METODE DALAM EAR RECOGNITION

dokumen-dokumen yang mirip
MENGENAL TEKNOLOGI BIOMETRIK

Keamanan Komputer. Keamanan Komputer. - Biometrik Missa Lamsani Hal 1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih locker

BAB I PENDAHULUAN. individu dapat dibedakan dengan individu yang lain.

BAB 1 PENDAHULUAN. sehari-hari membuat kita semakin dimanjakan dengan teknologi informasi. Faktor

BAB I PENDAHULUAN. telinga, wajah, infrared, gaya berjalan, geometri tangan, telapak tangan, retina,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING SEBAGAI SISTEM STARTER SEPEDA MOTOR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16 Oleh : Margito Hermawan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. identifikasi (Naseem, 2010). Sudah banyak sistem biometrik yang dipakai pada

BAB I PENDAHULUAN. identitas individu baik secara fisiologis, sehingga dapat dijadikan alat atau

Metode Autentikasi melalui Saluran Komunikasi yang Tidak Aman

Keamanan Komputer. Biometric MOH DIDIK R, MT. MELWIN SYAFRIZAL, S.KOM., M.ENG. Pengertian

Autentikasi Identitas

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

BAB 1 PENDAHULUAN. individu lain. Karakteristik ini perlu diidentifikasikan agar dapat digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. sangat berharga bagi perusahaan atau instansi. Pemanfaatan IT oleh instansi akan membantu

BAB I PENDAHULUAN. macam aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Proses autentikasi itu sendiri adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. barang yang berharga di dalam masyarakat. Oleh karena itu maka dibutuhkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. bahwa total pengapalan smartphone pada kuartal pertama tahun 2013 mencapai

SISTEM PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN WEBCAM UNTUK ABSENSI DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. mampu mengubah manusia, dari cara pandang seseorang atas sesuatu hingga cara

BAB I PENDAHULUAN. adalah penggunaan smartphone. Weiser (1999) mengatakan bahwa semakin

SEMINAR TUGAS AKHIR M. RIZKY FAUNDRA NRP DOSEN PEMBIMBING: Drs. Daryono Budi Utomo, M.Si

PENGAMAN RUMAH DENGAN SISTEM FACE RECOGNITION SECARA REAL TIME MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

BAB 1 PENDAHULUAN. sesamanya dalam kehidupan sehari hari untuk menunjang kebutuhan hidup mereka.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Pengujian Pengenalan Wajah Menggunakan Raspberry Pi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang sangat populer saat ini. Dengan ilmu pengetahuan ini, teknologi di

BAB 1 PENDAHULUAN. berkaitan dengan pemprosesan sinyal suara. Berbeda dengan speech recognition

1. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. a. Universal (universality), dimana karakteristik yang dipilih harus dimiliki oleh setiap orang.

APLIKASI PENGENALAN WAJAH UNTUK VALIDASI PESERTA UJIAN ONLINE MENGGUNAKAN METODE HAAR CASCADE DAN EIGEN FACE VECTOR

BAB III PERENCANAAN KEBUTUHAN DAN PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Pakar (Expert System), Jaringan Saraf Tiruan (Artificial Neural Network), Visi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan di segala bidang dalam era globalisasi saat ini begitu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman dan teknologi, teknik pengenalan individu secara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEGUNAAN FINGERPRINT PADA SMARTPHONE

IDENTIFIKASI TANDA TANGAN MENGGUNAKAN PERHITUNGAN JARAK ANTAR TITIK PADA TANDA TANGAN

Pengembangan Sistem Identifikasi Telapak Tangan dengan Menggunakan Metode Filter Bank Gabor

Pola adalah entitas yang terdefinisi dan dapat diidentifikasi melalui ciri-cirinya (features).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan memanfaatkan ciri wajah yang telah tersimpan pada database atau wajah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SISTEM ABSENSI MENGGUNAKAN SCAN KONTUR MATA STUDI KASUS PEGAWAI/KARYAWAN UPN VETERAN JATIM

RANCANG DAN IMPLEMENTASI PATTERN RECOGNITION PADA GARIS TELAPAK TANGAN UNTUK AKSES KEAMANAN PINTU

KEAMANAN DENGAN SISTEM BIOMETRIK Oleh : Krisnawati

SISTEM PENDETEKSI WAJAH MANUSIA PADA CITRA DIGITAL (PROPOSAL SKRIPSI) diajukan oleh. NamaMhs NIM: XX.YY.ZZZ. Kepada

