PENGARUH JUMLAH LAMINA TERHADAP KEKUATAN BENDING KOMPOSIT SANDWICH SERAT AREN-POLYESTER DENGAN CORE PELEPAH POHON PISANG

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN KETANGGUHAN IMPAK KOMPOSIT SANDWICH SERAT AREN-POLYESTER DENGAN CORE GEDEBOG POHON PISANG

KAJIAN KOMPREHENSIF KEKUATAN BENDING KOMPOSIT SANDWICH SERAT AREN-POLYESTER DENGAN CORE GEDEBOG POHONG PISANG

PENGARUH FRAKSI VOLUME DAN PANJANG SERAT TERHADAP SIFAT BENDING KOMPOSIT POLIESTER YANG DIPERKUAT SERAT LIMBAH GEDEBOG PISANG

Kata kunci : Serat batang pisang, Epoxy, Hand lay-up, perbahan temperatur.

KAJIAN OPTIMASI PENGARUH ORIENTASI SERAT DAN TEBAL CORE TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN BENDING DAN IMPAK KOMPOSIT SANDWICH GFRP DENGAN CORE PVC

PEMANFAATAN LIMBAH SERAT SABUT KELAPA SEBAGAI BAHAN PEMBUAT HELM PENGENDARA KENDARAAN RODA DUA

PENINGKATAN KEKUATAN TARIK DAN IMPAK PADA REKAYASA DAN MANUFAKTUR BAHAN KOMPOSIT HYBRID

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

KARAKTERISTIK MEKANIK KOMPOSIT SERAT CANTULA (Agave cantula roxb) SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN PENGUAT TERHADAPPARTISI RUMAH

Kekuatan tarik komposit lamina berbasis anyaman serat karung plastik bekas (woven bag)

REKAYASA BAHAN KOMPOSIT SANDWICH HIBRID UNTUK STRUKTUR SISTEM PANEL

REKAYASA DAN MANUFAKTUR BAHAN KOMPOSIT SANDWICH BERPENGUAT SERAT RAMI DENGAN CORE LIMBAH SEKAM PADI UNTUK PANEL INTERIOR OTOMOTIF DAN RUMAH HUNIAN

OPTIMASI KEKUATAN TARIK SERAT NANAS (ANANAS COMOUS L. MERR) SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN KOMPOSIT SERAT ALAM

PENGARUH KEKUATAN BENDING DAN TARIK BAHAN KOMPOSIT BERPENGUAT SEKAM PADI DENGAN MATRIK UREA FORMALDEHIDE

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH

PENGARUH FRAKSI VOLUME DAN PANJANG SERAT TERHADAP SIFAT BENDING KOMPOSIT POLIESTER YANG DIPERKUAT SERAT LIMBAH GEDEBOG PISANG

REKAYASA DAN MANUFAKTUR KOMPOSIT SANDWICH HIBRID UNTUK PANEL

ANALISA TEKNIS KOMPOSIT SANDWICH BERPENGUAT SERAT DAUN NANAS DENGAN CORE SERBUK GERGAJI KAYU SENGON LAUT DITINJAU DARI KEKUATAN TEKUK DAN IMPAK

ANALISA PENGARUH KETEBALAN INTI (CORE) TERHADAP KEKUATAN BENDING KOMPOSIT SANDWICH

Pengaruh Perbandingan Volume Serat Sabut Kelapa Dengan Matrik Polyester Terhadap Kekuatan Mekanis Material Komposit

I. PENDAHULUAN. komposit alternatif yang lain harus ditingkatkan, guna menunjang permintaan

REKAYASA BAHAN KOMPOSIT HYBRID SANDWICH BERPENGUAT SERAT KENAF DAN SERAT GELAS DENGAN CORE KAYU PINUS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Jurusan Teknik Mesin, Universitas Brawijaya Jl. MT Haryono 167, Malang

PENGARUH PERLAKUAN PERMUKAAN SERAT NANAS (ANANAS COMOSUS L.MERR) TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEMAMPUAN REKAT SEBAGAI BAHAN KOMPOSIT

PENGARUH FRAKSI VOLUME SERAT DAN LAMA WAKTU PERENDAMAN NaOH TERHADAP KEKUATAN IMPAK KOMPOSIT POLIESTER BERPENGUAT SERAT IJUK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pengaruh Fraksi Volume Dan Panjang Serat Pelepah Lontar (Borassus Flabellifer) Terhadap Kekuatan Tarik Dan Kekuatan Impak Komposit Bermatrik Epoksi


