pelaksanaan dan pengawasan dengan mengedepankan peran serta masyarakat;

dokumen-dokumen yang mirip
D E N G A N R A H M A T T U H A N Y A N G M A H A E S A

PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN KOTA DUMAI TAHUN 2014

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENDISTRIBUSIAN BERAS MISKIN DI KOTA SURABAYA TAHUN 2010

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENDISTRIBUSIAN BERAS MISKIN DIKOTA SURABAYA TAHUN 2011

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENYALURAN BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR: 77 TAHUN 2011 TENTANG

TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENYALURAN BERAS MISKIN DI KOTA SURABAYA TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN

10. Satuan kerja beras miskin yang selanjutnya disebut Satker Raskin adalah petugas yang melayani dan bertangung jawab atas pengambilan dan

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM RASKIN

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 58 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

G U B E R N U R J A M B I

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BANJARMASIN PERATURAN WALIKOTA BANJARMASIN NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 5 TAHUN 2016

BERITA DAERAH KOTA PADANG PANJANG Tahun

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 75

BERITA DAERAH KABUPATEN GAYO LUES. Nomor : 241 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI GAYO LUES NOMOR 8 TAHUN 2016

8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

BUPATI POLEWALI MANDAR

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 1 TAHUN 2015 LAMPIRAN : 13 (Tiga Belas)

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

BERPENDAPATAN RENDAH (RASKIN) PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

BUPATI BENGKAYANG, PERATURAN BUPATI BENGKAYANG NOHOR: 5 TAHUN 2013

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 1 TAHUN 2016

WALIKOTA PROBOLINGGO

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BAB II PENGATURAN TENTANG BERAS BERSUBSIDI. A. Pengertian dan Dasar Hukum Beras Bersubsidi

BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA PADANG PANJANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BUPATI BATANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BATANG NOMOR / 5 TAHUN 2015

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 4.A TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA BANJARMASIN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Subsidi Beras. Masyarakat. Pendapatan Rendah.

BAB V SISTEM DAN IMPLEMENTASI KONTROL PROGRAM RASKIN

PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN KECAMATAN PREMBUN KEPALA DESA KABUARAN Jalan Wadaslintang Km 06 Desa Kabuaran Tlp

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 18

PETUNJUK TEKNIS PROGRAM RASKIN (JUKNIS RASKIN) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

PERATURAN BUPATI BATANG NOMOR / /2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN SUBSIDI BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN R E N D A H DI KABUPATEN BATANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 95 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangganya. Program raskin tersebut merupakan salah satu program

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR : 16 TAHUN 2015 TANGGAL : 3 Maret BAB 1 PENDAHULUAN

PETUNJUK TEKNIS PROGRAM RASTRA TAHUN ANGGARAN 2017 BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN TAHUN 2013

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PROBOLINGGO

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT NOMOR 54 TAHUN 2014

BAB VIII RENCANA SISTEM MONITORING DAN EVALUASI

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 45

BUPATI BENGKAYANG, PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN BUPATI BENGKAYANG NOMOR A I BPMPDPPKB/ TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2008:2). Sedangkan pengertian sistem menurut Romney dan Steinbart

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 26 TAHUN No. 26, 2016 NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 14 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR 269 TAHUN 2010 TENTANG

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN : PROGRAM BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH TAHUN 2014 TAK TEPAT SASARAN. medanseru.co

KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI DALAM NEGERI DAN DIREKTUR UTAMA PERUM BULOG NOMOR : 25 TAHUN 2003 NOMOR : PKK-12/07/2.003

BUPATI SUKOHARJO TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PEDOMAN UMUM RASKIN 2014

BUPATI MOJOKERTO PROVINSI JAWA TIMUR

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENYALURAN CADANGAN PANGAN POKOK DAERAH

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 98 /KPTS/013/2015 TENTANG TIM KOORDINASI RASKIN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015

PELAKSANAAN DAN PENYALURAN PROGRAM RASKIN (EXISTING)

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

2016, No d. bahwa agar pelaksanaan subsidi beras bagi masyarakat berpendapatan rendah terlaksana dengan teratur, perlu menetapkan Pedoman Umum

BUPATI MALUKU TENGGARA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94/PMK.02/2014 TENTANG

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENYALURAN CADANGAN PANGAN POKOK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2009 NOMOR : 24 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR 853 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI PANGANDARAN NOMOR 7.A TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANGANDARAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL,

