BAB I PENDAHULUAN I-1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan adalah air bersih dan hygiene serta memenuhi syarat kesehatan yaitu air

I. PENDAHULUAN. makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Akses terhadap air

BAB I PENDAHULUAN. bagus dan sehat. Kualitas air meliputi sifat air dengan segala komponen yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. hidup lebih dari 4 5 hari tanpa minum air dan sekitar tiga perempat bagian tubuh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. akumulatif dalam sistem biologis (Quek dkk., 1998). Menurut Sutrisno dkk. (1996), konsentrasi Cu 2,5 3,0 ppm dalam badan

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu kebutuhan air tidak pernah berhenti (Subarnas, 2007). Data

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hampir semua orang mengenal alpukat karena buah ini dapat ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan zat penting kedua untuk hidup setelah oksigen. Setiap

Mengapa Air Sangat Penting?

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan komponen yang sangat penting dalam kehidupan. Bagi

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. areal Hutan Tanaman Indusrti (HTI) telah banyak digunakan sebagai bahan baku kayu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. meningkat. Peningkatan tersebut disebabkan karena banyak industri yang

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Diagram konsumsi energi final per jenis (Sumber: Outlook energi Indonesia, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan tumbuhan yaitu sebagai media pengangkutan zat-zat makanan, sumber energi

BAB I PENDAHULUAN. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia di dunia ini. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan

EFEK PENAMBAHAN PARTIKEL MAGNETIK Fe 3 O 4 TERHADAP KEMAMPUAN SERAPAN KARBON AKTIF SERBUK GERGAJI KAYU PADA LOGAM BERAT BESI (Fe)

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN NILAI ARANG TEMPURUNG KELAPA PRODUKSI PETANI UNTUK INDUSTRI PEMURNIAN AIR SUMUR GALIAN/BOR YANG TERKONTAMINASI Fe DI KOTA DUMAI

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. sehingga tidak akan ada kehidupan seandainya di bumi tidak ada air. Ada tiga

PENGARUH WAKTU IRADIASI GELOMBANG MIKRO TERHADAP KUALITAS KARBON AKTIF DARI KAYU EUCALYPTUS PELLITA SEBAGAI ADSORBEN. Fitri, Rakhmawati Farma

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Uji Kinerja Alat Penjerap Warna dan ph Air Gambut Menggunakan Arang Aktif Tempurung Kelapa Suhendra a *, Winda Apriani a, Ellys Mei Sundari a

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan unsur yang penting di dalam kehidupan.tidak ada satu pun makhluk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri yang menghasilkan limbah logam berat banyak dijumpai saat ini.

SINTESIS KARBON AKTIF DARI KULIT DURIAN UNTUK PEMURNIAN AIR GAMBUT

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi hidro-orologi dan fungsi lingkungan lain yang penting bagi kehidupan seluruh

BAB I PENDAHULUAN % air. Transportasi zat-zat makanan dalam tubuh semuanya dalam

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 2 (2013), Hal ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

STUDI PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI TIGA JENIS ARANG PRODUK AGROFORESTRY DESA NGLANGGERAN, PATUK, GUNUNG KIDUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN. standar, dilanjutkan pengukuran kadar Pb dalam contoh sebelum dan setelah koagulasi (SNI ).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. bahan dasar seperti kelapa sawit, kelapa, kedelai, jagung, dan lain-lain. Meski

PENGARUH KONSENTRASI AKTIVATOR ZnCl 2 TERHADAP KUALITAS KARBON AKTIF DARI KULIT UBI KAYU UNTUK PENYERAPAN LOGAM BERAT

BAB I. Logam berat adalah unsur kimia yang termasuk dalam kelompok logam yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. coba untuk penentuan daya serap dari arang aktif. Sampel buatan adalah larutan

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyaknya industri-industri yang berkembang, baik dalam skala besar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu

PROSIDING ISSN: E-ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air bersih merupakan sumber kehidupan yang sangat vital bagi manusia.

