauan Di Desa Deket Kulon memang dari dulu sudah dikenal oleh masyarakat luas dengan potensi mereka sebagai petani.ada dua musim panen di Desa tersebut yang pertama musim panen padi pada musim kemarau dan yang ke dua panen ikan tambak pada musim penghujan. Di samping itu para petani juga ada yang menanam jenis sayuran dan rempah-rempah seperti terong, cabai, tomat,pisang, dan jenis tanaman sawah lainnya.tanaman tersebut berfungsi untuk meningkatkan ekonomi mereka dan juga sebagai penghasil tambahan panen. tetapi tidak semua petani bisa menanam sayuran tersebut d ladang mereka karena sebagian petani yang mempunyai sawah di pinggir jalan raya, tanah sawahnya di ambil untuk memperluas jalan jadi mereka para petani sudah tidak punya lahan untuk menanam sayur-sayuran. Maka dari itu masyarakat desa membuat program kebersihan desa dan penghijaun yang dimana dalam program ini di dalamnya kita bisa mengorganisir para petani untuk menaam tumbuh-tumbuhan seperti tanaman apotik hidup yang bisa di tanam di pekarangan rumah. Juga bisa menyadarkan masyarakat untuk bisa meningkatkan ekonomi rumah tangga. Dalam kumpulan tersebut masyarakat Desa Deket Kulon bermusyawarah untuk mencari dan memilih jenis tanaman apa saja yang bisa di pilih untuk bisa berfungsi

60 sebagai pencemaran lingkungan dan polusi pabrik, udara maupun asap kendaraan bermotor. Juga jenis tanaman yang bisa mempercantik halaman rumah dan desa. Masyarakat Deket Kulon mulai melakukan penanaman tanaman di sekitar rumah dan di jalan-jalan kampung,bermacam-macam jenis tanaman yang masyarakat Deket Kulon tanam dan masyarakat juga membuat jalan-jalan desa Deket Kulon menjadi lebih bagus. Masyarakat desa Deket Kulon dan fasilitator sepakat untuk melakukan penanaman dan kegiatan lainnya pada malam hari karena pada siang atau sore hari sebagian masyarakat ada yang masih bekerja ataupun di sawah.ada juga yang sebagian besar adalah ibu-ibu Kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan 1. Setiap pekarangan rumah akan di tanami warna warni bunga dan tanaman apotik hidup atau tanaman toga (obat) juga tanaman sayuran 2. Membuat tempat sampah 3. Sampah dikelola dengan baik tidak di bakar, mengolah sampah basah menjadi pupuk kompos dan sampah kering di jual di bank sampah 4. Memeriksa saluran air di sekitar rumah maupun di lingkungan RT 5. Memeriksa kondisi air baik air untuk di konsumsi maupun digunakan untuk mandi 6. Menyusun jadwal kerja bakti secara bergantian 7. Menanami lahan kosong dan ditanami tanaman toga, sayuran serta buah-buahan

61 8. Setiap pekarangan rumah akan di tanami warna warni bunga dan tanaman apotik hidup atau tanaman toga (obat) juga tanaman sayuran 9. Adanya 2 jenis sampah yaitu sampah kering dan sampah basah di setiap pekarangan rumah 10. Sampah dikelola dengan baik tidak di bakar, mengolah sampah basah menjadi pupuk kompos dan sampah kering di jual di bank sampah 11. Memeriksa saluran air di sekitar rumah maupun di lingkungan RT 12. Memeriksa kondisi air baik air untuk di konsumsi maupun digunakan untuk mandi 13. Menyusun jadwal kerja bakti secara bergantian 14. Menanami lahan kosong dan ditanami tanaman toga, sayuran serta buah-buahan Butuh kesadaran masyarakat untuk mengetahui manfaat dari program clean and clear ini. Ada beberapa hal atau kesadaran yang harus mereka miliki yaitu selain untuk menata dan menciptakan lingkungan yang bersih dan indah masyarakat juga bisa terlindungi dari penyakit-penyakit yang berasal dari polusi.juga Pemikiran tentang sampah, bahwa sampah bukan barang yang menjijikan tetapi barang yang mendatangkan rejeki dengan pemanfaatan daur ulang sampah dan pebuataan bank sampah. Berdayakan seluruh warga desa tanpa terkecuali. Menanam mulai sekarang dan generasi yang akan datang. 1 1 Melihat data sosialisasi desa, BalaiDesa 25 maret 2015

