BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I. punggung bawah. Nyeri punggung bawah sering menjadi kronis, menetap atau. sehingga tidak boleh dpandang sebelah mata (Muheri, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan produktivitas kerja akan tercapai jika semua komponen dalam

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah atau Low Back Pain (LBP) merupakan. sehingga dengan demikian walaupun etiologi LBP dapat bervariasi dari yang

BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi di masyarakat. Nyeri punggung bawah sering dijumpai dalam

BAB I PENDAHULUAN. tergantung dari jenis produksi, teknologi yang dipakai, bahan yang digunakan,

BAB I PENDAHULUAN. populasi pada usia>50 tahun dan sering terjadi pada usia didapatkan pada usia tahun. Di Amerika Serikat, kasusnyeri

BAB I PENDAHULUAN. keluhannya seringkali rancu, sehingga pasien selalu menduga panyakitnya ada di

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hasil yang optimal. Upaya kesehatan yang semula dititikberatkan pada

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ringan atau berat sehingga dalam proses penyembuhan pasien. buruk dari rawat inap atau long bed rest.

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN SPONDYLOSIS LUMBALIS 4-5 DENGAN MWD ULTRA SOUND DAN WILLIAM FLEXION EXERCISE DI RSUD SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. Dunia globalisasi menuntut masyarakat untuk memenuhi kebutuhan

Kata Kunci : Edukasi lingkungan kerja yang ergonomis, back school exercise, nyeri, disabilitas

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan tenaga fisik yang berat. Bentuk pekerjaan ini adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh terbentuk atas banyak jaringan dan organ yang masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. Dari Jabir bin Abdullah radhiallahu anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 270 juta kasus kecelakaan kerja pertahun di seluruh dunia (Ferusgel,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang dapat mengganggu proses kerja sehingga menjadi kurang

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN MIOGENIK DI RST. Dr. SOEJONO MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab 40% kunjungan pasien berobat jalan terkait gejala. setiap tahunnya. Hasil survei Word Health Organization / WHO

BAB I PENDAHULUAN. bahwa prevalensi LBP dalam 1 tahun, adalah dari 3,9% hingga 65% (Andersson,

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan prioritas pada upaya promotif dan preventif tanpa

LAYANAN REHABILITASI MEDIK DALAM KEJADIAN KEGAWATDARURATAN. dr Luh K Wahyuni, SpKFR-K*, dr Fitri Anestherita, SpKFR

BAB I PENDAHULUAN. akibat nyeri punggung. Nyeri punggung bagian bawah merupakan penyebab

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari, terutama di negara-negara industri. Sekitar 70-85% dari seluruh

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keluhan dan gangguan. Hal ini terjadi karena kurangnya

SKRIPSI HUBUNGAN POSISI DUDUK DENGAN TIMBULNYA NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PENGEMUDI MOBIL

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah menyelenggarakan. bagian-bagian integral dari pembangunan nasional.

PENGARUH TERAPI TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION DAN ULTRASOUND PADA LOW BACK PAIN KINETIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional yang kini digalakan salah satunya adalah di

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa situasi dan kondisi pekerjaan, baik tata letak tempat kerja atau

BAB I PENDAHULUAN. LBP sering dijumpai dalam praktek sehari-hari, terutama di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hidup dalam masyarakat.pembangunan kesehatan, yaitu: menggerakkan. memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. punggung antara lain aktifitas sehari-hari seperti, berolahraga, bekerja, dan

Low back pain ( LBP) atau nyeri punggung bawah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu penentu negara ini memiliki investasi sumber daya manusia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan peran serta masyarakat untuk lebih aktif. Aktivitas manusia sangat

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan kesehatan kerja merupakan salah satu upaya pembangunan

PENDAHULUAN. yang berkembang kian pesat sangat berpengaruh pula aktivitas yang terjadi pada

BAB 1 PENDAHULUAN. lumbal atau lumbo-sakral dan sering disertai dengan penjalaran nyeri ke arah

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Gangguan pembuluh darah otak (GPDO) adalah salah satu gangguan

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. penelitian, ditemukan bahwa nyeri punggung bawah mengenai kira-kira %

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, mobilitas manusia menjadi. semakin tinggi. Dengan dampak yang diakibatkan, baik positif maupun

BAB I PENDAHULUAN. dimana dijumpai beraneka ragam jenis keluhan antara lain gangguan neuromuskular,

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan agar pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya,baik

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fungsional sehari-hari. Dimana kesehatan merupakan suatu keadaan bebas