No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 Semester I BAB I Prodi PT Boga BAB I MATERI

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya dan pada umumnya

BAB 1 PENDAHULUAN. supaya dapat dimanfaatkan oleh semua makhluk hidup. Namun akhir-akhir ini. (Ferri) dan ion Fe 2+ (Ferro) dengan jumlah yang tinggi,

PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 01 (2016), Hal ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran lingkungan perairan yang disebabkan oleh logam-logam berat

TARIF LINGKUP AKREDITASI

ITM-05: PENGARUH TEMPERATUR PENGERINGAN PADA AKTIVASI ARANG TEMPURUNG KELAPA DENGAN ASAM KLORIDA DAN ASAM FOSFAT UNTUK PENYARINGAN AIR KERUH

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan umat

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam cara, tergantung kondisi geografisnya. Sebagian

BAB I PENDAHULUAN. keperluaan air minum sangatlah sedikit. Dari total jumlah air yang ada, hanya

I. PENDAHULUAN. dan perubahan lingkungan tidak menghambat perkembangan industri. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah keadaan lingkungan. Salah satu komponen lingkungan. kebutuhan rumah tangga (Kusnaedi, 2010).

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMBUATAAN ARANG AKTIF DARI KULIT PISANG DENGAN AKTIVATOR KOH DAN APLIKASINYA TERHADAP ADSORPSI LOGAM Fe

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan komponen utama untuk kelangsungan hidup manusia

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ADSORPSI Pb 2+ OLEH ARANG AKTIF SABUT SIWALAN (Borassus flabellifer)

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh manusia untuk keperluan sehari-harinya yang memenuhi

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. limbah organik dengan proses anaerobic digestion. Proses anaerobic digestion

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. harus berkurang dikarenakan adanya sumber-sumber air yang tercemar.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia. Indonesia memiliki 17,504 pulau dengan luas wilayah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 7. Hasil Analisis Karakterisasi Arang Aktif

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Hampir semua aktivitas manusia memerlukan air, seperti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Keberadaan logam berat di sistem perairan dan distribusinya, diatur oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan penduduk dan populasi penduduk yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. transportasi baik di sungai maupun di laut. Air juga dipergunakan untuk. meningkatkan kualitas hidup manusia (Arya W., 2001).

I. PENDAHULUAN. memiliki potensi perikanan terbesar ketiga dengan jumlah produksi ,84

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. oleh para pelaut Spanyol dan Portugis sekitar tahun 1599 (Afrianti, 2010:78).

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan mineral-mineral yang terkandung didalam tanah seperti emas, perak, seng, nikel, tembaga, alluminium, besi dan masih banyak lagi hasil mineral yang terdapat di bumi Indonesia yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Menurut Vouk (1986) terdapat 80 jenis dari 109 unsur kimia di muka bumi ini yang telah teridentifikasi sebagai jenis logam berat. Berdasarkan sudut pandang toksikologi, logam berat ini dapat dibagi dalam dua jenis. Jenis pertama adalah logam berat esensial, dimana keberadaannya dalam jumlah tertentu sangat dibutuhkan oleh organisme hidup, namun dalam jumlah yang berlebihan dapat menimbulkan efek racun. Contoh logam berat ini adalah seng ( Zn), tembaga ( Cu), besi ( Fe), kobal ( Co), mangan (Mn) dan lain sebagainya. Sedangkan jenis kedua adalah logam berat tidak esensial atau beracun, dimana keberadaannya dalam tubuh masih belum diketahui manfaatnya dan dapat bersifat racun, seperti raksa ( Hg), kadmium ( Cd), timbal (Pb), khrom (Cr) dan lain-lain (Herlandien, 2013). Kandungan mineral dalam tanah secara tidak langsung mempengaruhi kualitas air tanah, keberadaan mineral dalam air dapat mengganggu kesehatan seperti kandungan besi ( Fe), mangan (Mn) dan kesadahan yang terbawa oleh air tanah. Bila ditinjau dari kedalaman air tanah maka air tanah dapat dibedakan menjadi air tanah dangkal dan air tanah dalam. Air tanah dangkal mempunyai kualitas lebih rendah dibandingkan air tanah dalam. Hal ini disebabkan karna air tanah dangkal lebih mudah mendapat kontaminasi dari luar dan fungsi tanah sebagai penyaring lebih sedikit (Sidharta, 1997). Kota Dumai adalah sebuah Kotamadya yang merupakan bagian dari Provinsi Riau merupakan daerah pesisir pantai. Secara geografis kota Dumai terletak pada posisi antara 101 0 23 37 101 0 28 13 Lintang Utara dan 1 0 23 1 0 24 23 Bujur Timur dengan luas 1.727,385 km 2. Dengan ketinggian tiga meter I-1

