ANALISIS PENCEMARAN LOGAM BERAT OLEH LINDI (LEACHATE)

dokumen-dokumen yang mirip
Rustan Efendi 1, Hartito Panggoe 1, Sandra 1 1 Program Studi Fisika Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Tadulako, Palu, Indonesia

Identifikasi Keretakan Beton Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas Timotius 1*), Yoga Satria Putra 1), Boni P. Lapanporo 1)

PENYELIDIKAN BIJIH BESI DENGAN METODE GEOMAGNET DAN GEOLISTRIK

Kabupaten Banjar. Meirani Agustina, Sri Cahyo Wahyono, Tetti Novalina Manik Fisika FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

IDENTIFIKASI PENYEBARAN LIMBAH CAIR DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAHANAN JENIS 3D (MODEL LABORATORIUM)

PENENTUAN SEBARAN DAN KANDUNGAN UNSUR KIMIA KONTAMINASI LIMBAH CAIR BAWAH PERMUKAAN DI TPA CAHAYA KENCANA, KABUPATEN BANJAR

SURVEI GEOLISTRIK METODE RESISTIVITAS UNTUK INTERPRETASI KEDALAMAN LAPISAN BEDROCK DI PULAU PAKAL, HALMAHERA TIMUR

PENENTUAN RESISTIVITAS BATUBARA MENGGUNAKAN METODE ELECTRICAL RESISTIVITY TOMOGRAPHY DAN VERTICAL ELECTRICAL SOUNDING

MENENTUKAN LITOLOGI DAN AKUIFER MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER DAN SCHLUMBERGER DI PERUMAHAN WADYA GRAHA I PEKANBARU

Interpretasi Bawah Permukaan. (Aditya Yoga Purnama) 99. Oleh: Aditya Yoga Purnama 1*), Denny Darmawan 1, Nugroho Budi Wibowo 2 1

Yosi Permata Sari 1) Nofi Yendri Sudiar 2) Fatni Mufit 2) Akmam 2) PILLAR OF PHYSICS, Vol. 4. November 2014,

PENGARUH MUKA AIR TANAH TERHADAP KESTABILAN JEMBATAN MENGGUNAKAN METODE ELECTRICAL RESISTIVITY TOMOGRAPHY KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE

PENGOLAHAN DATA MANUAL DAN SOFTWARE GEOLISTRIK INDUKSI POLARISASI DENGAN MENGGUNAKAN KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE

IDENTIFIKASI JENIS BATUAN MENGGUNAKAN METODA GEOLISTRIK TAHANAN JENIS KONFIGURASI WENNER DI UNIVERSITAS NEGERI PADANG KAMPUS AIR TAWAR

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 2 (2015), Hal ISSN :

GEOFISIKA EKSPLORASI. [Metode Geolistrik] Anggota kelompok : Maya Vergentina Budi Atmadhi Andi Sutriawan Wiranata

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011) 33-37

PENENTUAN TAHANAN JENIS BATUAN ANDESIT MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER (STUDI KASUS DESA POLOSIRI)

APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI POLE-POLE UNTUK MENENTUKAN SEBARAN DAN KEDALAMAN BATUAN SEDIMEN DI DESA WONOSARI KECAMATAN NGALIYAN SEMARANG

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 3 (2015), Hal ISSN :

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011) 1-5 PENDUGAAN POLA SEBARAN LIMBAH TPA JATIBARANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK

Unnes Physics Journal

Penentuan Lapisan Bawah Permukaan di Tempat Pengolahan Akhir Sampah (TPAS) Banjarbaru dengan Metode Geolistrik

e-issn : Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains Didaktika

Metode Geolistrik (Tahanan Jenis)

KAJIAN PENYEBARAN LIMBAH CAIR BAWAH PERMUKAAN BERDASARKAN SIFAT KELISTRIKAN BATUAN DI LOKASI PEMBUANGAN AKHIR (LPA) BENOWO SURABAYA

PENDUGAAN ZONA MINERALISASI GALENA (PbS) DI DAERAH MEKAR JAYA, SUKABUMI MENGGUNAKAN METODE INDUKSI POLARISASI (IP)