KAJIAN KOMPREHENSIF PENGARUH PERLAKUAN ALKALI TERHADAP KEKUATAN KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT NANAS-NANASAN (BROMELIACEAE)

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan banyaknya pencemaran lingkungan, maka. kebutuhan industri sekarang ini lebih mengutamakan bahan

Bahan yang digunakan pada pembuatan panel kayu sengon laut ini adalah:

PENGARUH PERLAKUAN ALKALI TERHADAP KEKUATAN TARIK BAHAN KOMPOSIT SERAT RAMBUT MANUSIA

ANALISA FRAKSI VOLUME DAN ARAH SERAT TERHADAP SIFAT MEKANIK BIOKOMPOSIT LAMINAT SERAT TEBU - POLIESTER

Penggunaan Eceng Gondok Rawa Pening Ambarawa Untuk Cooling Pad Komposit Menggunakan Metode Kompaksi

STUDI PERLAKUAN ALKALI TERHADAP KEKUATAN IMPAK DAN BENDING KOMPOSIT SERAT RAMI BERMATRIK POLYESTER DENGAN CORE SEKAM PADI BERMATRIK UREA FORMALDEHIDE

JURNAL FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli 2013 PENGARUH PANJANG SERAT TERHADAP KEKUATAN TARIK KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT IJUK DENGAN MATRIK EPOXY

Djati Hery Setyawan D

Analisa Sifat Mekanis Biokomposit Laminat Serat Tebu Polyester

KOMPOSIT SANDWICH BERPENGUAT SERAT HYBRID PADA SKIN DAN CORE BERMATRIK POLYESTER

ANALISA TEKNIS PENGGUNAAN SERAT DAUN NANAS SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN KOMPOSIT PEMBUATAN KULIT KAPAL DITINJAU DARI KEKUATAN TARIK, BENDING DAN IMPACT

PENGARUH PENAMBAHAN PROSENTASE FRAKSI VOLUME HOLLOW GLASS MICROSPHERE KOMPOSIT HIBRIDA SANDWICH TERHADAP KARAKTERISTIK TARIK DAN BENDING

Analisis Serat Pelepah Batang Pisang Kepok Material Fiber Komposit Matriks Recycled Polypropylene (RPP) Terhadap Sifat Mekanik dan SEM

: SYAIFUL ANWAR SANI D JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

ANALISIS VARIASI PANJANG SERAT TERHADAP KUAT TARIK DAN LENTUR PADA KOMPOSIT YANG DIPERKUAT SERAT Agave angustifolia Haw

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Menurut penelitian Hartanto (2009), serat rami direndam pada NaOH 5%

BAB I PENDAHULUAN. kayu. Selain harganya yang murah, komposit juga memiliki. mempunyai kekuatan yang bisa disesuaikan kebutuhan.

PENGARUH WAKTU PERENDAMAN DAN JENIS LARUTAN TERHADAP KEKUATAN TARIK SERAT NANAS

PENGARUH FRAKSI VOLUME SERAT KAYU GELAM(MELALEUCE LEUCANDENDRA) KEKUATAN TARIK DAN IMPAK KOMPOSIT BERMATRIK POLYESTER

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Studi Eksperimental Pengaruh Jumlah Lapisan Stainless Steel Mesh dan Posisinya Terhadap Karakteristik Tarik dan Bending Komposit Serat Kaca Hibrida

REKAYASA KOMPOSIT SANDWICH BERPENGUAT SERAT RAMIE DENGAN CORE SEKAM PADI

BAB I PENDAHULUAN. relatif sulit, dapat mengalami korosi dan biaya produksi yang mahal. logam, salah satu material yang banyak dikembangkan saat ini

SIFAT MEKANIK KOMPOSIT SERAT TANGKAI ILALANG SEBAGAI BAHAN PANEL RAMAH LINGKUNGAN

TUGAS AKHIR PENGARUH FRAKSI VOLUME KOMPOSIT HYBRID BAMBU DAN SERAT E-GLASS BERMATRIK POLYÉSTER 157 BQTN TERHADAP BEBAN TARIK DAN BENDING

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, seiring dengan meningkatnya penggunaan bahan tersebut yang

PENGARUH ARAH SERAT GELAS DAN BAHAN MATRIKS TERHADAP KEKUATAN KOMPOSIT AIRFOIL PROFILE FAN BLADES

Pengaruh Penambahan Prosentase Fraksi Volume Hollow Glass Microsphere Komposit Hibrid Sandwich Terhadap Karakteristik Tarik dan Bending

