BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan umum seseorang banyak dipengaruhi oleh kesehatan gigi.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Mulut merupakan pintu gerbang utama di dalam sistem pencernaan. Makanan

BAB I PENDAHULUAN. mulut pada masyarakat. Berdasarkan laporan United States Surgeon General pada

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan gigi dan mulut saat ini masih menjadi keluhan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit sistemik. Faktor penyebab dari penyakit gigi dan mulut dipengaruhi oleh

BAB I PENDAHULUAN. orang dewasa terdapat gigi tetap. Pertumbuhan gigi pertama dimulai pada

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk membentuk

BAB I PENDAHULUAN. makanan sehingga membantu pencernaan, untuk berbicara serta untuk

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. mulut adalah penyakit jaringan keries gigi (caries dentis) disamping penyakit gusi.

BAB I PENDAHULUAN. efek yang buruk pada kesehatan pada umumnya, sehingga kesehatan mulut yang. baik dapat dicapai dengan kebersihan mulut yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. baik. Penelitian yang di lakukan Nugroho bahwa dari 27,1% responden yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Karies gigi adalah proses perusakan jaringan keras gigi yang dimulai dari

BAB I PENDAHULUAN. penanganan secara komprehensif, karena masalah gigi berdimensi luas serta mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. mulut sejak dini. Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai kebersihan mulut

BAB I PENDAHULUAN. cepat di masa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang, seperti

BAB I PENDAHULUAN. akibat gangguan sangat penting pada masa kanak-kanak karena karies gigi,

BAB 1 PENDAHULUAN. karies karena struktur dan morfologi gigi sulung yang berbeda dari gigi tetap. 1

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. disebabkan oleh penggunaan susu botol atau cairan lainnya yang termasuk karbohidrat seperti

BAB I PENDAHULUAN. menunjang upaya kesehatan yang optimal (Depkes RI, 2001). menunjang kesehatan tubuh seseorang (Riyanti, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai gizi, berdasarkan data terbaru pada tahun , masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dipisahkan satu dan lainnya karena akan mempengaruhi kesehatan tubuh

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. yang optimal meliputi kesehatan fisik, mental dan sosial. Terdapat pendekatanpendekatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa sekolah. Anak

BAB I PENDAHULUAN. nasional karies aktif (nilai D>0 dan karies belum ditangani) pada tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kementerian Kesehatan Tahun 2010 prevalensi karies di Indonesia mencapai 60

Lampiran 1. Lembar Persetujuan Komisi Etik Penelitian

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. kesehatan, terutama masalah kesehatan gigi dan mulut. Kebanyakan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah menyusun program perilaku sehat dan pemberdayaan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. Banyak ahli mengatakan bahwa kesehatan rongga mulut merupakan bagian

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI PEMBAHASAN. dasar. Upaya-upaya yang dilakukan meliputi upaya promotif yaitu dengan. memberikan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang dilakukan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. 2004, didapatkan bahwa prevalensi karies di Indonesia mencapai 85%-99%.3

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebersihan mulut merupakan hal yang sangatlah penting. Beberapa masalah

BAB I PENDAHULUAN. Gigi merupakan bagian dari alat pengunyahan pada system pencernaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. menjadi penerus bangsa sehingga mereka harus dipersiapkan dan. yang sehat jasmani dan rohani, maju, mandiri dan sejahtera menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan mulut merupakan hal penting untuk kesehatan secara umum dan kualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan faktor penting dalam kehidupan manusia. Kesehatan gigi dan

BAB I PENDAHULUAN. luas penyebaranya, diperkirakan 90% lebih banyak melanda anak anak

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesehatan. Mulut bukan sekedar untuk pintu masuknya. menunjang kesehatan seseorang (Riyanti, 2005).