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 10 TAHUN 2014

BUPATI PAMEKASAN PERATURAN. masyarakat Kelurahan, diperlukan adanya dukungan sumber keuangan yang memadai ;

BUPATI BANDUNG PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN DANA DESA DI KABUPATEN BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2017

Materi Sosialisasi. Bantuan Sosial Beras Sejahtera (Bansos Rastra) 2018

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 56 Tahun : 2015

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG PELAKSANAAN PENGGUNAAN BERAS REGULER UNTUK KORBAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 016 TAHUN 2016

2011, No beras pemerintah yang sebelumnya telah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 158/PMK.02/2009; d. bahwa berdasarkan pertimbangan

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 66 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 29 TAHUN 2014

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

Transkripsi:

BUPATI PAMEKASAN PERATURAN BUPATI PAMEI(ASAN NOMOR 4A TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM BERAS UNTUK RT'MAII TANGGA MISKIN TAHUN 2OI4 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PAMEKASAN, Menimbang a. b. c. Mengingat 1. 2. 3. 4. bahwa dalam rangka pemenuhan sebagian dari hakhak masyarakat, seperti kebutuhan pangan bagr Rumah Tangga Sasaran, perlu melanjutkan Program Raskin sebagai upaya responsif atas aspirasi masyarakat yang bertujuan untuk mengurangi beban pengeluaran dan pemenuhan sebagian kebutuhan dasar pangan Rumah Tangga Sasaran; bahwa dalam rangka peningkatan efektifitas Program Raskin, diperlukan adanya koordinasi dan sinergitas antar instansi terkait, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan dengan mengedepankan peran serta masyarakat; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Petunjuk Teknis Program Beras untuk Rumah Tangga Miskin Tahun 2OL4; Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 19, Tambahan Irmbaran Negara Republik Indonesia Nomor 9; Undang-Undang Nomor 7 Tahun L996 tentang Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 99, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3656); Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2AO4 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO4 Nomor 125, Tambahan LembarAn Negara Republik Indonesia Norhor 44371 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO8 Nomor 59, Tambahan l*mbaran Negara Republik Indonesia Nomor 48aal; Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2OlI tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234; -1-

5. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2OO2 tentang Ketahanan Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO2 Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor a25al; 6. Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2009 tentang Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan; 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2OlL tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah; 8. Peraturan Daerah Kabupaten Pamekasan Nomor 11 Tahun 2OO8 tentang Urusan Pemerintahan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Pamekasan Tahun 2008 Nomor 4 Seri E); Memperhatikan : 1. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2OO9 tentang Kebijakan Perberasan; 2. Pedoman Umum Raskin Tahun 2OL4 yang diterbitkan oleh Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Ra[yat; 3. Surat Menteri Koordinator Kesejahteraan tanggal L6 Desember 2OL3 Nomor B-189/MENKO/KESRA/XII/ 2013 tentang Pagu Raskin Provinsi Tahun 2OL4; 4. Surat Gubernur Jawa Timur tanggal 27 Desember 2Ol3 Nomor 518/ 13003/2013 tentang Pagu Raskin Kabupaten/Kota Se Jawa Timur; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTAITG PETUNJUK TEKITIS PROGRAM BERAS UNTUK RT'MAII TAIT(X}A MISKIN TAIIUN 2OI4. BAB I KTTENTUAN I'MUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Pamekasan. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Pamekasan. 3. Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat yang selanjutnya disingkat RTS-PM adalah Rumah Tangga Miskin di Desa/Kelurahan yang berhak menerima beras untuk masyarakat miskin (Raskin) dan terdaftar dalam Daftar Penerima Manfaat (DPM-l) yang ditetapkan oleh Kepala Desa/ Lurah sebagai hasil Musyawarah Desa/Kelurahan dan disahkan oleh Camat sesuai dengan hasil pendataan PPLS-11 tahun 2OLt. 4. Musyawarah Desa/Kelurahan adalah forum pertemuan musyawarah di tingkat Desa/Kelurahan yang melibatkan aparat Desa/Kelurahan, kelompok masyarakat Desa/Kelurahan, dan perwakilan RTS-PM dari setiap Satuan Lingkungan Setempat setingkat Dusun/RW untuk menetapkan daftar nama RTS-PM. 5. Titik Distribusi adalah tempat atau lokasi penyerahan Raskin dari Satker Raskin kepada Pelaksana Distribusi di tingkat Desa/Kelurahan atau lokasi lain yang disepakati secara tertulis antara Pemerintah Daerah dengan Kepala Sub Divisi Regional (Kasub Divre) Perum Bulog. 6. Titik Bagr adalah tempat atau lokasi penyerahan Raskin dari Pelaksana Distribusi kepada RTS-PM. -2-

