JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI INDONESIA Vol. VIII. No. 1 Tahun 2009 Hal VALUE FOR MONEY AUDIT UNTUK MENILAI KINERJA LEMBAGA SEKTOR PUBLIK

dokumen-dokumen yang mirip
VALUE FOR MONEY AUDIT DAN PROSES AUDIT KINERJA

Pengertian audit kinerja adalah proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif tentang asersi atas tindakan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah pusat maupun daerah. Salah satunya adalah pelayanan publik di bidang

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan dalam konteks profesi bidang bisnis, bersama-sama. dengan profesinya lainnya, mempunyai peran yang signifikan dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. terwujudnya good governance. Hal ini memang wajar, karena beberapa penelitian

BAB I PENDAHULUAN. besarnya penyerahan wewenang dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah, dimana

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian...

Makalah Akuntasi Sektor Publik. Akuntansi Manajemen Sektor Publik

BAB I PENDAHULUAN. membawa kepada suatu perubahan adalah reformasi akan perwujudan dan

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya krisis ekonomi di Indonesia ternyata disebabkan oleh buruknya

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang sedang berkembang dengan pesat. Upaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Ulum, 2004). (Stanbury, 2003 dalam Mardiasmo, 2006).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Orang yang melaksanakan fungsi auditing dinamakan pemeriksa atau auditor. Pada mulanya

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi sektor publik adalah system akuntansi yang dipakai oleh

OTONOMI DAERAH SEBAGAI UPAYA MEMPERKUAT PEREKONOMIAN DAERAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kebijakan yang telah ditetapkan, dan ketentuan. Selain itu, pengawasan intern atas

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang yang mendasari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perubahan pada sistem pemerintahan dari sentralisasi ke desentralisasi

BAB I PENDAHULUAN. karena beberapa penelitian menunjukkan bahwa terjadinya krisis ekonomi di

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berbagai hal, salah satunya pengelolaan keuangan daerah. Sesuai dengan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman dan era globalisasi yang begitu pesat menjadi suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA Pengertian kinerja dan penilaian kinerja dalam organisasi sektor publik

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dengan adanya era reformasi dalam pelaksanaan kebijakan

ANALISIS KINERJA DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BERDASARKAN VALUE FOR MONEY AUDIT ATAS PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi yang terjadi di Indonesia telah bergulir selama lebih dari satu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia saat ini sedang memasuki masa pemulihan akibat krisis

BAB I PENDAHULUAN. krisis ekonomi yang melanda Indonesia. Krisis ekonomi yang terjadi pada awal

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang sangat pesat. Saat ini terdapat perhatian

BAB 1 PENDAHULUAN. dan menunjukkan buruknya pengelolaan (bad governance) dan buruknya birokrasi di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah organisasi baik swasta maupun pemerintah dapat didukung

BAB I PENDAHULUAN. adil dan transparan haruslah disikapi dengan sistematis dan serius. Dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan baru dari pemerintah Republik Indonesia yang mereformasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Lahirnya otonomi daerah memberikan kewenangan kepada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil kesimpulan dapat disimpulkan bahwa : 2. Pengeluaran (belanja) Kabupaten Manggarai tahun anggaran 2010-

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sendiri berdasarkan pada prinsip-prinsip menurut Devas, dkk (1989) sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan alat informasi baik bagi pemerintah sebagai manajemen maupun alat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengendalian intern merupakan salah satu alat bagi manajemen

KARAKTERISTIK DAN LINGKUNGAN SEKTOR PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. khususya di tingkat Pemerintah Daerah. Korupsi sebenarnya termasuk salah

BAB I PENDAHULUAN. Negara mengelola dana yang sangat besar dalam penyelenggaraan pemerintahannya.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam waktu yang relatif singkat akuntansi sektor publik telah mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan pesat terhadap akses yang dapat dilakukan masyarakat untuk. masyarakat akan adanya suatu pengukuran kinerja.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memacu perbaikan kinerja yang berkelanjutan (continous performance

ANALISIS PENERAPAN KONSEP VALUE FOR MONEY PADA PENGADAAN LABORATORIUM BAHASA SMP DI KABUPATEN SLEMAN

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

Value For Money. Arif Kurniawan Wahono ( ) Jurusan Akuntansi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Brawijaya

