BAB I PENDAHULUAN. mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia itu adalah pendidikan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. individu yang dipersiapkan untuk mampu mengikuti laju perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Oleh : Sri Admawati K BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki pengetahuan dan keterampilan serta menguasai teknologi, namun juga

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan tugas Negara yang amat penting. pembukaan UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945, yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. tertentu, hal tersebut dapat dilihat dari semangat dan prestasi belajar siswa

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Nasional merupakan pencerminan kehendak untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi jembatan untuk mengarungi abad millenium ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan sistem pendidikan di Indonesia dari waktu ke waktu selalu

BAB I PENDAHULUAN Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan dasar dalam pengaruhnya kemajuan dan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah

BAB I PENDAHULUAN. dan Undang Undang Dasar Pendidikan Nasional harus tanggap. terhadap tuntutan perubahan zaman. Untuk mewujudkan cita-cita ini,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peran penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia seutuhnya. Dalam undang-undang No 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Di Indonesia banyaknya para pencari kerja tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dibandingkan. seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk.

BAB I PENDAHULUAN. dirancang dan dilaksanakan selaras dengan kebutuhan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu Bangsa dan Negara. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. global telah menciptakan multi crisis effect yang membuat perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi yang terus berkembang dewasa ini, sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti dan meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan tegnologi. menciptakan SDM yang berkualitas adalah melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini. relevansi pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja.

BABI PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu permasalahan yang dihadapi Bangsa Indonesia sampai

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jabaran UUD 1945 tentang pendidikan dituangkan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN. No. 20, Tahun 2003, Pasal 3 menyebutkan, Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan bentuk pendidikan menengah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lutma Ranta Allolinggi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. berdirinya perusahaan-perusahaan perunggasan. Peternakan unggas, utamanya

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Asyarullah Saefudin, 2014

BAB I PENDAHULUAN. menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan suatu tujuan pendidikan, sebagai mana dalam Undang-Undang RI

BAB I PENDAHULUAN. peradaban bangsa yang bermartabat. Hal ini ditegaskan dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. dalam persaingan global. Maka sebagai bangsa, kita perlu terus mengembangkan

umum yang muncul adalah rendahnya mutu kegiatan belajar siswa seperti adanya siswa yang ingin mencapai target hanya sekedar lulus dalam sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Tertinggi yang Ditamatkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan dalam dunia pendidikan. Pembangunan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting dalam bidang pendidikan. Pendidikan yang berkualitas adalah yang. Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan adalah:

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan teknis (skill) sampai pada pembentukan kepribadian yang kokoh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berpengaruh untuk meningkatkan kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak masyarakat yang kesulitan dalam mendapatkan penghasilan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. tempat kerja yang tersedia saat ini, sehingga banyak orang yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkualitas dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang sangat cepat pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan suatu

Transkripsi:

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang mempunyai citacita luhur yakni mewujudkan masyarakat yang adil, makmur, damai dan sejahtera. Cita-cita itu bisa dicapai apabila pemerintah dan seluruh komponen bangsa serius dan secara terus menerus mau melaksanakan pembangunan secara bertahap. Pemerintah Indonesia, dalam melaksanakan pembangunan itu sangatlah membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Salah satu faktor yang mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia itu adalah pendidikan. Pendidikan merupakan suatu proses dimana peserta didik akan memiliki pengetahuan (kognitif), sikap (apektif) dan keterampilan (psikomotorik) guna bekal hidup layak di tengah-tengah masyarakat. Proses ini mencakup peningkatan intelektual, personal dan kemampuan sosial yang diperlukan bagi perserta didik sehingga tidak saja berguna bagi diri pribadi dan keluarga tetapi juga keberadaannya bermanfaat bagi masyarakat. Untuk itu strategi yang dikembangkan dalam kurikulum pendidikan nasional kita selalu berdasarkan pada ketiga ranah diatas baik dalam proses pembelajaran maupun evaluasinya. Sumber daya manusia yang berkualitas adalah salah satu modal utama pemerintah dalam membangun bangsa. Untuk itu perlu diadakan programprogram yang mendukung peningkatan sumber daya manusia seperti sistem dan metode yang kreatif, efektif, serta inovatif. Untuk menciptakan sistem pendidikan yang dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, maka pemerintah menetapkan tujuan pendidikan nasional sebagaimana dimuat dalam UU RI No.20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, yaitu : untuk 1