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK IDENTIFIKASI AKUIFER DI KECAMATAN PLUPUH, KABUPATEN SRAGEN

PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 01 (2016), Hal ISSN :

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 2 (2015), Hal ISSN :

Optimalisasi Desain Parameter Lapangan Untuk Data Resistivitas Pseudo 3D

Meidanta Madwiratna Universitas Negeri Malang

Analisis Respon Resistivitas Sampel Tanah TPA Ngipik Kabupaten Gresik Berdasarkan Uji Resistivitas Skala Laboratorium

STUDI BIDANG GELINCIR SEBAGAI LANGKAH AWAL MITIGASI BENCANA LONGSOR

Abstrak

POLA SEBARAN LIMBAH TPA STUDI KASUS DI JATIBARANG SEMARANG (Waste Distribution Pattern Cese Study in TPA Jatibarang Semarang)

Aplikasi Metode Geolistrik untuk Identifikasi Sebaran Limbah Lada Putih di Kecamatan Galing Kabupaten Sambas Budiman a, Andi Ihwan a, Joko Sampurno a*

PROFIL RESISTIVITAS 2D PADA GUA BAWAH TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER-SCHLUMBERGER (STUDI KASUS GUA DAGO PAKAR, BANDUNG)

Bayu Suhartanto, Andy Pramana,Wardoyo, M. Firman, Sumarno Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Bengkulu, Bengkulu

PENENTUAN KEDALAMAN AKUIFER BEBAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER

REVISI, PEMODELAN FISIKA APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK INVESTIGASI KEBERADAAN AIR TANAH

INVESTIGASI BAWAH PERMUKAAN DAERAH RAWAN GERAKAN TANAH JALUR LINTAS BENGKULU-CURUP KEPAHIYANG. HENNY JOHAN, S.Si

MENENTUKAN AKUIFER LAPISAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER DI PERUMAHAN GRIYO PUSPITO DAN BUMI TAMPAN LESTARI

NILAI RESISTIVITAS DENGAN VARIASI JARAK DI TEMPAT PEMROSESAN AKHIR SAMPAH GUNUNG KUPANG BANJARBARU

METODE EKSPERIMEN Tujuan

UJI NILAI TAHANAN JENIS POLUTAN AIR LAUT DENGAN METODE OHMIK DAN GEOLISTRIK TAHANAN JENIS SKALA LABORATORIUM

ANALISA PENCEMARAN AIR TANAH BERDASARKAN METODE GEOLISTRIK STUDI KASUS TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH MUARA FAJAR KECAMATAN RUMBAI

Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 2, April 2013 ISSN

SURVEI SEBARAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS DI KELURAHAN BONTO RAYA KECAMATAN BATANG KABUPATEN JENEPONTO

IDENTIFIKASI REMBESAN LIMBAH CAIR DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI WENNER- SCHLUMBERGER STUDI KASUS TPA SUMOMPO, MANADO

Prosiding Seminar Nasional XII Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

POSITRON, Vol. VI, No. 2 (2016), Hal ISSN :

IDENTIFIKASI BIDANG GELINCIR DI TEMPAT WISATA BANTIR SUMOWONO SEBAGAI UPAYA MITIGASI BENCANA LONGSOR

Identifikasi Daya Dukung Batuan untuk Rencana Lokasi Tempat Pembuangan Sampah di Desa Tulaa, Bone Bolango

SURVAI SEBARAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS KONFIGURASI WENNER DI DESA BANJAR SARI, KEC. ENGGANO, KAB.

PENENTUAN LITOLOGI BATUAN DAN MUKA AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER SCHLUMBERGER DI DAERAH LANDFILL PLTU LABUHAN ANGIN SIBOLGA

Analisis Aliran Rembesan (Seepage) Menggunakan Pemodelan 3D Metode Resistivitas Konfigurasi Wenner

* ) Mahasiswa Jurusan Fisika FMIPA UNP ** ) Staf Pengajar Jurusan Fisika FMIPA UNP

*

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE UNTUK IDENTIVIKASI POTENSI SEBARAN GALENA (PBS) DAERAH-X, KABUPATEN WONOGIRI