BAB I PENDAHULUAN. atau memproduksi barang-barang publik. Organisasi sektor publik di Indonesia

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta 1) 2)

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PERUMUSAN MODEL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang mengatakan wujud dari penyelenggaraan otonomi daerah adalah

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas yang dihasilkan dari suatu sistem informasi. Informasi yang

AUDIT KINERJA SEKTOR PUBLIK DALAM MEWUJUDKAN AKUNTABILITAS PUBLIK Helmy Syamsuri STIE YPUP

PERBEDAAN STANDAR PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA DAN GOVERNMENT AUDIT STANDARDS BAGIAN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. publik dalam rangka pemenuhan hak publik. Untuk pengertian good governance,

BAB I PENDAHULUAN. tujuan negara yang sudah tercantum dalam UUD 1945 alenia ke-4 yaitu untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. pengaruhnya terhadap nasib suatu daerah karena daerah dapat menjadi daerah

BAB I PENDAHULUAN. concern) dan tanggung jawab sosial (corporate social responsibility) (Brigham et al

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Value For Money Audit Suatu Instrumen Alternatif untuk Menciptakan Akuntabilitas Publik Pemerintah Daerah

BAB II KAJIAN PUSTAKA Pengertian Kinerja Dalam Organisasi Sektor Publik

BAB I PENDAHULUAN. semakin lama semakin meningkat. Informasi laporan keuangan antara satu

Ch.8. Mempertimbangkan Pengendalian Internal

BAB I PENDAHULUAN. pada perusahaan secara maksimal sehingga laba diharapakan diperoleh juga secara

Pengauditan dan Kepengawasan Koperasi*

BAB I PENDAHULUAN. menuntut pembangunan yang merata di setiap daerah, sehingga pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pemerintah yang baik menuju pada terwujudnya good. governance, karena good governance telah menjadi suatu paradigm baru

BAB I PENDAHULUAN. 2004, manajemen keuangan daerah Pemerintah Kabupaten Badung mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pengawasan atas penyelenggaraan pemerintah daerah di era

EVALUASI KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM MENERAPKAN OTONOMI DAERAH DITINJAU DARI ASPEK KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bentuk pengeluaran guna membiayai kegiatan-kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dapat melayani masyarakat dalam memenuhi keperluannya.

BAB I PENDAHULUAN. ternyata mengakibatkan timbulnya masalah-masalah bagi perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. birokrasi dalam berbagai sektor demi tercapainya good government. Salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Purnomo (2015) melakukan penelitian tentang Penilaian Kinerja Berbasis

BAB I PENDAHULUAN. dan Belanja Daerah (APBD). Wujud dari akuntabilitas, transparansi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan UU No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. satu indikator baik buruknya tata kelola keuangan serta pelaporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. harus bisa menyediakan public goods and services dalam memenuhi hak setiap

ANALISIS KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGHADAPI PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH DITINJAU DARI ASPEK KEUANGAN/FISKAL

: BRIGGIE PETRONELLA ANGRAINIE

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Definisi Kinerja dan Pengukuran Kinerja. Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran

PIAGAM AUDIT INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari pajak dan penerimaan Negara lainnya, dimana kegiatannya banyak

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan suatu negara membutuhkan dana yang cukup besar. akuntabel dalam pengelolaan keuangan negara.

BAB I PENDAHULUAN. karena memiliki sumber daya ekonomi yang tidak kecil, bahkan bisa dikatakan

I. PENDAHULUAN. Perubahan paradigma pengelolaan keuangan baik pemerintah pusat maupun

BAB I PENDAHULUAN. diperkenalkannya pendekatan penganggaran berbasis kinerja (performance. based budgeting) dalam penyusunan anggaran pemerintah.