62 Gambar 5.1 Ibu-ibu melaksanakan penanaman dalam rangka penghijauan Dilihat dari gambar diatas bahwa ibu-ibu sedang melaksanakan penghijauan agar daerah Deket Kulon bebas dari polusi pabrik dan terhindar dari pencemaran lingkungan Gambar 5.2 Proses pemilihan tanaman yang dilakukan ibu-ibu Deket Kulon

63 Gambar 5.3 Dari keterangan gambar dibawah terihat seorang bapak-bapak dan anak-anak sedang menghias jalan Gambar 5.4 Ibu-ibu sedang melakukan kerjabakti pada setiap hari minggu sore

64 Gambar 5.5 Masyarakat Deket Kulon mulai melakukan kerja bakti rutin dan akan di rencanakan setiap satu minggu sekali dan dilaksanakan pada hari minggu sore. b. DAMPAK PENCEMARAN LINGKUNGKAN Dari berbagai macam aset yang ada di Desa Deket Kulon Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan. Masyarakat tidak menyadari bahwasanya letak desa mereka yang

65 strategis dan merupakan peluang besar bagi para pengusaha-pengusaha besar untuk mendirikan sebuah industri pabrik disana dengan membeli swah dan tambak mereka dengan harga jual yang mahal untuk di didirikannya usaha pabrik disana. Padahal penurunan angka pertanian di desa tersebut akan mengalami banyak penuruna seperti hasil panen mereka yang setiap tahunnya selalu meningkat bahkan pernah mendapatkan hasil panen beras terbaik nomor dua sekabupaten Lamongan. bukan hanya itu saya dampak yang akan mereka alami, dengan adanya pabrik-pabrik yang ada akan tertadapat limbah dan polusi pabrik yang akan membuat lingkungan mereka menjadi tercemar. oleh karena itu masyarakat Desa Deket Kulon membuat Lingkungan mereka menjadi asri dan bersih yang bisa terhindar dari penyakit-penyakit yang di sebabkan oleh tercemarnya lingkungan dan polusi pabrik.selain itu masyarakat juga bisa memanfaatkan keadaan perekonomian mereka dengan menanam tanaman apotik hidup dengan bisa menjual atau memakainya sendiri untuk kebutuhan sehari-hari. ketika masyarakat mampu memanfaatkannya dengan semaksimal mungkin maka perekonomian masyarakat Deket Kulon pun bisa terangkat.untuk mempermudah akses infomasi informasi dan letakletak rumah atau desa yang berdekatan langsung dengan pabrik fasilitator memilih Desa Deket Kulon dalam pengembangan potensi yang akan menjadi bahan analisa. Gambar 5.6: Peta Wilayah Desa Deket Kulon Kecamatan Deket

66 t Fasilitator melihat adanya potensi yang sangat baik bagus untuk dikembangkan, apabila masyarakat Deket Kulon bisa memanfaatkanya dengan sangat baik. Keuntungan desa Deket Kulon yang terletak di pinggir jalan utama kabupaten menjadikan desa ini menjadi sangat stategis dibanding dengan desa-desa lainya. Masyarakatnya bisa berwirausaha dengan menjadi pedagang apabila masyarakat Deket Kulon menanam tanaman rempah-rempah atau lainnya yang bisa di jual ke pasar, masyarakat bisa sangat mudah menjualnya sendiri disana karena aksesnya sangat dekat dan mudah. Pada tahapan ini kelompok petani dan pedagang di ajak untuk bisa memahami apa yang terbaik dan apa yang perna menjadi yang terbaik, itulah yang seharusnya bisa dilihat dan di pahami oleh kelompok petani dan pedagang desa Deket Kulon Kecamatan Deket. Karena dengan mereka sendiri yang melihat dan memahami apa yang terbaik untuk kedepannya, maka masyarakat dengan sendiri yang akan memimpikan apa yang menjadi masa depan mereka kelak.