7. 8. 9. 10. 11. L2. 13. 14. 15. 16. t7. 18. 19. 20. 21. 22. (1) (2) Pelaksana Distribusi adalah Kelompok Kerja dan Kelompok Masyarakat yang ditetapkan oleh Kepala Desa/Lurah. Kelompok Kerja yang selanjutnya disingkat Po$a adalah sekelompok masyarakat Desa/Kelurahan yang terdiri dari aparat Desa/Kelurahan dan beberapa orang yang ditunjuk serta ditetapkan oleh Kepala Desa/Lurah sebagai Pelaksana Distribusi Raskin. Kelompok Masyarakat yang selanjutnya disingkat Pokmas adalah lembaga masyarakat dan/atau kelompok masyarakat di Desa/ Kelurahan yang ditetapkan oleh Kepala Desa/Lurah sebagai Pelaksana Distribusi Raskin. Satker Raskin adalah Satuan Kerja Pelaksana Distribusi Raskin yang terdiri dari Ketua (yang merupakan pegawai organik) dan beberapa anggota yang diangkat dengan Surat Perintah Kasub Divre Perum Bulog. Kualitas Beras Bulog adalah beras kualitas baik sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan. Surat Permintaan Alokasi yang selanjutnya disingkat SPA adalah Surat Permintaan Alokasi yang dibuat oleh Bupati kepada Kasub Divre Perum Bulog berdasarkan alokasi pagu Raskin serta rincian masing-masing Kecamatan dan Desa/ Kelurahan. Delivery Order yang selanjutnya disingkat DO adalah perintah tertulis yang diterbitkan oleh Kasub Divre Perum Bulog atau pejabat lain yang berwenang kepada Kepala Gudang untuk mengeluarkan dan menyerahkan barang kepada pihak lain. Berita Acara Serah Terima yang selanjutnya disingkat BAST adalah Berita Acara Serah Terima Raskin berdasarkan SPA dari Bupati yang ditandatangani oleh Perum Bulog dan Pelaksana Distribusi. DPM- 1 adalah Model Daftar Penerima Manfaat Raskin di Desa/ Kelurahan. DPM-2 adalah Model Daftar Penjualan Raskin di Desa/Kelurahan. Harga Penjualan Beras yang selanjutnya disingkat HPB adalah Harga Penjualan Beras secara tunai sebesar Rp 1.600,00/kg netto di Titik Distribusi. MBA-0 adalah Model Rekap BAST di tingkat Kecamatan. MBA- 1 adalah Model Rekap MBA-O di tingkat Kabupaten. Surat Perintah Penyerahan Barang yang selanjutnya disingkat SPPB adalah Surat Perintah Penyerahan Barang dari Kasub Divre Perum Bulog kepada Satker Raskin. TT-HP Raskin adalah Model Tanda Terima Uang Hasil Penjualan Raskin dari Pelaksana Distribusi kepada Satker Raskin. PPLS- 1 1 adalah Pendataan Program Perlindungan Sosial Tahun 2OlL yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik. BAB II TUJUAIT DAN SASARAIY Pasal 2 T\rjuan Program Raskin adalah mengurangi beban pengeluaran Rumah Tangga Sasaran melalui pemenuhan sebagian kebutuhan pangan dalam bentuk beras. Sasaran Program Raskin adalah berkurangnya beban pengeluaran 86.397 (delapan puluh enam ribu tiga ratus sembilan puluh tujuh) Rumah Tangga Sasaran (RTS) berdasarkan data PPLS- 1 1 dalam mencukupi kebutuhan pangan beras melalui pendistribusian beras bersubsidi sebanyak lskg/rts/bulan selama L2 (dua belas) bulan dengan harga Rp. 1.600,00/kg netto di Titik Distribusi. -3-