PENETROMETER TEST (DCPT) DI JALAN ARTERI

Analisis Respon Resistivitas Sampel Tanah TPA Ngipik Kabupaten Gresik Berdasarkan Uji Resistivitas Skala Laboratorium

Jurnal Einstein 3 (2) (2015): Jurnal Einstein. Available online

Penerapan Metode Geolistrik Untuk Identifikasi Pola Penyebaran Zona Asin Di Bledug Kuwu, Grobogan, Jawa Tengah

Pemodelan Akuifer Air Tanah dengan Metode Geolistrik Tahanan Jenis Konfigurasi Dipole-dipole

Mahasiswa Prodi Fisika Jurusan Fisika FMIPA UNP, dan ABSTRACT

Sebaran Indikasi Air Tanah Terkontaminasi Lindi Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah Bukit Pinang Kota Samarinda

Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Barat, Jalan Jhoni Anwar No. 85 Lapai, Padang 25142, Telp : (0751)

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kerentanan longsor yang cukup besar. Meningkatnya intensitas hujan

Pemodelan Inversi Data Geolistrik untuk Menentukan Struktur Perlapisan Bawah Permukaan Daerah Panasbumi Mataloko

ANALISIS AIR BAWAH TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK

PENERAPAN FORWARD MODELING 2D UNTUK IDENTIFIKASI MODEL ANOMALI BAWAH PERMUKAAN

ABSTRAK. Kata kunci : Daerah rembesan, lapisan konduktif, resistivitas, suseptibilitas magnet

ESTIMASI 3-D KEDALAMAN BATUAN DASAR MENGGUNAKAN DATA GEOLISTRIK TAHANAN JENIS KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE DI BUKIK LANTIAK PADANG SELATAN

PEMODELAN INVERSI DATA GEOLISTRIK UNTUK MENENTUKAN STRUKTUR PERLAPISAN BAWAH PERMUKAAN DAERAH PANASBUMI MATALOKO. Abstrak

Pengaruh Kadar Air Tanah Lempung Terhadap Nilai Resistivitas/Tahanan Jenis pada Model Fisik dengan Metode ERT (Electrical Resistivity Tomography)

Cross Diagonal Survey Geolistrik Tahanan Jenis 3D untuk Menentukan Pola Penyebaran Batuan Basal di Daerah Pakuan Aji Lampung Timur

Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Volume 2, Nomor 2, Juni 2010, Halaman ISSN:

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 3 (2014), Hal ISSN :

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

INVESTIGASI LAPISAN BEDROCK DENGAN MENGGUNAKAN METODA GEOLISTRIK (Studi Kasus: Gedung Olah Raga Universitas Hasanuddin)

Penyelidikan Struktur Pondasi Jembatan Lamnyong Menggunakan Metode Geolistrik Konfigurasi Wenner-Schlumberger

Penjalaran Arus Listrik di Dalam Bumi

PEMODELAN FISIKA APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK INVESTIGASI KEBERADAAN AIR TANAH

Pemetaan Akuifer Air Tanah Di Sekitar Candi Prambanan Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta Dengan Menggunakan Metode Geolistrik Tahanan Jenis

ANALISA KONDUKTIVITAS HIDROLIKA PADA SISTIM AKUIFER

Deteksi Air Tanah Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas Konfigurasi Wenner-Schlumberger di Masjid Kampus Universitas Sam Ratulangi dan Sekitarnya

APLIKASI GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI DIPOLE DIPOLE UNTUK PENDUGAAN ASBUTON

Tugas Akhir Pemodelan Dan Analisis Kimia Airtanah Dengan Menggunakan Software Modflow Di Daerah Bekas TPA Pasir Impun Bandung, Jawa Barat

FOTON, Jurnal Fisika dan Pembelajarannya Volume 18, Nomor 2, Agustus 2014

Indonesian Journal of Applied Physics (2017) Vol.7 No.2 halaman107

IDENTIFIKASI DISTRIBUSI 3D AIR LINDI DI TPA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Nurun Fiizumi, Riad Syech, Sugianto.