Sri Junita Nainggolan Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. 25,9%, tetapi hanya 8,1% yang mendapatkan perawatan. 2

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. turut berperan dalam menentukan status kesehatan seseorang. Berdasarkan hasil

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelum tidur malam, hal itu dikarenakan agar sisa-sisa makanan tidak menempel di

I. PENDAHULUAN. Gigi adalah alat pengunyah dan termasuk dalam sistem pencernaan tubuh

BAB V HASIL PENELITIAN. Selatan dengan luas wilayah kerja seluas 14,87 Km 2, terdiri dari 3 wilayah

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. dapat dipisahkan satu dengan lainnya sebab kesehatan gigi dan mulut akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan gigi dan mulut memiliki peranan yang besar dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. suatu karbohidrat yang dapat diragikan. Tandanya adalah demineralisasi

BAB I PENDAHULUAN. orangtua sangat menentukan dalam pertumbuhan dan perkembangan pada. (Notoatmodjo, 2003). Kesehatan gigi dan mulut pada anak apabila

BAB I PENDAHULUAN. dibidang kesehatan gigi perlu mendapat perhatian (Depkes RI, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. cenderung meningkat sebagai akibat meningkatnya konsumsi gula seperti sukrosa.

Tahun 1999, National Institude of Dental and Craniofasial Research (NIDCR) mengeluarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Hasil studi morbiditas Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor penting dalam perkembangan normal anak. 1 Penyakit gigi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. ini. Anak sekolah dasar memiliki kerentanan yang tinggi terkena karies,

BAB 1 PENDAHULUAN. jika gigi mengalami sakit akan mengganggu aktivitas sehari-hari. Kesehatan gigi

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas) tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. infeksi yang dihasilkan dari interaksi bakteri. Karies gigi dapat terjadi karena

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh aktivitas suatu jasad renik dalam suatu karbohidrat yang dapat difermentasi

BAB 1 PENDAHULUAN. hanya terjadi pada orang dewasa tapi juga pada anak-anak. Proses perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik agar jangan sampai terkena gigi berlubang (Comic, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. 2015). Salah satu masalah kesehatan gigi dan mulut yang banyak dikeluhkan oleh

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang ikut

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI ANAK SDN KLECO II KELAS V DAN VI KECAMATAN LAWEYAN SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi atau yang biasanya dikenal masyarakat sebagai gigi berlubang,

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN. lengkung rahang dan kadang-kadang terdapat rotasi gigi. 1 Gigi berjejal merupakan

INDEKS DEF-T PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK SEKOTA BANJARBARU KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karies gigi merupakan masalah utama dalam kesehatan gigi dan mulut

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah observational analitik dengan desain

BAB I PENDAHULUAN. tetapi juga terjadi pada anak-anak. Karies dengan bentuk yang khas dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. gigi dan mulut di Indonesia. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)

BAB I PENDAHULUAN. terencana melalui pendidikan. Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Community Dental Oral Epidemiologi menyatakan bahwa anakanak. disebabkan pada umumnya orang beranggapan gigi sulung tidak perlu

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh (Mumpuni, 2013).

Anneke A. Tahulending 1), Christy Velia Kosegeran 2) 1)3) Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Manado, Jl. R. W. Mongisidi Malalayang

Hubungan Tingkat Pengetahuan Mengenai Anatomi dan Karies Gigi dengan Status Karies Gigi (Kajian pada Mahasiswa Tingkat IV Fakultas Kedokteran Unisba)

BAB 1 PENDAHULUAN. Karies gigi merupakan salah satu permasalahan kesehatan gigi yang paling

BAB I PENDAHULUAN. hampir seluruh masyarakat di dunia (Kemenkes RI, 2011). Penyakit pada

BAB 1 PENDAHULUAN. sering terjadi. Penyakit ini dapat menyerang seluruh lapisan masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Masalah yang paling umum dari seluruh masalah kesehatan pada masa. dengan adanya nanah di dalam gusi (Gunadi, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. dimana sebanyak 129,98 juta jiwa merupakan penduduk dengan jenis kelamin

BAB I PENDAHULUAN. kotoran lain yang berada di atas permukaan gigi seperti debris, karang gigi, atau

BAB I PENDAHULUAN. atau biofilm dan diet (terutama dari komponen karbohidrat) yang dapat