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi pada era globalisasi mengalami. perkembangan yang sangat pesat dengan berbagai inovasi yang

PENGARUH FRAKSI VOLUME DAN UKURAN PARTIKEL KOMPOSIT POLYESTER RESIN BERPENGUAT PARTIKEL GENTING TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKUATAN BENDING ABSTRACT

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

TUGAS AKHIR. PENGARUH WAKTU RENDAM BAHAN KIMIA NaOH TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS KOMPOSIT SERAT BULU KAMBING SEBAGAI FIBER DENGAN MATRIK POLYESTER

Kevin Yoga Pradana Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Wajan Berata, DEA

PENGARUH PERLAKUAN ALKALI PADA REKAYASA BAHAN KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT RAMI BERMATRIK POLIESTER TERHADAP KEKUATAN MEKANIS

Pengaruh Moisture Content dan Thermal Shock Terhadap Sifat Mekanik Komposit Hibrid Berbasis Serat Gelas dan Coir (Aplikasi: Blade Turbin Angin)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. uji raw material, komposit sandwich untreatment dan komposit sandwich

PENINGKATAN KETAHANAN BENDING KOMPOSIT HIBRID SANDWICH SERAT KENAF DAN SERAT GELAS BERMATRIK POLYESTER DENGAN CORE KAYU SENGON LAUT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

REKAYASA DAN MANUFAKTUR RANDOM COCONUT FIBER COMPOSITES BERMATRIK EPOXY UNTUK PANEL INTERIOR AUTOMOTIVE

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Dengan perkembangan dunia industri sekarang ini. Kebutuhan. material untuk sebuah produk bertambah seiring penggunaan material

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan sambungan material komposit yang telah. banyak menggunakan jenis sambungan mekanik dan

ANALISIS PENGARUH PERLAKUAN SERAT SABUT KELAPA TERHADAP KEKUATAN TARIK KOMPOSIT SERAT SABUT KELAPA

Upaya Peningkatan Kualitas Sifat Mekanik Komposit Polyester Dengan Serat Bundung (Scirpus Grossus) Erwin a*, Leo Dedy Anjiu a

Analisa Sifat Fisis dan Mekanis Komposit Serat Ijuk Dengan Bahan Matrik Poliester

PENGARUH MOISTURE CONTENT DAN THERMAL SHOCK TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN FISIK KOMPOSIT HIBRID BERBASIS SERAT GELAS DAN COIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kekuatan Tarik Komposit Partikel Tempurung Kelapa

PENGARUH KETEBALAN SERAT PELEPAH PISANG KEPOK (Musa paradisiaca) TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL KOMPOSIT POLIESTER-SERAT ALAM

I. PENDAHULUAN. mempunyai sifat lebih baik dari material penyusunnya. Komposit terdiri dari penguat (reinforcement) dan pengikat (matriks).

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. relatif sulit, dapat mengalami korosi dan biaya produksi yang mahal. (Suwanto, 2006). Oleh karena itu, banyak dikembangkan material

Pengaruh Sudut Laminasi Dan Perlakuan Permukaaan Stainless Steel Mesh Terhadap Karakteristik Tarik Dan Bending Pada Komposit Hibrida

PERBANDINGAN KOMPOSIT SERAT ALAM DAN SERAT SINTETIS MELALUI UJI TARIK DENGAN BAHAN SERAT JUTE DAN E-GLASS

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini penggunaan komposit semakin berkembang, baik dari segi

Universitas Bung Hatta Kampus III Jl. Gajah Mada Gunung Pangilun Telp. (0751) Padang

OPTIMALISASI KEKUATAN BENDING DAN IMPACT KOMPOSIT BERPENGUAT SEKAM PADI BERMATRIK UREA FORMALDEHYDE TERHADAP FRAKSI VOLUM DAN TEBAL CORE

STUDI PERLAKUAN ALKALI TERHADAP SIFAT MEKANIK BAHAN KOMPOSIT BERPENGUAT SEKAM PADI

TUGAS AKHIR. PENGARUH PROSENTASE BAHAN KIMIA 4%, 5%, 6%, 7% NaOH TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS KOMPOSIT SERAT BULU KAMBING DENGAN MATRIK POLYESTER

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Komposit Pengertian Komposit. commit to user

NASKAH PUBLIKASI. SIFAT FISIS DAN MEKANIS AKIBAT PERUBAHAN TEMPERATUR PADA KOMPOSIT POLYESTER SERAT BATANG PISANG YANG DI TREATMENT MENGGUNAKAN KMnO 4

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH SIKLUS THERMAL PADA REKAYASA BAHAN KOMPOSIT SANDWICH BERPENGUAT SERAT RAMI DENGAN CORE SEKAM PADI UNTUK PANEL OTOMOTIF

Studi Experimental Pengaruh Fraksi Massa dan Orientasi Serat Terhadap Kekuatan Tarik Komposit Berbahan Serat Nanas

DAFTAR PUSTAKA. Arumaarifu Apa itu Komposit. Diakses 12 Mei 2012.

Transkripsi:

D.9 PENGARUH JUMLAH LAMINA TERHADAP KEKUATAN BENDING KOMPOSIT SANDWICH SERAT AREN-POLYESTER DENGAN CORE PELEPAH POHON PISANG Wijoyo *, Achmad Nuhidayat Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Surakarta Jl. Raya Palur Km. 5 Surakarta 57772 * Email: joyowi@yahoo.co.id Abstrak Penggunaan serat alam sebagai penguat komposit mempunyai berbagai keunggulan, diantaranya sebagai pengganti serat buatan, harga murah, mampu meredam suara, ramah lingkungan, mempunyai densitas rendah, dan kemampuan mekanik tinggi, yang dapat memenuhi kebutuhan industri. Tujuan penelitian ini adalah untuk menyelidiki peningkatan kinerja kekuatan bending komposit sandwich serat aren-polyester dengan core pelepah pohon pisang dengan variasi jumlah lamina. Penelitian dilakukan dengan bahan utama serat aren, matrik Polyester type 157 BQTN dan G3253T, katalis MEKPO, akselerator Cobalt naphtenate, max way, wax/miror, dan core/inti limbah pelepah pohon pisang. Peralatan yang digunakan adalah alat uji bending, timbangan digital, mikroskop mikro, foto makro dan peralatan fabrikasi komposit. Spesimen uji yang dibuat merupakan komposit jenis sandwich, dengan metoda hand lay up. Jumlah lamina pada lapisan atas adalah 1, 2 dan 3 layer serat aren, sedangkan lapisan bawah adalah 1 layer serat aren. Struktur lapisan komposit sandwich dan fabrikasinya berukuran 0,4 m x 0,6 m. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah lamina komposit sandwich mengakibatkan kekuatan bendingnya juga semakin meningkat. Kekuatan bending komposit sandwich serat aren-polyeser dengan core pelepah pohon pisang berbanding lurus dengan penambahan variasi jumlah lamina yang diberikan. Kata kunci: bending, komposit sandwich, serat aren-polyester 1. PENDAHULUAN Sebagai sumber utama yang dapat diperbaharui, serat-serat lignocellulosic yang berasal dari struktur jaringan tumbuhan akan memainkan peranan utama dalam pengembangan perubahan ke arah penggunaan bahan alam yang berbasis ekonomi sebagai konsekuensi dari Kyoto Protocol terhadap perubahan iklim global (UN FCC 1997). Pemanfaatan serat alam baik dari segi teknis maupun sebagai produk pertanian nonpangan telah dikembangkan sejak lama. Misalnya sebagai serat selulosa dalam industri tekstil dan bubuk kertas tetap menjadi komoditi utama dalam industri produk non-pangan. Pemasaran serat alam seperti flax, hemp, jute dan sisal mengalami penurunan yang sangat substansial semenjak dikembangkannya serat sintetis WO II dalam industri tekstil (FAO statistics). Meskipun demikian, pemanfaatan serat alam masih terjaga dan sejumlah pemanfaatan baru dipersiapkan untuk serat alam. Potensi berlimpahnya limbah serat aren industri pengolahan tepung aren di Klaten Jawa Tengah merupakan informasi utama gagasan riset ini. Limbah serat ini hanya dibiarkan hingga membusuk atau dibakar setelah mongering. Padahal, kandungan serat dalam limbah tersebut mencapai di atas 80%. Oleh karena itu, solusi kreatif pemanfaatan limbah serat aren menjadi produk dengan nilai ekonomi yang tinggi merupakan langkah yang tepat untuk menjawab permasalah ini. Potensi melimpah juga terjadi pada limbah pelepah pohon pisang. Selama ini pelepah pohon pisang masih minim pemanfaatannya oleh masyarakat, misal untuk bungkus pembuatan tempe yang sekarang sudah bergeser kepada daunnya ataupun plastik dan sebagai bahan kertas souvenir. Komposit sandwich terdiri dari flat komposit dan core/inti. Core yang biasa dipakai oleh industri adalah core polyuretan (PU), polyvynil Clorida (PVC), dan honeycomb. Hasil riset Kuncoro Diharjo dan Ngafwan (2004) mengindikasikan bahwa kelamahan core PVC adalah selalu patah pada flat komposit sisi belakang akibat uji impak. PVC yaitu mengalami kegagalan terlebih Prosiding SNST ke-5 Tahun 2014 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang 49

Pengaruh Jumlah Lamina terhadap Kekuatan Bending (Wijoyo dan Nuhidayat) dahulu (pecah) sebelum komposit flatnya patah. Untuk core honeycomb memiliki kekuatan yang tinggi, namun harganya sangat mahal. Oleh karena itu, industri mayoritas menggunakan core PU dan PVC, yang lebih murah. Wijoyo dan Achmad Nurhidayat (2013) dalam penelitian awal mengenai komposit sandwich serat aren-polyester dengan core pelepah pohon pisang menunjukkan hasil bahwa semakin banyak jumlah lamina (layer) semakin besar kekuatan impak komposit sandwich. Kekuatan impak komposit sandwich serat aren 1 layer-pelepah-serat aren 3 layer adalah 0,143 J/mm 2, meningkat sebesar 14,69% dibandingkan dengan kopmposit sandwich serat aren 1 layerpelepah-serat aren 1 layer sebesar 0,0122 J/mm 2. Semakin banyak jumlah lamina (layer) juga mengakibatkan semakin besar energi serap komposit sandwich. Hee-Soo Kim, dkk., (2011) mengemukakan bahwa penambahan anhidrida maleat terbukti memperbaiki sifat dari biokomposit. Kekuatan tarik dari biokomposit perlakuan PBS-MA dan PLA-MA serta biokomposit perlakuan SEBS-MA dan Mapp semakin meningkat. Ini dibuktikan dengan penampang patahan yang terjadi pada hasil fotomikro SEM. Nilai modulus elastisitas (E) juga mengalami peningkatan dibandingkan dengan biokomposit yang tidak mengalami perlakuan. Hal ini membuktikan bahwa dengan perlakuan tersebut maka ikatan interfacial semakin meningkat, yang akan berdampak pada peningkatan sifat mekanis dan sifat termal dari biokomposit. Thiruchitrambalam, dkk., (2009) melakukan penelitian tentang peningkatan sifat mekanis komposit hybrid serat pisang/kenaf dengan matrik polyester menggunakan perlakuan Sodium Laulryl Sulfate (SLS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan SLS dapat meningkatkan sifat mekanik komposit hybrid dibanding dengan perlakuan alkali. Perlakuan SLS telah meningkatkan sifat mekanik, tarik, lentur dan kekuatan impak hybrid komposit serat acak dan serat anyaman yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan alkali. Wijoyo dan Kuncoro Diharjo (2009) mengemukakan bahwa hasil penelitian komposit sandwich GFRP dengan core PU menunjukkan kekuatan (ketangguhan) impak komposit sandwich GFRP 3 layer-puf10mm-gfrp 1 layer (0.0201 J/mm 2 ) lebih besar dibandingkan dengan kekuatan bending komposit sandwich GFRP 3 layer - PUF 20 mm - GFRP 1 layer (0.0176 J/mm 2 ). Semakin tebal core polyurethane semakin besar energi serapnya (energi patah), namun kekuatan impaknya semakin menurun. Sedangkan kegagalan komposit sandwich didominasi oleh kegagalan core polyurethane foam yang lebih lemah dan komposit skin GFRP 1 layer. Maleque dkk., (2007) telah meneliti sifat mekanis komposit serat batang pisang dengan matrik epoksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan tarik pada komposit serat pisang dengan matrik epoxy mengalami peningkatan sebesar 90% dibandingkan dengan epoxy murni. Hasil uji kekuatan impak menunjukkan bahwa komposit serat batang pisang meningkat 40% dibanding dengan kekuatan impak bahan epoxy murni. Dampak tingginya nilai kekuatan impak ini mengakibatkan sifat ketangguhan material akan semakin baik. Komposit serat batang pisang juga mempunyai sifat yang ulet dengan deformasi plastik minimum. Lina Herrera-Estrada, Selvum Pillay dan Uday Vaidya (2007) mengemukakan bahwa komposit serat pisang-poliester memiliki kekuatan lentur dan modulus elastisitas yang lebih tinggi, karena peningkatan serat-interaksi matrik. Komposit serat pisang-epoxy menghasilkan kekuatan lentur sebesar 34,99 MPa dan kuat tekan sebesar 122,11 MPa dengan perlakuan alkali, sedangkan komposit serat pisang-poliester menghasilkan kekuatan lentur sebesar 40.16 MPa dan kuat tekan sebesar 123,28 MPa dengan perlakuan yang sama. Pada tahap awal penelitian oleh Kuncoro Diharjo dan Ngafwan (2004) menunjukkan bahwa hasil uji bending dan impak komposit sandwich GFRP dengan core PVC H 200 lebih tinggi dibandingkan dengan core PVC H 100. Perilaku ini mengindikasikan bahwa semakin padat core yang digunakan maka semakin tinggi pula kekuatannya. Pengujian kekuatan tarik, bending dan impak terhadap komposit serat gelas 3 layer dalam bentuk chopped strand mat dengan per luasan 300 gram/m 2 dan 450 gram/m 2 secara berurutan dipeoleh kekuatan tarik sebesar 67.26 MPa dan 82.83 MPa, kekuatan bending 208,58 MPa dan 157,06 MPa, serta kekuatan impaknya 0,0472 J/mm 2 dan 0,0872 J/mm 2. Semakin tebal layer komposit yang digunakan semakin tinggi pula sifat tarik dan impaknya. Khusus pada uji bending, komposit yang dengan mat yang lebih tipis akan menghasilkan tebal komposit yang tipis pula, sehingga sifat lenturnya semakin tinggi. Selain alasan tersebut, jumlah fraksi volume serat pada mat yang lebih tipis juga semakin kecil (Yanuar dan Kuncoro Diharjo, 2003). 50 ISBN 978-602-99334-3-7

D.9 Yang dkk (1998) melakukan analisa fraktografi SEM pada komposit whisker SiCw/7475. Dari hasil penelitian tersebut terungkap bahwa patahan hasil uji tarik statis terhadap benda tidak ditemukan adanya whisker yang tertarik keluar. Pada daerah sekitar patahan menunjukan adanya deformasi plastis yang kecil sebelum terjadinya patah. Sun dan Rechak (1988) melakukan analisa terhadap pengruh lapisan adhesif pada komposit lamina graphit/epoxy terhadap beban impak. Hasilnya menunjukan bahwa keberadaan lapisan adhesif sebagai hasil dari effek yang menyertai delaminasi memberikan nilai tambah terhadap beban impak. Matrik pada lamina bagian atas cukup banyak mereduksi beban impak. Pada daerah kontak juga akan mereduksi terhadap effek akibat konsentrasi tegangan. Tetapi, untuk kekuatan bending, lapisan adhesif ini kurang menguntungkan. Hal ini disebabkan karena adanya retakan akibat bending pada lamina bagian bawah menyebabkan bertambahnya jumlah retakan pada delaminasi karena adanya lapisan adhesif. Aplikasi struktur komposit sandwich ini sangat cocok digunakan sebagai partikel penyekat ruangan. Namun, aplikasi komposit selama ini baru terbatas pada komponen tanpa beban/beban rendah. Oleh karena itu, sangat diperlukan kajian riset pengembangan komposit sandwich yang mampu mengeliminasi komponen penahan beban tinggi dari material baru komposit yang direkayasa sendiri. Secara tidak langsung, penelitian ini dapat memperlancar pembangunan di bidang lain karena memiliki kriteria mereduksi import logam jadi, menghemat devisa, meningkatkan kandungan produk lokal, dan menambah devisa jika produknya dieksport. Kajian ini juga mendukung program pemerintah untuk meningkatkan kemandirian membuat produk sendiri. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penelitian tentang kajian secara komprehensif sifat fisis-mekanis, khususnya kekuatan bending komposit sandwich serat aren-polyester dengan core pelepah pohon pisang merupakan hal yang sangat menarik untuk dikaji lebih lanjut. Dalam penelitian ini akan diselidiki pengaruh jumlah lamina terhadap peningkatan kinerja kekuatan bending komposit sandwich. 2. METODOLOGI 2.1. Bahan dan Alat Penelitian Bahan-bahan utama penelitian meliputi serat aren, matrik Polyester type 157 BQTN dan G3253T, katalis MEKPO, akselerator Cobalt naphtenate, max way, wax/miror, dan core/inti limbah pelepah pohon pisang. Peralatan yang digunakan adalah alat uji bending, timbangan digital, mikroskop mikro, foto makro dan peralatan fabrikasi komposit. 2.2. Pembuatan Spesimen Uji dan Pengujiannya Spesimen uji yang dibuat merupakan komposit jenis sandwich, dengan metoda hand lay up. Jumlah lamina pada lapisan atas adalah 1, 2 dan 3 layer serat aren, sedangkan lapisan bawah adalah 1 layer serat aren. Struktur lapisan komposit sandwich diperlihatkan pada Gambar 1 dan fabrikasinya dibuat berukuran 0,4 m x 0,6 m. Serat aren 1, 2 dan 3 Layer Core pelepah pohon pisang Serat aren 1 Layer Gambar 1. Komposit sandwich serat aren-polyester dengan Core pelepah pohon pisang Komposit sandwich dicetak secara falt komposit dan spesimen uji komposit sandwich dibuat dengan cara memotong. Semua spesimen memiliki lebar yang sama untuk mempermudah melakukan analisis peningkatan kekuatan bending. Pengujian bending dilakukan dengan pengujian three point bending, sesuai prosedur pada standar ASTM D 790. Prosiding SNST ke-5 Tahun 2014 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang 51