Gravitasi Vol. 14 No.2 (Juli-Desember 2015) ISSN:

Aplikasi Metode Geolistrik Resistivitas untuk Eksplorasi Situs Purbakala di Candi Deres

ANALISIS GEOKIMIA DAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS 2D UNTUK MENGETAHUI ALIRAN LINDI DI TPA BABAKAN CIPARAY

POLA ALIRAN AIR BAWAH TANAH DI PERUMNAS GRIYA BINA WIDYA UNRI MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI ELEKTRODA SCHLUMBERGER

PENENTUAN ZONA PENGENDAPAN TIMAH PLASER DAERAH LAUT LUBUK BUNDAR DENGAN MARINE RESISTIVITY Muhammad Irpan Kusuma 1), Muhammad Hamzah 2), Makhrani 2)

INVESTIGASI GERAKAN TANAH DAN AKUIFER MENGGUNAKAN METODE ELECTRICAL RESISTIVITY TOMOGRAPHY DI SEKITAR LERENG BGG JATINANGOR

Cristi * ), Kerista Sebayang * ), Mester Sitepu ** ) Departemen Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Sumatera Utara, MEDAN

Transkripsi:

ANALISIS PENCEMARAN LOGAM BERAT OLEH LINDI (LEACHATE) TPA SAMPAH AIR DINGIN KOTA PADANG MENGGUNAKAN METODA GEOLISTRIK POLARISASI TERIMBAS (INDUCED POLARIZATION) Fatni Mufit, Mahrizal, Nofi Yendri Sudiar Jurusan Fisika FMIPA UNP ABSTRACT Waste management in the Air Dingin Landfill is still using open dumping system, that is a system which lets piles of rubbish in an open place, and is very likely to pollute the environment. During the rainy season, soil and water surrounding the landfill are very easily polluted by the leachate that is rubbish liquid which contains many dangerous toxic substances including heavy metals. This research aims to investigate the indication of heavy metal pollution as a result of leachate seepage from Air Dingin Landfill in Padang city using Induced Polarization Geoelectrical method. Geoelectric measurements were carried out in the northwest and northeast parts of the landfill as much as three lines; line I was within 3 meters in the north of new waste heaps, line II was within 2 meters in the north of leachate s pool, and line III was within 3 meters from the old waste heaps. The instrument being used was ARES (Automatic Resistivity) using induced polarization method with Wenner configuration. The results of the study revealed that in line I, II and III in the depth of 1 to 20 meters were indicated the pollution by leachate (by the value of ρ < 3 Ωm), whether it was from waste piles or seepage from the leachate s pool. This leachate s liquid infiltrated into clay as a dominant sediment in the research site, and it also polluted the aquifers of underground water system (reaching the depth of 60 meters). The pollution of heavy metals with the value of resistivity 0.5 1.2 Ωm was indicated in line I and II which was assumed coming from waste heaps of metals and also from the seepage of leachate s pool. Keyword : heavy metals pollutant, leachate, Air Dingin landfill, induced polarization PENDAHULUAN Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Kota Padang terletak di Kelurahan Air Dingin yang berjarak sekitar 17 km dari pusat kota dengan luas areal 30 Ha. Pengelolaan sampah di TPA Air Dingin ini masih menggunakan sistem open dumping yaitu suatu sistem dengan membiarkan sampah menumpuk pada suatu tempat yang terbuka, dan sangat berpotensi mencemari lingkungan. Tanah dan Air tanah di sekitar TPA sangat mudah dicemari oleh lindi yaitu cairan sampah yang banyak mengandung bahan beracun berbahaya termasuk logam berat. Hal ini sangat membahayakan bagi kesehatan penduduk sekitar TPA yang menggunakan tanah dan air tanah untuk lahan pertanian maupun sumber air minum. Pencemaran air dan tanah terjadi terutama saat hujan datang dan air permukaan meresap ke dalam timbunan sampah. Cairan sampah yang disebut juga dengan lindi (leachate) akan infiltrasi ke dalam tanah dan mencemari air tanah yang merupakan sumber air minum penduduk sekitar TPA. Tanah dan air yang tercemar lindi juga dapat mencemari tanaman hasil pertanian penduduk yang berada di dekat lokasi TPA. Zat-zat pencemar yang berasal dari tumpukan sampah berupa logam berat akan diserap oleh akar tumbuhan. Oleh sebab itu, akumulasi logam berat pada tanah pertanian dapat berakibat tidak hanya pada kontaminasi lingkungan tapi yang lebih EKSAKTA Vol. 1 Tahun XV Februari 2014 92

