Efektivitas Penggunaan Teknik Uji Rumpang Dalam Meningkatkan Pemahaman Membaca Siswa di SMK. Isma Rhahesmy Utami Putri, Setiawan, Irma Permatawati.

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN MINAT MEMBACA DENGAN KETERAMPILAN MEMAHAMI ISI TEKS BAHASA JERMAN. Widya Astuti, Lucky Herliawan Y.A., Pepen Permana ABSTRAK

Irma Indriani, Azis Mahfuddin, Irma Permatawati

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM QUIZ (TQ) PADA KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS X SMA N 1 KAMAL. Novita Putri Pratiwi

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 PAKEM SKRIPSI

EFEKTIVITAS MEDIA PERMAINAN BUCHSTABENDIKTAT DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN. Milda Anika, Lucky Herliawan Y.A.

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEKNIK MAKE A MATCH DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN DI SMA NEGERI 1 PRAMBANAN SLEMAN SKRIPSI

oleh Cindhy Dwi Meidany

PERANAN STRATEGI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ASING. Lersianna Saragih*)

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE PQ4R PADA PEMBELAJARAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XII SMAN 1 SEDAYU BANTUL

BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi. Setelah dilakukannya

PENGEMBANGAN MEDIA PUZZLE KOSAKATA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI SMA

BAB II PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE SCRAMBLE, KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEKNIK MIND MAP PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 IMOGIRI BANTUL

Kata Kunci : Kemampuan Membaca Pemahaman teks Wirtschaftsdeutsch, Kemampuan Menulis Surat Bisnis menggunakan bantuan Textbausteine

BAB II LANDASAN TEORETIK. Sudrajat (2008) mengungkapkan bahwa istilah pengajaran dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis,

KEEFEKTIFAN METODE COOPERTIVE LEARNING TIPE TALKING STICK DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN

No. RPP/JER/21 Revisi : 00 Tgl : 1 Maret 2011 Hal dari

E JURNAL UNESA ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) BAHASA JERMAN KELAS X MIA 6 SMA NEGERI 1 MAOSPATI TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Analisis Latihan pada Buku Planet sebagai Pelengkap Buku Ajar Bahasa jerman Deutsch ist Einfach di SMAN 4 Bojonegoro Kelas X Semester 2

SKRIPSI. oleh Dewi Uswatun Chasanah NIM

2015 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PERMAINAN KREISLAUF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JERMAN

Surya Masniari Hutagalung Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat untuk dapat berinteraksi dengan manusia yang lain. Bahasa adalah

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA. Tia Hadianti*, Amir, Lersianna H.

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATERI UHRZEIT. Syaiful Qudsi, Lersianna HS, Pepen Permana

PENERAPAN MODEL WORD SQUARE DALAM MENULIS KALIMAT SEDERHANA BAHASA JERMAN SISWA KELAS X SMA ISTIQLAL SUMBER CENTENG KOTAANYAR

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antarmanusia. Dengan bahasa seseorang

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa Jerman merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di

PENERAPAN MEDIA WORTSCHATZLISTE

Laterne. Volume VI Nomor 02 Tahun 2017 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY UNTUK KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA KELAS XI IPS SMAN 2 SIDOARJO

Laterne. Volume V Nomor 02 Tahun 2016

oleh Ahmad Fiqqih Alfathoni

LAMPIRAN 5 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam pembelajaran bahasa, salah satu bahan ajar dasar penting yang

Kata Kunci : Penguasaan Kosakata, Media Permainan Tic Tac Toe.

DEIKSIS DALAM ROMAN UND SAGTE KEIN EINZIGES WORT KARYA HEINRICH BÖLL: SUATU ANALISIS PRAGMATIK JURNAL. Oleh : Adriani Rasinta Mananohas

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MAHASISWA DALAM MATAKULIAH MEMBACA PEMAHAMAN (LESEVERSTEHEN IV) DENGAN MODEL CONCEPT MAPPING

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEKNIK CONCEPT MAPPING

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE QUANTUM LEARNING TEKNIK CLUSTERING

SILABUS. JR 420, Arbeit mit Lesetexten III: S1, 2 Sks, Semester VI. DESKRIPSI MATA KULIAH Arbeit mit Lesetexten III

Metode SQ3R untuk Meningkatkan Kemampuan. Membaca Pemahaman Teks Bahasa Jerman

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan akan bahasa asing termasuk bahasa Jerman saat ini telah menjadi

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

2016 EFEKTIVITAS MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD S TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA D ALAM MENGONJUGASIKAN VERBA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1. Memahami wacana tulis berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang Kehidupan Keluarga

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menyimak dalam bahasa asing merupakan salah satu. keterampilan bahasa yang reseptif di samping keterampilan membaca.

Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Round Table Dalam. Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA BILDERGESCHICHTE

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran bahasa asing seperti bahasa Jepang, kita mengenal

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KARTU DOMINO DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 5 YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting bagi manusia,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jerman adalah salah satu bahasa asing yang dipelajari di

Kata Kunci: Permainan, Scrabble, Pembelajaran Kosakata Bahasa Jerman

Drs. Ari Pujosusanto, M.Pd.

HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN TATA BAHASA JERMAN DENGAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPTIF SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 PALOPO

SUSUNAN DEWAN REDAKSI JURNAL LATERNE

SKRIPSI. oleh SISKA KURNIAWATI NIM JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PENGARUH ADVANCE ORGANIZER

Oleh: Devy Astria Giardini

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN WARNA UNTUK MENGUASAI ARTIKEL KATA BENDA BAHASA JERMAN SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

SKRIPSI. oleh Dwi Yuni Lestari S. NIM

ARTIKEL ILMIAH OLEH AGUS FAIZI NIM

Diktat Mata Kuliah. Oleh: Sulis Triyono Wening Sahayu Tia Meutiawati

DIE BEZIEHUNG ZWISCHEN DEM LOGISCHEN DENKVERMÖGEN UND DEM HÖRVERSTEHEN IM DEUTSCHEN. Fitri Apriani Susliawati, Pepen Permana, Amir.

BAB I PENDAHULUAN. tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) setelah bahasa Inggris. Dalam. bahasa Jerman baik secara lisan maupun tulisan.

STUDI ESTETIKA EKSPERIMENTAL: TANGGAPAN PEMBACA AKADEMIK TERHADAP DRAMA DIE DREIGROSCHENOPER KARYA BERTOLT BRECHT SKRIPSI

PENERAPAN MEDIA PERMAINAN KARTU TABOO

KEEFEKTIFAN PORTOFOLIO DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 JETIS BANTUL SKRIPSI

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEKNIK THINK PAIR SHARE (TPS)

AUDIOLINGUALE METHODE FÜR DEUTSCHSPRECHFERTIGKEIT KLASSE X SEMESTER 1 SMA NEGERI 2 JOMBANG

L A T E R N E JURNAL PENDIDIKAN BAHASA JERMAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE TWO STAY TWO STRAY (TS-TS) PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN DI SMA N I SEDAYU SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Irfan Anshori, Lucky HYA, Pepen Permana

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS X SMA NEGERI 1 SEDAYU BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pengajaran bahasa mempunyai tujuan agar pembelajar dapat

SKRIPSI. Oleh Sita Ade Primatama NIM

Laterne. Volume V Nomor 03 Tahun 2016

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. studio d A1 yang mencakup Start auf Deutsch sampai dengan Einheit. 12, dapat disimpulkan sebagai berikut;

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang harus dilatih. Keempat keterampilan itu meliputi. keterampilan menyimak Hören, keterampilan membaca Lesen,

SILABUS. JR 421, Schriftlicher Ausdruck III: S1, 2 Sks, Semester VI. DESKRIPSI MATA KULIAH Schriftlicher Ausdruck III

BAB I PENDAHULUAN. Demikian juga halnya dengan belajar bahasa Jerman. Dalam bahasa Jerman

HASIL BELAJAR MENULIS KALIMAT BAHASA JERMAN SISWA KELAS X MIA 5 SMA NEGERI 1 TAMAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS BAHASA DAN SENI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN

BAB II MEDIA KARTU BERGAMBAR, KERANGKA BERFIKIR DAN PENELITIAN YANG RELAVAN

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MULTIMEDIA PREZI PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN DI SMA N 2 BANGUNTAPAN BANTUL SKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang beragam. Selain bahasa Inggris di SMA, SMK dan MA, peserta didik juga

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting untuk dipelajari,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu ide, pikiran,

Laterne. Volume VI Nomor 01 Tahun Yohana Magdalena Gamung. Dr. phil. Agus Ridwan, S.Pd., M.Hum.

Media Segitiga Domino untuk Melatih Keterampilan Menulis Karangan Sederhana Bahasa Jerman

L A T E R N E JURNAL PENDIDIKAN BAHASA JERMAN

Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kontrolle im Tandem dalam Meningkatkan Keterampilan Membaca