PROTOTYPE PENGENALAN WAJAH MELALUI WEBCAM DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA PRICIPAL COMPONENT ALAYSIS (PCA) DAN LINIER DISCRIMINANT ANALYSIS (LDA)

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011) RANCANG BANGUN SISTEM PENGENALAN POLA SIDIK JARI MENGGUNAKAN METODE MINUTIAE

Pengenalan Suara Menggunakan Metode MFCC (Mel Frequency Cepstrum Coefficients) dan DTW (Dynamic Time Warping) untuk Sistem Penguncian Pintu

APLIKASI BIOMETRIKA PENCOCOKAN CITRA DAUN TELINGA BERBASIS TEKSTUR DAN BENTUK MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI WAVELET DAN CHAIN CODE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara berkembang seperti Indonesia. Teknologi elektronik digunakan

YOGI WARDANA NRP

Aplikasi Graf Dalam Biometrik Telinga

Tugas Teknik Penulisan Karya Ilmiah. M.FAIZ WAFI Sistem Komputer Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya

Pengenalan Bentuk Wajah Manusia Pada Citra Menggunakan Metode Fisherface

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem analog menjadi sistem komputerisasi. Salah satunya adalah sistem

ANALISIS KEAMANAN PAIR BASED TEXT AUTHENTICATION PADA SKEMA LOGIN

Interior Design in Augmented Reality Environment

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Panduan Pendaftaran. Proses pendaftaran dilakukan secara online di

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kepedulian masyarakat Indonesia akan budaya-budaya lokal

IDENTIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA SILUET ORANG BERJALAN MENGGUNAKAN SUDUT SETENGAH KAKI

HARITS SUBHAN NIM : L

BAB I PENDAHULUAN. dikeluarkan dari mulut manusia (Seperti pada waktu bercakap-cakap, menyanyi,

BAB I PERSYARATAN PRODUK

BIOMETRIK SUARA DENGAN TRANSFORMASI WAVELET BERBASIS ORTHOGONAL DAUBENCHIES

Pemanfaatan Kriptografi Visual untuk Pengamanan Foto pada Sistem Operasi Android

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

KNIT-2 Nusa Mandiri ISBN: SISTEM BIOMETRIK TELINGA MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN

Klasifikasi Kecantikan Wanita Aceh Pada Citra Menggunakan Metode Adaptive Resonance Theory (ART1)

Perancangan Sistem Keamanan Alternatif E-KTP Menggunakan Berbagai Algoritma Kriptografi

Verifikasi Citra Wajah Menggunakan Metode Discrete Cosine Transform Untuk Aplikasi Login

DAFTAR ISI. Halaman Judul. Lembar Pengesahan Pembimbing. Lembar Pengesahan Penguji. Halaman Persembahan. Halaman Motto. Kata Pengantar.

Computer Hybrid. Lasni Sijabat. Abstrak. Pendahuluan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sudah tidak diragukan lagi bahwa penerapan teknologi komputer dan teknologi informasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Interior Design in Augmented Reality Environment

REVIEW ALGORITMA PENGENALAN SIDIK JARI MENGGUNAKAN PENCOCOKAN CITRA BERBASIS FASA UNTUK SIDIK JARI KUALITAS RENDAH

BAB 2 Landasan Teori

Transkripsi:

METODE DALAM EAR RECOGNITION Gregory Alexander 1501185212 08179905045 gregory.korompis@gmail.com

