SISTEM JUAL-BELI KREDIT MOTOR DI UD SABAR MOTOR DITINJAU MENURUT HUKUM ISLAM SKRIPSI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS TERHADAP MEKANISME PEMBIAYAAN EMAS DENGAN AKAD RAHN DI BNI SYARIAH BUKIT DARMO BOULEVARD CABANG SURABAYA

BAB IV. Sejalan dengan tujuan dari berdirinya Pegadaian Syariah yang berkomitmen

BAB IV. A. Analisis Hukum Islam terhadap Pasal 18 Ayat 2 Undang-Undang. memberikan pelayanan terhadap konsumen yang merasa dirugikan, maka dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagaimana firman Allah Qs. An- Nisa ayat 29 :

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI PERUBAHAN PENGHITUNGAN DARI SISTEM "FLAT" KE "EFEKTIF" PADA

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENUKARAN UANG DENGAN JUMLAH YANG TIDAK SAMA JIKA DIKAITKAN DENGAN PEMAHAMAN PARA PELAKU

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia guna memperoleh kebahagian di dunia dan akhirat. Salah satu aspek

Pembiayaan Multi Jasa

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENAHANAN SAWAH SEBAGAI JAMINAN PADA HUTANG PIUTANG DI DESA KEBALAN PELANG KECAMATAN BABAT KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

Contoh Penghitungan Murabahah (Hipotesis)

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI RIGHT ISSUE DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) SURABAYA

BAB IV ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT MUSLIM SIDOMOJO KRIAN SIDOARJO MENGENAI BUNGA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEGIATAN EKONOMI

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN AKAD QARD\\} AL-H\}ASAN BI AN-NAZ AR DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan

PEMBIAYAAN MULTI JASA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. Muamalah adalah ketetapan-ketetapan Allah SWT yang mengatur hubungan

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO

BAB IV ANALISIS METODE ISTINBA<T} HUKUM FATWA MUI TENTANG JUAL BELI EMAS SECARA TIDAK TUNAI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI QARD} UNTUK USAHA TAMBAK IKAN DI DESA SEGORO TAMBAK KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PENETAPAN HARGA PADA JUAL BELI AIR SUMUR DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN

BAB IV ANALISIS PERSAMAAN, PERBEDAAN, DAN AKIBAT HUKUM ANTARA HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERDATA DALAM MENGATUR OBJEK JAMINAN GADAI

BAB IV PRAKTIK UTANG-PIUTANG DI ACARA REMUH DI DESA KOMBANGAN KEC. GEGER BANGKALAN DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS SADD AH TERHADAP JUAL BELI KREDIT BAJU PADA PEDAGANG PERORANGAN DI DESA PATOMAN ROGOJAMPI BANYUWANGI

A. Analisis Tentang Tata Cara Akad Manusia tidak bisa tidak harus terkait dengan persoalan akad

BAB IV ANALISIS DATA. A. Proses Akad yang Terjadi Dalam Praktik Penukaran Uang Baru Menjelang Hari Raya Idul Fitri

BAB I PEDAHULUAN. peluang terjadinya jual-beli dengan sistem kredit atau tidak tunai dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Umum (Perum). Perusahaan tersebut milik pemerintah (BUMN), berada

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang menjadi rahmat bagi alam semesta. Oleh

BAB IV ANALISIS PERSEPSI NASABAH RENTENIR TENTANG QARD} PADA PRAKTIK RENTENIR DI DESA BANDARAN KECAMATAN BANGKALAN

Bagi YANG BERHUTANG. Publication: 1434 H_2013 M. Download > 600 ebook Islam di PETUNJUK RASULULLAH

BAB IV. A. Analisis Hukum Islam Terhadap Praktek Utang Piutang Dengan Jaminan. bab sebelumnya, bahwa praktek utang piutang dengan jaminan barang

BAB VI ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI GADAI SAWAH DI DESA MORBATOH KECAMATAN BANYUATES KABUPATEN SAMPANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG SISTEM IJO (NGIJO) DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Oleh karena itu, Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JASA PENGETIKAN SKRIPSI DENGAN SISTEM PAKET DI RENTAL BIECOMP