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

Efektivitas Penggunaan Teknik Uji Rumpang Dalam Meningkatkan Pemahaman Membaca Siswa di SMK Isma Rhahesmy Utami Putri, Setiawan, Irma Permatawati. Abstraksi Dalam proses pembelajaran bahasa Jerman siswa dituntut untuk menguasai empat keterampilan berbahasa, salah satunya adalah membaca. Membaca merupakan keterampilan yang tidak mudah untuk dikuasai karena dalam membaca diperlukan beberapa kemampuan yang mendasar seperti kemampuan menentukan tema, menjawab soal dan memahami isi teks. Untuk mengatasi masalah tersebut digunakan Teknik Uji Rumpang. Teknik Uji Rumpang merupakan sebuah teknik penghilangan kata-kata secara sistematis dari sebuah wacana, dan pembaca diharapkan dapat mengisi kata-kata yang dihilangkan dengan kata yang tepat. Teknik Uji Rumpang ini digunakan untuk meningkatkan tingkat pemahaman siswa terhadap isi teks atau wacana secara keseluruhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) hasil pembelajaran siswa dalam membaca pemahaman bahasa Jerman sebelum menggunakan Teknik Uji Rumpang; (2) hasil pembelajaran siswa dalam membaca pemahaman bahasa Jerman sesudah menggunakan Teknik Uji Rumpang (3) efektivitas Teknik Uji Rumpang dalam meningkatkan pemahaman membaca siswa. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen quasi (quasi eksperiment) yang berpola one group pretestposttest. Populasinya adalah seluruh siswa kelas XI SMK Negeri 3 Bandung dan sampel yang digunakan adalah seluruh siswa kelas XI Akuntansi 2 tahun ajaran 2013/1014 yang berjumlah 38 orang siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes membaca pemahaman menggunakan Teknik Uji Rumpang. Hasil penghitungan uji signifikansi/uji t menunjukkan bahwa t hitung >t tabel. Hal ini berarti bahwa H 0 ditolak dan H 1 diterima. Dengan kata lain terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan membaca pemahaman siswa sebelum dan sesudah menggunakan Teknik Uji Rumpang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Teknik Uji Rumpang efektif dalam meningkatkan membaca pemahaman siswa. Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan untuk menggunakan Teknik Uji Rumpang sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa. 1

Effektivität der Anwendung der Lückentext-Technik zur Steigerung der Fähigkeit der Schüler beim Leseverstehen. Isma Rhahesmy Utami P. *), Drs. Setiawan M.Pd., Irma Permatawati M.Pd. Abstrakt Im Deutschlernen sind die Schüler gerfordert, die vier Sprachfertigkeiten zu beherrschen. Eine der Sprachfertigkeiten ist das Leseverstehen. Das Leseverstehen ist eine Fähigkeit, die für die Fremdsprachenlernenden nicht einfach ist, weil es dabei nötig ist, eine Anzahl der Grundfähigkeiten zu haben, z.b. die Fähigkeit, das Thema des Textes zu erkennen, die Frage zu beantworten und den Inhalt des Textes zu verstehen. Die Lückentext-Technik wird angewendet, um die Probleme zu lösen. Die Lückentext-Technik ist eine Technik, in der eine Anzahl der Wörter eines Textes systematisch gelӧscht wird. Von der Anwendung dieser Technik wird erwartet, dass die Leser die gelӧschten Wörter mit passenden Wörtern ergänzen könnten. Diese Lückentext-Technik wird zur Steigerung des Verständnises der Schüler für den Inhalt des Textes als Ganzes verwendet. Diese Untersuchung haben die Ziele, 1) das Ergebnis des Leseverstehens im Deutschunterricht vor dem Einsatz der Lückentext-Technik zu erfahren; (2) das Ergebnis des Leseverstehens im Deutschunterricht nach dem Einsatz der Lückentext-Technik zu erfahren; (3) die Effektivität der Lückentext-Technik beim Leseverstehen darzulegen. Die angewendete Methode in dieser Untersuchung ist Quasi-Experiment-Methode mit dem one-group-pretest-posttest Design. Die Population dieser Untersuchung sind alle Schüler der Klasse XI von SMK Negeri 3 Bandung und das Sampel dieser Unteruchung sind alle Schüler der Klasse XI Akuntansi 2 des akademischen Jahres 2013/2014, die aus 38 Personen bestehen. Das angewendete Instrument in dieser Untersuchung ist ein Leseverstehen-Test mit der Lückentext-Technik. Die Berechnung des t-testest zeigt, dass t Rechnung gröβer als t Tabelle ist. Das bedeutet, H 0 wird abgelehnt und H 1 wird akzeptiert. Das heiβt, ein signifikanter Unterschied zwischen dem Leseverstehen der Schüler vor und nach der Anwendung der Lückentext-Technik ist zu finden. Schlussfolgernd ist es zusammenzufassen, dass die Lückentext-Technik zur Steigerung der Fähigkeit der Schüler beim Leseverstehen effektiv ist. Basierend der oben genannten Untersuchung wird es vorgeschlagen, die Lückentext-Technik als alternative Technik zur Steigerung der Fähigkeit der Schüler beim Leseverstehen anzuwenden. 2