Dalam artikel ini akan di bahas mengenai metode-metode yang di gunakan pada alat ear recognition. Artikel ini menjelaskan bagaimana tahapan proses pengidentifikasian identitas seseorang dari telinga. Dari artikel ini dapat anda ketahui proses pengidentifikasian dari telinga dapat melalu 2 cara, yaitu dengan menggunakan telinga bagian luar dan telinga bagian dalam. Untuk lebih jelasnya akan di bahas pada bagian isi Dalam dunia yang modern ini, identitas dari seseorang merupakan suatu data yang cukup penting. Pada keperluan tertentu, kita membutuhkan mengidentifikasi atau verifikasi suatu identitas seseorang tersebut. Contohnya dalam suatu organisasi yang cukup besar dipastikan memiliki data yang penting atau rahasia di mana hanya orang-orang tertentu yang dapat mengakses data tersebut. Atau dalam suatu ruangan yang hanya boleh di akses orang-orang tertentu. Dari kedua kasus di atas, kita membutuhkan suatu sistem keamanan yang dapat mengidentifikasi atau verifikasi identitas seseorang yang mencoba mengakses tersebut. Sampai saat ini, sistem keamanan tersebut ada 3 jenis. Yang pertama dengan tanda pengenal, seseorang dapat mengakses ruangan atau data dengan menggunakan tanda pengenalnya, seperti kartu, badge dan kunci. Yang kedua dengan menggunakan kode keamanan, seperti user id dan pasword atau PIN. Yang ketiga dengan biometric seperti sidik jari, iris mata, wajah, dan telinga. Dengan 3 jenis tersebut komputer dapat mengidentifikasi atau mem verifikasi identitas orang yang mencoba mengakses, dan mencocokannya dengan data yang di miliki komputer tersebut dan membuat keputusan apakah orang tersebut boleh mengakses ruangan tersebut atau tidak. Diantara tiga cara mengidentifikasi identitas tersebut, yang paling akurat adalah biometric. Hal ini karena baik tanda pengenal maupun kode keamanan dapat di curi oleh orang lain. Sementara biometric sangat sulit untuk di tembus keamanannya. Hal ini karena biometric merupakan karakteristik dari bagian seseorang tersebut, sehingga hampir tidak mungkin di tiru oleh orang lain. Seperti yang sudah di bahas, biometric bisa seperti sidik jari, iris mata, wajah, telinga dan lainnya. pada makalah ini akan di bahas mengenai proses pengidentifikasian menggunakan telinga atau ear recognition. Pada dasarnya, pengidentifikasian telinga lebih akurat dibandingkan wajah. Telinga memiliki struktur yang lebih stabil dan tidak berubah sepanjang waktu di bandingkan dengan wajah. Bentuk telinga juga tidak terpengaruh oleh

ekspresi wajah. Letak dari telinga yang berada di samping kepala tersebut menjadikannya lebih mudah untuk di deteksi. Kemudian telinga lebih mudah untuk di deteksi di bandingkan yang lain. Seperti pendektesi yang lainnya, ear recognition mempunyai tujuan untuk memverifikasi secara benar. Sampai saat ini ada beberapa metode yang di gunakan dalam sistem ear recognition. Secara umum, semua metode hampir sama, awalnya gambar telinga di peroleh melalui kamera digital atau cara lain, lalu di konversi ke gray-scale. lalu daerah yang penting dipilih dan kemudian di cocokan dengan data yang ada. Berikut adalah jalannya suatu sistem ear recognition secara umum. Berikut adalah metode-metode yang di gunakan dalam ear recognition dan penjelasannya. Iannarelli s System & Voronoi Diagrams Sistem yang pertama kali digunakan dalam ear recognition adalah dengan menggunakan sistem klasifikasi telinga yang di buat oleh Alfred Iannarelli. Dalam penelitian klasifikasinya dia membuat dua studi berskala besar. Pertama dengan membandingkan 10 000 pasang telinga yang sampelnya di ambil secara acak. Dan yang kedua dengan membandingkan anak kembar 2 dan kembar 3. Dalam penelitiannya Iannarelli menyimpulkan semua telinga yang di periksa tidak ada yang sama persis. Sekalipun kembar identik, struktur telinga yang di miliki si kembar tersebut tetap berbeda. Sistem Iannarelli

menggunakan 12 dasar pengukuran yang di dasarkan pada foto telinga. Dasar dari sistem inilah yang di gunakan untuk ear recognition. Akan tetapi, sistem ini tida cocok untuk penglihatan alat, karena dari kesulitan melokalisir poin anatomi telnga tersebut. Jika titik pertama tidak di definisikan secara akurat, pengukuran lainnya tidak akan berguna, Iannarelli sendiri mengakui kelemahan tersebut. Untuk mengatasi kelemahan dari sistem Iannarelli tersebut, M.Burge dan W.Burger memperkenalkan metode grafik yang cocok untuk identifikasi telinga yang berdasarkan Diagram Voronoi. Dalam prakteknya, setiap telinga subyek dimodelkan sebagai grafik adjacency. Kemudian, dengan menggunakan segmen kurva, yang merupakan teknik penting untuk membuat grafis yang muncul halus pada resolusi tetap, diagram voronoi di bentuk.