buruk adalah menyebabkan meningkatnya kadar logam berat pada hasil-hasil pertanian yang dipanen, dan selanjutnya akan masuk dalam siklus rantai makanan (Widia ninggrum, 2004). Pencemaran air tanah oleh rembesan lindi dapat dideteksi melalui metode geo listrik, yang memprediksi pencemaran pada kawasan yang lebih luas dan kedalaman tertentu (Juandi, 2009). Metoda geolistrik menggunakan injeksi arus listrik ke dalam bumi melalui elektroda arus, kemudian mengukur beda potensial yang terjadi melalui elektroda potensial. Polarisasi Terimbas atau IP (Induced Polarization) merupakan metoda geolistrik yang mendeteksi terjadinya polarisasi listrik pada permukaan mineral-mineral logam di bawah permukaan bumi. Prinsip yang menyebabkan terjadinya polarisasi terimbas adalah adanya arus induktif sehingga menyebabkan reaksi transfer, yaitu reaksi antar ion elektrolit dan mineral logam. Kandungan mineral logam dalam bumi biasanya terbentuk sebagai senyawa-senyawa sulfida, yang mempunyai kontras konduk tivitas yang besar (Telford, 2004). Sulfida merupakan penghantar elektronik sedangkan larutan dalam pori-pori batuan merupakan penghantar ionik. Sistem seperti ini memung kinkan terjadinya gejala polarisasi terimbas (IP) jika arus dialirkan ke dalamnya. Gejala polarisasi terimbas juga dapat ditimbulkan oleh beberapa oksida dan mineral lempung. Pencemaran oleh logam berat ini dapat diketahui dengan melihat anomali nilai tahanan jenis (resistivity) pada air tanah yang sudah terkontaminasi logam berat. Beberapa sumur dangkal di sebelah Tenggara dan Selatan lokasi TPA terindikasi mengandung logam berat (tidak memenuhi syarat baku mutu) terutama sumur yang berjarak 98 331 m dari kolam lindi (titik 1 titik 6 pada Gambar 1.) (Komala, 2008). Kedalaman konstruksi sumur tersebut berkisar 3 8 m dan muka air sumur berada pada kedalaman 2 5 m. Penelitian ini bertujuan melihat indikasi pencemaran logam berat akibat rembesan lindi TPA sampah Air Dingin kota Padang menggunakan metoda geolistrik polarisasi terimbas / IP (Induced Polarization). Hasil penelitian ini bermanfaat dalam memberikan informasi tentang indikasi pencemaran logam berat pada sistem air tanah penduduk sekitar lokasi TPA, sehingga dapat diambil langkahlangkah preventif oleh pihak-pihak terkait dalam meminimalisasi dampak yang ditimbulkan. METODE PENELITIAN Lokasi TPA sampah Air Dingin Kota Padang terletak di daerah perbukitan, sehingga mempunyai topografi yang tidak rata. Singkapan dari struktur geologi daerah penelitian menunjukkan dominasi clay dan terdapat beberapa bongkah batuan yang berukuran cukup besar. Curah hujan juga cukup tinggi di daerah ini, sehingga memudahkan cairan lindi untuk infiltrasi ke dalam tanah dan sistem air tanah. Pengukuran geolistrik dilakukan di bagian Barat Laut dan Timur Laut TPA sampah sebanyak 3 lintasan (Gambar 1.) Lintasan I (panjang lintasan 315 m) berjarak 3 m di sebelah Utara tumpukan sampah baru, dan berada pada ketinggian 59 mdpl. Pengukuran pada lintasan ini untuk melihat kemungkinan pencemaran logam berat berasal dari lindi tumpukan sampah tersebut. Lintasan II (Panjang 315 m) terletak 2 m di sebelah utara kolam lindi dengan topografi yang lebih rendah (51 mdpl), untuk melihat indikasi pencemaran logam berat berasal dari kolam lindi. Lintasan ke III (panjang 200 m) untuk melihat indikasi pencemaran lindi ke arah Timur Laut yang topografinya berada pada ketinggian 65 mdpl berjarak 3 m dari tumpukan sampah lama (sudah ditimbun). Pada jarak sekitar 8 m di bagian Utara 93 Fatni Mufit

