BAB I PENDAHULUAN. saing secara nasional dan sekaligus internasional pada jenjang pendidikan dasar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BABI PENDAHULUAN. Pengembangan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) berhubungan erat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan Alam (MIPA) dan Teknologi Informasi dan Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. manajemen, dan sumber daya manusia (SDM). Untuk memenuhi hal tersebut

KESIAPAN SMP NEGERI 2 AMBARAWA MENUJU RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) SKRIPSI

LANDASAN DAN PENTAHAPAN PERINTISAN SBI. Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan tentang Refleksi Program Rintisan


BAB I PENDAHULUAN. adalah mengembangkan Sekolah Standar Nasional (SSN) menjadi Sekolah Rintisan. daya saing bangsa Indonesia di forum internasional.

PENGEMBANGAN KURIKULUM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (STUDI DI SMP NEGERI 3 PETERONGAN JOMBANG)

BAB I PENDAHULUAN. Era persaingan global menuntut pendidikan yang berkualitas. Pendidikan

Optimalisasi Program Kemitraan RSBI dengan PT dalam Rangka Menuju SBI Mandiri

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) merupakan upaya. pemerintah untuk memperbaiki kualitas pendidikan Indonesia agar

EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN EVALUASI KINERJA PENYELENGGARAAN RINTISAN SMA BERTARAF INTERNASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

I. PENDAHULUAN. dimiliki. E. Mulyasa (2007:3), menyebutkan bahwa Human Development. Index (HDI) melaporkan bahwa pada tahun 1998 Indonesia menduduki

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang diprioritaskan, dalam pembangunan di

BAB I PENDAHULUAN. awal untuk meningkatkan sumber daya manusia. adalah satu bidang yang tidak mungkin bisa lepas dari kemajuan IPTEK, maka

V. KESIMPULAN DAN SARAN. implementasi kebijakan RSBI di Propinsi DKI Jakarta. Berdasarkan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB I PENDAHULUAN. (skill), sikap hidup (attitude) sehingga dapat bergaul dengan baik di masyarakat

BAHAN AJAR (MINGGU KE 1) MATA KULIAH EVALUASI PEMBELAJARAN FISIKA STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (SNP)

SPMI dan ISO 9001:2008

KATA PENGANTAR. Jakarta, 27 Juni MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL. Prof. Dr. Bambang Sudibyo, MBA. FINAL APPROVED

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM). Untuk itu perlu langkah strategis pemerintah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENCAPAIAN INDIKATOR IKKT PADA PENYELENGGARAAN SMK RSBI DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Amat Jaedun (Dosen Jurdiknik Sipil dan Perencanaan FT UNY)

PENCAPAIAN INDIKATOR IKKT PADA PENYELENGGARAAN SMK RSBI DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. norma-norma yang berlaku. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana secara etis,

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 47 TAHUN 2010 TENTANG

PENGEMBANGAN KURIKULUM SBI Oleh: Dr. Cepi Safruddin Abdul Jabar 1

memberikan jaminan mutu pendidikan dengan standar yang lebih tinggi dari Standar Nasional Pendidikan.

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 Tentang STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka

Pedoman Penjaminan Mutu

PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. analisis data yang telah dikemukakan pada Bab I, II, III, dan IV, maka beberapa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan dianggap sebagai sebagai suatu investasi yang paling berharga

LAPORAN PELAKSANAAN PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SEKOLAH RSBI. Oleh : Drs. JOKO PURWANTO, M.Pd.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sikap sikap dan keterampilan, serta peningkatan kualitas hidup menuju

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu pendidikan. Kecenderungan internasional mengisyaratkan

BAB I PENDAHULUAN. dijamin dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 50 Ayat 3

PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN OLEH LEMBAGA PENDIDIKAN ASING. Direktorat Jenderal Mandikdasmen Kementerian Pendidikan Nasional

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG BADAN AKREDITASI PROVINSI SEKOLAH/MADRASAH TINGKAT PROVINSI JAWA TENGAH

Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional

KEWENANGAN PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN RSBI/SBI menurut PP No 17/2010

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang pada umumnya wajib dilaksanakan. globalisasi, maka pendidikan juga harus mampu menjawab kebutuhan

PEMETAAN KOMPETENSI GURU BIMBINGAN KONSELING DI PROVINSI BENGKULU. Oleh: Rita Sinthia, Anni Suprapti dan Mona Ardina.