67 c. Menggapai Mimpi Masa Depan Dalam Menuju Perubahan Dengan Lingkungan Yang Bersih Dan Sehat Dalam pendekatan berbasis aset, program ABCD (Asset based Community Development) disini adalah mencari potensi yang dimiliki oleh masyarakat khususnya masyarakat desa Deket Kulon. Karena dalam memimpikan masa depan atau proses pengembangan visi adalah kekuatan positif luar biasa dalam mendorong suatu perubahan. Kegiatan yang dilakukan bersamaan dengan diskusi mengenai aset yang mereka punyai menjadikan masyarakat Deket Kulon bermimpi atau membayangkan hal-hal yang selama ini belum perna mereka lakukan. Pada tahap ini fasilitator mengajak masyarakat desa khususnya petani membayangkan seandainya pemerintah desa dan pemerintah kabupaten menolak di dirikannya pabrik-pabrik dan industri besar lainnya di desa ini maka masyarakat akan tetap menjadi petani penghasil padi dan ikan terbaik di kabupaten Lamongan serta keadaan desa Deket Kulon akan tetap bersih terhindar dari polusi pabrik dan limbah yang merusak sungai dan lingkungan desa.serta masyarakat petani juga tidak akan kehilangan generasi penerus masyarakat desa yang menjadi petani jika pabrik-pabrik tersebut tidak ada maka anak-anak mereka akan beredia membantu masyarakat menjadi seorang petani. Tahap ini mendorong kelompok pettani untuk berimajinasi, membuat gambaran positif tentang masa depan. Hal hal yang mungkin bisa untuk dilakukan dengan apa yang mereka punyai saat ini. Sehingga mereka termotifasi untuk melakukan perubahan di masa depan yang lebih baik dari sebelumnya.

68 Bayangkan jika setiap tahunnya para petani desa Deket Kulon menghasilkan panen dua sampai tiga kali dalam setahun setiap panenan terjadi pada tiga bulan sekali menghasilkan uang lima belas juta maka jika di gabungkan dalam setahun jika panennya dua kali maka para petani mendapatkan hasil panen sebesar tiga puluh juta.menurut bapak subagio salah satu petani Desa Deket Kulon para petani mendapatkan untung separuh lebih dari penghasilannya dan separuhnya lagi untuk modal tanam selanjutnya.pada saat ini dengan realita yang sudah terjadi para investor pabrik sudah membeli sebagaian besar lahan sawah para masayarakat Deket Kulon dengan harga yang fantastic dengan hrga ratusan juta bahakan satu miliyar untuk sawah yang memiliki tanah yang cukup luas. seperti contoh bapak subagio ini beliau memiliki lahan sawah seluas lima belas hektar dan orang pabrik itu membelinya seharga satu milyar karena katanya lahan sawah pak Subagio memiliki lahan yang sangat luas. kulo nggeh gelem-gelem mawon di tumbas sawah niki lah wong sak umur-umur kulo mboten tau nyekel duwet sakmene katahe kata pak subagio ketika fasilitator silaturahmi ke rumahny dan melakukan wawancara. terus pak atronipun di damel nopo pak samnu katahe: pak Subagio pun menjawab nggeh kulo bagi-bagi rata ten anak kulo limo trus kulo damel lungo kaji kale istri kulo, sisanipu kulo tumbasaken sawah male,mesipun sawahe tebih lan mboten seluas mbiyen. begitulah jawaban dari salah satu masayarakat petani desa Deket Kulon yang menurut pendapatnya saat ini hasil panen tidak sebesar dulu. akses sawah yang semakin jauh. dulu bapak Subagio hanya berjalan kaki atau naik sepeda pancal sudah sampai sawah tetapi sekarang pak Subagio harus menggunakan sepeda motor untuk sampai di sawahnya dan tentu saja pak Subagio harus membeli bensin setiap dua hari sekali.

69 Dari keterangan di atas bisa di simpulkan bahwa perekonomian masyarakat desa Deket Kulon tidak akan stabil seperti dahulu. masyarakat Desa Deket Kulon juga memikirkan dampak yang sebagaimana Fasilitator akan membantu untuk membuat lingkungan masyarakat Desa Deket Kulon menjadi bersih dan terhindar dari polusi limbah pabrik serta polusi udara yang sudah lama masyarakat Desa Deket Kulon alami.dengan membuat kampung Desa Deket Kulon menjadi lebih bersih dan sehat. Menurut pasal 87 ayat (1) UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPPLH): Setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang melakukan perbuatan melanggar hukum berupa pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup yang menimbulkan kerugian pada orang lain atau lingkungan hidup wajib membayar ganti rugi dan/atau melakukan tindakan tertentu. Berdasarkan pasal tersebut, setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan (perusahaan/badan hukum) yang mengakibatkan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan dianggap sebagai perbuatan melawan hukum. Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan tersebut memiliki tanggung jawab untuk mengganti kerugian yang ditimbulkan, sejauh terbukti telah melakukan perbuatan pencemaran dan/atau perusakan. Pembuktian tersebut baik itu nyata adanya hubungan kausal antara kesalahan dengan kerugian (liability based on faults) maupun tanpa perlu pembuktian unsure kesalahan (liability without faults/strict liability) (Pasal 88 UUPPLH).

70 Ketentuan ini menjadi landasan bagi si pemilik hak untuk mengajukan tuntutan apabila haknya dilanggar oleh mereka yang melakukan perusakan dan/atau pencemaran. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam UU bahwa Setiap orang berhak melakukan pengaduan akibat dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup (Pasal 65 ayat [5] UUPPLH) dan setiap orang yang memperjuangkan hak tersebut tidak dapat dituntut secara pidana maupun digugat secara perdata (Pasal 66 UUPPLH). Penyelesaian sengketa lingkungan hidup yang terjadi dapat ditempuh melalui pengadilan ataupun di luar pengadilan dan pilihan penyelesaiannya dilakukan secara sukarela oleh para pihak yang bersengketa. Namun demikian, gugatan melalui pengadilan hanya dapat ditempuh apabila upaya penyelesaian sengketa di luar pengadilan yang dipilih dinyatakan tidak berhasil oleh salah satu pihak ataupun para pihak yang bersengketa (Pasal 84 ayat [3] UUPPLH). d. Pemetaan Aset Aset adalah suatu hal atau kekuatan yang berharga yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan. Aset yang ada sebaiknya digunakan dengan lebih baik jika dalam suatu masyarakat atau kelompok menyadarinya. Tujuan pemetaan aset disini adalah agar suatu kelompok atau masyarakat belajar memahami kekuatan yang telah dimiliki sebagai bagian dari kehidupannya dan apa yang bisa dilakukan secara baik untuk kedepannya. Adapun aset yang terdapat di Desa Ngaban Kecamatan Tanggulangin yang telah di diskusikan dengan ibu-ibu dirumah ibu Hijjah pada tanggal 16 April 2015. 1. Aset Manusia

71 Aset manusia disini dapat berupa pengetahuan serta ketrampilan yang dimiliki oleh masyarakat Desa Deket Kulon. Pengetahuan yang di miliki oleh masyarakat Deket merupakan aset yang dapat digunakan untuk mempermudah dan mengembangkan atas apa yang ada di desa Deket Kulon. Keterampilan, bakat maupun kemampuan menjadi potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan peranannya sebagai makhluk sosial. Dalam hal ini kemampuan masyarakat Deket Kulon untuk mengembangkan usahanya dalam berdagang merupakan suatu aset atau potensi yang harus dikembangkan untuk kesejahteraan masyarakat itu sendiri. Jumlah penduduk yang yang besar pun menjadi aset tersendiri. 2. Aset Sosial Yang dimaksud dengan aset sosial disini adalah hubungan kekerabatan yang terjalin antara masyarakat satu dengan masyarakat yang lainnya. Selama ini hubungan kekerabatan masyarakat Deket masih terjalin kuat, salah satunya tampak saat ada kegiatan atau pun hajatan. Meraka saling membantu satu sama lain tanpa mengharap pamrih. Disamping itu masyarakat Ngaban pun beranggapan bahwasanya mereka adalah satu keluarga yang bernaung di desa Deket Kulon. Jalinan persaudaraan harus tetap terjaga dalam kondisi apapun, suka maupun duka untuk mewujudkan impian demi kepentingan bersama. 3. Aset Fisik Aset fisik disini adalah suatu hal yang bersifat nyata dan tampak seperti rumah, masjid dan sekolahan. Rumah merupakan aset fisik yang ada di Desa Deket Kulon.