lintasan II dan bagian Timur Laut lintasan III terdapat sungai dan ladang pertanian penduduk. I = lintasan I II = lintasan II II I III = lintasan III III Alat ARES dapat digunakan untuk pengukuran secara otomatis dan manual. Penelitian ini menggunakan pengukuran secara otomatis menggunakan metoda polarisasi terimbas (Induced Polarization) dengan konfigurasi Wenner. Keunggulan konfigurasi ini adalah resolusi vertikalnya bagus, sensitif terhadap perubahan lateral pada daerah yang inhomogenitasnya tinggi dan sering digunakan untuk interpretasi (Reynolds, 1997). Selain itu, konfigurasi Wenner memiliki sinyal terkuat karena faktor geometrinya paling sederhana diantara konfigurasi lain (Loke, 2000). Gambar 1.Lintasan Pengukuran Geolistrik(Komala,2008) Data geolistrik polarisasi terimbas diambil menggunakan instrumen ARES (Automatic Resistivity) yang tersedia di Laboratorium Fisika FMIPA Universitas Negeri Padang. ARES (Automatic Resis tivity) merupakan alat yang digunakan untuk melihat nilai resistivitas lapisan bawah per mukaan bumi. Alat ini menggunakan banyak elektroda sehingga disebut multielektroda. Alat ARES dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Alat ARES (Automatic Resistivity) Gambar 3. Susunan Elektroda Konfigurasi Wenner Susunan elektroda pada konfigurasi Wenner mempunyai jarak spasi yang sama (pada penelitian ini, a = 5 m). C 1 dan C 2 adalah elektroda arus, sedangkan P 1 dan P 2 adalah elektroda potensial (Gambar 3.). Prinsip kerja alat ARES secara otomatis yaitu dengan menginput data yang diperlukan sesuai dengan perintah yang tertera pada layar ARES. Selanjutnya alat ARES akan mendeteksi tiap elektroda yang terpasang dan melakukan pengukuran arus, tegangan, resistivitas, dan standar deviasinya. Tiap data yang telah terukur akan terekam secara langsung pada alat ARES tersebut. Pengolahan data dilakukan untuk mengubah data primer yang didapat di lapangan menjadi data yang dapat dianalisis dan diinterpretasi. Data primer yang telah tersimpan pada alat ARES dapat digunakan dengan cara mendownload data secara langsung. Selanjutnya data diolah dengan EKSAKTA Vol. 1 Tahun XV Februari 2014 94