BAB IV ANALISIS PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN KEUNTUNGAN PADA PENJUALAN ONDERDIL DI BENGKEL PAKIS SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PEMBIAYAAN MUDHARABAH DENGAN SISTEM KELOMPOK DI BMT KUBE SEJAHTERA KRIAN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijawab dengan tuntas oleh ajaran Islam melalui al-qur an sebagai

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP GANTI RUGI DALAM JUAL BELI ANAK BURUNG

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TENTANG PERILAKU JUAL BELI MOTOR DI UD. RABBANI MOTOR SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan

BAB IV ANALISIS FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002 TERHADAP PENETAPAN UJRAH DALAM AKAD RAHN DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB IV PENERAPAN AKAD BAYʽ BITHAMAN AJIL DALAM PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA DI KOPONTREN NURUL HUDA BANYUATES SAMPANG MADURA

secara tunai (murabahah naqdan), melainkan jenis yang

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

BAB IV ANALISIS PENERAPAN BIAYA IJARAH DI PEGADAIAN SYARIAH SIDOKARE SIDOARJO MENURUT PRINSIP NILAI EKONOMI ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang amat damai dan sempurna telah diketahui dan dijamin

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK MURA>BAH}AH PROGRAM PEMBIAYAAN USAHA SYARIAH (PUSYAR) (UMKM) dan Industri Kecil Menengah (IKM)

Prosiding Keuangan dan Perbankan Syariah ISSN:

KAIDAH FIQH. Perubahan Sebab Kepemilikan Seperti Perubahan Sebuah Benda. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

Pada hakikatnya pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di Bank. pemenuhan kebutuhan akan rumah yang disediakan oleh Bank Muamalat

BAB II PEMBIAYAAN MURABAHAH

A B S T R A K S I. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Negara Republik Indonesia ditujukan bagi seluruh

BAB IV ANALISIS. A. Pelaksanaan Arisan Bahan Pokok Untuk Resepsi Di Desa Bunut Seberang Kecamatan Way Ratay Kabupaten Pesawaran

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari bentuk kegiatan muamalah adalah utang-piutang untuk

BAB I PENDAHULUAN. Melakukan kegiatan ekonomi dan bermuamalah merupakan tabi at. manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam melakukan kegiatan

Hadits-hadits Shohih Tentang

TINJAUAN YURIDIS HAK-HAK NASABAH PEGADAIAN DALAM HAL TERJADI PELELANGAN TERHADAP BARANG JAMINAN (Studi Kasus Di Perum Pegadaian Cabang Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. negara. 1 Di atas sudah jelas bahwa pendidikan hendaknya direncanakan agar

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN KODE UNIK DALAM JUAL BELI ONLINE DI TOKOPEDIA. A. Analisis Status Hukum Kode Unik di Tokopedia

Hawalah, Dhaman dan Kafalah

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HAK KHIYA>R PADA JUAL BELI PONSEL BERSEGEL DI COUNTER MASTER CELL DRIYOREJO GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. adalah usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat yang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI IJĀRAH JASA SIMPAN DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG BLAURAN SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG

BAB I PENDAHULUAN. piutang dapat terjadi di dunia. Demikian juga dalam hal motivasi, tidak sedikit. piutang karena keterpaksaan dan himpitan hidup.

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI ATAS DI PD BPR BANK BOYOLALI

BAB IV ANALISIS PRAKTIK PENYITAAN BARANG AKIBAT HUTANG PIUTANG YANG TIDAK DITULISKAN DI DESA BERAN KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BISNIS PULSA DENGAN HARGA DIBAWAH STANDAR

BAB IV ANALISIS DUA AKAD (MURA>BAH}AH DAN RAHN) DALAM PEMBIAYAAN MULIA (MURA>BAH}AH EMAS LOGAM MULIA UNTUK INVESTASI ABADI) MENURUT HUKUM ISLAM

HambaKu telah mengagungkan Aku, dan kemudian Ia berkata selanjutnya : HambaKu telah menyerahkan (urusannya) padaku. Jika seorang hamba mengatakan :

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB III PERBANDINGAN HUKUM JAMINAN FIDUSIA MENURUT UNDANG- UNDANG NOMOR 42 TAHUN 1999 DENGAN HUKUM RAHN TASJÎLÎ

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGULANGAN PEKERJAAN BORONGAN PEMBUATAN TAS DI DESA KRIKILAN KECAMATAN DRIYOREJO KECAMATAN GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. Rasulullah saw. diberi amanat oleh Allah swt. untuk menyampaikan kepada. tercapainya kehidupan yang bahagia dunia dan akhirat.

