2016, No Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4967); 2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Pe

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA DAERAH KOTA BEKASI

2017, No Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 83, Tambahan L

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2017 TENTANG REHABILITASI SOSIAL RUMAH TIDAK LAYAK HUNI DAN SARANA PRASARANA LINGKUNGAN

2017, No Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Le

2018, No Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4967); 3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang P

2018, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG MEKANISME PENGGUNAAN DATA TERPADU PROGRAM PENANGANAN FAKIR MISKIN

ELEKTRONIK WARUNG KELOMPOK USAHA BERSAMA PROGRAM KELUARGA HARAPAN

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG MEKANISME PENGGUNAAN DATA TERPADU PROGRAM PENANGANAN FAKIR MISKIN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGUMPULAN DAN PENGGUNAAN

2017, No Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Le

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan : 1. Pengumpulan sumbangan masyarakat adalah penghimpunan dan/atau

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG TARUNA SIAGA BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI SLEMAN PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG

2017, No Indonesia Tahun 2011 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5235); 4. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 04 TAHUN 2015 TENTANG BANTUAN LANGSUNG BERUPA UANG TUNAI BAGI KORBAN BENCANA

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 176 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM ASISTENSI SOSIAL LANJUT USIA TELANTAR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Le

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI SOSIAL NOMOR 5 TAHUN tentang

2015, No Peraturan Menteri Sosial tentang Rencana Program, Kegiatan, Anggaran, Dekonsentrasi, dan Tugas Pembantuan Lingkup Kementerian Sosial

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambah

- 1 - PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG PENERBITAN KARTU PENYANDANG DISABILITAS

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 201

2014, No.38 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Pengelolaan Zakat adalah kegiatan perencanaan, pela

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 177, Tam

2017, No , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5948) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2017 tentang

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ADAT TERPENCIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG AGENSI PENYELENGGARAAN UNDIAN GRATIS BERHADIAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2012 TENTANG BANTUAN SOSIAL UNTUK KOMUNITAS BUDAYA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PENGGUNAAN BERAS REGULER DALAM PENANGGULANGAN BENCANA

2016, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lem

- 1 - KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan L

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 22

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

2016, No Negara Republik Indonesia Nomor 5062); 2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional;

- 2 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pengesahan Convention on the Rights of Persons with Disabilities (Konvensi Mengenai Hak-H

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG

2017, No Pendekatan Wilayah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5449);

2016, No Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2016 tentang Pemberian Kompensasi Kepada Warga Negara Indonesia Bekas Warga Provinsi Timor Timur

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG

2018, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 12,

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2017 TENTANG LEMBAGA KONSULTASI KESEJAHTERAAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAZNAS Badan Annl Zakat Nasionat

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG LAPORAN KEPALA DESA

- 1 - PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

KREDIT USAHA PEMBIBITAN SAPI

2016, No mengalihkan Pegawai Negeri Sipil Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota menjadi Pegawai Negeri Sipil Kementerian Kelautan dan Peri

2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara R

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik I

2017, No sesuai dengan kebutuhan, maka perlu dibentuk Satuan Tugas Penanganan Masalah Perempuan dan Anak; e. berdasarkan pertimbangan sebagaim

BUPATI BINTAN HASIL PERBAIKAN PAK JAROT

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 40 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG

2018, No.4-2- Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 186 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERDAYAAN SOSIAL TERHADAP KOMUNITAS ADAT TERPENCIL

2017, No Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Aku

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1954 tentang Undian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 75, Tambahan Lem

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 52

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2013

BERITA NEGARA. No.1192, 2012 KEMENTERIAN NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. Bantuan Sosial. Mikro dan Kecil. Pedoman

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

2015, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 21 TAHUN 2014

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2014 NOMOR 5 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

2017, No Indonesia Tahun 2011 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5235); 3. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tent

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. No.1711, 2015 KEMENPORA. Belanja Barang. Pertanggungjawaban. Pengelolaan. Perubahan. PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. Nomor : 01/Per/Dep.