PENDAHULUAN Proses pembelajaran yang kurang efektif merupakan salah satu kendala klasik yang senantiasa dihadapi dalam bidang pendidikan. Hal ini berdampak pada hasil belajar yang kurang optimal. Para siswa banyak yang kurang menguasai ataupun memiliki pemahaman konsep-konsep dasar yang seharusnya dikuasai dalam proses pembelajarannya. Demikian halnya yang terjadi pada pembelajaran bahasa asing khususnya pembelajaran bahasa Jerman. Dalam mempelajari suatu bahasa terdapat beberapa keterampilan berbahasa yang harus dipelajari dan dikuasai oleh pembelajarnya. Keterampilan bahasa tersebut mencakup keterampilan menyimak (Hörfertigkeit), berbicara (Sprechfertigkeit), membaca (Lesefertigkeit) dan menulis (Schreibfertigket). Membaca sebagai salah satuketerampilan berbahasa merupakan keterampilan yang tidak mudah untuk pembelajar bahasa asing karena diperlukan beberapa kemampuan yang mendasar seperti kemampuan siswa menentukan tema, menjawab soal dan memahami isi teks. Tujuan dari kegiatan membaca ialah memahami isi teks. Dengan memahami isi teks pembelajar dapat menyampaikan isi maupun informasi yang jelas mengenai teks tersebut. Menurut pengalaman penulis, keterampilan membaca itu sulit terutama keterampilan membaca pemahaman dalam bahasa asing. Penulis sering kali melakukan kesalahan dalam memahami isi teks, terlebih lagi menjawab soal-soal yang diberikan. Untuk melatih keterampilan membaca pemahaman tersebut pengajar membutuhkan suatu teknik pembelajaran agar proses pembelajaran di kelas dapat berjalan dengan baik. Salah satu teknik pembelajaran yang dapat digunakan ialah Teknik Uji Rumpang. Teknik Uji Rumpang merupakan sebuah teknik penghilangan kata-kata secara sistematis dari sebuah wacana, dan pembaca diharapkan dapat mengisi kata-kata yang dihilangkan dengan kata yang tepat. Teknik Uji Rumpang ini dapat digunakan untuk menilai sejauh mana siswa memahami isi teks atau wacana secara keseluruhan. Tujuan dari Teknik Uji Rumpang salah satunya adalah melatih keterampilan tertentu dan kemampuan baca siswa melalui kegiatan belajar mengajar. 3

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai efektivitas penggunaan Teknik Uji Rumpang dalam pembelajaran membaca. Adapun penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 3 Bandung. LANDASAN TEORI Hakikat Membaca Westhoff (2005: 85) mengemukakan bahwa membaca adalah:... ein interaktiver Prozess, bei dem der Leser bzw. die Leserin mit den jeweils eigenen Erwartungen, Einstellung und Vorerfahrungen auf die Signale des Textes reagiert. Dengan kata lain membaca adalah proses interaktif di mana pembaca menggunakan harapan, sikap dan pengalamannya dalam merespon teks. Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa membaca adalah kegiatan fisik dan mental yang menuntut seseorang untuk menginterpretasikan simbol-simbol tulisan dengan aktif dan kritis sebagai pola komunikasi dengan diri sendiri agar dapat menemukan makna tulisan dan dapat memperoleh informasi. Jenis-Jenis Membaca Jenis-jenis membaca memiliki makna dan tujuan tersendiri sesuai dengan kebutuhan pembacanya. Pada dasarnya tujuan utama dari jenis-jenis membaca tersebut ialah untuk mendapatkan informasi dari sebuah wacana tulis. Suhendar dan Supinah (1992: 12), mengungkapkan bahwa membaca sebagai kegiatan berbahasa tulis memiliki jenis-jenis sebagai berikut: a. Membaca nyaring: kegiatan membaca bersama-sama dengan orang lain dalam menangkap makna sebuah tulisan. b. Membaca dalam hati: keterampilan membaca yang sebenarnya sebagai keterampilan komunikasi tulisan, keterampilan mengubah wujud tulisan menjadi wujud makna, sebagai keterampilan menangkap pokok-pokok pikiran hati bahan bacaan. c. Membaca pemahaman: kegiatan menangkap apa yang tersirat dari bahan yang tersurat, sebagai kegiatan mengambil makna yang tersurat. d. Membaca kritis: kegiatan membaca yang dilakukan bukan hanya mengetahui dan memahami apa yang dikemukakan penulis melainkan sampai kepada pertanyaan mengapa hal yang dikemukakan, atau mungkin sampai kepada pertanyaan bagaimanakan hal itu bisa terjadi, baik latar belakang sebelumnya atau akibat sesudahnya. 4