dari permukaan laut. Kebutuhan akan air bersih di kota Dumai sangat tinggi karena untuk mendapatkan air bersih sangatlah sulit. Selama ini masyarakat Kota Dumai mendapatkan air bersih dengan cara menampung air hujan dan membeli air bersih yang berasal dari daerah Bukit Batrem. Untuk kebutuhan hidup sehari hari, mereka terpaksa mengeluarkan uang tambahan sebesar Rp.80.000 setiap bulannya. Hal ini disebabkan kualitas air di Kota Dumai dinilai kurang baik karena air nampak keruh dan berbau tidak enak. Menurut Muhardi (2010) air di Kota Dumai rata-rata mengandung zat besi lebih dari 0,31 mg/l, Sedangkan baku mutu kandungan logam Fe dalam air yang diperbolehkan oleh Menteri Kesehatan sebesar 0.3 mg/l. Kandungan ion Fe yang melebihi baku mutu tersebut tidak layak digunakan untuk keperluan rumah tangga, karena dapat menimbulkan bekas karat pada pakaian dan porselin apalagi dikonsumsi karena serta menimbulkan rasa yang tidak apabila digunakan untuk memproses makanan atau diminum. Dari hasil observasi awal dibeberapa kelurahan Kota Dumai kondisi air tanah di daerah kelurahan Pangkalan Sesai memiliki ciri-ciri air yang berbau tidak enak, apabila air di diamkan beberapa menit, air akan berubah menjadi kuning kemerahan. Observasi selanjutnya di daerah kelurahan Purnama, di daerah kelurahan Teluk Binjai serta di daerah kelurahan Sukajadi. Rata-rata air sumur galian/bor memiliki ciri-ciri yang hampir sama disetiap daerah seperti: berbau tidak enak, air yang semula jernih setelah beberapa lama berubah menjadi kecoklatan dan semakin lama akan meninggalkan kerak berwarna kuning kemerahan didinding kamar mandi. Dari ciri-ciri tersebut disimpulkan bahwa air sumur galian atau sumur bor di Kota Dumai tidak sehat dan terkontaminasi logam yang diduga adalah Besi (Fe). Untuk membuktikan dugaan awal maka beberapa sampel air dari masing-masing dikota dumai dilakukan pengujian tes laboratorium dengan dugaan sementara logam Fe dengan alat spektroskopi serapan atom (SSA) dilaboratorium unit pengolahan air. Hasil dari pengujian awal ditampilkan seperti pada Tabel 1.1 berikut. I-2

Tabel 1.1 : Hasil pengujian awal kandungan besi pada sampel air sumur galian/bor di Kota Dumai Sampel Air Kandungan Fe Baku Mutu Keterangan Kelurahan Pangkalan Sesai 5,0565 ppm 0,3 ppm Tidak Layak Kelurahan Pangkalan Sesai 4,6221 ppm 0,3 ppm Tidak Layak Kelurahan Simpang Tetap 1,0134 ppm 0,3 ppm Tidak Layak Kelurahan Purnama 1,4381 ppm 0,3 ppm Tidak Layak Kelurahan Dumai Kota 6,3715 ppm 0,3 ppm Tidak Layak Sumber : Pengujian laboratorium (2015) Dari Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa pencemaran air di Kota Dumai melebihi baku mutu logam Fe yang diperbolehkan. Pengujian air dilakukan dengan membatasi dugaan pencemaran air terdapat pada logam besi (Fe) yang tidak menutup kemungkinan logam-logam berbahaya lainnya juga terdapat dalam air sumur galian/bor di Kota Dumai. Beberapa penelitian telah menemukan beberapa metode untuk menghasilkan air yang layak dikonsumsi diantaranya aerasi, sedimentasi (Sanjaya, 2012), koagulasi, flokulasi (Joko, 2010), teknolologi membran, desalinasi, ultranisasi, nano filtrasi, elektrodialisis (Hartomo dkk, 1994) dan penyerapan/adsorpsi ( Kouakou, 2013). Sementara salah satu metode yang paling komersil yang banyak diaplikasikan dalam industri pemurnian air adalah adsorpsi dimana polutan-polutan air diserap sehingga air lebih layak dipakai dan dikonsumsi. Beberapa polutan yang sering terlarut yaitu logam berat seperti Zn, Cu, Co, Mn, Hg, Cd, Pb, Cr dan Fe (Herlandien, 2013). Beberapa alat pemurnian pemurnian dan penyaringan air yang ditemui dipasaran diantaranya bio energy purifier, waser filter, reverse osmosis (RO). Semua alat pengolahan air yang di pakai pada saat ini diketahui memanfaatkan karbon aktif sebagai penyaring dan juga penyerap poluta. Hal ini seperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini. I-3