Pengaruh Jumlah Lamina terhadap Kekuatan Bending (Wijoyo dan Nuhidayat) Gambar 2. Metode pengujian three point bending (ASTM, D 790) Rumusan besarnya kekuatan bending dengan menggunakan metode three point bending dapat dihitung dengan persamaan berikut (ASTM, D 790): dengan catatan; P = beban (N), L = panjang span (mm), b = lebar (mm), dan d = tebal (mm). 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengujian bending komposit sandwich serat aren-polyester dengan core pelepah pohon pisang ditunjukkan pada Gambar 3. Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa kekuatan bending komposit sandwich serat aren dengan core pelepah pohon pisang dengan jumlah lamina 1 layer, 2 layer dan 3 layer pada bagian atas dan 1 layer pada bagian bawah berturut-turut adalah 1,106 N/mm 2, 1,181 N/mm 2 dan 1,367 N/mm 2, sedangkan kekuatan bending pada serat aren 1 layer, 2 layer, dan 3 layer berturut-turut adalah 0,730 N/mm 2, 0,738 N/mm 2, dan 0,762 N/mm 2. Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah lamina (layer) semakin besar kekuatan bending komposit sandwich. Kegagalan pada lapisan serat aren yang lebih dulu menyebabkan kekuatan bending komposit sandwich menjadi lebih kecil. (1) Gambar 3. Kekuatan bending sandwich serat aren-polyester-pelepah pohon pisang Berdasarkan besarnya kekuatan bending yang dapat ditahan oleh komposit sandwich serat aren-pelepah pohon pisang menunjukkan bahwa pengaruh jumlah lamina yang lebih besar memungkinkan mampu mendistribusikan beban kepada lapisan belakang pada sandwich yang 52 ISBN 978-602-99334-3-7