HILMAN FAJRI ( )

BAB I PENDAHULUAN. ingin tahu, Man is corious animal. Dengan keistimewaan ini, manusia dengan

BAB IV ANALISA HUKUM ISLAM TERHADAP SIMPAN PINJAM BERGULIR PADA P2KP (PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN)

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP GADAI KTP SEBAGAI JAMINAN HUTANG

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

BAB I PENDAHULUAN. Desa Padang Manih termasuk ke dalam Nagari Campago. Campago

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM JUAL BELI IKAN DENGAN PERANTAR PIHAK KEDUA DI DESA DINOYO KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

UNTUK KALANGAN SENDIRI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERSEPSI NASABAH TENTANG APLIKASI MURA<BAH}AH DI BMS FAKULTAS SYARIAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP INSTRUMEN HEDGING PADA TRANSAKSI SWAP

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBIAYAAN LETTER OF CREDIT PADA BANK MANDIRI SYARI AH

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia

Derajat Hadits Puasa TARWIYAH

BAB I PENDAHULUAN. kalangan manusia, tetapi juga terjadi pada tumbuhan maupun hewan. Perkawinan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Setiap manusia memiliki kebutuhan yang beragam dalam kehidupannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan Islam sekarang ini telah dikenal luas di belahan dunia

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK BISNIS JUAL BELI DATABASE PIN KONVEKSI. A. Analisis Praktik Bisnis Jual Beli Database Pin Konveksi

Transkripsi:

SISTEM JUAL-BELI KREDIT MOTOR DI UD SABAR MOTOR DITINJAU MENURUT HUKUM ISLAM SKRIPSI Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana Hukum (SH) pada fakultas Hukum dan Sarjana Hukum Islam (SHI) pada Fakultas Agama Islam Jurusan Syari ah Universitas Muhammadiyah Surakarta Oleh : YONAS PERWIRATAMA NIM : C.100.030.288 / I.000.030.013 TWINNING PROGRAM FAKULTAS HUKUM DAN FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2 0 1 0

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Misi yang paling penting dalam ajaran agama Islam yaitu menegaskan bahwa Allah sebagai dzat yang maha sempurna dan wajib disembah. Kehadiran Hukum Islam di muka bumi ini adalah semata-mata rahmat Allah kepada hamba-hambanya, sehingga Ia menurunkan hukum untuk selalu dipatuhi oleh semua manusia dalam rangka memperoleh kesejahteraan hidup di dunia maupun di akherat. Di samping itu Islam adalah agama yang terakhir yang memiliki ajaran yang luas dan luhur yang sesuai dengan fitrah manusia, dengan kesempurnaan aturan-aturan yang bersifat dinamis, sehingga menjadikan Hukum Islam cocok dan pas untuk segala tempat dan zaman. Hukum-hukumnya sangat memperhatikan aspek kemaslahatan manusia, sehingga setiap manusia yang berfikir sehat niscaya dia akan tetap mengikuti aturan Allah ini dalam setiap langkah dan gerak dalam hidupnya. Kesempurnaan Hukum Islam ini selaras dengan fungsi dan misi Nabi dan Rasul و ما ا ر س ل ( 1 terakhir, sekaligus sebagai rahmat bagi seluruh alam. Sebagaimana firman Allah : ن ك ا لار ح م ة ل ل ع ل م ي ن Artinya : Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. 1) Q.S. Al-Anbiya (21) : 107