e. Membaca ide: kegiatan membaca yang bertujuan untuk mencari, memperoleh serta memanfaatkan ide-ide yang terdapat dalam bahan bacaan. Tujuan Membaca Dalam pembelajaran bahasa asing, membaca teks memiliki beragam fungsi. Contohnya saja seorang pembelajar membaca teks agar penguasaan bahasa asingnya menjadi lebih baik dan proses belajarnya menyenangkan atau untuk mendapatkan informasi tertentu mengenai sebuah negara dan penduduknya atau mengenai seorang penulis. Sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Westhoff (2005: 5): Im Fremdsprachenunterricht kann das Lesen von Texten ganz unterschiedliche Funktion haben. Man kann zum Beispiel Texte lesen (lassen), damit die Lernenden die fremde Sprache besser kennen und genieβen lernen oder damit sie ganz bestimmte Informationen über Land und Leute erhalten oder einen bestimmten Autor kennen lernen. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa membaca memiliki tujuan sesuai dengan kebutuhan pembaca seperti medapatkan informasi, membaca untuk menghasilkan atau mendatangkan keuntungan secara financial dan membaca untuk kesenangan. Langkah-Langkah Membaca Rampillon (1996: 82) menyebutkan langkah-langkah membaca sebagai berikut: Beim ersten Kontakt mit dem Text handelt es sich um ein überfliegendes Lesen, bei dem es dem Schüler lediglich darum geht, einen ersten Eindruck vom Textinhalt zu bekommen, d. h. im groben zu wissen, worum es inhatlich geht. Im zweiten Schritt, dem Textverarbeitenden Lesen, ist der Schüler darum bemüht, den Textinhalt genauer zu erfassen, sachliche und/oder sprachliche Informationen zu erschlieβen und die wesentlichen Aussagen zu erkennen. Erst bei genauer Kenntnis des Textes wird es dann mӧglich sein, den Text anderen laut lesend vorzutragen. Dieser letzte Schritt geht damit jedoch über das Lesen im eigentlichen Sinne hinaus und ist eher der mündlichen Ausdrucksfähigkeit zuzuordnen. 5

Rampillon mengungkapkan bahwa kontak pertama dengan sebuah teks berhubungan dengan membaca sepintas, yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran dari isi teks, dengan kata lain hanya mengetahui gambaran umum, tentang apa isi teks tersebut. Langkah kedua, teks benar-benar dibaca, siswa berusaha untuk memahami dengan pasti isi dari teks, menyimpulkan atau memperoleh informasi tentang isi dari sebuah teks, informasi kebahasaan dan mengenali poin-poin yang penting, teks dibaca dengan nyaring. Langkah terakhir ini membaca bukan dalam makna yang sesungguhnya namun lebih termasuk ke dalam keterampilan berbicara. Dapat disimpulkan dari pendapat di atas yang memaparkan langkah-langkah membaca yakni, terlebih dahulu teks dibaca sekilas untuk mendapatkan gambaran umum dari teks tersebut, setelah itu teks dibaca kembali untuk memahami pengertian atau makna dengan lebih baik, adanya evaluasi untuk mengukur sejauh mana pemahaman membaca. Dengan hal tersebut diharapkan pembaca dapat dengan mudah mendapatkan informasi yang terdapat dalam teks tersebut. Membaca Pemahaman Membaca pemahaman bukanlah kegiatan yang pasif, membaca pemahaman memiliki proses selektif, yaitu kegiatan memahami, menerima, menemukan informasi serta memahami informasi yang terkandung dalam sebuah teks bacaan, dengan tujuan tertentu yang dapat dikendalikan oleh teks dan strukturnya, maupun oleh pembaca, serta selera dan minatnya terhadap sebuah teks. Seperti yang diungkapkan oleh Ehlers (2010: 18): Lesen ist der selektive- und zielgerichte Vorgang, bei dem Leser fortlaufend einzelne Informationen (thematische) Zusammenhänge integriert und Lesen ist ein Prozess der Abstraktionsbildung. Teknik Uji Rumpang Rampillon (1996: 156) mendefinisikan teknik sebagai... die Methode, mit den zweckmäßigsten Mittel ein bestimmtes Ziel zu erreichen, ein Werk oder Einleitung zu vollbringen. Definisi ini kurang lebih berarti Teknik merupakan metode untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran tertentu dengan media yang 6

paling sesuai, untuk menyelesaikan suatu pekerjaan atau suatu permulaan. Dapat Disimpulkan bahwa teknik pembelajaran merupakan cara dalam mengimplementasikan suatu metode untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran tertentu. Teknik Uji Rumpang merupakan sebuah teknik penghilangan kata-kata secara sistematis dari sebuah wacana, dan siswa diharapkan dapat mengisi kata-kata yang dihilangkan dengan kata yang tepat. Seperti yang dipaparkan oleh Abidin (2010: 109) bahwa Teknik Uji Rumpang diterapkan di bidang bahasa sebagai proses pemahaman wacana yang disertai dengan melengkapi kekurangankekurangan yang ada. a. Fungsi Teknik Uji Rumpang Teknik uji rumpang berfungsi sebagai alat untuk mengukur tingkat keterbacaan sebuah wacana, serta melatih keterampilan tertentu dan kemampuan baca siswa melalui kegiatan belajar mengajar. Sebagai mana yang diungkapkan oleh Abidin (2010: 110): Teknik Uji Rumpang berfungsi untuk mengetahui tingkat penguasaan komponen bahasa atau tingkat kemampuan berbahasa seseorang, seperti penguasaan unsur tata bahasa, kosakata dan juga berfungsi untuk mengetahui tingkat kesulitan suatu wacana. b. Kriteria Pembuatan Teknik Uji Rumpang Untuk dapat melihat perbedaan kriteria pembuatan wacana rumpang yang berfungsi sebagai salah satu teknik dalam pembelajaran, Harjasujana dan Mulyati (1997: 7) memaparkannya dalam tabel kriteria pembuatan wacana rumpang. Kriteria Pembuatan Wacana Rumpang KARAKTERISTIK SEBAGAI ALAT UKUR SEBAGAI ALAT AJAR 1. Panjangnya Antara 250-350 kata Wacana yang terdiri atas pilihan maksimal 150 kata 2. Delisi 3. Evaluasi Setiap ke-n hingga berjumlah lebih kurang 50 buah Jawaban berupa kata Delisi (penghilangan kata) secara selektif tergantung pada kebutuhan siswa dan pertimbangan guru Jawaban boleh berupa 7