BAB III PENGELOLAAN DAN PENGORGAITISASIAIT 'iffi,l5m:" Pasal 3 (1) Dalam pengelolaan Raskin harus memuat nilai-nilai dasar yang menjadi landasan atau acuan dalam setiap pengambilan keputusan yang diyakini mampu mendorong tennrujudnya tujuan Program Raskin, yang meliputi Keberpihakan kepada RTS-PM, Transparansi, Partisipasi, dan Akuntabilitas. (21 Keberpihakan RTS-PM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah mengusahakan RTS-PM dapat memperoleh beras kualitas baik sesuai dengan alokasi dan terjangkau. (3) Transparansi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah dengan membuka akses informasi kepada pemangku kepentingan Raskin terutama RTS-PM untuk mengetahui dan memahami adanya Frogram Raskin serta memiliki kebebasan dalam melakukan pengendalian secara mandiri. (4) Partisipasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah mendorong masyarakat terutama RTS-PM berperan secara aktif dalam setiap tahapan pelaksanaan dan pengendalian. (5) Akuntabilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah bahwa setiap pengelolaan Raskin harrs dapat dipertanggungiawabkan kepada masyarakat setempat maupun kepada semua pihak yang berkepentingan sesuai dengan ketentuan atau kesepakatan. Bagian Kedua Pengorganisasian Pasal 4 (1) Bupati selaku Penanggungiawab Pelaksanaan Program Raskin di tingkat Kabupaten membentuk Tim Koordinasi, Monitoring dan Evaluasi Pendistribusian Raskin Kabupaten, dengan susunan keanggotaan terdiri atas Unsur Forum Pimpinan Daerah, Unsur SKPD yang membidangi/terkait, dan Unsur Instansi Vertikal terkait. {21 Tim Koordinasi, Monitoring dan Evaluasi Pendistribusian Raskin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, sosialisasi, monitoring, evaluasi, dan melaporkan pelaksa.naan Program Raskin kepada Tim Provinsi. (3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Tim Koordinasi, Monitoring dan Evaluasi Pendistribusian Raskin menyelenggarakan fungsi sebagai berikut : a. perencanaan dan penganggaran Program Raskin; b. penetapan pagu Kecamatan; c. d. e. f. pelaksanaan verilikasi data RTS-PM; penjrusunan petunjuk teknis pelaksanaan Program Raskin; fasilitasi lintas pelaku dan sosialisasi Program Raskin; perencanaan pendistribusian Raskin yang meliputi waktu, jumlah, dan jadwal untuk mengatasi kendala geografis, infrastruktur, sarana dan prasarana transportasi, perkembangan harga serta kebutuhan beras RTS-PM; g. penyelesaian administrasi dan Harga Tebus Raskin; h. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan Program Raskin di Kecamatan dan Desa/ Kelurahan; -4-

i. pembinaan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi Tim Koordinasi, Monitoring dan Evaluasi Pendistribusian Raskin Kecamatan dan Pelaksana Distribusi di Desa/Kelurahan; dan j. pelaporan pelaksanaan Program Raskin kepada Tim Provinsi. Pasal 5 (1) Camat setaku Penanggungiawab Pelaksanaan Program Raskin di tingkat Kecamatan membentuk Tim Koordinasi, Monitoring dan Evaluasi Pendistribusian Raskin Kecamatan, dengan susunern keanggotaan sebagai berikut : a. Penanggung Jawab : Camat {21 (3) b. Ketua c. Sekretaris d. Anggota Sekretaris Kecamatan Kepala Seksi pada Kecamatan 1. Koordinator Statistik Kecamatan 2. Unsur Muspika 3. Staf Kecamatan. Tim Koordinasi, Monitoring dan Evaluasi Pendistribusian Raskin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas merencanakan, mengendalikan, sosialisasi, monitoring, evaluasi, dan melaporkan pelaksanaan Program Raskin kepada Tim Koordinasi, Monitoring dan Evaluasi Kabupaten. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Tim Koordinasi, Monitoring dan Evaluasi Pendistribusian Raskin menyelenggarakan fungsi sebagai berikut : a. perencanaan pendistribusian Raskin; b. penyampaian data RTS-PM, setelah mengadakan Musyawarah Desa/Keluratran; c. fasilitasi lintas pelaku dan sosialisasi Program Raskin; d. koordinasi penyelesaian adrninistrasi dan Harga Tebus Raskin; e. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan Program Raskin di Desa/ Kelurahan; f. pembinaan terhadap pelaksanaan pendistribusian Raskin di Desa/Kelurahan; dan g. pelaporan pelaksanaan Program Raskin kepada Tim Koordinasi, Monitoring dan Evaluasi Pendistribusian Raskin Kabupaten. Pasal 6 (U Kepala Desa/Lurah selaku Penanggungjawab Pelaksanaan Program Raskin di tingkat Desa/Kelurahan membentuk Pelaksana Distribusi yakni Pokja atau Pokmas. (21 Pokja atau Pokmas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berjumlah paling sedikit 3 (tiga) orang. t3) Penunjukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit hams memuat: a. nama; b, alamat; dan c. spesimen tanda tangan yang akan menandatangani BAST. (4) Pelaksana Distribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas sebagai berikut: a. menerima beras dari Satker Raskin di Titik Distribusi dan menyerahkan kepada RTS-PM di Titik B"gt; b. menerima HPB dari RTS-PM dan menyerahkan kepada Satker Raskin atau menyetor ke rekening HPB Bulog di Bank yang telah ditetapkan; dan c. menyelesaikan administrasi distribusi Raskin yakni BAST dan DPM-2. -5-