menggunakan software RES2Dinv dan inversi Least Square (Media, 2013). Software ini dapat memperlihatkan nilai resistivitas semu tiap lapisan yang terukur untuk tiap kedalamannya. Analisa data dapat dilakukan dengan melihat tiap lapisan yang tergambar pada layar komputer, dimana tiap warna memperlihatkan nilai resistivitasnya masingmasing. Selanjutnya dilakukan interpretasi data dengan melakukan perbandingan nilai resistivitas yang didapatkan dengan software Res2DInv dengan nilai resistivitas yang sesuai dengan referensi (Telford, 2004) dan data geologi penelitian. Sehingga dapat diketahui struktur batuan atau keberadaan dan kondisi air tanah pada daerah penelitian tersebut. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian Nilai resistivitas penampang bawah permukaan pada lintasan I dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4. Penampang Resistivitas Bawah Permukaan Lintasan I Berdasarkan Gambar 4, dapat dilihat bahwa pada kedalaman 10 20 m pada titik 90 m, 125 m dan 200 m terindiksi adanya pecemaran pada air tanah dengan nilai resistivitas < 3 Ωm yang ditandai dengan warna biru muda dan biru tua. Begitu juga pada kedalaman 30 60 m dan titik 150-180 m juga ditemukan indikasi pencemaran pada aquifer air tanah. Pencemaran logam berat ditandai dengan warna biru tua dengan nilai resistivitas yang lebih kecil (0,6-1,2 Ωm) pada kedalaman 10 20 m tersebut. Sedangkan warna coklat, merah dan ungu dengan nilai resistivitas 20-100 Ωm menunjukkan keberadaan clay dengan jumlah yang lebih dominan, sedangkan warna hijau dan kuning dengan resistivitas 10-20 Ωm diduga clay basah yang mulai terinfiltrasi oleh cairan lindi. Gambar 5. Penampang Resistivitas Bawah Permukaan Lintasan Ii Pada Lintasan II (Gambar 5.), indikasi pencemaran terlihat pada kedalaman 1 20 m dengan nilai resistivitas < 3 Ωm terjadi pada titik 120 m, 150 m, 180 m, 210 m, 245 m dan 285 m dengan warna biru. Dugaan pencemaran logam berat terjadi pada titik 185 m dan 285 m dengan nilai resistivitas 0,3 0,8 Ωm ditandai dengan warna biru tua. Pada titik 85 115 m dan kedalaman 10-50 m juga terlihat akuifer yang mulai dicemari lindi dengan nilai resistivitas 2 Ωm. Warna hijau dengan nilai resistivitas 10 20 Ωm menunjukkan clay yang basah diduga karena infiltrasi lindi, sedangkan warna kuning dan coklat dengan nilai resistivitas 20 100 Ωm adalah clay. Clay dan clay basah tersebut mendominasi dan tersebar pada kedalaman 1 60 m. Pada kedalaman 10 m 50 m pada titik tertentu juga terdapat jenis batuan Argillites dengan nilai resistivitas 100 400 Ωm (warna merah dan ungu) 95 Fatni Mufit

Gambar 6. Penampang Resistivitas Bawah Permukaan Lintasan III Pada lintasan III (Gambar 6.) Indikasi pencemaran terlihat pada kedalaman 13 25 m, pada titik 50 60 meter dengan nilai resistivitas 0,5 1 Ωm ditandai warna biru tua pekat. Warna biru tua diduga adalah clay basah dengan nilai resistivitas 5 10 Ωm, sedangkan warna biru yang paling dominan merupakan clay dengan nilai resistivitas 10 100 Ωm. Warna hijau diduga jenis batuan Argillites dengan nilai resistivitas 400 800 Ωm. Nilai resistivitas diatas puluhan ribu (warna coklat dan merah) diduga tumpukan plastik, ditemukan pada kedalaman 20 m. Nilai resistivitas yang mencapai jutaan Ωm mempengaruhi konversi warna yang terjadi. 2. Pembahasan Berdasarkan singkapan yang ada di daerah penelitian ditemukan jenis sedimen yang mendominasi adalah clay, ini sesuai dengan data geolistrik di ketiga lintasan. Pengukuran geolistrik ini dilakukan pada musim hujan, sehingga pada ketiga lintasan juga ditemukan clay basah yang diduga terinfiltrasi air lindi. Hal ini juga terbukti dengan coring yang dilakukan di dekat lintasan II, sampai pada kedalaman 2 m terdapat clay basah dan berbau. Gambar 7. Lintasan II Berada Di Antara Kolam Lindi (Kiri) Dan Sungai (Kanan) Lintasan II terletak antara kolam lindi dan sungai, sehingga lebih banyak terdapat clay basah karena infiltrasi lindi (Gambar 7). Pada lintasan II ini terdapat 6 titik pencemaran lindi pada kedalaman 1 20 m, ini diduga berasal dari 7 kolam lindi yang terdapat di lokasi TPA, dengan kedalaman kolam lindi sekitar 8 m. Pencemaran ini dikhawatirkan akan merembes menuju sungai yang berada sekitar 8 m dari kolam lindi. Tidak beberapa jauh dari sungai juga terdapat beberapa perumahan penduduk dan ladang pertanian, sehingga tidak tertutup kemungkinan pencemaran ini sampai pada air tanah yang di konsumsi penduduk maupun yang diserap oleh akar tanaman penduduk. Pencemaran logam berat terindikasi pada titik 285 m dan kedalaman 10-15 m diduga berasal dari kolam lindi 1 dengan konsentrasi lindi yang lebih besar, sedangkan pada titik 185 m diduga berasal dari kolam lindi yang konstruksinya mulai retak. Pada titik 85 115 m dan kedalaman 10-50 m terdapat akuifer yang mulai dicemari lindi. Pencemaran ini sangat menghawatirkan kondisi sistem air tanah yang alirannya dapat mencapai tempat yang lebih jauh. EKSAKTA Vol. 1 Tahun XV Februari 2014 96