persis sesuai dengan kunci atau teks aslinya sinonim atau kata yang secara struktur makna dapat menggantikan kedudukan kata yang dihilangkan 4. Tindak lanjut Lakukan diskusi untuk membahas jawabanjawaban siswa c. Penilaian Teknik Uji Rumpang Harjasujana dan Mulyati (1997: 13) memaparkan kriteria penilaian sebagai berikut: Pertama, penilai hanya membenarkan jawaban yang sama persis dengan teks asli. Kata atau jawaban lain yang tidak tepat, tidak dapat diterima, meskipun bila ditinjau dari sudut makna tidak mengubah maksud konteks yang dimaksud. Kedua, penilai membenarkan jawaban atau kata yang dapat menggantikan kedudukan yang dihilangkan, baik secara makna maupun struktur tidak merusak konteks kalimat yang bersangkutan. Sejalan dengan Harjasujana dan Mulyati, Djiwandono (1996: 81) berpendapat bahwa penilaian terhadap tes uji rumpang dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu: 1) Penilaian dilakukan atas dasar kata yang tepat sama 2) Penilaian dilakukan atas dasar kata yang hampir sama, contoh waktu = saat 3) Penilaian dilakukan atas dasar ketepatan konteksual, contoh tempat = kota Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kriteria penilaian uji rumpang dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu, penilaian dilakukan atas dasar kata yang tepat sama, penilaian didasarkan atas ketepatan kontekstual, serta penilaian dilakukan atas dasar kata yang hampir sama. d. Keunggulan dan Kelemahan Teknik Uji Rumpang Sebagai salah satu teknik pembelajaran, teknik uji rumpang pun memiliki kekurangan dan kelebihan. Abidin (2010: 122) memaparkan kelebihan dari teknik uji rumpang, sebagai berikut: 8

1) Dalam melakukan suatu keterbacaan wacana, prosedur ini mencerminkan pola interaksi antara pembaca dan penulis; 2) Pengukuran keterbacaan dengan teknik ini, tidak dilakukan secara terpisah antara teks dengan pembacanya. Dengan demikian teknik ini bukan saja digunakan untuk menilai keterbacaan, melainkan juga dipakai untuk menilai pemahaman; 3) Teknik uji rumpang bersifat fleksibel. Dalam waktu relatif singkat, guru akan segera mendapatkan informasi mengenai latar belakang dan kemampuan siswa; 4) Dapat menjangkau sejumlah besar individu pada saat yang sama. Djiwandono (1996: 85) mengungkapkan bahwa kelemahan teknik uji rumpang dikaitkan dengan pemahaman tata bahasa, artinya siswa harus mengenali unsurunsur tata bahasa yang tepat sebagai bagian dari pemahaman terhadap suatu wacana yang lengkap dan agak panjang. Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa sebagai salah satu teknik pembelajaran, teknik uji rumpang memiliki kelebihan dan kekurangan yang harus dipertimbangkan. Selain sebagai pengukuran keterbacaan sebuah wacana, teknik uji rumpang juga dipakai untuk menilai pemahaman membaca seseorang terhadap sebuah wacana tulisan, namun ketepatan pengisian bagian-bagian kata yang dihilangkan terkadang bukan atas dasar pemahaman wacana, melainkan didasarkan atas pola-pola ungkapan yang telah dikenalnya. e. Model Pembelajaran Teknik Uji Rumpang Mengacu dari penjelasa para ahli mengenai Teknik Uji Rumpang, dalam penelitian ini akan digunakan langkah-langkah penggunaan Teknik Uji Rumpang untuk meningkatkan membaca pemahaman siswa di SMK sebagai berikut: 1) Pendahuluan Pada treatment pertama guru memperkenalkan pada materi baru yang akan dipelajari, setelah itu guru menanyakan kepada siswa, hal apa saya yang mereka ingat saat mendengar kata Essen und Getränke dan menuliskannya di papan tulis, setelah itu siswa. Pada treatment kedua siswa diminta untuk menceritakan makanan apa saja yang biasa mereka makan pada saat sarapan, makan siang dan makan malam, serta jam makan di Indonesia. Pada treatment ketiga guru bertanya 9