EFEKTIFITAS STRATEGI UPSTREAM TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU HIDUP SEHAT GIGI MELALUI KONSELING PADA SISWA/I KELAS I SDN 12 PONTIANAK KOTA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. serta pembinaan kesehatan gigi terutama pada kelompok anak sekolah perlu

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi kesehatan anak secara menyeluruh (Suryani, Putu, N.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pengobatan (The World Oral Health Report 2003). Profil Kesehatan Gigi Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sudah dimulai sejak 1000 tahun sebelum masehi yaitu dengan perawatan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan umum seseorang banyak dipengaruhi oleh kesehatan gigi. Kesehatan gigi sangat penting karena berpengaruh pada fungsi pengunyahan, fungsi bicara, kualitas hidup, penghargaan diri serta kehidupan sosial yang baik. Penyakit gigi yang menjadi masalah utama adalah karies yang merupakan 1, 2, 3 penyakit kronis pada anak dengan prevalensi yang paling tinggi. Karies pada anak menjadi perhatian dalam bidang kesehatan masyarakat secara signifikan. Center for Disease Control and Prevention (CDC) pada tahun 2005 menyatakan bahwa prevalensi karies pada anak usia prasekolah sebesar 27% dan untuk anak usia sekolah sebesar 42%. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2007 menunjukan bahwa prevalensi nasional untuk karies aktif adalah 43% dan masih 1, 4, 5 didapatkan beberapa provinsi yang melebih dari angka tersebut. Karies atau yang biasa dikenal dengan gigi berlubang merupakan suatu penyakit hasil dari demineralisasi jaringan keras seperti email, dentin, dan sementum oleh aktivitas mikroba. Tanda terjadinya karies adalah adanya kerusakan pada permukaan gigi yang dapat meluas hingga ke pulpa. Lesi karies yang terbentuk mula-mula terlihat sebagai bercak putih buram dan kemudian akan 3, 6, 7 menjadi rongga. Karies dapat menyebabkan rasa sakit, gangguan makan, gangguan tidur, dan mengganggu aktivitas belajar seorang anak. Karies juga dapat menjadi fokal 1

2 infeksi untuk penyakit lainnya. Diperlukan suatu tindakan pencegahan karies untuk menanggulangi masalah tersebut dan merupakan usaha yang paling utama. Tindakan pencegahan merupakan suatu fondasi dalam pemeliharaan kesehatan gigi yang diharapkan akan mencegah proses terbetuknya karies sehingga karies 3, 8, 9 dapat terkontrol. Pencegahan karies seorang anak memerlukan peran serta orang tua, bahkan pendidikan untuk orang tua tentang perawatan gigi harus dilakukan mulai dari saat seorang bayi masih dalam kandungan. Peran orang tua berpengaruh pada pemeliharan kesehatan dan kebersihan gigi. Peran aktif orang tua ini diperlukan terutama pada usia prasekolah. 9,10 Anak usia prasekolah, khususnya anak usia 4-5 tahun memerlukan bantuan orang tua dalam menyikat gigi walaupun anak mampu untuk memanipulasi pergerakan sikat gigi mereka. Orang tua harus mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan cara pemeliharaan kesehatan mulut seperti ukuran pasta gigi, membantu anaknya untuk menyikat gigi, menggunakan dental floss atau benang gigi, dan prosedur kebersihan gigi lainya. 9 Peran orang tua dalam menentukan status kesehatan gigi anak dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, sikap, dan perilaku. Pengetahuan, sikap, dan perilaku orang tua akan saling berkaitan, dimana perilaku orang tua akan dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikapnya. Pentingnya peran orang tua didasarkan pada pengetahuan, sikap, dan perilakunya untuk menjaga keadaan gigi anaknya tetap sehat. 10,11