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN WONOGIRI DAN KABUPATEN KARANGANYAR DALAM PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH

Transkripsi:

JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI INDONESIA Vol. VIII. No. 1 Tahun 2009 Hal 18-22 VALUE FOR MONEY AUDIT UNTUK MENILAI KINERJA LEMBAGA SEKTOR PUBLIK Oleh M Djazari 1 Abstrak Kinerja merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan / program / kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan., Misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategi planning suatu organisasi, pengukuran kinerja pada organisasi fiksi umumnya lebih terpaku pada perspektif financial, pada Pada organsasi factor public, pengukuran keuangan lebih kompleks, Karen hal-hal yang dapat diukur lebih beraneka ragam dan kadang-kadang abstrak sehingga pengukuran tidak dapat dilakukan hany dengan menggunakan satu fariable saja. Lembaga Sektor publik memang organisasi non public, tidak berarti di biarkan terjadi pemborosan pemborosan, ekonomi biaya tinggi, namun tetap harus ekonomis, efektif dan efisien. Olehkarena itu Value for Money Audit harus diterapkan pada lembag sektor publik. Value For Money terdiri dari Audit management dan Audit program. Audit management untuk menilai dari segi ekonomi dan efisiensi, sedangkan Audit program untuk menilai aktifitas lembaga sector public. Kata Kunci : Kinerja, Lembaga Sektor Publik, Value for Money Audit PENDAHULUAN Secar umum prinsip-prinsip anggaran berbisnis kinerja didasarkan pada konsep Value for Money dan prinsip tata pemerintahan yang baik termasuk adanya pertanggung jawaban para pengambil keputusan atas penggunaan uang yang dianggarkan untuk mencapai tujuan, sasaran, dan indicator yang ditetapkan. Konsep Value for Money ini digunakan untuk menilai apakah suatu organisasi telah memperoleh manfaat maksimum dari barang dan jasa yang di butuhkan dan digunakan dari sumber daya yang tersedia. Beberapa elemen mungkin bersifat subjektif, sulit untuk diukur, dan disalah artikan. Karena itu dibutuhkan pertimbangan dalam menentukan apakah Value for Money telah dicapai dengan baik atau belum Value for Money tidak hanya mengukur biaya barang dan jasa, tetapi juga memasukkan gabungan dari unsure kualitas, biaya, sumberdaya yang digunakan, ketetapan penggunaan, batasan waktu, dan kemudahan dalam menilai apkah secara bersama keseluruhan unsur 1 Staf Pengajar Jurusan Pendidikan Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta 18

membentuk value tau nilai yang baik. Pencapaian Value for Money juga sering degambarkan dalam tiga bentuk yaitu 3E ( Ekonomis, (Efisien, dan Efektif). Untuk menjamin dilakukannya pertanggung jawaban public oleh lembagalembaga pemerintahan maka diperlukan system pemeriksaan, tidak sekedar confentional audit, namun perlu juga dilakukan Value for Money audit (VFM audit). Dalam pemeriksaan yang convensional, lingkup pemeriksaan hanya sebatas audit terhadap keuangan dan kepatuhan, sedangkan dalam pendekatan baru ini selain audit kinerja ( Perfoment audit), Yang meliputi ekonomi, efisiansi, dan efektifitas. PEMBAHASAN A.Karakteristik Value for Money pada audit sector publik, elain melakukan financial dan compliance audit, juga perlu dilakukan performance audit yang meliputi audit ekonomi, efisiensi, dan efektifitas. Audit sector public harus melaporkan fraug dan korupsi yng ada, serta mencegah hal tersebut terjadi. istilah lain untuk performance audit tersebut adalah audit kinerja atau Value for Money audit. audit kinerja yng meliputi audit ekonomi, efisiansi, dan efektifitas, dan pada dasarnya merupakn perluasan dari audit keuangan dalam hal tujuan dan prosedurnya. audit kinerja memfokuskan pemeriksaan pada tindakan-tindakan dan kejadian ekonomi yang menggambarkan kinerja entitas atau fungsi yang di audit. Definisi audit kinerja adalah suatu proses sistematis untuk memperoleh dan mengevakuasi bukti secara obyektif agar dapat melakukan penilaian secara independent atas ekonomi dan efisiansi operasi, efektifitas dalam pencapaian hasil yang diinginkan dan kepatuhan terhadap kebijakan, peraturan dan hokum yang berlaku, menentukan kesesuaian antar kinerja yang telah dicapai dengan criteria yang telah ditetapkan sebelumnya, erta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak2 pengguna laporan tersebut. Tuujuan Value for Money audit dalah untuk meningkatkan akutabilitas lembaga sector publik dan untuk memperbaiki kinerja pemerintah. Salah satu hal yang membedakan Value for Money audit dengan audit konfensional adalah dalam hal laporan audit. Dalam audit yang konvensional, hasil audit adalah berupa pendapat (opini) auditor secara independent dan obyektif tentang kewajaran laporan keuangan sesuai dengan criteria standar yang telah di tetapkan, tnpa pemberian recomendasi perbaikan. Sedangkan dalam Value for Money audit tidak sekedar menyampaikan kesimpulan berdasarkan tahp audit yang telah dilaksanakan Karakteristik Value for Money audit dapat digambarkan dalam bagan berikut: Ekonomi 3E Efisiensi Audit Managemen Value for Money Audit Efektifitas Audit Program 19

B. Audit ekonomi, efisiensi, dan efektifitas Audit ekonomi dan efisiensi Ekonomi mempunyai arti biaya terendah, sedangkan efisiensi mengacu pada rasio terbaik antara output dengan biaya (input). Audit ekonomi dan efisien bertujuan untuk menentukan: 1. Apakah suatu entitas telah memperoleh, melindungi, dan menggunakan sumber dayanya (seperti karyawan, gedung, ruang, dan peralatan kantor) secara ekonomis dan efisien. 2. Penyebab terjadinya pratik-praktik yang tidak efisien, termasuk ketidak mampuan organisasi dalam mengelola system informasi, prosedur administrasi, dan struktur organisasi. Pada audit ekonomi dan efensiasi, ukuran audit idealnya dispesifikasikan oleh organisasi yang bersangkutan dan ukuran tersebut digunakan untuk mengukur kinerja manajer. Untuk mengetahui apakah organisasi telah menghasilkan output yang optimal dengan sumber daya yang dimilikinya, auditor dapat membandingkan output yang telah dicapai pada periode yang bersangkutan dengan: - Standar yang telah ditetapkan sebelumnya - Kinerja tahun-tahun sebelumnya - Unit lain dari organisasi yang sama atau pada organisasi yang berbeda Prosedur untuk melakukan audit ekonomi dan efisiensi sama dengan jenis audit yang lainnya. Secara umum, tahapan audit yang dilakukan meliputi: 1. Perencanaan audit 2. Mereview sistem akuntansi dan pengendalian intern 3. Menguji sistem akuntansi pengendalian intern 4. Melaksanakan audit 5. Penyampaian laporan Audit Efektifitas Efektivitas berkaitan dengan pencapaian tujuan. Audit efektivitas (audit program) bertujuan untuk menentukan: 1. Tingkat pencapaian hasil atau manfaat yang diinginkan 2. Kesesuaian hasil dengan tujuan yang ditetapka sebelumnya 3.Apakah entitas yang di audit telah mempertimbangkan alternative lain yang memberikan hasil yang sama dengan biaya yang paling rendah. Efektivitas berkenaan dengan dampak suatu output bagi pengguna jasa (konsumen). Untuk mengukur efektivitas suatu kegiatan harus didasarkan pada kriteria yang telah ditetapkan atau disetujui sebelumnya. Meskipun efektivitas suatu program tidak dapat diukur secara langsung, ada beberapa alternative yang dapat digunakan untuk mengevaluai pelaksanaan suatu program yaitu: 1. Proksi untuk mengukur dampak atau pengaruh 2. Evaluasi oleh konsumen 3. Evaluasi yang menitik beratkan pada proses bukan pada hasil C. Audit kinerja pemerintah daerah dalam konteks otonom daerah Terdapat tiga ospek utama yang mendukung terciptanya pemerintahan yang baik, yaitu: 1. Pengawasan, yang mengacu pada tindakan atau kegiatan yang dilakukan oleh pihak luar eksekutif (yaitu masyarakat dan DPR/DPRD) untuk mengawasi kinerja pemerintahan. 2. Pengendalian (control), adalah mekanisme yang dilakukan oleh eksekutif atau pemerintah untuk menjamin dilaksanakannya sistem atau kebijakan manajemen sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. 20

3. Pemeriksaan (audit), merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pihak yang memiliki independensi dan memiliki kompetensi professional untuk memeriksa apakah hasil kinerja pemerintah telah sesuai dengan standar kinerja yang telah ditetapkan. Value for Money audit penting untuk mendukung pelaksanaan otonom daerah dan desentralisasi fiscal karena dalam era otonom daerah DPR/DPRD dan lembagalembaga pemerintah, baik pusat maupun daerah, harus memberikan pertanggung jawaban publik kepada masyarakat. Akuntabilitas publik merupakan bagian penting dari sistem politik dan demokrasi. Akuntabilitas sektor publik berarti lembaga-lembaga publik seperti pemerintah pusat dan daerah, harus memberikan penjelasan kepada DPR/DPRD dan masyarakat luas atas aktifitas yang dilakukan sebagai konsekuensi dari amanat yang diembannya. D. Permasalahan audit kinerja lembaga pemerintah di Indonesia Pemberian otonom dan desentralisai yang luas, nyata, dan bertanggung jawab kepada daerah kabupaten kota akan membawa konsekuensi perubahan pada pola dan sistem pengawasan dan pemeriksaan. Perubahan-perubahan tersebut juga memberikan dampak pada unit-unit kerja pemerintah daerah, seperti tuntutan kepada pegawai aparatur pemerintah daerah supaya lebih terbuka, transparan, dan bertanggung jawab atas keputusan yang dibuat. Pemberian kepercayaan kepada auditor dengan memberi peran yang lebih besar untuk memeriksa lembaga-lembaga pemerintahan, menjadi bagian penting dalam proses terciptanya akuntabilitas publik. Kelemahan-kelemahan dalam melakukan audit pemerintahan di Indonesia meliputi: 1. Tidak tersedianya indikator kinerja (performance indicator) yang memadai sebagai dasar untuk mengukur kinerja pemerintah daerah. 2. Banyak lembaga pemeriksa fungsional yang overlapping satu dengan yang lainnya yang menyebabkan pelaksanaan pengauditan tidak efisien dan tidak efektif. Dengan adanya masalah tersebut diatas, maka diambil berbagai cara untuk menanggulangi masalah tersebut diantaranya: 1. Dalam mengatasi masalah tidak tersedianya indikator kinerja yang memadai dan belum adanya Standar Akuntansi Keuangan Pemerintah yang baku adalah dengan menetapkan indikator kinerja yang akan dijadikan sebagai pedoman bagi eksekutif daerah dalam menjalankan tugasnya. 2. Untuk mengatasi masalah banyaknya lembaga pemeriksaan fungsional yang overlapping satu dengan yang lainnya adalah dengan mengadakan reposisi terhadap lembaga audit yang ada. PENUTUP Kesimpulan Dari pembahasan yang telah dipaparkan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Tujuan Value for Money audit adalah untuk meningkatkan akuntabilitas lembaga sektor publik dan untuk memperbaiki kinerja pemerintahan. 2. Ekonomis berkaitan dengan biaya yang rendah, efisiensi mengacu pada perbandingan (rasio) terbaik antara output dengan biaya (input) sudut ekonomis dan efisiensi bertujuan untuk menentukan: a. apakah suatu lembaga telah memperoleh, melindungi, dan menggunakan sumber dayanya secara ekonomis dan efisien. b. penyebab terjadinya praktik-praktik tidak efisien, termasuk 21

ketidakmampuan organisasi dalam mengelola sistem informasi, prosedur administrasi dan struktur organisasi. 3. Efektivitas berkaitan dengan pencapaian tujuan. Audit efektivitas (audit program) bertujuan untuk menentukan: a. Tingkat pencapaian hasil atau manfaat yang diinginkan. b. kesesuaian hasil dengan tujuan yang ditetapkan sebelumnya. c. Apakah entitas yang diaudit telah mempertimbangkan alternative lain yang memberikan hasil yang sama dengan biaya yang paling rendah. DAFTAR PUSTAKA Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Penerbit Andi. Retno Yuliati, Jaka Winarna, & Doddy Setiawan. 2007. Expectation Gap Antara Pemakai Laporan Keuangan Pemerintah dan Auditor Pemerintah, dari Simposium akuntansi X. -----------. 2004. Pengantar Penyusun Anggaran Kinerja. ----------- Haryono Jusup. 2001. Auditing (Pengauditan). Yogyakarta: STIE YKPN 22