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional tersebut di atas, maka salah satu lembaga pendidikan yang ikut serta dalam mendukung tujuan tersebut adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Hal ini dapat kita lihat dari tujuan SMK, yaitu menyiapkan tamatan untuk (a) Mempersiapkan peserta didik memasuki dunia kerja dengan mengembangkan sikap profesionalisme (b) Mempersiapkan peserta didik untuk mampu memilih karier dan berkompetisi sebagai tenaga kerja tingkat menengah dalam mengisi kebutuhan dunia usaha/dunia industri dimasa kini maupun dimasa yang akan datang (c) Mempersiapkan tamatan agar menjadi warga Negara yang produktif, dan kreatif (d) Mengembangkan sistem pendidikan dan pelatihan serta mampu memperdayakan potensi masyarakat. Berdasarkan konteks di atas maka siswa SMK dipersiapkan kelak untuk memasuki lapangan pekerjaan baik melalui jenjang karier menjadi tenaga kerja di tingkat menengah maupun menjadi mandiri/berusaha sendiri atau usahawan/wiraswastawan. Untuk itu siswa SMK perlu dibekali dengan keterampilan-keterampilan yang mengarah pada keterampilan kerja dan mandiri (berwirausaha). Adapun untuk membentuk manusia yang berjiwa wirausaha dan sekaligus mampu melakukan wirausaha, khususnya pada siswa SMK, maka yang harus tertanam dahulu adalah minat untuk berwirausaha itu sendiri. Sedangkan untuk menumbuhkan minat itu sendiri diperlukan pemahaman tentang konsep diri.

Siagian dalam Purwinarti dan Sri (2006:42) mengungkapkan bahwa banyak faktor yang mendorong seseorang untuk berwirausaha. Salah satu kunci untuk dapat mengetahui faktor tersebut adalah dengan memahami apa yang orang butuhkan. Studi yang dilakukan oleh Russel M. Knight (1983) di Kanada menyimpulkan bahwa wirausaha utamanya tidak dimotivasi oleh penghasilan tambahan, tetapi oleh keinginan melepaskan diri dari lingkungan yang tidak diinginkan, disamping guna menemukan arti baru bagi kehidupannya. Atas dasar itu maka dapat diartikan bahwa seseorang yang akan berwirausaha perlu memahami tentang konsep dirinya. Menurut Alex Sobur (2009:507) konsep diri merupakan semua persepsi kita terhadap aspek diri yang meliputi aspek fisik, aspek sosial, dan aspek psikologis, yang didasarkan pada pengalaman dan interaksi kita dengan orang lain. Konsep diri berkaitan erat dengan individu termasuk ide, pikiran, kepercayaan serta keyakinan yang diketahui dan dipahami oleh individu tentang dirinya. Hal ini akan mempengaruhi kemampuan individu dalam membina hubungan dengan orang lain, setiap orang akan mendasarkan, membandingkan, merespon dan membentuk prilaku sesuai dengan konsep dirinya. Konsep diri ini terbentuk melalui proses yang terjadi sejak lahir kemudian secara bertahap mengalami perubahan seiring dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan individu. Pembentukan konsep diri sangat dipengauhi oleh lingkungan. Konsep diri ini juga akan dipelajari melalui kontak dan pengalaman dengan orang lain termasuk berbagai tekanan yang dialami individu. Hal ini akan membentuk persepsi individu terhadap dirinya sendiri dan penilaian terhadap pengalaman akan situasi tertentu.