2 Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

TERM OF REFERENCE NAMA KEGIATAN : STUDI KEBIJAKAN DAN PENGUATAN KOLABORASI INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar B el akang Pen eli tian

BAB I PENDAHULUAN. Orang tua menginginkan pendidikan mengedepakan pendidikan sesuai

IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI KOTA YOGYAKARTA

Standar kopetensi Pendidikan oleh Fauzan AlghiFari / / TP-B

PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN BIOLOGI BERTARAF INTERNASIONAL MELALUI PROSES ADOPSI DAN ADAPTASI OLEH: SLAMET SUYANTO 1

BAB I PENDAHULUAN. program peningkatan mutu pendidikan, di antaranya adalah program

RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. keinginan pemerintah dan kebutuhan masyarakat. Paradigma baru manajemen

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bermutu yang didasarkan pada Standar Nasional Pendidikan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. sangat ketat dalam segala aspek kehidupan. Menurut Zuhal (Triwiyanto,

Oleh: Sujarwo, M.Or Yulina Pratiwi Adri Yudhantara

KEBIJAKAN SARANA PRASARANA UNTUK SEKOLAH SWASTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keterkaitan secara sinergis, antara lain kebijakan, kurikulum, tenaga pendidik dan

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DAN KEBIJAKAN AKADEMIK OLEH: SYAHNUR SAID

Variasi Proses Pembelajaran melalui Penerapan E-learning

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T

Seminar Internasional, ISSN Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia

1. Latar Belakang Kemunculannya

Seminar Internasional, ISSN Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia

Standar Nasional Pendidikan Tinggi

MAKALAH 8 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KAPITA SELEKTA

PERATURAN MENTERI RISTEK DAN DIKTI NO 44 TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Era teknologi ditandai dengan adanya persaingan yang sangat kuat dalam

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Pemerintah kabupaten dan kota di

I. PENDAHULUAN. yang lebih dikenal dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan

PEMERINTAH KOTA SURABAYA RINCIAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASlONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan telah memberikan kontribusi yang besar dalam membangun

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berinteraksi di dalamnya, salah satu komponen tersebut adalah sumber

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai alternatif untuk mencapai suatu tujuan atau beberapa tujuan. untuk membangun rencana kedepan. (Turban dkk.

Standar Kompetensi Lulusan Acuan Standar Lain

BAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah. Dalam perencanaan kurikulum lembaga pendidikan tahapan pertama

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan optimal kepada peserta didik khususnya dan kustomer pada umumnya, pada titik di mana pelayanan itu harus dilakukan.

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

HIiII,[ E=I ; E. 2 el'v't. ffi' o=, .az. z a. ;r9. a 2=a g, 3. o. -o. 3r c6 3E. =o =! ,-r. -tr. -t' {,E. OrE. leq. EE f- a I. F-(l -- =E. -.

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kualitas (mutu) yang dapat diterima oleh masyarakat secara langsung

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pendidikan dewasa ini telah mengalami kemajuan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Tsanawiyah disingkat MTs adalah Salah satu bentuk satuan pendidikan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam upaya peningkatan mutu, efisiensi, relevansi, dan peningkatan daya saing secara nasional dan sekaligus internasional pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, maka telah ditetapkan pentingnya penyelenggaraan satuan pendidikan bertaraf internasional, baik untuk sekolah negeri maupun swasta (Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, 2009 : 3). Sekolah Bertaraf Internasional merupakan Sekolah yang sudah memenuhi seluruh Standar Nasional Pendidikan dan diperkaya dengan mengacu pada standar pendidikan salah satu negara anggota Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan sehingga memiliki daya saing di forum internasional. Pada prinsipnya, Sekolah Bertaraf Internasional harus bisa memberikan jaminan mutu pendidikan dengan standar yang lebih tinggi dari Standar Nasional Pendidikan (Departemen Pendidikan Nasional, 2007 : 5). Dalam rangka mencapai tahapan penyelenggaraan Sekolah bertaraf internasional (SBI) dimulai pada fase rintisan terlebih dahulu atau sering disingkat dengan istilah RSBI atau Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, 2009 : 3). Dalam fase rintisan ini terdiri atas dua tahap, yaitu: (1) Tahap pengembangan kemampuan/kapasitas sumber 1