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN METODE NEURO DEVELOPMENT TREATMENT PADA CEREBRAL PALSY SPASTIK ATETOID HEMIPLEGI DI YPAC SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. umum dan untuk mencapai tujuan tersebut bangsa Indonesia melakukan

BAB I PENDAHULUAN. kesepuluh penyebab terjadinya kesakitan dan kematian. Faktor pekerjaan

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN STROKE HEMORAGE DEXTRA DI RSUD PANDANARANG BOYOLALI

I. PENDAHULUAN. Low Back Pain (LBP) adalah suatu sindroma nyeri yang terjadi pada daerah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Dengan tingkat kesehatan yang optimal maka akan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut International Association for Study of Pain (IASP) dalam Potter & Perry

BAB I PENDAHULUAN. jaman. Termasuk ilmu tentang kesehatan yang di dalamnya mencakup. manusia. Selama manusia hidup tidak pernah berhenti menggunakan

EFEKTIFITAS DAN KENYAMANAN TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION

BAB I PENDAHULUAN. 1 UU Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja) (Kuswana,W.S, 2014).

BAB 1 PENDAHULUAN. seumur hidup sebanyak 60% (Demoulin 2012). Menurut World Health

I. PENDAHULUAN. Keluhan low back pain (LBP) dapat terjadi pada setiap orang, dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk itu peran serta masyarakat sangat diperlukan dalam rangka menciptakan. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang. merokok dan minum-minuman keras. Mereka lebih memilih sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. atau man made disease. Penyakit Akibat Kerja menurut OSHA. tahun 1992, dimana sekitar 62% pekerja menderita Musculoskeletal

BAB I PENDAHULUAN. bawah sudah sangat umum di kalangan masyarakat, dari data populasi. pada waktu tertentu (Sambrook, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang secara menyeluruh. Termasuk pembangunan di bidang kesehatan.

PERBEDAAN PENGARUH PENAMBAHAN WILLIAM S FLEXION EXERCISES PADA INTERVENSI SHORT WAVE DIATHERMY DAN TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION PADA

BAB I PENDAHULUAN. Upaya dalam pembangunan kesehatan ditunjukkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga manakala seseorang menderita sakit maka seseorang akan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat, berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. kondisi dimana terjadi kerusakan bentuk dan fungsi dari tulang tersebut yang. dapat berupa patahan atau pecah dengan serpihan.

BAB I PENDAHULUAN. duduk terlalu lama dengan sikap yang salah, hal ini dapat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah atau Low Back Pain (LBP) merupakan. merupakan bagian pinggang atau yang ada di dekat pinggang.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami nyeri pinggang dan Indonesia sendiri diperkirakan jumlahnya lebih

BAB I PENDAHULUAN. pengguna jasa asuransi kesehatan. Pengertian sehat sendiri adalah suatu kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi sekarang ini aktivitas penduduk semakin meningkat, dalam

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI LOW BACK PAIN ET CAUSA MYOGENIK DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan di Amerika Serikat setelah penyakit jantung dan kanker. Terhitung 1

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN PASKA STROKE NON HEMORAGIK DEKSTRA STADIUM AKUT

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan termasuk salah satunya bidang kesehatan. Pembangunan di bidang

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah merupakan kasus yang banyak ditemui. dalam praktek sehari-hari, umumnya menyerang semua orang tanpa

BAB 1 PENDAHULUAN. langsung dan tidak langsung, kesehatan masyarakat juga perlu. With Low Back Pain : A Randomized Controllled Trial Bukti juga

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fungsional sehari-hari. Kesehatan merupakan keadaan bebas dari

HUBUNGAN SIKAP KERJA DUDUK DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PEKERJA RENTAL KOMPUTER DI PABELAN KARTASURA

BEDA PENGARUH LIFTING TECHNIC EXERCISE DENGAN BACK EXERCISE TERHADAP NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PEKERJA GILING PADI

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan hidup. Sebagian aktivitas dan pekerjaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang memanjakan kehidupan manusia. Sehingga akifitas fisik. mengalami peningkatan yang begitu pesat.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. 2011). Nyeri ini dapat menjalar ke tungkai bawah posterior lateral dan ke lutut

BAB I PENDAHULUAN. bidang semakin ketat. Persaingan yang semakin ketat tersebut menuntut kualitas

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA ISCHIALGIA DEKSTRA DI RSAL DR RAMELAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh tugas, kepribadian, dan lingkungan, seperti bekerja, olahraga,

KARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi

BAB 1 PENDAHULUAN. penyembuhan (kuratif), dan pemulihan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara

BAB I PENDAHULUAN. belum bisa dihindari secara keseluruhan. Dunia industri di Indonesia masih