Akan tetapi algoritma yang di gunakan untuk memproses perhitungan segmen kurva dapat terjadi kekeliruan. Kekeliruan ini di sebabkan pencahayaan, bayangan, dan oklusi. Namun masalah oklusi oleh rambut di anggap sebagai suatu hambatan yang besar untuk metode ini dan solusi yang mungkin dapat mengatasi masalah tersebut adalah dengan menggunakan thermograms. Akustik Ear Recognition A.Akkermans dkk. Memperkenalkan metode baru yang dapat digunakan untuk ear recognition. Metode ini menggunakan sifat akustik dari pina (Flap terluar telinga dan salurang telinga). Dalam percobaan ini mereka menggunakan tiga perangkat yang berbeda: (i). Headphone dengan mikrofon. (ii) Earphone dengan mikrofon dan (iii) telepon seluler dengan mikrofon tambahan. Dalam metode ini mereka memanfaatkan sinyal yang di pantulkan dan di terima oleh perangkat tersebut untuk mengetahui bentuk pinna dan liang telinga. Jadi mereka menggunakan pinna dan liang telinga untuk mengidentifikasi seseorang. Dalam percobaannya Akkermans dkk. Mencapai EER (Equal Error Rates) 1,5% - 7%, tergantung pada aplikasi perangkat yang di gunakan pada proses pengukuran. Mereka mengamati juga bahwa headphone dan earphone mempunyai kinerja yang kira-kira sama dan mengakibatkan EER yang serupa yaitu 7% dan 6%. Lalu untuk kasus terburuk EER atas semua kemungkinan split, adalah 8% untuk headphone, 8,4% untuk earphone dan 15% untuk ponsel. Pada percobaan kedua, mereka menerapkan Fisher Linear Discriminant

Analysis. Untuk ketiga database tersebut. Dengan tujuan untuk memilih yang paling membedakan komponen antara bidang. Mereka melaporkan bahwa hasil yang mereka dapatkan lebih baik, dan EER terburuk yang baru yang mereka capai, adalah 1,4% untuk headphones, 1,9% untuk earphone dan 7,2% untuk ponsel. Kemudian Akkermans dkk menyelidiki bagaimana pengaruh rentang frekuensi yang digunakan dalam sinyal terhadap kinerja klasifikasi. Setelah melakukan berbagai percobaan mereka menyimpulkan bahwa rentang frekuensi yang lebih luas akan memberikan hasil yang lebih baik. Teknologi Recognition pastinya akan terus berkembang. Terutama Ear Recognition. Saat ini mungkin Ear Recognition masih belum banyak di pakai dalam kehidupan nyata, dan kebanyakan masyarakat lebih mengenal teknologi Recognition yang lainnya. Hal ini di karenakan Ear Recognition masih tergolong cukup baru, dan bahkan di film jarang di pakai. Namun mungkin saja suatu saat nanti Ear Recognition akan lebih banyak di pakai di bandingkan yang lainnya. Karena telinga mempunyai bentuk yang lebih stabil dan tidak terpengaruh oleh raut wajah dan usia. Atau mungkin saja di masa yang mendatang ada teknologi Recognition yang lain, mungkin saja bukan menggunakan telinga melainkan bagian tubuh lainnya yang bisa di bedakan dengan biometric. Lalu, karena Ear Recognition merupakan teknologi yang cukup baru, mungkin saja di harihari yang berikutnya atau masa yang akan datang akan muncul metode-metode baru dan solusi baru untuk mengatasi kelemahan metode yang sekarang. Dan sekalipun telinga memiliki keunggulan dengan bentuk yang stabil, bukan berarti Ear Recognition lebih unggul daripada yang lainnya. setiap alat pengidentifikasian mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sehingga akan lebih bagus bila mengkombinasikan alat-alat tersebut.

Daftar Pustaka Md. Mahbubur Rahman, Md. Rashedul Islam, Nazmul Islam Bhuiyan, Bulbul Ahmed, Md. Aminul Islam, Person Identification Using Ear Biometrics, International Journal of The Computer, the Internet and Management Vol. 15#2 (May - August, 2007) pp 1 8. Spyridon Antakis, A Survey on Ear Recognition,2009.