Di antara dalil juga ada hadits Aisyah radhiyallahu anha: 2) و ر ه ن ه د ر ع ا إ ن ال نب ي ص ل ى االله ع ل ي ه و س لم اش ت ر ى ط ع ام ا م ن ي ه و د ي م ن ح د ي د Bahwasannya Nabi Shallallahu alaihi wa sallam membeli makanan dari seorang Yahudi dengan pembayaran yang tertunda dan menggadaikan baju perang dari besi kepadanya. Makanan yang Nabi Shallallahu alaihi wa sallam beli di sini adalah sya ir sebagaimana lafadz lain dari riwayat di atas dalam keadaan beliau tidak punya uang. Beliau mengambil barang itu secara tempo dengan menggadaikan baju besinya. Dari Abdullah bin Abbas berkata, Rasulullah datang ke kota Madinah, dan saat itu penduduk Madinah melakukan jual beli buah-buahan dengan cara salam dalam jangka satu atau dua tahun, maka beliau bersabda, "Barang siapa yang jual beli salam maka hendaklah dalam takaran yang jelas, timbangan yang jelas sampai waktu yang jelas" (HR. Bukhari 2241, Muslim 1604). Pengambilan dalil dari hadits ini, bahwa Rasulullah membolehkan jual beli salam asalkan takaran dan timbangan serta waktu pembayarannya jelas, padahal biasanya dalam jual beli salam uang untuk membeli itu lebih sedikit daripada kalau beli langsung ada barangnya. Maka begitu pula dengan jual beli kredit yang merupakan kebalikannya yaitu barang dahulu dan uang belakangan meskipun lebih banyak dari harga kontan.. Hukum Islam mengatur perikehidupan manusia secara menyeluruh, mencakup segala macam aspek, dan hubungan antara manusia dengan Allah diatur dalam bidang ibadat dan hubungan manusia dengan sesamanya diatur dalam bidang mu amalat dalam arti yang luas, 2) Sumber: www.asysyariah.com internet tanggal 18 September 2009.

baik yang bersifat perorangan maupun yang bersifat umum, seperti perkawinan, pewarisan, perjanjian-perjanjian hukum, ketatanegaraan, hubungan antar negara, kepidanaan, peradilan dan sebagainya. Seperti diketahui bahwa hukum-hukum yang berhubungan dengan pergaulan hidup dalam masyarakat mengenai kebendaan dan hak-hak serta penyelesaiaan tentang persengketaan-persengketaan seperti perjanjian jual-beli, sewa menyewa, utang piutang, gadai, hibah, dan sebagainya kelompok hukum ini disebut dengan HUKUM MU AMALAT. 3) Dari hukum mu amalat tersebut maka yang berhubungan dengan jual-beli dan utang piutang adalah masalah kredit, di sini perlu dijelaskan adanya beberapa pengertian kredit. Kredit berasal dari bahasa Yunani Credere yang berarti kepercayaan (trust or fait), oleh karena itu dasar dari kredit adalah kepercayaan. Kredit menurut epictimologi percaya pada orang yang memperoleh kredit. Kemudian kata kredit berubah menjadi pinjaman (pinjaman yang diberikan kreditur kepada debitur) atas dasar kepercayaan bahwa sewaktu-waktu pinjaman akan dikembalikan dengan harapan imbalan tertentu. 4) Dalam UU Perbankan bab 1 pasal 1 Undang-Undang pokok perbankan nomor 10 tahun 1998 memberikan rumusan sebagai berikut : Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. 5) 3) Ahmad Azhar Basjir, Asas-asas Hukum Mu amalat, Yogyakarta: Perpustakaan Fakultas Hukum UII, 2000, hlm 5 4) Ahmad Muhyiddin, Etika Bisnis Perbankan,Yogyakarta : CV Mulia Sari, 1994, hlm 99 5) M. Faisal Abdullah, Managemen Perbankan, Teknik Analisis Kinerja Keuangan Bank, Malang : UMM press, 2003, hlm. 163.