BAB I PENDAHULUAN. penyakit, baik fisik, mental, dan sosial. Maka diperlukan suatu kesehatan yang

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS NYERI PUNGGUNG BAWAH MIOGENIK

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Selain kebutuhan primer ( sandang, pangan, papan) ada hal penting yang sangat dibutuhkan oleh kita agar dapat melaksanakan aktifitas sehari-hari, yaitu kesehatan. Sehat itu sendiri ada beberapa definisi. Antara lain definisi sehat menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO,2013) menyebutkan bahwa: Sehat adalah keadaan keseimbangan yang sempurna, baik fisik, mental, dan kesejahteraan sosial, yang merupakan satu kesatuan dan tidak hanya bebas dari penyakit dan kecacatan. Kesehatan dilihat dari aspek ekonomi. Terlihat bila seseorang (dewasa) produktif dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat menyokong terhadap hidupnya sendiri dan keluarganya. Jika terjadi gangguan kesehatan pada orang dewasa maka akan mengurangi produktifitas nya dalam bekerja, hal ini tidak hanya berpengaruh pada dirinya sendiri ataupun keluarganya tetapi juga berpengaruh pada produktifitas dari tempatnya bekerja. (Koesyanto, 2013) Diperkirakan 2,3 juta orang meninggal setiap tahun akibat sakit atau kecelakaan kerja. Lebih dari 160 juta pekerja menderita penyakit akibat kerja dan 313 juta pekerja mengalami kecelakaan non fatal per tahunnya. Sementara irtu anggaran untuk kecelakaan dan penyakit akibat kerja, yang terbanyak yaitu penyakit karena gangguan muskuloskeletal 40%, penyakit jantung 16%, kecelakaan 16% dan 19% penyakit saluran pernafasan (ILO, 2015). Dari beberapa penelitian menggambarkan bahwa penyakit dengan prosentase terbesar adalah gangguan muskuloskeletal. Paling banyak adalah nyeri punggung. Lebih spesifiknya nyeri pada punggung bawah atau Low Back Pain (LBP). LBP merupakan keluhan yang sering ditemui pada praktek sehari hari dan diperkirakan hampir semua orang pernah mengalaminya sekali semasa hidupnya. LBP adalah nyeri yang dirasakan di daerah punggung karena ketegangan otot, kekakuan lokal dibawah kosta dan diatas lipatan gluteus inferior dengan atau tanpa linu pegal. Dikatakan kronik jika berlangsung 1

2 selama 12 minggu atau lebih. (Chou 2011). Chronic Low Back Pain (CLBP) jarang fatal tetapi nyeri yang dirasa mengakibatkan penderita mengalami suatu ketidakmampuan (disabilitas) yaitu keterbatasan fungsional dalam aktifitas sehari-hari dan kehilangan jam kerja terutama usia produktif, sehingga merupakan alasan terbanyak dalam mencari pengobatan. Kasus CLBP bukan hal baru di Indonesia, berdasarkan data dari Universitas Negeri Semarang ditemukan angka prevalensi kejadian CLBP di Indonesia berkisar 7,6% - 37% pertahun dari jumlah populasi. (Koesyanto, 2013). Masalah CLBP pada pekerja umumnya dimulai pada usia dewasa muda dengan puncak prevalensi kelompok usia 25-50 tahun. Mayoritas penderita CLBP akan mengalami kekambuhan setelah sembuh. Akibatnya seringkali keluhan CLBP mengganggu aktifitas dan menurunkan produktifitas. Dari masalah tersebut diperlukan adanya pendekatan dari berbagai tenaga kesehatan. Sesuai dengan peran fisioterapi menurut PERMENKES RI No 65/ MENKES/ SK/ V/ 2015 tentang standar pelayanan fisioterapi. Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan / kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang rentang kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis dan mekanis), pelatihan fungsi dan komunikasi. Kasus CLBP sangat berperan penting ditangani oleh fisioterapi dengan serius, baik dalam hal preventif, promotif, kuratif maupun rehabilitatif. Mulai dari dilakukannya pemeriksaan yang benar dengan tepat dan efisien agar diperoleh diagnosa fisioterapi yang tepat sehingga dapat di tentukan tindakan intervensi fisioterapi yang tepat dan prognosa yang sesuai dengan kondisi. Pemeriksaan yang tepat dan efisien akan meminimalisir pengeluaran biaya yang digunakan untuk mengumpulkan data penunjang seperti pemeriksaan radiologi, laboratorium, elektro myografi (EMG). Pemeriksaan yang tepat dan efisien yang berlanjut dengan intervensi tindakan fisioterapi yang tepat pula dapat membantu pasien untuk mengurangi atau bahkan menghentikan penggunaan obat-obat anti nyeri golongan NSAID (Non Steroid Anti Inflamasi Drug). Karena penggunaan obat obat NSAID beresiko pada lambung antara