(4) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Pelaksana Distribusi menyelenggarakan fungsi sebagai berikut : a. pemeriksaan dan penerimaan/penolakan Raskin dari Satker Raskin di Titik Distribusi; b. pendistribusian dan penyerahan Raskin kepada RTS-PM di Titik Bagi; c. penerimaan HPB Raskin dari RTS-PM secara tunai dan penyetoran ke rekening Bank yang ditunjuk Sub Diwe Perum Bulog atau disetor langsung secara tunai kepada Satker Raskin; dan d. penyelesaian administrasi distribusi Raskin yakni BAST dan DPM-2. Pasal 7 (1) Satker Raskin berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kasub Divre Perum Bulog sesuai dengan tingkatannya. l2l Satker Raskin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas sebagai berikut: a. mengangkut beras dari gudang Perum Bulog sampai dengan Titik Distribusi dan menyerahkan kepada Pelaksana Distribusi di Titik Distribusi; b. menerima uang HPB dari Pelaksana Distribusi dan menyetorkan Harga Tebus Raskin ke rekening Bulog di Bank yang telah ditetapkan; c. menyelesaikan administrasi distribusi Raskin yakni DO, BAST, MBA-O, dan pembayaran Harga Tebus Raskin serta mengumpulkan DPM-2 dari Titik Distribusi; dan d. melaporkan pelaksanaan tugas kepada Kasub Divre Perum Bulog secara periodik setiap bulan atau sesuai dengan kebutuhan. (3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2l,, Satker Raskin menyelenggarakan fungsi sebagai berikut : a. pengantaran dan penyerahan Raskin kepada Pelaksana Distribusi di Titik Distribusi; b. penggantian Raskin yang ditolak RTS-PM karena tidak memenuhi standar kualitas; c. penerimaan Harga Tebus Raskin dari Pelaksana Distribusi dan menyetorkan ke rekening HPB Bulog atau menerima tanda bukti setor pembayaran HPB Raskin; d. penyelesaian administrasi distribusi Raskin yakni DO, BAST, MBA- 0, dan pembayaran HPB (tanda terima/kuitansi dan bukti setor bank); dan e. pelaporan pelaksanaan tugas antara lain realisasi jumlah distribusi beras, setoran Harga Tebus Raskin dan BAST kepada Kasub Divre Penrm Bulog setiap bulan. BAB IV PERTNCANAAN DAN PEITGANGGARAN Bagtaa Kesatu Perencanaan Pasal 8 (1) Kegiatan perencanaan meliputi pagu Raskin, penetapan RTS-PM, dan penetapan Titik Distribusi. (2) Pagu Raskin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk setiap Desa/Kelurahan ditetapkan oleh Bupati. -6-

(3) Mekanisme penetapan RTS-PM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut: a. RTS yang berhak mendapatkan Raskin adalah RTS-PM yang terdaftar dalam PPLS-I1 sebagai RTS di Desa/Kelurahan; dan b. dalam rangka mengakomodasi adanya dinamika RTS di Desa/ Kelurahan, maka Tim Koordinasi, Monitoring dan Evaluasi Pendistribusian Raskin Kecamatan perlu mengadakan Musyawarah Desa/Kelurahan untuk menetapkan kebijakan lokal, dengan mekanisme sebagai berikut : 1. memverifikasi nama RTS hasil PPLS- 1 1 yang sudah tidak layak atau pindah alamat dari Desa/Kelurahan, untuk selanjutnya dapat diganti oleh rumah tangga miskin yang belum terdaftar dan dinilai layak, sedangkan terhadap Kepala RTS yang meninggal dunia diganti oleh salah satu anggota keluarga dan jika tidak ada anggota keluarga maka diganti oleh rumah tangga miskin yang belum terdaftar dan dinilai layak; 2. hasil verifikasi dimasukkan dalam daftar RTS-PM sesuai DPM-I yang ditetapkan oleh Kepala Desa/Lurah dan disahkan oleh Camat, untuk selanjutnya kepada RTS-PM dimaksud diberikan kartu Raskin sebagai identitas penerima Raskin; 3. hasil verifikasi RTS-PM dilaporkan oleh Camat kepada Tim Koordinasi, Monitoring dan Evaluasi Pendistribusian Raskin Kabupaten; 4. rumah tangga miskin yang dinilai layak oleh Pemerintah Provinsi dan Daerah serta belum terdaftar sebagai RTS hasil PPLS-11, dapat diberikan Raskin yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; dan 5. perubahan jumlah RTS-PM di setiap Desa/Kelurahan tidak diperbolehkan melampaui pagu yang telah ditetapkan. (4) Lokasi penetapan Titik Distribusi sebagai berikut : a. di Desa/Kelurahan; atau b. di tempat lain atas kesepakatan tertulis antara Pemerintah Daerah dengan Sub Divre Perum Bulog. (1) (21 (3) (4) (s) Baglan Kedua Pengaaggaran Pasal 9 Anggaran subsidi Raskin dialokasikan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Biaya operasional pendistribusian Raskin dari gudang Bulog sampai di Titik Distribusi menjadi tanggung jawab Perum Bulog. Biaya operasional pendistribusian Raskin dari Titik Distribusi sampai kepada RTS-PM menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah. Untuk meningkatkan efektivitas pendistribusian Raskin dari Titik Distribusi kepada RTS-PM, Pemerintah Daerah berperan memberikan kontribusi. Pembiayaan penyelenggaraan Program Raskin termasuk biaya sosialisasi, koordinasi, monitoring, evaluasi, dan Unit Pengaduan Masyarakat yang dipergunakan untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Tim Koordinasi, Monitoring dan Evaluasi Pendistribusian Raskin Kabupaten dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan/atau BOP Perum Bulog. -7-

BAB V MEKANISME PELIIKSANAAIT PENDISTRIBUSIAIY Pasal 10 (1) Perum Bulog wajib menyediakan beras dengan jumfah dan waktu yang tepat serta kualitas sesuai dengan standar kualitas beras Bulog. (21 Untuk mendukung kelancaran pendistribusian, maka penyediaan beras sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disesuaikan dengan rencana pendistribusian Raskin. Pasal 11 Tata cara pelaksanaan pendistribusian Raskin sebagai berikut : a. Bupati mengajukan SPA; b. berdasarkan SPA, Kasub Divre menerbitkan SPPB atau DO beras untuk masing-masing Kecamatan Desa/ Kelurahan; c. berdajarkan SPPB atau DO, Satker Raskin mengambil beras di gudang Bulog, mengangkut dan menyerahkan kepada Pelaksana Distribusi di Titik Distribusi; d. Tim Koordinasi, Monitoring dan Evaluasi Pendistribusian Raskin Kecamatan atau Pelaksana Distribusi melakukan pemeriksaan kualitas dan kuantitas Raskin yang diserahkan oleh Satker Raskin di Titik Distribusi; e. jika terdapat Raskin yang tidak sesuai dengan kualitas beras Bulog, maka Tirn Koordinasi, Monitoring dan Evaluasi Pendistribusian Raskin Kecamatan atau Pelaksana Distribusi harus menolak dan mengembalikannya kepada Satker Raskin untuk diganti dengan kualitas yang sesuai; f. Fehksana Distribusi menyerahkan Raskin ke RTS-PM sebanyak 1Skg/RTS/bulan; jika di Titik Bagi jumlah RTS-PM melebihi data PPLS- 1 1, maka ob' Petaksana Distribusi tidak diperbolehkan membagikan Raskin kepada rumah tangga miskin yang tidak terdaftar dalam DPM-1; dan h. jika distribusi Raskin kepada RTS-PM tidak dapat dilaksanakan di Titik bistribusi, maka Pemerintah Daerah harus mendistribusikan Raskin dari Titik Distribusi ke Titik Bagi sampai kepada RTS-PM. Pasal 12 Pembayaran Harga Tebus Raskin dilaksanakan sebagai berikut : a. pembayaran HPB Raskin dari RTS-PM kepada Pelaksana Distribusi dilakukan secara tunai yakni sebesar Rp. 1.6o0,00/kg netto; b. Harga Tebus Raskin yang diterima Pelaksana Distribusi dari RTS-PM langiung diserahkan kepada Satker Raskin atau disetor langsung ke rekening HPB Bulog melalui Bank setempat; c. atas pembayaran Harga Tebus Raskin dibuatkan TT-HP sebanyak rangkap 3 (tiga) oleh Satker Raskin dan diberikan kepada Pelaksana Distribusi setelah dilakukan konfirmasi ke Bank yang bersangkutan, sedangkan Harga Tebus Raskin yang disetor ke Bank harus disertai dengan bukti setor asli; d. Pelaksana Distribusi tidak diperbolehkan menunda penyerahan Harga Tebus Raskin kepada Satker Raskin atau rekening Harga Tebus Raskin Bulog di Bank; e. Pemerintah Daerah, Kecamatan dan Desa/Kelurahan harus membantu kelancaran pembayaran HPB Raskin, atau dapat memberikan dana talangan bagi RTS-PM yang tidak mampu membayar tunai. -8-

BAB VI PENGENDALIAN DAIT PELAPORA"IT Bagian Kesatu Pengendalian Pasal 13 (1) Pengendalian Program Raskin mencakup kegiatan monitodtg, evaluasi, pengawasan, dan pengaduan masyarakat. (2) Monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (U dilaksanakan sebagai berikut : a. secara berjenjang oleh Tim Koordinasi, Monitoring dan Evaluasi Pendistribusian Raskin Kabupaten dan Kecamatan; b. dilaksanakan paling sedikit 3 (tiga) bulan sekali atau disesuaikan dengan kebutuhan dan situasi/kondisi; dan c. melalui metode kunjungan lapangan, rapat koordinasi, dan pelaporan. (3) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara fungsional oleh Tim Koordinasi, Monitoring dan Evaluasi Pendistribusian Raskin Kabupaten. {4) Pengaduan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan sebagai berikut : a. disampaikan kepada Sekretariat Unit Pengaduan Masyarakat Kabupaten yang dibentuk oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa selaku Koordinator Unit Pengaduan Masyarakat; dan b. untuk selanjutnya Pengelola Unit Pengaduan Masyarakat mempunyai tugas menerima, menyelesaikan, dan/atau melimpahkan pengaduan masyarakat kepada instansi terkait untuk menindaklanjuti. Bagian Kedua Pelaporan Pasal 14 Tata cara Pelaporan Program Raskin sebagai berikut : a. Tim Koordinasi, Monitoring dan Evaluasi Pendistribusian Raskin Kecamatan melaporkan pelaksanaan Frogram Raskin kepada Tim Koordinasi, Monitoring dan Evaluasi Pendistribusian Raskin Kabupaten setiap triwulan sesuai dengan model Laporan Tahunan-O (LT-O); b. Tim Koordinasi, Monitoring dan Evaluasi Pendistribusian Raskin Kabupaten melaporkan pelaksanaan Program Raskin kepada Tim Provinsi setiap triwulan sesuai dengan model Laporan Tahunan (LT-l); dan c. Laporan Akhir Pelaksanaan Program Raskin dibuat oleh Tim Koordinasi, Monitoring dan Evaluasi Pendistribusian Raskin Kabupaten pada akhir tahun 2014. BAB VII SOSIALISASI Pasal 15 Sosialisasi Program Raskin dilaksanakan melalui : a. rapat koordinasi oleh Tim Koordinasi, Monitoring dan Evaluasi Pendistribusian Raskin secara berjenjang mulai dari Kabupaten sampai dengan Kecamatan dengan materi meliputi kebijakan, program, dan mekanisme pelaksanaan yang telah disusun dalam Pedoman Umum Raskin 2014, sedangkan khusus di Desa/Kelurahan melalui forum Musyawarah Desa/Kelurahan dengan materi meliputi hak dan kewajiban RTS-PM dan tata cara pelaksanaan pendistribusian Raskin kepada RTS- PM; -9-