72 Selain digunakan untuk tempat tinggal sehari-hari, rumah pulah yang dijadikan masyarakat Ngaban untuk mengembangkan usaha berdagangnya. Area depan digunakan untuk usaha sedangkan area belakang digunakan untuk tempat tinggal. Masyarakat Deket membuka usaha dagangnya dirumah dan disitulah masyarakat Deket Kulon melakukan pekerjaanya sebagai petani sehari-harinya. Disamping itu adapulah aset fisik yang lain yaitu masjid dan sekolahan, yang digunakan masyarakat untuk beribadah serta mengecap pendidikan disetiap harinya. 4. Aset Ekonomi Aset ekonomi disini adalah pendapatan yang diperoleh masyarakat Deket Kulon. Mayoritas mata pencaharian masyarakat Deket Kulon adalah berdagang, bisa dikatakan hampir 70% adalah berdagang. Sedangkan 30% adalah sebagai Petani, Pedagang, Wiraswasta. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya masyarakat Deket Kulon melakukan pekerjaan sebagai pedagang, dengan hasil yang bisa dikatakan cukup untuk suatu pedesaan. Sehari mereka bisa dapat untung bersih berkisar dari Rp.50.000 Rp. 200.000. dengan hasil yang didapat hampir sebagian masyarakat banyak yang mengeluh karna kebutuhan sehari-hari yang semakin mahal. 5. Aset Alam Aset alam disini adalah keadaan serta kondisi desa Deket Kulon sendiri, seperti sumber air yang berada di desa Deket Kulon. Karna air merupakan sumber penghidupan yang utama bagi seluruh makhluk hidup di dunia ini. Di Deket Kulon tidak pernah kesulitan unuk mendapatkan air, hampir disetiap rumah warga tedapat satu sumur. Hanya

73 saja sumber air tersebut hanya digunakan untuk mandi, mencuci, dan lain sebagainya. Namun tidak untuk minum dan memasak, masyarakat lebih memilih air prigen untuk keperluan memasak dan minumnya. Karena air sumur yang ada di desa Deket Kulon kalau orang-orang mengatakan baunya banger atau tidak enak jika dikonsumsi. Selain keperluan itu semua masyarakat menggunakan air sumur. 2 e. Menghubungkan Dan Memobilisasi Aset Pentingnya untuk belajar bahwa penggalian dan pemetaan aset mereka bukanlah akhir. Tujuan pemetaan aset adalah agar masyarakat desa Deket Kulon menyadari bahwa pada kenyataanya ada banyak jenis aksi yang bisa dilakukan bila mereka mulai menghubungkan dan memobilisasi aset yang ada. Aset mewakili kesempatan untuk menjadikan masyarakat yang lebih kreatif dan terampil, jika aset-aset tersebut digolongkan berdasarkan potensi yang dimiliki. Tujuannya adalah agar masyarakat bisa langsung membentuk jalan pencapaian visi atau impian yang mereka inginkan. Kelompok petani mempunyai harapan utuk kedepannya dalam kehidupan yang dilakoninya. Akan tetapi keterbatasan kemampuan para petani untuk melakukan penghijauan yang berada di desa Deket Kulon, merupakan suatu upaya yang dijalani semaksimal mungkin untuk menuju pencapaian visi. Pendampingan bersama masyarakat merencanakan beberapa agenda kegiatan yang mungkin dilakukan. Diskusi yang dilakukan terletak disalah satu rumah warga. Masyarakat Deket Kulon kurang mengetahui dan melihat aset yang ada disekitar mereka, dalam ABCD (Asset Bassed Community Developmen ) memanfaatkan suatu hal yang 2 Berdasarkan hasil diskusi pemetaan aset dirumah ibu Titien, pada tanggal 16 April 2015