Menurut Muchdarsyah kredit adalah pemberian suatu prestasi oleh suatu pihak lain dan prestasi itu akan dikembalikan lagi pada suatu masa tertentu yang akan datang disertai dengan suatu kontra prestasi berupa bunga. 6) Sedangkan menurut Sayyid Sabiq kredit (riba nasi ah) adalah pertambahan bersyarat yang diperoleh orang yang berhutang lantaran penangguhan. 7) Dari definisi-definisi tersebut di atas maka yang menjadi inti dari jual-beli secara kredit adalah kepercayaan dan mempunyai harapan dapat memperoleh imbalan tertentu. Dalam pengertian kredit ada beberapa unsur di dalamnya antara lain unsur persetujuan, penyerahan dan pelunasannya sehingga dapat disimpulkan bahwa ada dua belah pihak yang berjanji, yaitu pemberi kredit (kreditur) dan penerima kredit (debitur). Jadi kreditur mempunyai kewajiban menyerahkan barang dan berhak menerima kembali nilai ekonominya setelah jangka waktu yang ditentukan habis. Sedang debitur mempunyai hak menerima barang dari pihak kreditur sesuai perjanjian dan bertanggung jawab untuk mengembalikan nilai ekonominya pada waktu yang telah disepakati. Permasalahannya adalah pada cara penyelesaian dan bentuk jaminannya bila terjadi wanprestasi terutama oleh debitur. Persetujuan pinjam-meminjam ini dapat dilakukan secara tertulis dengan suatu surat yang ditanda tangani oleh kedua belah pihak atau secara lesan. Perjanjian pinjam-meminjam itu sudah terjadi sejak adanya persetujuan antara kedua belah pihak, sehingga pihak kreditur wajib menyerahkan barang yang telah disetujui untuk dipergunakan oleh debitur, sedangkan 6) Muchdarsyah Sinungan, Dasar-dasar dan Tehnik Managemen Kredit, cet. 7 Jakarta : Bina Aksara, 2003. 7) Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah 12, Alih Bahasa H. Kamaludin A.Marzuki, Bandung : PT. Alma arif 1998, hlm 122.

debitur wajib mengembalikan nilai ekonominya dalam waktu yang telah ditentukan oleh kedua belah pihak. Jadi obyek pinjam-meminjam adalah berupa barang, sedangkan perjanjian pinjam meminjam secara tertulis yang ditanda tangani kedua belah pihak disebut akad kredit. Hal ini sudah sering kali didengar maupun dijumpai, namun yang terpenting dalam masalah ini adalah bunga kredit kalau ditinjau dari segi Hukum Islam. Memang ada pendapat yang mengemukakan bahwa bunga itu berapapun kelebihannya hukumnya riba, tetapi para sarjana hukum Islam dan para ulama saat ini masih belum ada kesepakatan mengenai hukum bunga produktif, di antara mereka ada yang melarang dan sebaliknya ada pula yang memperbolehkan. Adapun bunga yang dilarang adalah yang wujudnya dengan paksaan atau pemerasan dan hanya mendatangkan mudharat saja. Sedangkan bunga produktif yaitu adanya motif ekonomi, yang diciptakan untuk mengejar keuntungan yang lebih besar untuk menambah modal bagi pemilik modal, oleh karena itu bunga produktif bermanfaat bagi pemilik modal dan barangnya bermanfaat bagi sipeminjam, boleh dikatakan bermanfaat untuk kedua belah pihak. Karena bunga produktif itu bermanfaat, maka bunga produktif bisa dikatakan tidak sama dengan riba. Sistem penjualan motor secara kredit diminati masyarakat secara luas karena memudahkan masyarakat kalangan menengah ke bawah untuk merealisasikan keinginannya mendapatkan barang yang diinginkan. Masyarakat merasa mendapat beberapa kemudahan sehingga tidak memikirkan apakah nantinya mereka mampu untuk membayar angsuran beserta bunganya setiap periode. Namun realita sekarang ini penjualan sepeda motor dengan cara tunai, pastilah akan sangat memberatkan bagi masyarakat kalangan menengah ke bawah, karena harganya yang sangat mahal berkisar antara Rp.8.000.000,00 Rp.30.000.000,00