Gambar 1.1 Bagan Pemurnian Air (stockistnasa.com) Karbon aktif dapat digunakan sebagai adsorben polutan-polutan yang terkandung pada minyak nilam (Harti dkk, 2014), crude glycerie (Aufari dkk, 2013), air lindi (Herlandien, 2013), air sumur (Prabarani, 2013), air sungai (Hidayah, 2012), air laut (Islamiyah, 2014), air limbah (Lasindrang, 2014), air keruh (Wulandari, 2012), air tanah (Rahayu dkk, 2014). Keefektifan arang aktif sebagai adsorben sangatlah baik seperti penelitian yang dilakukan oleh Kouakou et al (2013) dimana pengurangan seng (Zn) dan besi (Fe) di air limbah industri menggunakan karbon aktif komersial yang berasal dari kayu lokal. Adsorpsi logam menunjukkan dua parameter penting yaitu konsentrasi awal dan ph larutan. Parameter ini memungkinkan untuk memaksimalkan jumlah logam teradsorpsi. Penelitian ini menunjukkan peranan karbon aktif untuk menghilangkan logam dalam air limbah, yakni sekitar 70% dari logam dapat teradsorpsi. Melihat peran penting karbon aktif dalam proses pemurnian air, permintaan untuk karbon aktif pada tahun 2012 adalah sekitar 4.280.000 ton dan diperkirakan akan meningkat melebihi 10% per tahun selama 5 tahun ke depan. Peningkatan permintaan ini terutama disebabkan karena polusi yang tinggi di Amerika Serikat dan China. Misalnya di Cina ada rencana pemerintah yang bernama Twelfth Five-Year Plan (2011-2015), yang bertujuan untuk I-4

meningkatkan kualitas air menggunakan karbon aktif yang lebih ramah lingkungan. Dengan perencanaan itu permintaan karbon aktif akan meningkat secara signifikan (Nabais et al, 2013). Selain dimanfaatkan sebagai adsorben logam berat (Apriani dkk, 2013), beberapa peran karbon aktif juga diaplikasikan sebagai elektroda pada (EDLC) Electric double layer capacitor (Xu et al, 2008), superkapasitor (Taer et al, 2011), monitor layar datar, lampu, tabung gas bermuatan, Sinar X serta pembangkit gelombang mikro, Chip pada elektronik (www.nano.lipi.go.id, 2005) dan pemurnian asap cair (Jamilatun, 2014). Untuk menghasilkan karbon aktif beberapa jenis biomassa telah dilaporkan sebagai bahan baku karbon aktif seperti: tandan kosong kelapa sawit (Kurniawan, 2014), serbuk gergaji kayu (Pari dkk, 2012), tongkol jangung (Rahayu, 2014), tempurung kluawak (Nurdiansah dkk, 2013), limbah padat pembuatan ethanol (Amelia dkk, 2013), tempurung kemiri (Prabarani dkk, 2013), sekam padi (Herlandien, 2013), tempurung kelapa sawit (Harti dkk, 2014), arang serabut kelapa (Destrorini dkk, 2010), ampas tebu (Shofa, 2012), Tempurung kelapa (Wulandari dkk, 2012) dan lain-lainya. Menurut Jamilatun dkk ( 2014) pembuatan karbon aktif dapat dilakukan dengan dua cara, pertama dengan menggunakan aktivasi secara fisika dengan proses pemutusan rantai karbon dari senyawa organik dengan bantuan panas pada suhu 800ºC hingga 900ºC sedangkan proses kedua dengan cara aktiasi kimia dengan menggunakan bahan-bahan kimia seperti ZnCl 2 (Gilar dkk, 2013), Na 2 CO 3 (Sunardi dkk, 2005), H 3 PO 4, HCl (Wulandari dkk, 2012), HNO 3 (Harti dkk, 2014), KMnO 4 (Hidayah dkk, 2012), H2SO4 (Chandra et al, 2009) dan KOH (Miranti, 2012). Salah satu karbon yang bisa dimanfaatkan sebagai karbon aktif adalah karbon tempurung kelapa karena bahan bakunya sangat melimpah dan selama ini pemanfaatan karbon tempurung kelapa oleh para petani hanya digunakan sebagai arang bakaran saja dan untuk mendapatkannya sangat mudah karena dijual bebas dipasar-pasar tradisional. Kandungan kimia dari tempurung kelapa adalah selulosa (34%), hemiselulosa (21%) dan lignin (27%) sedangkan komposisi unsur terdiri atas karbon 74.3%), Oksigen (21.9%), Silikon (0.2%), Kalium (1.4%) dan Sulfur I-5