kepada siswa hal apa saja yang mereka ingat ketika mendengar kata Einkaufen, dan menanyakan apa saja makanan dan minuman favorit siswa. 2) Kegiatan inti a) Guru membagikan lembar soal berupa teks yang telah dihilangkan bagianbagian tertentu (teks rumpang); b) Siswa diminta untuk membaca teks secara seksama; c) Guru menjelaskan cara pengisian teks rumpang tersebut yakni, dengan mengisi bagian yang dihilangkan tersebut dengan kata-kata yang sesuai agar menjadi sebuah teks yang utuh dan benar; d) Siswa diminta untuk mengerjakan soal tersebut secara individu; e) Siswa secara acak dipilih untuk membacakan keseluruhan teks yang telah mereka sempurnakan; f) Guru dan siswa bersama-sama memeriksa hasil pekerjaan tersebut. 3) Penutup Peserta didik menyebutkan urutan kegiatan pembelajaran dan materi yang telah dipelajari atau dibahas dari awal sampai akhir. Metode Penelitian Metode merupakan suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pra-eksperimental/eksperimen semu. Eksperimen semu yaitu, metode One-Group Pretest-Posttest Design dengan satu kelas yang mendapatkan treatment tanpa kelas kontrol sebagai pembanding. Dalam penelitian ini penulis menggunakan Teknik Uji Rumpang untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMK Negeri 3 Bandung tahun ajaran 2013/2014. Sampel penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Akuntansi 2 tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 38 siswa. Variabel penelitian ini terdiri atas dua variabel, yaitu: Variabel independen/bebas (x) yaitu penggunaan Teknik Uji Rumpang dalam pengajaran membaca pemahaman bahasa Jerman dan variabel dependen/terikat (y) adalah hasil belajar siswa dalam pembelajaran membaca pemahaman siswa. Instrumen 10

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes membaca pemahaman, yaitu sebuah teks yang dihilangkan bagian-bagian kata tertentu yang dianggap penting, sebagai salah satu proses pemahaman membaca. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini terdiri atas dua variabel, yaitu Teknik Uji Rumpang sebagai variable X dan kemampuan siswa dalam membaca pemahaman sebagai vaiabel Y. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui hasil pretest (O1) dan posttest (O2). Pretest dan posttest dilakukan dengan menggunakan perangkat tes yang sama. Dari skor maksimal 100, pada pretest diperoleh skor tertinggi 84 dan terendah 36, dengan skor rata-rata 64,84. Berdasarkan tabel kategori penilaian menurut Arikunto (2008: 245), nilai rata-rata pretest tersebut termasuk dalam kategori cukup, sedangkan pada posttest diperoleh skor tertinggi 100 dan skor terendah 60 dengan skor rata-rata 82,79 dan termasuk dalam kategori baik sekali. Dalam keterampilan membaca, beberapa siswa masih kesulitan dalam menjawab pertanyaan yang diberikan, dikarenakan kurangnya perbendaharaan kata dalam bahasa Jerman yang dimiliki siswa serta kurangnya latihan membaca yang membuat siswa sering melakukan kesalahan. Oleh karena itu, Teknik Uji Rumpang diasumsikan dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman, karena dalam teknik ini siswa banyak berlatih membaca sehingga siswa terbantu dalam menambah perbendaharaan kata dan juga siswa secara tidak langsung melatih keterampilan tata bahasa seperti mengkonjugasikan verba. Hal ini diperkuat oleh Harjasasujana dan Mulyati (1997: 5) yang memaparkan mengenai fungsi Teknik Uji Rumpang yang salah satunya adalah Melatih keterampilan tertentu dan kemampuan membaca siswa melalui kegiatan belajar mengajar. Hal tersebut terbukti dalam penelitian ini, yaitu pada saat treatment pertama siswa mendapatkan perbendaharaan kata baru mengenai Essen und Getränke, kemudian pada saat treatment kedua siswa lebih banyak menerima perbendaharaan kata dan melatih pengkonjugasian verba. Sehingga pada treatment ketiga terlihat peningkatan pemahaman membaca siswa, karena siswa sudah lebih menguasai perbendaharaan kata dan konjogasi verba yang merupakan salah satu fungsi 11