3 Penelitian yang dilakukan Meinarly tahun 2010 tentang pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu terhadap pemeliharan kesehatan gigi anak dilaporkan sekitar 50 60 % ibu mengetahui tentang kesehatan gigi dan cara perawatannya. Hasil pemeriksaan dari penelitian tersebut menyatakan hampir 50% anak menderita karies botol susu dan gigi berlubang. Penelitilian lain yang dilakukan oleh Lina Natamiharja menunjukan bahwa perilaku dan sikap orang tua berpengaruh pada status karies anaknya. 10 Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik untuk meneliti hubungan pengetahuan, sikap, dan perilaku orang tua dalam pencegahan karies dengan 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, dapat disimpulkan masalah dari penelitian ini adalah: 1. Adakah hubungan antara pengetahuan orang tua dalam pencegahan karies 2. Adakah hubungan antara sikap orang tua dalam pencegahan karies dengan 3. Adakah hubungan antara perilaku orang tua dalam pencegahan karies dengan

4 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui hubungan antara pengetahuan orang tua dalam pencegahan karies 2. Mengetahui hubungan antara sikap orang tua dalam pencegahan karies dengan 3. Mengetahui hubungan antara perilaku orang tua dalam pencegahan karies dengan indeks karies gigi sulung pada usia 4-5 tahun 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat secara praktis dan akademis 1.4.1 Manfaat praktis 1. Bagi institusi sekolah Penelitian ini menambah informasi yang dapat dijadikan dasar untuk meningkatkan upaya pencegahan karies melalui beberapa kegiatan sekolah seperti Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS). 2. Bagi orang tua Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan peran serta orang tua termasuk pengetahuan, sikap, dan perilaku dalam menjaga kesehatan gigi anaknya khususnya pada masa prasekolah yang masih memerlukan peran aktif dari orang tua.

5 3. Bagi peneliti Penilitian ini diharapkan akan menambah wawasan dan pengetahuan dalam menjaga kesehatan gigi khususnya pencegahan karies pada anak. 4. Bagi masyarakat umum Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi untuk membantu meningkatkan kesadaran masyarakat atas pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut. 1.4.2 Manfaat akademis 1. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai landasan untuk penelitian lain dalam bidang Ilmu Kedokteran Gigi Anak 2. Penelitian ini dapat menunjang perkembangan Ilmu Kedokteran Gigi Anak 1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian 1.5.1 Kerangka pemikiran Tindakan pencegahan karies pada anak penting dilakukan karena tingginya prevalensi karies pada anak dan terdapat kecenderungan untuk meningkat setiap tahunnya dan karies merupakan penyebab utama tanggalnya gigi secara patologis. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mencegah karies, salah satunya yaitu prosedur pemeliharaan kebersihan mulut di rumah dan kontrol plak. Tindakan pencegahan yang baik diharapkan dapat menurunkan prevalensi terjadinya 4, 9, 12, 13 karies.

6 Karies adalah penyakit kronis yang umum terjadi dan memiliki prevalensi yang tinggi. WHO pada tahun 2003 menunjukan bahwa prevalensi karies pada anak usia sekolah mencapai 60 90%. Di Jakarta sendiri anak yang memiliki karies 4, 13 mencapai angka 90%. Karies merupakan penyakit multifaktorial yaitu penyakit yang melibatkan banyak faktor seperti mikroorganisme, karbohidrat, permukaan gigi, dan waktu. Karies dapat terjadi jika ada interaksi dari faktor-faktor tersebut. Maka dari itu 12, 14 untuk mencegah proses interaksi faktor tersebut diperlukan suatu pencegahan. Didalam melakukan pencegahan karies pada anak memerlukan peran serta orang tua, terutama untuk anak usia prasekolah yang memerlukan peran aktif orang tua. Tindakan pencegahan karies pada anak yang dapat dilakukan di rumah seperti kontrol plak dengan menyikat gigi, penggunaan benang gigi, dan obat kumur. Hal lain yang dapat dilakukan yaitu pemberian fluor melalui pasta gigi dan 9, 15 modifikasi makanan. Banyak orang tua yang kurang memberikan perhatian pada masalah karies karena biasanya mereka beranggapan bahwa tidak perlu tindakan khusus untuk membantu anaknya mencegah karies, sedangkan pada kenyataannya anak masih tergantung kepada orang tuanya terutama untuk anak usia prasekolah. Peran orang 9, 16 tua ini akan bergantung pada pengetahuan, sikap, dan perilaku. Pengetahuan merupakan hasil dari mengetahui sesuatu dan terjadi setelah melakukan pengindraan yang sebagian besar merupakan hasil dari pengelihatan dan pendengaran. Pengetahuan biasanya akan sejalan dengan sikap seseorang dan merupakan hal yang penting didalam membentuk perilaku seseorang. 11