tergantung jenis dan merk sepeda motor yang akan dibeli. Sulit bagi masyarakat kalangan menengah ke bawah untuk dapat membelinya, namun apabila membeli secara kredit dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat dan dapat pula menunjang terselenggaranya aktivitas kerja, perdagangan dan pendidikan atau aktifitas positif apa saja yang dapat membantu perkembangan pembangunan khususnya di Indonesia. Kredit motor ini banyak dilakukan oleh masyarakat golongan menengah dan juga golongan ekonomi bawah yang sangat membutuhkan adanya sarana penunjang untuk bekerja, berniaga, ke sekolah dan keperluan apa saja yang menunjang aktivitas seseorang. Dengan mengendarai motor akan mempercepat terselenggaranya aktivitas seseorang dibandingkan apabila bersepeda atau jalan kaki. Bahkan dengan memiliki sepeda motor juga akan dapat meningkatkan rasa percaya diri seseorang. Besarnya peranan dan fungsi kredit dewasa ini, ditambah dengan harga barang semakin lama semakin naik, padahal gaji pegawai golongan menengah dan golongan bawah lambat naiknya seperti deret ukur dan deret hitung sehingga tidak akan tercapai keseimbangan. Dan ini merupakan realita yang terjadi di dalam masyarakat sehingga timbul masalah yang komplek, tanpa adanya pinjam-meminjam atau membeli barang dengan cara diangsur maka rasanya sulit untuk dapat memenuhi kebutuhan mereka. Melihat fenomena di atas, penyusun berkeinginan untuk melihat roda perekonomian masyarakat lewat transaksi jual beli dengan sistem kredit dan sewa beli ditinjau dari Hukum Islam, penelitian dilakukan di UD Sabar Motor Jl. Dr. Wahidin Laweyan Surakarta. B. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dimaksudkan untuk mempertegas dan mempersempit ruang lingkup masalah yang akan dibahas, sehingga lebih terarah dan tidak menyimpang dari

pokok permasalahan yang dimaksud, maka dalam penyusunan skripsi ini penulis membatasi permasalahan yang berkaitan dengan jual-beli sistem kredit dan sistem sewa beli yang mengambil lokasi di U.D Sabar Motor Surakarta. C. Rumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana sistem jual-beli kredit sepeda motor di UD Sabar Motor Surakarta? 2. Apakah sistem jual-beli kredit sepeda motor di UD Sabar Motor Surakarta sudah menerapkan kaidah-kaidah Hukum Islam? D. Tujuan dan Manfaat Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut : 1. Tujuan a. Untuk mengetahui sistem jual beli kredit sepeda motor yang dilakukan UD Sabar Motor Surakarta b. Untuk mengevaluasi sistem jual beli kredit sepeda motor berdasarkan kaidah-kaidah Hukum Islam di UD Sabar Motor Surakarta. 2. Manfaat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat-manfaat sebagai berikut : a. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi debitur maupun kreditur, sehingga tidak akan memberatkan kedua belah pihak dan terhindar dari riba yang dilarang oleh Allah SWT. b. Manfaat Teoritis Penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan pengetahuan bagi masyarakat maupun peneliti yang akan datang khususnya yang berkaitan dengan masalah penjualan sistem kredit ditinjau dari pendekatan Hukum Islam. E. Metode Penelitian Suatu metode merupakan cara kerja/ tata kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu pengetahuan yang bersangkutan. Metode adalah pedoman cara seorang ilmuwan mempelajari langkah-langkah yang dihadapi. Untuk mendapatkan data yang dianggap tepat, maka data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini diperoleh dengan cara melakukan kegiatan sebagai berikut : 1. Lokasi Penelitian Penyusun mengambil lokasi penelitian di UD Sabar Motor Jalan Dr. Wahidin Laweyan Surakarta. 2. Subyek Penelitian Kreditur dan Debitur. Kreditur adalah seorang atau suatu badan yang memberikan kredit, di dalam skripsi ini adalah dealer UD Sabar Motor. Debitur adalah seseorang atau suatu badan penerima kredit, di masa mendatang akan memenuhi segala sesuatu yang telah dijanjikan. Dalam skripsi ini adalah seseorang yang mengambil kredit di dealer UD Sabar Motor Surakarta.