D.9 memiliki kekuatan lebih tinggi, sehingga kekuatan komposit sandwich-nya lebih tinggi. Semakin banyak jumlah lamina, beban yang terdistribusi ke lapisan serat aren 3 layer semakin besar sehingga mampu menyerap beban yang lebih besar. Konsep lain yang dapat dijadikan alasan adalah penambahan jumlah lamina pada spesimen menyebabkan peningkatan besarnya momen inersia, sehingga energi patah (serap) yang dapat diterima juga semakin besar. Komposit serat batang pisang mempunyai sifat yang ulet dengan deformasi plastik yang minimum (Maleque dkk., 2007), sehingga pemakaian pelepah pohon pisang sebagai core komposit sandwich sangat memungkinkan. Jika hasil penelitian ini dibandingkan dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Wijoyo dan Diharjo (2009), maka dapat disimpulkan bahwa kekuatan bending komposit sandwich dengan core pelepah pohon pisang memiliki kekuatan yang lebih kecil. Tetapi hal tersebut berbeda dalam penggunaan serat dan ketebalan corenya. Untuk core pelepah pohon pisang setebal 5 mm, komposit sandwich serat aren-pelepah pohon pisang memiliki kekuatan bending sebesar 1,367 N/mm 2, sedangkan dengan core PUF setebal 10 mm, komposit sandwich GFRP-PUF memiliki kekuatan bending sebesar 0,0176 J/mm 2. Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa kekuatan komposit sandwich serat aren-pelepah pohon pisang lebih baik dibanding dengan kekuatan komposit sandwich GFRP-PUF, yaitu terbukti dengan ketebalan sandwich yang hanya setengahnya, kekuatannya jauh lebih besar. Kelemahan penggunaan core pelepah pohon pisang ini adalah mudah terlepasnya ikatan core dengan lamina komposit. 4. KESIMPULAN Dari hasil dan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Semakin banyak jumlah lamina (layer) komposit sandwich mengakibatkan kekuatan bendingnya juga semakin meningkat. 2. Kekuatan bending komposit sandwich serat aren-polyeser dengan core pelepah pohon pisang berbanding lurus dengan penambahan variasi jumlah lamina (layer) yang diberikan. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih disampaikan kepada Dirjen DIKTI melalui Kopertis Wilayah 6 Jawa Tengah yang telah membiayai penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 1998. Annual Book ASTM Standart, USA. Anonim,, Manual Book of Charpy Impact. Deklarasi FAO, 2006, International Year of Natural Fibres 2009 (IYNF 2009) Gibson, O. F., 1994. Principle of Composite Materials Mechanics, McGraw-Hill Inc., New York, USA. Hee-Soo Kim, dkk., 2011, Enhanced Interfacial Adhesion, Mechanical, and Thermal Properties of Natural Flour-filled Biodegradable Polymer Bio-composites, J Therm Anal Calorim, 104:331-338. Jones, R. M., 1975. Mechanics of Composite Materials, Scripta Book Company, Washington D.C., USA. Kuncoro Diharjo dan Ngafwan, 2004. Pengaruh kepadatan Core PVC Terhadap Peningkatan Kekuatan bending dan Impak Komposit sandwich Serat Gelas, Penelitian Dosen Muda, DIKTI, Jakarta. Lina Herrera-Estrada, Selvum Pillay dan Uday Vaidya, 2007, Banana Fiber Composites for Automotive and Transportation Applications, Departemen of Material Science & Engineering, University of Alabama at Birmingham, Birmingham, Al 35294. Maleque, M. A., dkk., 2007, Mechanical Properties Study of Pseudo-stem Banana Fiber Reinforced Epoxy Composite, The Arabian Journal for Science and Engineering, Volume 32, Number 2B. Shackelford, 1992. Introduction to Materials cience for Engineer, Third Edition, MacMillan Publishing Company, New York, USA. Sun M., dan Rechak H., 1988. Analisa Terhadap Pengaruh Lapisan Adhesif pada Komposit Lamina Graphit/Epoxy Terhadap Beban Impak, Prosiding Seminar Bidang Ilmu Material, Jakarta. Prosiding SNST ke-5 Tahun 2014 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang 53

Pengaruh Jumlah Lamina terhadap Kekuatan Bending (Wijoyo dan Nuhidayat) Thiruchitrambalam, M., dkk., 2009, Improving Mechanical Properties of Banana/Kenap Polyester Hybrid Composites Using Sodium Laulryl Sulfate Treatment, Material Physics and Mechanics 8: 165-173. Wijoyo dan Achmad Nurhidayat, 2013, Kajian Ketangguhan Impak Komposit Sandwich Serat Aren-Polyester Dengan Core Gedebog Pohon Pisang, Prosiding Simposium Nasional RAPI XII FT UMS Surakarta. Wijoyo dan Kuncoro Diharjo, 2009. Analisa Kegagalan Impak Komposit Sandwich Serat Gelas dengan Core Polyurethane Foam, Majalah Teknik MechATronic AUB AT-Surakarta, Volume 4. Yang, P., Liu, Y., dan Xu, F., 1998. Low Cycle Impact Fatigue of SiCW/7475-Al Composite, J. Materials Engineering and Performance, Vol. 7 (5), pp. 677-681, ASM International. Yanuar D., dan Kuncoro Diharjo, 2003. Karakteristik Mekanis Komposit Sandwich Serat Gelas Serat Chopped Strand Mat Dengan Penambahan Lapisan Gel Coat, Skripsi, Teknik Mesin FT UNS, Surakarta. 54 ISBN 978-602-99334-3-7