3 lain mulai dari yang ringan yaitu merangsang produksi asam lambung yang hingga yang berlebihan yaitu terjadinya pendarahan lambung dan otak. Sejauh ini pengobatan CLBP secara umum bertujuan untuk menghilangkan rasa nyeri, mempertahankan fungsi punggung bawah, meningkatkan range of movement (ROM), meningkatkan kekuatan punggung bawah,serta mencegah kekambuhan nyeri punggung bawah. Salah satu cara pengobatan CLBP adalah tindakan fisioterapi yang dilakukan secara rutin akan memberikan efek yang baik karena dapat mencegah nyeri datang kembali. Selain dengan fisioterapi nyeri CLBP dapat di cegah dengan memahami faktor pencetus dan menjaga postur tubuh yang baik. Postur yang baik menyebabkan otot tubuh bekerja lebih effisien sehingga tidak menimbulkan stres pada tulang belakang. Dalam penanganan kasus nyeri pinggang fisioterapi juga tetap mempunyai keterbatasan yang kita sebut dengan red flag, dimana dalam kondisi ini fisioterapis wajib merujuk kepada pihak yang lebih kompeten untuk menanganinya atau menggunakan data tambahan seperti magnetic resonansi imaging (MRI) sebelum melakukan intervensi terapi fisioterapi. Batasan tersebut adalah jika menemukan pasien dalam kondisi antara lain, onset usia <20 atau > 50 tahun, nyeri non mekanik (tidak berhubungan dengan waktu dan aktifitas), nyeri thorax, riwayat karsinoma, penggunaan steroid, HIV, merasa kurang sehat,penurunan berat badan yang drastis,gejala neurologis yang kuat, deformitas struktur tulang belakang. Selain red flag fisioterapis juga perlu memperhatikan faktor resiko. Selain karena faktor individu, faktor lingkungan kerja juga sangat mempengaruhi terjadinya cedera pada pekerja. Lingkungan kerja yang kurang ergonomis seperti peralatan kerja yang kurang sesuai dengan jenis pekerjaan, pengaturan suhu dan pencahayaan yang kurang. Hal ini akan berpengaruh terhadap kesehatan pekerja. Sehingga akan mempengaruhi produktifitas kerja. Untuk itu perlu bagi kita sebagai seorang fisioterapis yang lingkup kerjanya antara lain meliputi pencegahan, pemulihan dan pemeliharaan. Perlu mengetahui tentang apakah yang dimaksud dengan lingkungan yang ergonomis. Kemudian mengajarkan kepada masyarakat khususnya pekerja seperti apakah lingkungan yang ergonomis tersebut.

4 Menurut pusat kesehatan RI upaya ergonomi antara lain adalah penyesuaian peralatan dan tempat kerja dengan dimensi tubuh manusia, agar manusia sebagai pelaksanaan tidak mengalami cepat lelah, dapat mengatur suhu ruangan kerja, pengaturan pencahayaan sesuai dengan kebutuhan kondisi dan kebutuhan manusia dalam dunia kerja. Banyak metoda untuk mengatasi gangguan nyeri punggung khususnya punggung bawah yang dapat fisioterapis ajarkan ke masyarakat. Beberapa diantaranya adalah terapi latihan. Contohnya terapi latihan tersebut adalah tehnik Mc.Kenzie, William flexion exercise, back school exercise, core stability dan beberapa yang lainnya. Disini penulis akan mengambil tehnik back school exercise karena mudah diterapkan serta lebih mudah diajarkan dalam kelompok. Pada penelitian sebelumnya oleh Garcia, Allesandra Narciso et, al. 2013, back school exercise adalah terapi latihan yang terkait dengan komponen pendidikan tentang penanggulangan nyeri pada CLBP yang telah dianggap sebagai salah satu intervensi yang efektif untuk mengurangi rasa sakit dan kecacatan pada pasien CLBP. Efek terapi latihan cenderung menetap untuk mencegah nyeri setidaknya sampai enam bulan setelah treatment dibandingkan perawatan yang biasa. Ditemukan bukti yang kuat bahwa terapi latihan dapat mengurangi intensitas kekambuhan kembali. Target penulis disini adalah dapat memberikan edukasi yang efektif kepada pekerja dalam bentuk grup bukan individu. Untuk itu penulis memilih tehnik yang mudah dikerjakan dirumah sebagai home program bukan intervensi pribadi perindividu seperti pasien yang datang ke klinik. Agar harapan penulis pada masyarakat untuk lebih mengenal fisioterapi dapat tercapai. B. IDENTIFIKASI MASALAH Kesehatan akan mempengaruhi manusia dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Secara tidak langsung (indirect) postur yang jelek dan ergonomi yang buruk akan mengakibatkan muscle imbalance pada otot paravertebra lumbal. Gangguan yang terjadi akibat CLBP berupa nyeri dan disabilitas pada penderita. Pada CLBP sering di interprestasikan sebagai nyeri yang berkaitan dengan aktivitas seperti berpakaian, duduk, berdiri, jalan, mengangkat barang.