3. Populasi dan Sampel Populasi yaitu meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian (obyek penelitian), kemudian obyek pada populasi diteliti, hasilnya dianalisis, disimpulkan dan kesimpulan itu berlaku untuk semua populasi. Populasi yang dimaksud adalah semua pihak yang melakukan sistem jual beli kredit pada dealer Sabar Motor Surakarta. Adapun sampel yang diambil dari beberapa debitur dengan metode quota sampling yaitu dengan cara menemui beberapa responden yang dijumpai ketika penelitian dilakukan dan yang mempunyai catatan administrasi di UD Sabar Motor Surakarta. 4. Data dan Sumber Data a. Sumber data primer Data yang diperoleh langsung dari penelitian dan dicatat pertama kali oleh peneliti. Dalam hal ini penulis mencatat dan menanyakan tentang data yang dibutuhkan pada pihak-pihak yang terkait, seperti pada debitur dan karyawan UD Sabar Motor Surakarta. b. Sumber data sekunder Data yang diperoleh dari pihak kedua, ketiga dan seterusnya dan bukan pertama kali dicatat oleh peneliti. Dalam hal ini penulis melihat dokumen-dokumen, catatancatatan penting dan laporan-laporan UD Sabar Motor Surakarta, yang ada kaitannya dengan permasalahan yang diteliti. 5. Teknik Pengumpulan Data a. Library Research yaitu pengambilan data dari buku-buku yang ada hubungannya dengan pembahasan dalam menyusun skripsi.

b. Field Research yaitu dengan cara penelitian langsung yang penulis lakukan dengan cara : 1. Interview yaitu dengan jalan tanya jawab dengan pihak pihak yang bersangkutan. Yaitu pengumpulan data yang melalui wawancara secara lisan, dimana penyusun bisa mewawancarai dengan pegawai di Dealer Sabar Motor Surakarta selaku kreditur dan konsumen selaku debitur. 2. Kuesioner yaitu menyusun pertanyaan pertanyaan yang ditujukan kepada pihak pihak yang bersangkutan, yaitu pertanyaan yang disusun tentang seluk beluk perkreditan di Dealer Sabar Motor Surakarta. 6. Metode Analisa Data Dalam mengolah data dan menganalisa data penyusun menggunakan metode induktif yaitu menyimpulkan dari beberapa hal yang bersifat khusus ke dalam hal-hal yang bersifat umum. F. Sistematika Skripsi BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Pembatasan Masalah C. Perumusan Masalah D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian 2. Manfaat Penelitian

E. Metodologi Penelitian 1. Lokasi Penelitian 2. Subyek Penelitian 3. Populasi dan Simple 4. Data dan Sumber Data 5. Tehnik Pengumpulan Data 6. Metode Analisa Data F. Sistematika Skripsi BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Tujuan dan Fungsi Kredit 1. Pengertian Kredit 2. Unsurunsur Kredit 3. Tujuan Kredit 4. Fungsi kredit B. Menjual Sistem kredit C. Resiko Penjualan Kredit D. Syarat Pembayaran Penjualan Kredit E. Ketentuan Tentang Pembatasan Kredit F. Jual Beli dan Sistem Penjualan Kredit Menurut Hukum Islam 1. Pengertian Jual Beli Menurut Islam 2. Rukun Jual Beli 3. Syarat-syarat Jual Beli 4. Jual Beli Sistem Kredit

G. Urbun dan Jaminan Menurut Hukum Islam 1. Urbun 2. Jaminan H. Analisis Moneter BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Sistem Penjualan di UD Sabar Motor 1. Penjualan Tukar Tambah 2. Penjualan Cash dan Tunai 3. Penjualan Cash Tempo 4. Pembelian secara Kredit atau Angsuran B. Proses Perkreditan di Dealer UD Sabar Motor 1. Permohonan Kredit 2. Penyelidikan dan Analisis 3. Keputusan akan Permohonan Kredit 4. Penolakan Permohonan Kredit 5. Persetujuan Permohonan Kredit C. Besarnya Tambahan Harga dan Waktu Pelunasan 1. Besarnya Tambahan Harga 2. Waktu Pelunasan D. Sistem Kredit Ditinjau dari Hukum Islam 1. Segi Penawaran dan Penyerahan Barang 2. Segi Harga dan Keuntungan 3. Ijab dan Kabul

E. Perbandingan Sistem Jual Beli Secara Kredit dan Muharabah 1. Jual Beli Sistem Kredit 2. Ketentuan Umum Muharabah dalam Jual Beli BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran-Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN