Berkala Fisika ISSN : Vol 10., No.1, Januari 2007, hal 1-5

dokumen-dokumen yang mirip
Berkala Fisika ISSN : Vol.9, No.3, Juli 2006, hal

Berkala Fisika ISSN : Vol.9, No.4, Oktober 2006, hal

Air Tanah. Air Tanah adalah

SURVEI SEBARAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS DI KELURAHAN BONTO RAYA KECAMATAN BATANG KABUPATEN JENEPONTO

1. Alur Siklus Geohidrologi. dari struktur bahasa Inggris, maka tulisan hydrogeology dapat diurai menjadi

GEOHIDROLOGI PENGUATAN KOMPETENSI GURU PEMBINA OSN SE-ACEH 2014 BIDANG ILMU KEBUMIAN

PENENTUAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFRAKSI DI DESA PLERET, KECAMATAN PLERET, KABUPATEN BANTUL

MENENTUKAN AKUIFER LAPISAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER DI PERUMAHAN GRIYO PUSPITO DAN BUMI TAMPAN LESTARI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Daerah penelitian termasuk dalam lembar Kotaagung yang terletak di ujung

BAB III METODE PENELITIAN

Cyclus hydrogeology

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RESUME APLIKASI MEKANIKA TANAH DALAM PERTAMBANGAN

Jurnal APLIKASI ISSN X

Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Barat, Jalan Jhoni Anwar No. 85 Lapai, Padang 25142, Telp : (0751)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

HIDROSFER I. Tujuan Pembelajaran

IDENTIFIKASI STRUKTUR BATUAN BAWAH PERMUKAAN MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFRAKSI DI KAMPUNG BARU BANJARBARU

Unnes Physics Journal

PENENTUAN KEDALAMAN AKUIFER BEBAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER

GEOMETRI AKUIFER BERDASARKAN DATA GEOLISTRIK DAN SUMUR PEMBORAN DI DAERAH JASINGA, KECAMATAN JASINGA, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT

Identifikasi Akuifer Dangkal dan Akuifer Dalam dengan Metode Geolistrik (Kasus: Di Kecamatan Masaran)

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK IDENTIFIKASI AKUIFER DI KECAMATAN PLUPUH, KABUPATEN SRAGEN

Rustan Efendi 1, Hartito Panggoe 1, Sandra 1 1 Program Studi Fisika Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Tadulako, Palu, Indonesia

BAB III TEORI DASAR. Hidrogeologi adalah bagian dari hidrologi (sub-surface hydrology) yang

KATA PENGANTAR BAB I

ANALISIS DATA SEISMIK REFRAKSI DENGAN METODE GENERALIZED-RECIPROCAL

BAB II DASAR TEORI DAN METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... vii. DAFTAR GAMBAR... ix. A Latar Belakang...1

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR (PSDA) Dosen : Fani Yayuk Supomo, ST., MT ATA 2011/2012

PENYELIDIKAN HIDROGEOLOGI CEKUNGAN AIRTANAH BALIKPAPAN, KALIMANTAN TIMUR

POLA SEBARAN AKUIFER DI DAERAH PESISIR TANJUNG PANDAN P.BELITUNG

DRAINASE BAWAH PERMUKAAN (SUB SURFACE)

PENENTUAN TAHANAN JENIS BATUAN ANDESIT MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER (STUDI KASUS DESA POLOSIRI)

TINJAUAN PUSTAKA. bergerak dalam tanah yang terdapat di dalam ruang-ruang antara butir-butir tanah

DETEKSI KEBERADAAN AKUIFER AIR TANAH MENGGUNAKAN SOFTWARE IP2Win DAN ROCKWORK 2015

IDENTIFIKASI KEDALAMAN AQUIFER DI KECAMATAN BANGGAE TIMUR DENGAN METODA GEOLISTRIK TAHANAN JENIS

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

APLIKASI METODE SEISMIK REFRAKSI UNTUK ANALISA LITOLOGI BAWAH PERMUKAAN PADA DAERAH BABARSARI, KABUPATEN SLEMAN, YOGYAKARTA

Pemetaan Akuifer Air Tanah Di Sekitar Candi Prambanan Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta Dengan Menggunakan Metode Geolistrik Tahanan Jenis

Penentuan Tingkat Kekerasan Batuan Menggunakan Metode Seismik Refraksi di Jatikuwung Karanganyar

BAB 2 DASAR TEORI. Gambar 2.1 Interaksi antara air tanah dengan struktur geologi

I. PENDAHULUAN. rendah. Studi mengenai aliran air melalui pori-pori tanah diperlukan dan

KAJIAN AKIFER DI KECAMATAN DENPASAR BARAT PROVINSI BALI

Universitas Gadjah Mada

Refraksi Picking First Break

IDENTIFIKASI AIR TANAH DAN PEMANFAATANYA UNTUK PERTANIAN. Hendri Sosiawan. Identifikasi Air Tanah dan Pemanfaatannya untuk Pertanian

STUDI POTENSI AIRTANAH BEBAS DI DAERAH KEBUMEN JAWA TENGAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB V INTERPRETASI DATA. batuan dengan menggunakan hasil perekaman karakteristik dari batuan yang ada

Studi Geolistrik Untuk Mengidentifikasi Kedudukan Lumpur dan Air Dalam Rangka Optimalisasi Timbunan Lowwall

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup di muka bumi. Makhluk hidup khususnya manusia melakukan

BAB I PENDAHULUAN. modern ini, baik untuk kebutuhan sehari-hari yang bersifat individu maupun

Prosiding Seminar Nasional XII Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

ANALISA PENGOLAHAN AIR HUJAN (AIR TANAH) TERHADAP MUKA AIR TANAH DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERMEABILITAS LAPANGAN (SUMUR UJI)

Klasifikasi Fasies pada Reservoir Menggunakan Crossplot Data Log P-Wave dan Data Log Density

I. PENDAHULUAN. tanggul, jalan raya, dan sebagainya. Tetapi, tidak semua tanah mampu mendukung

POLA ALIRAN AIR BAWAH TANAH DI PERUMNAS GRIYA BINA WIDYA UNRI MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI ELEKTRODA SCHLUMBERGER

Gravitasi Vol.13 No.1 ISSN:

TANYA JAWAB SOAL-SOAL MEKANIKA TANAH DAN TEKNIK PONDASI. 1. Soal : sebutkan 3 bagian yang ada dalam tanah.? Jawab : butiran tanah, air, dan udara.

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No.2, (2017) ( X Print) B-29

Dinisa Hanifa 1, Ibrahim Sota 1, Simon Sadok Siregar 1

Natural Science: Journal of Science and Technology ISSN-p: Vol 6 (3) : (Desember 2017) ISSN-e:

Identifikasi Struktur Perlapisan Bawah Permukaan Berdasarkan Analisis Gelombang Geser Di Kecamatan Palu Barat

PENELITIAN HYDROGEOLOGI TAMBANG UNTUK RENCANA DRAINASE TAMBANG BATUBARA BAWAH

PENDUGAAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS DI DESA TELLUMPANUA KEC.TANETE RILAU KAB. BARRU SULAWESI-SELATAN

Studi Lapisan Batuan Bawah Permukaan Kawasan Kampus Unsyiah Menggunakan Metoda Seismik Refraksi

I Dewa Gede Jaya Negara*, Anid Supriyadi*, Salehudin*

HUBUNGAN SIFAT FISIK TANAH.

*

TINJAUAN PUSTAKA. akuifer di daratan atau daerah pantai. Dengan pengertian lain, yaitu proses

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011) 33-37

PEMODELAN AKUIFER AIR TANAH UNTUK MASYARAKAT PESISIR LINGKUNGAN BAHER KABUPATEN BANGKA SELATAN. Mardiah 1, Franto 2

PENENTUAN KEDALAMAN BATUAN DASAR DI SEISMIK REFRAKSI

APLIKASI GEOLISTRIK UNTUK MENENTUKAN POTENSI AKUIFER AIR TANAH: STUDI KASUS DI KECAMATAN MASARAN, KEDAWUNG DAN SIDOHARJO, KABUPATEN SRAGEN

BAB II TEORI DASAR. Di dalam ilmu kebumian, permeabilitas (biasanya bersimbol κ atau k)

PEMETAAN AKUIFER AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS TUGAS AKHIR. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains

II. TINJAUAN PUSTAKA. Lembar Kotaagung terletak di ujung selatan Sumatera bagian selatan. Di

BAB IV KONDISI HIDROGEOLOGI

Gambar 2.1. Peta administrasi kota Semarang (Citra Ikonos, 2012)

Unnes Physics Journal

Jalan Barong Tongkok No. 4 Kampus Gunung Kelua Samarinda, Kalimantan Timur *Corresponding Author :

Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 3, No. 3, Juli 2014, Hal

INTERPRETASI LAPISAN BATUAN BAWAH PERMUKAAN BERDASARKAN ANALISIS DATA GEOLISTRIK

Penyelidikan potensi air tanah skala 1: atau lebih besar

IDENTIFIKASI ZONA SESAR OPAK DI DAERAH BANTUL YOGYAKARTA MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFRAKSI

Nurun Fiizumi, Riad Syech, Sugianto.

PEMETAAN AIR TANAH MENGGUNAKAN METODE RESISTIVITAS WENNER SOUNDING (Studi Kasus Kampus II Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang)

Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 2, April 2013 ISSN

KONSEP PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PELAPORAN BAHAN GALIAN LAIN DAN MINERAL IKUTAN. Oleh : Tim Penyusun

Lebih dari 70% permukaan bumi diliputi oleh perairan samudra yang merupakan reservoar utama di bumi.

IDENTIFIKASI KEDALAMAN MUKA AIR TANAH MENGGUNAKAN STUDI GEOLOGI DAN GEOFISIKA UNTUK PERENCANAAN KETERSEDIAAN AIR BERSIH DUSUN SILUK II, IMOGIRI

Analisis Struktur Bawah Permukaan Dengan Menggunakan Metode Seismik Refraksi Di Universitas Tadulako

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 SIKLUS HIDROLOGI

HIDROGEOLOGI DAN HUBUNGANNYA DENGAN TAMBANG

BAB III. METODE PENELITIAN. A. Pembuatan Alat Modifikasi Permeabilitas Lapangan Untuk Aplikasi di

POTENSI AIR TANAH DAERAH KAMPUS UNDIP TEMBALANG. Dian Agus Widiarso, Henarno Pudjihardjo *), Wahyu Prabowo**)

BAB I PENDAHULUAN. air bersih semakin meningkat dan sumber-sumber air konvensional yang berupa

Identifikasi Sebaran Aquifer Menggunakan Metode Geolistrik Hambatan Jenis Di Desa Bora Kecamatan Sigi Biromari Kabupaten Sigi

Transkripsi:

Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol 10., No.1, Januari 2007, hal 1-5 Analisis Geometri Akuifer Dangkal Mengunakan Metode Seismik Bias Reciprocal Hawkins (Studi Kasus Endapan Alluvial Daerah Sioux Park, Rapid Creek, South Dakota, United State of America) Fenti Listiyani, Gatot Yuliyanto Laboratorium Geofisika Jurusan Fisika Universitas Diponegoro Abstract Data processing of refraction Seismic with reciprocal Hawkins method have been done by using the secondary data in area of Sioux Park, Rapid Creek, South Dakota, United State of America which has geology structure of alluvial sediment. The sediment Alluvial has the form of water carrier rock precipitated by Rapid Creek. The result of this research are: first layer with velocity vary from 268 m/s to 347 m/s consist of clay functioning as covering layer, the second layer have velocities 939 m/s- 1829 m/s, depth 0.28 m-3.43 m and thickness 0.26 m-4.40 m, lapped over from clay, sand, and gravel functioning as carrier coat irrigate or coated acquifer and the third layer, have velocity 1874 m/s- 2216 m/s lapped over from stone napal, acts as waterproof coat (impermeable). These acquifers are unconfined aquifer. Keywords: acquifer, seismic refraction, ground water Intisari Telah dilakukan pengolahan data seismik bias metode Reciprocal Hawkins menggunakan data sekunder daerah Sioux Park, Rapid Creek, South Dakota, United State of America yang memiliki struktur geologi berupa endapan alluvial yang menyebar secara merata berupa batuan pembawa air yang diendapkan oleh Rapid Creek. Hasil dari pengolahan data serta analisis seismik bias diperoleh: lapisan pertama dengan variasi kecepatan antara 268 m/s 347 m/s, tersusun atas tanah, lempung pasiran, lempung pengisi tanah dan kerikil, yang berfungsi sebagai lapisan penutup, lapisan kedua dengan variasi kecepatan antara 939 m/s 1829 m/s, tersusun atas lempung, pasir dan kerikil yang berfungsi sebagai lapisan pembawa air (akuifer), memiliki kedalaman antara 0,28 m 3,43 m dan ketebalan 0,26 m 4,40 m, serta lapisan 3 dengan variasi kecepatan antara 1874 m/s 2216 m/s, tersusun atas batu napal, yang berfungsi sebagai lapisan kedap air (impermeabel).akuifer-akuifer ini merupakan akuifer tak-tertekan. Kata kunci: akuifer, seismik bias, air tanah Pendahuluan Muka air tanah adalah suatu permukaan yang didekati oleh ketinggian permukaan air dalam sumur yang menembus sampai zona saturasi [1][2]. Muka air tanah dapat juga didefinikan sebagai permukaan yang tekanan cairnya dalam pori-pori dari sebuah media berpori adalah sama dengan tekanan atmosfer. Sedikit di atas muka air tanah terdapat frinji kapilaritas, yaitu daerah di dalam tanah ketika air yang berasal dari zona jenuh ditarik oleh gaya kapiler kedalam zona aerasi. Frinji kapilaritas berbentuk tidak beraturan dan selalu berubah mengikuti muka air tanah. Frinji itu sendiri adalah bagian tepi atau atas dari muka air tanah yang menunjukan batas yang tidak rata karena ada bagian yang menjulur keluar, sedangkan kapiler adalah pipa-pipa kecil atau saluran halus dalam tubuh batuan. Metode yang dipilih dalam penelitian untuk menganalisis akuifer dangkal ini adalah seismik bias dengan metode yang dikembangkan oleh Hawkins yaitu reciprocal Hawkins [3] yang merupakan pengembangan dari konsep yang disebut dengan time depth [4] Aplikasi penggunaan metode seismik bias ini salah satunya untuk penyelidikan air tanah, antara lain untuk mendapatkan data simulasi model air tanah meliputi bentuk geometris, penyebaran serta ketebalan dari akuifer. Diharapkan dari penelitian ini 1

Fenti listiyani dan Gatot Yuliyanto Analysis Geometri Akuifer Dangkal dapat dieksplorasi lebih jauh tentang sumber-sumber air tanah karena air merupakan kebutuhan yang sangat dominan dan terus meningkat dalam kehidupan sehari-hari. Metode Penelitian Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan membandingkan hasil dari perhitungan data menggunakan metode seismik biasreciprocal Hawkins dengan data yang diperoleh data sumur bor, data geohidrologi serta geologi dari daerah penelitian. Selanjutnya dari hasil perhitungan data diperoleh nilai kecepatan tiap lapisan. Dari kecepatan tiap lapisan tersebut kemudian dilakukan analisis menggunakan variasi kecepatan gelombang P dari tiap batuan. Setelah didapatkan data kedalaman dan ketebalan dari tiap geophone, selanjutnya dilakukan koreksi menggunakan data sumur bor yang ada. Koreksi dengan data sumur bor tersebut dilakukan untuk mendapatkan penampang bawah permukaan yang sesuai dengan kenyataannya (real data). Hasil dan Pembahasan Berdasarkan analisis penampang seismik bias dipadukan dengan data dari. sumur bor, geologi dan hidrologi serta variasi nilai kecepatan gelombang P pada setiap jenis batuan yang diperoleh dari perhitungan menggunakan metode reciprocal Hawkins diperoleh jenis akuifernya yaitu akuifer bebas dangkal (akuifer tak tertekan dangkal) yang berada dekat dengan permukaaan tanah dengan muka air tanahnya berhubungan langsung dengan udara bebas. Dengan zona saturasi berada di bawah zona aerasi sedangkan di antara zona aerasi dan saturasi terdapat muka air tanah. Gambar 1 merupakan penampang kecepatan dan geologi dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode Reciprocal Hawkins yang sudah dikoreksi dengan bor. Pada gambar terlihat bahwa garis berwarna biru merupakan topografi, garis berwarna hijau hasil perhitungan kedalaman lapisan pertama yang belum dikoreksi dengan sumur bor sedangkan garis berwarna ungu adalah hasil kedalaman lapisan pertama setelah dikoreksi dengan sumur bor. Kedalaman yang dikoreksi hanya kedalaman pada lapisan pertama karena data sumur bornya tidak sampai pada lapisan ketiga, sehingga kedalaman lapisan kedua tidak dapat dikoreksi Keterangan : - = Tanah, 0 = Lempung,pasir, x = Napal Gambar 1 Model geologi bawah permukaan hasil dari perhitungan dengan metode Reciprocal Hawkins 2

Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol 10., No.1, Januari 2007, hal 1-5 Tabel 1. Perbandingan litologi batuan bawah permukaan dari hasil penampang seismik dengan sumur bor Lapisan Penampang Seismik Sumur Bor dan Data Geologi 1 Tanah, lempung Lempung 2 Lempung, pasir (kering, bersifat meluluskan) Lempung berbatu kerikil 3 Napal Napal Muka air tanah pada gambar penampang seismik bias ditunjukan pada batas antara lapisan satu dan lapisan dua. Deteksi muka air tanah menggunakan seismik bias dilakukan dengan cara mendeteksi lapisan jenuh dan tidak jenuh dilihat dari besar kecepatan gelombang P pada masing-masing lapisan yang memiliki jarak (variasi) kecepatan yang besar. Selain itu dipilih muka air tanah pada batas antara lapisan satu dan lapisan dua karena pada lapisan 3 nilai kecepatan gelombang P berupa batu napal. Hal ini diketahui dengan cara perhitungan langsung di lapangan sehingga hasil yang diperoleh dari proses pengolahan data dicocokan, diperoleh hasil yang identik. Penentuan litologi batuan bawah permukaan dilakukan dengan melihat nilai kecepatan gelombang seismik pada masing-masing lapisan. Untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap maka dibandingkan dengan data sumur bor hasil pengeboran langsung pada daerah penelitian. Berdasarkan data dari sumur bor pada lokasi penelitian diperoleh litologi setempat berupa lapisan 1 dan lapisan 2. karena informasi dari data sumur bor tidak cukup untuk mengetahui litologi lapisan 3. Litologi dari lapisan 3 diperoleh dari data geologi daerah penelitian. Litologi batuan bawah permukaan berdasarkan sumur bor dan data geologi dengan variasi kecepatan gelombang P memperlihatkan keidentikan. Kecepatan lapisan 1 dari seismik identik dengan batuan dari sumur bor begitu juga pada lapisan 2, sedangkan kecepatan lapisan 3 identik dengan batuan dari data geologi. Dengan demikian dapat diketahui bahwa litologi batuan bawah permukaan pada lintasan seismik daerah penelitian daerah ini adalah sebagai berikut: Lapisan 1 berupa lapisan lapuk yang tersusun dari tanah, lempung pasiran, lempung pengisi tanah dan kerikil merupakan lapisan penutup. Batuan lempung yang terdapat dalam lapisan ini memiliki sifat yang cukup kedap air. Lapisan yang sulit dilalui air tanah seperti lapisan lempung atau silt disebut lapisan kedap air (aquiclude) yang hanya dapat menyimpan air tetapi tidak meluluskan air. Lapisan kedua berupa lapisan yang tersusun dari batu lempung, pasir (kering, bersifat meluluskan), serta pasir dan kerikil dekat dengan permukaan. Batu pasir dan batu kerikil tersaturasi menerima resapan dari Rapid Creek dan membentuk lapisan akuifer. Lapisan yang dengan mudah dilalui air tanah seperti pasir / kerikil disebut lapisan permeable. Lapisan ketiga berupa batu napal yang berada pada formasi Spearfish. memiliki sifat impermeabel atau kedap air. Dari hasil pengamatan pada daerah penelitian terdapat ketidakseragaman ukuran butir batuan, yang berakibat air kapiler tidak akan naik pada muka air tetapi akan membentuk frinji yang tidak seragam. Frinji kapiler tersebut akan naik pada batuan yang memiliki butir batuan yang halus dibandingkan butir batuan yang kasar. Hal tersebut disebabkan pada butir batuan kasar memiliki tekanan besar sehingga menghasilkan pori yang kecil begitu juga sebaliknya. Muka air tanah jika dilihat dari data sumur bor menunjukan batuan berupa batu lempung. Dengan sifat lempung yang memiliki ukuran butir yang 3