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

No. 24, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMSOS. Kelompok Usaha Bersama. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG KELOMPOK USAHA BERSAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentangpenyelenggaraan Kesejahteraan Sosial diperlukan upaya pemberdayaan sosial terhadap kelompok yang ditujukan kepada kumpulan orang, baik yang terbentuk secara sukarela maupun yang sengaja dibentuk dengan tujuan tertentu,miskin, terpencil, dan/atau rentan sosial ekonomi; b. bahwa untuk melaksanakan pemberdayaan sosial perlu dilakukan pemberian bantuan sosial kepada masyarakat miskin, terpencil, dan/atau rentan sosial ekonomi dengan mekanisme usaha ekonomi produktif melalui kelompok usaha bersama; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Sosial tentang Kelompok Usaha Bersama; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik

2016, No.24-2- Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4967); 2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5235); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 1981 tentang Pelayanan Kesejahteraan Sosial Bagi Fakir Miskin (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3206); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5294); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Upaya Penanganan Fakir Miskin melalui Pendekatan Wilayah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5449); 6. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); 7. Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2015 tentang Kementerian Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor86); 8. Peraturan Menteri Sosial Nomor 20 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Sosial (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1845); MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN MENTERI SOSIAL TENTANG KELOMPOK USAHA BERSAMA.

-3-2016, No.24 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Kelompok Usaha Bersama yang selanjutnya disebut KUBE adalah kelompok keluarga miskin yang dibentuk, tumbuh dan berkembang atas prakarsanya dalam melaksanakan usaha ekonomi produktif untuk meningkatkan pendapatan keluarga. 2. Fakir Miskin adalah orang yang sama sekali tidak mempunyai sumber mata pencaharian dan/atau mempunyai sumber mata pencaharian akan tetapi tidak mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan dasar yang layak bagi kehidupan dirinya dan/atau keluarganya. 3. Pemberdayaan Sosial adalah semua upaya yang diarahkan untuk menjadikan warga negara yang mengalami masalah sosial mempunyai daya, sehingga mampu memenuhi kebutuhan dasarnya. 4. Penanganan Fakir Miskin adalah upaya yang terarah, terpadu, dan berkelanjutan yang dilakukan Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat dalam bentuk kebijakan, program, kegiatan pemberdayaan, pendampingan, serta fasilitasi untuk memenuhi kebutuhan dasar setiap warga negara. 5. Pendamping KUBE adalah seseorang yang ditugaskan untuk mendampingi pelaksanaan KUBE agar dapat meningkatkan kesejahteraan anggotanya. 6. Bantuan Sosialadalah upaya yang dilakukan agar seseorang, keluarga, kelompok, dan/atau masyarakat yang mengalami guncangan dan kerentanan sosial dapat tetap hidup secara wajar. 7. Usaha Ekonomi Produktif yang selanjutnya disingkat dengan UEP adalah bantuan sosial yang diberikan kepada kelompok usaha bersama untuk meningkatkan pendapatan keluarga.

2016, No.24-4- Pasal 2 KUBE bertujuan untuk memberdayakan masyarakat miskin, mengembangkan pelayanan sosial dasar,meningkatkan pendapatan, kapasitas individu,dan kemampuan berusaha anggota kelompoknya sehingga mampu memenuhi kebutuhannya secara mandiri serta meningkatkan kesetiakawanan sosial. BAB II PEMBENTUKAN KUBE Pasal 3 (1) KUBE dibentuk dengan kriteria: a. mempunyai potensi, kemauan dan kemampuan untuk mengembangkan usaha bersama; b. mempunyai jenis usaha dan tinggal di wilayah desa/kelurahan dalam kecamatan yang sama; dan c. mempunyai keterbatasan akses terhadap pasar, modal, dan usaha. (2) Jumlah anggota KUBE paling sedikit 5 (lima) kepala keluarga dan paling banyak 15 (lima belas) kepala keluarga. (3) KUBE memiliki struktur organisasi terdiri atas ketua, sekretaris, bendahara, dan anggota. (4) Kepengurusan KUBE dipilih berdasarkan hasil musyawarah/keputusan anggota kelompok. Pasal 4 (1) Anggota KUBE harus memenuhi kriteria miskin, terpencil, dan/atau rentan sosial ekonomi. (2) Anggota KUBE sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berasal dari: a. rujukan program;dan b. nonrujukan program. (3) Rujukan program sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a berasal darisasaran keluarga miskin yang:

-5-2016, No.24 a. mendapatkan pelayanan melalui program keluarga harapan baik yang sudah graduasi maupun yang transisi; b. sudah mendapatkan pelayanan melalui program pemberdayaan komunitas adat terpencil; dan c. sudah mendapatkan program bantuan sosial lainnya. (4) Nonrujukan program sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b berasal dari sasaran keluarga miskin yang diusulkan oleh masyarakat, lembaga kesejahteraan sosial, serta telah diverifikasi dan direkomendasi pemerintah kabupaten/kota. Pasal 5 Anggota KUBE sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) harus memenuhi syarat: a. kepala keluarga dan/atau pencari nafkah utama dalam keluarga; b. berdomisili tetap dan memiliki identitas diri; c. telah menikah dan/atau berusia 18 (delapan belas) tahun sampai dengan 60 (enam puluh) tahun dan masih produktif; d. memiliki potensi dan keterampilan; dan e. memiliki surat keterangan tidak mampu dari kelurahan/desa/nama lain yang sejenis atau pemegang kartu penerima bantuan sosial Pasal 6 (1) Keanggotaan KUBEberakhir apabila: a. telah meninggal dunia; b. mengundurkan diri; c. tidak aktif secara permanen; d. pindah ke kecamatan lain; e. tidak menaati aturan dalam kelompok; f. sakit permanen; dan g. melakukan tindak pidana berdasarkan putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap.

2016, No.24-6- (2) Proses penggantian anggota KUBE dilakukan secara musyawarah yang dituangkan dalam berita acara dan disampaikan kepada dinas sosial kabupaten/kota melalui Pendamping KUBE. Pasal 7 (1) Anggota KUBE mempunyai hak: a. memilih/dipilih menjadi pengurus; b. mengemukakan pendapat dan gagasan; c. mengelola usaha dan/atau kegiatan; d. mendapatkan informasi dan pelayanan yang sama; e. menerima bagian dari hasil usaha; dan f. ikut merumuskan aturan kelompok. (2) Anggota KUBE berkewajiban: a. mematuhi aturan kelompok yang telah disepakati bersama; b. menghadiri dan aktif dalam rapat anggota; c. memanfaatkan bantuan untuk kegiatan yang bersifat usaha ekonomi produktif; d. aktif dalam proses usaha KUBE ; e. membayar iuran kesetiakawanan sosial yang telah ditentukan oleh kelompok; f. menyampaikanlaporan kegiatan dan pertanggungjawaban keuangan; dan g. menanggung bersama kerugian usaha kelompok. BAB III PENDAMPING KUBE Pasal 8 (1) Petugas pelaksana pendampingkube meliputi : a. supervisor; b. koordinator; dan c. pendamping desa/kelurahan/nama lain yang sejenis. (2) Supervisor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a bertugas mengoordinasikan koordinator dalam wilayah kabupaten/kota.

-7-2016, No.24 (3) Koordinator sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b bertugas mengoordinasikan pendampingdesa/kelurahan/nama lain yang sejenis dalam wilayah kecamatan. (4) Pendamping desa/kelurahan/nama lain yang sejenis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c bertugas melaksanakan pendampingan KUBE dalam wilayah desa/kelurahan/nama lain yang sejenis. Pasal 9 (1) Pendamping KUBE sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (4) berasal dari: a. tenaga kesejahteraan sosial kecamatan; b. pekerja sosial masyarakat; c. karang taruna; d. pengurus lembaga kesejahteraan sosial; dan/atau e. tokoh pemuda, tokoh agama, atau tokoh masyarakat. (2) Selain pendamping sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pendamping KUBE dapat berasal dari: a. pendamping PKH; atau b. pendamping KAT. Pasal 10 (1) Rekruitmen Pendamping KUBE dilaksanakan oleh Kementerian Sosial melalui unit kerja eselon I yang menangani KUBE. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai Pendamping KUBE diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal. BAB IV BANTUAN SOSIAL DAN PEMANFAATAN Pasal 11 (1) Bantuan Sosial KUBE berupa uang atau barang digunakan untuk kegiatan UEP.

2016, No.24-8- (2) Besarnya jumlah Bantuan Sosial KUBE sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disesuaikan dengan jumlah anggota KUBE. Pasal 12 (1) Bantuan Sosial dimanfaatkan untuk kegiatan yang secara langsung mendukung produktivitas yang dijalankan oleh KUBE. (2) Pemanfaatan dana Bantuan Sosial UEP oleh KUBE, dilaksanakan sesuai dengan proposal dan dibuktikan dengan faktur pembelian barang atau bukti lainnya yang sah. (3) Pemanfaatan dana Bantuan Sosial hanya digunakanuntuk UEP dan tidak dapat digunakan untuk pembelian alat tulis kantor, honorarium pengurus, serta kegiatan politik dan hal lainnya yang tidak terkait dengan produktivitas KUBE. BAB V MEKANISME PENGUSULAN DAN PENYALURAN BANTUAN SOSIAL Pasal 13 Permohonan Bantuan Sosial KUBE dapat diajukan oleh: a. masyarakat atau lembaga kesejahteraan sosial;atau b. dinas sosial kabupaten/kota. Pasal 14 Permohonan Bantuan Sosial KUBE yang diajukan oleh masyarakat atau lembaga kesejahteraan sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf a dilakukan dengan mekanisme: a. mengusulkan proposal KUBE kepada dinas sosial kabupaten/kota; b. dinas sosial kabupaten/kota melakukan verifikasi dan validasi serta seleksi calon penerima Bantuan Sosial dengan melibatkan Pendamping KUBE;

-9-2016, No.24 c. dinas sosial kabupaten/kota merekomendasikan proposalkepada Kementerian Sosial dengan tembusan dinas sosial provinsi; d. unit kerja eselon I yang menangani KUBE melakukan verifikasi; dan e. berdasarkan hasil verifikasi ditetapkan penerima Bantuan Sosial dengan surat keputusan Kuasa Pengguna Anggaran. Pasal 15 PermohonanBantuan Sosial KUBE yang diajukan oleh dinas sosial kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf b dilakukan melalui mekanisme: a. dinas sosial kabupaten/kotamengusulkan permohonan bantuan sosial KUBE kepada Kementerian Sosial dengan dilengkapi data nama dan alamat penerima BantuanSosialdantembusandisampaikan kepada dinas sosial provinsi; b. Direktorat JenderalPenanganan Fakir Miskin cq. Direktorat Penanggulangan Kemiskinan Perdesaan, Direktorat Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan, dan Direktorat Penanggulangan Kemiskinan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil dan Perbatasan antarnegaramelakukan verifikasiberdasarkan usulan dinas sosial kabupaten/kota; c. instansi/dinas sosial kabupaten/kota dalam menerima Bantuan SosialKUBE harus menandatangani surat keterangan bertanggung jawab mutlak bermaterai Rp.6000,00 (enam ribu rupiah). BAB VI INDIKATOR KEBERHASILAN Pasal 16 (1) Keberhasilan KUBE diukur berdasarkan 3 (tiga) aspek indikator: a. kelembagaan;

2016, No.24-10- b. sosial; dan c. ekonomi. (2) Indikator keberhasilankube sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal. BAB VII PENDANAAN Pasal 17 Sumber pendanaan KUBE dapat berasal dari: a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; b. anggaran pendapatan dan belanja daerah; c. dana hibah dalam negeri; dan d. sumber lain yang sah dan tidak mengikat. BAB VIII PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN PELAPORAN Pasal 18 (1) Menteri, gubernur, dan bupati/walikota melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan KUBE. (2) Pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk mengetahui penyimpangan, pelanggaran, hambatan, dan perkembangan pelaksanaan KUBE. (3) Pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan secara rutin. Pasal 19 (1) Menteri, gubernur, dan bupati/walikota melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan KUBE. (2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk menilai pelaksanaan KUBE. (3) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilakukan pada akhir tahun anggaran.

-11-2016, No.24 Pasal 20 (1) Laporan disampaikan ketua kelompok KUBE kepada dinas/instansi sosial kabupaten/kota untuk disampaikan kepada Kementerian Sosial melalui unit kerja eselon I yang menangani KUBE dengan tembusan kepada dinas/instansi sosial provinsi. (2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. laporan keuangan;dan b. laporan pelaksanaan KUBE. (3) Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a merupakan laporan pertanggungjawaban Bantuan Sosial dengan melampirkan: a. berita acara serah terima; b. realisasi rencana anggaran biaya; c. kuitansi dan faktur; dan d. fotocopy buku tabungan; (4) Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disampaikan paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender terhitung sejak tanggal bantuan masuk ke dalam rekening penerima bantuan. (5) Laporan pelaksanaan KUBE sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b terdiri atas: a. aspek sosial; b. aspek kelembagaan manajemen;dan c. perkembangan usaha. (6) Laporan pelaksanaan KUBE sebagaimana dimaksud pada ayat (5) disampaikan paling lambat 6 (enam) bulan kalender setelah bantuan masuk ke dalam rekening penerima bantuan.

2016, No.24-12- BAB IX PENGHARGAAN Pasal 21 KUBE dan Pendamping KUBE yang berprestasi diberikan penghargaan dalam bentuk piagam dan/atau dana pembinaan untuk menambah modal KUBE. BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 22 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 18 Desember 2015 MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, ttd KHOFIFAH INDAR PARAWANSA Diundangkan di Jakarta pada tanggal 11 Januari 2016 DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttdt WIDODO EKATJAHJANA