Sonny Sumarsono (2010:13) berpendapat bahwa sebagai wirausaha sangat penting untuk mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya. Karena dalam diri pengusaha, mengenal potensi dirinya tersebut maka timbul suatu dorongan bahwa mengenal berbagai hal yang telah dicapai sebenarnya akibat dari perilaku dirinya memanfaatkan kekuatan dan kelemahan yang ada pada dirinya. Adapun pihak sekolah kejuruan berperan untuk memberikan pengetahuan yang dibutuhkan oleh siswa, terutama tentang pendidikan kewirausahaan agar siswa mengetahui tentang kewirausahaan dengan baik sehingga dapat diarahkan menuju kemandirian untuk dapat melakukan usaha sendiri. Untuk itu, maka Sekolah Menengah Kejuruan memberikan mata diklat kewirausahaan pada siswanya. Program diklat ini berdasarkan silabus Garis-Garis Besar Program pendidikan dan pelatihan SMK ternyata penuh dengan teori dan ketrampilan untuk mengarahkan siswa memahami tentang arti, peranan, fungsi, dan jurus-jurus untuk melakukan kewirausahaan. Program diklat ini jika diberikan dengan teknik yang baik dan tidak semata-mata hanya mentransfer ilmu pengetahuan, guru terampil dalam memberikan motivasi siswa maka program diklat ini akan menggugah minat siswa dalam mengembangkan jiwa kewirausahaan. Dengan demikian kelak siswa telah berbekal ilmu dan minat serta jiwa kewirausahaan. Inti dari kewirausahaan di sini adalah siswa tergugah untuk melakukan kemandirian dalam berusaha, siswa berubah sikap dari ketergantungan kepada orang lain menjadi mandiri, siswa sudah mempunyai cita-cita untuk berusaha sendiri dengan menciptakan lapangan kerja sendiri. Siswa mampu mengikis kebiasaan meminta, rendah diri dan berusaha bekerja berdasarkan atas kualitas, serta mempunyai kepercayaan diri yang tinggi.

Minat siswa terhadap kewirausahaan perlu diketahui oleh guru maupun siswa itu sendiri mengingat minat ini dapat mengarahkan siswa untuk melakukan pilihan dalam menentukan cita-citanya. Cita-cita merupakan perwujudan dari minat dalam hubungan dengan proses/jangkauan masa depan bagi siswa untuk merencanakan dan menentukan pilihan terhadap pendidikan, jabatan atau pekerjaan yang diinginkan. Siswa yang berminat dalam berwirausaha cenderung memilih karir ke sektor swasta dan berwirausaha. Jumlah wirausahawan di Indonesia masih tertinggal dari negara-negara tetangga. Hal tersebut disampaikan Wakil Presiden Boediono dalam pembukaan Global Entrepreneurship Week (GEW) Indonesia di Bank Indonesia, Jakarta, Senin 12/11/2012. "Berdasarkan survei Bank Dunia pada 2008, koefisien wirausahawan Indonesia hanya 1,56% dari total penduduk," papar Boediono. Angka tersebut, kata Boediono, lebih rendah dari negara tetangga, yakni Malaysia 4% dan Singapura 7,2%. (satunegeri.com. 2012) Berdasarkan data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pengangguran di Indonesia masih terbilang sangat besar. Pada periode Agustus 2012 mencapai 7,2 juta orang, lulusan SMA dan SMK paling banyak menyumbang angka pengangguran. "Dari level pendidikannya, tingkat Pengangguran Terbuka periode Agustus 2012 masih ditempati posisi tertinggi oleh mereka yang lulusan SMK dan SMA," kata Kepala BPS Suryamin dalam jumpa pers di kantornya, Senin (5/11/2012). Angka pengangguran tertinggi berdasarkan level kelulusan pendidikan yang pertama adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 9,87%, Sekolah Menengah Atas (SMA) 9,6%, Sekolah

Menengah Pertama 7,76%, Diploma I/II/III 6,21%, Universitas 5,91%, dan SD ke bawah dengan 3,64%. (esq-news.com, 2012) Melihat kondisi yang terjadi di lapangan, sebagaimana yang dihadapi SMK pada umumnya, maka SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan sebagai subsistem pendidikan nasional yang nota bene-nya menyiapkan tenaga kerja yang terampil pada berbagai bidang keahlian tertentu, ternyata juga tidak luput dari permasalahan yang senantiasa menjadi polemik, yaitu mengenai ketidaksesuaian kelulusan (output) pendidikan dengan keperluan pekerjaan yang ada dan kurangnya dari mereka untuk menciptakan lapangan pekerjaan (berwirausaha). Hal ini diperkuat lagi dengan banyak lulusan SMK yang menganggur dan bekerja tidak sesuai dengan keterampilan yang mereka peroleh di sekolah dan kurangnya minat mereka dalam berwirausaha. Seperti yang dikatakan oleh Wakil Presiden Boediono, bahwa hanya 1,56% dari total penduduk Indonesia yang menggeluti dunia wirausaha, tentunya bisa diperkirakan tamatan SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan saat ini juga masih sangat sedikit yang menggeluti dunia wirausaha. Berkaitan dengan hal di atas maka perlu diperhatikan adanya pengaruh dari dalam diri siswa itu sendiri yaitu tentang konsep dirinya untuk merasa mampu menjadi wirausahaan. Selain itu penguasaan pengetahuan tentang kewirausahaan juga perlu dimantapkan agar nantinya bisa diaplikasikan. Penguasaan pengetahuan kewirausahaan pada siswa ini dapat dilihat melalui prestasi belajar yang ditunjukkan oleh nilai yang diperoleh pada mata diklat kewirausahaan.

Kenyataan ini mendorong keinginan penulis untuk mengungkapkan lebih jauh hal tersebut dengan mengangkat judul Hubungan Konsep Diri dan Prestasi Belajar Mata Diklat Kewirausahaan terhadap Minat Berwirausaha pada siswa kelas XI SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan. B. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah adalah pengklasifikasikan masalah dalam bentuk luas. Bila diidentifikasi masalah penelitian ini maka timbullah berbagai masalah diantaranya adalah: 1. Apakah siswa kelas XI SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan berminat dalam berwirausaha? 2. Bagaimana kemandirian belajar siswa kelas XI SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan? 3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi prestasi belajar mata diklat kewirausahaan siswa kelas XI SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan? 4. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi minat berwirausaha siswa kelas XI SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan? 5. Apakah prestasi mata diklat kewirausahan membuat siswa kelas XI SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan mampu mengembangkan minat berwirausaha? 6. Apakah ada hubungan antara konsep diri dengan minat berwirausaha siswa kelas XI SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan? 7. Apakah ada hubungan antara prestasi belajar dengan minat berwirausaha pada siswa kelas XI SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan?

C. Batasan Masalah Dalam penelitian ini, melihat luasnya cakupan masalah yang terkait dalam identifikasi masalah di atas, maka dalam penelitian ini perlu adanya pembatasan masalah sebagai berikut: 1. Konsep diri siswa dibatasi pada aspek penilaian diri, respon orang lain terhadap diri, peran diri dan kelompok refrensi. 2. Prestasi belajar mata diklat kewirausahaan dibatasi pada aspek kognitif saja, yaitu dilihat dari nilai raport siswa. 3. Minat berwirausaha dibatasi pada aspek keinginan untuk berprestasi, bertanggung jawab, preferensi kepada risiko-risiko menengah, persepsi pada kemungkinan berhasil, rangsangan oleh umpan balik, aktifitas energik, orientasi kemasa depan, keterampilan dalam pengorganisasian, sikap terhadap uang dan peluang. D. Rumusan Masalah Dalam penelitian, perumusan masalah merupakan bagian yang paling penting untuk memberikan arah kepada suatu penelitian. Hal ini berguna untuk mempermudah penenelitian yang akan dilakukan. Maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut : 1. Apakah terdapat hubungan yang positif antara konsep diri dengan minat berwirausaha pada siswa kelas XI SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan? 2. Apakah terdapat hubungan yang positif antara prestasi belajar mata diklat kewirausahaan dengan minat berwirausaha pada siswa kelas XI SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan?

3. Apakah terdapat hubungan yang positif antara konsep diri dan prestasi belajar mata diklat kewirausahaan dengan minat berwirausaha pada siswa kelas XI SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan? E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam suatu penelitian, untuk itu perlu dirumuskan tujuan apa yang ingin dicapai. Dengan demikian kegiatan penelitian yang diharapkan dapat berhasil, sesuai dengan yang diharapkan. Tujuan dari penelitian ini antara lain : 1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif antara konsep diri siswa dengan minat berwirausaha siswa kelas XI SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan. 2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif antara prestasi mata diklat kewirausahaan dengan minat berwirausaha siswa kelas XI SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan. 3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif antara konsep diri dan prestasi belajar mata diklat kewirausahaan dengan minat berwirausaha siswa kelas XI SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan. F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian yang diharapkan penulis nantinya dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sebagai bahan masukan bagi siswa agar mampu mengambil langkah-langkah yang tepat dalam upaya meningkatkan perhatian pada bidang kewirausahaan

yang berguna praktis untuk kehidupannya sehingga mendorong minat untuk berwirausaha. 2. Sebagai masukan untuk guru dalam menentukan langkah-langkah yang tepat untuk membantu peningkatan program pengajaran kewirausahaan agar dapat meningkatkan minat berwirausaha siswa. 3. Sebagai masukan bagi peneliti lainnya yang ingin melakukan penelitian sejenis.