5 Dalam kegiatan sehari-hari punggung dan tulang belakang hampir selalu terlibat dalam aktifitas manusia. Dalam kaitannya dengan problem gangguan fisik yang berhubungan dengan alat gerak tubuh, gangguan tulang belakang adalah salah satu dari sekian banyak gangguan akibat kerja, baik itu dilihat dari susunannya fungsinya, maupun proses patologinya. Daerah lumbal terdiri dari L1- L5 dan L5-S1 yang paling besar menerima beban atau berat tubuh sehingga daerah lumbal menerima gaya dan stres mekanikal paling besar sepanjang vertebrae (Bellenir,2008 dalam ayustiasih 2012). Terdapat banyak sekali intervensi fisioterapi yang dapat diberikan dalam menangani kondisi CLBP. Pada penelitian ini fisioterapis akan mencoba melakukan penelitian terhadap perbedaan intervensi edukasi lingkungan kerja yang ergonomis dengan penambahan back school exercise pada edukasi lingkungan kerja yang ergonomis terhadap CLBP. C. PERUMUSAN MASALAH 1. Adakah efek edukasi lingkungan kerja yang ergonomis terhadap nyeri dan disabilitas pada kondisi Chronic Low Back Pain? 2. Adakah efek edukasi lingkungan kerja yang ergonomis dan back school exercise terhadap nyeri dan disabillitas pada kondisi Chronic Low Back Pain? 3. Apakah ada perbedaan efek edukasi lingkungan kerja yang ergonomis dengan penambahan back school exercise terhadap nyeri dan disabilitas pada kondisi Chronic Low Back Pain? D. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui adakah efek penambahan back school exercise pada edukasi lingkungan kerja yang ergonomis terhadap nyeri dan disabilitas pada kondisi Chronic Low Back Pain. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui efek edukasi lingkungan kerja yang ergonomis terhadap nyeri dan disabilitas pada kondisi Chronic Low Back Pain.

6 b. Untuk mengetahui efek back school exercise terhadap nyeri dan disabilitas pada Chronic Low Back Pain. E. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat bagi penulis a. Penulis dapat lebih memahami ilmu tentang ergonomi pada lingkungan kerja yang dapat mencegah dan menjaga agar tidak kambuh kembali pada kasus Chronic low Back Pain. b. Peneliti dapat lebih memahami manfaat latihan back school pada pengobatan dan menjaga agar tidak kambuh kembali pada kasus Chronic Low Back Pain. c. Penulis dapat lebih memahami tehnik penulisan dan penelitian yang nantinya dapat dijadikan dasar dalam memberikan edukasi secara kelompok pada masyarakat yang lebih baik. 2. Bagi institusi pendidikan Sebagai bahan informasi dan masukan guna penelitian lebih lanjut. 3. Bagi pengembangan ilmu Memberikan pengetahuan mengenai edukasi pada masyarakat dalam bentuk kelompok agar masyarakat lebih mengenal fisioterapi. Bagaimana memberikan program fisioterapi yang efektif dan efisien mulai dari proses pemeriksaan, pengumpulan data, mengambil kesimpulan untuk menentukan diagnosa yang tepat dan tindakan terapi yang sesuai serta mudah dipahami oleh masyarakat awam. 4. Bagi masyarakat Menambah pengetahuan bagaimana lingkungan yang ergonomis agar terhindar dari cedera akibat lingkungan kerja yang kurang baik. Mengetahui cara latihan yang efektif dan sederhana tapi mampu mencegah Chronic Low Back Pain, memulihkan dan mencegah supaya tidak kambuh kembali. Mengurangi biaya yang harus dikeluarkan karena adanya pemeriksaan yang efektif dan efisien. Lebih mengenal profesi fisioterapi yang ternyata lingkup kerjanya sangat luas karena menyangkut gerak dan fungsional tubuh.