daya manusia, modernisasi manajemen dan kelembagaan, dan (2) Tahap konsolidasi (Departeman Pendidikan Nasional, 2007 : 17). Pengembangan kemampuan/kapasitas sumber daya manusia dilakukan terhadap guru, kepala Sekolah, dan tenaga kependidikan lainnya, serta pengembangan dan modernisasi manajemen dan kelembagaan Sekolah. Pengembangan kemampuan/kapasitas dilakukan dengan penilaian terhadap kondisi nyata sumber daya manusia saat ini yang ada di Sekolah dan ditindaklanjuti dengan pelatihan dan apabila diperlukan dapat melakukan studi banding ke penyelenggara Sekolah Bertaraf Internasional yang well-established. Sedangkan pengembangan dan modernisasi manajemen Sekolah dilakukan untuk mengubah manajemen Sekolah yang tradisional menjadi manajemen Sekolah yang moderen dengan melibatkan dan/atau memerankan komite Sekolah. Dan untuk pengembangan dan modernisasi kelembagaan dilakukan dengan melengkapi infrastruktur Sekolah yang mengacu pada penggunaan teknologi komunikasi dan informasi (ICT) (Departeman Pendidikan Nasional, 2007 : 17). Kemudian dilanjutkan pada tahap kedua, yaitu tahap konsolidasi. Pada tahap ini dilakukan untuk menemukan praktek-praktek yang baik (the best practices) dan pelajaran-pelajaran yang dapat dipetik (the lessons learned), baik melalui diskusi fokus secara terbatas maupun diskusi fokus secara luas melalui lokakarya atau seminar. Melalui fase rintisan ini, pengembangan Sekolah Bertaraf Internasional diharapkan dapat memberikan hasil yang optimal, sistemik, dan sistematik, untuk memenuhi Indikator Kinerja Kunci Minimal (IKKM) dan 2

Indikator Kinerja Kunci Tambahan (IKKT) sebagaimana yang telah ditentukan (Departeman Pendidikan Nasional, 2007 : 17). Indikator Kinerja Kunci Minimal (IKKM) atau SPN (Standar Pendidikan Nasional) terdiri dari 8 (delapan) komponen utama, yaitu : 1) Standar Isi (Kurikulum), yaitu ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu, 2) Standar Proses, yaitu standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan, 3) Standar Pendidik dan Kependidikan, yaitu kriteria prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan, 4) Standar Pengelolaan, yaitu standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan, 5) Standar Kompetensi Lulusan, yaitu kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan ketrampilan, 6) Standar Sarana dan Prasarana, yaitu : standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan ruang lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, 7) Standar Pembiayaan, yaitu : standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun, dan 3

8) Standar Penilaian, yaitu : standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik, sedang Indikator Kinerja Kunci Tambahan (IKKT) merupakan indikator kinerja plus - nya. Pengertian plus disini tambahan yang harus memenuhi karakteristik keinternasionalan, yaitu dengan mengacu kepada standar internasional dari salah satu negara anggota OECD atau negara maju lainnya yang memiliki keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan secara internasional (Departemen Pendidikan Nasional, 2007 : 17). Sehingga untuk mencapai tahapan sebagai RSBI, maka sekolah wajib melaksanakan tahap atau fase pengembangan atau peningkatan kapasitas atau kemampuan atau tahap konsolidasi pada berbagai komponen sekolah untuk memenuhi Indikator Kinerja Kunci Minimal (IKKM) dan Indikator Kinerja Kunci Tambahan (IKKT) yang meliputi : Standar Isi (Kurikulum), Standar Proses, Standar Pendidik dan Kependidikan, Standar Pengelolaan, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pembiayaan, dan Standar Penilaian. Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Ambarawa yang beralamat di Jl. Kartini No. 1A Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang Jawa Tengah merupakan salah satu sekolah yang berkeingian untuk menjadi sekolah rintisan bertaraf Internasional. Namun dari hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti masih terdapat beberapa kendala yang dihadapi sekolah tersebut, lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini : 4