Fenti listiyani dan Gatot Yuliyanto Analysis Geometri Akuifer Dangkal halus maka muka air tanah akan naik. Naiknya muka air tanah tersebut tidak datar karena ketidakseragaman komposisi lempung pada daerah penelitian. Akuifer atau lapisan pengandung air berporositas tinggi, merupakan tempat air tanah mengalir. Akuifer bebas dangkal dapat berupa hubungan langsung secara vertikal dengan atmosfer melalui ruangruang terbuka dalam lapisan permeable. Akuifer dangkal yang terbentuk yaitu akuifer bebas dangkal yang berada pada zona saturasi ditandai dengan batas-batas atasnya adalah lapisan penutup. Pada lapisan penutup tersebut hanya dapat menyimpan air tetapi tidak meluluskan air dalam jumlah yang berarti. Dan batas bawahnya berupa lapisan kedap air, yang menyebabkan air tidak akan mengalir ke lapisan di bawahnya. Muka air tanah dari akuifer bebas tersebut dapat dilihat dari data bor berada pada lapisan dua dengan jenis batuannya kerikil lempungan, pada penampang seismik memilki nilai kecepatan gelombang P pada lapisan dua. Sistem Penyimpanan Air Tanah Sistem penyimpanan air dalam media pori berdasar pada air tanah tersimpan dan bergerak pada semua jenis batuan, sehingga faktor fisik dari batuan baik berupa retakan, pori dan bentuk lubang yang berhubungan dengan sistem penyimpanan air dalam tubuh batuan. Sistem penyimpanan air pada ruang antar butir dapat juga diartikan air yang menempati ruang pori-pori yang ada pada batuan disebabkan dan dipengaruhi oleh bentuk dan variasi ukuran butir, jumlah matrik dan prosentase semen yang terdapat dalam batuan, disebut dengan porositas primer. Pengaruh udara yang juga mengisi pori-pori batuan tidak bisa diabaikan. Karena aliran air tanah yang berada pada pori-pori batuan berada dibawah kondisi muka air kering, akan mempengaruhi keseimbangan penguapan air terhadap perubahan antara udara dan permukaan butir batuan, akan menimbulkan lapisan tipis air yang diketahui sebagai tempat penyerapan air untuk permukaan butiran. Untuk batuan dengan butiran kasar dan mengalami penjenuhan terbentuk pada kotak antar butir batuan. Batuan di permukaan bumi selalu tampak adanya retakan, retakan dapat diakibatkan sebagai akibat dari permukaan yang mengalami penghancuran batuan karena patahan atau tektonik, yang merupakan porositas sekunder, sehingga air tanah bisa bergerak sepanjang ruang hasil retakan yang saling berhubungan. Pada bidang perlapisannya merupakan porositas primer walaupun dalam hal ini ruangan antar butir batuannya berupa celah, tetapi terbentuk bersamaan dengan batuan yang ada, sehingga jika batuan bergerak sepanjang bidang perlapisan, maka akan berubah menjadi porositas sekunder. Keadaan tersimpannya air tanah dangkal pada batuan atau pelapukan batuan, dipengaruhi oleh kesarangan (porositas) dan kelulusan (permeabilitas) batuan. Kesarangan menunjukkan air tanah dapat disimpan dan dijenuhkan pada suatu batuan, sedangkan kelulusan menunjukan air pada suatu bagian yang sama dapat diteruskan pada butiran yang lain. Kelulusan dan kesarangan saling berhubungan erat, karena keduanya menunjukan hubungan antara ronggarongga yang seolah-olah menunjukkan adanya pipa-pipa kecil atau saluran halus dalam tubuh batuan. Jadi porositas adalah jumlah dari pada ruang yang terbuka dalam unsur batuan secara menyeluruh, sedangkan permeabilitas adalah kemampuan dari media atau bahan untuk meluluskan air. Pada batuan dengan porositas besar belum tentu mempunyai permeabilitas besar pula, karena ukuran dan kontinuitas hubungan terbuka antar ruangan. Pada batuan dengan partikel yang memiliki besar butiran yang seragam akan lebih besar porositasnya jika dibandingkan dengan batuan dengan besar butir yang tidak seragam. Hal ini disebabkan pada kondisi batuan beragam maka pori-pori dari batuan di antara butirannya dapat diisi 4

Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol 10., No.1, Januari 2007, hal 1-5 dengan ukuran butir yang lebih kecil. Dalam kondisi seperti ini maka pengaruh jumlah air terhadap pemadatan akan lebih kecil dibandingkan dengan kondisi batuan yang seragam, atau dengan kata lain semakin besar distribusi keseragamannya maka ruang antar butiran akan semakin kecil. Pada batuan yang mempunyai bentuk butir yang membulat akan semakin besar porositasnya, sedangkan pada batuan dengan butir yang meruncing sampai runcing maka porositasnya akan semakin kecil. Untuk batuan dengan diameter butir kecil atau halus memiliki porositas besar dibandingkan pada batuan dengan diameter butirannya besar atau kasar. Hasil penelitian yang telah dilaksanakan diperoleh litologi batuan pada lapisan satu berupa lempung yang memiliki porositas besar karena memiliki ukuran butir yang seragam yaitu kecil dan halus, namun memiliki permeabilitas rendah sehingga tidak mampu untuk menyimpan dan mengalirkan air. Pada lapisan ke dua diperoleh litologi batuan berupa batu lempung, pasir dan kerikil. Adanya pasir dan kerikil tersebut menyebabkan pada lapisan dua memiliki porositas besar karena memiliki butir batuan yang membulat, dengan permeabilitasnya besar sehinnga mampu untuk menyimpan air dan mengalirkannnya dalam jumlah yang berarti. Pada lapisan ke tiga diperoleh batuannya berupa batu napal yang memiliki sifat kedap air, sehingga tidak dapat menyimpan dan meluluskan air. Kesimpulan Dari proses pengolahan data dan analisis hasil pengolahan data yang dilakukan maka kesimpulan yang dapat ditarik adalah: 1. Pada penampang seismik hasil dari pengolahan dan analisis data didapatkan tiga lapisan yaitu: Lapisan 1 dengan variasi kecepatan antara 268 m/s 347 m/s, tersusun atas tanah, lempung pasiran, lempung pengisi tanah dan kerikil, yang berfungsi sebagai lapisan penutup. Lapisan 2 dengan variasi kecepatan antara 939 m/s 1829 m/s, tersusun atas lempung, pasir dan kerikil yang berfungsi sebagai lapisan pembawa air (akuifer), memiliki kedalaman antara 0,28 m 3,43 m dan ketebalan 0,26 m 4,40 m dari perhitungan metode reciprocal Hawkins. Lapisan 3 dengan variasi kecepatan antara 1874 m/s 2216 m/s, tersusun atas batu napal, yang berfungsi sebagai lapisan kedap air (impermeabel). 2. Akuifer-akuifer pada daerah penelitian berupa akuifer bebas (tidak tertekan) yang ditunjukkan dengan adanya lempung, pasir dan kerikil sebagai komposisi dari endapan alluvial. Ucapan Terima Kasih Penulis ucapkan terima kasih pada Prof. M. I. T. Taib, dosen Teknik Geofisika Institut Teknologi Bandung serta Dr. Bogie Soedjatmiko dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bandung yang telah banyak membantu terlaksananya penelitian ini. Daftar Pustaka [1] Kodoatie, R. J. 1996. Pengantar Hidrogeologi. Yogyakarta. Andi Offset [2] Asdak, C. 2002. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta. Gajah Mada University Press [3] Hawkins, L. V. 1961. The Reciprocal Method of Routire Shallow Seismic Refraction Investigation. Jurnal Geophysics. Volume XXVI No. 6 [4] Taib, M. I. T. 2000. Seismik Refraksi. Bandung. Institut Tekhnologi Bandung Press 5

Fenti listiyani dan Gatot Yuliyanto Analysis Geometri Akuifer Dangkal 6