Pencemaran lindi pada lintasan III ditemukan pada satu titik di kedalaman 13 25 meter, dan tidak terindikasi adanya logam berat. Tidak terindikasinya logam pada lintasan ini diduga karena tumpukan sampah sudah tertimbun tanah dan ditumbuhi tanaman, sehingga air hujan sulit untuk infiltrasi ke tumpukan sampah yang menghasilkan cairan lindi. Gambar 8. Lintasan I Berjarak Sekitar 3 M Sebelah Utara Tumpukan Sampah Pencemaran yang terjadi pada lintasan I berasal dari lindi tumpukan sampah (Gambar 8). Pencemaran terjadi di tiga titik pada kedalaman 10-20 m. Pada kedalaman 30-60 m diduga pencemaran terjadi pada aquifer yang lebih besar, dikhawatirkan rembesan yang dalam ini mencemari sistem air bawah tanah. Pencemaran logam berat ditemukan di dua titik pada kedalaman 10 20 m diduga berasal dari sampah logam yang tidak terpilah dengan baik. Gambar 9. Lintasan III, Berada Diantara Tumpukan Sampah Yang Sudah Ditimbun (Sebelah Kiri Lintasan) Dan Sungai (Sebelah Kanan Lintasan) KESIMPULAN Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pada lintasan I, II maupun III terindikasi adanya pencemaran oleh lindi yang infiltrasi ke clay dan mencemari aquifer air tanah yang ada di lokasi penelitian. Pencemaran logam berat teridikasi pada lintasan I dan II yang diduga berasal dari tumpukan sampah jenis logam dan dari rembesan kolam lindi. UCAPAN TERIMA KASIH Karya tulis ini merupakan rangkaian penelitian Hibah Bersaing yang dibiayai oleh DP2M Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi melalui dana BOPTN sesuai SK Rektor nomor 289/UN.35/KP/ 2013. DAFTAR PUSTAKA Juandi, M (2009). Analisa Pencemaran Air Tanah Berdasarkan Metode Geolistrik, Studi Kasus Tempat Pembuangan Akhir Sampah Muara Fajar Kecamatan Rumbai, Journal of Enviromental Science. ISSN 1978-5283 Komala, P.S, B.Primasari, Fitri Rivai.(2008). Pengaruh sistem Open Dumping di Lokasi Pembuangan Akhir (LPA) Terhadap Kandungan Logam Berat pada Air Tanah Dangkal di Sekitarnya (Studi Kasus LPA Air Dingin Padang). Enviromental techno logy Sanotary Enginering. No 29 Vol 1, Tahun XV. 97 Fatni Mufit

Loke, H.M (2000), A practical Guide to 2- D and 3-D Suveys, Goetomo, USM Malaysia Media Febrina, Akmam, Fatni Mufit.(2013).Estimasi Kedalaman Batuan Dasar Menggunakan Metoda Geolistrik Tahanan Jenis Konfigurasi Dipole-Dipole di Universitas Negeri Padang Kampus Air Tawar. Jurnal Pillar of Physics, Volume 1, pp 121-128. ISSN 2337-9030 Reynolds, J.M. (1997). An Introduction to Applied and Environmental Geo physics. New York: John Willey and Sons. Santoso J (2002). Pengantar Teknik Geofisika. Penerbit ITB Bandung Telford, W.M, (2004) Applied Geophysics second edition. London: Cambridge University. Widianingrum, Miskiyah, Suismono (2007). Bahaya Kontaminasi Logam Berat dalam Sayuran dan Alternatif Pencegahan Pencemarannya, Buletin Teknologi Pasca Panen Vol. 3. Hal 16 27. EKSAKTA Vol. 1 Tahun XV Februari 2014 98