penggunaan Teknik Uji Rumpang dalam kemampuan membaca siswa, sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Harjasujana dan Mulyati (1997: 5) menyebutkan fungsi Teknik Uji Rumpang salah satunya adalah: Melatih keterampilan tertentu dan kemampuan baca siswa melalui kegiatan belajar mengajar. Keterampilan-keterampilan tersebut meliputi: a) Penguasaan unsur tata bahasa, misalnya: kata benda, kata kerja, kata depan, kata sifat, dan lain-lain; b) Penguasaan kosakata dan maknanya; c) Penguasaan stuktur kalimat; Dalam keterampilan pemahaman membaca, terdapat beberapa langkah yang perlu diperhatikan. Seperti yang dikemukakan oleh Rampillon (1996: 82) yang mengemukakan langkah-langkah membaca pemahaman sebagai berikut: Beim ersten Kontakt mit dem Text handelt es sich um ein überfliegendes Lesen, bei dem es dem Schüler lediglich darum geht, einen ersten Eindruck vom Textinhalt zu bekommen, d. h. im groben zu wissen, worum es inhatlich geht. Im zweiten Schritt, dem Textverarbeitenden Lesen, ist der Schüler darum bemüht, den Textinhalt genauer zu erfassen, sachliche und/oder sprachliche Informationen zu erschlieβen und die wesentlichen Aussagen zu erkennen. Erst bei genauer Kenntnis des Textes wird es dann mӧglich sein, den Text anderen laut lesend vorzutragen. Dapat dikatakan bahwa kontak pertama dengan sebuah teks berhubungan dengan membaca sepintas, yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran dari isi teks, dengan kata lain hanya mengetahui gambaran umum, tentang apa isi teks tersebut. Langkah kedua, teks benar-benar dibaca, siswa berusaha untuk memahami dengan pasti isi dari teks, menyimpulkan atau memperoleh informasi tentang isi dari sebuah teks, informasi kebahasaan dan mengenali poin-poin yang penting, teks dibaca dengan nyaring. Dari penggunaan Teknik Uji Rumpang, tahap tersebut pun diterapkan dalam setiap treatment. Peneliti sebelumnya memberikan instruksi kepada siswa untuk memperhatikan langkah-langkah membaca teks untuk mempermudah siswa dalam memahami teks tersebut selain penggunaan Teknik Uji Rumpang. Berdasarkan pembahasan hasil penelitian di 12

atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan Teknik Uji Rumpang diasumsikan dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan dan pembahasan data, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Tingkat keterampilan membaca pemahaman siswa sebelum menggunakan Teknik Uji Rumpang termasuk dalam kategori cukup. Hal ini terlihat pada saat pretest dari nilai maksimal 100, nilai tertinggi yang diperoleh sebesar 84 dan nilai terendah adalah 36 dengan rata-rata siswa 64,84. 2. Tingkat keterampilan membaca pemahaman siswa setelah menggunakan Teknik Uji Rumpang termasuk dalam kategori baik sekali. Hal ini terlihat pada saat posttest nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 60 dengan nilai rata-rata 88,42 dari nilai maksimal 100. 3. Berdasarkan uji t diperoleh hasil t hitung = 16,62 > t tabel = 1,69. Hal ini berarti terdapat perbedaan perolehan nilai yang signifikan antara hasil pretest dan posttest. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan Teknik Uji Rumpang dalam proses pembelajaran bahasa Jerman dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa. Saran Berdasarkan hasil analisis data dan simpulan penelitian yang telah disebutkan di atas, serta untuk meningkatkan keberhasilan siswa dalam pembelajaran membaca khususnya membaca pemahaman, dapat disampaikan beberapa saran yakni, Teknik Uji Rumpang dalam proses pembelajaran bahasa Jerman dapat dijadikan alternatif untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa. Kepada peneliti lain yang akan meneliti kajian yang sama, disarankan agar memberikan perlakuan atau treatment secara lebih intensif, selain itu tema wacana 13

harus lebih variatif agar siswa tidak bosan pada saat mengerjakan soal, sehingga hasil yang diperoleh akan lebih maksimal. Daftar Pustaka Abidin, Yunus. 2010. Strategi Membaca. Bandung: Rizqi Press. Arikunto, Suharsimi dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Djiwandono, Soenardi. 1996. Tes bahasa dalam pengajaran. Bandung: ITB. Ehlers, Swantje. 2010. Lesen als verstehen. Berlin: Druckhaus Langenscheidt. Esselborn, Karl. 2003. Handbuch interkulturelle Germanistik. Stuttgart: Verlag J.B Metzler. Harjasujana dan Yeti Mulyati. 1997. Membaca 2. Jakarta: P2LPTK. Rampillon, Ute. 1996. Lerntechniken im Fremdsprach unterricht. München: Max Hueber Verlag. Suhendar, M.E dan Supinah, P. 1992. Seri Mata Kuliah MKDU (Mata Kuliah Dasar Umum) Bahasa Indonesia Pengajaran dan Uji Keterampilan Bahasa. Bandung: Angkasa. Westhof, Gerard. 2005. Fertigkeit Lesen. Berlin: Druckhaus Langenscheidt. 14