74 positif merupakan suatu hal yang bisa merubah suatu keadaan. Pedtani distimulus untuk lebih peduli pada keadaan sekitarnya.. Dengan begitu masyarakat dengan sendirinya akan sadar dan memperhatikan efek apa saja yang akan ditimbulkan. Peran fasilitator disini adalah sebagai pembuka jalan bagi para pedagang klontong untuk lebih membuka pikirannya. Melalui diskusi-diskusi kecil bersama para pedagang klontong, fasiliatator mencoba untuk mendampingi masyarkat untuk menggali dan menyadari potensi yang dimilikinya. Proses tersebut lebih sering dikenal sebagai FGD (Focus Group Discussion) membuka pola pikir masyarakat dengan menjadikan masyarakat lebih peka dengan kebersihan lingkungan. Potensi pengetahuan akan informasi-informasi yang berkembang saat ini termasuk salah satu aset SDM yang sangat baik untuk dikembangkan. Keingintahuan para pedagang tentang informasi ritel mini market yang telah menjamur bisa di jadikan acuan bahwasanya perubahan yang terjadi sangat pesat dan bagaimana menyiasati keadaan seperti ini. Fasilitator disini akan sedikit membantu terutama dalam hal pemahaman yang lebih baik. Walaupun pada dasarnya pendamping tidak mempunyai basic (dasar) keilmuan tentang semua ini. Strategi memobilisasi aset sebenarnya telah dilakukan bersamaan dengan diskusidiskusi yang telah terjadi. Dengan belajar bersama masyarakat, melalui diskusi yang baik akan tercapailah pemahaman bersama mengenai dampak maupun efek yang akan ditimbulkan jika ritel mini market menjamur terlalu banyak berada di desa Deket Kulon.. f. Monitoring, Pembelajaran Dan Evaluasi Pendampingan

75 Pendekatan berbasis aset juga membutuhkan studi data dasar (Baseline), monitoring perkembangan dan kinerja outcome. Tetapi bila suatu program perubahan menggunakan pendekatan berbasis aset, maka yang dicari bukanlah setengah gelas kosong yang akan di isi melainkan bagaimanah setengah gelas yang berisi dimobilisasi. Tahap ini merupakan serangkaian tindakan baru yang inovatif yang mendukung pembelajaran berkelanjutan. Menegaskan langkah menuju masa depan yang di inginkan. Setelah masyarakat mulai mampu melihat dan memberdayakan kemampuannya, jelas akan terlihat kemampuan serta perubahan yang ada di masyarakat. Fasilitator percaya dan beranggapan bahwasanya pengetahuan masyarakat tidak akan berhenti sampai disitu melainkan pengetahuan mereka akan lebih berkembang dari sebelumnya. Proses ini memang tidak bisa dilihat dalam sekejap, namun semua membutuhkan proses didalam melakoninya. Kegiatan kegiatan yang dilakoni bersama kemaren merupakan stimulus, agar masyarakat selanjutnya mau dan mampu mengembangkan pengetahuannya. Pendekatan aset mendorong setiap orang untuk memulai sebuah proses perubahan dengan menggunakan aset yang mereka miliki sendiri. Harapan yang timbul atas apa yang mungkin terjadi sebatas apa yang meraka miliki, yaitu sumber data apa yang bisa di identifikasi dan kerahkan. Kemudian masyarakat akan menyadari bahwasanya jika sumber daya ini ada dan bisa dimanfaatkan atau digunakan, maka bantuan dari luar menjadi suatu hal yang tidak penting bagi masyarakat. Aspek keberlanjutan bisa dirasakan dengan berkembangnya pengetahuan suatu masyarakat. Pendampingan oleh fasilitator dilakukan untuk mendorong masyarakat agar

76 tegerak merubah keadaan yang di alami dikehidupannya. Prinsip penting dari pendekatan ini adalah analisi kekuatan dan kapasitas local. Ini tidak berarti bahwa pendekatan hanya dilakukan pada anggota masyarakat yang bernasib lebih baik. Akan tetapi pendekatan ini tidak mengabaikan potensi yang melekat pada semua orang. Apakah berasal dari potensi yang muncul dari jaringan kerja sosial mereka yang kuat, akses mereka pada sumber daya dan peranan fisik, maupun faktor lain yang berpotensi membuat mereka berdaya.