Tabel 1.1. Kondisi SMP Negeri 2 Ambarawa No. Keterangan Persyaratan Kondisi Saat Ini Keterangan RSBI 1. Lahan minimal 15.000 m² 7926 m 2 Belum terpenuhi 2. Kompetensi Minimal Saat ini Kepala Sekolah Belum terpenuhi Kepala Sekolah Pendidikan S2 masih berstatus pendidikan S1, dan masih menempuh tahap akhir untuk pendidikan S2. Aktif berbahasa Inggris 3. Kompetensi guru Minimal 20% guru berpendidikan S2/S3 Mampu mengampu pembelajaran berbahasa Inggris Mampu memfasilitasi pembelajaran berbasis TIK Sumber : Data Primer Yang Diolah, 2011 Masih dalam tahap Belum terpenuhi belajar 27 guru berpendidikan Belum terpenuhi S1, 6 guru D3, 5 guru D2, 3 guru D1, dan 1 guru masih berpendidikan SMA Sederajad. 75 % guru baru Belum terpenuhi dinyatakan lulus dari proses pembelajaran bahasa Inggris. 65 % guru yang Belum terpenuhi dinyatakan mampu menggunakan teknologi komputer dengan baik. Pada Tabel 1.1 menegaskan bahwa terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki oleh pihak SMP Negeri 2 dalam rangka untuk menjadi Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI), baik terkait dengan masalah kecukupan lahan, kompetensi 5

kepala sekolah dan guru bidang studi, dan pendidikan guru S2/S3 20 % belum terpenuhi. Sehingga diperlukan usaha keras dari pihak sekolah untuk mengatasi berbagai kendala yang ada. Namun demikian untuk mengetahui pencapaian SMP Negeri 2 Ambarawa menuju Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) berdasarkan indikator IKKM dan IKKT yang telah ditetapkan oleh pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan maka pada bagian berikut ini penulis membuat rumusan masalah, yaitu : 1. Bagaimanakah kondisi nyata SMP Negeri 2 Ambarawa dilihat dari indikator IKKM dan IKKT yang telah ditetapkan oleh pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional? 2. Bagaimanakah kesiapan SMP Negeri 2 Ambarawa menuju Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) dilihat dari indikator IKKM dan IKKT yang telah ditetapkan oleh pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional? 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini yaitu : a. Untuk mengetahui kondisi nyata SMP Negeri 2 Ambarawa berdasarkan indikator IKKM dan IKKT yang telah ditetapkan oleh pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional. 6

b. Untuk mengetahui kesiapan SMP Negeri 2 Ambarawa menuju Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) dilihat dari indikator IKKM dan IKKT yang telah ditetapkan oleh pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional. 2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : a. Bagi SMP Negeri 2 Ambarawa Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi pimpinan Sekolah dalam melakukan persiapan menuju RSBI di masa yang akan datang. b. Bagi Peneliti Melalui penelitian ini peneliti dapat membandingkan teori yang diperoleh dalam perkuliahan dan aplikasinya di lapangan, khususnya terkait dengan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI). 1.4. Keterbatasan Penelitian Sehubungan dengan keterbatasan dana, tenaga dan waktu maka penelitian ini hanya menjelaskan secara deskriptif kondisi nyata dan kesiapan SMP Negeri 2 Ambarawa menuju Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) dilihat dari indikator IKKM dan IKKT, tanpa dilakukan analisis secara statistik, misalnya regresi atau korelasi. 7