(0.5%) dan Posfor (1.7%) Perubahan komponen dan kandungan tempurung kelapa menjadi arang tempurung kelapa menghasilkan kandungan karbon yang tinggi dengan sedikit kenaikan persentase kandungan abu, menghilangkan kandungan moisture dan pengurangan kandungan volatile. Arang tempurung kelapa memiliki kandungan karbon yang tinggi sehingga berpotensi menjadi sumber karbon aktif (Tamado dkk, 2013). Kemampuan arang tempurung kelapa sebagai karbon aktif untuk media adsorben akan diuji pada air sumur galian/bor daerah Kota Dumai dengan mengambil sampel air sebanyak 5 sampel, 4 sampel diambil dari daerah Kecamatan Dumai Barat dan 1 sampel diambil dari daerah Kecamatan Dumai Kota. Arang tempurung kelapa tersebut dapat digunakan sebagai adsorben logam Fe dalam industri pemurnian air, maka digunakan KOH sebagai pilihan aktivator karena KOH merupakan aktivator yang baik untuk karbon yang memiliki struktur karbon padat seperti arang tempurung kelapa (Shofa, 2012). Untuk itu penulis mengangkat judul Tugas Akhir Peningkatan Nilai Arang Tempurung Kelapa Produksi Petani Sebagai Karbon Aktif Untuk Industri Pemurnian Air Sumur Galian/Bor Yang Terkontaminasi Besi (Fe) di Kota Dumai. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah yang dapat diambil dalam penulisan laporan ini adalah : 1. Berapakah beban pencemaran Fe yang terlarut dalam air tanah di Kota Dumai? 2. Berapakah penurunan kadar Fe optimum setelah diberikan perlakuan karbon aktif? 3. Apakah ada hubungan antara variasi perendaman karbon aktif terhadap penurunan ion Fe dalam air tanah di Kota Dumai? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang dapat diambil dalam penulisan laporan ini adalah : 1. Untuk mengetahui beban pencemaran Fe yang terlarut dalam air tanah di Kota Dumai. I-6

2. Untuk mengetahui berapa penurunan kadar Fe optimum setelah diberikan perlakuan karbon aktif. 3. Untuk mengetahui hubungan antara variasi perendaman karbon aktif terhadap penurunan ion Fe dalam air tanah di Kota Dumai. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Meningkatkan nilai dari arang kelapa yang selama ini hanya dimanfaatkan sebagai arang bakaran saja. 2. Melihat seberapa besar kemampuan karbon aktif dalam mengadsorpsi logam besi (Fe) yang terlarut dalam air sumur warga di kota Dumai. 3. Melihat hubungan antara variasi perendaman karbon aktif terhadap penurunan ion Fe dalam air tanah di Kota Dumai. 1.5 Batasan Masalah Dalam penelitian ini, penulis memberi batasan pembahasan sebagai berikut: 1. Pengambilan sampel air sumur galian/bor yang diambil hanya sebanyak 5 sampel. 4 sampel diambil di daerah Kecamatan Dumai Barat dan 1 sampel diambil di daeah Kecamatan Dumai Kota. 2. Parameter yang diuji pada sampel air hanya parameter Fe dan ph air. 3. Arang kelapa yang digunakan adalah arang komersil yang dijual di pasar tradisional. 4. Senyawa aktivasi yang dipakai KOH dengan perbandingan konsentrasi Kalium Hidroksida dengan karbon adalah 4:1 5. Variasi waktu perendaman karbon aktif pada sampel yaitu selama 3 jam, 5 jam dan 7 jam. I-7

1.6 Tempat Penelitian Pada penelitian ini dilakukan di beberapa laboratorium yaitu: 1. Proses pengilingan, aktivasi, penyerapan sampel dan pengujian ph dilakukan pada Laboratoium Nanoteknologi dan Material Jurusan Fisika FMIPA Universitas Riau. 2. Proses pengujian kadar logam Besi (Fe) mengguanakan alat spektroskopi serapan atom dan dilakukan di Laboratorium Unit Pelaksanaan Teknis Pengujian Material Kota Pekanbaru. 3. Karakterisasi Field Emission Scanning Electron Microscope (FESEM) dan Energy Dispersif X-ray (EDX) dilakukan pada Laboratorium Metalurgi, Universitas Indonesia. 1.7 Posisi Penelitian Penelitian tentang pemanfaatan karbon aktif tempurung kelapa sebagai adsorben logam berat Fe mengacu pada penelitian terdahulu telah banyak dilakukan seperti jurnal, skripsi, dan tesis. Madsud dari posisi penelitian ini adalah supaya ada landasan dalam penelitian sehingga tidak terjadi kesalahan-kesalahan. Berikut adalah tampilan posisi penelitian: Sugumaran et al 2012 Production and Characterization of Activated Carbon from Judul Banana Empty Fruit Bunch and Delonix regia Fruit Pod Lokasi India Untuk menghasilkan karbon aktif yang dari biomassa limbah selulosa yang dapat digunakan sebagai adsorben untuk Tujuan Penelitian aplikasi terhadap lingkungan termasuk pemurnian air minum, menghilangkan warna dari limbah industri dan penghilangan logam berat pada air. Metode Aktivasi kimia,bet dan SEM Apriani dkk 2013 Judul Pengaruh Konsentrasi Aktivator Kalium Hidroksida (KOH) I-8

terhadap Kualitas Karbon Aktif Kulit Durian sebagai Adsorben Logam Fe pada Air Gambut Lokasi Kalimantan Tujuan Penelitian Untuk melihat perbandingan aktivator KOH terhadap kemampuan menyerap Fe dalam air gambut Metode Adsorpsi, aktivasi kimia, SEM Rahayu dkk 2014 Judul Pemanfaatan Tongkol Jagung Sebagai Adsorben Besi Pada Air Tanah Lokasi Tanjung Pura Tujuan Penelitian Untuk melihat kondisi optimum adsorpsi karbon aktif tongkol jagung dengan tongkol jagung tanpa pengarangan Metode Adsorpsi, aktivasi kimia dan analisis ph Pratama, Ade 2015 Putra Peningkatan Nilai Arang Tempurung Kelapa Produksi Judul Petani Untuk Industri Pemurnian Air Sumur Galian/Bor Yang Terkontaminasi Fe di Kota Dumai Lokasi Dumai, Riau Untuk melihat penurunan optimum ion Fe yang terlarut Tujuan Penelitian dalam air sumur galian/bor setelah diberi perlakuan karbon aktif Metode Adsorpsi, aktivasi kimia, SEM,EDX, Analisis ph dan korelasi product moment I-9

1.8 Sistematika Penulisan Penyusunan laporan ini dibagi dalam enam Bab, uraian dan penjelasan secara singkat adalah sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang penelitian, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, serta manfaat penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan. BAB II : LANDASAN TEORI Berisikan tentang teori-teori yang berhubungan dengan penelitian serta teori pendukung dalam penelitian BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Berisikan penjelasan secara skematis langkah-langkah pembahasan yang digunakan dalam proses penelitian, sesuai dengan metodologi penelitian yang sedang dibuat. BAB IV : PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Berisikan tentang data-data yang diperoleh di lapangan diolah sesuai dengan masalah yang sedang di teliti, sedangkan pengolahan data berisikan tentang proses perubahan data mentah menjadi suatu hasil yang bisa dipahami sehingga membantu didalam menganalisa. BAB V : ANALISA Analisa dari hasil pengolahan data yang di lakukan berdasarkan teori yang di gunakan. BAB VI : PENUTUP Bab ini berisikan kesimpulan dan saran-saran yang berhubungan dengan hasil penelitian. I-10