7 Sikap adalah respon seseorang, tetapi respon tersebut masih tertutup. Dapat dikatakan dampak dari sikap seseorang tidak dapat langsung dilihat. Seorang ahli psikologi menyatakan bahwa sikap merupakan suatu kesiapan atau kesediaan seseorang bukan merupakan suatu pelaksanaan. Sikap merupakan faktor predisposisi dalam menentukan perilaku seseorang. 11 Perilaku dirumuskan sebagai respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus. Perilaku kesehatan adalah respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang berhubungan dengan sakit, penyakit, sistem pelayanan, makanan, minuman, serta lingkungan. Perilaku kesehatan dapat dibagi menjadi beberapa kelompok, salah satunya adalah pemeliharaan kesehatan yang bertujuan untuk menjaga atau memelihara kesehatan agar tidak sakit. Upaya untuk menjaga kesehatan tersebut dapat dilakukan melalui perilaku pencegahan penyakit. 11 Pengetahuan orang tua dalam pencegahan karies akan mempengaruhi sikapnya dan akan mendasarkan perubahan perilaku untuk menjaga kesehatan gigi anaknya. Berdasarkan penelitian sebelumnya ibu yang memiliki pengetahuan yang luas dan memiliki sikap yang positif akan memberikan pengaruh baik terhadap kesehatan gigi anaknya. 17 Didalam menjaga kesehatan gigi anak, terdapat tiga faktor yang berperan yaitu dokter gigi, anak, dan orang tua. Peran serta orang tua akan menentukan kesuksesan dari pemeliharaan gigi anak dan dapat membantu pembentukkan sikap anak dalam menjaga kesehatan gigi karena anak akan belajar dari contoh yang dilakukan orang tua mereka. Dampak langsung dan tidak langsung itulah yang

8 mendasari bahwa peran orang tua akan mempengaruhi terjadinya karies pada 9, 10, 17, 18 anak. Karies dapat diukur melalui suatu indeks karies. Indeks karies yang biasanya digunakan untuk karies gigi sulung adalah indeks def-t. Indeks def-t merupakan perhitungan jumlah karies pada seseorang, dimana d adalah gigi yang mengalami karies, e adalah gigi yang telah diekstraksi akibat karies, dan f adalah gigi yang ditambal atau direstorasi. 19 1.5.2 Hipotesis penelitian Ho1 : tidak ada hubungan antara pengetahuan orang tua dalam pencegahan karies Ha1 : ada hubungan antara pengetahuan orang tua dalam pencegahan karies Ho2 : tidak ada hubungan antara sikap orang tua dalam pencegahan karies Ha2 : ada hubungan antara sikap orang tua dalam pencegahan karies dengan Ho3 : tidak ada hubungan antara perilaku orang tua dalam pencegahan karies Ha3 : ada hubungan antara perilaku orang tua dalam pencegahan karies dengan indeks karies gigi sulung pada usia 4-5 tahun

9 1.6 Metodologi Metode penelitian Rancangan penelitian : analitik observasional : cross sectional Teknik pengumpulan data : survei dan observasi Instrumen pokok penelitian : kuesioner dan alat dasar Populasi Sampel Analisis data : orang tua dan anak di TKK Dian Emas Bandung : whole sample : uji korelasi Pearson 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di TKK Dian Emas Jl. Muara Barat No.2 Bandung. Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2012 Januari 2013